DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING :
Sri Rahayu Widyastuti, AMG
Delfia Gusni, Amd.Gz
Oleh :
Mahasiswa Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Sehingga pelayanan pelayanan di rumah sakit harus sesuai
dengan persyaratan fasilitas pelayanan yang diatur oleh peraturan
menteri kesehatan. Instalasi gizi adalah unit penunjang pelayanan
bidang kesehatan pada bidang pemenuhan gizi pasien dan pegawai
atau tenaga pengolah dinas khusus yang memerlukan unit kerja
fungsional berdasarkan kebijakan teknis dan bersifat operasional
dipimpin oleh seorang kepala instalasi gizi. Tugas pokok instalasi gizi
adalah menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan pengolahan,
pengadaan, penyaluran, evaluasi gizi, penyuluhan dan konsultasi gizi,
penelitian dan pengembangan serta rujukan yang dilakukan oleh
tenaga atau pegawai dalam jabatan fungsional berdasarkan kebijakan
teknis yang ditentukan pimpinan rumah sakit. Pemberian makanan
dimaksudkan untuk mencapai kesesuaian diet pasien sehingga
tercapainya kesembuhan pasien, mencegah terjadinya komplikasi,
menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien1.
Keberhasilan pelayanan gizi di rumah sakit dalam mendukung
proses penyembuhan penyakit pada pasien, sangat ditentukan oleh
proses pengolahan makanan mulai dari bahan makanan sampai
menjadi makanan jadi yang siap dikonsumsi oleh pasien. Pelayanan
gizi dapat terlaksana dengan baik apabila didukung oleh manajemen
penyelenggaraan makanan yang baik. Penyelenggaraan makanan
adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai
dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka
pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian makanan
yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi.
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) yang
dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan telah mengatur segala
macam proses penyelenggaraan makanan. Pengaturan kegiatan
pelayanan gizi berdasarkan PGRS dimulai dari kegiatan pelayanan
asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi rawat inap, penyelenggaraan
makanan sampai dengan penelitian dan pengembangan1.
Peranan instalasi gizi sebagai penyelenggara dalam pengolahan
makanan di rumah sakit harus sesuai dengan peraturan yang berlaku,
karena makanan yang dikonsumsi oleh pasien maupun pegawai rumah
sakit harus memperhatikan keamanan makanan yang meliputi aspek
hygiene dan sanitasi tempat pengolahan makanan, hygiene personal
tenaga pengolah.
Pelaksanaan K3 menjadi salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja tenaga pengolah, karena rumah sakit dapat
menghasilkan SDM yang lebih produktif. Ketika tenaga pengolah
memiliki rasa aman dan nyaman karena dirinya merasa mendapatkan
perlindungan yang baik dari perusahaan, maka tenaga pengolah
tersebut akan bekerja dengan perasaan yang tenang dan akan
bekerja dengan baik. Tenaga penjamah makanannya pun juga harus
menerapkan prinsip hygiene yaitu menggunakan APD (Alat Pelindung
Diri) dengan lengkap meliputi tutup kepala, masker, celemek, alas
kaki anti selip dan pada kondisi khusus bisa dilengkapi dengan kaca
mata khusus, sarung tangan dan sebagainya.
Kepatuhan terhadap peraturan keselamatan akan semakin
meningkat apabila tenaga pengolah mempersepsi bahwa keselamatan
kerja yang dirasakan sangat mendukung, dimana semakin positif
persepsi subjek terhadap praktek keselamatan, semakin tinggi
kepatuhan subjek terhadap peraturan keselamatan, khususnya
penggunaan alat pelindung diri (APD). Menurut Neal & Griffin,
(2004) di tempat kerja menunjukkan bahwa keselamatan merupakan
faktor penguat dalam lingkungan kerja dengan meningkatkan
kepatuhan terhadap peralatan perlindungan pribadi.
Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil
penelitian dengan judul “Faktor -Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Kepatuhan Pemakaian APD Sebagai Upaya Pelindung
Bagi Tenaga Pramubakti di RSUD Lubuk Sikaping Tahun 2022”
.
B. Rumusan Masalah
Dari observasi selama satu minggu di Instalasi Gizi RSUD
Lubuk Sikaping ditemukan masalah adanya perbedaan tingkat
kepatuhan pemakaian APD oleh tenaga pengolah (pramubakti).
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor -faktor yang mempengaruhi
tingkat kepatuhan pemakaian APD sebagai upaya pelindung bagi
tenaga pengolah di Instalasi Gizi RSUD Lubuk Sikaping.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan dalam
pemakaian APD.
b. Untuk mengetahui sikap karyawan dalam pemakaian APD.
c. Untuk mengetahui kondisi APD yang berada di perusahaan.
d. Untuk mengetahui pengawasan dalam pemakaian APD.
e. Untuk mengetahui kepatuhan dalam pemakaian APD.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu dan metode penelitian
yang telah didapatkan, meningkatkan wawasan seputar
pengetahuan, sikap dan praktik gizi, khususnya dalam
penyelenggaraan makanan dalam pelayanan gizi di Rumah Sakit.
2. Bagi Rumah Sakit
Dapat menjadi saran dan masukan terkait tingkat kepatuhan
tenaga pengolah (pramubakti) dalam pemakaian APD serta dapat
menjadi evaluasi untuk pelayanan khususnya bagian unit gizi.
1. Instalasi Gizi
Instalasi gizi merupakan salah satu fasilitas pelayanan yang penting
di rumah sakit, yang dimulai dari perencanaan, penyediaan,
penyelenggaraan hingga distribusi makanan kepada pasien. Pemberian
makanan dimaksudkan untuk mencapai kesesuaian diet pasien sehingga
tercapainya kesembuhan pasien, mencegah terjadinya komplikasi,
menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien.3
Pelayanan pendukung medis seperti instalasi gizi di suatu rumah
sakit merupakan suatu kegiatan yang membantu dalam upaya penyembuhan
dan pemulihan penderita, yang kegiatannya dapat dari usaha dapur sampai
pengolahan diet bagi penderita. Dalam petunjuk tentang ukuran akreditas
rumah sakit, dinyatakan bahwa pelayanan gizi merupakan salah satu fasilitas
dan pelayanan yang harus ada di rumah sakit. Bagian ini harus diatur
dengan mempertimbangkan kebutuhan klinis, kebutuhan masyarakat,
keamanan, kebersihan, sumber-sumber dan manajemen tepat guna. Dimana
dalam proses penyembuhan pasien dibantu dengan adanya makanan yang
memenuhi syarat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.2
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit yang meliputi pengadaan
bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengangkutan makanan
masak, penyimpanan makanan masak dan penyajian makanan, hendaknya
memperhatikan syarat higiene dan sanitasi, mengingat permasalahan dari
suatu makanan ditentukan oleh ada tidaknya kontaminasi terhadap
makanan.2
2. Penyedian APD di Instalasi Gizi
a. Pengertian Alat Pelindung Diri (APD)
kerja. Alat pelindung diri yang wajib ada di Instalasi Gizi menurut
yang jatuh dengan rambut dan kotoran yang ada pada rambut.2
2) Masker
dingin
terpeleset. Jenis alat pelindung kaki yang harus ada di instalasi gizi
adalah :
a. Sepatu Boot
b. Sendal Jepit
di instalasi gizi.
kecelakaan kerja.
a. Pendidikan Karyawan
c. Kualitas supervisor
a. Baju kerja, celemek dan topi terbuat dari bahan yang tidak
1. Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
yang diketahui oleh orang atau responden terkait dengan sehat dan
(Nototmodjo, 2014).
mempunyai 6Tingkatan:
a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (aplication)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
D. Sikap
Sikap adalah taraf positif dan negatif dari efek terhadap suatu obyek
(Winarsunu, 2008).
pengetahuan, yakni :
Wawancara
pertanyaan-pertanyaan
d. Dapat diubah
E. Defenisi Operasional
Pengaruh
Kepatuhan Lingkungan sosial Interpersonal
G. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Kepatuhan Alat
Pelindung Diri
Sikap
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jawaban benar : 1
2. Jawaban salah : 0
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder diperoleh dari studi
kepustakaan, serta SOP tentang ketentuan penggunaan Alat
Pelindung Diri.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi yaitu dengan pengamatan langsung di lapangan
untuk mengetahui macam – macam Alat Pelindung Diri dengan
kesesuaian terhadap SOP yang berlaku.
2. Wawancara
Wawancara yaitu dilakukan dengan wawancara langsung
dengan pekerja d a n s t a f , beserta Clinical Instucture (CI) MSPM
Rumah Sakit.
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu mencari informasi melalui
perpustakaan, arsip – arsip terutama yang berhubungan dengan alat
pelindung diri.
F. Metode Analisis
Proses pengolahan data pada perangkat lunak, dilakukan
dengan
ada data yang tidak lengkap atau kurang, maka peneliti akan
lunak computer.
G. Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA