Anda di halaman 1dari 14

PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Maria Elisabeth Babanggai 711331121006
Victoria Elsadai Ndobe 711331121008
Angelicha Geisa Dea Salombe 711331121009
Maesi Claudia Mangimbulude 711331121038
Amison wanimbo 711331121111

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO

PRODI GIZI DAN DIETETIKA

2023
PEMBAHASAN

Pertumbuhan merupakan suatu perubahan dalam ukuran tubuh dan


merupakan sesuatu yang dapat diukur seperti tinggi badan, berat badan, lingkar
kepala yang dapat dibaca pada buku pertumbuhan.
Beberapa ciri dari pertumbuhan terdiri dari perubahan yang dapat diukur
secara kuantititaf, mengikuti perjalan waktu dan dalam keadaan normal memiliki
jalur tertentu untuk setiap anak (growth trajectory). Pertumbuhan fisik anak lebih
dikenal dengan dengan istilah Antropometri. Monteiro et al (dalam tumbuh
kembang anak,2021:17).
Inti definisi pertumbuhan yang diperoleh dari konsep pertumbuhan yaitu
perubahan secara kuantititatif. Pertumbuhan melibatkan pertambahan satuan
massa dalam satuan waktu tertentu. Pertambahan massa tubuh dapat diidentifikasi
dalam satuan seperti gr/hari, gr/bulan, kg/tahun, cm/tahun. Pertumbuhan
dikonfigurasi oleh peningkatan fisik tubuh secara keseluruhan atau sebagian.
Monteiro et al(dalam tumbuh kembang anak,2021:17).

A. Kategori atau Ambang Batas


Penilaian pertumbuhan yang melibatkan semua indikator dapat
membandingkan dengan standar pertumbuhan. Tujuannya adalah untuk
menentukan apakah anak tumbuh "normal" atau memiliki masalah
pertumbuhan atau kecenderungan masalah pertumbuhan yang harus ditangani
WHO(dalam tumbuh kembang anak,2021:28).
Pengukuran pertumbuhan Anak dapat dilakukan dengan; (1) menentukan
dan menggunakan indikator pertumbuhan sesuai dengan kebutuhan; (2)
ploting hasil pengukuran pada grafik pertumbuhan; (3) menginterpretasikan
indikator pertumbuhan. Pada beberapa indikator, seperti BB/U, PB/U atau
TB/U dan LK/U sebelum dilakukan dilakukan penilaian penting terlebih
dahulu untuk menentukan umur anak. Kesalahan dalam menentukan umur
anak, maka akan menjadi bias dalam menafsirkan pertumbuhan anak. 3.3.1
Menggunakan nilai z-skor

2
1. Menggunakan nilai z-skor
Interpretasi masing-masing indikator dapat menggunakan nilai Z-skor
yang menggambarkan nilai penyimpangan dari angka median dan lebih
dikenal dengan sebutan Standar Deviasi (SD). Garis referensi pada grafik
pertumbuhan (1,2,3, -1, -2, -3) disebut sebagai garis z-skor yang
menunjukkan seberapa jauh nilai berada di atas atau di bawah media
WHO(dalam tumbuh kembang anak,2021:28). Z-skor atau skor standar
merupakan skor yang menunjukkan seberapa jauh suatu pengukuran dari
median nilai untuk pembanding pertumbuhan relatif anak dengan teman-
teman seusianya.
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan No 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak :

Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas


(Z-Score)
Berat badan sangat kurang < -3 SD
(severely underweight)
Berat badan Berat badan kurang - 3 SD sd < - 2 SD
menurut umur (BB/U) (underweight)
anak usia 0-60 bulan Berat badan normal -2 SD sd + 1 SD

Risiko berat badan lebih1 > +1 SD

Sangat pendek (severely < - 3 SD


Panjang badan atau stunted)
tinggi badan menurut Pendek (stunted) - 3 SD sd < - 2 SD
umur (PB/U atau
Normal - 2 SD sd + 3 SD
TB/U) anak usia 0-60
bulan Tinggi² > +3 SD

Gizi buruk (severely < -3 SD


wasted)
Berat badan menurut Gizi kurang (wasted) - 3 SD sd < - 2 SD

3
Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD

Berisiko gizi lebih > + 1 SD sd + 2 SD


(possible risk of

panjang badan atau overweight)

tinggi badan (BB/PB Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd +3 SD

atau BB/TB anak usia Obesitas (obese) > + 3 SD


0-60 bulan
Gizi buruk (severely < -3 SD
wasted)³
Indeks massa tubuh Gizi kurang (wasted)³ - 3 SD sd <- 2 SD
menurut umur
Gizi baik (normal) - 2 SD sd +1 SD
(IMT/U) anak usia 0-
Berisiko gizi lebih > + 1 SD sd + 2 SD
60 bulan
(possible risk of
overweight)
Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd +3 SD
Obesitas (obese) > + 3 SD

Catatan:
1. Terdapat pengecualian pada tabel tersebut untuk Anak dengan
tinggi bandan pada kategori sangat tinggi yang mungkin
disebabkan oleh gangguan hormon endokrin. Perlu rujukan jika
diduga mengalami gangguan endokrin
2. Jika anak kemungkinan mempunyai masalah pertumbuhan
berdasarkan BB/U, maka perlu perbandingan berat badan terhadap
panjang / tinggi atau IMT terhadap umur.
3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi
lebih. Jika makin mengarah ke garis Z-skor 2 risiko gizi lebih
makin meningkat.
4. Terdapat kemungkinan anak dengan tinggi atau panjang badan
pendek atau sangat pendek memiliki gizi lebih.

4
B. Parameter Penilaian Fisik Pada Anak
1. Ukuran Antropometrik
Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-
ukuran antropometrik yang dibedakan menjadi 2 kelompok yang
meliputi :
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun
2020 telah menetapkan standar antropomentri anak menurut parameter berat
badan dan panjang badan atau tinggi badan yang meliputi 4 indikator yaitu
berat badan menurut Umur (BB/U), Panjang Badan atau tinggi badan
menurut Umur (PB/U atau TB/U), Berat Badan menurut Panjang Badan atau
tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB), dan Indeks Massa Tubuh menurut Umur
(IMT/U) (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Parameter tambahan yang digunakan dalam pengukuran antropometri
anak yaitu ketebalan lipatan kulit (Skin fold thickness), Lingkar kepala atau
dada (Head/chest circumference), Lingkar pinggang-panggul (Hip/waist
circumference), lingkar lengan atas atau LILA (Mid-arm circumference)
Batubara (dalam tumbuh kembang anak,2021:19).

1) Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting,
dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada
semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil
peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh,
antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya. Berat
badan dipakai sebagai indicator yang terbaik pada saat ini untuk
mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitive
terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran objektif dan dapat
diulangi. Kerugiannya, indicator berat badan tidak sensitive
terhadap proporsi tubuh, misalnya pendek, gemuk atau tinggi
kurus.
Indicator berat badan dimanfaatkan dalam klinik untuk :

5
1. Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi baik yang
akut maupun yang kronis, tumbuh kembang dan
kesehatan.
2. Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan
penyakit
3. Dasar perhitungan dosisi obat dan makanan yang perlu
diberikan.

2) Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang
terpenting. Ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan
meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai.tinggi badan
meningkat pesat pada masa bayi, kemudian melambat, dan menjadi
pesat kembali (pacu tumbuh adolesen), selanjutnya melambat lagi
dan akhirnya berhenti pada umur 18-20 tahun.Tinggi badan
berlanjut sampai umur 30 tahun, dengan pengisian pada ujung atas
dan bawah korpus-korpus ruas-ruas tulang belakang bartambah
sekitar 3-5 mm. Antara umur 30- 45 tahun tinggi badan tetap statis,
kemudian menyusut.
Keuntungan indikator TB ini adalah pengukurannya objektif
dan dapat diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah
dibawa, merupakan indikator yang baik untuk gangguan
pertumbuhan fisik yang sudah lewat, sebagai perbandingan
terhadap perubahan- perubahan relatif, seperti terhadap nilai BB
dan LLA.
Kerugiannya adalah perubahan tinggi badan relatif pelan, sukar
mengukur tinggi badan yang tepat, kadang diperlukan lebih dari
seorang tenaga. Disamping itu dibutuhkan 2 macam teknik
pengukuran, pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi
tidur telentang (panjang supinasi),dan pada umur lebih daeri 2
tahun dengan posisi berdiri. Panjang supinasi pada umumnya 1 cm

6
lebih panjang daripada tinggi berdiri pada anak yang sama.

