ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bagi saya sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mengelola sebuah negara, pasti akan terdapat lembaga negara.
Keberadaan lembaga negara tersebut dapat membantu melaksanakan
fungsinya, dengan tujuan memajukan bangsa dan negara. Maka dari itu,
keberadaan lembaga negara merupakan salah satu unsur penting dalam
berdirinya sebuah negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Akad Nikah?
2. Bagaimana pelaksanaan Akad Nikah?
3. Bagaimana proses Akad Nikah?
C. Manfaat
4. Untuk mengetahui apa pengertian Akad Nikah
5. Untuk mempelajari pelaksanaan dan fungsi Akad Nikah
6. Untuk membantu dan mengingat bagaimana proses Akad Nikah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Akad nikah adalah istilah yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi banyak
orang. Akad nikah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam agama Islam.
Bahkan, pernikahan dalam ajaran Islam dinilai sebagai aktivitas peribadatan yang penuh
kenikmatan sekaligus memperoleh ganjaran.
Akad sendiri memiliki makna yaitu janji, perjanjian, atau kontrak. Sementara itu,
nikah mempunyai makna ikatan (akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan
ketentuan hukum dan ajaran agama.
Akad nikah adalah pelaksanaan nikah dengan ijab dan kabul. Jadi, akad nikah
berkaitan dengan perjanjian yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan untuk hidup
bersama melalui akad menurut syariat Islam.
A. Akad Nikah
kata nikah berasal dari bahasa Arab Al-Jam’u yang berarti bertemu atau berkumpul.
Menurut istilah, nikah adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan
perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga melalui akad yang dilakukan
menurut hukum syariat Islam.
”Dari Abdullah bin Mas’ud RA Rasulullah Saw berkata kepada kami. Hai para pemuda,
barangsiapa di antara kamu telah sanggup menikah, maka menikahlah. Karena menikah
itu dapat menundukkan mata dan memelihara faraj (kelamin) dan barang siapa tidak
sanggup maka hendaklah berpuasa karena puasa itu menjadi perisai (dapat melemahkan
sahwat)”. (HR. Bukhari Muslim)
Menurut sebagian besar ulama, hukum nikah adalah mubah dalam artian
boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan. Meskipun demikian ditinjau dari
segi kondisi orang yang akan melakukan pernikahan, hukum nikah dapat
berubah menjadi wajib, sunah, makruh, dan haram.
2
B. Syarat Sah Akad Nikah
syarat ijab dan kabul dalam akad nikah adalah sebagai berikut:
3. Menggunakan kata-kata nikah atau tazwij, atau terjemah dari kata-kata nikah atau
tazwij
6. Orang yang terkait dengan ijab dan kabul itu tidak sedang dalam ihram haji atau
umrah
7. Majelis ijab dan kabul itu harus dihadiri minimal empat orang, yaitu calon mempelai
pria atau wakilnya, wali dari mempelai wanita atau wakilnya, dan dua orang saksi (A.
Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia, 1995:243).
Dijelaskan secara rinci tentang pelaksanaan akad nikah, yaitu sebagai berikut:
1. Waktu pelaksanaan akad nikah. Akad nikah dilangsungkan setelah lewat 10 hari kerja
terhitung sejak tanggal pengumuman. Apabila akad nikah akan dilangsungkan kurang dari
10 hari tersebut karena suatu alasan yang penting, harus ada dispensasi dari camat atas
nama Bupati Kepala Daerah.
3
Tempat pelaksanaan akad nikah juga bisa dilaksakanan di luar Balai Nikah, seperti di
rumah calon istri atau di masjid, yang pengaturannya diserahkan kepada yang mempunyai
hajat, asal tidak menyalahi hukum Islam dan peraturan yang berlaku, seperti tempat duduk
calon pengantin, wali/wakilnya, saksi-saksi, PPN/Pembantu PPN dan undangan.
3. Hadirin Akad Nikah. Orang-orang yang menghadiri akad nikah di antaranya yaitu
PPN/Penghulu/Pembantu PPN, wali nikah atau wakilnya, calon suami atau wakilnya,
calon istri (sesuai keadaan setempat), dua orang saksi yang memenuhi syarat, serta para
pengantar/undangan.
Dalam rangkaian upacara akad nikah, didahului dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an,
pembacaan khutbah nikah yang diawali dengan hamdalah, syahadat, shalawat kepada Nabi
SAW, beberapa ayat Al-Qur'an dan hadis, serta nasihat yang berhubungan dengan
perkawinan dan penjelasan tentang tujuan perkawinan untuk mencapai rumah tangga
bahagia (sakinah). Sejauh yang memungkinkan disebutkan juga sedikitnya satu pasal dari
Undang-undang Perkawinan.
Setelah itu acara ijab diucapkan oleh wali mempelai wanita atau yang mewakilinya.
Apabila diserahkan kepada wakil, sebelum ijab terlebih dahulu ada akad wakalah, yaitu
penyerahan hak untuk menikahkan calon mempelai wanita dari wali kepada wakil yang
ditunjuk.
3. Doa
Selanjutnya, setelah ijab dan kabul dilaksanakan, ditutup dengan doa untuk diridoinya
pernikahan tersebut oleh Allah SWT.
4
4. Tanda Tangan Akta Perkawinan
5
BAB III
PENUTUP
Makalah ini membahas konsep akad nikah dalam konteks keagamaan islam. nikah merupakan suatu
ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah
tangga melalui akad yang dilakukan menurut hukum syariat Islam.
Adapun syarat ijab dan kabul dalam akad nikah adalah sebagai berikut:
- Adanya pernyataan mengawinkan dari wali
- Adanya pernyataan penerimaan dari calon mempelai pria
- Menggunakan kata-kata nikah atau tazwij, atau terjemahnya.
- Antara ijab dan kabul bersambungan
- Antara ijab dan kabul jelas maknanya
- Orang yang terkait dengan ijab dan kabul itu tidak sedang dalam ihram haji atau umrah
- Majelis ijab dan kabul itu harus dihadiri minimal empat orang, yaitu calon mempelai pria atau
wakilnya, wali dari mempelai wanita atau wakilnya, dan dua orang saksi.
Dijelaskan tentang pelaksanaan akad nikah, yaitu sebagai berikut:
Akad nikah dilangsungkan setelah lewat 10 hari kerja terhitung sejak tanggal pengumuman.
Tempat dilangsungkannya akad nikah dapat dilaksanakan di Balai Nikah/Kantor Urusan agama.
Tempat pelaksanaan akad nikah juga bisa dilaksakanan di luar Balai Nikah, seperti di rumah calon
istri atau di masjid,
Orang-orang yang menghadiri akad nikah di antaranya yaitu PPN/Penghulu, wali nikah, calon suami,
calon istri, dua orang saksi yang memenuhi syarat, serta para pengantar/undangan.
Kemudian Proses Acara Akad Nikah
Dimulai dengan Pembacaan Ayat Suci Al-Quran dan Khutbah Pernikahan dilanjutkan dengan acara
ijab kabul setelah itu doa untuk ridho allah swt atas pernikahan tersebut yang kemudian di akhiri
dengan tanda tangan akta perkawinan.
6
DAFTAR PUSTAKA