Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)

PADA PASIEN FRACTURE OF SHAFT OF TIBIA


DI PAVILIUN KEMUNING BAWAH RSU KABUPATEN TANGERANG
TAHUN 2022

DISUSUN OLEH:

ZAHRA ASTIWI
P05130219081

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI SARJANA TERAPAN GIZI
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Studi Kasus dengan Judul

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) PADA PASIEN


FRACTURE OF SHAFT OF TIBIA
DI PAVILIUN KEMUNING BAWAH RSU KABUPATEN TANGERANG
TAHUN 2022

Yang disiapkan dan dipersentasikan oleh:

ZAHRA ASTIWI
P05130219081

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:


Mengetahui,

Mengetahui, Tangerang, Maret 2022


Kepala Unit Gizi Pembimbing

Dr. Elvi Manurung., SpGk MS Khairunnisa, S. Gz


NIP. 196412251990032007 NIP.20200119950880

KATA PENGANTAR

II
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
laporan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) pada Pasien Anak Fracture Of
Shaft Of Tibia di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
Penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak dalam
penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Eliana, SKM., MPH selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
2. Anang Wahyudi, S.Gz., MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Bengkulu.
3. Tetes Wahyu W., SST., M.Biomed selaku Ketua Prodi D IV Gizi Bengkulu.
4. Ayu Pravita Sari M.Gizi selaku Dosen Pembimbing PKL Asuhan Gizi Klinik
(AGK)
5. dr. Elvy Manurung SPGK. MS selaku Kepala Instalasi Gizi RSU
Kab.Tanggerang
6. H. Muhammad Nur S.Gz RD selaku Pembimbing lapangan PKL AGK RSU
Kab.Tanggerang
7. Khairunnisa, S. Gz selaku pembimbing AGK RSU Kab. Tangerang
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini belum sempurna
dan banyak kekurangan baik dari segi data maupun dalam penyajian. Oleh karena
itu kami menyampaikan maaf atas segala kekurangan kami. Segala saran dan
masukan sangat berarti demi perbaikan laporan ini. Penulis berharap semoga
laporan praktek belajar lapangan ini bermanfaat bagi semua pihak serta dapat
membawa perubahan positif terutama bagi penulis sendiri dan pembaca. Atas
perhatian dan masukannya penulis mengucapkan terima kasih.

Tangerang, Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

III
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
DAFTAR TABEL.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................................
1.2 Tujuan .........................................................................................................................
2.1...........................................................................................................................
...............................................................................................................................
2.2...........................................................................................................................
...............................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................
BAB III PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)................................................
3.1 Gambaran Umum Pasien.............................................................................................
3.2 Assesment Gizi............................................................................................................
3.3 Diagnosa Gizi.............................................................................................................
3.4 Intervensi Gizi............................................................................................................
3.5 Monitoring dan Evaluasi............................................................................................
3.6 Hasil dan Pembahasan................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
LAMPIRAN

IV
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara yang menjadi anggota ASEAN Free
Trade Association (AFTA) sejak tahun 2010 dan Nort Atlantic Free Trade
Association (NAFTA) berlaku paling lambat tahun 2020 adalah menjadi
pertimbangan terhadap tuntutan agar tenaga kesehatan berkualitas yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memadai agar dapat bersaing dan
sejajar dengan tenaga kesehatan dari mancanegara lainnya. Tuntutan
profesionalisme melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap tenaga
kesehatan juga ditujukan kepada tenaga kesehatan di bidang pelayanan gizi.
Dietesien sebagai individu yang bekerja di dalam pelayanan gizi harus senantiasa
mengembangkan diri dalam menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat akan
adanya jaminan mutu terhadap hasil pelayanan gizi, dan tuntutan akan pelayanan
yang prima. Hal ini disebabkan oleh pelayanan gizi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pelayanan kesehatan, diharapkan mampu memperbaiki keadaan
gizi masyarakat.
Poltekkes Kemenkes Bengkulu sebagai institusi penyelenggara pendidikan
harus memberikan layanan pendidikan dan kemudahan serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara. Jurusan
Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu merupakan institusi yang mendidik tenaga
profesional dalam bidang gizi yang terdiri dari Program Studi Diploma Tiga Gizi
(DIII Gizi) dan Program Studi Gizi dan Dietetika Program Sarjana Terapan.
Penyelenggaraan Pendidikan Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika yang
sebelumnya merupakan Diploma IV Gizi didasarkan pada kurikulum Diploma IV
Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu tahun 2017 dan berbagai regulasi seperti
peraturan presiden No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia dan Permenristekdikti Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Kurikulum tersebut berbasis capaian

