Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Piala Dunia

Abstrak

Piala Dunia U-20 merupakan kejuaran sepakbola resmi yang diadakan setiap dua tahun sekali
oleh FIFA. Akan tetapi, pada tahun 2021 ini kejuaran tersebut secara resmi diundur menjadi
tahun 2023. Semua itu terjadi akibat pandemi Covid-19 yang masih terus terjadi di seluruh dunia,
khususnya di Indonesia yang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Penelitian ini
bertujuan untuk mengungkap bagaimana komunikasi FIFA ke pemerintah Indonesia serta pada
khalayak. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis kemungkinan yang terjadi
bila piala dunia U-20 tetap digelar pada tahun 2021. Serta mengungkap bagaimana perawatan
fasilitas agar tetap dalam kondisi yang baik hingga tahun 2023. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan teori kerumunan sosial,
konsep pandemi dan komunikasi massa. Hasil dari penelitian ini adalah Komunikasi dari FIFA
pada pemerintah beserta khalayak ramai mengenai dibatalkannya gelaran tersebut, dilakukan
oleh FIFA melalui media massa yakni, di laman resminya. Kemungkinan yang terjadi bila Piala
Dunia U-20 tetap dilaksanakan pada tahun 2021, akan berdampak pada sulitnya izin
penerbangan antar negara, serta gelaran Piala Dunia tidak dapat dihadiri penonton untuk
mengindari kerumunan. Selain itu, pemerintah juga akan mengkaji ulang anggaran untuk
menyiapkan fasilitas agar tetap dalam kondisi yang baik.

Kata Kunci: Piala Dunia U-20, Indonesia, pandemi, sepakbola

Abstract

World Cup U-20 is an official football championship which is held every two years by FIFA.
However, in 2021 the official championship was postponed until 2023. All this happened due to
the Covid-19 pandemic which continues to occur around the world, especially in Indonesia
which is hosting the 2021 U-20 World Cup. This study aims to reveal how FIFA's
communication with the government Indonesia and to the wider community. In addition, this
study also aims to analyze the possibilities that will occur if the world of U-20 is still being
implemented in 2021. As well as to reveal how the maintenance of these facilities remains in
good condition until 2023. The method used in this study is the method descriptive. qualitative
with social crowd theory, the concept of pandemic and mass communication. The result of this
research is communication from FIFA to the government and the general public regarding the
cancellation of the event, carried out by FIFA through the mass media, namely, on its official
website. The possibility that what happens if the U-20 World Cup continues in 2021, will have
an impact on the difficulty of permits for flights between countries, and the World Cup event
cannot be attended by spectators to avoid the crowd. In addition, the government will also review
the budget to prepare facilities to keep them in good condition.

Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer sampai saat ini
di dunia manapun. Sepakbola telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan dari
berbagai bentuk baik peraturan maupun permainannya yang digemari oleh seluruh lapisan
masyarakat. Pada tanggal 21 Mei 1904 atas inisiatif Guirin dari Perancis berdirilah federasi
sepakbola yang bernama Federation Internationale de Football Association atau disingkat FIFA,
yang disponsori oleh 7 negara anggota pertama, yakni: Perancis, Belgia, Netherland, Dendmark,
Spanyol, Swedia dan Swiss. Sebagai ketua pertama adalah Guirin [1]. Setelah berdirinya FIFA,
banyak kejuaran sepakbola international yang diselernggarakan secara rutin, salah satunya
adalah Piala Dunia atau dalam bahasa Inggris disebut World Cup. Uruguay menjadi tuan rumah
pertama dalam ajang piala dunia ini [2].

