Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut UU no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, yang dimaksud
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pengertian ini memberikan makna, bahwa keadaan sehat akan memungkinkan setiap
orang hidup sejahtera.
Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan awal pengenalan anak dengan suatu
lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum di luar keluarga. Seorang anak usia
TK sedang mengalami masa tumbuh kembang yang relatif pesat. Pada masa ini,
proses perubahan fisik, emosi dan sosial anak berlangsung dengan cepat. Proses ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor dari diri anak sendiri dan lingkungan. Dalam hal
konsumsi pangan, pada usia ini anak masih merupakan golongan konsumen pasif,
yaitu belum dapat mengambil dan memilih makanan sendiri sesuai dengan
kebutuhannya sehingga pada usia ini anak sangat rentan terhadap berbagai masalah
kesehatan apabila kondisinya kurang gizi (Santoso, 2004).
Berbagai masalah kesehatan dijumpai di kalangan anak prasekolah/TK,
diantaranya adalah kurangnya pertumbuhan fisik secara optimal. Salah satu faktor
yang sangat menentukan adalah faktor gizi. Kurang gizi pada masa ini akan
mengakibatkan terganggunya pertumbuhan badan, mental, kecerdasan dan mudah
terserang penyakit infeksi. Di samping kurang gizi, ditemukan juga masalah
kesehatan pada anak yang disebabkan gizi lebih yang dapat menyebabkan
kegemukan dan anak berisiko menderita penyakit degeneratif seperti penyakit
hipertensi, penyakit jantung dan lain sebagainya (Santoso, 2004).
Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi
genetik yang dimilikinya. Tetapi pertumbuhan ini juga akan dipengaruhi oleh intake
zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. Kekurangan atau kelebihan zat
gizi akan dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang dari pola
standar (Khomsan, 2003).

1
Keberhasilan upaya mempersiapkan anak yang berkualitas pada saat ini
akan menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masa depan. Salah satu
upaya dalam meningkatkan kualitas SDM adalah melalui peningkatan status gizi.
Menurut Berg (1986) seperti yang dikutip oleh Gunanti (2006), anak dengan status
gizi yang baik merupakan perwujudan dari terpenuhinya konsumsi pangan sesuai
dengan kebutuhan sepanjang masa pertumbuhan dan perkembangannya. Agar
terpenuhinya kebutuhan gizi anak, maka anak harus mengonsumsi makanan dalam
jumlah yang memadai dan dengan mutu gizi yang baik.
Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat dipakai secara
universal, tidak mahal dan metode yang non invasif untuk mengukurukuran, bagian
dan komposisi dari tubuh manusia. Pertumbuhan anak-anak dan dimensi tubuh pada
segala usia dapat mencerminkan kesehatan dan kesejahteraan dari individu dan
populasi, sehingga antropometri dapat juga digunakan untuk memprediksi performa,
kesehatan, dan dayatahan hidup. Selain itu, aplikasi antropometri mencakup
berbagai bidang karena dapat di pakai untuk menilai status pertumbuhan, status gizi
dan obesitas.
Berdasarkan tujuan penelitian pengukuran antropometri, setidaknya ada
beberapa halpenting yang mewakili tujuan pengukuran yaitu mengetahui kekekaran
otot, kekekaran tulang, ukuran tubuh secara umum, panjang tungkai dan lengan,
sertakan dungan lemak tubuh diekstremitas dan ditorso. Dalam pemakaian untuk
penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks, misalnya berat
badan menurut umur (BB/U), tinggi badan atau panjang badan menurut umur
(TB/UatauPB/U), berat badan menurut tinggi badan atau panjang badan (BB/TB
atauBB/PB), lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U), indeks massa tubuh
menurut umur (IMT/U) dan sebagainya (Barasi, 2008).
Dalam praktikum kali ini, kami melakukan penilaian status gizi dengan
menggunakan pengukuran antropometri terhadap beberapa responden berdasarkan
kelompok umur yaitu anak usia sekolah (TK). Harapan kami setelah
dilaksanakannya praktikum ini, mahasiswa mampu melakukan pengukuran
antropometri secaranyata di lapangan.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka didapatkan rumusan masalah
penelitian “Bagaimana status gizi anak usia tk di RA Nurul Islam, Palangkaraya”.

C. Tujuan
A. Tujuan Umum
Yang menjadi tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui status
gizi anak TK RA Nurul IslamPalangkaraya tahun 2019
B. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
a) Mengetahui status gizi anak berdasarkan BB/U
b) Mengetahui status gizi anak berdasarkan TB/U
c) Mengetahui status gizi anak berdasarkan BB/TB
d) Mengetahui status gizi anak berdasarkan IMT/U

D. Manfaat
1. Sebagai informasi kepada pihak sekolah tentang status gizi anak TK RA Nurul
Islam Palangkaraya
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak sekolah untuk memberi masukan bagi orang
tua murid tentang status gizi anak dalam rangka pencapaian status gizi yang baik

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Antropomeri
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok
masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal
dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri
disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan
penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil
penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak
berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang
sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah
seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu
dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan
adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa
umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan
yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang
menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan
menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat
badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan
gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya
memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi
kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu
ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).

