Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA

MUNAKAHAT

Dosen : EVA SUSANTI,S,Hi,M,Hi

Disusun oleh:

Kelompok 4

Muhammad Ariadi : 1801110117

Harum Suci Wulandari : 1801110075

Defni Heria Sandi : 1801110076

Rahma Cyntia Jamaludin : 1801110112

Abdurrahman Alghozali :1801110092

UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan petunjuk sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan

makalah pendidikan agama islam tentang MUNAKAHAT.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

mendukung penulisan serta revisi makalah ini, terutama kepada dosen pengajar

kami yakni bapak Sri Yamil serta anggota-anggota kelompok. Makalah ini tidak

sempurna, maka kritik dan saran kami terimah. Segala kekurangan yang melekat

pada makalah ini tetap menjadi tanggung jawab penulis.

Semoga makalah ini bermanfaat dalam usaha besar mencerdaskan bangsa dan

membangun tanah air indonesia menjadi masyarakat yang lebiha adil dan makmur

sesuai dengan cita-cita bangsa kita.

Palembang, Oktober 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................... 1

Kata Pengantar .............................................................................................. 2

Daftar Isi ....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 4
1.3 Tujuan ................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Ketentuan hukum islam dalam pernikahan ......................... 5


2.2 Hikmah pernikahan ............................................................. 18

BAB III PENUTUP

3.1Simpulan ...................................................................................... 19
3.2 Saran ........................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Allah SWT menciptakan manusia telah berpasang-pasangan , seperti halnya

manusia yang pertama diturunkan pertama dibumi yaitu Nabi Adam dan Siti

Hawa mereka diturunkan dari surga ke bumi karena kesalahannya sendiri yang

telah memakan buah Quldi. Pernikahan atau munakahat dalam islam memiliki

syarat serta hukum tertentu karena pernikahan adalah sesuatu yang sakral dalam

hidup kita dan seharusnya hanya sekali dilakukan dalam hidup,sehingga kita perlu

memperhatikan dengan sebaik-baiknya,janganlah kita menjadi hanya sebuah

pernikahan tanpa kita mengetahui ketentuan-ketentuannya apalagi kita sebagai

kaum muslim hendaknya kita mendambakan sebuah keluarga yang sakinah

mawadah warahmah melalui sebuah pernikahan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.Apa itu ketentuan dan hokum pernikahan/munakahat?

2.Apa itu hikmah pernikahan?

1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN

Kita perlu memperhatikan dengan sebaik-baiknya,janganlah kita menjadi

hanya sebuah pernikahan tanpa kita mengetahui ketentuan-ketentuannya

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PERNIKAHAN

1.Pengertian Munakahat(Nikah)

Nikah menurut bahasa berarti menghimpun,sedangkan menurut terminologis

adalah akad yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang

bukn muhrim sehingga menimbulkan hak dan kewajiban antara keduanya .

Pernikahan dalam arti luas adalah suatu ikatan lahir batin antara laki-laki dan

perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga.pernikahan dilakukan

untuk mendapatkan keturunan yang dilangsungkan menurut ketentuan-ketentuan

syariat islam . Pernikahan merupaka merupakan suatu hal yang sangat penting

dan mulia untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan.Tanpa

pernikahan tidak akan terbentuk rumah tangga yang baik,teratur dan bahagia serta

akan timbul hal-hal yang tidak diinginkan dalam masyarakat.Misalnya,manusai

tadak bisa menahan nafsunya sehingga timbul pemerkosaan.Oleh karena itu,

dengan pernikahan akan timbul kasih-mengasihi,sayang-menyayangi antara suami

dan istri, saling kenal-mengenal,tolong-menolong antar keluarga uami dengan

keluarga istri dan terpelihara dari kebinasaan hawa nafsunya.

5
2.Hukum Pernikahan

 Jais atau Mubah

Perkawinan hukum asalnya adalah mubah(boleh).Pada

prinsipnya,setiap manusia yang telah memiliki persyaratan untuk

menikah,dibolehkan untuk menikahi seseorang yang menjadi

pilihannya.Hal ini didasarkan atas firman allah SWT.Dalam surat An-

Nisa (4)ayat 3

“ Dan jika kalian khawatir tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-

hak perempuan yatim(bilamana kalian menikahinya)maka nikahilah

wanita-wanita lain yang kalian senangi:dua,tiga,atau empat.Kemudian

jika kalian khawatir tidak dapat belaku adil maka nikahilah seorang

wanita saja atau budak-budak perempuan yang klian miliki. Yang

demikian itu lebih dekat untuk kalian tidak berlaku aniaya.”

