Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SYARAT DAN RUKUN PERNIKAHAN


“Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Munakahat dan Mawaris”
Dosen Pengampu, Marzuki Made Ali, S.Sos.I.,MH

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Risna Astagina (22.01.025.0123)
Amri Amran (22.01.004.0102)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STIT AL-HADY BOMBANA
BOMBANA
2023
KATA PENGANTAR
Penulis mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Syarat dan Rukun Pernikahan” dengan baik. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah “Fiqih Munakahat dan
Mawaris” yaitu Marzuki Made Ali, S.Sos.I.,MH yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam proses pembuatan makalah ini dan juga kepada
teman-teman mahasiswa yang telah berkontribusi baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya. Seperti pepatah dulu yang mengatakan
bahwa “Tiada gading yang tak retak” demikian pula dengan makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca terutama dosen pengampu mata kuliah yang bersifat
membangun.

Bombana, 06 september 2023

Penulis
Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Makalah..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Definisi Munakahat atau pernikahan..........................................................2
B. Syarat Pernikahan.......................................................................................3
C. Rukun Pernikahan.......................................................................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................7
A. Kesimpulan ................................................................................................7
B. Saran............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pernikahan merupakan ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah
tangga yang bahagia, sakinah, mawaddah, warrohmah. Pada hakikatnya
pernikahan adalah satu-satunya jalan keluar untuk pemenuhan kebutuhan tugas
biologis manusia yang dihalalkan oleh Allah SWT. Selain itu tujuan dari
pernikahan adalah untuk melanjutkan keturunan yang sudah ada serta membangun
rumah tangga yang seluruh anggota didalamnya mendapatkan rahmat serta
baroqah dari Allah SWT.
Nabi Muhammad Saw sangat menganjurkan ummatnya untuk
melaksanakan pernikahan. Banyak hadits Nabi Muhammad Saw yang mendukung
itu. Beberapa hadits Nabi yang mendukung pernikahan adalah “Nikah itu adalah
sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku” (HR.Ibnu Majah,
dari Aisyah r.a.). Lalu, “Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu:
berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah” (HR.Tirmidzi)
serta “seburuk buruknya kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hinanya
mayat kalian adalah yang tidak menikah” (HR.Bukhari).
Namun untuk melangsungkan sebuah pernikahan yang sah, perlu diketahui
rukun dan syarat-syaratnya. Oleh karena itu, makalah ini secara ringkas akan
membahas tentang rukun dan syarat-syarat pernikahan, yang saat ini banyak orang
yang belum paham tentang apa saja rukun dan syarat pernikahan tersebut.

B.Rumusan Masalah
1. Apa definisi munakahat atau pernikahan?
2. Apa sajakah syarat pernikahan itu?
3. Apa sajakah rukun pernikahan itu?

C.Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa definisi munakahat atau pernikahan.
2. Untuk mengetahui apa sajakah syarat pernikahan itu.
3. Untuk mengetahui apa sajakah rukun pernikahan itu.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi Munakahat atau Pernikahan
Pernikahan atau dalam bahasa Arab munakahat adalah suatu peristiwa atau
moment sakral dimana dua orang manusia yang berbeda jenis membuat janji
suci untuk bisa hidup berdampingan sampai ajal menjemput dan memisahkan
mereka. Janji tersebut harus disertai dengan tanggung jawab, komitmen, dan
kasih sayang didalamnya agar tercipta keluarga yang harmonis dan saling
menyayangi serta menghargai satu sama lain. Sehingga menghasilkan
keturunan yang sholeh dan sholehah untuk mereka serta ketika dalam sebuah
keluarga tercipta kondisi saling sayang menyayangi maka Allah Swt pun ikut
memandang keluarga tersebut dengan kasih sayang.
Dalam Islam pernikahan diatur dalam banyak ayat di Al-Qur’an. Beberapa
contoh ayat tersebut adalah “Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-
pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah”(QS.Adz-
Dzariyaat(51):49), lalu “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan manusia
berpasang-pasangan semuanya, baik dari apa yang tumbuhkan oleh bumi dan
dari diri mereka maupun apa yang tidak mereka ketahui” (QS.Yaasin(36):36)
serta ada juga “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian dari kamu, dan
orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu dari lelaki
dan hamba-hamba sahayamu dari perempuan. Jika mereka miskin, Allah
akan mengumpulkan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha lua
(pemberian-Nya) lagi maha mengetahui”(QS.An-Nuur(24):320. Berdasarkan
beberapa ayat diatas dengan munakahat pada dasarnya manusia sudah
diciptakan berpasang-pasangan dengan lawan jenisnya sejak awal penciptaan.
Tinggal bagaimana usaha manusia tersebut untuk menemukan jodoh mereka
yang sudah ditentukan.

