Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

INDAHNYA MEMBANGUN MAHLIGAI RUMAH TANGGA

Kelas XII ATU

Nama kelompok : 4

Ahmad Ramadhana

Suryadi Slamet Rahayu

Yayan Stiadi

Guru pembimbing : Hadianas, S.pd.I, M.pd.I

SMK NEGERI 9 SAROLANGUN

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, yang telah menurunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam
menempuh jalan yang benar dan berkat rahmat Allah SWT. Akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul "INDAHNYA MEMBANGUN MAHLIGAI RUMAH TANGGA" ini.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad SAW, pemberi
uswah (teladan) dan bimbingan tentang perlunya kita memiliki sifat jujur sekaligus mempraktekkannya
dalam aktifitas kehidupan kita sehari-hari.

Akhirnya kritik dan saran pembaca, dengan senang hati siap kami terima, semoga usaha penulisan
makalah ini makalah ini tidak sia-sia dan semoga Allah SWT memberikan manfaat dan ridho nya kepada
kita semua. Amin.

Singkut, Agustus 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4

I. LATAR BELAKANG..........................................................................................4
II. RUMUSAN MASALAH......................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5

A. DEFINISI PERNIKAHAN...................................................................................5
B. HIKMAH/MANFAAT PERNIKAHAN..............................................................7
C. TUJUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM.......................................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Jika kita berbicara tentang pernikahan maka dapatlah kita memandangnya dari dua buah sisi. Dimana
pernikahan merupakan sebuah perintah agama. Sedangkan di sisi lain adalah satu-satunya jalan seks yang
disahkan oleh agama. Dari sudut pandang ini, maka pada saat orang melakukan pernikahan pada saat
bersamaan dia bukan saja memiliki keinginan untuk melakukan perintah agama, namun juga memiliki
keinginan memenuhi kebutuhan biologinya secara kodrat memang harus disalurkan.

Sebagaimana kebutuhan lainnya dalam kehidupan ini, kebutuhan biologis sebenarnya juga harus
dipenuhi. Agama islam juga telah menetapkan bahwa satu-satunya jalan hanya untuk memenuhi
kebutuhan biologi manusia adalah dengan pernikahan, pernikahan merupakan satu hal yang sangat
menarik jika kita lebih mencermati kandungan makna tentang masalah pernikahan ini. Di dalam al-Qur'an
telah dijelaskan bahwa pernikahan ternyata juga dapat membawa kebahagiaan dalam hidup seseorang
(litaskunu ilaiha). Ini adalah nyata bukan hanya sebagai sarana penyalur kebutuhan seks namun lebih dari
itu pernikahan juga menjanjikan perdamaian hidup dimana setiap manusia dapat membangun surga dunia
di dalamnya.

II. RUMUSAN MASALAH

1. Definisi pernikahan

2. Hikmah/manfaat pernikahan

3. Tujuan pernikahan dalam islam

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI PERNIKAHAN

Pengertian nikah menurut syari'at islam adalah melakukan suatu perjanjian atau akad untuk mengikatkan
diri pada seorang laki-laki atau perempuan dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang
diridhahi Allah SWT.

1. Hukum nikah
a. Sunnah, bagi orang yang berkehendak dan baginya yang mempunyai biaya sehingga dapat
memberikan nafkah kepada istrinya dan keperluan – keperluan lain yang mesti dipenuhi.
b. Wajib, bagi orang yang mampu melaksanakan pernikahan dan kalau tidak menikah ia akan
terjerumus dalam perzinaan.
c. Makruh, bagi orang yang tidak mampu untuk melaksanakan pernikahan Karena tidak
mampu memberikan belanja kepada istrinya atau kemungkinan lain lemah syahwat.
d. Haram, bagi orang yang ingin menikahi dengan niat untuk menyakiti istrinya atau menyia –
nyiakannya. Hukum haram ini juga terkena bagi orang yang tidak mampu memberi belanja
kepada istrinya, sedang nafsunya tidak mendesak.
e. Mubah, bagi orang – orang yang tidak terdesak oleh hal – hal yang mengharuskan segera
nikah atau yang mengharamkannya.
2. Rukun Nikah
a. Terdapat calon pengantin laki-laki dan perempuan yang tidak terhalang secara syar'i untuk
menikah
b. Ada wali dari calon pengantin perempuan
c. Dihadiri dua orang saksi laki-laki yang adil untuk menyaksikan sah tidaknya pernikahan
d. Diucapkannya ijab dari pihak wali pengantin perempuan atau yang mewakilinya
e. Diucapkannya kabul dari pengantin laki-laki atau yang mewakilinya.
3. Syarat Nikah
a. Calon suami
1) Beragama Islam
2) Benar – benar pria
3) Tidak dipaksa
4) Tidak sedang beristri empat
5) Bukan mahram calon istri
6) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
7) Usia sekurang – kurangnya 19 Tahun
b. Calon istri
1) Beragama Islam
2) Benar – benar perempuan
3) Tidak dipaksa
4) Halal bagi calon suami / Tidak Sedang Bersuami
5) Tidak sedang dalam masa iddah
6) Bukan mahram calon suami
7) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
8) Usia sekurang – kurangnya 16 Tahun
c. Wali
1) Beragama Islam
2) Baligh (dewasa)