(An-Nisa.3)

 Sunnah

6
Perkawinan hukumnya sunnah bagi mereka yang telah mampu dan

berkeinginan untuk menikah. Perkawinan yang dilakukannya

mendapat pahala dari Allah SWT. Hal ini didasarkan pada sabda

Rasulullah Saw.dalam sebuah sebuah hadis yang diriwayatkan oleh

semua ahli hadis,yang artinya,

“ Hai para pemuda, barang siapa diantara kamu yang mampu dan

berkeinginan untuk menikah,hendaklah dia menikah.Karena

sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata

terhadap orang yang tidak halal dilihat dan akan memeliharanya dari

godaaan syahwat.Dan barang siapa yang tidak mampu

menikah,hendaklah dia berpuasa.Karena dengan puasa hawa nafsunya

terhadap perempuan akan berkurang.”

 Wajib

Perkawinan yang dilakukan seseorang yang sudah memiliki

kemampuan,baik secara materi maupun mental hukumnya wajib.Jika

ia menangguhkannya, justru dikhawatirkan akan terjerumus ke dalam

kesesatan.

 Makruh

Perkawinan menjadi makruh hukumnya apabila oleh orang-orang

yang belum melangsungkan perkawinan.Kepada mereka dianjurkan

untuk berpuasa.

 Haram

7
Perkawinan menjadi haram hukumnya apabila dilakukan oleh seorang

yang bertujuan tidak baik dalam perkawinannya. Misalnya untuk

menyakiti hati seseorang.Perkawinan dengan motiv yang demikian

dilarang oleh ajaran islam dan sangat bertentangan dengan tujuan

mulia dari perkawinan itu sendiri

3. Kedudukan dan Tujuan Pernikahan

Pernikahan bukan sekedar mengesahkan hubungan badan antara laki-laki dan

perempuan, atau memuaskan kebutuhan suksual semata-mata. Dari perkawinan

akan lahir generasi penerus, baik atau buruknya mereka sangat dipengaruhi oleh

peristiwa yang dimulai dalam pernikahan.

“ Nikah itu sunnahku, barang siapa membenci pernikahan, maka ia tergolong

bukan umatku “ .

“ Nikah itu adalah setengah iman “ .

8
4. Rukun dan Syarat Nikah

Rukun Nikah

Untuk sahnya pernikahan dan dapat berlangsung dengan baik maka hendaknya

memenuhi rukun dan syarat-syaratnya.

 Rukun, ada 5 macam

a. Calon Suami

Calon suami harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Beragama islam

2. Benar-benar pria

3. Tidak dipaksa

4. Bukan mahram calon istri

5. Tidak sedang ihram, haji ,atau umroh

6. Usia sekurang-kurangnya 19 tahun

b. Calon istri

Calon istri harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

1. Beragama islam

2. Benar-benar perempuan

3. Idak dipaksa

4. Hala bagi calon suami

5. Bukan mahram calon suami

6. Tidak sedanh ihram, haji,atau umroh

7. Usia sekurang-kurangnya 16 tahun

9
c. Wali

Wali harus mempinyai syarat-syarat sebagai berikut:

1. Beragama islam

2. Baligh(dewasa)

3. Berakal sehat

4. Tadak sedang ihram, haji,atau umroh

5. Adil(tidak fasik)

6. Mempunyai hak untuk menjadi wali

7. Laki-laki

d. Dua orang saksi

Dua orang saksi harus mempunyai syarat-syarat sebagai

berikut:

1. Islam

2. Baligh(dewasa)

3. Berakal sehat

4. Tidak sedang ihram,haji,atau umroh

5. Adil(tidak fasik)

6. Mengerti maksud akad nikah

7. Laki-laki

e. Ijab dan Qabul

Ijab di ucapkan oleh wali yang berisi persyaratan menikah,

misalnya : “Bapak nikahkan ananda, dengan putri bapak

10
yang bernama......... dengan mas

kawin(mahar)......bebentuk......

Qabul adalah ucapan dari seorang suami yang berisi

pengakuan atau penerimaan nikah misalnya :”Saya terima

nikah denga putri bapak yang bernama......dengan mas

kawin....

