OLEH :
Oleh
Siska Hafid 51341119035
Papuanti Seuk
Nurul Aini Tuharea
La Ode Hendra Saputra
Feronika Napitupulu
Mengetahui
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, taufik
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat mengikuti Praktik Kerja Lapangan
(PKL) menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan Asuhan Gizi Klinik di
RSUD Kabupaten Sorong Dr. J.P Wanane.
Penulis menyadari selama mengikuti PKL, serta penyususan laporan tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan, serta dalam kesempatan ini penulis hendak
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Direktur RSUD Kabupaten Sorong Dr. J.P Wanane yang telah membantu
pelaksanaan PKL di RSUD Kabupaten Sorong Dr. J.P Wanane
2. Direktur Poltekkes Kemenkes Sorong Papua Barat yang telah membantu
pelaksanaan PKL di RSUD Kabupaten Sorong Dr. J.P Wanane
3. Bapak sebagai Kepala Instalasi Gizi RSUD Kabupaten Sorong Dr. J.P
Wanane
4. Ibu Radeny Ramdany, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes
Sorong Papua Barat
5. Bapak Mustamir Kamaruddin, M.Kes, Selaku Dosen Pembimbing
Poltekkes Kemenkes Sorong Papua Barat
6. Ibu Galih Cindenila Wardani,AMG, selaku CI Gizi RSUD Kabupaten
Sorong Dr. J.P Wanane dan kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan laporan ini
Selama PKLdi RSUD Kabupaten Sorong Dr. J.P Wanane penulis sadari
telah banyak melakukan kesalah begitu pula dengan laporan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna melengkapi kekurangan dari lapora ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih dan semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................….ii
DAFTAR ISI...................................................................................................….iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................….iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Gambaran Umum Penyakit...................................................................….1
B. Data Dasar Pasien.................................................................................….1
BAB II PENENTUAN MASALAH GIZI DAN PROBLEM CLUE..........….4
A. Diagnosa Gizi.......................................................................................….4
B. Diagnosa Medis....................................................................................….4
C. Riwayat Makan Sebelum Intervensi………………………………………4
BAB III RENCANA TERAPI GIZI.............................................................….5
A. Rencana Asuhan Gizi............................................................................….5
B. Implementasi Asuhan Gizi....................................................................….6
BAB IV TINJAUAN PUSTAKA...................................................................….9
A. Tinjauan Umum Tentang Penyakit.......................................................….9
B. Tinjauan Umum Tentang Diet..............................................................…18
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................…20
A. Monitoring dan Evaluasi.......................................................................…20
B. Hasil Motivasi Diet Pasien...................................................................…21
BAB VI PENUTUP.........................................................................................…22
A. Kesimpulan...........................................................................................…22
B. Saran.....................................................................................................…22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................…23
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
2. Data Subyektif
a. Keluhan Utama : Batuk-Batuk
b. Riwayat Penyakit Sekarang : Batuk, demam, nyeri ulu hati, dan nyer
persendian
c. Riwayat Penyakit Terdahulu : Malaria
1
2
3. Data Obyektif
a. Antropometri
b. Biokimia
Puasa Sewaktu = 89 mg/dl
c. Fisik Klinis
Tabel 1.1 Hasil Pemeriksaan Fisik Klinis
RR 21 12-20 x/menit
d. Dietery History
A. Diagnosa Gizi
Tabel 2.1 Diagnosa Gizi
DOMAI PROBLEM ETIPOLOGI SIGNIS
N
NC.3.1 Berat Badan Asupan energi IMT : 15,3
Kurang kurang IMT= -177
B. Diagnosa Medis
Diagnosa medis yaitu Obs.Febris H.2 + Gastritis + ISPA
5
6
2. Tujuan Diet:
a. Memenuhi kebutuhan Energi dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
b. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal
3. Syarat Diet:
a. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB
b. Protein Tinggi, yaitu 2-2,5 g/BB
c. Lemak Cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat cuku[, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
e. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
f. Makanan yang diberikan dalam bentuk mudah cerna
7
8
5. Terapi Edukasi :
a. Topik
Pentingnya menerapkan pola hidup yang sehat.
