TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Status Gizi
a. Pengertian
antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi
tersebut, atau fisiologis akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler
anamnesa riwayat gizi. Intake berkaitan dengan zat gizi yang masuk
dalam tubuh. Zat gizi sendiri diartikan sebagai zat-zat makanan yang
(Kristiyanasari,2010).
1
berhubungan dengan penyakit tertentu. Menilai persediaan gizi tubuh
berikut.
1. Penilaian langsung
a. Metode Antropometri
2
Beberapa contoh ukuran tubuh manusia sebagai parameter
lingkar dada, ukuran lingkar lengan atas, dan lainnya. Hasil ukuran
pertumbuhan manusia.
1) Balita
Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Umur
sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu
3
badan. Indikator BB/U yang rendah dapat disebabkan karena pendek
(masalah gizi kronis) atau sedang menderita diare atau penyakit infeksi
tidak sehat, dan pola asuh/pemberian makan yang kurang baik dari
4
dengan<- 2 SD
gizi baik (normal) -2 SD sampai dengan
+1 SD
berisiko gizi lebih >+1 SD
(possible risk of
overweight)
Indeks Massa Tubuh Gizi buruk (severely < -3 SD
menurut Umur (IMT/U) wasted)
Anak umur 0-60 bulan Gizi kurang (wasted) -3 SD sampai dengan<
- 2 SD
Gizi baik (normal) -2 SD sampai dengan +
1 SD
Berisiko gizi lebih >+1 SD
(possible risk of
overweight)
Gizi lebih > + 2 SD sd +3 SD
(overweight)
Obesitas (obese) > + 3 SD
Gizi
Indeks Massa Tubuh Gizi buruk (severely <-3 SD
menurut Umur (IMT/U) thinness)
Anak umur 5-18 tahun Gizi kurang (thinness) -3 sampai dengan < -2
SD
Gizi baik (normal) -2 SD sampai dengan +
Gizi 1 SD
Gizi lebih > + 1 SD sampai
(overweight) dengan + 2 SD
Obesitas (obese) > +2 SD
Sumber : Peraturan Menkes RI No 2 TH 2020
2) Remaja Putri
masa kanak-kanak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau
5
mencapai kematangan seksual, dengan batasan usia remaja awal 10-14
jenis dari indeks antropometri salah satunya adalah indeks massa tubuh
6
penelitian dibeberapa negara berkembang. Pada akhirnya diambil
3) Ibu Hamil
dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian status gizi secara langsung
memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih (Hartriyanti dan
Triyanti, 2007).
representatif, dimana ukuran LILA ibu hamil erat dengan IMT ibu
hamil yaitu semakin tinggi LILA ibu hamil diikuti pula dengan
7
semakin tinggi IMT ibu. (Hidayati, 2012). Lingkar lengan atas (LILA)
apakah ibu hamil atau wanita usia subur (WUS) menderita kurang
energi kronis (KEK). Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK
adalah 23.5 cm. Apabila ukuran kurang dari 23.5 cm, artinya wanita
dilakukan pada lengan kiri atau lengan yang tidak aktif. Pengukuran
dibawa.
b. Metode Laboratorium
satu metode yang dilakukan secara langsung pada tubuh atau bagian
tubuh. Tujuan penilaian status gizi ini adalah untuk mengetahui tingkat
ketersediaan zat gizi dalam tubuh sebagai akibat dari asupan gizi dari
makanan.
8
Metode laboratorium mencakup dua pengukuran yaitu uji
biokimia dan uji fungsi fisik. Uji biokimia adalah mengukur status gizi
mengukur zat gizi dalam cairan tubuh atau jaringan tubuh atau ekskresi
Tes fungsi fisik merupakan kelanjutan dari tes biokimia atau tes fisik.
c. Metode Klinis
9
Pengukuran konsumsi makanan sering juga disebut survei
kebiasaan dan pola makan, baik pada individu, rumah tangga, maupun
penyakit
10
perkiraan makan, penimbangan makan, metode inventaris dan pencatatan
(Mardalena, 2017).
b. Faktor Ekologi
makhluk tumbuh akan membentuk makhluk yang baik. Status gizi adalah
dengan kebutuhan zat gizi. Jadi ekologi yang berkaitan dengan gizl adalah
keadaan lingkungan fisik dan data vital statistik. Data yang termasuk
c. Statistik Vital
11
dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran
1. Faktor langsung
a. Asupan Makan
kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat
berguna untuk mengukur status gizi dan menemukan faktor diet yang
bayi berat lahir rendah (BBLR) yang jika tidak tertangani dengan baik
periode 9 bulan janin dalam kandungan (270 hari) hingga anak usia 2
protein dan zat gizi mikro untuk pembentukan sel dan menentukan
kecukupan energi, protein dan zat gizi mikro untuk pembentukan dan
12
pembesaran sel. Idealnya, berat badan bayi saat dilahirkan adalah tidak
kurang dari 2500 gr, dan panjang badan bayi tidak kurang dari 48 cm.
Inilah alasan mengapa setiap bayi yang baru saja lahir akan
Dalam kurun waktu 2 tahun ini, orang tua harus berupaya keras agar
bayinya tidak memiliki tinggi badan atau panjang badan yang stunting.
Selama 6 bulan setelah bayi lahir, bayi memerlukan zat gizi makro dan
mikro yang hanya cukup diperoleh dari ASI eksklusif. Di atas 6 bulan
b. Penyakit Infeksi
yang cukup akan mengalami kekurangan gizi dan sakit. Demikian juga
bahwa ada hubungan yang erat antara infeksi (bakteri, virus dan
13
nafsu makan, menurunnya absorbsi dan kebiasaan mengurangi makan
a. Pola Konsumsi
b. Kerawanan Pangan
(Permentan No 43/2010).
14
hanya 4.050 ton.Produksi beras di Padang Pariaman mencapai 12.
855 ton yang berasal dari 5.167 hektare luas panen di daerah itu.
e. Kesehatan Lingkungan
harus ada antara manusia & lingkungan agar dapat menjamin keadaan
stunting pada anak. Penggunaan air sumur yang tidak bersih untuk
(cacingan).
f. Pelayanan Kesehatan
15
lain. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan
perawatan pada anak atau ibu hamil yang sakit, tenaga kesehatan juga
10 ibu hamil kurang kalori dan protein, 7 dari 10 Balita kurang kalori,
a. Ekonomi
Salah satau yang penyebab dasar dari wasting dan stunting adalah
yang rendah, daya beli yang rendah serta layanan Kesehatan yang terbatas.
16
gizi dapat berpeluang untuk terjadinya stunting (Fikadu, dkk, 2014 dalam
lainua, 2016)
anak balita dengan riwayat berat lahir rendah pada tahun 2010 di
tidak mampu mencukupi kebutuhan asupan gizi anak dalam jangka waktu
yang lama, sehingga permasalahan gizi akut ini tidak dapat terhindarkan
(Rosha,dkk, 2013).
17
b. Pendidikan
akan sulit dalam menerima arahan dalam pemenuhan gizi. Mereka sering
ketahanan pada pangan keluarga, makin baik pola asuh pada anak dan
dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan Kesehatan
(Waryana, 2010)
lebih banyak terjadi pada ayah yang memiliki tingkat Pendidikan yang
18
lebih tinggi dan ayah akan lebih memperhatikan gizi istri saat hamil.
Sehingga tidak akan terjadinya kekurangan gizi data kehamilan yang dapat
informasi dari Pendidikan formal yang mereka tempuh maupun dari media
mencapai status gizi yang baik sehingga perkembangan anak menjadi lebih
pengetahuan tentang gizi akan kurang biak. Pendidikan ibu yang rendah
gizi pada kehamilan terjadi terus menerus akan melahirkan anak yang
19
E. KerangkaTeori
20
F. Kerangka Konsep
G. Hipotesis
1. Ada hubungan asupan dengan status gizi balita (0-59 bulan) di Nagari
2. Ada hubungan penyakit infeksi dengan status gizi balita (0-59 bulan)
3. Ada hubungan pola konsumsi dengan status gizi balita (0-59 bulan) di
21
5. Ada ketersediaan pangan rumah tangga dengan status gizi balita (0-59
6. Ada hubungan pola asuh dengan status gizi balita (umur 0-59 bulan) di
9. Ada hubungan pola konsumsi dengan status gizi remaja putri di Nagari
10. Ada hubungan asupan dengan status gizi ibu hamil di Nagari X
11. Ada hubungan penyakit infeksi dengan status gizi ibu hamil di Nagari
12. Ada hubungan pola konsumsi dengan status gizi ibu hamil di Nagari X
13. Ada hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan status gizi balita
22
23
H. Defenisi Operasional
Skala
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil
Ukur Ukur
Status gizi Status gizi adalah Antropometri - BB/U Kategori Z-Score Indeks BB/U
pada balita ukuran keberhasilan - TB/U Berat Badan Sangat Kurang :
(0-59 bln) dalam pemenuhan - BB/TB < -3 SD
- TB/U nutrisi untuk anak yang Ordinal
Dacin Berat Badan Kurang : > -3 SD
- BB/U diindikasikan oleh TB Timbangan s/d < -2 SD
- BB/TB dan BB digital Berat Badan Normal:>-2SD
- IMT/U (Almatsier,2003). Form tanggal s/d < +1SD
lahir Resiko Berat Badan Lebih :
AUPB >+1 SD
Mikrotoise (Peraturan Menkes,2020)
Status gizi Status gizi adalah Antropometr IMT/U Kategori Z-Score Indeks IMT/U Ordinal
pada remaja status kesehatan yang i Hb Timbangan -3 s/d – 2 SD Gizi Kurang
putri dihasilkan oleh digital -2 s/d + 1 SD Gizi Baik
(12-18thn) keseimbangan antara Mikrotoa (normal)
kebutuhan dan Form +1 s/d +2 SD Gizi Lebih
masukan nutrient. penimbangan > +2 SD Obesitas
(Beck,2000:1) alat CekHb Perempuan : 12-
16gr/dL (Peraturan
Menkes, 2020)
Status gizi ibu Status gizi adalah suatu Antropometr LILA 1. KEK < 23,5cm Ordinal
hamil keadaan keseimbangan i Hb alat cek Hb 2. Normal ≥ 23,5cm
24
dalam tubuh sebagai 3. Hb > 11gr/dL
alat pemasukan Trimester 1 : 11,6-13,9 gr/dL
kosumsi makanan dan Trimester 2 : 9,7 – 14,8 gr/dL
penggunaan zat-zat gizi Trimester 3 : 9,5-15 gr/dL
yang digunakan oleh
tubuh unutk
kelansungan hidup
dalam mempertahankan
fungsi-fungsi organ.
(DepkesRI,2013)
Penyakit Penyakit infeksi Wawancara Kuesioner Dikategorikan menjadi : Nominal
infeksi balita merupakan satu Pernah Terinfeksi
kumpulan jenis-jenis Jika mengalami salah satu
penyakit yang mudah dari penyakit infeksi dalam 3
menyerang khususnya bulan terakhir
anak- anak di indonesia Tidak pernahTerinfeksi
yang disebabkan oleh Jika tidak pernah mengalami
infeksi virus, infeksi keluhan dari semua penyakit
bakteri, infeksi parasit. infeksi dalam 3 bulanterakhir
Penyakit infeksi yang
mempengaruhi status
gizi balita sejak
3 bulan terakhir.
(Rampengan, 1997).
25
Contoh dari penyakit
infeksi, yaitu : ISPA,
diare, pneumonia,
difteri, campak, TBC,
cacar air, tetanus,
demam tifoid).
Asupan balita Asupan adalah Wawancara A. Form SQ-FFQ Baik : Ordinal
semua jenis (Semi Makanan pokok : 3p x hari
makanan dan Quantitative- Protein Nabati : 1p xhari
minuman yang Food Frequency Protein Hewani :1p xhari
dikonsumsi tubuh Questioners) Sayuran : 1,5 p xhari
setiap hari. Buah : 3p xhari
(sumarno, dkk Cukup : Jika asupan yang
dalam Gizi dikonsumsi ≥80% AKG
Indonesia1990) Kurang : Jika asupan yang
dikonsumsi <80% AKG
26
Asupan remaja Asupan adalah Wawancara Form SQ-FFQ Baik : Ordinal
putri semua jenis (Semi Makanan pokok : 5 x hari
makanan dan Quantitative- Protein Nabati : 3 xhari
minuman yang Food Frequency Protein Hewani : 3 x hari
dikonsumsi tubuh Questioners) Sayuran : 3 xhari
setiap hari. Buah : 4 xhari
(sumarno, dkk Cukup : Jika asupan yang
dalam Gizi dikonsumsi ≥80% AKG
Indonesia1990) Kurang : Jika asupan yang
dikonsumsi <80% AKG
27
Pola konsumsi Pola konsumsi Wawancara Form SQ-FFQ Baik : Ordinal
anak merupakan informasi (Semi Makanan pokok : 3p x hari
tentang jenis dan Quantitative- Protein Nabati : 1p x hari
frekuensi pangan yang Food Frequency Protein Hewani :1p xhari
di konsumsi oleh Questioners) Sayuran : 1,5 p xhari
seseorang atau Buah : 3p xhari
kelompok orang pada Cukup : Jika asupan yang
waktu tertentu. dikonsumsi ≥80% AKG
(Baliwati,dkk.2004:69- Kurang : Jika asupan yang
70). dikonsumsi <80% AKG
28
Pola konsumsi Pola konsumsi Wawancara Form SQ-FFQ Baik : Ordinal
ibu hamil merupakan informasi (Semi Makanan pokok : 6p x hari
tentang jenis dan Quantitative- Protein Nabati : 4p x hari
frekuensi pangan yang Food Frequency Protein Hewani :3p x hari
di konsumsi oleh Questioners) Sayuran : 4p xhari
seseorang atau Buah : 4p xhari
kelompok orang pada Susu : 1p
waktu tertentu. Cukup : Jika asupan yang
(Baliwati,dkk.2004:69- dikonsumsi ≥80% AKG
70). Kurang : Jika asupan yang
dikonsumsi <80% AKG
Pola asuh Pola asuh merupakan Wawancara Kuesioner Dikelompokkan dalam 2 kategori : Nominal
anak cara pengasuh anak 1. Baik, bila > 75% jawaban benar
yang merupakan 2. Rendah, bila <75% jawaban
kegiatan dalam usaha benar
memeilhara,
membimbing,
membina, dan
meindungia anak
dalam memberi
makanan anaknya
untuk kelangsungan
hidup, berkembang dan
mencapai pertumbuhan
yang serasi, selaras,
29
dan seimbang baik
fisik maupunmental.
(shchib, 2010)
Pola Asuhan ini terbagi :
a. Pola Asuh Makan
adalah cara makan
seseorang atau
sekelompok orang
dalam memilih
makanan dan
memakannya
tanggapan terhadap
pengaruh fisiologi,
psikologi, budaya, dan
sosial ( Waryana,2010 ).
Untuk kebutuhan
pangan atau gizi balita,
ibu menyiapkan diri
sejak prenatal dalam
mengatur dietnya
selama kehamilan,
masa neonatal berupa
pemberian ASI,
menyiapkan makanan
tambahan berupa
maknan padat yang
lebih bervariasi
30
bahannya atau makanan
yang diperkaya, dan
dukungana emosional
untuk anak.
( Kartini, 2006)
31
Balita meningkatkan Kurang jika < 4 kali selama
kesehatan mencegah 6bulan
menyembuhkan
penyakit perorangan,
keluarga, kelompok
dan ataupun
masyarakat
(Notoatmodjo,2008).
a. Penimbangan/
posyandu
PMT Wawancara Kuesioner Baik : Jika diberikan PMT Ordinal
pada balita
Tidak baik : Jika tidak
diberikan PMT pada balita
32
Tidak baik : jika tidak
diberikan sesuai umur dan
jadwal pemberian vit A setiap
bulan Februari dan Agustus
Ketersediaan Ketersediaan pangan Wawancara Kuesioner Dikelompokkan dalam 3 Ordinal
Pangan Rumah adalah tersedianya kategori :
Tangga pangan di tingkat ≥ 60% (18 poin) : baik
Rumah tangga untuk 59-50% (15 poin) : cukup
beberapa hari dalam ≤ 50% (dibawah 15 poin) :
segi jumlah dan buruk
mutu yang memadai
serta merata,aman
dan terjangkau.
(Badan Urusan
Logistic, 2001)
Tingkat Tingkat pendidikan Wawancara Kuesioner Dikelompokkan dalam 6 kategori : Ordinal
Pendidikan adalah tahapan 1. Tidak sekolah
Ibu pendidikan 2. Tidak tamat SD
berkelanjutan, yang 3. SD
sudah ditetapkan 4. SMP
oleh lembaga terkait 5. SMA
berdasarkan tingkat 6. Pendidikan Tinggi
perkembangan
peserta didik, tingkat
kesulitan bahan
pengajar, dan
33
carapenyajian
bahan pelajaran.
Tingkat 1. Tingkat pendidikan Wawancara Kuesioner Dikelompokkan dalam 6 kategori : Ordinal
Pendidikan adalah tahapan 1. Tidak sekolah
Ibu hamil pendidikan 2. Tidak tamat SD
berkelanjutan, yang 3. SD
sudah ditetapkan 4. SMP
oleh lembaga terkait 5. SMA
berdasarkan tingkat 6. Pendidikan Tinggi
perkembangan
peserta didik, tingkat
kesulitan bahan
pengajar, dan
carapenyajian
bahan pelajaran.
Tingkat Pendapatan keluarga Wawancara Kuesioner Dinyatakan dalam satuan rupiah : Interval
Pendapatan adalah Rata-rata 1. Golongan Atas : Rp 2.600.000–
Keluarga jumlah penghasilan 3.500.000 / bulan
keluarga dalam 1 2. Golongan Menengah : Rp
bulan (Badan Pusat 1.500.000 - Rp 2.500.000/bulan
Statistik,2012) 3. Golongan Bawah : ≤ Rp
1.500.000
34
35