4
c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari
keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk
melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat
badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan
dalam bentuk Indeks TB/U (tinggi badan menurut umur), atau juga indeks
BB/TB (berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena
perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun
sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan
lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun
(Depkes RI, 2004).

Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk
menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status
gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi
untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh
(M.Khumaidi, 1994).
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan
sensitive/peka dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan
penggunaan BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila
prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut
mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan berhubungan langsung dengan
angka kesakitan.

Tabel 1. Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku
Antropometeri WHO-NCHS
Indeks Yang Batas
No. Sebutan Status Gizi
Digunakan Pengelompokan
1 BB/U < -3 SD Gizi buruk
- 3 s/d <-2 SD Gizi kurang
- 2 s/d +2 SD Gizi baik
> +2 SD Gizi lebih

5
2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek
- 3 s/d <-2 SD Pendek
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Tinggi
3 BB/TB < -3 SD Sangat Kurus
- 3 s/d <-2 SD Kurus
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Gemuk
Sumber : Depkes RI 2004

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan
dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score
= z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya
relative baik (well-nourished), sebaiknya digunakan “presentil”, sedangkan dinegara
untuk anak-anak yang populasinya relative kurang (under nourished) lebih baik
menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku
rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).

Tabel 2. Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U,


BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)
No Indeks yang digunakan
Interpretasi
BB/U TB/U BB/TB
1 Rendah Rendah Normal Normal, dulu kurang gizi
Rendah Tinggi Rendah Sekarang kurang ++
Rendah Normal Rendah Sekarang kurang +
2 Normal Normal Normal Normal
Normal Tinggi Rendah Sekarang kurang
Normal Rendah Tinggi Sekarang lebih, dulu kurang
3 Tinggi Tinggi Normal Tinggi, normal
Tinggi Rendah Tinggi Obese
Tinggi Normal Tinggi Sekarang lebih, belum obese

6
Keterangan : Untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB)
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Sumber : Depkes RI 2004.

Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan


mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan
(NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang
Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :

Z-skor = (NIS-NMBR) / NSBR


Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas
2000 oleh para pakar Gizi dikategorikan seperti diperlihatkan pada tabel 1 diatas
serta di interpretasikan berdasarkan gabungan tiga indeks antropometri .

B. Status Gizi
Sebenarnya untuk mendefinisikan operasional status gizi ini dapat dilakukan
di klinik kesehatan swasta maupun pemerintah yang menyediakan pengukuran
status gizi, namun demikian yang perlu diketahui masyarakat adalah pengertian dan
pemahaman dari status gizi anak, selanjutnya ketika mengunjungi klinik gizi
hasilnya dapat segera diketahui termasuk upaya-upaya mempertahankan status gizi
yang baik.
Status gizi anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh
derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan
makanan yang dampak fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan
dikategorikan berdasarkan standar baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U
dan BB/TB.
Indikasi pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh :
1. Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) Dilakukan
oleh Mahasiswa sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan dan

7
pengukuran tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan berat
badan dan meteran tinggi badan (mikrotoise)
2. Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan
Pengukuran TB, kemudian dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil
dari data identitas anak pada sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1 bulan
adalah 30 hari dan 1 tahun adalah 12 bulan.
3. Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah Z score simpang
baku (SSB) induvidu dan kelompok sebagai presen terhadap median baku
rujukan (Waterlow.et al, dalam, Djuamadias, Abunain, 1990). Untuk
menghitung SSB dapat dipakai rumus :

NIS  NMBR
Skor Baku Rujukan 
NSBR  NMBR

Dimana : NIS : Nilai Individual Subjek


NMBR : Nilai Median Baku Rujukan
NSBR : Nilai Simpang Baku Rujukan

Hasil pengukuran dikategorikan sbb :


1. Untuk BB/U
a. Gizi Kurang Bila SSB < - 2 SD
b. Gizi Baik Bila SSB -2 s/d +2 SD
c. Gizi Lebih Bila SSB > +2 SD
2. TB/U
a. Pendek Bila SSB < -2 SD
b. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD
c. Tinggi Bila SBB > +2 SD
3. BB/TB
a. Kurus Bila SSB < -2 SD
b. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD
c. Gemuk Bila SSB > +2 SD

8
Dan juga status gizi diinterpretasikan berdasarkan tiga indeks antropomteri,
(Depkes, 2004). Dan dikategorikan seperti yang ditunjuukan pada tabel 3

Tabel 3.Kategori Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks (BB/U,TB/U,


BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)
Indeks Yang Digunakan
Interpretasi
BB/U TB/U BB/TB
Normal, dulu kurang gizi Rendah Rendah Normal
Sekarang kurang ++ Rendah Tinggi Rendah
Sekarang kurang + Rendah Normal Rendah
Normal Normal Normal Normal
Sekarang kurang Normal Tinggi Rendah
Sekarang lebih, dulu kurang Normal Rendah Tinggi
Tinggi, normal Tinggi Tinggi Normal
Obese Tinggi Rendah Tinggi
Sekarang lebih, belum obese Tinggi Normal Tinggi
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Sumber: Depkes RI, 2004

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi


Status gizi pada masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Kondisi sosial
ekonomi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi status gizi. Bila
kondisi sosial ekonomi baik maka status gizi diharapkan semakin baik. Status gizi
anak balita akan berkaitan erat dengan kondisi sosial ekonomi keluarga (orang tua),
antara lain pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, jumlah anak orang tua,
pengetahuan dan pola asuh ibu serta kondisi ekonomi orang tua secara keseluruhan.
Menurut Supariasa (2012) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status
gizi balita terbagi menjadi 2:
1) FaktorLangsung

9
a) Keadaan Infeksi
Supariasa, 2012 menyatakan bahwa ada hubungan yang
eratantarainfeksi (bakteri, virusdan parasit) dengan kejadian malnutrisi.
Ditekankan bahwa terjadi interaksi yang sinergis antara malnutrisi dengan
penyakit infeksi. Mekanisme patologisnya dapat bermacam-macam, baik
secara sendiri-sendiri maupun bersamaan, yaitu penurunan asupan zat gizi
akibat kurangnya nafsu makan, menurun nya absorbsi dan kebiasaan
mengurangi makan pada saat sakit, peningkatan kehilangan cairan/zat gizi
akibat penyakit diare, mual/muntah dan perdarahan terus menerus serta
meningkatnya kebutuhan baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit dan
parasit yang terdapat dalam tubuh.
b) Konsumsi makan
Pengukuran konsumsi makan sangat penting untuk mengetahui
kenyataan apa yang di makan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna
untuk mengukur status gizi dan menemukan faktor diet yang dapat
menyebabkan malnutrisi.
2) Faktor Tidak Langsung
a) Pengaruh Budaya
Hal-halyang perlu di perhatikan dalam pengaruh budaya antara lain
sikap terhadap makanan, penyebab penyakit, kelahiran anak, dan produksi
pangan. Dalam hal sikap terhadap makanan, masih terdapat pantangan,
tahayul, tabu dalam masyarakat yang menyebabkan konsumsi makanan
menjadi rendah. Konsumsi makanan yang rendah juga disebabkan oleh ada
nya penyakit, terutama penyakit infeksi saluran pencernaan. Jarak kelahiran
anak yang terlalu dekat dan jumlah anak yang terlalu banyak akan
mempengaruhi asupan gizi dalam keluarga. Konsumsi zat gizi keluarga
yang rendah, juga di pengaruhi oleh produksi pangan. Rendah nya produksi
pangan di sebabkan karena para petani masih menggunakan teknologi yang
bersifat tradisional.
b) Pola Pemberiaan Makanan
Program pemberian makanan tambahan juga merupakan faktor tidak

10
langsung yang merupakan program untuk menambah nutrisi pada balita ini
biasanya di peroleh saat mengikuti posyandu. Adapun pemberian tambahan
makanan tersebut berupa makanan pengganti ASI yang biasa didapat dari
puskesmas setempat (Almatsier, 2005).
c) Faktor Sosial Ekonomi
Faktor sosial ekonomi dibedakan berdasarkan:
 Data Sosial
Data sosial ini meliputi keadaan penduduk di suatu masyarakat, keadaan
keluarga, pendidikan, perumahan, penyimpanan makanan, air dan kakus.
Ada hubungan antara peran kader dengan status gizi balita, hal itu di
karenakan ada nya informasi yang di dapatkan melalui pengambilan data
yang telah dilakukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran kader
dapat berpengaruh terhadap status gizi balita, yang berarti semakin
tinggi peran kader maka semakin tinggi pula penurunan angka gizi buruk
pada balita (Purwanti, 2014).
 Data Ekonomi
Data ekonomi meliputi pekerjaan, pendapatan keluarga, kekayaan yang
terlihat seperti tanah, jumlah ternak, perahu, mesin jahit, kendaraan dan
sebagainya serta harga makanan yang tergantung pada pasar dan variasi
musim. Dinegara Indonesia yang jumlah pendapatan penduduk sebagian
rendah adalah golongan rendah dan menengahakanberdampak pada
pemenuhan bahanmakanan terutama makanan yang bergizi. Adanya
pendapatan yang baik yang di peroleh masarakat dapat membatu dalam
hal peningkatan status gizi, yang berarti ketika jumlah pendapatan
semakin meningkat maka segala pemenuhan gizi balita akan dapat
terpenuhi sehingga peningkatan status gizi balita dapat dilakukan
(Purwanti, 2014).
d) Pola Asuh Keluarga
Pola asuh adalah pola pendidikan yang di berikan orang tua kepada
anak-anaknya. Setiap anak membutuhkan cinta, perhatian, kasih sayang yang
akan berdampak terhadap perkembangan fisik, mental dan emosional.
Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu, pekerjaan ibu,

