Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN STUDI KASUS

PKL AGK LANJUT


PASIEN Obs.Febris H.2 + GASTRITIS + ISPA DI BAGIAN
RUANG ANAK (SAKURA) RSUD KABUPATEN SORONG Dr.
J.P WANANE

OLEH :

1. Siska Hafid : 51341119035


2. Papuanti Seuk :
3. Nurul Aini Tuharea :
4. La Ode Hendra Saputra :
5. Feronika Napitupulu :

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SORONG
JURUSAN DIII GIZI
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Studi Kasus


Pasien Obs.Febris H.2 + Gastritis + ISPA Di Bagian Ruang Anak (Sakura) RSUD
Kabupaten Sorong Dr. J.P Wanane

Oleh
Siska Hafid 51341119035
Papuanti Seuk
Nurul Aini Tuharea
La Ode Hendra Saputra
Feronika Napitupulu

TELAH MENDAPAT PERSETUJUAN

Sorong, …, ………….., 2022

Mengetahui

Clinic Instruktur Clinic Instruktur Jurusan

(Galih Cindenila Wardani,AMG) (Mustamir Kamaruddin, S.Gz, M.Kes)


NIP. 197908182003122007 NIP. 199004122019021001

Ketua Jurusan Kepala Instalasi Gizi


RSUD Kabupaten Sorong Dr. J.P Wanane

(Radeny Ramdany, M.Kes) (Alexander A. Pendelaki, SKM)


NIP. 198904162012122001 NIP. 197404132005021004

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, taufik
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat mengikuti Praktik Kerja Lapangan
(PKL) menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan Asuhan Gizi Klinik di
RSUD Kabupaten Sorong Dr. J.P Wanane.
Penulis menyadari selama mengikuti PKL, serta penyususan laporan tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan, serta dalam kesempatan ini penulis hendak
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Direktur RSUD Kabupaten Sorong Dr. J.P Wanane yang telah membantu
pelaksanaan PKL di RSUD Kabupaten Sorong Dr. J.P Wanane
2. Direktur Poltekkes Kemenkes Sorong Papua Barat yang telah membantu
pelaksanaan PKL di RSUD Kabupaten Sorong Dr. J.P Wanane
3. Bapak sebagai Kepala Instalasi Gizi RSUD Kabupaten Sorong Dr. J.P
Wanane
4. Ibu Radeny Ramdany, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes
Sorong Papua Barat
5. Bapak Mustamir Kamaruddin, M.Kes, Selaku Dosen Pembimbing
Poltekkes Kemenkes Sorong Papua Barat
6. Ibu Galih Cindenila Wardani,AMG, selaku CI Gizi RSUD Kabupaten
Sorong Dr. J.P Wanane dan kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan laporan ini

Selama PKLdi RSUD Kabupaten Sorong Dr. J.P Wanane penulis sadari
telah banyak melakukan kesalah begitu pula dengan laporan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna melengkapi kekurangan dari lapora ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih dan semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Kota Sorong, 28 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................….ii
DAFTAR ISI...................................................................................................….iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................….iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Gambaran Umum Penyakit...................................................................….1
B. Data Dasar Pasien.................................................................................….1
BAB II PENENTUAN MASALAH GIZI DAN PROBLEM CLUE..........….4
A. Diagnosa Gizi.......................................................................................….4
B. Diagnosa Medis....................................................................................….4
C. Riwayat Makan Sebelum Intervensi………………………………………4
BAB III RENCANA TERAPI GIZI.............................................................….5
A. Rencana Asuhan Gizi............................................................................….5
B. Implementasi Asuhan Gizi....................................................................….6
BAB IV TINJAUAN PUSTAKA...................................................................….9
A. Tinjauan Umum Tentang Penyakit.......................................................….9
B. Tinjauan Umum Tentang Diet..............................................................…18
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................…20
A. Monitoring dan Evaluasi.......................................................................…20
B. Hasil Motivasi Diet Pasien...................................................................…21
BAB VI PENUTUP.........................................................................................…22
A. Kesimpulan...........................................................................................…22
B. Saran.....................................................................................................…22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................…23
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Pemeriksaan Fisik Klinis.........................................................….2


Tabel 2.1 Diagnosa Gizi...................................................................................….4
Tabel 2.2 Formulir Food Recall 24 Jam Sebelum Intervensi .........................….4
Tabel 3.1 Perencanaan Menu Hari ke 1...........................................................….7
Tabel 3.2 Perencanaan Menu Hari ke 2...........................................................….8
Tabel 3.3 Perencanaan Menu Hari ke 3...........................................................….8
Tabel 4.1 Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan...........................…19
Tabel 5.1 Monitoring Antropometri.................................................................…20
Tabel 5.2 Monitoring Fisik Klinis...................................................................…20
Tabel 5.3Monitoring Asupan............................................................................…21

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Penyakit


An. N masuk rumah sakit pada tanggal 02 februari 2022 dengan keluhan
demam sejak 2 hari lalu, batuk-batuk sejak 5 hari lalu, lendir sulit keluar,
keluhan disertai nyeri ulu hati. Berdasarkan dignosa medis olehcdokter, An M
di diagnosa penyakit Obs.Febris H.2 + Gastritis + ISPA.
Gastritis adalah inflamasi pada dinding lambung baik dalam kondisi akut
mapun kronis. Iritasi dari dinding lambung dapat menyebabkan pendarahan
mukosa, edema dan pengikisan dinding lambung.
ISPA atau isnfeksi saluran pernapan akut adalah infeksi disaluran
pernapasan yang menimbulkan gejala batu, pilek disertai dengan demam.
Penyakit ini sangat mudah menular.