3) Berat Badan Menurut Umur (BB/U)


Berat badan menurut umur adalah indeks yang paling banyak
digunakan untuk menentukan proporsi tubuh dalam pemantauan
pertumbuhan anak Batubara (dalam tumbuh kembang anak,2021:22).
Indikator BB/U digunakan untuk menilai pertumbuhan fisik anak dengan
berat badan kurang (underweight) atau sangat kurang (severely
underweight), tetapi tidak untuk mengklasifikasi anak gemuk atau sangat
gemuk (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Jika hasil
interpretasi pertumbuhan dengan indeks BB/U menunjukkan rendah di
bawah standar normal, maka kemungkinan anak mengalami masalah
pertumbuhan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Dalam
melihat hasil pengkuran anak tergolong dalam berat badan gemuk atau
berat badan kurang dapat membadingkan dengan tabel standar berat
badan menurut umur yang terdapat dalam peraturan menteri kesehatan
republik indonesia nomor 2 tahun 2020.
Berat badan menurut usia sering digunakan juga sebagai parameter
tunggal dalam menilai kelebihan berat badan pada anak-anak, tetapi jika
berat badan menurut umur tidak disesuaikan dengan tinggi badan, maka
dapat menjadi kurang tepat dalam menilai berat badan Batubara (dalam
tumbuh kembang anak,2021:23).

4) Tinggi badan/panjang Badan Menurut Umur (TB/U)


Tinggi badan menurut umur adalah dianggap sebagai indikator
pertumbuhan anak terbaik karena mencerminkan pertumbuhan linier
kumulatif dan dapat diukur secara akurat menggunakan alat yang tersedia
secara luas dan metode standar. Tran et al (dalam tumbuh kembang
anak,2021:23) Indikator PB/U atau TB/U dapat mengindetifikan anak-
anak pendek (stunted) atau sangat pendek (several stunted) yang
disebabkan oleh kekurangan gizi secara kronis atau sering sakit (Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Indikator ini berbeda dengan

7
metode lain yang berkaitan dengan berat badan dapat dipengaruhi oleh
masalah jangka pendek seperti kelaparan atau penyakit parah. Tran et al
(dalam tumbuh kembang anak,2021:23)
Dalam melihat hasil status gizi anak dapat membadingkan dengan
tabel standar PB/U atau TB/U yang terdapat dalam peraturan menteri
kesehatan republik indonesia nomor 2 tahun 2020

5) Berat Badan menurut Tinggi Badan atau Panjang Badan


(BB/TB)
BB/TB memengaruhi berat badan relatif terhadap panjang badan dan
tidak memerlukan pengetahuan tentang umur. Indikator ini digunakan
pada bayi dan anak dalam mengidentifikasi kelebihan berat badan
(overweight) dan kekurangan berat badan (underweight) (Centers for
Disease Control, 2010).
WHO menggambarkan indeks BB/TP atau PB dalam mengidentifikasi
anak memiliki gizi kurang (wasted ), gizi buruk (severely wasted ), dan
anak dengan risiko gizi lebih (possible risk of overweight). Indikator ini
dapat menggambarkan kondisi gizi buruk yang disebabkan oleh penyakit
dan kekurangan asupan gizi akut maupun kronis (Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 2020). Di Indonesia, grafik pertumbuhan anak
dengan indikator berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan
disediakan untuk anak baru lahir hingga usia 18 tahun Batubara et al
(dalam tumbuh kembang anak,2021:23)
6) Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT adalah indeks yang paling populer di seluruh dunia untuk menilai
adipositas pada anak-anak Batubara (dalam tumbuh kembang
anak,2021:23) . dalam mengetahui status gizai anak berdasarkan IMT/U
maka harus menghitung IMT-nya terlebih dahulu dengan rumus :
Berat badam ( Kg )
IMT =
Tinggi Badan¿ ¿
IMT adalah indeks untuk menilai kekurangan atau kelebihan gizi pada