2
B.Syarat Pernikahan
Jika dikaitkan dengan pernikahan maka syarat sah menikah adalah hal-hal
atau syarat-syarat yang memiliki keterkaitan dengan rukun nikah. Hal tersebut
berkaitan dengan syarat untuk calon pengantin laki-laki maupun perempuan,
syarat bagi wali, syarat bagi saksi dan syarat ijab kabul. Berikut beberapa
keterangan tentang syarat sah pernikahan antara lain adalah:
1. Syarat untuk pengantin laki-laki
a. Beragama Islam
Ketentuan ini ditetapkan, karena dalam hukum islam laki-laki didalam
rumah tangga adalah pengayom maka hukum pokok ini dikembalikan
kepada hukum pengayom karena pernikahan itu didasarkan hukum
islam, maka laki-laki calon suami itu yang menjadi dasar utama
akidahnya. Nash keharoman wanita muslimah menikah dengan laki-
laki yang non muslim tercantum dalam Al-Qur’an

Yang Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman apabila datang berhijrah kepadamu
perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji
keimanan mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka;
maka jika kamu telah mngetahui bahwa mereka benar-benar beriman,
maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada suami-suami mereka
orangkafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-
orang kafir itu tidak halal pula bagi mereka.
b. Bukan laki-laki yang mahram bagi calon istri
c. Lelaki tertentu
d. Mengetahui wali nikah bagi akad nikah
e. Tidak sedang melaksanakan ihram maupun haji
Orang yang sedang ihram, tidak boleh melakukan pernikahan dan juga
tidak boleh menikahkan orang lain, bahkan melamar juga tidak boleh.
Hukum ini didasarkan kepada larangan yang disampaikan oleh
Rasulullah menurut Imam Muslim dari sahabat Ustman bin Affan:
“Tidak boleh kawin orang yang sedang ihram, dan tidak boleh
mengawinkan serta tidak boleh melamar”
f. Tidak memiliki paksaan serta berasal dari kerelaan sendiri
g. Bujangan, atau tidak memiliki empat orang istri sah pada saat yang
bersamaan.
h. Mengetahui bahwa calon mempelai perempuan adalah sah untuk
dinikahi.

3
2. Syarat untuk pengantin perempuan
a. Beragama Islam
Wanita yang tidak muslimah selain Kitabiyah tidak boleh dikawinkan
oleh lelaki muslim, berdasarkan firman Allah didalam Al-Qur’an yang
artinya;
“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum
mereka beriman”.
b. Perempuan tertentu
c. Bukan perempuan mahram bagi calon suami.
d. Tidaklah seorang khunsa
e. Tidak sedang melaksanakan ihram maupun haji
f. Tidak sedang berada dalam masa iddah
Sesuai dengan pengertian iddah ialah waktu tunggu bagi wanita yang
diceraikan oleh suaminya atau ditinggal mati, untuk kawin lagi dengan
laki-laki lain.
g. Bukan merupakan istri dari orang lain

3. Syarat wali
a. Beragama islam, tidak kafir atau bahkan murtad
b. Lelaki
c. Baligh
d. Tidak dalam paksaan
e. Tidak ihram atau haji
f. Tidak cacat secara akal pikiran, atau tua pikun
g. Tidak fasik
h. Merdeka
i. Tidak ditahan baginya untuk membelanjakan hartanya

4. Syarat saksi
Saksi yang menghadiri akad nikah haruslah dua orang laki-laki, muslim,
baligh, berakal, melihat, dan mendengar serta mengerti akan maksud akad
nikah.
Adapun syarat saksi itu sebagai berikut:
a. Dua orang
b. Islam
c. Berakal
d. Baligh
e. Laki-laki
f. Paham akan kandungan ijab dan kabul
g. Mendengar, melihat, dan bercakap dengan baik
h. Adil
i. Merdeka

