PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otonomi khusus di Papua sejak tahun 2001, dalam bidang kesehatan
memberikan tantangan yang besar terutama dalam peningkatan sumber daya manusia
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Papua memiliki kebutuhan yang
mendesak untuk meningkatkan kapasitasnya dalam mengentaskan masalah kesehatan.
Salah satu masalah terpenting yaitu dibutuhkannya tenaga kesehatan yang handal dan
profesional dalam memahami konsep gizi masyarakat dan mampu menerapkannya
dalam praktek dunia kerja.
Tantangan kebutuhan tenaga kesehatan di Provinsi papua, banyak lembaga
pendidikan yang telah memberikan kontribusi dalam mencetak tenaga kesehatan.
Salah satu diantaranya adalah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Cenderawasih yang terbentuk pada tahun 2005 dimana lulusannya telah tersebar di
seluruh Provinsi Papua dan Papua Barat.
Magang adalah salah satu mata kuliah mahasiswa yang dilaksanakan di luar
lingkungan kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang sesuai dengan
bidang peminatannya melalui metode observasi dan partisipasi. Kegiatan magang
dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan fungsional pada instansi tempat
Magang baik pada lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) maupun
perusahaan swasta atau lembaga lain yang relevan.
Kurikulum program Magang bagi mahasiswa FKM adalah memberi bekal
pengalaman dan keterampilan kerja praktis, penyesuaian sikap di dunia kerja sebelum
mahasiswa dilepas di dunia kerja dan sebelum mahasiswa dilepas untuk bekerja
sendiri. Fakultas Kesehatan Masyarakat melaksanakan program magang
mengharapkan para lulusan mempunyai kemampuan yang bersikap akademik dan
profesional.
Program magang ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa,
sehingga dengan bekal yang sudah diperoleh mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat diharapkan juga menguasai teori dan dapat menerapkan pengetahuan dan
keterampilannya untuk kegiatan yang bersifat produktif dan mengabdi kepada
masyarakat, bangsa dan negara.
C. Manfaat Magang
a. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pelajaran praktis serta membandingkan ilmu
yang diperoleh dari bangku perkuliahan dengan dunia kerja yang sesungguhnya.
Mempersiapkan diri dalam menghadapi kompetisi dunia kerja.
b. Bagi Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi dalam hal ini Fakultas Kesehatan Masyrakat dapat
menambah khasanah dunia kerja serta ilmu baru melalui informasi yang diperoleh
dilokasi Magang, sehingga dapat menyesuaikan kompetensi perkuliahan sesuai
dengan tuntunan dunia kerja yang pada akhirnya akan mengasilkan lulusan yang
lebih kompetitif.
c. Bagi Tempat Magang
Puskesmas memperoleh tambahan tenaga magang yang memiliki Idealisme
dan penuh dengan ilmu-ilmu segar yang belum lama dipelajari dari bangku
perkuliahan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Antropometri Gizi
Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh manusia.
Dalam bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang sering
digunakan adalah berat badan dan tinggi badan. Selain itu juga ukuran tubuh
lainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit, tinggi lutut,
lingkaran perut, lingkaran pinggul. Ukuran-ukuran antropometri tersebut bisa
berdiri sendiri untuk menentukan status gizi di banding baku atau berupa indeks
dengan membandingkan ukuran lainnya seperti BB/U, BB/TB, TB/U
(Sandjaja,dkk, 2010).
Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari
berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini
biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Table Penilaian Status Gizi berdasarkan indeks BB/U, TB/U, BB/TB Standart Baku
Antropometri WHO-NCHS
No. Indeks Batal pengelompokan Status gizi
1. BB/UU < -3 SD Gizi buruk
-3 s/d < -2 SD Gizi kurang
-2 s/d +2 SD Gizi baik
> +2 SD Gizi lebih
B. Posyandu
C. Pemberian Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu vitamin yang larut dalam lemak, di dalam
tubuh disimpan di hati. Vitamin A berfungsi dalam proses pembentukan dan
pertumbuhan sel darah merah, sel limfosit dan antibodi, sehingga berperan dalam
sistem kekebalan tubuh. Vitamin A juga bermanfaat bagi kesehatan mata dan
kulit, menjaga kesehatan mukosa saluran pernafasan, berperan dalam proses
perkembangan embrio dan reproduksi. Vitamin A juga merupakan antioksidan
kuat yang dapat menangkal radikal bebas berbahaya bagi tubuh.
D. Lansia
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang
telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok
yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process
atau proses penuaan.