5
pembelajaran mengamanatkan bahwa mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti
Praktik Kerja Lapangan (PKL) Asuhan Gizi Klinik (AGK) di Semester VII.
PKL AGK membahas tentang pengelolaan pelayanan gizi klinik/dietetik pada
klien dengan komplikasi secara individu dan kelompok dengan menggunakan
prosedur Pelayanan Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) di Rumah Sakit. PKL AGK
diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada
mahasiswa agar memperoleh hasil yang efisien, efektif dan optimal sehingga akan
dihasilkan Profil Lulusan Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika sebagai Pengelola
Gizi Klinik/Dietetik.

1.2 Tujuan
2.1. Tujuan Umum

Sarjana Terapan Gizi mampu mengelola pelayanan gizi klinik/dietetik


pada klien dengan komplikasi secara individu dan kelompok dengan
menggunakan prosedur Pelayanan Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).
2.2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan proses asuhan gizi.
2. Mampu melakukan pengkajian data gizi (riwayat,kebutuhan dan data
lain penunjang gizi).
3. Mampu melakukan penilaian status gizi (antropometri, biokimia, dan
klinis).
4. Mampu melakukan diagnosis gizi klien.
5. Mampu melakukan perencanaan intervensi gizi untuk individu.
6. Mampu melakukan perencanaan pemantauan dan evaluasi pelayanan
gizi pada klien.
7. Mampu melakukan dokumentasi pelayanan gizi.
8. Mampu beretika dalam memberikan asuhan gizi sebagai proses
pelayanan gizi.
9. Mampu melakukan pemantauan dan evaluasi pelayanan gizi pada
klien.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi

Fraktur pada shaft (batang) tibia dan fibula yang sering disebut
fraktur kruris merupakan fraktur yang sering terjadi dibandingkan dengan
fraktur pada tulang panjang lainnya. Periosteum yang melapisi tibia agak
tipis terutama path daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang
ini mudah patah dan biasanya fragmen frakturnya bergeser karena berada
langsung dibawah kulit sehingga sering juga ditemukan fraktur terbuka.
Fraktur tibia adalah terputusnya hubungan tulang tibia yang
disebabkan oleh cedera dari trauma langsung yang mengenai kaki
(Muttaqin, 2013). Pada pasien fraktur harus diusahakan kembali
keaktivitas biasa sesegera mungkin. Penyembuhan fraktur dan
pengembalian kekuatan penuh dan mobilitas mungkin memerlukan waktu
sampai berbulan-bulan. Menurut World Health Organization (WHO)
2018, banyaknya kasus fraktur di sebabkan karena cidera.
Pada tibia cakupan jaringan lunak anteromedial nya kurang, oleh
karena itu Tibia bisa Fraktur bahkan pada mekanisme energi rendah
seperti terjatuh. suplai darah yang kurang baik dan kontaminasi pada
daerah patah tulang saat terjadi cidera, Selain itu fraktur terbuka juga
banyak melibatkan kerusakan pada otot, tendon dan ligamen di daerah
terjadinya fraktur terbuka. Hal ini yang dapat menyebabkan berpotensinya
menimbulkan berbagai komplikasi seperti terinfeksi atau terkontaminasi
oleh mikroorganisme dari luar, Kehilangan darah, Syok dll
Pada Umumnya penanganan awal kondisi fraktur terbuka itu
sendiri harus di tangani sebagai keadaan emergensi kemudian
di lanjutkan dengan melakukan evaluasi awal untuk mendiagnosis
cidera lainnya serta di lakukan debridasi dan irigrasi luka secara
adekuat, setelah melakukan tahap - tahapan itu barulah di lakukan
operasi.(Dehandra et al., 2019)

7
B. Gambaran Klinis
Gambaran klinis yang terjadi berupa pembengkakan dan karena
kompartment otot merupakan sistem yang tertutup, sehingga
pembengkakan sering menekan pembuluh darah dan dapat terjadi sindrom
kompartment dengan gangguan vaskularisasi kaki.
C. Terapi
Jika tibia dan fibula fraktur yang diperhatikan adalah reposisi tibia.
Angulasi dan rotasi yang paling ringan sekalipun dapat mudah terlihat dan
dikoreksi. Pemendekan kurang 2 cm tidak akan jadi masalah karena akan
dikompensasi pada waktu pasien sudah mulai berjalan. Sekalipun
demikian pemendekan sebaiknya dihindari.
Fraktur tibia dan fibula dengan garis fraktur transversal atau oblik
yang stabil, cukup diimobilisasi dengan gips dan jan kaki sampai puncak
paha dengan lutut posisi fisiologis yaitu fleksi ringan, untuk mngatasi
rotasi pada daerah fragmen. Setelah dipasang, harus ditunggu samapi gips
menjadi kering betul yang biasanya membutuhkan waktu dua hari. Saat itu
gips tidak boleh dibebani. Penyambungan fraktur diafisis biasanya terjadi
antara 3-4 bulan. Angulasi dalam gips biasanya dapat dikoreksi dengan
membentuk insis baji pada gips. Pada fraktur yang tidak dislokasi
diinstruksikan untuk menopang berat badan dan berjaian. Makin cepat
fraktur dibebani maka makin cepat penyembuhan. Gips tidak boleh dibuka
sebelum penderita dapat jalan tanpa nyeri.
Garis fraktur yang oblik dan membentuk spiral merupakan fraktur
yang tidak stabil karena cenderung membengkok dan memendek sesudah
reposisi. Oleh karena itu diperlukan tindakan reposisi terbuka dan
penggunaan fiksasi interna atau eksterna. Fraktur dengan dislokasi
fragmen dan tidak stabil membutuhkan traksi kalkaneus terus menerus.
Setelah terbentuk kalus fibrosis, dipasang gips sepanjang tungkai dan jan
hingga paha. Metode terapi alternatif lain pada fraktuf shaft tibia tertutup
adalah dengan intramedullary nailing dan bagian teratas tibia. (Purnomo,
2018)

8
Indikasi Operasi
 Fraktur terbuka
 Gagal terapi konservatif
 Fraktur tidak stabil
 Adanya nonunion

9
BAB III
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)

3.1 Gambaran Umum Pasien


Nama : An. R
No RM : 281764
Jenis kelamin : Laki-Laki
Tgl lahir : 07/06/2008
Usia : 14 tahun 2 bulan
Agama : Islam
Ruang : kemuning bawah
Penjamin : BPJS
Diagnosa Medis : Fracture Of Shaft Of Tibia

Table 1 tabel skrining awal pasien

No INDIKATOR PENILAIAN
1 Perubahan BB (-)
2 Nafsu makan berkurang (+)
3 Kesulitan mengunyah/menelan (-)
4 Mual dan muntah (-)
5 Diare/konstipasi (-)
6 Alergi/intoleransi zat gizi (-)
7 Diet khusus (-)
8 Parenteral/enteral (-)

3.2 Assement Gizi


1. Riwayat Gizi (food history)

Pola makan SMRS 2x makan pokok habis hanya 3P, 3P lauk hewani ikan
dan telur rebus, 2P lauk nabati pasien mengatakan tidak selera makan. Buah 3-4