Piala dunia sendiri terbagi menjadi beberapa tingkatan usia, salah satunya adalah tingkatan di
bawah usia 20 tahun atau biasa di sebut Piala Dunia U-20. Kejuaraan piala dunia U-20 telah
berlangsung sejak tahun 1977. Tunisia menjadi tuan rumah pertama gelaran sepak bola dunia
junior tersebut, yang diikuti oleh 16 negara dengan Uni Soviet yang keluar sebagai juaranya [3].
Pada awalnya kejuaraan ini bernama Piala Dunia Pemuda FIFA sampai pada tahun 2005 berubah
menjadi Piala Dunia U-20. Berbeda dengan piala dunia senior, piala dunia U-20 diadakan setiap
dua tahun sekali. Sebelum dapat mengikuti kejuaraan ini setiap negara akan mengikuti
kualifikasi dari masing-masing konfederasi untuk dapat mengikuti Piala Dunia U-20 FIFA [4].

Kali ini Indonesia resmi dinobatkan sebagai tuan rumah ke-22 perhelatan kompetisi akbar
sepakbola dunia tersebut. ini merupakan penyelenggaraan pertama
kalinya bagi Indonesia. Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 setelah
mengalahkan Brasil dan Peru dalam bidding yang digelar pada akhir Oktober lalu. Keputusan
tersebut dikeluarkan FIFA dalam Council Meeting di Shanghai, yang dipimpin langsung oleh
Presiden FIFA, Gianni Infantino. Sebanyak 24 tim akan bertanding untuk memperebutkan piala
bergengsi tersebut. Salah satunya adalah tuan rumah Indonesia yang otomatis sudah memastikan
namanya di Grup A. Pemain-pemain muda terbaik dari seluruh dunia akan unjuk kemampuan di
Indonesia dalam kurun dua tahun ke depan. Selain jadi tontonan memikat, event ini adalah
kesempatan emas buat bibit muda Indonesia meraih prestasi internasional dan sekaligus menakar
kemampuan mereka. Indonesia telah mengajukan 10 stadion untuk menghelat pertandingan
tersebut. Nantinya FIFA akan memilih 6 dari 10 stadium tersebut untuk dijadikan venue
pertandingan. 10 stadion tersebut adalah: GBK, Stadium Patriot, Wibawa Mukti, Pakansari, Jalak
Harupat, Mandala Krida, Manahan, Gelora Bung Tomo, Kapten I Wayan Dipta, dan Gelora
Sriwijaya [5].

Akan tetapi, akibat pandemi covid-19 yang hingga saat ini melanda dunia FIFA secara resmi
membatalkan kejuaraan yang seharusnya dihelat tahun 2021 tersebut. Dilansir Pikiran-
Rakyat.com dari laman Worldometers per Selasa, 29 Desember 2020 jumlah kasus positif di
seluruh dunia mencapai 81.622.031 kasus. Terjadi penambahan kasus positif sebanyak 447.620
dalam kurun waktu 24 jam. Jumlah kematian akibat pandemi pun bertambah sebanyak 8.460
jiwa. Indonesia juga masuk dalam peringkat 20 besar sebagai negara dengan kasus positif
tertinggi di dunia [6]. Ini adalah kali kedua Piala Dunia U-20 mengalami penundaan.
Sebelumnya, turnamen yang kerap melahirkan wonderkid itu sedianya digelar pada 2020. FIFA
kemudian menundanya hingga setahun, yakni tahun 2021. Tetapi, karena pandemi corona yang
belum usai mau tak mau membuat turnamen tersebut kembali mengalami penundaan [7].
Meskipun begitu, Indonesia akan tetap menjadi tuan rumah piala dunia U-20 yang ditunda
hingga tahun 2023. Menanggapi keputusan FIFA, PSSI tentu tak bisa berbuat banyak, sebab
yang menjadi alasan utama adalah adanya kondisi yang tak bisa dikendalikan [8].