11
pendapatan keluarga, jumlah anak dan pola asuh ibu dengan status gizi anak.
Pekerjaan ibu merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan
status gizi (Putri, 2015).
e) Produksi Pangan
Data yang relevan untuk produksi pangan adalah penyediaan makanan
keluarga, sistem pertanian, tanah, peternakan danperikanan sertakeuangan.
f) Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan
Pelayanan kesehatan meliputi ketercukupan jumlah pusat-pusat
pelayanan kesehatan yang terdiri dari kecukupan jumlah rumah sakit, jumlah
tenaga kesehatan, jumlah staf dan lain-lain. Fasilitas pendidikan meliputi
jumlah anak sekolah, remaja dan organisasi karang taruna nyasertame
diamasa seperti radio, televisi dan lain-lain.

12
BAB III
METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu


Tempat : TK RA Al-Muslimun Nurul Islam, Kelas A2
Jl.A.Yani,Pahandut KotaPalangkaRaya 73111
Tanggal : Senin, 14 Oktober2019
Waktu : 09.00 WIB– selesai

B. Alat dan Bahan


 Alat
 Mikrotoa
 TimbanganDigital
 Bahan
 Form

C. Populasi dan Sampel


1) Populasi
Populasi adalah semua siswadan siswi TK RA Al-Muslimun Nurul Islam
2) Sampel
Sampel adalah siswadansiswi TK RA Al-Muslimun Nurul Islam kelas A2 yang
berjumlah 20 orang

D. Jenis dan CaraPengumpulan Data


1) DataPrimer
a. Umur
Umur diperoleh dengan cara menghitung selisih antara tanggal kunjungan
praktek dengan tanggal lahir sampel
b. Berat Badan
Berat badan diperoleh dengan cara mengukur Berat badan (BB) siswa
menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,1

13
c. Tinggi Badan
Tinggi badan diperoleh dengan cara mengukur Tinggi badan (TB)siswa
menggunakan microtoice dengan ketelitian 0,1
d. Status Gizi
Status gizi diperoleh dari perhitunganz-score berdasarkan indeks BB/U,
TB/U, BB/TBdanIMT/U
2) Data Sekunder
Datasekunderberupanama,tempat tanggallahir, jenis kelamin dan jumlah
siswaTK RA Al-Muslimun Nurul Islam kelas A2dari dataSekolah.

E. Pengolahan dan Analisis Data


1) Pengolahan Data
 Umur diperoleh dengan cara menghitung selisih antara tanggal pengumpulan
data dengan tanggal lahir
 Status Gizi diperoleh dengan caramenghitung Zscoredengan rumus atau
dengan indeks:
a. Kategori statusgizi berdasarkan indeksBB/U
·>3 SD : Berat badan sangat lebih
·>2 SD s/d 3 SD : Berat badan lebih
·-2 SD s/d 2 SD : Berat badan normal
·< -2 SD s/d -3 SD : Berat badan kurang(underweight)
·< -3 SD : Berat badan sangat kurang(severe underweight)

b. Kategori statusgizi berdasarkan indeks TB/U


·>3 SD : Tinggi/jangkung
·-2 SD s/d 3 SD : Normal
·-3SD s/d <-2 SD : Pendek
·< -3 SD : Sangat pendek

14
c. Kategori statusgizi berdasarkan indeksBB/TB
·>3 SD : Sangatgemuk(Obes)
>2 SD s/d 3 SD : Gemuk(Overweight)
·>1 SD s/d 2 SD : Risiko gemuk
-2 SD s/d 1 SD : Normal
·-3 SD s/d < -2 SD : Kurus(wasted)
< -3 SD : Sangat kurus(severewasted)
·
d. Kategori statusgizi berdasarkan indeksIMT/U
·>3 SD : Sangatgemuk(Obes)
>2 SD s/d 3 SD : Gemuk(Overweight)
·>1 SD s/d 2 SD : Risiko gemuk
-2 SD s/d 1 SD : Normal
·-3 SD s/d <-2 SD : Kurus(wasted)
< -3 SD : Sangat kurus(severewasted)
·
 Status Pertumbuhan
a. Statusgizinormaljika,indeksBB/Unormal,TB/Unormal,BB/TBnormaldanI
MT/U normal
b. Statusgizikurangjika,indeksBB/Ukurang/sangatkurang,TB/Unormal,BB/
TBnormal danIMT/U normal
c. Pendek/SangatPendekjika,indeksBB/Unormal,TB/Upendek/sangatpende
k,BB/TBnormal danIMT/U normal
d. Statusgizilebihjika,BB/Ulebih,TB/Unormal,BB/TBdanIMT/Unormal/resi
ko gemuk /gemuk
e. Obesitasjika, BB/U sangat lebih, TB/U normal/pendek, BB/TBdan
IMT/Ugemuk/obesitas

2) AnalisisData
DataUmur,BeratBadan,TinggiBadan,JenisKelamin,StatusGizidanStatusPertumb
uhan dianalisissecaradeskriptif.

