Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nyakami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “MANAJEMEN KOPERASI” ini.

Selain sebagai tugas, makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan
ilmu kita tentang manajemen koperasi, terjadinya manajemen koperasi di Indonesia,
manajemen koperasi menuju kewirauahaan koperasi.

Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini baik itu masalah sarana
dan lain-lain. Oleh sebab itu, selesainya makalah ini bukan semata-mata karena
kemampuan kami, banyak pihak yang mendukung dan membantu kami. Dalam
kesempatan ini, penyusun mengucapkan terimakasih banyak kepada pihaak-pihak yang
membantu.

Kami harapkan makalah ini nantinya akan berguna bagi para pembaca, jika ada
kesalahan dalam makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar dapt lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki
kepentingan relatif homogen, berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Dalam pelaksanaan kegiatannya, koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-
prinsip yang mencirikannya sebagai lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai
etika bisnis. Nilai-nilai yang terkandung dalam koperasi, seperti menolong diri
sendiri (self help), percaya pada diri sendiri (self reliance), dan kebersamaan
(cooperation) akan melahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu
kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan para
pelaku ekonomi lainnya. Konsepsi demikian mendudukkan koperasi sebagai
badan usah yang cukup strategis bagi anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan
ekonomis yang pada gilirannya berdampak pada masyarakat secara luas. Pada era
Orde Baru (Orba), pembangunan koperasi sangat signifikan. Diwarnai oleh
kesuksesan gerakan para petani di pedesaan yang tergabung dalam Koperasi Unit
Desa (KUD).
Koperasi tampil sebagai lokomotif perekonomian desa, antara lain dalam
penyaluran sarana produksi pertanian (saprotan), prosesing hasil pertanian hingga
kegiatan pemasaran ke Bulog dan pasaran umum. Selain itu, koperasi juga telah
mulai aktif dalam bidang usaha peternakan, perikanan, jasa distribusi/konsumen,
dan simpan pinjam/perkreditan. Kegiatan koperasi tersebut sudah diterima
keberadaannya oleh masyarakat sebagai gerakan ekonomi rakyat dalam
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur. Berdasarkan fenomena
yang terjadi selama ini, sudah banyak jumlah koperasi yang berdiri utamanya di
pedesaan. Misalnya, KUD dan Kopersi Simpan Pinjam (KSP) yang mampu
memposisikan diri sebagai lembaga dalam program pengadaan pangan nasional
serta pengelolaan dan penyaluran keuangan kepada masyarakat. Pendirian
koperasi di desa umumnya disambut baik oleh warga dengan harapan dapat
meningkatkan perekonomian desa. Menurut data statistik perkoperasian 2007
menunjukkan bahwa tahun 2006 jumlah koperasi mencapai 141.326 unit
meningkat sebesar 4,71% dari tahun 2005 sejumlah 134.963 unit
(www.depkop.go.id). Kondisi ini menggambarkan keberadaan koperasi
setidaknya diharapkan mampu menumbuhkan posisi tawar (bergaining position)
rakyat terhadap pasar.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah
a) Bagaimana dasar hukum pembentukan koperasi ?
b) Apa saja syarat dan tata cara pembentukan koperasi ?
c) Apa saja struktur intern dan ekstern organisasi koperasi ?
1.3 Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1) Untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Ekonomi Koperasi
2) Untuk mengetahui apa arti dari Koperasi
3) Untuk mengetahui dasar hukum pembentukan Koperasi
4) Untuk mengetahui syarat dan tata cara pembentukan Koperasi
5) Untuk mengetahui struktur intern dan ekstern dari organisasi Koperasi
BAB II
PEMBAHASAN

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan


hukum dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sehingga
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Orang-
orang yang akan mendirikan koperasi terlebih dahulu mendapatkan penerangan
dan penyuluhan agar memperoleh pengertian dan kejelasan mengenai maksud dan
tujuan mendirikan koperasi termasuk struktur organisasi manajemen serta
kegiatan usaha koperasi.

2.1 Dasar Hukum


Dalam pelaksanaan koperasi, perlu adanya dasar hukum untuk
mengaturnya. Dasar hukum Koperasi Indonesia adalah UU Nomor 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian. Di dalamnya mengatur tentang fungsi, peran, dan prinsip
koperasi. Undang-undang ini disahkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 1992,
di tandatangani oleh Presiden RI Soeharto, Presiden RI pada masa itu dan di
umumkan pada Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 116. Dan demikian
dengan terbitnya UU Nomor 25 Tahun 1992 maka UU Nomor 12 Tahun
1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, Lembaran Negara RI Tahun 1967
Nomor 23 dan Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 2832, yang
sebelumnya dipergunakan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Koperasi Indonesia berdasarkan UU No. 25 tahun 1992, koperasi suatu badan
usaha yang dipandang oleh undang-undang sebagai suatu perusahaan. Dimana
dibentuk oleh anggota-anggotanya untuk melakukan kegiatan usaha dan
menunjang kepentingan ekonomi anggotanya.

Dasar-dasar hukum koperasi Indonesia


1. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
2. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran
Koperasi oleh Pemerintah
3. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Simpan Pinjam oleh Koperasi
4. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan
pada Koperasi.
5. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PPK No.
36/Kep/MII/1998 tentang Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan
Peleburan Koperasi
6. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM No.
19/KEP/Meneg/III/2000 tentang Pedoman kelembagaan dan Usaha
Koperasi
7. Peraturan Menteri No. 01 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran
Dasar Koperasi.

2.2 Syarat dan Tata Cara Pembentukan Koperasi


Sebelum mengetahui syarat pendirian koperasi, akan diulas beberapa hal
mengenai pondasi utama yaitu perundang-undangan yang membahas
koperasi
 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1992, Koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Koperasi terbagi atas dua yakni:
1. Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan orang seorang.
2. Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan badan-badan hukum koperasi.
Langkah-langkah mendirikan Koperasi
1. Calon-calon pendiri harus mempunyai kepentingan ekonomi yang sama
Koperasi sebaiknya dibentuk oleh sekelompok orang atau anggota
masyarakat yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang
sama. Sebaiknya sebelum melanjutkan proses mendirikan koperasi,
dahulukanlah tindakan penyuluhan tentang perkoperasian agar kelompok
masyarakat yang ingin mendirikan koperasi tersebut memahami mengenai
perkoperasian, sehingga anggota koperasi nantinya benar-benar
memahami nilai dan prinsip koperasi dan paham akan hak dan
kewajibannya sebagai anggota koperasi (Pasal 3 dan Pasal 4 UU No.25
Tahun 1992)

2. Dilaksanakannya Rapat Pembentukan


Proses kedua dalam pendirian koperasi adalah dijalankannya rapat
pembentukan dimana untuk Koperasi Primer sekurang-kurangnya dihadiri
oleh 20 orang anggota pendiri, sedangkan untuk Koperasi Sekunder
sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga) koperasi melalui wakil-wakilnya
(Pasal 5 Ayat 1). Rapat pembentukan koperasi tersebut dihadiri oleh
pejabat dinas/instansi/badan yang membidangi koperasi setempat sesuai
domisili anggota (Pasal 5 Ayat 3), dimana kehadiran pejabat tersebut
bertujuan antara lain untuk : memberi arahan berkenaan dengan
pembentukan koperasi, melihat proses pelaksanaan rapat pembentukan,
sebagai narasumber apabila ada pertanyaan berkaitan dengan
perkoperasian dan untuk meneliti isi konsep anggaran dasar yang dibuat
oleh para pendiri sebelum di”akta”kan oleh Notaris Pembuat Akta
Koperasi setempat.
Dalam rapat pembentukan akan dibahas mengenai Anggaran Dasar
Koperasi yang memuat antara lain (Pasal 5 Ayat 5) :
a) Nama dan tempat kedudukan
b) Maksud dan tujuan
c) Jenis koperasi dan Bidang usaha Keanggotaan
d) Rapat Anggota
e) Pengurus, Pengawas dan Pengelola
f) Permodalan, jangka waktu dan Sisa Hasil Usaha
3. Penyusunan Akta Pendirian Koperasi
Proses ketiga yang harus dilakukan untuk mengesahkan Badan
Hukum Koperasi adalah Pembuatan atau penyusunan akta pendirian
koperasi, yang dapat disusun oleh para pendiri (apabila di wilayah
setempat tidak terdapat NPAK) atau dibuat oleh Notaris Pembuat Akta
Koperasi (Pasal 6 Ayat 1).Selanjutnya notaris atau kuasa pendiri
mengajukan permohonan pengesahan secara tertulis kepada pejabat yang
berwenang dengan dilampirkan Pasal 7 ayat (1) :
a) 2 (Dua) rangkap salinan akta pendirian bermeterai cukup.
b) Data akta pendirian koperasi yang dibuat dan ditandatangani nbotaris.
c) Rencana kegiatan usaha minimal tiga tahun ke depan dan RAPB.
d) Dokumen lain yang diperlukan sesuai peraturan perundang undangan.
4. Penelitian oleh Pejabat yang memiliki Kewenangan
Langkah akhir yang harus dilalui untuk mengesahkan koperasi
tersebut sebagai Badan Hukum adalah Penelitian oleh pejabat yang
berwenang.

Pejabat yang berwenang akan melakukan :


1. Penelitian terhadap materi Anggaran Dasar yang diajukan (Pasal 8
Ayat 2),
2. Pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut (Pasal 8 Ayat 2).

Syarat untuk pendirian Koperasi Umum :


1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK).
2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi.
3. Daftar hadir rapat pendirian Koperasi
4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir
agar mempermudah pada saat verifikasi).
5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus pengesahan
pembentukan koperasi.
6. Surat Bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang;kurangnya
sebesar simpanan pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi para
pendiri.
7. Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan dan
Rencana Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi.
8. Daftar susunan pengurus dan pengawas.
9. Daftar sarana kerja koperasi
10. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara
pengurus.
11. Struktur organisasi koperasi.
12. Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya
13. Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan

Syarat Untuk Pendirian Koperasi Simpan Pinjam (KSP) :


1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK)
2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi
3. Daftar hadir rapat pendirian koperasi
4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir
agar mempermudah pada saat verifikasi)
5. Kuasa pendiri (pengurus terpilih) untuk mengurus permohonan
pengesahan pembentukan koperasi.
6. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian KSP berupa
deposito pada bank pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi
dan UKM, dilengkapi degan bukti penyetoran dari anggota kepada
koperasi
7. Rencana kerja koperasi minimal (3) tiga tahun kedepan (rencana
permodalan, neraca awal, rencana kegiatan usaha (business plan),
rencana bidang organisasi &SDM)
8. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan
9. Daftar susunan pengurus dan pengawas
10. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara
pengurus.
11. Daftar sarana kerja
12. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam
13. Surat pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan
koperasinya oleh pejabat yang berwenang
14. Surat pernyataan status kantor koperasi dan bukti pendukungnya
15. Struktur organisasi KSP
16. Nama dan riwayat hidup calon pengelola yang dilengkapi dengan :
 Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam
koperasi.
 Surat keterangan berkelakuan baik
 Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan
semenda dengan pengurus dan pengawas
 Surat pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja
secara purna waktu.

2.3 Struktur Intern dan Ekstern Organisasi Koperasi


Struktur Intern Organisasi Koperasi
Struktur internal organisasi koperasi melibatkan perangkat
organisasi di dalam organisasi itu sendiri. Perangkat organisasi koperasi
adalah rapat anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola. Di anatara rapat
anggota, penggurus, dan pengelola terjalin hubungan perintah dan
tanggung jawab. Sedangkan pengawas hanya memiliki hubungan satu
arah, yaitu bertanggung jawab terhadap rapat anggota, tanpa memberikan
perintah pada pengakat organisasi lainnya
Bagan struktur internal organisasi koperasi dapat dilihat pada berikut.

