Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS MENDALAM

PENATALAKSANAAN GIZI PADA KASUS DYSPNEA EC SUSP INFEKSI


PARU, CKD ON HD, DAN ANEMIA DI RUANG RAWAT INAP PULAU
SELAYAR RUMKITAL dr. MINTOHARDJO

Disusun oleh :

Irna Ghafira 1910714026

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dyspnea merupakan keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan
dalam bernapas (1). Penderita dyspnea seringkali dikaitkan dengan kejadian
penyakit infeksi paru – paru atau penyakit jantung. Terapi yang sering
dilakukan untuk mengatasi dyspnea antara lain dengan terapi obat dan terapi
antioksidan (2). Dalam beberapa kasus, kejadian dyspnea hanya dapat ditangani
dengan prosedur operasi bila keadaan paru – paru sudah mengalami komplikasi
seeperti pulmonary agenesis – hypoplasia (3).

Penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2004, ditemukan bahwa dari 129
subjjek lansia yang mengalami dyspnea menderita penyakit paru – paru.
Kejadian dyspnea lebih sering dialami oleh wanita dengan persentase mencapai
42% dan laki – laki hanya mencapai 29% (4). WHO mengatakan bahwa
berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan, sebanyak 89 wanita dari
129 subjek dengan rata – rata usia 71,5 tahun mengalami dysnea (5).

Kejadian dyspnea masih belum dapat diidentifikasi penyebab khususnya


dan hanya dapat ditemukan faktor – faktor yang dapat mengakibatkan dyspnea.
Hasil studi dari suatu penelitian mengatakan bahwa sebanyak 23% dari 52
subjek menderita dyspnea akibat depresi. Ditemukan juga adanya korelasi yang
tinggi antara kejadian dyspnea dengan penurunan fungsi paru – paru (6).

Walaupun kejadian dyspnea berkaitan dengan kejadian paru – paru,


namun dyspnea dapat dikaitkan dengan kejadian penyakit gagal ginjal. Wallin
mengatakan bahwa seseorang yang mengalami penyakit gagal ginjal akan
mengalami kekurangan albumin akibat malnutrisi yang sering terjadi pada
penderita sehingga dapat menyebabkan gangguan inflamasi sistemik dan
menyebabkan dyspnea (7).

Ditemukan bahwa penderita gagal ginjal yang mengalami dyspnea


mencapai 75%. Suatu studi yang dilaksanakan pada tahun 2014 menemukan
bahwa kejadian dyspnea merupakan gejala yang paling utama bagi penderita
gagal ginjal dan akan semakin meningkat ketika sudah mulai terapi
hemodialisis dengan korelasi yang bersignifikansi tinggi (8). Tahun 2006, suatu
studi menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi ginjal
dengan kejadian dyspnea, baik penyakit gagal ginjal akut maupun gagal ginjal
kronis (9).

Penyakit gagal ginjal umumnya dapat berpengaruh pada kadar biokimia


dalam tubuh, mulai dari sel darah merah, elektrolit, hingga protein. Penderita
penyakit gagal ginjal pada umumnya akan mengalami anemia. Ditemukan rata
– rata wanita berusia 60 tahun keatas penderita gagal ginjal memiliki kadar
hemoglobin yang rendah. Studi tersebut mengatakan bahwa dari hasil filtrasi di
glomerulus, kadar normal sel darah merah yang tersaring sebanyak 14,9 g/dL,
namun pada penderita gagal ginjal hanya sebanyak 10,3 g/dL (10).

Penderita gagal ginjal perlu diperhatikan asupan makannya agar dapat


menunjang kesehatan dan mencegahnya dari komplikasi. Penderita gagal ginjal
yang tidak menjalani terapi hemodialisis perlu diberi batasan dalam pemberian
protein, namun penderita gagal ginjal yang melakukan terapi hemodialisis perlu
ditingkatkan asupan proteinnya. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait asupan
makan yang tepat untuk penderita gagal ginjal hemodialisis, peneliti melakukan
intervensi asuhan gizi pada penderita gagal ginjal di ruang pulau selayar
Rumkital dr. Mintohardjo.