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Nama TK : RA. Nurul Islam
Hari/Tanggal : Senin, 14 Oktober 2019
NO. NAMA TTL BB (kg) TB (cm)
1. Abdan Palangkaraya, 12 Mei 2012 23,6 116,5
2. Alika Palangkaraya, 13 Februari 2015 12,1 94,3
3. Zhafira Palangkaraya, 26 Juli 2015 15,9 102
4. Bastiyan Palangkaraya, 01 Februari 2014 15 106
5. Ana Palangkaraya, 29 Mei 2015 13,8 99,5
6. Fina Palangkaraya, 07 Januari 2015 22,7 109,5
7. Fakher Palangkaraya, 21 Agustus 2014 22 112,3
8. Naya Palangkaraya, 09 September 2014 17,1 108,6
9. Khayla Klaten, 21 November 2014 15,8 104,5
10. Azwar Palangkaraya, 02 Oktober 2014 16,4 105.5
11. Selim Palangkaraya, 29 Juli 2015 15,7 101,2
12. Raihan Palangkaraya, 17 Mei 2015 17 110
13. Reza Palangkaraya, 18 November 2014 15,6 102,7
14. Deniz Palangkaraya, 21 Juni 2015 18,4 103
15. Farida Palangkaraya, 21 Oktober 2014 30,1 111
16. Nabila Palangkaraya, 19 Juli 2015 20,9 102,2
17. Fauzan Palangkaraya, 01 Desember 2014 17,5 107
18. Fatih Palangkaraya, 04 Mei 2015 15.1 101,5
19. Tata Palangkaraya, 09 Oktober 2014 30 116,5
20. Hilma Palangkaraya, 21 Juni 2014 18 108,4

16
B. Perhitungan Data

1. Tata
Perempuan, umur 5 tahun
Berat badan = 30 kg
Tinggi badan = 116,5 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 21,3 kg Median = 109,4 cm
30 – 21,3 = 3,95 (sangat gemuk) 116,5 – 109,4 = 1,4 (normal)
23,5 – 21,3 114,2 – 109,4
 BB/U  IMT/U
Median = 18,2 kg IMT = 22,2 kg/m2
30 -18,2 = 3,9 (sangat lebih) Median = 15,3 kg/m2
21,2 – 18,2 22,2 - 15,3 = 4,3 (sangat gemuk)
16,9 – 15,3

2. Fina
Perempuan, umur 4 th 9 bl
BB = 22,7 kg
TB = 109,5 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 18,4 kg Median = 107,8 cm
22,7 – 18,4 = 2,26 (gemuk) 109,5 – 107,8 = 0,36 (normal)
20,3 – 18,4 112,5 – 107,8
 BB/U  IMT/U
Median = 17,7 kg IMT = 22,7 kg/m2
22,7 – 17,7 = 1,7 (normal) Median = 15,3 kg/m2
20,6 – 17,7 19,07 – 15,3 = 2,35 (gemuk)
16,9 – 15,3

17
3. Abdan
Laki-laki, umur 7 th 5 bl
BB = 23,6 kg
TB = 116,5 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 21,0 kg Median = 124,1 cm
23,6 – 21,0 = 1,3 (risiko gemuk) 116,5 – 124,1 = -1,38 (normal)
23,0 – 21,0 124,1 – 118,6
 BB/U  IMT/U
Median = 23,9 kg IMT = 17,48 kg/m2
23,6 – 23,9 = -0,1 (normal) Median = 15,6 kg/m2
23,9 – 20,9 17,48 – 15,6 = 1,17 (risiko gemuk)
17,2 – 15,6

4. Deniz
Laki-laki, umur 4 th 3 bl
BB = 18,4 kg
TB = 103 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 16,2 kg Median = 124,1 cm
18,4 – 16,2 = 1,46 (risiko gemuk) 103,0 – 105,0 = -0,46 (normal)
17,7 – 16,2 105,0 – 100,7
 BB/U  IMT/U
Median = 23,9 kg IMT = 17,3 kg/m2
18,4 – 16,8 = 0,6 (normal) Median = 15,3 kg/m2
19,2 – 16,8 17,3 – 15,3 = 1,5 (risiko gemuk)
16,6 -15,3

18
5. Raihan
Laki-laki, umur 4 th 4 bl
BB = 17 kg
TB = 110 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 18,5 kg Median = 105,6 cm
17 – 18,5 = -1 (normal) 110 – 105,6 = 1,02 (normal)
18,5 – 17 109,9 – 105,6
 BB/U  IMT/U
Median = 17,0 kg IMT = 14,04 kg/m2
17,0 – 17,0 = 0 (normal) Median = 15,3 kg/m2
19,4 – 17,0 14,04 – 15,3 = -1,05 (normal)
15,3 – 14,1