b. Tujuan Edukasi
Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasien dan
keluarga pasien mengenai pentingnya polah hidup yang sehat dan
menekankan pentingnya dukungan keluarga dalam perubahan
perilaku pasien
c. Materi
Menjelaskan diet energi tinggi protein tinggi.
d. Sasaran
Pasien dan keluarga
e. Metode
Ceramah
f. Waktu & Tempat
Rumah Sakit (Ruang Anak), 15 menit
g. Media
Leafleat
h. Pelaksana
Kelompok 1
i. Rencana Monitoring
1) Berat badan
2) Keadaan Umum pasien (Fisik Klinis)
3) Asupan
4) Pengetahuan Pasien
5) Kepatuhan Diet
2. Susunan Menu.
Dari hasil perhitungan, maka didapatkan standar kebutuhann energi dan
zat gizi harian pasien sebagai berikut;
Energi : 1.831,5 kkal
Protein : 101,7 g
Lemak : 40,7 gr
KH : 297,5 g
Tabel 3.1 Perencanaan Menu Hari 1
Waktu Menu Bahan Makanan Berat (g) E (Kkal) P (g) L (g) KH (g)
Bubur Ayam Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8
Pagi Ayam 25 71,2 6,7 4,7
Telur Rebus Telur Ayam 52 80,7 6,6 5,5 0,6
Nasi Beras 75 270,7 5 0,5 59,6
Wortel 25 7,2 0,2 0,12 1,58
Sayur Sop Buncis 25 3,5 0,5 0,1 0,8
kol 50 5 0,7 0,2 1,1
Ikan Kuah kuning ikan oci 80 89,7 21 1,8
Siang
Tahu kukus Tahu 25 19 2 1,2 0,5
Tepung 50 182 5,2 0,5 38,2
Bolu
gula 10 38,7 10
Susu susu dencow 39 160 5 6 23
Apel Apel 40 23 0,1 0,2 6,1
Nasi Beras 75 270,7 5 0,5 38,2
Telur Rebus Telur Ayam 52 80,7 6,6 5,5 0,6
Ayam 72 205 19,4 13,6
Ayam Saus Kecap
Kecap 5 3 0,5 0,3
Malam
Bayam 50 18,5 1,9 0,1 3,7
Sayur bening kacang panjang 25 8,7 0,5 5,4
Jagung 25 54 1,6 0,6 12,6
Susu susu dencow 39 160 5 6 23
Total 1931,7 96,8 47,42 265,08
10
b. Etiologi
Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam selain
infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau
reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi
suhu sentral (misalnya perdarahan otak, koma). Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit
metabolik maupun penyakit lain. Demam dapat disebabkan karena
kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat
12
13
c. Patofisiologi
Secara teoritis kenaikan suhu pada infeksi dinilai menguntungkan,
oleh karena aliran darah makin cepat sehingga makanan dan
oksigenasi makin lancar. Namun kalau suhu terlalu tinggi (di atas
38,5ºC) pasien mulai merasa tidak nyaman, aliran darah cepat, jumlah
darah untuk mengaliri organ vital (otak, jantung, paru) bertambah,
sehingga volume darah ke ekstremitas dikurangi, akibatnya ujung
kaki/tangan teraba dingin. Demam yang tinggi memacu metabolisme
yang sangat cepat, jantung dipompa lebih kuat dan cepat, frekuensi
napas lebih cepat. Dehidrasi terjadi akibat penguapan kulit dan paru
dan disertai dengan ketidakseimbangan elektrolit, yang mendorong
suhu makin tinggi. Kerusakan jaringan akan terjadi bila suhu tubuh
lebih tinggi dari 41˚C, terutama pada jaringan otak dan otot yang
bersifat permanen. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan kerusakan
batang otak, terjadinya kejang, koma sampai kelumpuhan. Kerusakan
otot yang terjadi berupa rabdomiolisis dengan akibat terjadinya
mioglobinemia
d. Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan lama demam pada anak, dibagi menjadi:
1) Demam kurang 7 hari (demam pendek) dengan tanda lokal yang
jelas, diagnosis etiologik dapat ditegakkan secara anamnestik,
14
e. Manifestasi
Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
1) Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5⁰C)
2) Kulit kemerahan
3) Hangat pada sentuhan
4) Peningkatan frekuensi pernapasan
5) Menggigil
6) Dehidrasi
7) Kehilangan nafsu makan
f. Penatalaksanaan medis
Menurut Kania dalam Wardiyah, (2016) penanganan terhadap
demam dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis, tindakan non
farmakologis maupun kombinasi keduanya
2. Gastritis
a. Pengertian
Gastritis adalah inflamasi pada dinding lambung baik dalam
kondisi akut mapun kronis. Iritasi dari dinding lambung dapat
menyebabkan pendarahan mukosa, edema dan pengikisan dinding
lambung. Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan
terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada
15
b. Etiologi
Penyebab Gastritis yang sering dijumpai ialah :
1) Obat analgesik-antiinflamasi, terutama aspirin. Aspirin dalam
dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.
2) Bahan kimia misalnya lisol
3) Merokok
4) Alkohol
5) Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan,gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan
saraf pusat.
6) Refluks usus lambung
7) Endotoksin .(Siswandana, 2018)
c. Patofisiologi
Mukosa barier lambung pada umumnya melindungi lambung dari
pencernaan terhadap lambung itu sendiri, postaglandin memberikan
perlindungan ini ketika mukosa berier rusak maka timbul peradangan
pada mukosa lambung(gastritis). Setelah barier ini rusak terjadilah
perlukaan mukosa yang dibentuk dan diperburuk oleh histamin dan
stimulasi saraf cholinergic. Kemudian HCI dapat berdifusi baik ke
dalam mucus dan menyebabkan luka pada pembuluh yang kecil, dan
mengakibatkan terjadinya bengkak, pendarahan, dan erosi pada
lambung. Alkohol, aspirin refluks isi suodenal diketahui sebagai
penghambat difusi barier
16
d. Klasifikasi
1) Gastritis Akut
Gastritis Akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada
sebagian besar merupakan penyakit ringan dan sempurna. Salah
satu bentuk gastritis yang maniestasi kilinisnya adalah:
a) Gastritis akut erosive yaitu kerusakan yang terjadi tidak lebih
dalam dari pada mukosa muscolaris (Otot-otot pelapisa
lambung)
b) Gastritis akut hemoragic yaitu pendarahan mukosa lambung
yang menyebabkan erosi dan pemdarahan mukosa lambung
dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti
hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa
tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung tersebut.
2) Gastritis Kronis
Menurut (Anggi 2019) Gastritis kronis adalah suatau
peradangan mukosa lambung yang bersifat menahun. Gastritis
kronis dikalsifikasikan dengan tiga perbedaan yaitu :
a) Gastritis superfical, dengan manifestasi kemerahan, edema,
serta perdarahan dan erosi mukosa
b) Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi diseluruh lapisan
mukosa pada perkembangannya dihubungkan dengan uklus
dan kanker lambung, serta anemia pernisiosa.
c) Gastritis Hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya
nodul-nodul pada mukosa lambung yang bersifat ireguler,
tipis, dan hemoragik
e. Manifestasi
Mnifestasi Gastritis beragam mulai dari keluhan ringan hingga
muncul pendarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa
pasien tidak menimbulkan gejala yang khsas. Manifestasi gastritis
17
f. Penatalaksaan Medis
1) Istirahat baring
2) Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan
lunak. Hindari bahan-bahan yang merangsang.
3) Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti
dimenhidrinat 50 – 100 mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg
per-os. Bila disebabkan oleh kuman-kuman, berikan antibiotika
yang sesuai.
4) Bila nyeri tidak hilang denga antasida, berikan oksitosin tablet 15
menit sebelum makan.
5) Berikan obat antikolinergik bila asam lambung berlebihan.
(Anggi 2019)
3. ISPA
a. Pengertian ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi yang
menyerang saluran pernapasan baik itu saluran pernapasan atas
ataupun saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan atas dimulai
dari bagian lubang hidung, pita suara, laring, sinus parasanal, sehingga
telinga tengah, dan saluran pernapasan bawah terdiri dari trakea,
bronkus, bronkiolus, dan alveoli (Saputri,I.W. 2016). Infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau
bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai
spectrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau
infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung
pada patogen, penyebabnya faktor lingkungan, dan faktor pejamu.