10
kali seminggu, sering mengonsumsi makanan manis jajanan diluar, dan menyukai
sayuran. Sering minum susu dancow.
Perhitungan Kebutuhan SMRS Energi Schofield-Anak Usia (11-18
Tahun)
BMR : (16,25 x BB) + (1,372 x TB) +510,5
: (16,25 x 54) + (1,372 x 152) +510,5
: 877,5 + 208,5 + 510,5
: 1.596,5 kkal
TEE : 1.596,5 x fa
: 1.596,5 x 1,2
: 1.915,8 kkal
Perhitungan zat gizi makro
Protein : 1,5 g/kg BB
: 1,5 x 54 kg
: 81 gr/hr
81 x 4
% Protein : x 100 %
1.915,8
: 17 %
20 % X TEE
Lemak :
9
20 % X 1.915,8
:
9
: 42,5 gr/hr
% Kh : 100% - %L - %P
: 100 % - 20 % - 16 %
: 64%
:64 % x TEE
Kh :
4
:65 % X 1.915,8
:
4
: 306 gr

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 3 525 12 - 120

Lauk Renda 1 75 7 5 -

11
hewani h
lemak

Lemak 2 150 14 10 -
sedang

Lauk nabati 2 150 10 6 14

Sayuran 2 50 2 - 10

Buah 2 50 2 - 10

Snack 2 198 3,25 8,5 32

Minyak 1 50 - 5 -

Susu 1 160 5 6 23

Total 1.408 55,25 40,5 209

Kebutuhan 1.915,8 81 42,5 306

% 73 68 95 68

Keterangan Kurang Kuran Baik Kurang


g

Asupan MRS Recall 24 jam

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 3 525 12 - 120

Lauk Renda - - - - -
hewani h
lemak

Lemak 2 150 14 10 -
sedang

12
Lauk nabati 2 150 10 6 14

Sayuran 2 50 2 - 10

Buah 2 50 2 - 10

Snack 2 198 3,25 8,5 32

Minyak 1 50 - 5 -

Total 1.173 43,25 29,5 186

Kebutuhan 2.107,38 81 46,8 342,44

% 55 53 63 54

Keterangan Kurang Kuran Kurang Kurang


g

Kategori Persen Asupan

Kurang <80 %

Baik 80 – 110 %

Lebih >110 %

Sumber: WNPG, 2004

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
energi protein lemak karbohidrat
SMRS MRS

13
SMRS 73 68 95 68

MRS 55 53 63 54

2. Antropometri

BB : 54 kg
TB : 152 cm

BB 54
IMT : = =23,37 kg / m² (Overweight)
TB ²(m) (1,52) ²
Z-SKOR =
Nilai individu subjek ( NIS)−Nilai median Baku Rujukan (NMBR)
NILAI SIMPANG BAKU RUJUKAN
23,37−19,7 3,67
Zs IMT/U = = = 1,146 (Gizi Lebih)
22,9−19,7 3,2
Sumber : PMK No 2 thn 2020 ttg antropometri anak
Klasifikasi IMT Asia Menurut WHO

Underweight < 18,5 kg/m2

Normal 18,5-22,9 kg/m2

Overweight ≥ 23 kg/m2

Beresiko 23-24,9 kg/m2

Obesitas I 25-29,9 kg/m2

Obesitas II ≥ 30 kg/m2

Sumber: WHO
Kesimpulan: Status Gizi Pasien Berdasarkan IMT Asia Pasifik masuk
dalam kategori Overweight

3. Biokimia data

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

14
Hemoglobin 14,3 13,2 – 17,3 g/dl Normal

Lekosit 8,88 3,8 - 10,60 gr/dl Normal

Hematokrit 44 40—52 Normal

Trombosit 422 140-440 Normal

Sumber: laboratorium RS Tangerang. .09.22


Kesimpulan: dari hasil pemeriksaan laboratorium dapat dilihat bahwa
nilai lab pada An. R normal semua.

