DISUSUN OLEH:
ZAHRA ASTIWI
P05130219081
ZAHRA ASTIWI
P05130219081
KATA PENGANTAR
II
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
laporan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) pada Pasien Anak Fracture Of
Shaft Of Tibia di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
Penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak dalam
penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Eliana, SKM., MPH selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
2. Anang Wahyudi, S.Gz., MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Bengkulu.
3. Tetes Wahyu W., SST., M.Biomed selaku Ketua Prodi D IV Gizi Bengkulu.
4. Ayu Pravita Sari M.Gizi selaku Dosen Pembimbing PKL Asuhan Gizi Klinik
(AGK)
5. dr. Elvy Manurung SPGK. MS selaku Kepala Instalasi Gizi RSU
Kab.Tanggerang
6. H. Muhammad Nur S.Gz RD selaku Pembimbing lapangan PKL AGK RSU
Kab.Tanggerang
7. Khairunnisa, S. Gz selaku pembimbing AGK RSU Kab. Tangerang
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini belum sempurna
dan banyak kekurangan baik dari segi data maupun dalam penyajian. Oleh karena
itu kami menyampaikan maaf atas segala kekurangan kami. Segala saran dan
masukan sangat berarti demi perbaikan laporan ini. Penulis berharap semoga
laporan praktek belajar lapangan ini bermanfaat bagi semua pihak serta dapat
membawa perubahan positif terutama bagi penulis sendiri dan pembaca. Atas
perhatian dan masukannya penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
III
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
DAFTAR TABEL.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................................
1.2 Tujuan .........................................................................................................................
2.1...........................................................................................................................
...............................................................................................................................
2.2...........................................................................................................................
...............................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................
BAB III PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)................................................
3.1 Gambaran Umum Pasien.............................................................................................
3.2 Assesment Gizi............................................................................................................
3.3 Diagnosa Gizi.............................................................................................................
3.4 Intervensi Gizi............................................................................................................
3.5 Monitoring dan Evaluasi............................................................................................
3.6 Hasil dan Pembahasan................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
LAMPIRAN
IV
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu Negara yang menjadi anggota ASEAN Free
Trade Association (AFTA) sejak tahun 2010 dan Nort Atlantic Free Trade
Association (NAFTA) berlaku paling lambat tahun 2020 adalah menjadi
pertimbangan terhadap tuntutan agar tenaga kesehatan berkualitas yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memadai agar dapat bersaing dan
sejajar dengan tenaga kesehatan dari mancanegara lainnya. Tuntutan
profesionalisme melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap tenaga
kesehatan juga ditujukan kepada tenaga kesehatan di bidang pelayanan gizi.
Dietesien sebagai individu yang bekerja di dalam pelayanan gizi harus senantiasa
mengembangkan diri dalam menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat akan
adanya jaminan mutu terhadap hasil pelayanan gizi, dan tuntutan akan pelayanan
yang prima. Hal ini disebabkan oleh pelayanan gizi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pelayanan kesehatan, diharapkan mampu memperbaiki keadaan
gizi masyarakat.
Poltekkes Kemenkes Bengkulu sebagai institusi penyelenggara pendidikan
harus memberikan layanan pendidikan dan kemudahan serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara. Jurusan
Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu merupakan institusi yang mendidik tenaga
profesional dalam bidang gizi yang terdiri dari Program Studi Diploma Tiga Gizi
(DIII Gizi) dan Program Studi Gizi dan Dietetika Program Sarjana Terapan.
Penyelenggaraan Pendidikan Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika yang
sebelumnya merupakan Diploma IV Gizi didasarkan pada kurikulum Diploma IV
Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu tahun 2017 dan berbagai regulasi seperti
peraturan presiden No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia dan Permenristekdikti Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Kurikulum tersebut berbasis capaian
5
pembelajaran mengamanatkan bahwa mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti
Praktik Kerja Lapangan (PKL) Asuhan Gizi Klinik (AGK) di Semester VII.
PKL AGK membahas tentang pengelolaan pelayanan gizi klinik/dietetik pada
klien dengan komplikasi secara individu dan kelompok dengan menggunakan
prosedur Pelayanan Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) di Rumah Sakit. PKL AGK
diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada
mahasiswa agar memperoleh hasil yang efisien, efektif dan optimal sehingga akan
dihasilkan Profil Lulusan Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika sebagai Pengelola
Gizi Klinik/Dietetik.
1.2 Tujuan
2.1. Tujuan Umum
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Fraktur pada shaft (batang) tibia dan fibula yang sering disebut
fraktur kruris merupakan fraktur yang sering terjadi dibandingkan dengan
fraktur pada tulang panjang lainnya. Periosteum yang melapisi tibia agak
tipis terutama path daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang
ini mudah patah dan biasanya fragmen frakturnya bergeser karena berada
langsung dibawah kulit sehingga sering juga ditemukan fraktur terbuka.
Fraktur tibia adalah terputusnya hubungan tulang tibia yang
disebabkan oleh cedera dari trauma langsung yang mengenai kaki
(Muttaqin, 2013). Pada pasien fraktur harus diusahakan kembali
keaktivitas biasa sesegera mungkin. Penyembuhan fraktur dan
pengembalian kekuatan penuh dan mobilitas mungkin memerlukan waktu
sampai berbulan-bulan. Menurut World Health Organization (WHO)
2018, banyaknya kasus fraktur di sebabkan karena cidera.
Pada tibia cakupan jaringan lunak anteromedial nya kurang, oleh
karena itu Tibia bisa Fraktur bahkan pada mekanisme energi rendah
seperti terjatuh. suplai darah yang kurang baik dan kontaminasi pada
daerah patah tulang saat terjadi cidera, Selain itu fraktur terbuka juga
banyak melibatkan kerusakan pada otot, tendon dan ligamen di daerah
terjadinya fraktur terbuka. Hal ini yang dapat menyebabkan berpotensinya
menimbulkan berbagai komplikasi seperti terinfeksi atau terkontaminasi
oleh mikroorganisme dari luar, Kehilangan darah, Syok dll
Pada Umumnya penanganan awal kondisi fraktur terbuka itu
sendiri harus di tangani sebagai keadaan emergensi kemudian
di lanjutkan dengan melakukan evaluasi awal untuk mendiagnosis
cidera lainnya serta di lakukan debridasi dan irigrasi luka secara
adekuat, setelah melakukan tahap - tahapan itu barulah di lakukan
operasi.(Dehandra et al., 2019)
7
B. Gambaran Klinis
Gambaran klinis yang terjadi berupa pembengkakan dan karena
kompartment otot merupakan sistem yang tertutup, sehingga
pembengkakan sering menekan pembuluh darah dan dapat terjadi sindrom
kompartment dengan gangguan vaskularisasi kaki.
C. Terapi
Jika tibia dan fibula fraktur yang diperhatikan adalah reposisi tibia.
Angulasi dan rotasi yang paling ringan sekalipun dapat mudah terlihat dan
dikoreksi. Pemendekan kurang 2 cm tidak akan jadi masalah karena akan
dikompensasi pada waktu pasien sudah mulai berjalan. Sekalipun
demikian pemendekan sebaiknya dihindari.
Fraktur tibia dan fibula dengan garis fraktur transversal atau oblik
yang stabil, cukup diimobilisasi dengan gips dan jan kaki sampai puncak
paha dengan lutut posisi fisiologis yaitu fleksi ringan, untuk mngatasi
rotasi pada daerah fragmen. Setelah dipasang, harus ditunggu samapi gips
menjadi kering betul yang biasanya membutuhkan waktu dua hari. Saat itu
gips tidak boleh dibebani. Penyambungan fraktur diafisis biasanya terjadi
antara 3-4 bulan. Angulasi dalam gips biasanya dapat dikoreksi dengan
membentuk insis baji pada gips. Pada fraktur yang tidak dislokasi
diinstruksikan untuk menopang berat badan dan berjaian. Makin cepat
fraktur dibebani maka makin cepat penyembuhan. Gips tidak boleh dibuka
sebelum penderita dapat jalan tanpa nyeri.
Garis fraktur yang oblik dan membentuk spiral merupakan fraktur
yang tidak stabil karena cenderung membengkok dan memendek sesudah
reposisi. Oleh karena itu diperlukan tindakan reposisi terbuka dan
penggunaan fiksasi interna atau eksterna. Fraktur dengan dislokasi
fragmen dan tidak stabil membutuhkan traksi kalkaneus terus menerus.
Setelah terbentuk kalus fibrosis, dipasang gips sepanjang tungkai dan jan
hingga paha. Metode terapi alternatif lain pada fraktuf shaft tibia tertutup
adalah dengan intramedullary nailing dan bagian teratas tibia. (Purnomo,
2018)
8
Indikasi Operasi
Fraktur terbuka
Gagal terapi konservatif
Fraktur tidak stabil
Adanya nonunion
9
BAB III
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)
No INDIKATOR PENILAIAN
1 Perubahan BB (-)
2 Nafsu makan berkurang (+)
3 Kesulitan mengunyah/menelan (-)
4 Mual dan muntah (-)
5 Diare/konstipasi (-)
6 Alergi/intoleransi zat gizi (-)
7 Diet khusus (-)
8 Parenteral/enteral (-)
Pola makan SMRS 2x makan pokok habis hanya 3P, 3P lauk hewani ikan
dan telur rebus, 2P lauk nabati pasien mengatakan tidak selera makan. Buah 3-4
10
kali seminggu, sering mengonsumsi makanan manis jajanan diluar, dan menyukai
sayuran. Sering minum susu dancow.
Perhitungan Kebutuhan SMRS Energi Schofield-Anak Usia (11-18
Tahun)
BMR : (16,25 x BB) + (1,372 x TB) +510,5
: (16,25 x 54) + (1,372 x 152) +510,5
: 877,5 + 208,5 + 510,5
: 1.596,5 kkal
TEE : 1.596,5 x fa
: 1.596,5 x 1,2
: 1.915,8 kkal
Perhitungan zat gizi makro
Protein : 1,5 g/kg BB
: 1,5 x 54 kg
: 81 gr/hr
81 x 4
% Protein : x 100 %
1.915,8
: 17 %
20 % X TEE
Lemak :
9
20 % X 1.915,8
:
9
: 42,5 gr/hr
% Kh : 100% - %L - %P
: 100 % - 20 % - 16 %
: 64%
:64 % x TEE
Kh :
4
:65 % X 1.915,8
:
4
: 306 gr
Lauk Renda 1 75 7 5 -
11
hewani h
lemak
Lemak 2 150 14 10 -
sedang
Sayuran 2 50 2 - 10
Buah 2 50 2 - 10
Minyak 1 50 - 5 -
Susu 1 160 5 6 23
% 73 68 95 68
Lauk Renda - - - - -
hewani h
lemak
Lemak 2 150 14 10 -
sedang
12
Lauk nabati 2 150 10 6 14
Sayuran 2 50 2 - 10
Buah 2 50 2 - 10
Minyak 1 50 - 5 -
% 55 53 63 54
Kurang <80 %
Baik 80 – 110 %
Lebih >110 %
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
energi protein lemak karbohidrat
SMRS MRS
13
SMRS 73 68 95 68
MRS 55 53 63 54
2. Antropometri
BB : 54 kg
TB : 152 cm
BB 54
IMT : = =23,37 kg / m² (Overweight)
TB ²(m) (1,52) ²
Z-SKOR =
Nilai individu subjek ( NIS)−Nilai median Baku Rujukan (NMBR)
NILAI SIMPANG BAKU RUJUKAN
23,37−19,7 3,67
Zs IMT/U = = = 1,146 (Gizi Lebih)
22,9−19,7 3,2
Sumber : PMK No 2 thn 2020 ttg antropometri anak
Klasifikasi IMT Asia Menurut WHO
Overweight ≥ 23 kg/m2
Obesitas II ≥ 30 kg/m2
Sumber: WHO
Kesimpulan: Status Gizi Pasien Berdasarkan IMT Asia Pasifik masuk
dalam kategori Overweight
3. Biokimia data
14
Hemoglobin 14,3 13,2 – 17,3 g/dl Normal
4. Fisik/klinis data
a. Fisik
Kesadaran CM
Pegal di sekitaran kaki
b. Klinis
5. Riwayat klien
A. Riwayat personal:
An. R berusia 14 tahun 2 bulan, berjenis kelamin laki-laki,
merupakan siswa SMP kelas II
B. Riwayat Medis
1 tahun yang lalu pernah jatuh dari sepeda dan telah
dilakukan operasi dan pada kaki terpasang gips, post Orif tibia Sin
C. Riwayat sosial
15
An. R beragama islam, ruang perawatan kemuning bawah,
dengan penjamin Kesehatan BPJS
3.3 Diagnosa Gizi
16
: (16,25 x 54) + (1,372 x 152) +510,5
: 877,5 + 208,5 + 510,5
: 1.596,5 kkal
TEE : 1.596,5 x fa x fs
: 1.596,5 x 1,2 x 1,1
: 2.107,38 kkal
Perhitungan zat gizi makro
Protein : 1,5 g/kg BB
: 1,5 x 54 kg
: 81 gr/hr
81 x 4
% Protein: x 100 %
2.107,38
: 15 %
20 % X TEE
Lemak :
9
20 % X 2.107,38
:
9
: 46,8 gr/hr
% Kh : 100% - %L - %P
: 100 % - 20 % - 15 %
: 65%
:65 % x TEE
Kh :
4
:65 % X 2.107,38
:
4
: 342,44 gr
Pagi
17
Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak
Lemak 1 75 7 5 -
sedang
Total 250 11 5 40
Siang
Lauk Rendah 1 50 7 2 -
hewani lemak
Lemak 1 75 7 5 -
sedang
Lauk nabati 1 75 5 3 7
Sayuran 1 25 1 - 5
Buah 1 25 1 - 5
Minyak 1 50 - 5 -
Total 650 29 15 97
Sore
Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak
18
Lemak 1 75 7 5 -
sedang
Lauk nabati 1 75 5 3 7
Sayuran 1 25 1 - 5
Buah 1 25 1 - 5
Minyak 1 50 - 5 -
Total 425 18 13 57
Total kebutuhan
Pagi 250 11 5 40
Siang 650 29 15 97
Sore 425 18 13 57
Asupan intervensi H1
19
Lauk Renda 1
hewani h
lemak 150 14 10 -
Lemak 2
sedang 50 7 2 -
Sayuran 2 50 2 - 10
Buah 2 100 2 - 24
Minyak 1 100 - 5 -
Susu 1 160 5 6 23
Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak
20
Lemak 1 75 7 5 -
sedang
Total 250 11 5 40
Siang
Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak
Lemak 1 75 7 5 -
sedang
Lauk nabati 1 75 5 3 7
Sayuran 1 25 1 - 5
Buah 1 25 1 - 5
Minyak 1 50 - 5 -
Sore
Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak
Lemak 1 75 7 5 -
sedang
Lauk nabati 1 75 5 3 7
21
Sayuran 1 25 1 - 5
Buah 1 25 1 - 5
Minyak 1 50 - 5 -
Total 425 18 13 57
Total kebutuhan
Pagi 250 11 5 40
Sore 425 18 13 57
Asupan intervensi H2
22
hewani lemak
Lemak 2
sedang 50 7 2 -
Sayuran 2 50 2 - 10
Buah 2 100 2 - 24
Minyak 1 100 - 5 -
Susu 2 320 10 12 46
Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak
23
Lemak 1 75 7 5 -
sedang
Total 250 11 5 40
Siang
Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak
Lemak 1 75 7 5 -
sedang
Lauk nabati 1 75 5 3 7
Sayuran 1 25 1 - 5
Buah 1 25 1 - 5
Minyak 1 50 - 5 -
Sore
Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak
Lemak 1 75 7 5 -
sedang
Lauk nabati 1 75 5 3 7
24
Sayuran 1 25 1 - 5
Buah 1 25 1 - 5
Minyak 1 50 - 5 -
Total 425 18 13 57
Total kebutuhan
Pagi 250 11 5 40
Sore 425 18 13 57
Asupan intervensi H3
25
hewani lemak
Lemak 2
sedang 50 7 2 -
Sayuran 2 50 2 - 10
Buah 2 100 2 - 24
Minyak 1 100 - 5 -
Susu 2 320 10 12 46
Edukasi Gizi
a. Tujuan
1. Meningkatkan asupan energi hingga masuk kategori baik yaitu dari 80-
85%
2. Memberikan pemahaman tentang pola hidup sehat dan makan yang baik
3. Memberikan pengetahuan Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan
b.Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
26
Karbohidrat Nasi,roti,mi,macaroni dan -
hasil oleh tepung-tepungan
lainnya. Seperti
cake,tarcis,pudding,dan
pastry.