6. Faher
Laki-laki, umur 5 th 1 bl
BB = 22 kg
TB = 112,3 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 19,4 kg Median = 110,3 cm
22 – 19,4 = 1,36 (risiko gemuk) 112,3 – 110,3 = 0,4 (normal)
21,3 -19,4 114,9 – 110,3
 BB/U  IMT/U
Median = 18,5 kg IMT = 17,46 kg/m2
22 – 18,5 = 1,3 (normal) Median = 15,3 kg/m2
21,1 – 18,5 17,46 – 15,3 = 1,6 (risiko gemuk)
16,6 – 15,3

19
7. Fauzan
Laki-laki, umur 4 th 10 bl
BB = 17,5 kg
TB = 107 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 17,3 kg Median = 108,9 cm
17,5 – 17,3 = 0,13 (normal) 107 – 108,9 = -0,4 (normal)
18,8 – 17,3 108,9 – 104,3
 BB/U  IMT/U
Median = 18,0 kg IMT = 15,3 kg/m2
17,5 – 18,0 = -0,2 (normal) Median = 15,2 kg/m2
18,0 – 15,8 15,3 – 15,2 = 0,07 (normal)
16,6 – 15,2

8. Bastian
Laki-laki, umur 5 th 8 bl
BB = 15 kg
TB = 106 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 17,2 kg Median = 113,9 cm
15 – 17,2 = -1,5 (normal) 106 – 113,9 = -1,6 (normal)
17,2 – 15,8 113,9 – 109,1
 BB/U  IMT/U
Median = 19,8 kg IMT = 13,4 kg/m2
15 -19,8 = -2 (normal) Median = 15,3 kg/m2
19,8 – 17,4 13,4 – 15,3 = -1,6 (normal)
15,3 – 14,1

20
9. Kayla
Perempuan, umur 4 th 10 bl
BB = 15,8 kg
TB = 104,5 cm
 BB/TB Median = 108,4 cm
Median = 16,6 kg 104,5 – 108,4 = -0,82 (normal)
15,8 – 16,6 = -0,57 (normal) 108,4 – 103,7
16,6 – 15,2
 BB/U  IMT/U
Median = 17,9 kg IMT = 14,46 kg/m2
15,8 – 17,9 = -0,87 (normal) Median = 15,3 kg/m2
17,9 – 15,5 14,46 – 15,3 = -0,6 (normal)
 TB/U 15,3 – 13,9

10. Alika
Perempuan, umur 4 th 8 bl
BB = 12,1 kg
TB = 94,3 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 13,8 kg Median = 107,3 cm
12,1 – 13,8 = -1,41 (normal) 94,3 – 107,3 = -2,82 (pendek)
13,8 – 12,6 107,3 – 102,7
 BB/U  IMT/U
Median = 17,5 kg IMT = 13,60 kg/m2
12,5 – 17,5 = -2,34 (bb kurang) Median = 15,3 kg/m2
17,5 – 15,2 13,60 – 15,3 = -1,21 (normal)
15,3 – 13,9

21
11. Reza
Laki-Laki, umur 4 th 10 bl
BB = 15,6 kg
TB = 102,7 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 16,1 kg Median = 108,9 cm
15,6 – 16,1 = -0,38 (normal) 102,7 – 108,9 = -1,34 (normal)
16,1 – 14,8 108,9 – 104,3
 BB/U  IMT/U
Median = 18,0 kg IMT = 14,79 kg/m2
15,6 – 18,0 = -1,09 (normal) Median = 15,2 kg/m2
18,0 – 15,8 14,79 – 15,2 = -0,34 (normal)
15,2 – 14,0

12. Azwar
Laki-Laki, umur 5 th
BB = 16,4 kg
TB = 105,5 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 17,0 kg Median = 110,0 cm
16,4 – 17,0 = -0,42 (normal) 105,5 – 110,0 = -0,95 (normal)
17,0 – 15,6 110,0 – 105,3
 BB/U  IMT/U
Median = 18,3 kg IMT = 14,73 kg/m2
16,4 – 18,3 = -0,82 (normal) Median = 15,2 kg/m2
18,3 – 16,0 14,73 – 15,2 = -0,39 (normal)
15,2 – 14,0

22
13. Fatih
Laki-Laki, umur 4 th 5 bl
BB = 15,1 kg
TB = 101,5 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 15,8 kg Median = 111,9 cm
15,1 – 15,8 = -0,53 (normal) 101,5 – 111,9 = -2,21 (pendek)
15,8 – 14,5 111,9 – 107,2
 BB/U  IMT/U
Median = 19,0 kg IMT = 14,65 kg/m2
15,1 – 19,0 = -1,69 (normal) Median = 15,3 kg/m2
19,0 – 16,7 14,65 – 15,3 = -0,54 (normal)
15,3 – 14,1