B. Data Dasar Pasien


1. Identitas Pasien
Nama : An. Novaldi Simon yelimollo
Umur : 13 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
No. Reg RM : 062/197875
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 02 Februari 2022
Tanggal Studi Kasus : 05 Februari 2022
Diagnosa Medis : Obs.Febris H.2 + Gastritis + ISPA
Ruang Perawatan : Sakura ( Anak)

2. Data Subyektif
a. Keluhan Utama : Batuk-Batuk
b. Riwayat Penyakit Sekarang : Batuk, demam, nyeri ulu hati, dan nyer
persendian
c. Riwayat Penyakit Terdahulu : Malaria

1
2

d. Riwayat Penyakit Orang tua : -


e. Kebiasaan Makan : Sebelum masuk Rumah sakit, pasien memiliki
pola makan 3 kali sehari dengan porsi sedikit, tidak terlalu menyukai
buah-buahan, tidak suka makanan dan minuman yang manis-manis.

3. Data Obyektif
a. Antropometri

1) Berat Badan : 40,7 kg


2) Tinggi Badan: 162,9 cm
3) BBI : (TB-100) x 0,9
: (162,9-100) x 0,9
: 56,6 kg
4) IMT (Z-Score) : -1,77

Kesimpulan : Berat Badan Kurang

b. Biokimia
Puasa Sewaktu = 89 mg/dl

c. Fisik Klinis
Tabel 1.1 Hasil Pemeriksaan Fisik Klinis

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

TD 100/60 120/75 mmHg

Suhu 38,3 36,1-37,2 ˚C

RR 21 12-20 x/menit

Nadi 106 60-100 x/menit

Sumber : Data Sekunder RSUD Kabupaten Sorong Dr. J.P Wanane


3

d. Dietery History

1) Sebelum masuk Rumah sakit, pasien memiliki pola makan 3 kali


sehari dengan porsi sedikit tanpa selingan
2) Pada saat masuk rumah sakit pola makan pasien kurang baik,
makanan yang di berikan di rumah sakit tdk pernah dihabiskan
3) pola makan Pasien saat masuk RS dapat dilihat dari hasil recall 24
jam
Energi = 340, 8 kkal
Protein = 16,8 gram
Lemak = 11,7 gram
Karbohidrat = 39,3 gram

Kesimpulan : Asupan Makan Pasien Kurang Baik dilihat dari


hasill recall yang kurang dari kebutuhan (80%).
4
BAB II
PENENTUAN MASALAH GIZI DAN PROBLEM CLUE

A. Diagnosa Gizi
Tabel 2.1 Diagnosa Gizi
DOMAI PROBLEM ETIPOLOGI SIGNIS
N
NC.3.1 Berat Badan Asupan energi IMT : 15,3
Kurang kurang IMT= -177

NI.5.2 Malnutrisi Perubahan struktur / Asupan riwayat


fungsi makan lebih
gastrointestinal tract sedikit dari pada
yang dibutuhkan
Sumber : Buku Diagnosa Gizi

B. Diagnosa Medis
Diagnosa medis yaitu Obs.Febris H.2 + Gastritis + ISPA

C. Riwayat Makan Sebelum Intervensi

Tabel 2.2 Formulir Food Recall 24 Jam Sebelum Intervensi


Tanggal Pelaksanaan : 4, Februari 2022
Waktu Nama Bahan Jumlah Konsumsi
Makanan Makanan URT Gram
Sarapan Bubur Beras 10 sdm 100 gr bubur

Makan Siang Nasi Beras 3 sdm 45 gram nasi


Telur Rebus Telur 1 butir 60 gram telur
Ayam rebus
Makan Malam Nasi Beras 3 sdm 45 gram nasi
Telur Rebus Telur 1 butir 60 gram telur
Ayam rebus
Sumber : Data Primer Terolah 2022
Keterangan Total Pemenuhan Kebutuhan % Pemenuhan
Energi (kkal) 304,5 1831,5 16,6%
Protein (g) 16,2 101,7 16%
Lemak (g) 11,7 50 23,4%

5
6

Karbohidrat (g) 39,3 297,6 13,2%


BAB III
RENCANA TERAPI GIZI

A. Rencana Asuhan Gizi


1. Jenis Diet
Diet Energi Tinggi Protein Tinggi

2. Tujuan Diet:
a. Memenuhi kebutuhan Energi dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
b. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal

3. Syarat Diet:
a. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB
b. Protein Tinggi, yaitu 2-2,5 g/BB
c. Lemak Cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat cuku[, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
e. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
f. Makanan yang diberikan dalam bentuk mudah cerna

4. Kebutuhanan Zat Gizi


a. Total Kebutuhan Energi : 45 x 40,7 kg =1.831,5 kkal
b. Protein : 2,5 x 40,7 kg = 101,7 g
c. Lemak : 20% x Energi total

= 20% x 1.831,5 kkal


= 366,3 ÷ 9
= 40,7 gram
d. Karbohidrat : 65% x Energy total
= 65% x 1.831,5kkal
= 1.190,5 ÷ 4
= 297,6 gram

7
8

5. Terapi Edukasi :
a. Topik
Pentingnya menerapkan pola hidup yang sehat.
b. Tujuan Edukasi
Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasien dan
keluarga pasien mengenai pentingnya polah hidup yang sehat dan
menekankan pentingnya dukungan keluarga dalam perubahan
perilaku pasien
c. Materi
Menjelaskan diet energi tinggi protein tinggi.
d. Sasaran
Pasien dan keluarga
e. Metode
Ceramah
f. Waktu & Tempat
Rumah Sakit (Ruang Anak), 15 menit
g. Media
Leafleat
h. Pelaksana
Kelompok 1
i. Rencana Monitoring
1) Berat badan
2) Keadaan Umum pasien (Fisik Klinis)
3) Asupan
4) Pengetahuan Pasien
5) Kepatuhan Diet