Fokus pembahasan ini adalah untuk menganalisis bagaimana komunikasi dari FIFA ke
pemerintah Indonesia serta pada khalayak ramai dalam menyampaikan alasan penundaannya.
Bagaimana kemungkinan yang tejadi jika piala dunia U-20 tetap dilaksanakan tahun 2021. Selain
itu, juga untuk mengetahui bagaimana perawatan fasilitas yang sudah disiapkan agar tetap dalam
kondisi yang baik hingga tahun 2023.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif, analisis-deskriptif. Metode ini menekankan
pada makna, penalaran, situasi tertentu dalam kondisi tertentu yang biasanya berhubungan
dengan kehidupan sehari hari [9]. Data dari penelitian kualitatif lebih berupa kata-kata daripada
angka-angka, data penelitian bersifat deskriptif, yang artinya dapat berupa gejala yang
dikategorikan seperti foto, dokumen, artefak, dan catatan [10]. Analisis dekripsi pada penelitian
ini adalah untuk mengungkap bagaimana komunikasi dari FIFA ke pemerintah Indonesia serta
pada khalayak dalam penyampaian alasan penundaan piala dunia U-20, bagaimana kemungkinan
yang terjadi jika piala dunia tetap dilaksanakan sesuai jadwal, serta bagaimana perawatan
fasilitas yang sudah disiapkan pemerintah agar tetap dalam kondisi yang baik hingga
terlaksananya piala dunia U-20 tahun 2023.

Kerumunan Sosial

Kerumunan social atau social aggregate adalah sekumpulan orang yang berada di suatu tempat,
akan tetapi di antara mereka tidak berhubungan secara tetap. Pengelompokkan manusia seperti
itu disebut juga kolektivitas, yaitu kumpulan manusia pada suatu tempat dan suatu waktu yang
sifatnya sementara. Suatu kelompok manusia disebut kerumunan apabila mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:

1) Orang-orang dalam suatu kerumunan sosial tidak saling mengenal.


2) Kehadiran orang-orang di tempat berkumpul hanya bersifat fisik atau tidak kontak batin.
3) Motivasi berkumpul disebabkan adanya sesuatu yang menjadi pusat perhatian umum dan
terjadi secara kebetulan.
4) Antara individu yang satu dan individu lainnya tidak terorganisasi.
5) Interaksi antarindividu bersifat spontan, tidak terduga, sangat lemah dan singkat.
6) Orang-orang yang hadir dan berkumpul mempunyai kedudukan social yang sama (tidak
berstruktur) walaupun berasal dari status social yang berbeda.
7) Setiap orang bebas masuk atau keluar dari tempat kerumunan.
8) Kerumunan terwujud pada tempat tertentu dan hanya untuk sementara [11].

Konsep Pandemi

Pandemi adalah wabah yang menyebar ke seluruh dunia. Dengan kata lain, wabah ini menjadi
masalah bersama warga dunia. Contoh pandemi adalah H1N1 yang diumumkan WHO pada
2009. Demikian halnya dengan influenza yang dahulu pernah menjadi pamdemi di tingkat dunia.
Pandemi adalah penyakit yang menyebar secara global meliputi area geografis yang luas.
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), pandemi ini tidak ada hubungannya dengan tingkat
keparahan penyakit, jumlah korban, atau infeksi. Akan tetapi, pandemi berhubungan dengan
penyebaran secara geografis. Secara internasional, dikenal tanda kode warna yang menunjukkan
tingkat kegawatan wabah serta respon yang harus dilakukan. Urutan kode warna tersebut adalah
hijau, kuning, oranye, dan merah yang merupakan kode tertinggi dan mengindikasikan kondisi
terburuk [12].

