Disusun Oleh :
3B Keperawatan
Kelompok 3
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Makalah ini disusun untuk memenuhi tuga mata kuliah AIK. Kami berharap, makalah
ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan. Tentunya makalah ini jauh dari sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun
Kelompok 3
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagai aqad antara pria dan wanita sebagai calon suami istri untuk memenuhi hajat
yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka
dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui’’.
Maksudnya : hendaklah laki-laki yang belum kawin atau wanita-wanita yang tidak
‘’Wahai sekalian pemuda, barang siapa diantara kalian yang telah mampu hendaklah
dia menikah, karena yang demikian itu lebih menjaga pandangan dan lebih menjaga
kemaluannya, dan barang siapa yang belum mampu hendaklah dia berpuasa, karena
3
Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan sehingga disebut sebagai pasangan suami istri berdasarkan akad nikah
yang diatur menurut hokum islam yang berlaku dengan tujuan untuk membentuk
keluarga sakinah, mawwaddah warrahmah atau dengan ungkapan lain menuju rumah
terjadilah perkawinan liar atau kawin di bawah tangan atau yang lebih tren disebut
nikah siri.
Nikah adalah salah satu asas pokok hidup yang paling utama dalam pergaulan
atau masyarakat yang sempurna. Pernikahan itu bukan saja merupakan satu jalan yang
amat mulia untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan, tetapi juga dapat
dipandang sebagai salah satu jalan menuju pintu perkenalan antara suatu kaum
dengan kaum lain, dan perkenalan itu akan menjadi jalan untuk menyampaikan
Perkawinan adalah aqad antara calon suami istri untuk memenuhi hajat jenis
kelamin yang diatur oleh syari’at. Sedangkan pengertian dari nikah sirri adalah nikah
ke kantor urusan agama atau KUA bagi muslim atau kantor catatan sipil bagi non-
muslim.
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui dan memahami penjelasan nikah sirri dalam perspektif hukum
islam
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kata ”Sirri” dari segi Etimologi berasal dari bahasa Arab, yang arti
sirri ialah : Nikah yang atas pesan suami, para saksi merahasiakannya untuk isterinya
nikah sirri. Nikahnya dapat dibatalkan, dan kedua pelakunya bisa dikenakan hukuman
had (dera atau rajam), jika telah terjadi hubungan seksual antara keduanya dan
diakuinya atau dengan kesaksian empat orang saksi. Demikian juga Madzhab
Hambali, nikah yang telah dilangsungkan menurut ketentuan syari’at Islam adalah
sah, meskipun dirahasiakan oleh kedua mempelai, wali dan para saksinya. Hanya saja
hukumnya makruh. Menurut suatu riwayat, khalifah Umar bin al-Khatthab pernah
Istilah Sirri sebenarnya berarti sesuatu yang bersifat rahasia atau tertutup. Namun
dan seorang perempuan tanpa menggunakan wali atau saksi yang dibenarkan oleh
syariat Islam. Menurut para ulama mereka sepakat bahwa perkawinan jenis ini
adalah perkawinan yang tidak sah dan bahkan disamakan dengan perzinahan
sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi “bahwa suatu pernikahan yang tidak
menghadirkan empat pihak maka termasuk zina, empat pihak itu adalah suami,
6
2. Perkawinan sirri yakni perkawinan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dengan
juga dikatakan tidak dicatat oleh pencatat sebagaimana yang ditegaskan dalam
Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 2 ayat (2) Tiap-tiap
sebenarnya telah sesuai dengan syarat dan rukun perkawinan. Cuma saja
perkawinan tersebut tidak dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Nikah (PPN) atau
KUA.