B. Implementasi Asuhan Gizi


1. Diet Pasien
Hasil anamesi menunjukan bahwa pasien dalam kondisi status gizi
kurang dengan IMT = 15,3 kg/m², jenis diet yang diberikan mengandung
energi 1.831,5 kkal, proteini sebanyak 15% dari total energi atau 2,5 g/BB,
lemak 20% dari total kalori dan karbohidrat 65% dari total kalori. Diet
pasien diberikan dalam bentuk makanan lunak dan makana biasa.
9

2. Susunan Menu.
Dari hasil perhitungan, maka didapatkan standar kebutuhann energi dan
zat gizi harian pasien sebagai berikut;
Energi : 1.831,5 kkal
Protein : 101,7 g
Lemak : 40,7 gr
KH : 297,5 g
Tabel 3.1 Perencanaan Menu Hari 1
Waktu Menu Bahan Makanan Berat (g) E (Kkal) P (g) L (g) KH (g)
Bubur Ayam Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8
Pagi Ayam 25 71,2 6,7 4,7
Telur Rebus Telur Ayam 52 80,7 6,6 5,5 0,6
Nasi Beras 75 270,7 5 0,5 59,6
Wortel 25 7,2 0,2 0,12 1,58
Sayur Sop Buncis 25 3,5 0,5 0,1 0,8
kol 50 5 0,7 0,2 1,1
Ikan Kuah kuning ikan oci 80 89,7 21 1,8
Siang
Tahu kukus Tahu 25 19 2 1,2 0,5
Tepung 50 182 5,2 0,5 38,2
Bolu
gula 10 38,7 10
Susu susu dencow 39 160 5 6 23
Apel Apel 40 23 0,1 0,2 6,1
Nasi Beras 75 270,7 5 0,5 38,2
Telur Rebus Telur Ayam 52 80,7 6,6 5,5 0,6
Ayam 72 205 19,4 13,6
Ayam Saus Kecap
Kecap 5 3 0,5 0,3
Malam
Bayam 50 18,5 1,9 0,1 3,7
Sayur bening kacang panjang 25 8,7 0,5 5,4
Jagung 25 54 1,6 0,6 12,6
Susu susu dencow 39 160 5 6 23
Total 1931,7 96,8 47,42 265,08
10

Tabel 3.2 Perencanaan Menu Hari ke 2


Waktu Menu Bahan Makanan Berat (g) E (Kkal) P (g) L (g) KH (g)
Bubur Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8
Telur Rebus Telur Ayam 52 80,7 6,6 5,5 0,6
Sayur labu siam Labu siam 50 10 0,4 0,2 2,2
Pagi
wortel 25 7,2 0,2 1,58
Tempe bacem Kacang panjang 25 8,7 0,5 0,1 2
Tempe 25 49,8 4,8 2,2 4,3
Nasi Beras 75 270,7 5 0,5 59,6
Telur Ayam 52 80,7 6,6 5,5 0,6
Telur balado
Tomat 20 6,4 0,3 0,1 1,4
Labu siam 30 6 0,3 0,1 1,3
kacang panjang 25 8,7 0,5 0,1 2
Siang Sayur Asem
kacang tanah 15 62,1 2,8 5,4 1,8
Jagung 25 27 0,8 0,3 6,3
Ayam Kuah Ayam 72 205 19,4 13,6
Susu susu dencow 39 160 5 6 23
Pepaya Pepaya 40 15,6 0,2 3,9
Nasi Beras 75 270,7 5 0,5 59,6
Telur Rebus Telur Ayam 52 80,7 6,6 5,5 0,6
Ikan 72 80,7 11,4 1,8
Ikan Goreng
Malam minyak goreng 3 25,9 3
Wortel 50 18 0,5 0,3 4
Cah buncis wortel
Buncis 50 17,4 0,9 0,2 4
Susu susu dencow 39 160 5 6 23
Total 1832,4 98,8 45,4 241,58

Tabel 3.3 Perencanaan Menu Hari ke 3


Waktu Menu Bahan Makanan Berat (g) E (Kkal) P (g) L (g) KH (g)
Bubur Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8
Telur Rebus Telur Ayam 52 80,7 6,6 5,5 0,6
Wortel 50 18 0,5 0,3 4
Tumis Sawi
Pagi Sawi 50 7,5 1,1 0,1 1
Tahu 20 19 2 1,2 0,5
Semur Tahu gula merah 5 18 4,9
kecap 5 3 0,5 0,3
Nasi Beras 75 270,7 5 0,5 59,6
Telur Rebus Telur Ayam 52 80,7 6,6 5,5 0,6
Wortel 25 7,2 0,2 0,12 1,58
Sayur tumis campur Kacang Panjang 25 8,7 0,5 0,1 2
Siang Toge 50 30,5 3,3 1,7 2,4
ayam 72 205 19,4 13,6
Ayam Goreng
minyak goreng 3 25,9 3
Susu susu dencow 39 160 5 6 23
Jambu Biji Jambu Biji 40 20,4 0,3 0,2 4,8
Nasi Beras 75 270,7 5 0,5 59,6
Telur Ayam 52 80,7 6,6 5,5 0,6
Telur Dadar
minyak goreng 3 25,9 3
Ayam 72 205 19,4 13,6
Malam Ayam Saus Kecap
Kecap 5 3 0,5 0,3
Bayam 50 18,5 1,9 0,6 12,6
Sayur bening bayam jagung
Jagung 50 54 1,6 0,1
Susu susu dencow 39 160 5 6 23
Total 1953,5 94,3 46,8 241,18
11
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Penyakit


1. Penyakit Obs.Febris H.2 (Demam)
a. Pengertian
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang
masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh
normal (>37,5°C). Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan
infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37,
2°C, biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamu atau
parasit), penyakit autoimun, keganasan , ataupun obat – obatan
(Pratiwi 2018).
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal
sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus.
Sebagian besar demam pada anak merupakan akibat dari perubahan
pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit – penyakit
yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang sistem
tubuh.Selain itu demam mungkin berperan dalam meningkatkan
perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik dalam membantu
pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi (Wardiyah dalam Pratiwi,
2018).