17,0-
Kurus (Kekurangan berat badan tingkat ringan)
18,4
18,5-
Normal
25,0
25,1-
Gemuk (Kelebihan berat badan tingkat ringan)
27,0
2. Kondisi Geografi
3. Keadaan Demografi
Tabel 4.1
Pengukuran Dalam Gedung Pada Bayi Balita
Tahun 2018 Jumlah yang diukur
Bulan Februari- BB TB PB LILA
Maret 14 orang 13 orang 14 orang 13 orang
(Sumber : Data Puskesmas Abepura, 2018)
Dari tabel diatas, jumlah pengukuran yang dilakukan dalam gedung
dari bulan februari - maret adalah sebanyak 54 orang.
d. Pengisian KMS
1. Isikan bulan lahir anak pada 0 bulan lahir.
2. Tulis semua kolom penimbangan pada kolom sesuai umurnya.
3. Tulis bulan saat penimbangan pada kolom sesuai umurnya.
4. Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan.
5. Tulis berat badan di bawah kolom bulan saat penimbangan.
6. Letakkan titik berat badan pada titik temu garis tegak (umur) dan garis
datar (berat badan).
7. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu. Jika bulan
sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan lalu
dengan bulan ini dalam bentuk garis lurus.
8. Jika anak bulan lalu tidak ditimbang, maka garis pertumbuhan tidak
dapat dihubungkan.
e. Pemberian vitamin A
Pemberian vitamin A dilakukan saat posyandu dan di puskesmas.
Pemberian vitamin A di lakukan di puskesmas jika anak tersebut tidak
datang saat posyandu. Pemberian vitamin A dilakukan setahun dua kali
yaitu pada bulan februari dan bulan agustus.
Ada dua kapsul vitamin A yang dapat diberikan pada bayi balita serta
ibu nifas. Kapsul vitamin A biru dengan dosis 100.000 IU diberikan untuk
bayi usia 6-11 bulan, kapsul vitamin A warna merah dengan dosis 200.000
a. Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk
menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi lahir rendah
(BBLR).
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan
dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5
cm dan diatas atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm
berarti risiko KEK dan > 23,5 cm berarti tidak berisiko KEK.
Tabel 4.3
Pengukuran Lingkar Lengan Atas Pada WUS dan Ibu Hamil Dalam Gedung
Dari tabel diatas, jumlah WUS/Ibu hamil yang diukur lilanya < 23,5
sebanyak 5 orang sehingga beresiko KEK (Kekurangan Energi Kronik) dan
jumlah WUS/Ibu hamil yang diukur lilanya > 23,5 sebanyak 14 orang berarti
tidak beresiko KEK (Kekurangan Energi Kronik).
Tabel 4.4
Pemberian Vitamin A di TK/PAUD
Jumlah Pemberian
Nama TK/PAUD
Vitamin A
Narwastu 6
Kanaan 35
Aisyah 200
Betesda Ceria 16
Kecapi Sion 42
Pelangi Ceria 12
Jamiatul Muslimin 33
Puspita 161
PGRI 30
Cahaya Kasih 20
Nusantara 48
Bintang kecil 231
Kairos 22
Hermon 8
Harapan 58
Gunung Sion 27
Pemulihan 46
Marampa 38
Qurrota Ayun 118
Marten Luther 40
Bukit Sion 26
Satu Atap 34
Brigita Organda 16
Kristus Gembala 28
Ananda Kids 12
Dandelion 45
2. Posyandu
Posyandu merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memantau
perkembangan bayi, balita, ibu hamil, Pasangan Usia Subur ( PUS ) dan ibu
menyusui yang dilakukan sebulan sekali. Posyandu dilakukan dengan
mengunjungi tiap-tiap kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Abepura.
Pada lingkungan kerja Puskesmas Abepura ini ada posyandu yang setiap
bulan rutin dilaksanakan. Posyandu tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Posyandu Rebali
2. Posyandu Walikambay
3. Posyandu Bahagia
4. Posyandu Emerew
5. Posyandu Raboria
6. Posyandu Onomi
7. Posyandu Setia
8. Posyandu Kasih Mama 2
9. Posyandu Nauri
10. Posyandu Wilmari
11. Posyandu Sakura
12. Posyandu Sejahtera
13. Posyandu Rambay
14. Posyandu Cenderawasih
15. Posyandu Nusantara
16. Posyandu Flamboyan
17. Posyandu Merpati
Tabel 4.5
Pemberian Vitamin A Merah dan Vitamin A Biru di Posyandu
Tahun Jumlah Vitamin A
2018
Merah Biru
Grafik 4.1
Pemberian Vitamin A Merah dan Vitamin A Biru di Posyandu
Februari
600
400
200
0
Merah Biru
Jumlah Vitamin A
Februari 486 356
tempat Vit A
No. Bulan Total
pelaksanaan Bayi Balita
Posyandu 356 486 842
Dlm
Februari
1 gedung 250 699 949
TK 0 1418 1418
jumlah 606 2603
(Sumber : Data Puskesmas Abepura, 2018)
Tabel 4.7
Tabel Distribusi Vitamin A Bulan Februari 2018
CAKUPAN
NO SASARAN TARGET
FEB %
1 BAYI 1074 606 56,42
2 BALITA 5319 2603 48,94
(Sumber : Data Puskesmas Abepura, 2018)
Grafik 4.2
Jadi, dari grafik 4.2 capaian pemberian vitamin A belum mencapai target bayi dan
balita, sehingga harus dikejar pada bulan agustus.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
K/S 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
BGM/D 1.14 1.26 1.55 0.64 0.88 1.30 1.70 0.24 0.22 0.23 0.14 0.18
D/S 20.09 19.73 15.99 26.99 32.44 27.83 16.81 64.18 53.15 48.99 52.94 52.88
N/D 31.31 25.99 50.77 25.78 23.33 24.52 42.29 14.32 14.67 13.31 13.86 12.76
N/S 6.29 5.13 8.12 6.96 7.57 6.82 7.11 9.19 7.80 6.52 7.34 6.75
Tabel 4.8
TABEL SKDN JANUARI-FEBRUARI 2018
INDIKATOR CAKUPAN
NO BULAN BGM
S K D N N/S N/D D/S BGM/D K/S
1. JANUARI 5319 5319 2771 385 14 7,24 13,89 52,10 0,51 100
2. FEBRUARI 5319 5319 3271 297 7 5,58 9,08 61,50 0,21 100
(Sumber : Data Puskesmas Abepura, 2018)
Grafik 4.4
SKDN JANUARI-FEBRUARI 2018
3. Penyuluhan
Penyuluhan adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk
menyampaikan informasi kepada orang lain dari semula yang tidak tahu menjadi
tahu dan yang tahu menjadi lebih tahu.
Penyuluhan dilakukan di TK Aisyah, TK Kristus Gembala, TK Cahaya Kasih,
TK Satu Atap, TK Dandelion, TK Betesda Ceria, dengan sasaran adik-adik TK.
Metode yang digunakan adalah metode ceramah. Penyuluhan yang diberikan
mengenai materi Vitamin A. Vitamin A adalah vitamin yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh karena vitamin a kaya akan manfaat seperti : mencegah kekeringan
pada mata, mencegah kebutaan, meningkatkan daya tahan tubuh, bersifat
antioksidan. Sumber vitamin a terdapat pada sayuran dan buah-buahan.
C. Analisa SWOT
1. Strenght (kekuatan)
Merupakan bagian analisis internal, mengupas kekuatan organisasi yang dapat
menjadi keunggulan di Puskesmas Abepura, khususnya bagian Gizi.
a. SDM (Tenaga Kesehatan)
1) Petugas Ahli Gizi yang kompeten.
2) Petugas Gizi yang selalu siap melayani masyarakat.
b. Dana
1) Dana BPJS adalah dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dibayarkan
oleh BPJS kesehatan kepada puskesmas sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan bagi peserta JKN. Sumber dana berasal dari hasil pengolahan dan
2. Weakness (kelemahan)
Merupakan kelemahan organisasi yang dapat menjadi hambatan. Adapun kelemahan
pada Puskesmas Abepura Bidang Gizi ditinjau dari :
a. SDM
- Kurangnya kesadaran dan partisipasi orang tua untuk datang menimbang
bayi dan balita rutin setiap bulan.
- Kurangnya petugas gizi dengan banyak sasaran bayi dan balita.
b. Bahan
- Sarana dan prasarana dalam hal ini transportasi belum memadai sehingga
terhambatnya kegiatan luar gedung seperti Posyandu, Posyandu Lansia,
Pengobatan Massal, Posbindu, dll. Dan ruangan Gizi yang belum
memadai.
3. Oportunity (peluang/kesempatan)
Merupakan analisa eksternal yang dapat dijadikan acuan dalam proses.
Adapun peluang/kesempatan di Puskesmas Abepura, Bidang Gizi ditinjau dari :
a. SDM
- Pemerintah menyediakan bantuan untuk Posyandu.