Makna hukum Islam akan berarti seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah
dan sunah rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini
definisi hukum Islam “Koleksi daya upaya para fuqaha dalam menerapkan Syariat
Islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat”. Lanjutan, hukum Islam itu adalah
hukum yang terus hidup, sesuai dengan Undang-undang gerak dan subur. Dia
mempunyai gerak yang tetap dan perkembangan yang terus menerus. Karenanya
hukum Islam senantiasa berkembang dan perkembangan itu merupakan tabiat hukum
Menurut hukum Islam nikah sirri sah apabila (ada wali, saksi, ijab qabul dan
mahar). Di dalam kompilasi hukum Islam Pasal 2 Ayat 1 ini, dijelaskan bahwa sebuah
perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan
kepercayaannya. Ini berarti bahwa jika suatu perkawinan telah memenuhi syarat dan
rukun nikah atau ijab qabul telah dilaksanakan maka perkawinan tersebut adalah sah
7
terutama di mata agama Islam dan kepercayaan masyarakat perlu disahkan lagi oleh
negara, yang dalam hal ini ketentuannya terdapat pada Pasal 2 Ayat 2 UU
Akta Nikah sebagai bukti dari adanya perkawinan tersebut. Pasal 7 Ayat 1 Kompilasi
Hukum Islam (KHI) “perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan Akta Nikah yang
Nikah sirri dengan pemahaman yang pertama, statusnya tidak sah sebagaimana
yang ditegaskan mayoritas Ulama. Karena diantara syarat sahnya nikah diharuskan
adanya wali dari pihak wanita. Nikah tanpa wali maka dapat dikatakan tidak
memenuhi syarat sahnya sebuah pernikahan. Jika yang dimaksud nikah sirri adalah
nikah di bawah tangan, dalam arti tidak dilaporkan dan dicatat di lembaga resmi yang
mengatur pernikahan, yaitu KUA maka status hukumnya sah, selama memenuhi
syarat dan rukun nikah. Sehingga nikah sirri dengan pemahaman ini tetap
mempersyaratkan adanya wali yang sah, saksi, ijab-qabul akad nikah. Hanya saja,
pernikahan semacam ini sangat tidak dianjurkan, karena beberapa alasan: Pertama,
pemerintah telah menetapkan aturan agar semua bentuk pernikahan dicatat oleh
lembaga resmi yakni KUA. Sementara kita sebagai kaum muslimin, diperintahkan
oleh Allah untuk menaati perintah selama aturan itu tidak bertentangan dengan
syariat. Kedua, adanya pencatatan di KUA akan semakin mengikat kuat kedua belah
pihak. Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut akad nikah dengan perjanjian yang kuat
Artinya :
8
Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul
1. Islam menganggap perkawinan sebagai sebuah perjanjian yang kokoh (Q.S. Al-
Nisa/4:21)
2. Islam memposisikan istri sebagai pakaian suami dan sebaliknya sehingga secara
hokum suami istri harus mempunyai posisi yang sejajar atau semitra. Konsep
nikah sirri bertentangan dengan maslahat primer yang ada dalam hukum islam
keturunan karena tidak adanya perlindungan hukum yang dapat diterima anak
itu. Yaitu nikah sirri, lebih baik ketimbang berzina yang sangat dilaknat oleh Allah
swt. Kalangan Ulama Suni di Indonesia yang berpendapat bahwa nikah sirri adalah
halal berdasarkan nash al-Qur’an dan bahkan tidak sedikit diantaranya yang
Sepanjang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan nikah dalam syariat Islam (ada
wali, saksi, ijab qabul, dan mahar) nikahnya sah secara hukum Islam. Yang pertama
tidak dicatat oleh petugas pencatat nikah, sah secara agama Islam, tidak sah menurut
9
pelaksanaan tersebut adalah tidak ada publikasi, tidak diumumkan secara meluas
kepada masyarakat.
Menurut ajaran Islam, nikah itu tidak boleh secara sembunyi-sembunyi, tetapi
walimah walaupun hanya memotong seekor kambing. Yang bisa peroleh dari
publikasi nikah itu adalah agar terhindar dari fitnah dan buruk sangka orang lain
Walaupun demikian, mungkin dalam satu kasus nikah sirri itu dianggap perlu
pihak istri. Artinya nikah sirri itu dilakukan dalam rangka penyelamatan yang
bersangkutan dari kemungkinan sesuatu mudarat apabila nikah sirri itu cepat-cepat
dipublikasikan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep Islam pernikahan
sirri sangat tidak di anjurkan karena kaum muslimin diperintahkan oleh Allah untuk
menaanti perintah selama aturan itu tidak bertentangan dan juga dengan adanya
ayat 21. Nikah sirri yang diperbolehkan dalam hukum Islam adalah nikah yang syarat
dan rukun nikahnya telah terpenuhi yaitu: wali nikah, dua orang saksi yang adil, ijab
dan qabul. Sementara nikah sirri yang dilakukan tampa adanya wali nikah adalah
tidak sah.
11
DAFTAR PUSTAKA
Syarifuddin, Amir. Hukum Nikah Islam di Indonesia Antara Fikih Munakahat dan Undang-
https://www.academia.edu/20018715/makalah_nikah_sirri
12