b. Etiologi
Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam selain
infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau
reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi
suhu sentral (misalnya perdarahan otak, koma). Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit
metabolik maupun penyakit lain. Demam dapat disebabkan karena
kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat

12
13

pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi


(Pratiwi, 2018).
Demam sering disebabkan karena; infeksi saluran pernafasan atas,
otitis media, sinusitis, bronchiolitis,pneumonia, pharyngitis, abses
gigi, gingi vostomatitis, gastroenteritis, infeksi saluran kemih,
pyelonephritis, meningitis, bakterimia, reaksi imun, neoplasma,
osteomyelitis (Suriadi dalam pertiwi, 2018).

c. Patofisiologi
Secara teoritis kenaikan suhu pada infeksi dinilai menguntungkan,
oleh karena aliran darah makin cepat sehingga makanan dan
oksigenasi makin lancar. Namun kalau suhu terlalu tinggi (di atas
38,5ºC) pasien mulai merasa tidak nyaman, aliran darah cepat, jumlah
darah untuk mengaliri organ vital (otak, jantung, paru) bertambah,
sehingga volume darah ke ekstremitas dikurangi, akibatnya ujung
kaki/tangan teraba dingin. Demam yang tinggi memacu metabolisme
yang sangat cepat, jantung dipompa lebih kuat dan cepat, frekuensi
napas lebih cepat. Dehidrasi terjadi akibat penguapan kulit dan paru
dan disertai dengan ketidakseimbangan elektrolit, yang mendorong
suhu makin tinggi. Kerusakan jaringan akan terjadi bila suhu tubuh
lebih tinggi dari 41˚C, terutama pada jaringan otak dan otot yang
bersifat permanen. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan kerusakan
batang otak, terjadinya kejang, koma sampai kelumpuhan. Kerusakan
otot yang terjadi berupa rabdomiolisis dengan akibat terjadinya
mioglobinemia

d. Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan lama demam pada anak, dibagi menjadi:
1) Demam kurang 7 hari (demam pendek) dengan tanda lokal yang
jelas, diagnosis etiologik dapat ditegakkan secara anamnestik,
14

pemeriksaan fisis, dengan atau tanpa bantuan laboratorium,


misalnya tonsilitis akut.
2) Demam lebih dari 7 hari, tanpa tanda lokal, diagnosis etiologik
tidak dapat ditegakkan dengan amannesis, pemeriksaan fisis,
namun dapat ditelusuri dengan tes laboratorium, misalnya demam
tifoid.
3) Demam yang tidak diketahui penyebabnya, sebagian terbesar
adalah sindrom virus.

e. Manifestasi
Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
1) Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5⁰C)
2) Kulit kemerahan
3) Hangat pada sentuhan
4) Peningkatan frekuensi pernapasan
5) Menggigil
6) Dehidrasi
7) Kehilangan nafsu makan

f. Penatalaksanaan medis
Menurut Kania dalam Wardiyah, (2016) penanganan terhadap
demam dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis, tindakan non
farmakologis maupun kombinasi keduanya

2. Gastritis
a. Pengertian
Gastritis adalah inflamasi pada dinding lambung baik dalam
kondisi akut mapun kronis. Iritasi dari dinding lambung dapat
menyebabkan pendarahan mukosa, edema dan pengikisan dinding
lambung. Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan
terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada
15

beberapa tempat. Penyakit ini dijumpai di klinik, sebagai akibat


samping pemakaian obat, sebagai penyakitpenyakit lain atau karena
sebab yang tidak diketahui.

b. Etiologi
Penyebab Gastritis yang sering dijumpai ialah :
1) Obat analgesik-antiinflamasi, terutama aspirin. Aspirin dalam
dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.
2) Bahan kimia misalnya lisol
3) Merokok
4) Alkohol
5) Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan,gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan
saraf pusat.
6) Refluks usus lambung
7) Endotoksin .(Siswandana, 2018)

c. Patofisiologi
Mukosa barier lambung pada umumnya melindungi lambung dari
pencernaan terhadap lambung itu sendiri, postaglandin memberikan
perlindungan ini ketika mukosa berier rusak maka timbul peradangan
pada mukosa lambung(gastritis). Setelah barier ini rusak terjadilah
perlukaan mukosa yang dibentuk dan diperburuk oleh histamin dan
stimulasi saraf cholinergic. Kemudian HCI dapat berdifusi baik ke
dalam mucus dan menyebabkan luka pada pembuluh yang kecil, dan
mengakibatkan terjadinya bengkak, pendarahan, dan erosi pada
lambung. Alkohol, aspirin refluks isi suodenal diketahui sebagai
penghambat difusi barier
16

d. Klasifikasi
1) Gastritis Akut
Gastritis Akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada
sebagian besar merupakan penyakit ringan dan sempurna. Salah
satu bentuk gastritis yang maniestasi kilinisnya adalah:
a) Gastritis akut erosive yaitu kerusakan yang terjadi tidak lebih
dalam dari pada mukosa muscolaris (Otot-otot pelapisa
lambung)
b) Gastritis akut hemoragic yaitu pendarahan mukosa lambung
yang menyebabkan erosi dan pemdarahan mukosa lambung
dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti
hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa
tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung tersebut.
2) Gastritis Kronis
Menurut (Anggi 2019) Gastritis kronis adalah suatau
peradangan mukosa lambung yang bersifat menahun. Gastritis
kronis dikalsifikasikan dengan tiga perbedaan yaitu :
a) Gastritis superfical, dengan manifestasi kemerahan, edema,
serta perdarahan dan erosi mukosa
b) Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi diseluruh lapisan
mukosa pada perkembangannya dihubungkan dengan uklus
dan kanker lambung, serta anemia pernisiosa.
c) Gastritis Hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya
nodul-nodul pada mukosa lambung yang bersifat ireguler,
tipis, dan hemoragik