14. Naya
Perempuan, umur 5 th 1 bl
BB = 17,1 kg
TB = 108,6 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 18,0 kg Median = 109,6 cm
17,1 – 18,0 = -0,56 (normal) 108,6 – 109,6 = -0,20 (normal)
18,0 – 16,4 109,6 – 104,8
 BB/U  IMT/U
Median = 18,3 kg IMT = 14,49 kg/m2
17,1 – 18,3 = -0,5 (normal) Median = 15,2 kg/m2
18,3 – 15,9 14,49 – 15,2 = -0,54 (normal)
15,2 – 13,9

23
15. Ana
Perempuan, umur 4 th 4 bl
BB = 13,8 kg
TB = 99,5 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 15,1 kg Median = 105,0 cm
13,8 – 15,1 = -1 (normal) 99,5 – 105,0 = -1,25 (normal)
15,1 – 13,8 105,0 – 100,6
 BB/U  IMT/U
Median = 16,8 kg IMT = 13,93 kg/m2
13,8 – 16,8 = -1,36 (normal) Median = 15,2 kg/m2
16,8 – 14,6 13,93 – 15,2 = -0,97 (normal)
15,2 – 13,9

16. Nabila
Perempuan, umur 4 th 2 bl
BB = 20,9 kg
TB = 102,2 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 15,8 kg Median = 103,9 cm
20,9 – 15,8 = 3,18 (sgt gemuk) 102,2 – 103,9 = -0,38 (normal)
17,4 – 15,8 103,9 – 99,5
 BB/U  IMT/U
Median = 16,4 kg IMT = 20,00 kg/m2
20,9 – 16,4 = 1,73 (normal) Median = 15,3 kg/m2
19,0 – 16,4 20,00 – 15,3 = -3,13 (sgt gemuk)
16,8 – 15,3

24
17. Zhafira
Perempuan, umur 4 th 2 bl
BB = 15,9 kg
TB = 102 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 15,8 kg Median = 103,9 cm
15,9 – 15,8 = 0,06 (normal) 102 – 103,9 = -0,43 (normal)
17,4 – 15,8 103,9 – 99,5
 BB/U  IMT/U
Median = 16,4 kg IMT = 15,28 kg/m2
15,9 – 16,4 = -0,23 (normal) Median = 15,3 kg/m2
16,4 – 14,3 15,28 – 15,3 = -0,01 (normal)
15,3 – 13,9

18. Selim
Laki-laki, umur 4 th 2 bl
BB = 15,7 kg
TB = 101,2 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 15,6 kg Median = 104,4 cm
15,7 – 15,6 = 0,07 (normal) 101,2 – 104,4 = -0,76 (normal)
17,0 – 15,6 104,4 – 100,2
 BB/U  IMT/U
Median = 16,7 kg IMT = 15,32 kg/m2
15,7 – 16,7 = -0,5 (normal) Median = 15,3 kg/m2
16,7 – 14,7 15,32 – 15,3 = 0,01 (normal)
16,7 – 15,3

25
19. Hilma
Perempuan, umur 5 th 3 bl
BB = 18 kg
TB = 108,4 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 18,0 Median = 110,6 cm
18 – 18,0 = 0 (normal) 108,4 – 110,6 = -0,45 (normal)
19,8 – 18,0 110,6 – 105,8
 BB/U  IMT/U
Median = 18,6 kg IMT = 15,31 kg/m2
18 – 18,6 = -0,25 (normal) Median = 15,2 kg/m2
18,6 – 16,2 15,31 – 15,2 = 0,06 (normal)
16,9 – 15,2

20. Farida
Perempuan, umur 4 th 11 bl
BB = 30,1 kg
TB = 111 cm
 BB/TB  TB/U
Median = 19,0 kg Median = 108,9 cm
30,1 – 19,0 = 5,84 (sgt gemuk) 111 – 108,9 = 0,44 (normal)
20,9 – 19,0 113,6 – 108,6
 BB/U  IMT/U
Median = 18,0 kg IMT = 24,42 kg/m2
30,1 – 18,0 = 4,03 (sgt lebih) Median = 15,3 kg/m2
21,0 – 18,0 24,42 – 15,3 = 5,7 (sgt gemuk)
16,9 – 15,3