4. Fisik/klinis data
a. Fisik
 Kesadaran CM
 Pegal di sekitaran kaki

b. Klinis

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

Nadi 88 /menit 60-100 /menit Normal

Pernapasan 20 /menit 12-20 /menit Normal

Suhu 36°C 36-37 C Normal

Kesimpulan: dari hasil pemeriksaan laboratorium dapat dilihat bahwa


nilai klinis pada An. R normal semua.

5. Riwayat klien
A. Riwayat personal:
An. R berusia 14 tahun 2 bulan, berjenis kelamin laki-laki,
merupakan siswa SMP kelas II
B. Riwayat Medis
1 tahun yang lalu pernah jatuh dari sepeda dan telah
dilakukan operasi dan pada kaki terpasang gips, post Orif tibia Sin
C. Riwayat sosial

15
An. R beragama islam, ruang perawatan kemuning bawah,
dengan penjamin Kesehatan BPJS
3.3 Diagnosa Gizi

NI. 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan nafsu


makan menurun ditandai dengan hasil recall 24 jam
kurang

3.4 Intervensi Gizi


a. Tujuan Diet
1. Memberikan asupan oral secara bertahap mulai dari energi
80% dari total kebutuhan
2. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat
untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
3. Memberikan edukasi terkait gizi dan bahan makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk pasien pasca bedah

b. Nama Diit : NB 1500 kkal,BBR 1500kkal


c. Prinsip : Tinggi energi tinggi protein, tinggi fe
d. Rute Pemberian : Oral
e. Bentuk Makanan : Nasi Biasa, Bubur dan Susu
f. Frekuensi makan : 3 kali makan utama 3 kali selingan
g. Syarat diit :
1. Energi diberikan Tinggi namun diberikan secara bertahap
2. Protein diberikan sesuaikan 1,5 g/kg BB yaitu 81 gr/hr
3. Lemak 20% dari kebutuhan total yaitu 46,8 gr/hr
4. Karbohidrat diberikan 65% energi yaitu 342,44 gr
5. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhan
h. Perhitungan Kebutuhan
Perhitungan Kebutuhan Energi Schofield-Anak Usia (11-18
Tahun)
BMR : (16,25 x BB) + (1,372 x TB) +510,5

16
: (16,25 x 54) + (1,372 x 152) +510,5
: 877,5 + 208,5 + 510,5
: 1.596,5 kkal
TEE : 1.596,5 x fa x fs
: 1.596,5 x 1,2 x 1,1
: 2.107,38 kkal
Perhitungan zat gizi makro
Protein : 1,5 g/kg BB
: 1,5 x 54 kg
: 81 gr/hr
81 x 4
% Protein: x 100 %
2.107,38
: 15 %
20 % X TEE
Lemak :
9
20 % X 2.107,38
:
9
: 46,8 gr/hr
% Kh : 100% - %L - %P
: 100 % - 20 % - 15 %
: 65%
:65 % x TEE
Kh :
4
:65 % X 2.107,38
:
4
: 342,44 gr

Perencanaan Kebutuhan intervensi I

Pagi

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 1 175 4 - 40

17
Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak

Lemak 1 75 7 5 -
sedang

Total 250 11 5 40

Siang

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 2 350 8 - 80

Lauk Rendah 1 50 7 2 -
hewani lemak

Lemak 1 75 7 5 -
sedang

Lauk nabati 1 75 5 3 7

Sayuran 1 25 1 - 5

Buah 1 25 1 - 5

Minyak 1 50 - 5 -

Total 650 29 15 97

Sore

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 1 175 4 - 40

Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak

18
Lemak 1 75 7 5 -
sedang

Lauk nabati 1 75 5 3 7

Sayuran 1 25 1 - 5

Buah 1 25 1 - 5

Minyak 1 50 - 5 -

Total 425 18 13 57

Total kebutuhan

Waktu Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Pagi 250 11 5 40

Siang 650 29 15 97

Sore 425 18 13 57

Snack 2 198 3,25 8,5 32

Susu 1 x 150 160 5 6 23

Total 1.683 66,25 39 254

Kebutuhan 2.107,38 81 46,8 342,44

% 80% 81% 83% 75%

Keterangan Baik Baik Baik Kurang

Asupan intervensi H1

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 3,5 612,5 14 - 140

19
Lauk Renda 1
hewani h
lemak 150 14 10 -

Lemak 2
sedang 50 7 2 -

Lauk nabati 2 150 10 6 7

Sayuran 2 50 2 - 10

Buah 2 100 2 - 24

Snack 2 198 3,25 8,5 32

Minyak 1 100 - 5 -

Susu 1 160 5 6 23

Total 1.570,5 57,25 45,5 236

Kebutuhan 1.683 66,25 39 254

% 93% 86% 116% 92%

Kebutuhan 100% 2.107,3 81 46,8 342,44


8

% 79% 70% 97% 68%

Keterangan Kurang Kurang Baik Kurang

Perencanaan Kebutuhan intervensi II


Pagi

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 1 175 4 - 40

Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak

20
Lemak 1 75 7 5 -
sedang

Total 250 11 5 40

Siang

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 2 350 8 - 80

Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak

Lemak 1 75 7 5 -
sedang

Lauk nabati 1 75 5 3 7

Sayuran 1 25 1 - 5

Buah 1 25 1 - 5

Minyak 1 50 - 5 -

Total 600 22 8 102

Sore

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 1 175 4 - 40

Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak

Lemak 1 75 7 5 -
sedang

Lauk nabati 1 75 5 3 7

21
Sayuran 1 25 1 - 5

Buah 1 25 1 - 5

Minyak 1 50 - 5 -

Total 425 18 13 57

Total kebutuhan

Waktu Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Pagi 250 11 5 40

Siang 600 22 8 102

Sore 425 18 13 57

Snack 2 198 3,25 8,5 32

Susu 2 x 150 320 10 12 46

Total 1.793 64,75 46,5 277

Kebutuhan 2.107,38 81 46,8 342,44

% 85% 80% 99% 80%

Keterangan Baik Baik Baik Baik

Asupan intervensi H2

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 3,5 612,5 14 - 140

Lauk Renda 1 150 14 10 -


h

22
hewani lemak

Lemak 2
sedang 50 7 2 -

Lauk nabati 2 150 10 6 7

Sayuran 2 50 2 - 10

Buah 2 100 2 - 24

Snack 2 198 3,25 8,5 32

Minyak 1 100 - 5 -

Susu 2 320 10 12 46

Total 1.730,5 64,25 43,5 259

Kebutuhan 1.793 64,75 46,5 277

% 96% 99% 93% 93%

Kebutuhan 100% 2.107,3 81 46,8 342,44


8

% 82% 79 % 92% 75%

Keterangan Baik Kurang Baik Kurang

Perencanaan Kebutuhan intervensi III


Pagi

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 1 175 4 - 40

Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak

23
Lemak 1 75 7 5 -
sedang

Total 250 11 5 40

Siang

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 2 350 8 - 80

Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak

Lemak 1 75 7 5 -
sedang

Lauk nabati 1 75 5 3 7

Sayuran 1 25 1 - 5

Buah 1 25 1 - 5

Minyak 1 50 - 5 -

Total 600 22 8 102

Sore