1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang disusun, maka tujuan observasi ini terbagi
menjadi dua yakni tujuan umum dan tujuan khusus.
1.2.1 Tujuan Umum
Observasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
rancangan pola asuh gizi yang baik serta pemilihan diet yang tepat
untuk pasien penderita kasus Dyspnea EC susp infeksi paru, CKD on
HD, dan anemia
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari observasi perencanaan asuhan gizi pada pasien
kasus Dyspnea EC susp infeksi paru, CKD on HD, dan anemia yakni:
a. Peneliti mampu memahami anamnesa riwayat gizi pasien
b. Peneliti dapat menentukan dan menghitung kebutuhan energi,
protein, lemak, dan karbohidrat pasien sesuai dengan penyakit dan
aktifitas fisik.
c. Peneliti mampu observasi dan melakukan analisis data
berdasarkan NCP (Nutrition Care Process)
d. Peneliti mampu menentukan diagnosis serta melaksanakan
intervensi yang tepat untuk pasien penderita kasus Dyspnea EC
susp infeksi paru, CKD on HD, dan anemia.

1.3 Waktu Pelaksanaan


Observasi pasien dengan kasus Dyspnea EC susp infeksi paru, CKD on
HD, dan anemia dilaksanakan pada hari Senin, 31 Oktober 2022 hingga
Sabtu, 5 November 2022 yang berlokasi di ruang P. Selayar Rumkital dr.
Mintohardjo.

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa atau peneliti diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan terkait asuhan gizi klinik di rumah sakit dan dapat
menerapkan ilmu yang didapat untuk bekal ketika sudah bekerja
profesional.
1.4.2 Bagi Rumah Sakit
Penelitian dan observasi pada pasien – pasien di Rumkital dr.
Mintohardjo diharapkan dapat dijadikan sebagai arahan serta
informasi baru mengenai keadaan pasien penderita Dyspnea EC susp
infeksi paru, CKD on HD, dan anemia, khususnya mengenai status
gizi dan pola asuh gizi sehingga dapat dijadikan sebagai patokan
untuk semakin meningkatkan asuhan gizi kepada para pasien yang
sedang berobar di Rumkital dr. Mintohardjo.
1.4.3 Bagi UPN “Veteran” Jakarta
Dengan terlaksananya penelitian dan observasi di Rumkital dr.
Mintohardjo, diharapkan dapat terjalinnya kerjasama yang baik
antara kedua belah pihak sehingga dapat saling menguntungkan satu
sama lain khususnya dalam bidang edukasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dyspnea

Dyspnea merupakan keadaan tubuh yang mengalami sesak napas dan


gangguan dalam bernapas sehingga menimbulkan rasa yang sangat tidak nyaman.
Kejadian dyspnea berkaitan dengan kejadian penyakit kardiovaskuler dan
respirasi tubuh, namun juga dapat terjadi akibat gangguan organ tubuh lainnya.
Mekanisme terjadinya dyspnea dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa hal seperti
the sense of repisatory effort, chemoreceptors, dan mechanoreptors.

The sense of respiratory effort berkaitan dengan kekuatan otot paru – paru
dengan tekanan udara. Kekuatan otot paru – paru memiliki sinyal untuk
meningkatkan kekuatan ototnya untuk meningkatkan tekanan udara lebih tinggi
bila dalam keadaan tubuh membutuhkan udara atau pasokan oksigen lebih.
Penderita dyspena kemungkinan mengalami kelemahan pada otot paru – paru
sehingga mengalami kesulitan dalam memenuhi pasokan udara (volume udara
paru – paru). Akibat dari terjadinya pelemahan otot paru – paru tersebut, pendeirta
dyspnea akan mengalami kesulitan dalam bernapas.

