Menurut bahasa Hadist artinya jalan hidup yang dibiasakan terkadang jalan
tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk. Pengertian Hadist seperti
ini sejalan dengan makna hadis Nabi yang artinya : ”Barang siapa yang
membuat sunnah (kebiasaan) yang terpuji, maka pahala bagi yang membuat
sunnah itu dan pahala bagi orang yang mengerjakannya; dan barang siapa
yangmembuat sunnah yang buruk, maka dosa bagi yang membuat sunnah
yang buruk itu dan dosa bagi orang yangmengerjakannya.
Sementara itu Jumhurul Ulama atau kebanyakan para ulama ahli hadis
mengartikan Al-Hadis, Al-Sunnah, Al-Khabar dan Al-Atsar sama saja, yaitu
segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw, baik dalam
bentuk ucapan, perbuatan maupun ketetapan. Sementara itu ulama Ushul
mengartikan bahwa as-Sunnah adalah sesuatu yang berasal dari Nabi
Muhmmad dalam bentuk ucapan, perbuatan dan persetujuan beliau yang
berkaitan dengan hukum.
Sebagai sumber ajaran Islam kedua, setelah Alquran, Hadist memiliki fungsi
yang pada intinya sejalan dengan alquran. Keberadaan Al-Sunnah tidak
dapat dilepaskan dari adanya sebagian ayat al Qur’an bersifat:
1. Global (garis besar) yang memerlukan perincian.
2. Umum (menyeluruh) yang menghendaki pengecualian.
3. Mutlak (tanpa batas) yang menghendaki pembatasan.
4. Isyarat Alquran yang mengandung makna lebih dari satu (musytarak)
yang menghendaki penetapan makna yang akan dipakai dari dua makna
tersebut, bahkan terdapat sesuatu yang secara khusus tidak dijumpai
keterangannya di dalam Alquran yang selanjutnya diserahkan kepada
hadis nabi.
*
Dr. Rivai Bolotio, M.Pd. Pembelajaran AIK 1