Komunikasi Massa

Komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendy ialah penyebaran pesan dengan
menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang
tidak tampak oleh si penyampai pesan. Karakteristik komunikasi massa dapat dikatan sebagai
berikut:

1) Komunikator dalam komunikasi massa melembaga


2) Komunikan bersifat anonim
3) Pesannya bersifat umum, universal dan ditujukan kepada khalayak luas
4) Komunikasi yang disampaikan bersifat satu arah
5) Komunkasi massa menimbulkan keserempakan dan keserentakan
6) Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
7) Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper

Menurut Charles Wright (1986) komunikasi massa memiliki fungsi pengawasan, korelasi,
sosialisasi, dan hiburan. Dalam melakukan fungsinya, media massa menyesuaikan diri pada
fungsi utama yang dimiliki oleh masing-masing produk medianya. Sebuah produk media bisa
tediri dari beberapa fungsi komunikasi massa [13].

Pembahasan

1. Komunikasi FIFA pada Pemerintah dan Khalayak


1.1. Komunikasi FIFA ke Pemerintah
Pihak Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) telah mengeluarkan keputusannya terkait Piala
Dunia U-20 2021. Organisasi sepakbola tersebut resmi mengundur gelaran bergengsi itu.
Pengumuman itu diketahui dari lam resmi FIFA pada kamis (24/12/2020) malam. Sebagai
gantinya, FIFA akan menyelenggarakan Piala Dunia U-20 pada tahun 2023 mendatang.
Selain itu, FIFA juga menjanjikan bahwa Indonesia tetap akan menjadi tuan rumah gelaran
akbar kategori U20 tersebut pada tahun 2023. Akan tetapi, pemerintah Indonesia ataupun
PSSI sebagai federasi sepakbola Indonesia belum menerima surat resmi keputusan FIFA
menyangkut pembatalan PIala Dunia U-20 2021 yang semestinya berlangsung di tanah air.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menyatakan pihaknya baru mengetahui
pengumuman tersebut dari laman resmi FIFA, yakni www.FIFA.com yang berisi:

“Akibat pandemi COVID-19, Biro Dewan FIFA telah memutuskan untuk membatalkan


Piala Dunia FIFA U20 putra dan Piala Dunia U17 edisi 2021 putra, serta menunjuk
Indonesia dan Peru, masing-masing dari mereka yang terpilih sebagai tuan rumah
turnamen pada 2021, menjadi tuan rumah edisi 2023. Pandemi Covid-19 terus
menghadirkan tantangan bagi penyelenggara acara olahraga internasional dan memiliki
efek membatasi pada perjalanan internasional. Oleh karena itu, FIFA secara teratur
berkonsultasi dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk asosiasi anggota tuan
rumah serta konfederasi yang terlibat dalam kedua turnamen yang semula dijadwalkan
berlangsung pada tahun 2021. FIFA ingin mengucapkan terima kasih kepada asosiasi
anggota tuan rumah, serta pihak berwenang di Indonesia dan Peru, atas komitmen dan
persiapan turnamen yang dilakukan selama ini. FIFA berharap dapat terus bekerja sama
dengan negara tuan rumah untuk menyelenggarakan turnamen yang sukses.”

Dengan pernyataan FIFA tersebut, dipastikan Piala Dunia U-20 2021 dibatalkan akibat
pandemi Covid-19 yang belum usai. FIFA secara teratur berkonsultasi dengan para
pemangku kepentingan terkait, termasuk Asosiasi Anggota tuan rumah serta Konfederasi
yang terlibat dalam kedua turnamen yang semula dijadwalkan berlangsung pada tahun 2021.
Pemerintah meminta PSSI untuk berkoordinasi dengan FIFA agar surat resmi atau
pemberitahuan tertulis segera dikirimkan [14].

