Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERNIKAHAN DALAM ISLAM

PENGERTIAN DAN ANJURAN PERNIKAHAN


TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Disusun Oleh:

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1


DUKUHTURI
Jl. Raya Karanganyar No.17  (0283) 351533, Fax. (0283) 322075
Dukuhturi, 52192 Kabupaten Tegal
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT , yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Berkat
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pengerjaan makalah
mengenai pernikahan dalam agama Islam.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, masukan, kritik, dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sangat kami hargai, demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi serta pemahaman yang lebih
mendalam tentang nilai-nilai pernikahan dalam agama Islam. Dan kami berharap bahwa
makalah ini bisa bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan
rahmat-Nya kepada kita.

Tegal, 25 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................................1
C. Manfaat............................................................................................................................1
D. Rumusan Masalah............................................................................................................1
E. Batasan Masalah..............................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................3
PENGERTIAN NIKAH..............................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................5
ANJURAN MENIKAH DALAM ISLAM.................................................................................5
A. Anjuran Menikah.............................................................................................................5
B. Memilih Istri....................................................................................................................9
C. Memilih Suami...............................................................................................................10
D. Macam-Macam Nikah...................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala sebagai
makhluk yang sempurna. Manusia juga sebagai makhluk yang memiliki naluri ataupun
keinginan di dalam dirinya. Kewajiban seorang muslim yakni harus menaati perintah dari
Allah. Dalam hal ibadah manusia harus menuntut ilmu dan mempelajari tentang agama.
Salah satu perintah dari Allah adalah menyempurnakan agama sesuai firman-Nya
dalam Q.S An-Nur [24] : 32 yang berisi perintah untuk menikah. Perintah ini – menurut
sebagian ulama – bersifat wajib bagi orang yang telah mampu melaksanakannya. Pandangan
tersebut didasarkan pada hadis nabi Muhammad SAW yang menyeru para pemuda apabila
telah mampu hendaknya segera menikah.
Dalam agama Islam, pernikahan merupakan ibadah yang mulia dan suci. Untuk itu,
menikah tidak boleh dilakukan secara sembarangan karena ini merupakan bentuk ibadah
terpanjang dan selayaknya dapat dijaga hingga maut memisahkan. Sesungguhnya Islam telah
memberikan tuntunan kepada pemeluknya yang akan memasuki jenjang pernikahan, lengkap
dengan tata cara atau aturan-aturan Allah.
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui arti pernikahan
2. Untuk mengetahui Dalil Al-Qur’an dan Hadist yang menjelaskan tentang
3. Memahami peran dan pentingnya pernikahan dalam agama Islam dalam membentuk
kehidupan sosial dan spiritual individu Muslim.
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari pelajaran mengenai pernikahan
1. Memahami pengertian pernikahan.
2. Mengetahui Firman dan hadist tentang pernikahan.
3. Memberikan wawasan tentang pernikahan dalam agama Islam

1
2

D. Rumusan Masalah
Beberapa permasalahan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian pernikahan dari segi bahasa, istilah maupun pengertian pernikahan dalam
Al-Quran
2. Pengertian pernikahan menurut ahli ushul dan UUD
3. Anjuran menikah menurut Al-Quran, hadist, dan ucapan para sabahat Nabi
Muhammad SAW
4. Dalil mengenai pernikahan
5. Aspek-aspek yang berkaitan dengan pernikahan dalam agama Islam
E. Batasan Masalah
Dari beberapa rumusan masalah di atas agar pembahasan lebih berfokus dan berbobot
topik atau permasalahan dibatasi hanya pada "Pengertian menikah dan anjuran menikah
dalam Islam".
BAB II
PENGERTIAN NIKAH