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 1 175 4 - 40

Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak

Lemak 1 75 7 5 -
sedang

Lauk nabati 1 75 5 3 7

24
Sayuran 1 25 1 - 5

Buah 1 25 1 - 5

Minyak 1 50 - 5 -

Total 425 18 13 57

Total kebutuhan

Waktu Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Pagi 250 11 5 40

Siang 600 22 8 102

Sore 425 18 13 57

Snack 2 198 3,25 8,5 32

Susu 2 x 150 320 10 12 46

Total 1.793 64,75 46,5 277

Kebutuhan 2.107,38 81 46,8 342,44

% 85% 80% 99% 80%

Keterangan Baik Baik Baik Baik

Asupan intervensi H3

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 3 525 12 - 120

Lauk Renda 1 150 14 10 -


h

25
hewani lemak

Lemak 2
sedang 50 7 2 -

Lauk nabati 2 150 10 6 7

Sayuran 2 50 2 - 10

Buah 2 100 2 - 24

Snack 2 198 3,25 8,5 32

Minyak 1 100 - 5 -

Susu 2 320 10 12 46

Total 1.643 60,25 43,5 239

Kebutuhan 1.793 64,75 46,5 277

% 91% 99% 93% 86%

Kebutuhan 100% 2.107,3 81 46,8 342,44


8

% 77% 79 % 92% 69%

Keterangan Baik Kurang Baik Kurang

Edukasi Gizi
a. Tujuan
1. Meningkatkan asupan energi hingga masuk kategori baik yaitu dari 80-
85%
2. Memberikan pemahaman tentang pola hidup sehat dan makan yang baik
3. Memberikan pengetahuan Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan
b.Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan

26
Karbohidrat Nasi,roti,mi,macaroni dan -
hasil oleh tepung-tepungan
lainnya. Seperti
cake,tarcis,pudding,dan
pastry.
Protein Daging -
sapi,ayam,ikan,telur,susu,dan
hasil olahan lainnya seperti
yougert
Protein nabati Semua jenis kacang- -
kacangan dan hasil
olahannya.
Sayuran Semua jenis sayuran -
tertutama jenis sayuran B.
Seperti bayam,buncis,daun
singkong,kacang
panjang,labu siam,wortel
direbus dikukus dan ditumis.
Buah-buahan Semua jenis buah segar,buah -
kaleng,buah kering,jus buah
Lemak dan minyak Minyak -
goreng,mentega,margarin
Minuman Teh , madu ,sirup, minuman -
rendah energy dan kopi
encer.
Bumbu Bumbu tidak tajam seperti Bumbu yang tajam
bawang merah,bawang seperti
putih,laos,salam,kecap cabe,merica,cuka,MSG

27
3.5 Monitoring Dan Evaluasi

Monitoring Target Evaluasi

Asupan Makan Asupan pasien meningkat Setiap hari

Antropometri Memperbaiki status gizi Diakhir intervensi


hingga tercapai status gizi
normal

Biokimia Tetap mempertahankan dan Setiap pemeriksaan


mencegah hasil lab darah
abnormal

Klinis Tetap mempertahankan dan Setiap hari


mencegah hasil klinis
abnormal

Fisik Mengurangi keluhan Setiap hari

3.2 Hasil dan Pembahasan


A. Perkembangan Data Asupan
1. Recall Asupan selama 3 hari
a. Hari Pertama
Pada hari pertama asupan diberikan secara bertahap yaitu mulai
dari 80% dengan presentase daya terima makan selama 1 hari
didapatkan energi 93% dengan kategori baik, protein 86% dengan
kategori baik, lemak 116% dengan kategori lebih, dan karbohidrat
92%.
b. Hari Kedua
Pada hari kedua intervensi, asupan diberikan 85% dengan
presentase daya terima makan selama 1 hari didapatkan energi 82%

28
dengan kategori baik, protein 79% dengan kategori kurang, lemak
92% dengan kategori baik, dan karbohidrat 75% kategori kurang.
c. Hari Ketiga
Pada hari ketiga intervensi, asupan diberikan 85% dengan diganti
menjadi bubur dengan presentase daya terima makan selama 1 hari
didapatkan energi 77% dengan kategori kurang, protein 79% dengan
kategori kurang, lemak 92% dengan kategori baik, dan karbohidrat
69% kategori kurang. Hari ketiga asupan karbohidrat pasien tergolong
kurang, dikarenakan pasien baru saja operasi.
2. Rata-rata Asupan

Tanggal Energi Protein Lemak Karbohidrat

Hari ke-1 1.570,5 57,25 45,5 236


Presentase 79% 70% 97% 68%
Hari ke-2 1.730,5 64,25 43,5 259
Pressentase 82% 79 % 92% 75%
Hari ke-3 1.643 60,25 43,5 239
Presentase 77% 79 % 92% 69%

Rata – Rata 1623,8 60,58 44,16 244,6


Asupan
Kebutuhan 2.107,38 81 46,8 342,44

Presentase 77% 74% 94% 71%

Kategori Kurang Kurang Baik Kurang

29
diagram asupan selama 3 hari
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
energi protein lemak karbohidrat

hari ke 1 hari ke 2 hari ke 3

diagram asupan selama 3 hari 100%


100%
80%
60%
40%
20%
0%
energi protein lemak karbohidrat

asupan

Berdasarkan diagram diatas, yang mencapai target intervensi 80-110%


hanya pada hari pertama dan hari kedua, hari ketiga mengalami penurunan
asupan.

B. Antropometri
Tidak terdapat penurunan maupun kenaikan selama intervensi
C. Perkembangan Data Biokimia
Tidak ada data pemeriksaan data lab terbaru.
D. Fisik
Selama intervensi pasien tidak ada keluhan gangguan sulit menelan
maupun mengunyah, tidak juga mengeluhkan perut nyeri, hanya kaki
bagian kiri masih terasa pegal, dan hari ketiga intervensi pasien hanya
mengeluhkan mengantuk dan badan lemas
E. Klinis

30
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

TD 120/85 120/80 mmhg Normal

Nadi 78 /menit 60-100 /menit Normal

Pernapasan 19 /menit 12-20 /menit Normal

Suhu 36 °C 36-37 C Normal

BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Status gizi pasien saat MRS menunjukan bahwa pasien
mengalami status gizi lebih dengan nilai zscore 1,146 dan dan
IMT 23,37 kg/m2 overweight
2. Pasien didiagnosa Fracture Of Shaft Of Tibia, pasien pernah
melakukan operasi dan pemasangan gips
3. Berdasarkan PAGT didapatkan hasil berupa:
a. Assessment
Tidak terjadi penurunan maupun kenaikan berat badan
b. Perioritas Masalah
Perioritas masalah yang diangkat berupa asupan pasien
c. Diagnose gizi
Penetapan masalah yang diangkat yaitu berupa asupan oral
yang tidak adekuat,
d. Intervensi
Berdasarkan intervensi selama 3 hari didapatkan kebutuhan
rata-rata asupan pasien yaitu energi 77%, protein 74%, lemak
94% dan karbohidrat 71%
e. Perhitungan kebutuhan

31
Perhitungan kebutuhan menggunakan rumus maka
didapatkan kebutuhan energi 2.107,38 kkal, protein 81
gr,lemak 46,8 gr dan karbohidrat 342,44 gr
3.2 Saran
1. An. R membutuhkan asuhan dokter, perawat, ahli gizi, dan
keluarga dalam menjalankan dietnya
2. Diharapkan keluarga pasien lebih memberikan dan mengontrol

makanan pasien sesuai dengan penyakit yang diderita.

DAFTAR PUSTAKA

Dehandra, G. et al. (2019) ‘Gambaran Karakteristik Fraktur Terbuka Shaft Tibia


Dengan Kasus Trauma Pada Orang Dewasa Di Rsup Sanglah Denpasar
Periode Januari 2017-Desember 2017’, Medika Udayana, 8(9), pp. 2597–
8012. Available at: https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum.

Purnomo, I. G. N. (2018) ‘Open Fracture Tibia Dan Fibula’, Google schoolar.

32
L
A
M
P
I

33
R
A
N
Lampiran I

Lampiran II
Makanan Sisa makanan

34
INTERVENSI KE 1

HABIS

HABIS

HABIS

INTERVENSI KE 2

35
HABIS

HABIS

HABIS

HABIS

36
INTERVENSI III

HABIS

HABIS

HABIS

37
HABIS

38

Anda mungkin juga menyukai