5 . Mahar(Maskawin)

Al-Mahr atau al-shadaq (maskawin) dalah pemberian sesuatu yang bernilai dari

pihak mempelai laki-laki kepada pihak mempelai perempuan yang disebabkan

terjadinya akad nikah(‘aqd al-nikah). Mas kawin ada 2 macam yaitu al-mahr al-

musamma da al-mahr al-mitsl. Al-mahr al-musamma adalah maskawin yang

disebutkan pada saat akad nikah, yaitu maskawin yang macam dan jumlahnya

ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama. Adapun mahr al-mitsl yaitu

maskawin yang tidak disebutkan saat akad nikah , namun tetap harus dibayarkan

dengan jumlah dan macamnya disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat setempat

dan martabat mempelai wanita.

11
6.Muhrim

Muhrim ialah orang yang tidak halal dinikahi.Dalam hal ini ada 14 orang sebagai

berikut:

Tujuh orang karena nasab(keturunan ) yaitu

a) Ibu,nenek,dan seterusnya keatas,bapak kakek dan seterusnya

b) Anak,cucu dan seterusnya ke bawah

c) Saudara seibu dan sebapak, sebapak dan seibu saja

d) Saudara dari bapak

e) Saudara dari ibu

f) Anak dari saudara laki-laki dan seterusnya

g) Anak dari saudara perempuan dan seterusnya

Dua orang dari sebab menyusu, yaitu

a) Ibu yang menyusui

b) Saudara sepersusuan

Lima orang dari sebab perkawinan, yaitu

a) Ibu dari istri atau bapak dari istri(mertua)

b) Anak tiri apabila orang tuanya sudah dicampuri(digauli)

c) Istri atau suami dari anak(menantu)

d) Orang tua tiri

e) Mengumpulkan bersama-sama antara dua orang dalam satu waktu

12
7.Tujuan Nikah

Tujuan nikah dalam agama islam adalah membentuk keluarga(rumah

tangga)yang bahagia keluarga yang merasakan kebahagiaan lahir dan batin,

keluarga yang sakinah dan sejahtera.

8.Kewajiban seorang suami dan kewiban seorang istri

 Kewajiban Suami

 Memberi nafkah,sandang,pangan,papan,dan tempat tinggal

kepada istri dan anaknya.

 Memimpin serta membimbing istri dan anak-anak agar

menjadi orang yang berguna bagi bdiri

sendiri,keluarga,agama,masyarakat serta bangsa dan negara.

 Bergaul dengan istri dan anak-anak dengan baik

 Memelihara istri dan anak-anak dari bencana

 Membantu istri dalam tugas sehari-hari terutama dalam

mengasuh dan mendidik anak-anak agar menjadi anak yang

shaleh.

 Kewajiban Istri

 Taat kepada suami dalam batas-batas yang sesuai dengan

ajaran islam

13
 Memelihara diri serta kehormatan dan harta benda suami baik

dihadapan /dibelakang

 Membantu suami dalam mumimpin kesejahteraan dan

keselamatan keluarga

 Menerima dan menghormati pemberian suami walaupun

sedikit,serta mencukupkan nafkah yang diberi suami.

 Hormat dan sopan terhadap suami dan keluarga

 Memelihara,mengasuh,dan mendidik anak agar menjadi anak

yang shaleh.

9.Putusnya Pernikahan

Dalam proses pernikahan,selalu ada ada faktor yang menebabkan antara suami

dan istri kehilangan rasa cinta sehingga menyebabkan pertengkaran yang amat

hebat.Kalau sudah terlalu parah, hal tersebut bisa berujung dengan perceraian.

Dalam islam ada tiga hal yang menyebabkan tali pernikahan putus yaitu:

a) Kematian

Kematian adalah faktor pertama penyebab putusnya pernikahan. Dalam

hal ini bukan berarti cerai. Putusnya pernikahan yang diakibatkan oleh

kematian adalah putusnya hukum-hukum pernikahan antara suami istri

beserta dengan hak dan kewajibannya. Ada tiga cara menentukan bahwa

seseorang telah meninggal:

14
 Mati Hakiki :mati yang terlihat jasadnya. Artinya jasadnya secara

biologis tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Pastinya yang

meninggal tersebut tidak bisa rujam dengan suami/istri lagi.