1. Pengertian nikah menurut bahasa


Nikah secara bahasa adalah berkumpul dan bergabung. Dalam bahasa Arab dikatakan,
nakahat asy asyjar "yaitu pohon-pohon tumbuh saling berdekatan dan berkumpul dalam
satu tempat. Imam Nawawi mendefinisikan bahwa nikah secara bahasa adalah bergabung
yang terkadang digunakan untuk menyebut "akad nikah" dan digunakan untuk menyebut
hubungan suami istri. Nikah secara istilah adalah akad yang dilakukan antara laki-laki
dan perempuan yang dengannya dihalalkan baginya untuk melakukan hubungan suami
istri. Sebagian ularna mengatakan bahwa nikah adalah ikatan syar'i yang menghalalkan.
2. Pengertian nikah menurut pendapat ahli ushul, sebagai berikut:
a) Ulama Syafi'iyah, berpendapat: Kata nikah, menurut arti sebenarnya (hakiki) berarti
akad, dan dalam arti tidak sebenarnya (majazi) arti nikah berarti bersetubuh dengan
lawan jenis.
b) Ulama Hanafiyah, berpendapat : Kata nikah, menurut arti sebenarnya (hakiki)
berarti bersetubuh dan dalam arti tidak sebenarnya (majazi) arti nikah berarti akad
yang menghalalkan hubungan kelamin antara pria dan wanita, pendapat ini
sebalinya dari pendapat ulama ulama syafi'iyah.
3. Pengertian Pernikahan menurut UUD
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan disebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria
dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah
tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
4. Pengertian Pernikahan menurut Al-quran
Dalam Al-Qur’an dan sunah, kata nikah terkadang digunakan untuk menyebut akad
nikah tetapi terkadang juga dipakai untuk menyebut hubungan suami istri. Contohnya,
ayat yang menjelaskan nikah berarti akad nikah adalah firman Allah Ta’ala berikut.
‫َو ِاْن ِخ ْفُتْم َأاَّل ُتْقِس ُطوا ِفي اْلَيَتى َفاْنِكُحوا َم ا َطاَب َلُك ْم ِم َن الِّنَس اِء َم ْثَنى َو ُثلَك َو ُربع * َف ِإْن ِخ ْفُتْم َأاَّل َتْع ِد ُلوا َفَو اِح َد ًة َأْو َم ا َم َلَك ْت‬
‫َأْيَم اُنُك ْم َذ ِلَك َأْد َنى َأاَل َتُعوُلوا‬
Artinya:

3
“Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang
kamu senangi

4
5

dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka
(nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang
demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim.” (QS. An-Nisa/4: 3)
Contoh ayat yang menjelaskan kata nikah berarti melakukan hubungan suami istri
adalah firman Allah Ta’ala berikut:
‫َفِإْن َطَّلَقَها َفاَل َتِح ُّل َلُه ِم ْن َبْعُد َح َّتى َتْنِكَح َز ْو ًجا َغْيَر ًة َفِإْن َطَّلَقَها َفاَل ُجَناَح َع َلْيِهَم ا َأْن قے يترا َجَع ا ِإْن َظَن ا َاْن ُيِقيَم ا ُح ُد وَد ِهللا‬
‫* َوِتْلَك ُح ُدوُد ِهَّللا ُيَبِّيُنَها ِلَقْو ٍم َيْع َلُم وَن‬
Artinya:
“Kemudian jika dia menceraikannya (setelah talak yang kedua), maka perempuan itu
tidak halal lagi baginya sebelum dia menikah dengan suami yang lain. Kemudian, jika
suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (suami pertama
dan bekas istri) untuk menikah kembali jika keduanya berpendapat akan dapat
menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah ketentuan-ketentuan Allah yang diterangkan-
Nya kepada orang-orang yang berpengetahuan.” (Q.S. al-Baqarah/2: 230)
BAB III
ANJURAN MENIKAH DALAM ISLAM