e. Manifestasi
Mnifestasi Gastritis beragam mulai dari keluhan ringan hingga
muncul pendarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa
pasien tidak menimbulkan gejala yang khsas. Manifestasi gastritis
17

akut dan kronik hampir sama, seperti anoreksia,rasa penuh, nyeri


epigastrum, mual dan muntah, sendawa, hematemesis. (Anggi 2019)

f. Penatalaksaan Medis
1) Istirahat baring
2) Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan
lunak. Hindari bahan-bahan yang merangsang.
3) Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti
dimenhidrinat 50 – 100 mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg
per-os. Bila disebabkan oleh kuman-kuman, berikan antibiotika
yang sesuai.
4) Bila nyeri tidak hilang denga antasida, berikan oksitosin tablet 15
menit sebelum makan.
5) Berikan obat antikolinergik bila asam lambung berlebihan.
(Anggi 2019)

3. ISPA
a. Pengertian ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi yang
menyerang saluran pernapasan baik itu saluran pernapasan atas
ataupun saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan atas dimulai
dari bagian lubang hidung, pita suara, laring, sinus parasanal, sehingga
telinga tengah, dan saluran pernapasan bawah terdiri dari trakea,
bronkus, bronkiolus, dan alveoli (Saputri,I.W. 2016). Infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau
bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai
spectrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau
infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung
pada patogen, penyebabnya faktor lingkungan, dan faktor pejamu.
Namun demikian, sering juga ISPA didefinisikan sebagai penyakit
18

saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang


ditularkan dari manusia ke manusia (Masriadi,2017).
ISPA yang terjadi pada saluran pernapasan atas sering ditemui
sebagai common cold, influenza, sinusitis, tonsilitis, bahkan dapat
meluas hingga menyebabkan otitis media. Sementara ISPA yang
menyerang saluran pernapasan bawah adalah bronchitis dan
pneumonia (Saputri,I.W. 2016).

b. Etiologi
Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti
bakteri, virus dan riketsia. ISPA bagian atas umumnya disebabkan
oleh virus, sedangkan ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh
bakteri, virus dan 11 mycloplasma. ISPA bagian bawah yang
disebabkan oleh bakteri umumnya mempunyai manifestasi klinik
yang berat sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam
penanganannya. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah
Diplococcus pneumonia, Pneumococcus, Strepcoccus aureus,
Haemophilus Influenza dan lain-lain.Virus penyebab ISPA antara lain
adalah golongan Influenza, Adenovirus (Sinuraya, L.D. 2017).
Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, bakteri, riketsia atau
protozoa. Virus yang termasuk penggolong ISPA adalah rinovius,
koronavitus, adenavirus, dan koksakievirus, influenza, virus sinsial
pernapasan. Virus yang ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau
dibersinkan oleh penderita adalah virus influenza, virus sinsial dan
rino virus (Sinuraya, L.D. 2017).

c. Patofisiologi
Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas.
Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi
bakteri. Timbul mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi
udara, inspirasi dirongga hidung, refleksi batuk, refleksi epiglottis,
19

pembersihan mukosilier dan fagositosis. Karena menurunnya daya


tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat melewati
mekanisme system pertahanan tersebut, akibatnya terjadi invasi
didaerah-daerah saluran pernapasan atas maupun bawah.
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah
tercemar, bibit penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan,
oleh karena itu, maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne
Disease. Penularan melalui udara dimagsudkan adalah cara penularan
yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda
terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula
menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang
sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang
mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab
(Masriadi,2017).

d. Manifestasi
Gejala ISPA adalah sebagai berikut (Masriadi,2017) :
1) Gejala dari ISPA ringan
a) Batuk
b) Serak, yaitu anak bersuara perau pada waktu mengeluarkan
suara (misal pada waktu berbicara atau menangis).
c) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.
d) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi
anak diraba.
2) Gejala dari ISPA Sedang
a) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang
berumur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per
menit pada anak yang berumur satu tahun atau lebih. Cara
menghitung pernapasan ialah dengan menghitung jumlah
tarikan nafas dalam satu menit dengan menggerakkan tangan.
b) Suhu lebih dari 390C (diukur dengan termometer).
20

c) Tenggorokan berwarna merah.


d) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak
campak.
e) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
f) Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur).
g) Pernapasan berbunyi seperti menciut-ciut.
3) Gejala dari ISPA Berat
a) Bibir atau kulit membiru.
b) Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar ) pada
waktu bernapas.
c) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.
d) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak
tampak gelisah.
e) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas.
f) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
g) Tenggorokan berwarna merah

e. Penatalkansana klinik
1) Dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigen dan
sebagainya
2) Diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak
mungkin diberi kotrimoksasol atau dengan pemberian
kotrimoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat
antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin
prokain.
3) Berikan makanan yang cukup gizi dan memperbanyak jumlahnya
setelah sembuh
4) Usahakan pemberian cairan (air putih) lebih banyak dari biasanya.
21

B. Tinjauan Tentang Diet ETPT


1. Gambaran Umum
Diet ETPT (Energi Tinggi Protein Tinggi) adalah diet yang
mengandung energi dan protein diatas kebutuhan normal. Diet diberikan
dalam bentuk makanan biasa dan makanan lunak ditambah bahan
makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur dan daging atau dalam
bentuk minuman Eternal Energi Tinggi Protein Tinggi.