26
C. Pembahasan
Status gizi balita dinilai menurut 4 indeks, yaitu berat badan menurut umur
(BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB) dan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U). Keempat nilai indeks
status gizi tersebut dibandingkan dengan buku pertumbuhan WHO.
Pada praktikum kali ini, pengukuran antropometri yang dilakukan adalah
pengukuran tinggi badan menggunakan microtoa dan pengukuran berat badan
menggunakan timbangan digital. Pengukuran tinggi badan digunakan sebagai bahan
penentuan status gizi. Status gizi yang ditentukan dengan tinggi badan tergolong
untuk mengukur pertumbuhan linear. Pertumbuhan linear adalah pertumbuhan
tulang rangka. Pengukuran dilakukan menggunakan microtoise, yaitu pengukuran
tinggi badan untuk anak diatas 2 tahun dengan cara berdiri. Berat badan
menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada tulang.
Pengukuran berat badan dilakukan dengan timbangan digital dimana anak berdiri di
atas alat, dan layar timbang akan menunjukkan hasil pengukuran berat badan anak.
Dari 20 anak, terdapat 13 anak dengan pengukuran BB/TB yaitu status gizi
normal, BB/U normal terdapat 17 anak, TB/U normal terdapat 18 anak, dan IMT/U
normal terdapat 13 anak. Sisanya adalah tidak normal seperti sangat kurus, kurus,
sangat pendek, pendek, risiko gemuk, gemuk, dan obesitas.
Sejumlah anak mengalami kegemukan yang diakibatkan ketidakseimbangan
asupan makanan yang dikonsumsi dengan energi yang dikeluarkan. Faktor
lingkungan juga turut berperan, seperti anak-anak suka ngemil sembarangan pada
waktu senggang dan makanan yang dikonsumsi tinggi kalori tetapi zat gizi nya tidak
ada.
Faktor yang mempengaruhi pola makan anak, yaitu kebiasaan makan seperti
pantang untuk makan makanan tertentu atau mempunyai pola makan asal kenyang
dan tidak memperhatikan zat gizi dalam bahan makanan yang dikonsumsi, kedua
adalah lingkungan sekolah, di sekolah anak diatur dengan tata atutan yang ada
khususnya tentang kebersihan kantin sekolah sebagai upaya untuk memberikan
stimulus baru bagi perkembangan kreativitas anak, dan taraf ekonomi keluarga juga
turut mempengaruhi pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan.

27
Pendapatan rendah akan membatasi seseorang untuk mengonsumsi makanan yang
bergizi.

28
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai determinan status gizi pada anak balita,
dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Sebagian besar balita di TK RA Nurul Islam Palangkaraya berada pada status
gizi baik dan normal. Dari 20 anak, terdapat 13 anak dengan pengukuran
BB/TB yaitu status gizi normal, BB/U normal terdapat 17 anak, TB/U normal
terdapat 18 anak, dan IMT/U normal terdapat 13 anak. Sisanya adalah tidak
normal seperti sangat kurus, kurus, sangat pendek, pendek, risiko gemuk,
gemuk, dan obesitas.
2. Sebagian besar balita di TK RA Nurul Islam Palangkaraya tidak menderita
penyakit infeksi.
3. Sebagian besar ibu balita di TK RA Nurul Islam Palangkaraya memiliki pola
asuh yang baik.

B. Saran
Penyusun menyadari dalam penyusunan atau penulisan laporan ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan, kritik dan saran yang membangun penyusun harapkan
untuk penyempurnaan laporan ini.

29
DAFTAR PUSTAKA

Thamaria, Netty. 2017. Penilaian Status Gizi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Cetakan Pertama. Edisi Tahun 2017. Jakarta Selatan
Diakses Jum’at, 25 Oktober 19
(http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/PENILAIAN-
STATUS-GIZI-FINAL-SC.pdf)

Matondang, Masitah. 2007. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-
Kanak Di Yayasan Muslimat RA AL-ITTIHADIYAH Medan Tahun 2007.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara: Medan
Diakses Jum’at, 25 Oktober 19
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/14668/08E01511.pdf?sequence
=1&isAllowed=y)

Muslihan, dkk. 2014. LAPORAN PRAKTEK PENILAIAN STATUS GIZI (PSG) DI TK


KHAIRANI DESA LUBHOK BATEE KECAMATAN INGIN JAYA ACEH BESAR
TAHUN 2014. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Muhammadiyah
Aceh: Banda Aceh
Diakses Senin, 28 Oktober 2019
(https://www.google.com/search?q=universitas+muhammadiyah+aceh&rlz=1C1CHBD
_enID757ID760&oq=universitas+muhammadiyah+aceh&aqs=chrome..69i57j0l5.9566j
0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8)

Putri, Rona Firmana dkk. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi
Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Artikel Penelitian.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)
Diakses Senin, 04 November 2019
(file:///C:/Users/USER/Downloads/231-459-1-SM.pdf)

30
Ningsih. 2010. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pola Makan Usia Anak
Prasekolah di TK Marina Dusun Ciniayo Desa Panyangkalang Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan. Makassar: UIN
Alauddin Makassar

Silvera, dkk. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Buruk Pada
Balita di Kota Semarang Tahun 2017 (Studi di Rumah Pemulihan Gizi
Banyumanik Kota Semarang. Artikel Penelitian. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
2017; 5(3), hh 186-192

31
LAMPIRAN

32

Anda mungkin juga menyukai