Mekanisme selanjutnya yang menyebabkan dyspnea adalah chemoreceptors


atau kemoreseptor. Keadaan tersebut terjadi ketika kemo reseptor di bagian
peripheral otak meingkatkan volume pernapasan. Reseptor tersebut menyebabkan
tubuh merasakan sensasi kesulitan dalam bernapas dan membuat tubuh
meningkatkan kecepatan pernapasannya. Mekanoseptor terdiri dari berbagai
macam respon mekanisme seperti upper airway receptors, chest wall receptors,
lung receptors, dan integration of sensory information receptors. Pada reseptor
aliran udara atas atau upper airway receptors, penderita dyspnea akan mengalami
kesulitan bernapas ketika bernapas melalui mulut. Studi terkait kejadian tersebut
mengatakan bahwa hal tersebut terjadi akibat adanya pengaruh dari reseptor pada
bagian saraf trigeminal yang menyebabkan kesulitan bernapas.

Pada mekanisme chest wall receptors, penderita dyspnea mengalami kesulitan


dalam bernapas akibat otak menerima stimuli yang berkaitan dengan pelemahan
otot bagian dada dan berpengaruh pada proses respiarasi. Studi yang dilakukan
oleh Manning mengatakan bahwa vibrasi yang ditimbulkan pada bagian dada
intercostal dapat menginduksi kesulitan dalam bernapas. Lung receptors terjadi
ketika bagian dada mengalami kontraksi berlebih sehingga tubuh mengalami
sensasi kesulitan dalam bernapas. Mekanisme integration of sensory information
receptors merupakan suatu teori yang dibuat oleh Campbell dan Howell. Peneliti
tersebut mengatakan bahwa dyspnea terjadi akibata danya keterkaitan dengan
tekanan yang timbul sehingga menyebabkan kesulitan dalam bernapas. Pada
umumnya, teori tersebut menjelaskan bahwa dyspnea terjadi akibat adanya
turbulensi dari otot respiratori yang mengalami perubahan panjang otot dan
volume paru – paru (11).
2.2 Chronic Kidney Disease

Penyakit gagal ginjal kronis atau chronic kidney disease merupakan penyakit
akibat penurunan fungsi ginjal dan bersifat irreversible atau tidak dapat
disembuhkan. Penurunan fungsi ginjal dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai
dari diabetes, hipertensi, infeksi, kekurangan pasokan darah ke ginjal, dan
kerusakan pada saluran kemih. Penyakit gagal ginjal bersifat seumur hidup,
artinya penderita gagal ginjal akan harus terapi dan menjalani pengobatan gagal
ginjal seumur hidupnya. Prosedur medis yang dilaksanakan untuk meringankan
kinerja ginjal dalam menyaring sisa metabolism dalam darah yaitu dengan
hemodialisis dan transplantasi ginjal. Hemodialisis dilaksanakan untuk
membersihkan sisa metabolisme dalam darah dan mencegahnya dari kejadian
azotemia hingga kematian.

Etiologi paling umum dari kejadian gagal ginjal berasal dari diabetes mellitus
dan hipertensi (12). Studi yang dilaksanakan di Sri Lanka menemukan bahwa
penyakit gagal ginjal dapat disebabkan dari racun mikroba, pestisida, dan
keebrsihan air lingkungan sekitar. Ditemukan bahwa bahan makanan konsumsi
yang terpapar pestisida dapat meningkatkan kandungan organofosfat yang dapat
memperberat kerja ginjal. Toksiksisitas yang disebabkan oleh mikrobiologi dapat
meningkatkan sifat nefrotik dan karsinogenik di dalam tubuh. Jenis bakteri yang
memproduksi kandungan tersebut adalah Aspergillus. Pasokan air yang sering
dijadikan sebagai konsumsi utama berpengaruh terhadap kejadian gagal ginjal.
Ditemukan bahwa konsumsi air yang berasal dari sumur dan hasil irigasi
berpotensi dapat meningkatkan risiko terjadinya gagal ginjal karena mengandung
mineral yang tinggi (13).