8
orang dewasa dan anak-anak Batubara (dalam tumbuh kembang
anak,2021:24). Penilaian apakah anak tumbuh normal, maka harus
mengevaluasi berat badan menurut tinggi badan berdasarkan kelompok
umur (IMT/U) yang terdapat dalam peraturan menteri kesehatan republik
indonesia nomor 2 tahun 2020.
Sehingga, IMT/U pada anak dapat digunakan untuk mengklasifikasi
status pertumbuhan anak-anak dan remaja sebagai kurus (underweight),
kelebihan berat badan (overweight), dan risiko kelebihan berat badan (risk
of overweight) (Centers for Disease Control, 2010). Interpretasi IMT
menurut umur dapat menggunakan standar WHO pertumbuhan anak (De
Onis,(dalam tumbuh kembang anak,2021:24) Penilaian pertumbuhan anak
dengan indeks IMT yang dinilai berdasarkan umur dan jenis kelamin anak
digunakan dalam penentuan nilai cut off point.
7) Lingkar Kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai
untuk menaksir pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh
normal maka kepala akan kecil. Sehingga pada lingkar kepala (LK)
yang lebih kecil dari normal (mikrosefali), maka menunjukkan
adanya retardasi mental. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada
aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus akan meningkatkan
volume kepala sehingga LK lebih besar dari normal. Kurve LK dari
Nelhaus dipakai sebagai acuan untuk LK.
Cara mengukur lingkar kepala yaitu (1) Gunakan pita pengukur
yang tidak elastis atau tidak bisa diregangkan (2) Mulai mengukur
kepala Bayi dengan melingkarkan pita di atas alis dan telinga (3)
pastikan pita melingkar di bagian kepala yang menojol.
Pertumbuhan LK yang pesat adalah pada 6 bulan pertama
kehidupan, yaitu dari 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada
waktu 6 bulan. Umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54
cm.
LK yang kecil pada umumnya sebagai :

9
-Variasi normal
-Bayi kecil
-Keturunan
-Retardasi mental
-Kraniostenosis
Sedangkan LK yang besar pada umumnya disebabkan oleh:
- Variasi normal
-Bayi besar
-Hidranensefali
-Tumor serebri
- Keturunan
-Efusi subdural
- Hidrosefalus
- Penyakit Canavan
- Megalensefali
8) Lingkar Lengan Atas
Lingkaran lengan atas (LILA) mencerminkan tumbuh
kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak
oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan BB. LILA dapat
dipakai untuk menilai keadaan gizi/ tumbuh kembang pada
kelompok umur prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm
pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur 1 tahun. Selanjutnya
tidak banyak berubah selama 1-3 tahun. Lingkar Lengan Atas
(LILA) merupakan bentuk lain dari pengukuran antropometri yang cukup
sederhana, murah, yang dapat menggambarkan komposisi tubuh.
Alat yang digunakan adalah pita ukuran elastis atau sering dikenal
dengan pita LILA. Jika hasil pengukuran < 12.5 cm (warna merah
menggambarkan gizi buruk), 12.5– 13.5 (warna kuning menggambarkan
gizi kurang), > 13.5 pita (warna hijau menggambarkan gizi baik). Jika
umur tidak diketahui, maka penilaian dapat dilakukan dengan
menggunakan LILA/TB: < 75% (gizi buruk), 75-80% (gizi kurang), 80-

10
85% (borderline), dan >85% (gizi baik atau normal).

9) Lipatan Kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan
refleksi tum- buh kembang jaringan lemak dibawah kulit, yang
mencerminkan kecukupan energi. Dalam keadaan defisiensi, lipatan kulit
menipis dan sebaliknya menchal jika masukan energi berlebihan. Tebal
lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan giai lebih,
khususnya pada kasus obesitas

10) Lingkar Pinggang


Indikator lingkar pinggang dianjurkan sebagai adipositas sentral
karena merupakan prediktor yang baik dari lemak perut. Saat ini tidak ada
pedoman untuk klasifikasi terkait obesitas risiko kesehatan pada anak
berdasarkan pinggang lingkar Batubara ,(dalam tumbuh kembang
anak,2021:26)

2. Gejala / Tanda Pada Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaaan fisik adalah metode klinis yang digunakan untuk mendeteksi
gejala dan tanda-tanda yang berkaitan dengan kekurangan gizi atau status
pertumbuhan anak. Terkadang anak dengan gangguan pertumbuhan, gejala dan
tanda yang muncul sering kurang spesifik, sehingga diperlukan pemeriksaan
bagian-bagian tubuh dengan tujuan untuk mengetahui gejala akibat tidak
normal. Umumnya, pemeriksaan klinis dilakukan dengan bantuan perabaan,
pengetokan, pendengaran, penglihatan dll Titus Priyo Harjatmo, Holil
M.par’i, ,(dalam tumbuh kembang anak,2021:27) . Pemeriksaan fisik dapat
dilihat dari bentuk tubuh apakah mengalami dismorfi, maka dapat
membandingkan proporsi tubuh dengan bagian kepala, tubuh dan anggota
gerak Soetjiningsih, (dalam tumbuh kembang anak,2021:27). Penilaian fisik
lainnya dilakukan dengan misalnya, menentukan jaringan otot dengan
memeriksa lengan atas, bokong dan paha, melakukan pemeriksaan pada triseps,

11
serta menentukan pemeriksaan rambut dan gigi.