4
5. Syarat ijab
a. Pernikahan nikah tepat
b. Tidak menggunakan bahasa sindirian
c. Diucapkan oleh calon wali atau orang yang mewakilkan
d. Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti nikah mut’ah
e. Tidak secara taklik

6. Syarat Kabul
a. Ucapan sesuai dengan ijab
b. Tidak ada bahasa sindiran
c. Diucapkan oleh calon suami
d. Tidak secara taklik
e. Menyebut nama calon istri
f. Tidak diselingi oleh perkataan lain

C.Rukun Pernikahan
Rukun adalah sesuatu yang mesti ada dan menentukan sah atau tidaknya suatu
pekerjaan (ibadah), dan sesuatu itu termasuk dalam rangkaian pekerjaan itu.
Jumhur ulama sepakat bahwa rukun perkawinan itu terdiri atas:
1. Adanya calon suami dan istri yang ingin melakukan perkawinan
2. Adanya wali lelaki dari pihak calon wanita
Rukun ini berdasarkan sabda Nabi yang artinya: “Perempuan mana saja
yang menikah tanpa seizin walinya, maka pernikahannya batal.
3. Adanya 2 orang saksi
4. Sighat akad nikah
Ijab kabul yang di ucapkan oleh wali atau wakilnya dari pihak wanita, dan
dijawab oleh calon pengantin laki-laki
Tentang jumlah rukun nikah ini,para ulama berbeda pendapat:
Imam Maliki mengatakan bahwa rukun nikah itu ada lima macam yaitu:
1. Wali dari pihak perempuan
2. Mahar (maskawin)
3. Calon pengantin laki-laki
4. Calon pengentin perempuan
5. Sighat akada nikah

5
Menurut Imam Hanafih, rukun nikah itu hanya ijab dan qabul saja (yaitu akad
yang dilakukan oleh pihak wali perempuan dan calon pengantin laki-laki).
Sedangkan menurut segolongan yang lain rukun itu ada empat, yaitu:
1. Sighat
2. Calon pengantin perempuan
3. Calon pengentuan laki-laki
4. Wali dari pihak calon perempuan
Namun Imam Syafi’i berkata bahwa rukun nikah ada lima macam, yaitu:
1. Calon pengantin laki-laki
2. Calon pengantin perempuan
3. Wali
4. Dua orang saksi
5. Sighat akad nikah

6
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Rukun adalah yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan,
sedangkan syarat adalah ketentuan (peraturan/petunjuk) yang harus di indahkan
dan dilakukan. Menurut jumhur ulama rukun pernikahan itu ada lima yaitu adanya
calon suami dan istri yang akan melakukan pernikahan, adanya wali dari pihak
wanita, adanya dua orang saksi, sighat akad nikah (yang masing-masing rukun
memiliki syarat-syarat tertentu). Dan syarat sah pernikahan pada garis besarnya
ada dua yaitu calon pengantin perempuan halal dikawin oleh laki-laki yang ingin
menjadikannya istri, dan akadnya dihadiri oleh para saksi.
B.Saran
Demikian makalah yang telah kami buat, dan kami selaku penulis
menyarankan agar para pembaca dapat membaca makalah ini dengan teliti dan
sebagaimana mestinya agar para pembaca juga dapat memberikan kritikan
terhadap makalah kami agar dapat diperbaiki kedepannya. Kami menyadari
bahwa pada makalah ini masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah in.
Maka dari itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah
kami selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

7
DAFTAR PUSTAKA
Khoiruddin Bashori, 2006. Psikologi Keluarga Sakinah, Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah
Majelis Tabligh, 2010. Gender dalam Islam, Yogyakarta: Pimpinan Pusat
Aisyiyah
Rifai Muhammad, 1978. Ilmu Fiqh Islam Lengkap. Semarang: Toha Putra
Rusi Ibnu, 1990. Bidayatu Mujtahid Wanihayatul Muqtashid. Semarang: Toha
Putra

Anda mungkin juga menyukai