1.2. Komunikasi pada Khalayak


Sama halnya dengan komunikasi yang dilakukan FIFA pada pemerintah yang sementara ini
belum mengirimkan surat resmi terkait pembatalan gelaran Piala Dunia U-20, komunikasi
FIFA pada khalayak pun dipastikan melalui melalui media massa, yakni laman resmi FIFA
www.FIFA.com. Komunikasi pada khalayak atau komunikasi massa memang sudah
sepatutnya menggunakan media massa agar komunikasi berjalan dengan lancar dan cepat
hingga diterima oleh khalayak luas. Dalam hal ini, komunikasi dari FIFA pada khalayak
berjalan lancar, terlihat dari banyaknya media yang ramai membicarakan tentang pembatalan
gelaran tersebut setelah FIFA membagikan pernyataan di laman resminya.
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai federasi sepakbola Indonesia pun
langsung memberikan responnya di laman resmi PSSI, yakni www.PSSI.org terkait
pernyataan FIFA tersebut. Menanggapi keputusan FIFA, Ketua Umum PSSI Mochamad
Iriawan mengapresiasi dan menghormati keputusan FIFA, mengingat kelancaran acara serta
keselamatan dan keamanan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan FIFA U-20
World Cup Indonesia 2021 adalah prioritas utama. Iriawan pun berharap dengan pembatalan
ini, Timnas Indonesia bisa memanfaatkan waktu untuk mematangkan persiapan sebelum
bertanding di turnamen 2023 mendatang [15].

2. Kemungkinan yang Terjadi Jika Piala Dunia U-20 Tetap dilaksanakan 2021
Akibat pandemi covid-19 yang hingga saat ini melanda dunia membuat FIFA secara resmi
membatalkan kejuaraan yang seharusnya dihelat tahun 2021 tersebut. Pandemi covid-19
hingga saat ini belum juga usai, bahkan di beberapa negara mengalami kenaikan.
Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari laman Worldometers per Selasa, 29 Desember 2020 jumlah
kasus positif di seluruh dunia mencapai 81.622.031 kasus. Terjadi penambahan kasus positif
sebanyak 447.620 dalam kurun waktu 24 jam. Jumlah kematian akibat pandemi pun
bertambah sebanyak 8.460 jiwa. Indonesia juga masuk dalam peringkat 20 besar sebagai
negara dengan kasus positif tertinggi di dunia [6].
Pandemi adalah wabah yang menyebar ke seluruh dunia. Dengan kata lain, wabah ini
menjadi masalah bersama warga dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO),
pandemi ini tidak ada hubungannya dengan tingkat keparahan penyakit, jumlah korban, atau
infeksi. Akan tetapi, pandemi berhubungan dengan penyebaran secara geografis [12].
Akibatnya, banyak sekali yang terkena dampak akibat pandemi ini, salah satunya adalah
sepakbola.
Sepakbola identik dengan kerumunan. Kerumunan adalah sekumpulan orang yang berada di
suatu tempat, akan tetapi di antara mereka tidak berhubungan secara tetap. Pengelompokkan
manusia seperti itu disebut juga kolektivitas, yaitu kumpulan manusia pada suatu tempat dan
suatu waktu yang sifatnya sementara [11]. Maka dari itu, tidak memungkinkan untuk gelaran
sepakbola dilaksanakan pada masa pandemi. Gelaran Piala Dunia U-20 pastinya akan
mengundang peserta dari berbagai macam negara di dunia, setidaknya ada 24 negara yang
menjadi peserta gelaran tersebut. Jika gelaran tersebut tetap dilaksanakan ada kemungkinan
muncul kendala seperti sulitnya izin penerbangan pesawat antar negara. Sebab, pada masa
pandemi ini banyak negara yang membatasi penerbangannya. Beberapa diantaranya yakni,
Belanda, Belgia, Jerman dan lain sebagainya yang melarang warganya untuk berpergian ke
luar negeri [16].
Selain itu, jika Piala Dunia U-20 tetap dilaksanakan pada tahun 2021, kemungkinan besar
akan digelar tanpa penonton untuk menghindari kerumunan massa dan tidak membuat
cluster baru penyebaran covid-19. Dengan digelar tanpa penonton, pastinya akan mengurangi
kemeriahan gelaran Piala Dunia U-20. Apalagi tuan rumah Indonesia yang dikenal dengan
supporter yang fanatik yang selalu memenuhi stadion ketika timnas Indonesia bertanding.
Tak hanya penonton yang dirugikan karena tidak bisa menyaksikan pertandingan secara
langsung di stadion, melainkan para pemain yang bertanding pun akan mengalami kerugian
karena tidak adanya dukungan dari para suporter secara langsung. Dari sektor ekonomi tidak
akan terlepas dari dampak tersebut, karena para pedagang yang biasanya mengelilingi stadion
pasti tidak akan bisa menjajakan dagangannya bila tidak dihadiri suporter.