Penyakit gagal ginjal kronis dapat terjadi dari orang berusia muda hingga
sudah lansia. Pada umumnya, penyakit gagal ginjal kronis seringkali diderita oleh
wanita berusia 60 tahun keatas (14). Diagnosis penyakit gagal ginjal dilihat dari
biomarker kadar mineral dan GFR (Glomerular Filtration Rate). Penderita gagal
ginjal cenderung memiliki kadar mineral dalam darah yang diatas normal dan
GFR yang berada pada rentang kurang dari 60 mL/min per 1.73m2. Patofisiologi
dari penyakit gagal ginjal kronis dapat dilihat dari kejadian proteinuaria.
Peningkatan kadar albumin dan protein di dalam darah yang sudah melewati
proses penyaringan di glomerulus dapat dijadikan sebagai gejala terjadinya gagal
ginjal dalam tubuh. Semakin tinggi kadar protein dan albumin yang ditemukan di
dalam darah, maka fungsi ginjalnya dapat diindikasi semakin melemah dan tidak
bekerja dengan baik.

Diagnosis dari pengecekan haematuria dan pyuria (sedimen urine) dijadikan


sebagai pengecekan penyakit gagal ginjal di dalam tubuh. Cara untuk melakukan
uji haematuria dan pyuria menggunakan sampel urine dari pasien, bila ditemukan
terdapat kandungan sel darah merah dan sel darah putih yang tinggi maka akan
dianalisis lebih lanjut untuk memastikan bahwa pasien menderita gagal ginjal
(15).

Hasil studi dari Amerika menemukan bahwa pendeirta gagal ginjal berpotensi
mengalami gangguan nutrisi seperti malnutrisi dan hipoalbumin (bila sudah
mengalami hemodialisis). Studi tersebut menyimpulkan bahwa asupan protein
bagi penderita gagal ginjal tanpa dialysis disarankan untuk konsumsi rendah
protein sebesar 0,8 – 1,0 gr per harinya, walau terdapat banyak perdebatan karena
asupan protein yang terlalu rendah berisiko mengalami malnutrisi hingga
kematian (16).

2.3 Anemia

Anemia merupakan kondisi klinis yang umum terjadi di kalangan masyarakat.


Gangguan anemia merupakan keadaan dimana seseorang memiliki kadar sel darah
merah dibawah normal. Penderita anemia terdiri dari berbagai kalangan, mulai
dari bayi hingga lansia, bestatus ekonomi rendah hingga tinggi, dan berpotensi
untuk dialami oleh semua golongan. Seseorang yang mengalami gangguan anemia
memiliki pengaruh buruk terhadap aktifitas sehari – harinya seperti kehilangan
focus, mudah lelah, mengantuk, dan lemas.

Penderita anemia seringkali diderita oleh wanita hamil dan wanita usia subur.
Wanita hamil memiliki kerentanan untuk mengalami anemia karena asupan
nutrisinya yang menjadi dua kali lipat dan bila mengalami anemia dapat
meningkatkan risiko bayi lahir berat rendah. Wanita hamil penderita anemia juga
dapat mengalami peningkatan risiko pendarahan hingga kematian.

Gangguan anemia dapat terjadi karena kekurangan asupan zat besi, vitamin B12,
dan genetik. Mekanisme terjadinya penyakti anemia karena kekurangan zat besi
dimulai dari hepcidin. Hepcidin merupakan hormone peptide dari hati yang
berfungsi untuk mengatur zat besi dan sel darah merah. Pada kasus kekurangan
kandungan zat besi di dalam tubuh, hormone hepcidin akan ditekan agar dapat
menyerap semua kandungan zat besi di dalam tubuh dari berbagai sumber seperti
usus dan lainnya.