5
3) Berakal Sehat
4) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
5) Adil (tidak fasik)
6) Mempunyai hak untuk menjadi wali
7) Laki – laki
d. Orang-orang yang berhak menjadi wali yaitu
1) Bapak, Kakek dari jalur Bapak
2) Saudara laki-laki kandung
3) Saudara laki-laki tunggal bapak
4) Kemenakan laki-laki (anak laki-lakinya saudara laki-laki sekandung)
5) Kemenakan laki-laki (anak laki-laki saudara laki-laki bapak)
6) Paman dari jalur bapak
7) Sepupu laki-laki anak paman
8) Hakim, bila sudah tidak ada wali –wali tersebut dari jalur nasab. Bila sudah benar-benar
tidak ditemui seorang kerabat atau yang dimaksud adalah wali di atas maka alternatif
berdasarkan hadis Nabi adalah pemerintah atau hakim.
e. Dua orang saksi
1) Islam
2) Baligh (dewasa)
3) Berakal Sehat
4) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
5) Adil (tidak fasik)
6) Mengerti maksud akad nikah
7) Laki – laki
Pernikahan yang dilakukan tanpa saksi tidak sah.

B. HIKMAH/MANFAAT PERNIKAHAN
Pernikahan adalah sebuah ikatan lahir dan batin anatar sepasang laki-laki dan perempuan dalam
suatu rumah tangga yang berdasarkan tuntunan norma dan agama. Pernikahan juga bisa diartikan
sebagai suatu perjanjian atau sebuah akad ijab qabul seorang pasangan laki-laki dan perempuan
untuk menghalalkan hubungannya sebagai pasangan suami istri yang sah serta dengan syarat-
syarat dan rukun-ruukn yang ada dalam syariat Islam. Nah inilah hikmah manfaat dalam
pernikahan yang perluh diketahui dalam islam.
1) Menjadikan Hidup Lebih Tenang dan Tentram
Sudah banyak sekali Allah dan Rasul-Nya sabdakan bahwa menikah memiliki banyak sekali
keutamaan dan bahkan Allah Swt juga sudah berjanji akan memberikan ketenangan dan
ketentraman dalam hidup jika menyempurnahkan agamanya dengan menikah. Seperti yang
Allah sabdakan pada surat Ar-Rum ayat 21 yang memiliki arti:
“Dan diantara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan
untukmu, dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda kebesaran Allah SWT bagi kaum yang berfikir.” QS Ar-Rum ayat 21.
2) Dijauhkan dari perbuatan maksiat
Untuk mencegak dari perbuatan maksiat adalah dengan melakukan pernikahan, dengan
adanya pernikahan maka seseorang akan bisa meredamkan naluri seksualnya ke jalan yang
halal dan diridhoi oleh Allah. Seperti yang Rasulullah sabdakan yang artinya:
“Wahai para pemuda siapa yang sudah mempunyai kesempatan untuk menikah, maka
nikahlah, karena nikah itu lebih dapat memelihara pandangan dan memelihara kemaluan.”
3) Pernikahan jalan terbaik mendatangkan keberkahan
Pernikahan sendiri tidak hanya membantu Anda menjahui kemaksiatan, tetapi juga akan
mendatangkan keberkahan karena sang suami akan bekerja lebih giat lagi untuk mencari

6
nafkah yang halal untuk keluarganya. Selain itu Allah juga sudah bersabda bahwa dengan
menikah akan membuat rezeki akan lancar dan berlimpah

C. TUJUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM


1. Menjalankan perintah Allah
Tujuan menikah dalam Islam yang utama ialah untuk menjalankan perintah Allah. Dalam
Alquran surat An Nuur ayat 32, Allah memerintahkan hamba-Nya agar menikah dan tak
mengkhawatirkan soal rezeki sebab Allah akan mencukupkannya.
‫َوَأن ِكحُوا اَْأليَا َمى ِمن ُك ْم َوالصَّالِ ِحينَ ِم ْن ِعبَا ِد ُك ْم َوِإ َمآِئ ُك ْم ِإن َي ُكونُوا فُقَ َرآ َء يُ ْغنِ ِه ُم هللاُ ِمن فَضْ لِ ِه َوهللاُ َوا ِس ٌع َعلِي ٌم‬
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan
Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur: 32)
2. Menyempurnakan separuh agama
Salah satu keutamaan menikah adalah untuk menyempurnakan separuh agama. Para ulama
menjelaskan bahwa yang umumnya merusak agama seseorang adalah kemaluan dan
perutnya. Nikah berarti membentengi diri dari salah satunya, yaitu zina dengan kemaluan.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda:
‫ف البَاقِي‬ ِ ْ‫ق هللاَ فِي النِّص‬ ِ َّ‫ فَ ْليَت‬، ‫ِإ َذا تَزَ َّو َج ال َع ْب ُد فَقَ ْد َك َّم َل نَصْ فَ ال ِّدي ِْن‬
"Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya,
bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi)
3. Melaksanakan sunnah Rasul
Tujuan menikah dalam Islam adalah untuk menjauhkan diri dari zina. Selain itu, menikah
merupakan perintah yang sangat ditekankan oleh Rasulullah. Dengan menikah, artinya kita
telah melaksanakan salah satu sunnah Rasul. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata
Rasulullah bersabda:
‫ْس ِمنِّي َوتَ َز َّوجُوا فَِإنِّي‬ َ ‫ “النِّكَا ُح ِم ْن ُسنَّتِ ْي فَ َم ْن لَ ْم يَ ْع َملْ بِ ُسنَّتِي فَلَي‬:‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ ‫ال َرسُوْ ُل هَّللا‬ َ َ ‫ ق‬:‫ت‬ ْ َ‫ع َْن عَاِئ َشةَ قَال‬
‫ُمكَاثِ ٌر بِ ُك ْم اُأْل َم َم َو َم ْن َكانَ َذا طَوْ ٍل فَ ْليَ ْن ِكحْ َو َم ْن لَ ْم يَ ِج ْد فَ َعلَ ْي ِه بِالصِّ يَ ِام فَِإ َّن الصَّوْ َم لَهُ ِو َجاءٌ” رواه ابن ماجه‬
"Menikah itu termasuk dari sunnahku, siapa yang tidak mengamalkan sunnahku, maka ia
tidak mengikuti jalanku. Menikahlah, karena sungguh aku membanggakan kalian atas umat-
umat yang lainnya, siapa yang mempunyai kekayaan, maka menikahlah, dan siapa yang tidak
mampu maka hendaklah ia berpuasa, karena sungguh puasa itu tameng baginya.” (HR. Ibnu
Majah)
4. Meningkatkan ibadah kepada Allah
Rumah tangga adalah 'ladang' yang subur untuk kita beribadah dan beramal saleh. Bahkan,
berhubungan suami istri termasuk ibadah (sedekah) yang bernilai pahala. Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
…،‫ض َعهَا فِي َح َر ٍام‬ َ َ‫ َأيَْأتِي َأ َح ُدنَا َشه َْوتَهُ َويَ ُكوْ نُ لَهُ فِ ْيهَا َأجْ رٌ؟ ق‬،ِ‫ يَا َرسُوْ َل هللا‬:‫ قَالُوْ ا‬،ٌ‫ص َدقَة‬
َ ‫ َأ َرَأ ْيتُ ْم لَوْ َو‬:‫ال‬ َ ‫َوفِي بُضْ ِع َأ َح ِد ُك ْم‬
‫ض َعهَا فِي ْال َحالَ ِل َكانَ لَهُ َأجْ ٌر‬ َ ‫َأ َكانَ َعلَ ْي ِه فِ ْيهَا ِو ْزرٌ؟ فَ َك َذلِكَ ِإ َذا َو‬.
“… Seseorang di antara kalian bersetubuh dengan istrinya adalah sedekah!” (Mendengar
sabda Rasulullah, para sahabat keheranan) lalu bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah salah
seorang dari kita melampiaskan syahwatnya terhadap istrinya akan mendapat pahala?’ Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Bagaimana menurut kalian jika ia (seorang suami)
bersetubuh dengan selain istrinya, bukankah ia berdosa? Begitu pula jika ia bersetubuh
dengan istrinya (di tempat yang halal), dia akan memperoleh pahala’.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
5. Membentengi diri dan menundukkan pandangan
Pernikahan merupakan ibadah yang bertujuan untuk menjaga kehormatan diri dan terhindar
dari hal-hal yang dilarang agama. Menikah juga dapat membuat kita lebih mudah untuk
menundukkan pandangan sehingga lebih mudah terhindar dari zina.