2. Tujuan Diet
a. Memenuhi kebutuhan Energi dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
3. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal

4. Syarat Diet
a. Energi sesuai kebutuhan yaitu sebesar 1.831,5 kkal
b. Protein 2,5 g/BB yaitu sebesar101,7 gram
c. Lemak 20% dari kebutuhan energi total yaitu 40,7
d. Karbohidrat 65% dari kebutuhan energi total yaitu 297,5 g
e. Makanan yang diberikan dalam bentuk makanan biasa dan lunak
22

5. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


Tabel 4.1 Makanan dianjurkan dan tidak dianjurkan

Baham Makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan


Nasi; roti, mi,
makaroni, dan hasil
olahan tepung-tepungan
Sumber Karbohidrat lain seperti cake, tarcis,
puding dan pastri ;
dodol; ubi, gula pasir
gaging sapi, ayam, ikan,
telur, susu, dan hasil dimasak dengan
Sumber Protein olahan seperti keju, banyak minyak
yoghurt cus tard dan es atau kelapa/santan
krim kelapa
Semua jenis kacang- dimasak dengan
Sumber Protein kacangan dan hasil banyak minyak
Nabati olahannya, seperti tahu, atau kelapa/santan
tempe, dan pindakes kelapa
Semua jenis sayuran
terutama jenis B, seperti dimasak dengan
bayam, buncis, daun banyak minyak
Sayuran singkong, kacang atau kelapa/santan
panjang, labu siam, dan kelapa
wortel direbus, dikukus
dan ditumis
semua jenis buah segar,
Buah-buahan buah kaleng buah
kering dan jus buah
Minyak goreng,
Lemak dan Minyak mentega, margarin, santal kental
santan encer, salad
dressing

Minuman soft drink, madu,sirup, minuman rendah


the dan kopi encer energi
Bumbu tidak tajam, bumbu yang tajam
Bumbu seperti bawang merah, seperti cabe dan
bawang putih laos, sala, merica
dan kecap
Sumber : Buku Penuntun Diet
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Monitoring dan Evaluasi


1. Monitoring Antropometri Pasien
Tabel 5.1 Monitoring Antropometri
Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3 Hasil Evaluasi

BB = 40,7 kg BB = 41 BB = 41 BB dan IMT belum


IMT =15,07 IMT = IMT = 15,4 dalam status gizi
15,4 normal

Sumber : Data Primer Terolah 2022


Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa tidak ada perubahan
BB dan IMT pada intervensi hari pertama, sedangkan intervensi hari ke
dua dan ketiga mengalami kenaikan BB seberat 1 kg dengan IM 15,4.
Hasil Evaluasi menunjukan bahwa BB dan IMT mengalami kenaikan
namun belum dalam status gizi normal
2. Monitoring Fisik Klinis
Tabel 5.2 Monitoring Fisik Klinis
Hari ke 1 Hari Ke 2 Hari ke 3 Hasil Evaluasi
Nadi =100 Nadi = 100 Nadi = 80 Data Fisik Klinis belum
x/menit x/menit x/ menit mencapai batas normal
Suhu 36˚C Suhu=36˚C Suhu 36˚C Target :
RR = 41 RR= 30 RR = 32 Nadi 60-100 x/menit
X/menit x/menit x/menit Suhu 36-37,2 ˚C
RR = 12-20 x/menit

Sumber : Data Sekunder RSUD Kabupaten Sorong Dr. J.P Wanane

Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukan bahwa data fisik klinis belum


mencapai bata normal Target : Nadi 60-100 x/menit, Suhu 36-37,2 ˚C, RR
= 12-20 x/menit

3. Monitoring Diet Pasien

23
24

Tabel 5.3 Monitoring Asupan Zat Gizi Pasien


Asupan Zat Gizi
Intervensi Uraian
E (Kkal) P (g) L (g) KH (g)
Total Pemenuhan 419,5 23,2 15,9 42,9
1 Kebutuhan 1831,5 101,6 40,7 297,6
% Pemenuhan 22,90% 22,80% 39,00% 14,40%
Total Pemenuhan 486,6 46,9 6 56,9
2 Kebutuhan 1831,5 101,7 40,7 297,6
% Pemenuhan 26,50% 46,10% 15% 19,10%
Total Pemenuhan 607,8 50,5 17,1 57,9
3 Kebutuhan 1831,5 101,7 40,7 297,6
% Pemenuhan 33,10% 49,60% 40,00% 19,40%
Sumber : Data Primer Terolah 2022
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa hasil recall 24 jam stelah
intervensi asupan makan pasien masih sangat kurang dari standar kebutuhan
yang seharusnya. Maka untuk memperbaiki asupan energi dan zat gizi pasien
tersebut diperlukan perencanaan diet yang tepat sesuai dengan kondisi pasien.
Ket : pasien tidak mengkonsumsi makanan rumah sakit selama 2 hari

B. Hasil Motivasi Diet Pasien


1. Perkembangan Pengetahuan Pasien
a. Pasien sudah cukup memahami makanan apa yang diperbolehkan
dama makanan apa yang tidak diperbolehkan untuk di konsusmsi
pada saat di wawancarai
b. Pasien blum cukup memahami pola makan yang baik, ditandai
dengan belum teraturmya jadwal makan pasien

2. Sikap dan Perilaku Terhadap Diet


a. Pasien tidak menghabiskan makanan yang diberikan di rumah sakit
b. Selama intervensi pasien tidak mengonsumsi makanan yang diberikan di
rumah sakit selama 2 hari
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan data subyektif dan obyektif yang ada,pasien didiagnosa
penyakit Obs.Febris H.2 + Gastritis + ISPA dengan status gizi kurang
pada awal sampai akhir studi kasus
2. Jenis diet yang diberikan adalah diet ETPT 2 dalam bentuk makanan biasa
dan lunak
3. NC.3.1 Berat Badan Kurang, disebabkan oleh Asupan energi kurang yang
ditandai dengan IMT pasien 15,3
4. NI.5.2 Malnutrisi, disebabkan oleh Perubahan struktur / fungsi
gastrointestinal tract yang ditandai dengan Asupan riwayat makan lebih
sedikit dari pada yang dibutuhkan.
5. Asupan diet yang diberikan selama 3 hari intervensitidak dihabiskan .
dan selama 2 hari pasien tidak mengomsumsi makan rumah sakit
6. Salah satu tujuan diet adalah menabah berat badan pasien karena masien
mengalami malnutrsi
7. Sikap dan perilaku pasien tidak berubah

B. Saran
1. Pasien
a. Agar pasien mentaati diet yang diberikan demi tercapainya status
gizi yang baik
b. Menerapkan gaya hidup yang sehat
2. Instalasi Gizi RSUD Kabupaten Sorong Dr.J.P Wanane
Perlu adanya perbaikan tentang proses pemberian diet kepada
pasien yaitu memberikan pengawasan dan gaya hidup yang sehat
3. Institusi
Melakukan evaluasi dan memperhatikan mahasiswa-mahasiswa
yang praktik selama seminggu sekali

25
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, Restry. 2018. “Penerapan Kompres Hangat Pada Anak Demam Dengan


Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nyaman Di Rsud Sleman” Karya Tulis
Ilmiah
Sari Pediatri. 2000 . “Demam Pada Anak” Jurnal Ismoedijanto Vol. 2, No.
2(halaman 103 – 108)
Siswandana, Dwi. 2018. “Asuhan Keperawatan Pada Bp. D Dengan Gastritis
Erosif Di Rst Dr. Soedjono Magelang Jawa Tengah”Karya tulis Ilmiah
Anggi, Novianita. 2019 “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dengan
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di Ruang Mas
Mansyur Rsu Muhammadiyah Ponorogo. Tugas Akhir (D3) Thesis,
Universitas Muhammadiyah Ponorogo” Skripis
Masriadi,2017. Epidemiologi Penyakit Menular. Cetakan Ke-2. Depok: Rajawali
Pers.
Saputri,I.W. 2016. Analisis Spasial Faktor Lingkungan Penyakit ISPA Pneumonia
Pada Balita Di Provinsi Banten Tahun 2011-2015. Tersedia dalam
http://repository.uinjkt.ac.id. Diakses tanggal 28 Februari 2022
Sinuraya,L.D. 2017. Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian ISPA Pada
Balita Di Desa Singgamanik Kecamatan Munte Kabupaten Karo Tahun
2017. Tersedia dalam http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id. Diakses
tanggal 28 Februari 2022
Sri Idariani, Ni Kadek.2019. Gambaran Sanitasi Rumah Penderita Ispa Pada
Balita Di Desa Mas Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar Tahun
2019. Diploma thesis, Politeknik Kesehatan Denpasar.
.

26
LAMPIRAN

Skrining
FROM PAGT RAWAT INAP

Nama : Novaldi Simon yelimollo

Umur : 13 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Diagnosa Medis:Obs.Febris H.2 + Gastritis + ISPA

No. Registrasi :062/197875

N Asessment Diagnosa Gizi Rencana Intervensi Monitoring Evaluasi


o
Data Dasar Identifikasi Masalah Intervensi Diet Intervensi Edukasi

A Data Antropometri 1. Jenis Diet : ETPT 1. Topik : Data Antropometri :


Pentingnya
BB: 40,7 TB:162,9 BBI: Berat badan kurang NC.3.1 Berat 2. Tujuan Diet : menerapkan
Kg cm 56,6 kg ditandai dengan IMT Badan Kurang pola hidup
15,3 Status gizi  Memenuhi
LILA : kebutuhan yang sehat.
kurus
energi dan 2. Tujuan
IMT : 15,3 protein yang Edukasi: untuk
Status Gizi : Kurus meningkat meningkatkan
untuk
mencegah dan pengetahuan
mengurangi dan kesadaran
B Data Biokimia: Data Biokimia :
kerusakan pada pasien
Gula Darah Puasa = 89 mg/dl jaringan tubuh dan keluarga
pasien
 Menambah mengenai
berat badan pentingnya
hingga polah hidup
mencapai berat yang sehat dan
badan normal menekankan
C Data Fisik Klinis; Batuk lender, 1. TD rendah Data Fisik klinis :
3. Prinsip dan Syarat pentingnya
nyeri dada dan nyeri ulu hati, (Hipotensi) N:
Diet : dukungan
120/75 mmHg
keluarga
2. Nadi Terlalu  Energi tinggi dalam
TD = 100/60 mmHg
Cepat (40-45 kkal/kg perubahan
Suhu = 38,4˚C BB perilaku pasien
( Tachycardia) N:
RR = 21 x/menit 60-100 x/menit  Protein Tinggi 3. Materi :
(2-2,5 g/kg BB Menjelaskan
Nadi = 106x/menit 3. Demam N;3 6,1- diet energi
37,2˚C  Lemak Cukup tinggi protein
(10-25 g/kg BB tinggi.
4. RR tinggi
(Tachypnea) N:  Karbohidrat 4. Sasaran :
12-20 x/menit cukup(sisa dari pasien dan
kebutuhan keluarga
energi total
5. Metode :
 Vitamin dan Ceramah
D Data Dietary : Sebelum masuk
mineral cukup
Rumah sakit, pasien memiliki 6. Waktu &
Asupan Kurang NI.5.2 Malnutrisi Data dietary;
pola makan 3 kali sehari dengan  Makana yang Tempat :
porsi sedikit dan Pada saat diberika mudah Rumah Sakit
masuk rumah sakit pola makan dicerna (Ruang Anak),
pasien kurang baik, makanan 15 menit
yang di berikan di rumah sakit
tdk pernah dihabiskan pola 7. Media :
5. Bentuk Leafleat
makan Pasien saat masuk RS
Makanan:
dapat dilihat dari hasil recall 24
Makanan biasa 8. Pelaksana :
jam
dan makanan kelompok 1
Energi = 340, 8 kkal lunak