1. Anggota : setiap orang yang terdaftar sebagai peserta pemilik


koperasi sesuai dengan persyaratan dalam anggaran dasar.
2. Rapat Anggota : pemegang kekuasan tertinggi dalam organisasi koperasi.
3. Pengurus : melaksanakan keputusan keputusan yang ditetapkan oleh
rapat anggota untuk menggerakkan roda organisasi dalam merealisasikan
tujuan yang ditetapkan.
4. Pengawas : bertugas melaksanakan pengawasan atas pekerjaan
pengawasannya.
5. Pengelola : pelaksana harian kegiatan koperasi yang diangkat oleh
pengurus koperasi atas persetujuan rapat anggota.

Struktur Ekstern Organisasi Koperasi


Struktur eksternal organisasi koperasi berhubungan dengan adanya
penggabungan koperasi sejenis pada suatu wilayah tertentu. Penggabungan itu
dibutuhkan untuk pembinaan, pelatihan, kemudian mendapat modal, dan
kebutuhan kemudahan lainnya. Berkaitan dengan itu, adanya koperasi induk,
koperasi gabungan, koperasi pusat, dan koperasi primer.
Bagan struktur eksternal organisasi koperasi dapat dilihat pada berikut.

1. Koperasi induk : gabungan dari paling sedikit 3 koperasi gabungan


yang berkedudukan di ibukota Negara.
2. Koperasi gabungan : gabungan dari paling sedikit 3 koperasi pusat dan
berkedudukan di ibukota provinsi.
3. Koperasi pusat : gabungan dari paling sedikit 4 koperasi primer dan
berkedudukan di ibokota kabupaten.
4. Koperasi primer : koperasi yang merupakan perkumpulan dari paling
sedikit 20 orang yang bergabung dengan tujuan yang sama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Koperasi bentuk organisasi yang tujuan utamanya bukan mencari
keuntungan tetapi mencari kesejahteraan anggota, awalnya koperasi didirikan
karena penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh
sistem kapitalisme yang semakin memuncak. Dalam suatu susunan pembentukan
atau pendirian koperasi, terlebih dahulu harus memenuhi prosedur pendirian
koperasi seperti syarat syarat dan juga anggaran dasar yang diperlukan dalam
suatu pembentukan koperasi. Disamping itu tidak mengesampingkan pula dasar
dalam pembentukan koperasi sesuai dengan undang-undang yang berlaku di
Indonesia.
Koperasi merupakan asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan
usaha bersama atas dasar prinsip-prinsip koperasi, sehingga mendapatkan manfaat
yang lebih besar dengan biaya rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan
diawasi secara demokratis oleh anggotanya.

3.2 Saran
Dalam melakukan pendirian koperasi harus diperhatikan apa saja ketentuan-
ketentuan atau syarat-syarat dan tahap-tahap dalam melakukan kegiatan pendirian
Koperasi agar mencapai tujuan untuk membantu masyarakat dalam permasalahan
ekonominya. Koperasi sangatlah penting untuk membantu masyarakat dalam
perekonomian mereka yang lemah, dan pendiri harus memperhatikan agar tujuan
tercapai. Jika didaerah sekitarmu belum ada Koperasi, segeralah ambil langkah
untuk mendirikan Koperasi agar membantu masyarakat yang ada sekitarmu.
3.3 Daftar Pustaka
 https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi
 http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_25_92.htm
 http://www.slideshare.net/ariskayuni/tata-cara-pendirian-koperasi-
26730850
 http://www.seputarukm.com/prosedur-pendirian-koperasi/
 https://ksusyariahzatadini.wordpress.com/2007/06/18/undang-undang-
koperasi-no-25-tahun-1992

Anda mungkin juga menyukai