7
ُ‫ َو َم ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَ َعلَ ْي ِه بِالصَّوْ ِم فَِإنَّهُ لَه‬،‫ج‬ ِ ْ‫صنُ لِ ْلفَر‬
َ ْ‫ص ِر َوَأح‬ َ َ‫ فَِإنَّهُ َأغَضُّ لِ ْلب‬، ْ‫ب َم ِن ا ْستَطَا َع ِم ْن ُك ُم ْالبَا َءةَ فَ ْليَتَ َز َّوج‬ ِ ‫يَا َم ْعش ََر ال َّشبَا‬
‫و َجا ٌء‬.
ِ
“Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah, maka
menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji
(kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena
shaum itu dapat membentengi dirinya.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan lainnya)
6. Mendapatkan ketenangan hati
Menikah akan membuat seseorang lebih merasakan ketenangan hati dan ketenteraman jiwa.
Hal tersebut tertuang dalam firman Allah Ta’ala dalam Alquran surat Ar-Ruum ayat 21.
‫ق لَ ُكم ِّم ْن َأنفُ ِس ُك ْم َأ ْز َواجًا لِّتَ ْس ُكنُوا ِإلَ ْيهَا‬َ َ‫َو ِم ْن َءايَاتِ ِه َأ ْن خَ ل‬
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya.” (QS. Ar-Ruum:
21)
7. Memiliki keturunan yang saleh
Selain diperintahkan oleh Allah, menikah juga bertujuan untuk memperoleh keturunan yang
saleh. Sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat An-Nahl ayat 72 berikut ini:
-ِ ‫ت ۚ َأفَبِ ْالبَا ِط ِل يُْؤ ِمنُونَ َوبِنِ ْع َم‬
ِ ‫ت هَّللا‬ ِ ‫َوهَّللا ُ َج َع َل لَ ُك ْم ِم ْن َأ ْنفُ ِس ُك ْم َأ ْز َواجًا َو َج َع َل لَ ُك ْم ِم ْن َأ ْز َوا ِج ُك ْم بَنِينَ َو َحفَ َدةً َو َر َزقَ ُك ْم ِمنَ الطَّيِّبَا‬
َ‫هُ ْم يَ ْكفُرُون‬
"Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rizki dari yang baik.
Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?” (QS. An-
Nahl: 72)

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Arti dari pernikahan disini adalah bersatunya dua insane dengan jenis berbeda yaitu laki-laki
dan perempuan yang menjalin suatu ikatan dengan perjanjian atau akad.
2. Hikmah dalam pernikahannya itu yaitu :
a) Mampu menjaga kelangsungan hidup manusia dengan jalan berkembang biak dan
berketurunan.
b) Mampu menjaga suami istri terjerumus dalam perbuatan nista dan mampu mengekang
syahwat seta menahan pandangan dari sesuatu yang diharamkan.
c) Mampu menenangkan dan menentramkan jiwa denagn cara duduk-duduk dan
bencrengkramah dengan pacarannya.
d) Mampu membuat wanita melaksanakan tugasnya sesuai dengan tabiat kewanitaan yang
diciptakan.
3. Tujuan pernikahan :
a) Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia Yang Asasi
b) Untuk Membentengi Ahlak Yang Luhur
c) Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami
d) Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah
e) Untuk Mencari Keturunan Yang Shalih

DAFTAR PUSTAKA

https://www.sarungatlas.co.id/post/article/inilah-hikmah-manfaat-pernikahan-dalam-islam

https://www.popbela.com/relationship/married/windari-subangkit/tujuan-menikah-dalam-islam

http://my-littlehand.blogspot.com/2019/01/makalah-indahnya-membangun-mahligai.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai