Anda di halaman 1dari 3

SITUASI WILAYAH PUSKESMAS

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Kratonan yang berada di Kecamatan Serengan Kota
Surakarta berdiri sejak tahun 1982. Puskesmas Kratonan merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama
milik Pemerintah Kota Surakarta yang terletak di bagian selatan Kota Surakarta. Lokasi UPT Puskesmas
Kratonan di Jl.Pringgodani no.34 Surakarta.

A. Luas lahan Puskesmas Kratonan


Puskesmas Kratonan menempati lahan seluas 1.120 meter persegi, dan luas gedung 850 meter
persegi.
B. Luas wilayah kerja dan radius wilayah kerja
Puskesmas Kratonan merupakan salah satu Puskesmas di kota Surakarta yang terletak di bagian
selatan Kota Surakarta, tepatnya di wilayah kecamatan Serengan. Wilayah kerja Puskesmas
Kratonan berupa dataran rendah dengan luas wilayah 136,8 hektar, dilalui tiga sungai (sungan
Jenes, Sungai Tanggul, dan kali Wingko). Dengan radius wilayah kerja kurang lebih 5 km.
C. Wilayah kerja Puskesmas Kratonan
Wilayah kerja puskesmas Kratonan meliputi :
1. Kelurahan Kratonan
2. Kelurahan Danukusuman
3. Kelurahan Joyontakan
Wilayah kerja Puskesmas Kratonan berupa dataran rendah dengan luas wilayah 136,8
hektar, dilalui tiga sungai (sungai Jenes, sungai Tanggul, dan Kali Wingko).
D. Batas wilayah kerja Puskesmas Kratonan
Batas wilayah kerja Puskesmas Kratonan :
Sebelah Utara : Kelurahan Jayengan dan kecamatan Pasar Kliwon
Sebelah Timur : Kecamatan Pasar Kliwon
Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Barat : Kelurahan Tipes, Kelurahan Serengan dan Kabupaten Sukoharjo

Kelurahan Keratonan luasnya sekitar 40,1 hektar, terdiri dari 6 RW dan 37 RT, Kelurahan
Danukusuman luasnya sekitar 50,6 hektar, terdiri dari 15 RW dan 58 RT. Kelurahan Joyontakan
luasnya sekitar 45,9 hektar, terdiri dari 6 RW dan 27 RT.
IV. KESEHATAN KELUARGA
I. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN KB
A. Angka kematian ibu
Angka kematian ibu atau AKI merupakan salah satu indikator penting dari derajat
kesehatan masyarakat dan khususnya derajat kesehatn perempuan. Angka ini berguna
juga menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu. Kondisi kesehatan lingkungan serta
tingkat pelayanan kesehatan, terutama ibu pada saat hamil, melahirkan dan masa nifas.
Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam
tujuan pembangunan milenium (MDG’S tujuan ke 5 ) yaitu meningkatkan kesehatan
ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾
resiko jumlah kematian ibu. Angka kematain ibu bersalin atau Maternal Mortality Rate
(MMR) menunjukkan banyaknya ibu hamil atau ibu bersalin yang meninggal pada tiap
100.000 kelahiran hidup.
Salah satu upaya untuk pemantauan kesehatan ibu hamil dalam bentuk pencegahan dan
deteksi dini resiko tersebut adalah pemeriksaan laboratorium, ibu hamil WAJIB
melakukan pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan Hb, protein urin, reduksi urin
(sesuai pedoman pelayanan ANC terpadu KEMENKES RI TAHUN 2013).
Terjadinya kematian ibu terkait dengan kurangnya akses ke pelayanan kesehatan yan g
berkualitas bagi ibu, terutama pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu. Hal ini
dilatarbelakangi oleh terlambat mengenai tanda bahaya dan menganbil keputusan,
terlambat mencapai fasilitas kesehatan. Terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas
kesehatan.
Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh UPT Puskesmas Kratonan dalam rangka
penurunan angka kematian ibu yaitu :
1. Penguatan pelayanan dasar : Bimbingan teknis ke pelayanan swasta, dan Bidan
Praktek mandiri (BPM)
2. Pembentukan sistem jejaring antara Puskesmas dan seluruh klinik Bersalin, Bidan
prakte mandiri dan Rumah Sakit di kota Surakarta dalam pelaporan kejadian
kemarian ibu.
3. Sistem survailance dalam pelacakan kematian ibu
4. Deteksi dini dengan menggunakan instrumen Score Pudji Rochyati
5. Adanya mitra informasi di setiap kelurahan
6. Implementasi P1K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi),
yaitu salah satu kegiatan dalam pelayanan antenatal dan merupakan upaya
meningkatkan pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarganya tentang semua resiko
kehamilan, bahaya kehamilan dan persalinan, serta mengajak ibu hamil, suami dan
masyarakat sekitar untuk melakukan perencanaan. Meskipun dalam
pelaksanaannya masih ditemui beberapa kendala, diantaranya : Striker tidak
dipasang, pengisian tidak lengkap
7. GSI (Gerakan Sayang Ibu), yaitu suatu gerakan bersama yang dilakukan masyarakat
dan pemerintah dalam rangka memenuhi hak reproduksi perempuan dan hidup ibu
dan bayi. Dengan gerakan ini diharapkan akan muncul kepedulian masyarakat
terhadap pemenuhan hak-hak tersebut.
8. Kunjungan dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan di puskesmas untuk
melakukan pemeriksaan terhadap ibu hamil resiko tinggi dan transfer of knowledge
kepada petugas puskesmas.
9. Kegiatan audit Maternal perinatal yang bertujuan untuk melakukan analisa
penyebab kematian.
10. Kegiatan kelas hamil adalah kegiatan untuk pembelajaran tentang segala seluk beluk
kehamilan, persalinan, masa nifas dan perawatan bayi, bagi ibu hamil dan
pendamping (suami atau saudara terdekat)

B. Pelayanan Antenatal Care (ANC)

Anda mungkin juga menyukai