Kotak 1 dan 4 adalah kondisi yang sesuai. Sedangkan kotak 3 dan 4 dapat menjadi
bias. Untuk kasus obesitas bias ini tidak semuanya mengakibatkan hal yang tidak
baik. Ada bias yang bisa menjadi baik dilihat dari kondisi status gizi saat merasa
obesitas. Yaitu pada kotak ke-3 : tidak obes namun merasa obes jika dikatakan pada
saat status gizi lebih/ overweight dengan risiko maka kemungkinan perilaku
intervensi pencegahan akan dilakukan, namun bila dikatakan pada kondisi status gizi
kurang namun merasa obesitas maka akan berdampak tidak baik karena
kemungkinan akan melakukan intervensi yang berdampak pada terjadinya gizi
buruk.
Kemauan (+)
Kemampuan (-) II I Kemampuan (+)
IV III
Kemauan (-)
Pada kasus obesitas di Kuadran II: Penderita obesitas memiliki kemauan dan tidak
memiliki kemampuan mengelola rasa sakit (asumsi : terjadi pada obesitas dengan
penyakit penyerta muncul gejala sedang atau berat), sehingga tenaga kesehatan perlu
memberikan pembelajaran manajemen rasa sakit.
Misalnya pada penderita obesitas dengan OSA (Obstrutive sleep apneu), maka selain
obat, edukasi posisi tidur yang benar, dan edukasi intervensi diet asupan makan dan
modifikasi gaya hidup.
Pada kasus obesitas di Kuadran III: Penderita obesitas tidak memiliki kemauan
namun mampu mengelola rasa sakit (asumsi : terjadi pada obesitas dengan tanpa
penyakit penyerta atau obesitas dengan penyakit penyerta yang muncul gejala).
Sehingga tenaga kesehatan perlu memprovokasi pada penderita yang kehilangan
semangat tersebut. Kendati mampu mengelola rasa sakit namun kejadian risiko
ketidakmauan bertemu dengan fasilitas pelayanan kesehatan bisa menimbulkan
risiko penyakit baru atau memperparah penyakit yang sudah ada. Sehingga tenaga
kesehatan perlu memprovokasi agar pasien kontak terus dengan pemberi layanan
kesehatan.
Pada kasus obesitas di Kuadran IV: Penderita obesitas tidak memiliki kemauan dan
tidak mampu mengelola rasa sakit( terjadi pada obesitas dengan penyakit penyerta
muncul gejala sedang atau berat). Sehingga tenaga kesehatan perlu upaya keras baik
melakukan provokasi terhadap kemauan juga dalam menghadapi ketidakmampuan
pasien mengelola rasa sakit. Contoh pada pasien ibu hamil dengan obesitas dan
kondisi hipertensi dengan usia kehamilan 38 minggu. Maka upaya keras tenaga
kesehatan untuk dapat menyelamatkan ibu hamil dan calon bayinya agar terhindar
dari kematian ibu akibat serangan preeklamsi ataupun eklamsi sewaktu-waktu.
7) Individual health Status (Three Dimensional Typology).
Pada kasus obesitas Label yang dapat diberikan jika ditinjau dari konsep
“Disease”adalah :
a. Medically Ill (psikological well, medical ill,Social well) :
Contoh pada kasus obesitas dengan kondisi psikosoial pribadi yang bagus, yang
bersangkutan tidak merasa beban dengan status obesitas dan lingkungan sekitar
mendukung
b. Martyr (psikological ill, medical ill,Social well) :
Contoh pada kasus obesitas dengan kondisi psikososial yang tidak bagus
(merasa tertekan sendiri dengan status obesitasnya) kendati lingkungan sekitar
mendukung atau tidak mempermasalahkan status obesitasnya.
c. Optimistic (psikological well, medical ill,Social ill) :
Contoh pada kasus obesitas dengan kondisi psikososial yang bagus, yang
bersangkutan tidak merasa beban dengan status obesitas kendati lingkungan
sekitar tidak mendukung (dikucilkan karena body shaming di sekolah), namun
yang bersangkutan easy going saja tidak menanggapi.
d. Seriously Ill (psikological ill, medical ill,Social ill) :
Contoh pada kasus obesitas dengan kondisi psikososial yang tidak bagus
(merasa tertekan sendiri dengan status obesitasnya) dan lingkungan sekitar juga
tidak mendukung (seperti dikucilkan karena body shaming di sekolah).
Referensi
Riski Vayari, Vanesa. 2016. Hubungan Obesitas dengan Masalah Psikososial Pelajar
kelas 9 SMPN 9 Palembang. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang
Nestmann, F. & Hurrelmann, K. (1994). Social Networks and Social Support in
Childhood and Adolescence. New York: Walter de Gruyter. Diakses dari
https://www.google.co.id/books/edition/Social_Networks_and_Social_Support_in
_Ch/P4Q6wDjXU3gC?hl=id&gbpv=1
Rumapea, M. E. M. (2021). Bahan Ajar Antropologi Kesehatan. Yayasan Kita
Menulis. Diakses dari
https://www.google.co.id/books/edition/Bahan_Ajar_Antropologi_Kesehatan/
dEpKEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
Santrock, J. W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja (Edisi ke-6). Jakarta:
Penerbit Erlangga. Diakses dari
https://www.google.co.id/books/edition/Adolescence_edisi_6/Z3LWS-xbTv4C?
hl=id&gbpv=0