Produksi eritropotein (EPO) dari ginjal meningkatkan respon tubuh untuk


memproduksi hormone hypoxia – inducible 2α (HIF-2α). Keadaan tersebut
membuat tubuh untuk memproduksi sel darah merah yang memiliki kandungan
zat besi rendah (bila asupan zat besi orang tersebut rendah), sehingga sel darah
merah tersebut akan dihancurkan oleh makrofag. Proses penghancuran sel darah
merah tersebut merangsang proses produksi hormone hepcidin untuk
mempertahankan kadar zat besi di dalam tubuh. Hormon hepcidin akan
merangsang sumsum tulang belakang dan bagian usus untuk menyerap zat besi
secara maksimal agar tubuh memiliki kandungan zat besi yang cukup untuk
memproduksi sel darah merah yang sehat.

Kurangnya asupan zat besi sehingga dapat menyebabkan anemia adalah


kemiskinan, malnutrisi, berjenis kelamin wanita, dan kurangnya asupan protein
yang cukup. Pemilihan diet vegetarian dan vegan turut berkontribusi pada angka
penderita anemia di dunia karena memiliki persentase protein yang rendah di
dalam diet tersebut. Kehilangan darah berlebih akibat kecelakaan, cedera, pasca
operasi, dan menstruasi berat juga menjadi penyebab terjadinya anemia pada
orang – orang.
Anemia dapat didiagnosis secara klinis dan biokimia seseorang. Secara klinis,
penderita anemia akan terlihat lemah, lelah, linglung, tidak fokus, memilik wajah
yang pucat, dan mudah pingsan. Secara biokimia, seseorang akan dikatakan
mengalami anemia bila memiliki kadar hemoglobin dibawah 12 g/dL. Pencegahan
yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya anemia yaitu dengan rutin
untuk konsumsi tablet tambah darah sebanyak satu bulan sekali atau bagi wanita
yaitu satu bulan sekali ditambah asupan selama sedang menstruasi. Penderita
anemia akut hanya dapat bisa ditangani dengan melakukan transfusi darah (17).

Suatu studi menemukan bahwa anemia dapat berkaitan dengan penyakit gagal
ginjal kronis. Anemia tersebut merupakan normositik, normokromk, dan
hipoproliferatif. Maksud dari penelitian tersebut yaitu terjadinya penurunan
fungsi ginjal di dalam tubuh, menyebabkan ginjal mengalami kesulitan dalam
menyaring sel darah merah dan zat besi saat proses filtrasi di glomerulus.
Keadaan tersebut akan menyebabkan terjadinya anemia di dalam tubuh dalam
jangka waktu lama. Tidak hanya itu, akibat adanya pembatasan dalam asupan
protein, penderita gagal ginjal kronis mengalami defisit asupan sumber zat besi
(18).

2.4 Asuhan Gizi Penderita Gangguan Ginjal Kronis


Pemberian asuhan gizi pada penderita gagal ginjal perlu diterapkan secara
tepat,hal ini disebabkan karena penderita gagal ginjal memiliki fungsi ginjal yang
kurang baik untuk mengolah cairan hingga protein di dalam tubuh. Asupan zat
gizi yang berlebih pada penderita gagal ginjal dapat mengakibatkan komplikasi
dan memperberat kerja ginjal (19). Asuhan gizi pada penderita gagal ginjal kronis
dibagi menjadi dua tipe, yaitu diet gagal ginjal kronis hemodialisis dan non
hemodialisis. Perbedaan dari diet tersebut adalah dari segi perhitungan asupan
protein. Penderita gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis akan memiliki
asupan protein yang tinggi untuk mengembalikan kandungan protein yang hilang
saat proses cuci darah, sedangkan bagi penderita non dialysis akan diberikan diet
rendah protein agar tidak memperberat proses filtrasi ginjal. Jumlah protein yang
diberikan bagi penderita hemodialisis disarankan mencapai 1,2 g/kgBB per
harinya, sedangkan bagi non dialysis hanya 0,8 g/kgBB per harinya (20).
BAB III
PROSES GIZI TERSTANDAR

