Disusun Oleh :
Kelompok 2
Maria Elisabeth Babanggai 711331121006
Victoria Elsadai Ndobe 711331121008
Angelicha Geisa Dea Salombe 711331121009
Maesi Claudia Mangimbulude 711331121038
Amison wanimbo 711331121111
2023
PEMBAHASAN
2
1. Menggunakan nilai z-skor
Interpretasi masing-masing indikator dapat menggunakan nilai Z-skor
yang menggambarkan nilai penyimpangan dari angka median dan lebih
dikenal dengan sebutan Standar Deviasi (SD). Garis referensi pada grafik
pertumbuhan (1,2,3, -1, -2, -3) disebut sebagai garis z-skor yang
menunjukkan seberapa jauh nilai berada di atas atau di bawah media
WHO(dalam tumbuh kembang anak,2021:28). Z-skor atau skor standar
merupakan skor yang menunjukkan seberapa jauh suatu pengukuran dari
median nilai untuk pembanding pertumbuhan relatif anak dengan teman-
teman seusianya.
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan No 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak :
3
Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
Catatan:
1. Terdapat pengecualian pada tabel tersebut untuk Anak dengan
tinggi bandan pada kategori sangat tinggi yang mungkin
disebabkan oleh gangguan hormon endokrin. Perlu rujukan jika
diduga mengalami gangguan endokrin
2. Jika anak kemungkinan mempunyai masalah pertumbuhan
berdasarkan BB/U, maka perlu perbandingan berat badan terhadap
panjang / tinggi atau IMT terhadap umur.
3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi
lebih. Jika makin mengarah ke garis Z-skor 2 risiko gizi lebih
makin meningkat.
4. Terdapat kemungkinan anak dengan tinggi atau panjang badan
pendek atau sangat pendek memiliki gizi lebih.
4
B. Parameter Penilaian Fisik Pada Anak
1. Ukuran Antropometrik
Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-
ukuran antropometrik yang dibedakan menjadi 2 kelompok yang
meliputi :
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun
2020 telah menetapkan standar antropomentri anak menurut parameter berat
badan dan panjang badan atau tinggi badan yang meliputi 4 indikator yaitu
berat badan menurut Umur (BB/U), Panjang Badan atau tinggi badan
menurut Umur (PB/U atau TB/U), Berat Badan menurut Panjang Badan atau
tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB), dan Indeks Massa Tubuh menurut Umur
(IMT/U) (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Parameter tambahan yang digunakan dalam pengukuran antropometri
anak yaitu ketebalan lipatan kulit (Skin fold thickness), Lingkar kepala atau
dada (Head/chest circumference), Lingkar pinggang-panggul (Hip/waist
circumference), lingkar lengan atas atau LILA (Mid-arm circumference)
Batubara (dalam tumbuh kembang anak,2021:19).
1) Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting,
dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada
semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil
peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh,
antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya. Berat
badan dipakai sebagai indicator yang terbaik pada saat ini untuk
mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitive
terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran objektif dan dapat
diulangi. Kerugiannya, indicator berat badan tidak sensitive
terhadap proporsi tubuh, misalnya pendek, gemuk atau tinggi
kurus.
Indicator berat badan dimanfaatkan dalam klinik untuk :
5
1. Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi baik yang
akut maupun yang kronis, tumbuh kembang dan
kesehatan.
2. Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan
penyakit
3. Dasar perhitungan dosisi obat dan makanan yang perlu
diberikan.
2) Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang
terpenting. Ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan
meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai.tinggi badan
meningkat pesat pada masa bayi, kemudian melambat, dan menjadi
pesat kembali (pacu tumbuh adolesen), selanjutnya melambat lagi
dan akhirnya berhenti pada umur 18-20 tahun.Tinggi badan
berlanjut sampai umur 30 tahun, dengan pengisian pada ujung atas
dan bawah korpus-korpus ruas-ruas tulang belakang bartambah
sekitar 3-5 mm. Antara umur 30- 45 tahun tinggi badan tetap statis,
kemudian menyusut.
Keuntungan indikator TB ini adalah pengukurannya objektif
dan dapat diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah
dibawa, merupakan indikator yang baik untuk gangguan
pertumbuhan fisik yang sudah lewat, sebagai perbandingan
terhadap perubahan- perubahan relatif, seperti terhadap nilai BB
dan LLA.
Kerugiannya adalah perubahan tinggi badan relatif pelan, sukar
mengukur tinggi badan yang tepat, kadang diperlukan lebih dari
seorang tenaga. Disamping itu dibutuhkan 2 macam teknik
pengukuran, pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi
tidur telentang (panjang supinasi),dan pada umur lebih daeri 2
tahun dengan posisi berdiri. Panjang supinasi pada umumnya 1 cm
6
lebih panjang daripada tinggi berdiri pada anak yang sama.
7
metode lain yang berkaitan dengan berat badan dapat dipengaruhi oleh
masalah jangka pendek seperti kelaparan atau penyakit parah. Tran et al
(dalam tumbuh kembang anak,2021:23)
Dalam melihat hasil status gizi anak dapat membadingkan dengan
tabel standar PB/U atau TB/U yang terdapat dalam peraturan menteri
kesehatan republik indonesia nomor 2 tahun 2020
8
orang dewasa dan anak-anak Batubara (dalam tumbuh kembang
anak,2021:24). Penilaian apakah anak tumbuh normal, maka harus
mengevaluasi berat badan menurut tinggi badan berdasarkan kelompok
umur (IMT/U) yang terdapat dalam peraturan menteri kesehatan republik
indonesia nomor 2 tahun 2020.
