OLEH :
KELOMPOK 2
PEMBIMBING :
DEWI MERIEN SARI, S.KM
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan
Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi (PKL – SPMI) tepat pada waktunya.
Penulisan dan penyusunan laporan ini merupakan suatu rangkaian dari proses untuk
memenuhi mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan Sistem Penyelenggaraan Makanan
Institusi (PKL – SPMI) Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika Poltekkes
Kemenkes RI Padang.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, pendapat, saran – saran perbaikan serta kritik dari
pembaca, para ahli dan sejawat sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peraturan pemberian makan, perencanaan menu sampai distribusi makanan pada konsumen
dalam mencapai status kesehatan yang optimal dengan pemberian makanan yang tepat.
yang higienis, sehat dan aman untuk dikonsumsi serta tidak menjadi perantara beberapa
Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia. Selain rasa yang enak,
nilai gizi, kualitas, dan keamanan makanan harus diperhatikan. Makanan dikategorikan
aman apabila makanan bebas dari kontaminan fisik, kimia, biologis, maupun zat berbahaya
lainnya. Makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan atau
disebut juga foodborne disease. Foodborne disease merupakan penyakit yang disebabkan
karena masuknya patogen penyakit ke dalam tubuh bersama makanan yang dikonsumsi.
rawat inap dan kematian akibat infeksi dari makanan yang terkontaminasi zat berbahaya.
Menurut Lopasovsky dalam Inna Nur F, dkk (2018) kejadian foodborne disease disebabkan
karena makanan yang didapat berasal dari sumber yang tidak aman, kurangnya hygiene
perorangan serta kontaminasi silang. Penyakit foodborne disease ini yaitu gejala penyakit
Sanitasi makanan merupakan salah satu upaya pencegahan yang menitik beratkan pada
kegiatan dan tindkaan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala
bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan mulai dari sebelum makanan
saat makanan dan minumantersebut siap untuk dikonsumsi kepada konsumen. Persyaratan
sanitasi makanan dan minuman harus sesuai dengan peraturan yang berlaku, mengacu
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi merupakan rumah sakit pemerintah yang
memberikan pelayanan medis dan non medis, salah satunya adalah pelayanan gizi.
Pelaksanaan pelayanan gizi harus memperhatikan prinsip sanitasi makanan sesuai regulasi
dilakukan dengan tepat dapat menghindari terjadinya kerusakan pada makanan baik secara
fisik, kimia maupun cita rasa. Penyelenggaraan makanan di rumah sakit yang meliputi
dan penyajian makanan. Berdasarkan survei pendahuluan yang penulis lakukan saat pra
penelitian di Instalasi Gizi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi pada bulan agustus
2023, didapatkan kulkas dalam keadaan kotor (terdapat bekas darah dari sisa bahan makanan
daging). Seharusnya kulkas dalam keadaan bersih agar tidak menimbulkan bahaya bakteri
yang
mengkontaminasi bahan makanan daging yang lainnya sehingga terdapat bakteri dan
dapat menyebabkan foodborne disease. Oleh karena itu, kami dari kelompok 3 tertarik
B. Rumusan Masalah
Adanya ditemukannya bekas darah dalam freezer penyimpanan bahan makanan hewani
pada bagian Gudang Basah.
C. Tujuan Penulisan
1) Tujuan Umum
Diketahui pentingnya menjaga kebersihan pada freezer tempat penyimpanan
bahan makanan hewani di Instalasi Gizi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.
2) Tujuan Khusus
a. Mengetahui prioritas masalah yang ada di Instalasi Gizi RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi.
b. Mengetahui alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan pengetahuan dan
pengaplikasian dalam menjaga hygiene tempat penyimpanan bahan makanan
hewani di Instalasi Gizi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.
c. Mengetahui tindakan intervensi dan rekomendasi yang tepat untuk menjaga
hygiene tempat penyimpanan bahan makanan hewani sesuai dengan standarnya.
BAB II
Ditemukan kulkas daging dalam keadaan yang kurang bersih, ada darah dari sisa bahan
1.
makanan basah yang belum dibersihkan
Ditemukannya pemakaian sendok susu yang dipakai untuk berbagai macam jenis susu
2.
(seharusnya satu sendok susu untuk satu jenis susu atau merek susu)
Ditemukannya kulkas untuk penyimpanan bahan basah protein nabati yang rusak dan
3.
ditempatkan di penyimpanan sayur
4. Tidak adanya penulisan atau penandaan kapan bahan makanan tersebut expired
Skor Pembobotan
No Masalah Besar Sarana/Akses Total %
Dampak Biaya/Waktu
Masalah Penanggulangan
1. Tidak 3 3 5 5 16 80
adanya
pembersihan
berkala pada
kulkas
daging yang
dilakukan
pada setiap
pergantian
shift
2. Tidak 1 1 5 5 12 60
adanya
penulisan
atau
penandaan
kapan bahan
makanan
tersebut
expired
3. Penggunaan 1 1 5 5 12 60
alat
Pengolahan
yang kurang
tepat
4. Maintanance 1 1 5 5 12 60
peralatan
instalasi gizi
(kulkas
bagian
nabati)
kurang
Keterangan:
a) Besar Masalah
1. Tidak berat
2. Agak berat
3. Sedang
4. Berat
5. Sangat Berat
b) Dampak
1. Tidak besar
2. Sedikit besar
3. Sedang
4. Besar
5. Sangat Besar
c) Sarana/akses penanggulangan
1. Sangat sulit
2. Sulit
3. Sedang
4. Agak mudah
5. Mudah ditanggulangi
d) Biaya/waktu
1. Sangat sulit
2. Sulit
3. Sedang
4. Agak mudah
5. Mudah
2. Prioritas Masalah
Tabel 2. 3 Prioritas Masalah
Skor Pembobotan
No Masalah Besar Sarana/Akses Total %
Dampak Biaya/Waktu
Masalah Penanggulangan
1. Tidak 3 3 5 5 16 80
adanya
pembersihan
berkala pada
kulkas
daging yang
dilakukan
pada setiap
pergantian
shift
1. Evaluasi
Kegiatan ini diawali dengan melakukan observasi terhadap kulkas daging yang ada
di instalasi gizi. Kemudian selanjutnya amati perilaku petugas yang ada didalam Gudang
basah dan petugas pengolahan dalam kebersihan kulkas. Hal ini bertujuan agar
dan sanitasi penting nya kebersihan kulkas daging dengan kejadian Foodborne disease
yang berasal dari kontaminasi bakteri dari kulkas yang tidak bersih di Instalasi Gizi RSUD
yakni pembuatan SPO mengenai hygiende dan sanitasi pembersihan kulkas di Instalasi
E. Hasil
Peraturan Menteri Kesehatan No. 1096 Tahun 2011 Tentang Higiene Sanitas Keputusan
Lingkungan Rumah Sakit yang mengatur segala sesuatu pencegahan yang menitik beratkan
pada kegiatan dan tindkaan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari
segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama proses pengolahan, penyiapan, pengangkutan, penjualan sampai pada saat
Rumah Sakit berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas yang
diharapkan dapat mewujudkan kesehatan masyarakat, oleh karena itu hygiene dan sanitasi
untuk bahan makanan didalam penyimpanan kulkas harus terjaga. Hygiene dan sanitasi
kulkas menjadi bagian yang penting namun sering terlupakan, karena kebersihan kulkas itu
dapat mempengaruhi kebersihan bahan makanan terlebih pada daging, kulkas yang tidak
bersih dapat menyebabkan tumbuhnya bakteri mikroba yang berbahaya dapat mengakibatkan
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi merupakan rumah sakit pemerintah yang
memberikan pelayanan medis dan non medis, salah satunya adalah pelayanan gizi.
Pelaksanaan pelayanan gizi harus memperhatikan prinsip sanitasi makanan sesuai regulasi
yang berlaku. Berdasarkan survei pendahuluan yang penulis lakukan saat pra penelitian di
Instalasi Gizi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi pada bulan agustus 2023, didapatkan
kulkas hewani yang tidak dibersihkan dari lama dan sudah berbau tidak sedap. Setelah
dilakukannya pembuatan SPO diharapkan adanya perubahan dan patuh terhadap SPO yang
dibuat dan diusulkan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi selama
F. Rencana Evaluasi
Tabel 2. 5 Evaluasi Masalah
Masalah Evaluasi
Tidak adanya SPO hygiene dan Evaluasi adanya kepatuhan terhadap
sanitasi kulkas sehingga kulkas hewani SPO tentang hygiene dan sanitasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil dari skoring/ pembobotan masalah didapatkan prioritas masalah
yaitu Tidak adanya pembersihan berkala pada kulkas daging yang dilakukan pada
tentang penjagaan hygiene dan sanitasi kulkas hewani di Instalasi GiziRSUD Dr.
3. Intervensi yang dilakukan adalah pemberian SPO hygiene dan sanitasi kulkas.
B. Saran
Sebaiknya semua pihak Instalasi Gizi dapat tanggap terhadap kebersihan hygiene
yang dapat mengakibatkan food born disease terhadap bahan makanan hewani di
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Membersihkan lemari es dari sisa bahan hewani (Darah dan daging
yang sudah membeku dan menempel) didalam kulkas
Lemari es yang
Melanjutkan
sudah
Susun Kembali isi dengan
dibersihkan di lap
kulkas sesuai membersihkan
dengan
dengan tempatnya bagian luar lemari
menggunakan
es dengan kain lap
kain lap yang
basah
kering
Kembali
hidupkan kulkas
FORM EVALUASI PEMBERSIHAN LEMARI ES
Nama Petugas :
Jabatan :
Tanggal Pelaksanaan :
NO URAIAN KEGIATAN YA TIDAK
Apakah petugas mematikan lemari es sebelum
1
dibersihkan?
Apakah petugas memindahkan sediaan bahan