3.1 DATA RIWAYAT PASIEN


3.1.1 Identitas Pasien
Tabel 1 Data Umum Pasien
Nama : Ny. I No RM : 259378
Umur : 73 tahun Ruang :4A
Jenis : Wanita Tanggal Masuk : 29 Oktober 2022
Kelamin
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Tanggal Kasus :30 Oktober 2022
Pendidikan : SD Alamat : Bendungan Hilir
Agama : Islam Diagnosis : Dyspnea EC susp Infeksi
Medis Paru + CKD on HD +
Anemia

3.1.2 Berkaitan dengan Riwayat Penyakit


Tabel 2 Data Riwayat Pasien
Sesak napas timbul sejak 1 minggu yang lalu tapi hilang
Keluhan Utama timbul, memberat sejak 1 hari lalu, mual (+), BAB dan
BAK normal
Riwayat Penyakit CKD on HD
Sekarang
-
Riwayat Penyakit
Dahulu

-
Riwayat Penyakit
Keluarga

3.1.3 Berkaitan dengan Riwayat Gizi


Tabel 3 Data Riwayat Gizi
Aktifitas Fisik Jumlah Jam kerja : 4 jam/ hari
Jumlah tidur sehari : 8 jam/ hari
Jenis olahraga : tidak pernah olahraga
Frekuensi olahraga : -
Alergi makanan Makanan : -
Penyebab : -
Jenis diet khusus : -
Alasan : -
Yang menganjurkan : -
Masalah Nyeri ulu hati (-) Mual (-) Muntah (-)
Gastrointestinal Diare (-) Konstipasi (-) Anoreksia (-)
Perubahan pengecapan/penciuman (-)
Penyakit kronik Jenis penyakit : -
Modifikasi diet : -
Jenis dan lama pengobatan : -
Kesehatan mulut Sulit menelan (-), Stomatitis (-), Gigi lengkap (-)
Pengobatan -

Perubahan berat badan -

3.2 ASSESSMENT
3.2.1 Antropometri
Tabel 4 Hasil Pengukuran Antropometri
Tinggi Badan Tinggi Lutut Panjang Ulna Berat Badan LILA
22 21

Pembahasan :
Estimasi tinggi badan :
= 85,80 + (2,97 x PU)
= 85,80 + (2,97 x 22) = 151,14 cm
Estimasi berat badan :
21
= x (151,14 – 100)
28,3
= 0,73 x 51,14 = 37,2 kg
37,3
IMT = 2 = 16,32 kg/m (Sangat Kurus)
2
1,15114
Estimasi Berat Badan Ideal :
= (TB – 100) – (TB – 100) x 10%
= 51,4 – 51,4 x 10% = 46 kg
Klasifikasi batas ambang Indeks Massa Tubuh (IMT oleh FAO/WHO untuk Indonesia
yaitu:
Tabel 5 Klasifikasi IMT menurut WHO
Kategori Nilai IMT
Sangat Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17.0
Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan 17 - < 18.4
Normal 18.5 – 25
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan > 25.1 – 27.0
Obesitas Kelebihan berat badan tingkat berat >27.0
(Sumber : P2PTM Kemenkes, 2019)
3.2.2 Pemeriksaan Biokimia
Tabel 6 Hasil Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan Satuan/ Nilai Awal Masuk Awal Kasus Keterangan
Normal RS 1/11/2022
29/10/2022
Leokosit 4000 – 11000 24100 sel/µl Tinggi
Eritrosit 4.40 – 5.50 2.56 jt/mL Rendah
Hemoglobin 12.3 – 15.3 6.3 mg/dL Rendah
Hematokrit 36 - 45 19% Rendah
GDP 70 – 100 130 mg/dl 94 mg/dl Normal
Ureum 17 – 43 90 mg/dl 161 mg/dl Tinggi
Kreatinin 0,6 – 1.0 3.3 mg/dl 5.4 mg/dl Tinggi
(Sumber : Data Rekam Medis Rumkital dr. Mintohardjo)
Pembahasan :
Leukosit Ny. I mengalami peningkatan yang disebabkan karena diagnosis infeksi paru
yang menyebabkan pasien mengalami reaksi imunitas, yaitu peningkatan leukosit atau
sel darah putih. Berdasarkan hasil laboratorium eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit,
Ny. I didiagnosis menderita anemia karena hasil tes tersebut menunjukan hasil yang
rendah. Pada awal masuk rumah sakit, Ny. I memiliki GDP (Gula Darah Puasa) yang
tinggi, namun Ketika beberapa hari setelah masuk rumah sakit, GDP (Gula Darah
Puasa) Ny. I telah mengalami penurunan. Kadar ureum dan kreatinin Ny. I memiliki
status yang tinggi akibat penyakit gagal ginjal yang diderita oleh pasien.