3. Perawatan Fasilitas Hingga Tahun 2023


Dengan ditundanya gelaran Piala Dunia U-20, pastinya menimbulkan dampak positif dan
dampak negatif dari segi fasilitas yang sudah disiapkan untuk gelaran tahun 2021 itu.
Positifnya, Indonesia bisa berbenah lebih lama lagi untuk mempersiapkan fasilitas yang saat
ini belum selesai agar hasilnya maksimal. Bagi daerah yang sudah melaksanakan kegiatan
renovasi, dapat melakukan peningkatan kualitas dan kapasitas venue olahraga. Negatifnya,
Indonesia akan memakan anggaran yang jauh lebih besar lagi serta harus menyusun ulang
anggaran agar fasilitas yang sudah selesai bisa tetap dalam kondisi baik hingga tahun 2023.
Kementrian Dalam Negeri Muhammad Hudori, mengingatkan daerah-daerah yang sudah
dipilih menjadi penyelenggara Piala Dunia U-20 agar bisa menyusun Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) 2021 dan dokumen anggaran pendapatan dan belanja daerah
(APBD) yang perlu dilakukan perubahan atau penyesuaian sesuai ketentuan untuk
mendukung perhelatan dua tahunaan itu [17].

Kesimpulan
Pihak Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) telah mengeluarkan keputusannya untuk menunda
gelaran Piala Dunia U-20 yang seharusnya dilaksanakan pada tahun 2021 menjadi tahun
2023, dengan Indonesia tetap menjadi tuan rumahnya. Alasan FIFA menunda gelaran
tersebut diakbitkan oleh pandemi covid-19 yang belum juga usai. Komunikasi dari FIFA
pada pemerintah beserta khalayak ramai mengenai dibatalkannya gelaran tersebut, dilakukan
oleh FIFA melalui media massa yakni, laman resminya di www.FIFA.com.
Kemungkinan yang terjadi bila Piala Dunia U-20 tetap dilaksanakan pada tahun 2021,
tentunya akan menimbulkan beberapa kendala diantaranya, sulitnya izin penerbangan antar
negara. Sebab, pada masa pandemi ini banyak negara yang membatasi warga negaranya
untuk pergi keluar negeri. Selain itu bila Piala Dunia dilaksanakan pada masa pandemi,
kemungkinan besar tidak dapat dihadiri oleh penonton atau suporter yang biasanya
memenuhi stadion. Sebab, jika gelaran tersebut dihadiri oleh penonton akan menimbulkan
kerumunan dan membuat cluster baru penyebaran covid-19.
Selain itu, dalam menjaga fasilitas yang sudah disiapkan agar tetap dalam kondisi baik
hingga gelaran tersebut dilaksanakan pada tahun 2023, pemerintah mengkaji ulang Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2021 dan dokumen anggaran pendapatan dan belanja
daerah (APBD) untuk mendukung perhelatan dua tahunaan itu.
Daftra Pustaka

[1] Emral. (2016). “Sepakbola Dasar.” Padang: Sukabina Press.

[2] Fachrurozy, Yudi. (2012). “Sejarah Piala Dunia.” Jakarta Timur: PT Balai Pustaka (Persero).

[3] Dzulfaroh, Ahmad Naufal. (2019). “Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Ini
Sejarahnya.” Diambil dari:
https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/26/081600165/indonesia-jadi-tuan-rumah-piala-
dunia-u-20-ini-sejarahnya-?page=all (Diakses pada 01 Januari 2021).

[4] Alie, Marzuki. (2013). “Piala Dunia U-20 FIFA Turkey 2013.” Diambil dari:
http://marzukialie.com/?show=umum&id=587 (Diakses pada 01 Januari 2021).

[5] Laraspati, Angga. (2019). “Indonesia Jadi Tuan Ruma di 2021, Ini Fakta-Fakta Piala Dunia
U-20.” Diambil dari: https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-4774213/indonesia-jadi-
tuan-rumah-di-2021-ini-fakta-fakta-piala-dunia-u-20 (Diakses pada 01 Januari 2021).

[6] Marga, Nopsi. (2020). “Update Virus Corona di Dunia 29 Desember 2020, Total Kasus
Covid-19 di AS Nyaris Tembus 20 Juta Jiwa.” Diambil dari: https://www.pikiran-
rakyat.com/internasional/pr-011181763/update-virus-corona-di-dunia-29-desember-2020-total-
kasus-covid-19-di-as-nyaris-tembus-20-juta-jiwa?page=3 (Diakses pada 01 Januari 2021).

[7] Nurikhsani, Gregah. (2020). “FIFA Resmi Tunda Piala Dunia U-20 ke 2023, Indonesia Tetap
Jadi Tuan Rumah.” Diambil dari: https://www.bola.com/dunia/read/4441729/fifa-resmi-tunda-
piala-dunia-u-20-ke-2023-indonesia-tetap-jadi-tuan-rumah (Diakses pada 01 Januari 2021).

[8] Wildayanti, Wila. (2020). “Piala Dunia U-20 Ditunda hingga 2023, PSSI Pastikan Semua
Tetap Berjalan Lancar.” Diambil dari: https://www.bolasport.com/read/312483710/piala-dunia-
u-20-ditunda-hingga-2023-pssi-pastikan-semua-tetap-berjalan-lancar (Diakses pada 01 Januari
2021).

[9] Sarwono, Jonathan. (2006). “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.” Yogyakarta:
Graha Ilmu.

[10] Rohidi, Tjetjep Rohendi. (2011). “Metodologi Penelitian Seni.” Semarang: Cipta Prima
Nusantara.
[11] Waluya, Bagja. (2007). “Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat.” Bandung:
PT Setia Purna Inves.

[12] Ais, Rohadatul. (2020). “Komunikasi Efektif di Masa Pandemi Covid-19.” Banten:
Makmood Publishing.

[13] Hadi, Prijana. (2020). “Komunikasi Massa.” Pasuruan: Qiara Media.

[14] Abdulhakim, Nafis. (2020). “RESMI, FIFA Tunda Piala Dunia U20 2021 hingga 2023
karena Pandemi Covid-19, Ini Pengumumannya.” Diambil dari:
https://style.tribunnews.com/amp/2020/12/25/resmi-fifa-tunda-piala-dunia-u20-2021-hingga-
2023-karena-pandemi-covid-19-ini-pengumumannya?page=2 (Diakses pada 02 Januari 2021).

[15] (2020). “FIFA Resmi Batalkan FIFA U-20 World Cup Indonesia 2021™️ dan FIFA U-17
World Cup Peru 2021™️.” Diambil dari: https://www.pssi.org/news/fifa-resmi-batalkan-fifa-u-
20-world-cup-indonesia-2021-dan-fifa-u-17-world-cup-peru-2021-1 (Diakses pada 02 Januari
2021).

[16] Handoyo. (2020). “Ini 5 negara yang telah dan akan larang penerbangan dari Inggris karena
Covid-19.” Diambil dari: https://internasional.kontan.co.id/news/ini-5-negara-yang-telah-dan-
akan-larang-penerbangan-dari-inggris-karena-covid-19 (Diakses pada 02 Januari 2021).

Anda mungkin juga menyukai