Penilaian fisik anak dengan gejala atau tanda pada gangguan pertumbuhan
sangat penting untuk dilakukan dalam pemantauan pertumbuhan dan kesehatan
anak. Misalkan anak dikatakan “Marasmus” yaitu suatu bentuk kekurangan
gizi parah yang disebut sebagai malnutrisi nonedematous. Terdapat perubahan
pada fisiknya seperti, pada kulit dan tulang, sehingga akan tampak seperti kulit
pembalut tulang. Pada kasus ini anak akan kehilangan otot dan jaringan lemak
sehingga wajah anak terlihat tua, tulang rusuk menonjol dan terdapat lipatan
kulit pada bokong (baggy pants) Sutiari (dalam tumbuh kembang
anak,2021:27) Pemeriksaan fisik dengan gejala atau tanda pada anak
“kwarsiorkor” yaitu gangguan pertumbuhan karena kekurangan gizi yang parah
disebut sebagai malnutrisi edema. Terdapat beberapa gejala pada fisiknya yaitu
adanya edema; rambu tipis dan berubah warna, kulit terdapat bercak berubah
warna yang dapat retak dan terkelupas (World Health Organization (WHO),
2008).
a. Keseluruhan fisik
Dilihat bentuk tubuh, perbandingan bagian kepala,
tubuh dan anggota. Jiga diperhatikan ada edema tidak.
b. Jaringan otot
Pertumbuhan otot diperiksa pada lengan atas, pantat dan
paha dengan cara cubitan tebal.
c. Jaringan lemak
Jeringan lemak diperiksa pada kulit bawah triseps dan
subskapular dengan cara cubitan tipis
d. Rambut
Pada rambut yang diperiksa hádala pertumbuhannya,
warna, diameter (tabal atau tipis), sifat (keriting/ lurus),
dan akar rambut (mudah dicabut/ tidak)
e. Gigi-geligi
Saat erupsi gigi susu, saat tanggal, dan erupsi gigi

12
hermanen,

3. Gejala/Tanda Pada Pemeriksaan Laboratorium


Pemeriksaan laboratorium berguna untuk menilai keadaan status gizi atau
pertumbuhan anak yang dilakukan secara langsung pada tubuh atau bagian
tubuh Titus Priyo Harjatmo, Holil M.par’i,(dalam tumbuh kembang
anak,2021:27). Pemeriksaaan laboratorium biasanya dilakukan setelah
ditemukan gejala atau tanda-tanda dari hasil pengukuran fisik. Pemeriksaan
laboratorium untuk mengukur pertumbuhan dan perkembangan anak yang
berkaitan dengan keberadaan penyakit. Terutama pada pemeriksaan
darah, yaitu antara lain kadar Hb, serum protein (albumin dan
globulin), hormon, dll.

4. Gejala/Tanda Pada Pemeriksaan Radiologis


Pemeriksaan radiologis perlu dilakukan biasanya ketika anak dicurigai
adanya gangguan pertumbuhan linier. Pemeriksaan ini diperuntukkan menilai
umur biologis umur tulang (bone age). Keterlambatan usia tulang terjadi
terutama dalam 3 tahun pertama kehidupan, dan ini dampak dari anak
kekurangan asupan zat gizi, kejadian tertinggi gastrointestinal dan infeksi
pernapasan, dan tingkat terbesar dari kegagalan pertumbuhan Martorell,
(dalam tumbuh kembang anak,2021:28)

13
DAFTAR PUSTAKA

Nia,S. (2015). Aplikasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Usia Nol Hingga
Enam Tahun Berbasis Android. Jurnal Buana Informatika, Volume 7,
Nomor 1, Januari 2016: 65-74

dr.Soetjoningsih, SpAK (1995).Tumbuh Kembang Anak.Jakarta, EGC

Evita A, Dkk (2021). Tumbuh Kembang Anak. Yayasan Kita Menulis

Kemenkes RI. (2020) Peraturan Menteri Kesehatan No 2 Tahun 2020 tentang


Standar Antropometri Anak, Kemenkes.

14

Anda mungkin juga menyukai