Namun demikian, sering juga ISPA didefinisikan sebagai penyakit
18
b. Etiologi
Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti
bakteri, virus dan riketsia. ISPA bagian atas umumnya disebabkan
oleh virus, sedangkan ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh
bakteri, virus dan 11 mycloplasma. ISPA bagian bawah yang
disebabkan oleh bakteri umumnya mempunyai manifestasi klinik
yang berat sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam
penanganannya. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah
Diplococcus pneumonia, Pneumococcus, Strepcoccus aureus,
Haemophilus Influenza dan lain-lain.Virus penyebab ISPA antara lain
adalah golongan Influenza, Adenovirus (Sinuraya, L.D. 2017).
Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, bakteri, riketsia atau
protozoa. Virus yang termasuk penggolong ISPA adalah rinovius,
koronavitus, adenavirus, dan koksakievirus, influenza, virus sinsial
pernapasan. Virus yang ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau
dibersinkan oleh penderita adalah virus influenza, virus sinsial dan
rino virus (Sinuraya, L.D. 2017).
c. Patofisiologi
Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas.
Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi
bakteri. Timbul mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi
udara, inspirasi dirongga hidung, refleksi batuk, refleksi epiglottis,
19
d. Manifestasi
Gejala ISPA adalah sebagai berikut (Masriadi,2017) :
1) Gejala dari ISPA ringan
a) Batuk
b) Serak, yaitu anak bersuara perau pada waktu mengeluarkan
suara (misal pada waktu berbicara atau menangis).
c) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.
d) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi
anak diraba.
2) Gejala dari ISPA Sedang
a) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang
berumur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per
menit pada anak yang berumur satu tahun atau lebih. Cara
menghitung pernapasan ialah dengan menghitung jumlah
tarikan nafas dalam satu menit dengan menggerakkan tangan.
b) Suhu lebih dari 390C (diukur dengan termometer).
20
e. Penatalkansana klinik
1) Dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigen dan
sebagainya
2) Diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak
mungkin diberi kotrimoksasol atau dengan pemberian
kotrimoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat
antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin
prokain.
3) Berikan makanan yang cukup gizi dan memperbanyak jumlahnya
setelah sembuh
4) Usahakan pemberian cairan (air putih) lebih banyak dari biasanya.
21
2. Tujuan Diet
a. Memenuhi kebutuhan Energi dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
3. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal
4. Syarat Diet
a. Energi sesuai kebutuhan yaitu sebesar 1.831,5 kkal
b. Protein 2,5 g/BB yaitu sebesar101,7 gram
c. Lemak 20% dari kebutuhan energi total yaitu 40,7
d. Karbohidrat 65% dari kebutuhan energi total yaitu 297,5 g
e. Makanan yang diberikan dalam bentuk makanan biasa dan lunak
22
23
24
B. Saran
1. Pasien
a. Agar pasien mentaati diet yang diberikan demi tercapainya status
gizi yang baik
b. Menerapkan gaya hidup yang sehat
2. Instalasi Gizi RSUD Kabupaten Sorong Dr.J.P Wanane
Perlu adanya perbaikan tentang proses pemberian diet kepada
pasien yaitu memberikan pengawasan dan gaya hidup yang sehat
3. Institusi
Melakukan evaluasi dan memperhatikan mahasiswa-mahasiswa
yang praktik selama seminggu sekali
25
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
Skrining
FROM PAGT RAWAT INAP
Umur : 13 Tahun
Energi =
1831,5 kkal
Protein
=101,7 gram
Lemak = 40,7
E Sosek
gram
KH = 297,6
gram
F Data Penunjang
Data Antropometri Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3 BB dan IMT belum dalam Setiap hari
BB = 40 kg BB = 41 BB = 41 status gizi normal
Data Biokimia :
Data Fisik Klinis; Nadi =100 Nadi = 100 Nadi = 80 x/ Data Fisik Klinis belum Setiap hari
x/menit x/menit menit mencapai batas normal
RR = 12-20 x/menit
Data Dietary E= 419,5 kkal E = 486,6 kkal E = 607,8 kkal Asupan makan pasien Setiap hari
meningkat namun belum
mencapai target.
P = 23,2 g P = 46,9 g P = 50,5 g
Selingan
Pagi
Selingan
Pagi
Selingan
Pagi
Selingan
Sore
Selingan
Pagi
Selingan
Sore