Protein = 16,8 gram

Lemak = 11,7 gram 6. Perhitungan


kebutuhan
Karbohidrat = 39,3 gram energi dan zat
gizi :

 Energi =
1831,5 kkal
 Protein
=101,7 gram

 Lemak = 40,7
E Sosek
gram

 KH = 297,6
gram

F Data Penunjang

Riwayat Penyakit Terdahulu :


Malaria
Form Monitoring dan Evaluasi

Kategori Monitoring Hasil Evaluasi Waktu

Data Antropometri Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3  BB dan IMT belum dalam  Setiap hari
 BB = 40 kg BB = 41  BB = 41 status gizi normal

IMT =15,07 IMT = 15,4 IMT = 15,4

Data Biokimia :

Data Fisik Klinis; Nadi =100 Nadi = 100 Nadi = 80 x/ Data Fisik Klinis belum Setiap hari
x/menit x/menit menit mencapai batas normal

Suhu 36˚C Suhu=36˚C Suhu 36˚C Target :

RR = 41 RR= 30 x/menit RR = 32 x/menit Nadi 60-100 x/menit


X/menit
Suhu 36-37,2 ˚C

RR = 12-20 x/menit

Data Dietary E= 419,5 kkal E = 486,6 kkal E = 607,8 kkal Asupan makan pasien Setiap hari
meningkat namun belum
mencapai target.
P = 23,2 g P = 46,9 g P = 50,5 g

L= 15,9 g L=6g L = 17,1 g


Ket : pasien tidak
KH = 42,3 KH = 56,9 g KH = 57,9 g mengkonsumsi makanan rumah
sakit selama 2 hari
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM sebelum Intervensi
Nama Responden : Novaldi Simon yelimollo Tanggal Pelaksanaan : 4, Februari 2022
Waktu Nama Makanan Bahan Makanan Jumlah Konsumsi
URT Gram
Sarapan Bubur Beras 10 sdm 100 gr
bubur

Selingan
Pagi

Makan Nasi Beras 3 sdm 45 gram


Siang Telur Rebus Telur Ayam 1 butir nasi
60 gram
telur
rebus
Selingan
Sore

Makan Nasi Beras 3 sdm 45 gram


Malam Telur Rebus Telur Ayam 1 butir nasi
60 gram
telur
rebus

Keterangan Total Pemenuhan Kebutuhan % Pemenuhan


Energi (kkal) 304,5 1831,5 16,6%
Protein (g) 16,2 101,7 16%
Lemak (g) 11,7 40,7 28,7%
Karbohidrat (g) 39,3 297,6 13,2%
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM (monitoring)
Nama Responden : Novaldi Simon yelimollo Tanggal Pelaksanaan : 5,
Februari 2022
Waktu Nama Makanan Bahan Makanan Jumlah Konsumsi
URT Gram
Sarapan Bubur Beras 1 mangkuk 150 gr
kecil bubur

Selingan
Pagi

Makan Nasi Beras 4 sdm 60 gram


Siang Telur Rebus Telur Ayam 1 butir nasi
60 gram
telur
rebus
Selingan
Sore

Makan Nasi Beras 3 sdm 45 gram


Malam Telur Rebus Telur Ayam 1 butir nasi
60 gram
telur
rebus

Keterangan Total Pemenuhan Kebutuhan % Pemenuhan


Energi (kkal) 419,5 1831,5 22,9%
Protein (g) 23,2 101,6 22,8%
Lemak (g) 15,9 40,7 39%
Karbohidrat (g) 42,9 297,6 14,4%

Tanggal Pelaksanaan : 6, Februari 2022


Waktu Nama Bahan Makanan Jumlah Konsumsi
Makanan URT Gram
Sarapan Bubur Beras, 1 mangkuk 150 gr
wortel,ayam,bayam kecil bubur

Selingan
Pagi

Makan Nasi Beras 2 centong 100


Siang Ikan Rebus Ikan Kakap 1 ptng gram
bagian nasi
tengah 80 gram

Selingan
Sore

Makan Nasi Beras 2 centong 100


Malam Ikan Rebus Ikan Kakap 1 ptng gram
bagian ekor nasi
100
gram

Keterangan Total Pemenuhan Kebutuhan % Pemenuhan


Energi (kkal) 486,6 1831,5 26,5%
Protein (g) 46,9 101,7 46,1%
Lemak (g) 6 40,7 14,7%
Karbohidrat (g) 56,9 297,6 19,1%

Tanggal Pelaksanaan : 7, Februari 2022


Waktu Nama Bahan Makanan Jumlah Konsumsi
Makanan URT Gram
Sarapan Bubur Beras, 1 mangkuk 150 gr
wortel,ayam,bayam kecil bubur
Telur Rebus Telur ayam 1 butir 60

Selingan
Pagi

Makan Nasi Beras 2 centong 100


Siang Ikan rebus Ikan Kakap 1 ptng gram
Telur rebus Telur ayam bagian nasi
tengah 80 gram
1 butir 60

Selingan
Sore

Makan Nasi Beras 2 centong 100


Malam Ikan Rebus Ikan Kakap ½ ptng gram
bagian ekor nasi
50 gram

Keterangan Total Pemenuhan Kebutuhan % Pemenuhan


Energi (kkal) 607,8 1831,5 33,1%
Protein (g) 50,5 101,7 49,6%
Lemak (g) 17,1 40,7 42%
Karbohidrat (g) 57,9 297,6 19,4%
Leaflet

Anda mungkin juga menyukai