 Mati Takdir i:mati yang dikira-kira atau dengan dugaan yang

sangat kuat. Contoh:,ketika ada sebuah bencana alam. Seorang

suami berpisah dengan istrinya dan salah satunya hilang tidak ada

kabarnya dikarenakan bencana alam tersebut. Setelah sekian lama

tidak kembali, maka diputuskan bahwa yang bersangkutan telah

mati. Mati ini bersifat memutuskan dan jasadnya tidak bisa

dilihat(tidak dihadapan matanya). Mati takdir bersifat dugaan dan

ada syaratnya, yaitu yang diduga mati telah hilang dalam kondisi

tidak aman misal:bencana alam,perang,dll)dan dalam jangka

waktu yang lama,yang bersangkutan tidak ada kabar tentang

kehidupannya.

 Mati Hukmi : mati yang pada dasarnya sama seperti mati takdir,

tetapi mati hukmi diputuskan oleh pengadilan. Misalnya seperti

kasus diatas. Setelah sekian lama tidak ada kabar, maka kelurga

mendatangi pengadilan dan pengadilan memutuskan bahwa yang

bersangkutan telah meninggal. Mati hukmi sifatnya lebih formal.

lalu ada kasus ketika ada seorang suami di vonis mati karena mati

takdir atau mati hukmi, lalu istrinya menikah lagi dengan pria lain.

Setelah punya kelurga baru, akhirny si suami muncul kembali.

Pertanyaanya bagaimana dengan pernikahan baru yang dilakukan

15
sang wanita tersebut ? para ulama ahli fiqih berpendapat jika

terjadi kasus demikian, maka kembali ke suami pertama sekalipun

sang perempuan tersebut telah memiliki anak dari hasil pernikahan

barunya.

b) Perceraian

Perceraian adalah faktor kedua yang menyebabkan putusnya tali

pernikahan seseorang. Perceraian terjadi karena banyak hal. dalam islam,

ada yang dinamakan Syiqoq. Syiqoq adalah pertengkaran suami atau istri

yang sudah diredam. Ada 2 solusi untuk menyelesaikanya dengan

mempertemukan perwakilan dari keluarga laki-laki dan perempuan untuk

berunding untuk mencari jalan keluar (untuk mendamaikan). Jika jalan

tersebut tidak membuahkan hasil, maka solusi kedua yang diambil yaitu

Talak. Talak adalah pemutusan tali perkawinan yang artinya melepaskan

ikatan perwakilan sesuai dengan syariat. Talak terbagi 2 macam yaitu:

 Talak raj’i : talak yang boleh rujuk(bersatu) lagi dalam masa iddah.

Ketika sang suami menjatuhkan talak kepada istrinya maka

putuslah tali pernikahan antara keduanya. Dalam masa iddah ( 100

hari atau 3 bulan setelah talak dijatuhkan ) pasangan tersebut

boleh rujuk kembali tanpa kembali melakukan nikah baru untuk

mentalak istri tidak bisa sembarangan. Syarat untuk mentalak istri

adalah istri harus suci tidak dalam masa haid, bebas dari nifas,

tidak hamil dan tidak ada benih sperma dari sang suami. Jadi kalau

istri sedang haid, hendaknya suami menunggu hingga sang istri

16
suci katiak ingin menjatuhkan talak. Dalam masa idah

tersebut,sang istri tidak boleh membuat pernikahan baru sampai

masa iddah tersebut berakhir. Inilah manfaat dari masa iddah, yaitu

menjaga-jaga apakah di dalam rahim sang istri masih ada benih

dari suaminya atau tidak.

 Talak ba’in : talak yang tidak bisa rujuk kembali. kalaupun ingin

bersatu lagi maka harus dengan proses nikah ulang. Talak ba’in

dibagi menjadi 2 yaitu talak ba’in sugho dan talak ba’in kubra.

Contohnya : dari talak ba’in sughra adalah ketika ada pasangan

menikah suatu hari, namun sorenya sudah cerai sebelum

melakukan jima’(hubungan suami istri),maka ketika akan balik

lagi harus melakukan nikah baru(tidak bisa seperti rujuk biasa).

Sedangkan talak ba’in kubro adalah talak yang jika di keluarkan,

pasangan tersebut tidak bisa bersatu lagi walaupun melalui proses

nikah baru. Contohnya, ketika sang suami menjatuhkan talak yang

ketiga kepada sang istri, maka ini termasuk talak ba’in kubro. Sang

istri tersebut tidak boleh dinikahinya lagi kecuali kalau sang istri

nikah dengan orang lain,kemudian cerai lagi dengan orang

tersebut. Artinya, jika ingin menikah ulang sang istri harus

menikah dengan orang lain terlebih dahulu,lalu kemudian cerai.