A. Anjuran Menikah dalam Al-Quran dan hadist


Menikah dan kehidupan berkeluarga merupakan salah satu sunatullah terhadap
makhluk-Nya. Manusia adalah makhluk yang dimuliakan sehingga di dalam menjalankan
hubungan antara sesama manusia ada ketentuan dan persyaratan yang sesuai dengan
kehormatannya. Untuk memelihara kemuliaan dan menjaga kesuciaannya manusia harus
melakukan pernikahan syari yang menjadikan hubungan antara seorang pria dengan seorang
wanita mulia, dilandasi ole keridaan, diiringi oleh ijab kabul, kelembutan, serta kasih sayang.
Dengan demikian, manusia bisa menyalurkan syahwatnya dengan cara benar, menjaga
keturunan, dan mengikuti sunah Rasulullah. Anjuran menikah terdapat di dalam Al-Qur'an
dan sunah, di antaranya sebagai berikut.
1. Q.S. an-Nisa'/4:1
‫َياُّيَها الَّن اُس اَّتُق وا َر َّبُك ُم اَّل ِذ ي َخ َلَقُك ْم ِم ْن َّنْفٍس َو اِح َدٍة َو َخ َل َق ِم ْنَه ا َز ْو َجَه ا َو َبَّث ِم ْنُهَم ا ِر َج ااًل َك ِث يًرا َو ِنَس اًء َو اَّتُق وا َهللا اَّل ِذ ي‬
‫َتَس اَء ُلوَن ِبِه َو اَأْلْر َح اَم ِإَّن َهَّللا َك ا َن َع َلْيُك ْم َرِقيًبا وا‬
Artinya:
"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah
kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan
kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu." (Q.S. an-Nisa'/4: 1)
2. Q.S. ar-Rum/30: 21
‫َوِم ْن أيِته َأْن َخ َلَق َلُك ْم ِم ْن َاْنُفِس ُك ْم َأْز َو ا جا ِلَتْس ُكُنوا ِإَلْيَها َو َجَعَل َبْيَنُك ْم َم َو َّد ًة َو َر ْح َم ًة ِإَّن ِفي َذ ِلَك َأَلْيِت ِلَقْو ٍم َيَتَفَّك ُروَن‬
Artinya:
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-
pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."
(Q.S. ar-Rum/30: 21)
3. Hadis Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam
‫َع ِن اْبِن َم ْس ُعْو ٍد َقاَل َقاَل َر ُسْو ُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيا َم ْعَش َر الَّشَباِب من اْسَتَطاَع ِم ْنُك ُم اْلَباَء َة َفْلَيَتَز َّو ْج َفِإَّنُه َاَغُّض ِلْلَبَص ِر‬
)‫َو َأْح َص ُن ِلْلَفْر ِج َو َم ْن لم َيْسَتِط ْع َفَع َلْيِه ِبالَّصْو ِم َفِإَّنُه َلُه ِو َج اًء (رواه الجماعة‬
5
Artinya:

7
6

"Dari Ibnu Masud ia berkata, "Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Hai
para pemuda Barang siapa di antara kamu yang sudah mampu menikah, maka menikahlah
karena sesungguhnya menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih dapat
menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu maka hendaklah ia berpuasa karena
berpuasa itu baginya menjadi pengekang syahwat." (H.R. al-Jama'ah)
‫َع ْن َسُمَر َة َأَّن َر ُسوَل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َنَهى َع ِن الَّتَبُت ِل َز اَد َزْي ُد ْبُن َأْح َر َم َو َق َر َأ َقَت اَد ُة {َو َلَق ْد َأْر َس ْلَنا ُرُس اًل ِم ْن َقْبِل َك‬
‫َو َجَع ْلَنا َلُهْم َأْز َو اًجا َو ُذ ِّرَّيًة (رواه الترمذي وابن ماجه‬
Artinya:
"Dari Samurah bahwasanya Rasulullah melarang membujang. Zaid bin Ahzam
menambahkan, "Dan Qatadah membaca ayat, "Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa
rasul sebelum engkau (Muhammad) dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan
(Q.S. ar-Ra'd/13: 38). "(H.R. at-Tirmizi dan Ibnu Majah)
Disunahkan bagi orang yang ingin menikah untuk memilih calon istri yang penuh
kasih sayang, bisa memiliki keturunan, dan memiliki kemantapan dalam agama serta
kehormatannya. Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
‫َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َع ِن الَّنِبي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل ُتْنَك ُح اْلَم ْر َأُة َأِلْر َب ِع ِلَم اِلَه ا َوِلَنَس ِبَها َو ِلَج َم اِلَه ا َو ِل ِد ْيِنَها َف اْظَفْر ِب َذ اِت الِّديِن‬
)‫َتِرَبْت َيَداك(رواه مسلم‬
Artinya:
"Dari Abu Hurairah dari Nabi sallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda, "Seorang
wanita dinikahi karena empat sebab; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, serta
agamanya. Pilihlah dia yang mengerti agama. Maka kamu akan selamat." (H.R. Muslim)
Sebaik-baik perempuan adalah seorang perempuan salihah yang membuat diri suami
senang ketika melihatnya, menaatinya ketika diperintah, tidak menyelisihi dengan jiwa
ataupun hartanya atas apa yang dibenci, melaksanakan apa yang Allah Ta'ala perintahkan,
serta menjauhi seluruh apa yang Allah Ta'ala larang. Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
)‫َع ْن َع ْبِد ِهَّللا ْبِن َع ْم ٍر و َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل الُّد ْنَيا َم َتاٌع َو َخْيُر َم َتاِع الُّد ْنَيا اْلَم ْر َأُة الَّصاِلَح ُة (رواه مسلم‬
Artinya:
"Dari Abdullah bin 'Amr bahwasanya Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah seorang perempuan salihah."
(H.R. Muslim)
7

Dianjurkan bagi orang yang akan meminang seorang perempuan untuk melihat
darinya apa-apa yang bisa menjadikannya tertarik untuk menikahinya tanpa khalwat (berdua-
duaan tanpa ada orang lain), tanpa menyalami ataupun menyentuhnya, serta tidak boleh pula
baginya untuk menyebarkan apa yang telah dia lihat. Begitu pula bagi seorang perempuan
dianjurkan pula untuk melihat kepada orang yang melamarnya. Jika laki-laki tersebut tidak
bisa melihatnya, hendaklah dia mengutus seorang perempuan yang bisa dipercaya untuk
melihatnya kemudian menyifatinya kepada dirinya. Di dalam melamar ada beberapa
ketentuan, di antaranya sebagai berikut:
a. Diharamkan bagi seorang laki-laki untuk melamar perempuan yang telah dilamar oleh
saudaranya sampai orang yang pertama meninggalkannya (membatalkan lamaran),
memberi izin kepadanya, ataupun jika dia telah ditolak oleh pihak wanita. Jika dia
melamar di atas lamaran laki-laki pertama, maka lamarannya sah. Akan tetapi, dia
berdosa dan telah berbuat maksiat terhadap Allah Ta'ala dan Rasul-Nya.
b. Diharamkan untuk melamar dengan terang-terangan terhadap seorang perempuan
yang masih berada dalam iddah atas kematian suaminya dan mubanah (yang ditalak
bain). Akan tetapi, dibolehkan baginya untuk menawarkan, seperti dengan perkataan
saya menyukai wanita seperti Anda sedangkan perempuan cukup menjawab orang
sepertimu tidak akan ditolak dan lainnya dari perkataan yang serupa.
c. Dibolehkan untuk berterus terang ataupun menyindir ketika meminang seorang
perempuan yang masih berada dalam masa iddah perceraian jika perceraian itu dalam
bentuk talak bain, walaupun belum mencapai talak tiga. Diharamkan untuk berterus
terang ataupun menyinggung perempuan yang masih dalam masa iddah dari talak raj'i.

B. Anjuran menikah menurut para sahabat dan Tabi'in


Berikut ini sebagian ucapan para Sahabat dan Tabi’in yang menganjurkan untuk
menikah.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Sa’id bin Jubair, Ibnu ‘Abbas bertanya kepadaku: “Apakah
engkau sudah me-nikah?” Aku menjawab: “Belum.” Dia mengatakan: “Me-nikahlah, karena
sebaik-baik umat ini adalah yang paling banyak isterinya.”[20]
‘Abdullah bin Mas’ud berkata: “Seandainya aku tahu bahwa ajalku tinggal 10 hari lagi,
niscaya aku ingin pada malam-malam yang tersisa tersebut seorang isteri tidak berpisah
dariku.”[21]
Imam Ahmad ditanya: “Apakah seseorang diberi pahala bila mendatangi isterinya, sedangkan
dia tidak memiliki syahwat?” Ia menjawab: “Ya, demi Allah, karena ia meng-inginkan anak.
8

Jika tidak menginginkan anak, maka ia mengatakan: ‘Ini adalah wanita muda.’
Jadi, mengapa ia tidak diberi pahala?”[22]
Maisarah berkata, Thawus berkata kepadaku: “Engkau benar-benar menikah atau
aku mengatakan kepadamu seperti apa yang dikatakan ‘Umar kepada Abu Zawa-
id: ‘Tidak ada yang menghalangimu untuk menikah kecuali kelemahan atau
banyak dosa.’”[23]
Wahb bin Munabbih rahimahullah berkata: “Bujangan itu seperti pohon di tanah
gersang yang diombang-ambingkan angin, demikian dan demikian.”[24]
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pernikahan merupakan suatu akad untuk menghalalkan hubungan antara laki-
laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hidup berkeluarga yang
diridhoi oleh Allah SWT. Dasar hukum pernikahan banyak tercantum dalam Al-
Alquran dan hadits-hadits.
Pernikahan merupakan Sunnah Rasulullah. Pada dasarnya, tujuan pernikahan
bukan hanya menyatukan laki-laki dan perempuan untuk untuk membangun rumah
tangga yang harmonis agar bisa hidup bersama dan menua bersama, tetapi ada
beberapa tujuan pernikahan lainnya. Di dalam agama Islam ada beberapa tujuan
pernikahan yang perlu dimengerti dan dipahami bagi umat Muslim agar pernikahan
bisa memberikan kebahagiaan sekaligus pahala karena sudah melaksanakan ibadah.
Hikmah dalam pernikahan yaitu: ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah.
Dengan menjalani pernikahan dengan niat yang benar, pasangan suami istri dapat
memperoleh pahala. Memperoleh ketenangan dan kedamain, juga dapat menjaga
keturunan (hifdzu al-nasli). Dan mampu mengekang syahwat serta menahan
pandangan dari sesuatu yang diharamkan.
B. Saran
Sebagai seorang muslim sebaiknya melakukan jalan nikah untuk menghindari
dan menjauhkan perbuatan kearah perzinaan. Dengan pernikahan dapat menghalalkan
hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan
hidup berkeluarga yang diridhoi oleh Allah SWT. Membuat kedua mempelai menjadi
tentram dan damai.
Demikian makalah ini, dengan selesainya makalah ini, tidak bisa di pungkiri
bahwa di dalamnya masih terdapat banyak kesalahan. Untuk itu kami selaku penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan pada makalah ini dan kami
juga menyarankan agar para pembaca mencari referensi lain untuk menambah
pengetahuan yang lebih luas lagi tentang pembahasan mengenai pernikahan yang ada
di dalam makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nur Hasaniyah, S.Ag., M.A., Choirul Ansori, S.Ag., M.Pd.l (2015) pendidikan agama
Islam dan budi pekerti. Penerbit Yudhistira
Sakaran. 2016. Tulisan Arab Surat Ar-Ra’ad Ayat 38. Di akses pada 19 Oktober 2023
https://www.sakaran.com/2016/11/tulisan-arab-surat-ar-rad-ayat-38-43.html?m=1
L. Fauziah. 2011. BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian pernikahan. Di akses pada
19 Oktober 2023 http://etheses.uin-malang.ac.id/1318/6/07210050_Bab_2.pdf
Satriodatuak_ pernikahan dalam Islam diakses pada 19 oktober 2023
https://satriodatuak.com/makalah-pernikahan-dalam-islam/
Anjuran menikah di akses pada 19 oktober 2023 https://almanhaj.or.id/3565-anjuran-
untuk-menikah.html
Kumparan. 2020. Terjemahan QS Ar Rum Ayat 21. Diakses pada 19 Oktober 2023
https://kumparan.com//terjemahan-qs-ar-rum-ayat-21-arab-latin-dan-isi-kandungannya-
1uroAc8YlAB
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
http://repo.unand.ac.id/2798/1/1974_UU-1-TAHUN-1974_PERKAWINAN.pdf
Surat Al-Baqarah ayat 230
https://www.merdeka.com/quran/al-baqarah/ayat-230
Surah an-nisa ayat 3
https://www.merdeka.com/quran/an-nisa/ayat-3
Surah an-nisa ayat 1
https://www.merdeka.com/quran/an-nisa/ayat-1

10
11

Anda mungkin juga menyukai