Sehingga, IMT/U pada anak dapat digunakan untuk mengklasifikasi
status pertumbuhan anak-anak dan remaja sebagai kurus (underweight),
kelebihan berat badan (overweight), dan risiko kelebihan berat badan (risk
of overweight) (Centers for Disease Control, 2010). Interpretasi IMT
menurut umur dapat menggunakan standar WHO pertumbuhan anak (De
Onis,(dalam tumbuh kembang anak,2021:24) Penilaian pertumbuhan anak
dengan indeks IMT yang dinilai berdasarkan umur dan jenis kelamin anak
digunakan dalam penentuan nilai cut off point.
7) Lingkar Kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai
untuk menaksir pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh
normal maka kepala akan kecil. Sehingga pada lingkar kepala (LK)
yang lebih kecil dari normal (mikrosefali), maka menunjukkan
adanya retardasi mental. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada
aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus akan meningkatkan
volume kepala sehingga LK lebih besar dari normal. Kurve LK dari
Nelhaus dipakai sebagai acuan untuk LK.
Cara mengukur lingkar kepala yaitu (1) Gunakan pita pengukur
yang tidak elastis atau tidak bisa diregangkan (2) Mulai mengukur
kepala Bayi dengan melingkarkan pita di atas alis dan telinga (3)
pastikan pita melingkar di bagian kepala yang menojol.
Pertumbuhan LK yang pesat adalah pada 6 bulan pertama
kehidupan, yaitu dari 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada
waktu 6 bulan. Umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54
cm.
LK yang kecil pada umumnya sebagai :
9
-Variasi normal
-Bayi kecil
-Keturunan
-Retardasi mental
-Kraniostenosis
Sedangkan LK yang besar pada umumnya disebabkan oleh:
- Variasi normal
-Bayi besar
-Hidranensefali
-Tumor serebri
- Keturunan
-Efusi subdural
- Hidrosefalus
- Penyakit Canavan
- Megalensefali
8) Lingkar Lengan Atas
Lingkaran lengan atas (LILA) mencerminkan tumbuh
kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak
oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan BB. LILA dapat
dipakai untuk menilai keadaan gizi/ tumbuh kembang pada
kelompok umur prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm
pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur 1 tahun. Selanjutnya
tidak banyak berubah selama 1-3 tahun. Lingkar Lengan Atas
(LILA) merupakan bentuk lain dari pengukuran antropometri yang cukup
sederhana, murah, yang dapat menggambarkan komposisi tubuh.
Alat yang digunakan adalah pita ukuran elastis atau sering dikenal
dengan pita LILA. Jika hasil pengukuran < 12.5 cm (warna merah
menggambarkan gizi buruk), 12.5– 13.5 (warna kuning menggambarkan
gizi kurang), > 13.5 pita (warna hijau menggambarkan gizi baik). Jika
umur tidak diketahui, maka penilaian dapat dilakukan dengan
menggunakan LILA/TB: < 75% (gizi buruk), 75-80% (gizi kurang), 80-
10
85% (borderline), dan >85% (gizi baik atau normal).
9) Lipatan Kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan
refleksi tum- buh kembang jaringan lemak dibawah kulit, yang
mencerminkan kecukupan energi. Dalam keadaan defisiensi, lipatan kulit
menipis dan sebaliknya menchal jika masukan energi berlebihan. Tebal
lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan giai lebih,
khususnya pada kasus obesitas
11
serta menentukan pemeriksaan rambut dan gigi.
Penilaian fisik anak dengan gejala atau tanda pada gangguan pertumbuhan
sangat penting untuk dilakukan dalam pemantauan pertumbuhan dan kesehatan
anak. Misalkan anak dikatakan “Marasmus” yaitu suatu bentuk kekurangan
gizi parah yang disebut sebagai malnutrisi nonedematous. Terdapat perubahan
pada fisiknya seperti, pada kulit dan tulang, sehingga akan tampak seperti kulit
pembalut tulang. Pada kasus ini anak akan kehilangan otot dan jaringan lemak
sehingga wajah anak terlihat tua, tulang rusuk menonjol dan terdapat lipatan
kulit pada bokong (baggy pants) Sutiari (dalam tumbuh kembang
anak,2021:27) Pemeriksaan fisik dengan gejala atau tanda pada anak
“kwarsiorkor” yaitu gangguan pertumbuhan karena kekurangan gizi yang parah
disebut sebagai malnutrisi edema. Terdapat beberapa gejala pada fisiknya yaitu
adanya edema; rambu tipis dan berubah warna, kulit terdapat bercak berubah
warna yang dapat retak dan terkelupas (World Health Organization (WHO),
2008).
a. Keseluruhan fisik
Dilihat bentuk tubuh, perbandingan bagian kepala,
tubuh dan anggota. Jiga diperhatikan ada edema tidak.
b. Jaringan otot
Pertumbuhan otot diperiksa pada lengan atas, pantat dan
paha dengan cara cubitan tebal.
c. Jaringan lemak
Jeringan lemak diperiksa pada kulit bawah triseps dan
subskapular dengan cara cubitan tipis
d. Rambut
Pada rambut yang diperiksa hádala pertumbuhannya,
warna, diameter (tabal atau tipis), sifat (keriting/ lurus),
dan akar rambut (mudah dicabut/ tidak)
e. Gigi-geligi
Saat erupsi gigi susu, saat tanggal, dan erupsi gigi
12
hermanen,
13
DAFTAR PUSTAKA
Nia,S. (2015). Aplikasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Usia Nol Hingga
Enam Tahun Berbasis Android. Jurnal Buana Informatika, Volume 7,
Nomor 1, Januari 2016: 65-74
14