Tetapi hal ini tidak bisa dibuat main-main misalnya

menyuruh/membayar seseorang untuk menikahi istri untuk

sementara(dalam jangka waktu tertentu). Ada lagi talak ba’in

17
kubro yang tidak bisa balik lagi untuk selama-lamanya,yaitu li’an.

Contohnya, ketika pernikahan berlangsung 3 bulan, sang istri

sudah mengandung 5 bulan. Lalu didalam rahim tersebut anak

siapa?sang suami menuding sang istri berzinah,tetapi sang istri

tetap pada pendiriannya bahwa anak dirahimnya adalah anak dari

sang suami tersebut. Akhirnya, mereka berdua datang ke

pengadilan kemudian bersumpah sebanyak 5 kali,dengan 4 kali

bersumpah dengan nama Allah bahwa dirinya tidak berzinah,1 kali

bersumpah jika salah maka bersedia menerima laknat dari Allah di

dunia dan akhirat. Perceraian seperti ini menyebabkan pasangan

tersebut tidak bisa kembali untuk selama-lamanya.

c) Keputusan Pengadilan

Yang terakhir adalah keputusan dari pengadilan. Pastinya seorang suami

dan istri yang ingin cerai mengadukan ke pengadilan dan akhirnya

pengadilan memutuskan bahwa mereka bercerai.

18
2.2 .HIKMAH PERNIKAHAN

1. Hikmah pernikahan bagi yang menjalaninya,

 Menyelamatka diri dalam penyalahgunaan nafsu seksual

 Sebagai wadah bagi ketentraman jiwa,cinta kasih dan sayang

 Sebagai wadah pembina tanggung jawab keluarga.

2. Hikmah Pernikahan bagi masyarakat

 Dengan adanya pernikahan berarti menyelamatkan masyarakat

dari kemungkinan maraknya rperzinaan.

 Dengan adanya pernikahan aum perempuan memperoleh

kewajaran dalam derajatnya dimasyarakat

 Dengan adanya pernikahan syiar islam akan semakin

berkembang. Menyemarakkan pernikahan memang

dianjurkanoleh syariat, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah

SAW. Kepada Abdurrahman yang artinya, “Adakanlah

walimah(kendiri) walaupun hanya dengan memotong seekor

kambing.”(HR.Bukhari dan Muslim)

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Munakahat atau menikah merupakan suatu peritiwa yang akan di lalui manusia

dengan penuh persiapan dan pemikiran yang benar-benar,karena dimana seorang

laki-laki sebelum menikah yang biasa hidup sendiri,tanpa harus memikirkan

orang lain,tanpa beban tanggung jawab dan tanpa memikiran kehidupan

keluarganya,tetapi setelah menikah seorang laki-laki tersebut harus menjalankan

syariat dan syarat pernikahan dalam agama islam dan mau tidak mau harus

menjalankannya. Maka dari itu kita yang masih jauh perjalanan hidupnya untuk

bisa menghadapi peristiwa tersebut kita harus memahami serta mempersiapkan

untuk hal itu dari sekarang.

20
DAFTAR PUSTAKA

Arnaldi, Ardie. 2011. Research Makalah Pai Dan Ketentuan Munakahat.

Diakses www.wordpress.com tanggal 1 Oktober 2012.

Hartono. 2012. Research Munakahat Tentang Masa Idda. Diakses

www.lembarislam.com

Tanggal 30 September 2012.

Mutawwafiqin. 2011. Research Pernikahan Munakahat. Diakses

www.pengertian munakahat.com tanggal 2 Oktober 2012.

Nurfahrudin, Iwan. 2012. Research Putusnya Pernikahan. Diakses

www.secercah sinar

lentera.com tanggal 1 Oktober 2012.

Rosyidi, M Rifqi. Pendidikan Al-Islam Untuk SMA Kelas 12. Surabaya:

Majelis Dikdasmen PWM Jatim,2008.

Satrio, Agung. 2010. Research Pengertian Dan Ketentuan Munakahat

Dalam Islam. Diakses www.blospot.com tanggal 1Oktober 2012.

21

Anda mungkin juga menyukai