Protein Daging -
sapi,ayam,ikan,telur,susu,dan
hasil olahan lainnya seperti
yougert
Protein nabati Semua jenis kacang- -
kacangan dan hasil
olahannya.
Sayuran Semua jenis sayuran -
tertutama jenis sayuran B.
Seperti bayam,buncis,daun
singkong,kacang
panjang,labu siam,wortel
direbus dikukus dan ditumis.
Buah-buahan Semua jenis buah segar,buah -
kaleng,buah kering,jus buah
Lemak dan minyak Minyak -
goreng,mentega,margarin
Minuman Teh , madu ,sirup, minuman -
rendah energy dan kopi
encer.
Bumbu Bumbu tidak tajam seperti Bumbu yang tajam
bawang merah,bawang seperti
putih,laos,salam,kecap cabe,merica,cuka,MSG
27
3.5 Monitoring Dan Evaluasi
28
dengan kategori baik, protein 79% dengan kategori kurang, lemak
92% dengan kategori baik, dan karbohidrat 75% kategori kurang.
c. Hari Ketiga
Pada hari ketiga intervensi, asupan diberikan 85% dengan diganti
menjadi bubur dengan presentase daya terima makan selama 1 hari
didapatkan energi 77% dengan kategori kurang, protein 79% dengan
kategori kurang, lemak 92% dengan kategori baik, dan karbohidrat
69% kategori kurang. Hari ketiga asupan karbohidrat pasien tergolong
kurang, dikarenakan pasien baru saja operasi.
2. Rata-rata Asupan
29
diagram asupan selama 3 hari
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
energi protein lemak karbohidrat
asupan
B. Antropometri
Tidak terdapat penurunan maupun kenaikan selama intervensi
C. Perkembangan Data Biokimia
Tidak ada data pemeriksaan data lab terbaru.
D. Fisik
Selama intervensi pasien tidak ada keluhan gangguan sulit menelan
maupun mengunyah, tidak juga mengeluhkan perut nyeri, hanya kaki
bagian kiri masih terasa pegal, dan hari ketiga intervensi pasien hanya
mengeluhkan mengantuk dan badan lemas
E. Klinis
30
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Status gizi pasien saat MRS menunjukan bahwa pasien
mengalami status gizi lebih dengan nilai zscore 1,146 dan dan
IMT 23,37 kg/m2 overweight
2. Pasien didiagnosa Fracture Of Shaft Of Tibia, pasien pernah
melakukan operasi dan pemasangan gips
3. Berdasarkan PAGT didapatkan hasil berupa:
a. Assessment
Tidak terjadi penurunan maupun kenaikan berat badan
b. Perioritas Masalah
Perioritas masalah yang diangkat berupa asupan pasien
c. Diagnose gizi
Penetapan masalah yang diangkat yaitu berupa asupan oral
yang tidak adekuat,
d. Intervensi
Berdasarkan intervensi selama 3 hari didapatkan kebutuhan
rata-rata asupan pasien yaitu energi 77%, protein 74%, lemak
94% dan karbohidrat 71%
e. Perhitungan kebutuhan
31
Perhitungan kebutuhan menggunakan rumus maka
didapatkan kebutuhan energi 2.107,38 kkal, protein 81
gr,lemak 46,8 gr dan karbohidrat 342,44 gr
3.2 Saran
1. An. R membutuhkan asuhan dokter, perawat, ahli gizi, dan
keluarga dalam menjalankan dietnya
2. Diharapkan keluarga pasien lebih memberikan dan mengontrol
DAFTAR PUSTAKA
32
L
A
M
P
I
33
R
A
N
Lampiran I
Lampiran II
Makanan Sisa makanan
34
INTERVENSI KE 1
HABIS
HABIS
HABIS
INTERVENSI KE 2
35
HABIS
HABIS
HABIS
HABIS
36
INTERVENSI III
HABIS
HABIS
HABIS
37
HABIS
38