Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

NIKAH, WALI, SAKSI, HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI


Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Munakahat
Dosen pengampu: Dr. Abnan Pancasilawati. M.Ag

Dibuat oleh:
Kelompok 1

Muhammad Syihabul Ilmi (2221609003)


Miftahul Saida (2221609008)
Ibnu Syafiq (2221609013)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA
TAHUN PEMBELAJARAN 2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama dan paling utama, puji syukur kami berikan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Allah SWT yang dengan izin-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing
manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang-benderang seperti saat ini.Kami senang dan
bangga dengan pencapaian dalam membuat makalah yang berjudul “NIKAH, WALI, SAKSI,
HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI” ini.
Tentunya dalam menyelesaikan makalah, terdapat banyak tantangan yang harus kami
hadapi, walau begitu rasa susah payah menghadapinya terbayarkan dengan selesainya
makalah.Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
pembuatan makalah, teman-teman anggota kelompok, dan juga para penulis buku dan jurnal
yang menjadi sumber di dalam makalah ini.
Kami menyadari adanya keterbatasan waktu dan sumber daya dalam pembuatan makalah,
yang membuatnya memiliki beberapa kekurangan seperti banyaknya hal yang tidak mampu kami
tulis dalam makalah. Walau begitu, kami percaya dengan adanya makalah ini, dapat membantu
pembaca mendapatkan pengetahuan dan inspirasi yang akan berguna di kemudian hari.

Rabu, 20 September 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................2
A. Pengertian Nikah..................................................................................................................2
B. Syarat Nikah.........................................................................................................................2
C. Rukun Nikah.........................................................................................................................3
D. Syarat Saksi..........................................................................................................................3
E. Syarat-Syarat Wali................................................................................................................4
F. Macam-Macam Wali............................................................................................................4
G. Urutan Wali Nikah................................................................................................................5
H. Hak dan Kewajiban Suami Istri Dalam Berkeluarga............................................................5
BAB 3 PENUTUPAN.....................................................................................................................7
A. Kesimpulan...........................................................................................................................7
B. Saran.....................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................8

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Islam pernikahan adalah perjanjian yang sakral, bermakna ibadah dan mengikuti
Sunnah Rasul. Menikah dilakukan atas dasar saling suka, ikhlas, tanggung jawab, tanpa paksaan
dan mengikuti syarat serta rukun yang berlaku, karena jika tidak maka tidak sah pernikahannya.
Pernikahan adalah ikatan batin antara pria dan wanita sebagai suami-istri.
Pernikahan jugalah yang menyebabkan berkembangnya manusia. Tujuan dari pernikahan
adalah memenuhi kebutuhan biologis, tapi harus menaati perintah Allah SWT dan Rasulnya agar
dapat bernilai ibadah.. Tujuan lain pernikahan adalah membina keluarga yang sejahtera dan
mendatangkan manfaat bagi semua orang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Nikah
2. Syarat Nikah
3. Rukun Nikah
4. Syarat Wali
5. Macam-Macam Wali
6. Syarat Saksi
7. Hak dan Kewajiban Suami Istri

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian nikah
2. Mengetahui syarat dan rukun nikah
3. Mengetahui syarat dan macam-macam wali
4. Mengetahui syarat menjadi saksi
5. Mengetahui hak dan kewajiban suami istri

1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nikah
Nikah adalah akad perkawinan yang dilaksanakan dengan aturan-aturan hukum dan
ajaran agama yang berlaku. Kata nikah berasal dari bahasa Arab yang artinya berasatu,
berkumpul dan berhubungan. Secara terminology berarti proses akad perkawinan yang bertujuan
mendapatkan pengakuan serta mengubah hubungan seksual antar laki-laki dan perempuan
menjadi halal.
B. Syarat Nikah
1. Islam
Baik laki-laki maupun perempuan mesti beragama Islam. Apabila salah satunya tidak
Islam maka pernikahan tidak sah.
2. Baligh dan Berakal
3. Bukan mahram
Kedua calon pengantin bukanlah mahram (orang yang haram untuk dinikahi karena nasab
atau sepersusuan), menandakan tidak terdapat unsur penghalang dalam pernikahan. Maka dari itu
calon mempelai harus mencari jejak dari pasangannya.
4. Wali bagi calon pengantin perempuan
Wali bagi calon pengantin perempuan hukumnya wajib dan harus ada, jika tidak
pernikahan yang dilakukan akan tidak sah. Dalam Islam penetuan wali juga ada aturannya
sehingga tidak bisa sembarang orang dapat menjadi wali. Sebagaimana yang disebutkan dalam
hadist
“Dari Abu Hurairah ia berkata, bersabda Rasulullah: ‘Perempuan tidak boleh menikahkan
(menjadi wali)terhadap perempuan dan tidak boleh menikahkan dirinya.” (HR. ad-
Daruqutni dan Ibnu Majah).
5. Sedang tidak ihram atau haji
Para ulama melarang adanya pernikahan saat sedang haji atau ihram. Karena salah
satu larangan saat berhaji adalah tidak boleh melaksanakan pernikahan ataupun menjadi
wali. Sebagaimana dalam hadist Bukhari “Rasulullah bersabda bahwa seorang yang sedang
ber-ihram tidak boleh menikahkan, tidak boleh dinikahkan, dan tidak boleh mengkhitbah” (HR.
Bukhari).
6. Dihadiri minimal 2 orang saksi
Selain wali pernikahan juga perlu dihadiri 2 orang saksi, satu berasal dari pihak
calon laki-laki dan satunya lagi berasal dari pihak calon perempuan. Menjadi saksi juga
tidak sembarangan, Islam telah mengatur syarat yang diperlukan untuk menjadi saksi.

2
7. Atas dasar cinta, tidak ada paksaan
Pernikahan harus dasar saling menyukai, mencintai dan sepakat untuk menikah.
Tidak ada paksaan dari kedua belah pihak, jika terdapat paksaan bisa jadi pernikahan
tersebut tidak sah.
C. Rukun Nikah
1. Calon Pengantin
Ada kedua calon pengantin yang telah memenuhi syarat dan sudah siap untuk
menikah.
2. Wali dari calon perempuan
Wali yang hadir haruslah memenuhi per syaratan dan dapat menjalaskan tugasnya
sebaik-baiknya. 1
3. Saksi minimal 2
Saksi yang hadir haruslah bersikap adil, menyaksikan jalannya akad nikah serta
memenuhi persyaratannya menjadi saksi. Saksi akan berperan sangat penting kedepannya
apabila terjadi sengketa antara suami dan istri, saksi akan memberi keterangan.
4. Ijab Qabul
Ijab Qabul memiliki makna penyerahan (Ijab) dari pihak pertama dan penerimaan
(Qabul) dari pihak kedua.
D. Syarat Saksi
1. Berakal, Tidak sah dianggap seorang saksi jika orang tersebut gila, bodoh dan lain-
lain.
2. Baligh, Anak kecil tidak dapat menjadi saksi nikah walaupun telah mumayiz.
Sedangkan untuk syarat selanjutnya masih terdapat perbedaan dari para ulama
3. Harus dua orang, sedangkan menurut Hanafi, satu orang laki-laki sebagai saksi
nikah saja sudah sah.
4. Harus Laki-laki, menurut para ulama saksi harus laki-laki, namun menurut Hanafi
dibolehkan saksi nikah seorang laki-laki dan dua orang perempuan.
5. Adil walaupun secara zhahir (jelas). Sedangkan menurut Hanafi adil bukan syarat
saksi, seorang saksi diperbolehkan menjadi saksi walaupun fasik.
6. Islam, menurut sebagian ulama saksi harus beragama Islam. Sedangkan Hanafi
beranggapan ahli kitab boleh menjadi saksi.
7. Bisa mendengar, tidak sah apabila saksi tersebut buta menurut Hanafi, sedangkan
menurut jumhur ulama sah.