- Adanya kader posyandu yang siap membantu
b. Material
Akses Puskesmas yang mudah dijangkau karena berada di Pusat Kota, dan
petugas gizi selalu siap melayani di luar maupun dalam gedung
Identifikasi Masalah
Dari analisis diatas, masalah yang dapat diindentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya petugas gizi dengan banyak sasaran bayi dan balita di wilayah pelayanan
Puskesmas Abepura.
2. Sarana dan prasarana belum memadai, seperti jumlah sarana transpotrasi untuk
melakukan kegiatan luar masih kurang dan ruangan gizi dengan ukuran yang belum
memadai.
3. Masyarakat kurang memahami tata cara pendaftaran di posyandu dan kurang
memahami Deteksi Dini Tumbuh kembang bayi dan balita berdasarkan Grafik
Pertumbuhan.
4. Tingginya mobilitas penduduk dan angka kelahiran serta kurangnya partisipasi orang
tua untuk menjaga kesehatan bayi dan balita.
5. Sarana dan prasarana posyandu serta kesadaran pemanfaatan posyandu masih kurang.
Oleh masyarakat dalam hal ini ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita.
EKSTERNAL INTERNAL
Strenght Weakness
Oportunity Strategi Oportunity Strenght Strategi Oportunity Weakness
1. Tenaga Ahli Gizi dapat 1. Dukungan dana dari Dinas
memberikan pelayanan yang kesehatan dalam bentuk dana
bermutu bagi masyarakat. BPJS dapat dipakai untuk
2. Program pemulihan gizi melengkapi sarana dan prasarana
kurang dan gizi buruk dapat yang masih kurang.
terlaksana dengan baik, sebab 2. Tuntutan kesempurnaan kinerja
adanya dukungan dari lintas pelayanan kesehatan, karena letak
sektor yaitu dinas kesehatan. Puskesmas sangat mudah untuk
dijangkau.
Threat Strategi Threat Strenght Strategi Threat Weakness
1. Adanya tenaga kesehatan yang 1. Menambah sarana transportasi
berkompeten dalam program untuk kegiatan luar gedung agar
gizi yang selalu siap melayani program yang dijalankan dapat
masyarakat, dapat menjangkau masyarakat yang
meningkatkan kesadaran orang berada di wilaya kerja Puskesmas
tua tentang kesehatan bayi dan Abepura.
balita, sehingga angka 2. Mengembangkan program yang
mobilitas yang tinggi dapat dapat menambah pemahaman
ditekan dan jarak angka masyarakat tentang kesehatan
kelahiran dapat diminimalisir, bayi dan balita, lansia, maupun
serta pemanfaatan posyandu masyarakat, seperti penyuluhan
yang rutin dijalankan. atau mengadakan konseling
2. Pemahaman dan kesadaran ditiap-tiap program yang ada
masyarakat tentang diluar gedung.
pemanfaatan posyandu dapat
dibangun, sebab petugas Gizi
selalu siap melayani
masyarakat.
A. Simpulan
Selama kegiatan magang berlangsung mahasiswa telah memperoleh pengalaman
keterampilan dan mampu melakukan penyesuaian sikap dan pengetahuan di dunia kerja
dalam rangka memperkaya pengetahuan dan keterampilan di bidang ilmu kesehatan
masyarakat sesuai dengan kompetensi masing-masing peminatan, serta melatih
kemampuan bekerasama dengan baik dalam satu tim sehingga diperoleh manfaat bersama
baik bagi mahasiswa magang maupun intansi tempat magang.
Ada 2 Kegiatan yang di lakukan yaitu kegiatan di dalam gedung maupun di luar
gedung. Kegiatan di dalam gedung seperti antropometri pada bayi, balita, dan ibu hamil,
pemberian vitamin A bagi bayi, balita, pengukuran LILA bagi ibu hamil. Sedangkan
kegiatan yang di lakukan di luar gedung seperti di posyandu, posyandu lansia, posbindu
dan TK/PAUD sama halnya yang kami lakukan di dalam gedung seperti antropometri,
pemberian vitamin A, dan penyuluhan.
B. Saran
1. Diharapkan bagi ibu-ibu agar rajin membawa anaknya ke posyandu setiap bulan
untuk dipantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, sehingga dapat
dideteksi secara dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
2. Untuk Puskesmas diharapkan adanya penambahan pegawai gizi, dikarenakan
banyaknya jumlah sasaran bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Abepura.
3. Sarana dan prasarana dalam hal ini transportasi roda 2 atau roda 4 belum memadai
sehingga perlu penambahan transportasi guna menunjang kegiatan di luar gedung.