1
Aisyah Ayu Musyafah, “Perkawinan Dalam Perspektif Filosofis Hukum Islam,” Crepido 2, no. 2 (2020): 111–22,
https://doi.org/10.14710/crepido.2.2.111-122.

3
8. Bisa mendengar dan paham perkataan yang berakad, tidak sah akad nikah jika
saksi tidak dapat mendengar menurut para ulama. 2

E. Syarat-Syarat Wali
1. Laki-Laki
2. Baligh dan Berakal sehat
3. Islam
4. Adil
5. Tidak dalam haji atau Ihram. 3

F. Macam-Macam Wali
1. Wali Menurut Asal-Muasalnya
a. Wali Nasab
Wali yang berasal dari keluarga calon pengantin wanita dan berhak menjadi wali.
b. Wali Hakim
Orang yang diangkat pemerintah atau organisasi untuk diberi wewenang bertindak
sebagai wali. Ada beberapa syarat untuk menggunakan wali Hakim
1) Tidak punya wali nasab karena mati
2) Wali berada di tempat jauh
3) Walinya dipenjara
4) Walinya ‘Adal (menentang atau menolak)

2. Wali Menurut Keberadaannya


1) Wali Aqrab (Ayah, jika tidak ada ayah pindah pada kakek)
2) Wali ab’ad (wali dalam garis kerabat selain ayah, kakek, anak dan cucu)

3. Wali Menurut Kekuasaannya


1) Wali Mujbir, wali yang berhak atau punya daya paksa untuk menikahkan. Bapak,
kakek dan nasab keatas, serta tuan yang berwewenang pada budak wanitanya.
2) Wali Gairu Mujbir, wali yang tidak memiliki daya paksa tapi memberikan pilihan

2
M Karya Mukhsin, “Saksi Yang Adil Dalam Akad Nikah Menurut Imam,” Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman 18,
no. 1 (2020): 92, https://doi.org/10.24014/af.v18i1.7303.
3
Eni, “TINJAUAN UMUM AKAD NIKAH TANPA WALI MENURUT MADZHAB,” Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., no. Mi (1967): 5–24.

4
G. Urutan Wali Nikah
Urutan wali dalam mazhab Syafi’i ada 9, yaitu:
1. Bapak, jika tidak ada maka kakek
2. Saudara laki-laki sekandung
3. Saudara laki-laki sebapak
4. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
5. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
6. Paman sekandung
7. Paman sebapak
8. Anak laki-laki paman sekandung
9. Anak laki-laki paman sebapak. 4

H. Hak dan Kewajiban Suami Istri Dalam Berkeluarga


Pernikahan bertujuan membentuk rumah tangga yang Sakinah mawaddah wa
rahmah (harmonis yang dilandasi rasa kasih sayang), caranya dengan melaksanakan hak
dan kewajiban suami dan istri. Diantara hak dan kewajiban suami istri adalah :
a. Hak dan Kewajiban Suami
1. Pemberian Nafkah
Seorang suami wajib memberi nafkah kepada istri sebagaimana yang disebutkan
dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 233 “Dan kewajiban ayah memberi makan dan
Pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut
kadar kesanggupannya.”.
Pemberian nafkah bisa berarti memenuhi kebutuhan makanan, pengobatan, pakaian
dan tempat tinggal. Pemberian nafkah tadi termasuk ke dalam nafkah lahir, ada juga
nafkah batin seperti kasih sayang, cinta dan perhatian.
2. Menggauli Istri Secara Makruf (Baik)
3. Memimpin dan memelihara anggota keluarga dengan penuh tanggung jawab
4. Membantu istri dalam pekerjaan sehari-hari, seperti membantu menjaga anak,
mencuci piring dan baju.
5. Menjaga martabat dan kehormatan istri.
Contohnya seperti memberikan atau mengingatkan istri tentang agama agar taat
kepada Allah SWT dan Rasulnya. 5

4
Muhammad Lutfi Syarifuddin, “Tinjauan Umum Tentang Wali Nikah,” Nuevos Sistemas de Comunicación e
Información, 2021, 27–44, http://repository.uin-suska.ac.id/2732/4/BAB III.pdf.
5
Tim, “Macam-Macam Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dalam Islam,” CNN Indonesia, 2022,
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20221209094128-569-885061/macam-macam-hak-dan-kewajiban-suami-
istri-dalam-islam.

5
b. Hak dan Kewajiban Istri
1. Istri wajib patuh dan taat kepada suami
Istri wajib patuh dan taat kepada suami selama apa yang dilakukan suami
bertujuan baik dan benar.
2. Menjaga kehormatan diri sebagai istri serta keluarga dan menjaga harta benda
suami
Menjaga kehormatan istri dan keluarga dengan cara menjaga diri ketika suami
sedang tidak ada, tidak melakukan hal-hal yang dapat mengundang fitnah dan menutup
aib keluarga. Sedangkan menjaga harta benda suami adalah menggunakan sebaik
mungkin harta atau benda pemberian suami.
3. Mengurus dan mengatur rumah tangga
4. Memelihara dan mendidik anak
5. Berhias untuk suami, karena berhias untuk suami termasuk ibadah
6. Rida’ dan bersyukur
7. Menjaga ketertiban dirumah agar tentram, nyaman dan menyenangkan. 6

6
Haris Hidayatulloh, “Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dalam Al-Qur’an,” Jurnal Hukum Keluarga Islam 4, no. 2
(2019): 143–65, http://journal.unipdu.ac.id/index.php/jhki/article/view/1908.

6
BAB 3
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Pernikahan dalam Islam memiliki syarat dan ketentuan yang ketat, jika satu saja
tida terlaksanakan maka tidak sah pernikahannya. Nikah dapat menjauhkan dari zina
nikah juga sunnah dari Rasulullah SAW. Setelah menikah tentu ada hak dan kewajiban
seorang suami dan istri yang mesti dilakukan agar dapat menjadi keluarga Sakinah
Mawaddah Wa Rahmah.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan dari para
pembaca, serta menambah wawasan para pembaca tentang nikah dalam Islam.

7
DAFTAR PUSTAKA
Eni. “TINJAUAN UMUM AKAD NIKAH TANPA WALI MENURUT MADZHAB.”
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., no. Mi (1967): 5–24.
Hidayatulloh, Haris. “Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dalam Al-Qur’an.” Jurnal Hukum
Keluarga Islam 4, no. 2 (2019): 143–65.
http://journal.unipdu.ac.id/index.php/jhki/article/view/1908.
Mukhsin, M Karya. “Saksi Yang Adil Dalam Akad Nikah Menurut Imam.” Al-Fikra : Jurnal
Ilmiah Keislaman 18, no. 1 (2020): 92. https://doi.org/10.24014/af.v18i1.7303.
Musyafah, Aisyah Ayu. “Perkawinan Dalam Perspektif Filosofis Hukum Islam.” Crepido 2, no.
2 (2020): 111–22. https://doi.org/10.14710/crepido.2.2.111-122.
Syarifuddin, Muhammad Lutfi. “Tinjauan Umum Tentang Wali Nikah.” Nuevos Sistemas de
Comunicación e Información, 2021, 27–44. http://repository.uin-suska.ac.id/2732/4/BAB
III.pdf.
Tim. “Macam-Macam Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dalam Islam.” CNN Indonesia, 2022.
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20221209094128-569-885061/macam-macam-hak-
dan-kewajiban-suami-istri-dalam-islam.

Anda mungkin juga menyukai