3.2.3 Pemeriksaan Fisik Klinik


a. Kesan Umum : Compos Mentis
b. Pemeriksaan Penunjang :-
c. Pemeriksaan Tanda Vital :
Tabel 7 Hasil Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Suhu 36,2oC 36 - 37 Normal
Nadi 80x/menit 60 – 100x/mnt Normal
Respirasi 25x/menit 16 – 20/mnt Takipnea
Tekanan Darah 132/87 mmHg 120/80 mmHg Pra - hipertensi
(Sumber : Data Rekam Medis Rumkital dr. Mintohardjo)
Pembahasan :
Respiratory rate Ny. I mengalami takipnea, hal ini dapat disebabkan karena Ny. I
sedang mengalami sesak napas. Tekanan darah Ny.I termasuk dalam skala pra-
hipertensi, hal ini disebabkan iwayat kesehatan Ny. I yang memiliki tekanan darah
tinggi
Tabel 8 Klasifikasi Hipertensi JNC - WII 2003
Kategori TPS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Kategori TPS (mmHg) TDD (mmHg)
Pra-Hipertensi 120 – 139 Atau 80 – 89
Hipertensi tingkat 1 140 – 159 Atau 90 – 99
Hipertensi tingkat 2 >160 Atau > 100
3.2.4 Dietary History

Tanggal : 30/10/2022
Tabel 9 Food Recall 24 Hours
Waktu Nama Bahan Porsi Berat Nilai Gizi
Makan Hidangan Makanan (URT) (g) E P L KH
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Pagi Wafer Wafer 2 buah 40 g 178,8 3 5,6 29,4
Siang Bubur Bubur 1 porsi 350 g 255,1 4,5 0,3 56,0
Telur Telur 1 btr 60 g 93,1 7,6 6,4 0,7
rebus
Tahu Tahu 1 ptg sdg 40 g 30,4 3,2 1,9 0,8
lunak Kecap 3 sdm 30 g 3,0 0,5 0,0 0,3
Malam Bubur Bubur 1 350 g 255,1 4,5 0,3 56,0
mangkuk
Semur Telur 1 btr 60 g 93,1 7,6 6,4 0,7
Telur Kecap 5g 5g 3,0 0,5 0,0 0,3
Minyak 5g 5g 43,1 0,0 5,0 0,0
Kalio tahu Tahu 1 ptg sdg 40 g 30,4 3,2 1,9 0,8
Kecap 5g 5g 3,0 0,5 0,0 0,3
Minyak 5g 5g 43,1 0,0 5,0 0,0
Bening Bayam 3 sdm 30 g 11,1 1,1 0,1 2,2
bayam Wortel 3 sdm 30 g 7,7 0,3 0,1 1,4
jagung
TOTAL 1195,5 49,9 42,5 149,8
KEBUTUHAN 1880 55,2 44,6 305,5
%ASUPAN 63,5% 90 95,2% 49,6%
%

Pembahasan :
Berdasarkan hasil perhitungan persentase asupan Ny. I dari food recall, didapatkan
bahwa asupan energi pasien hanya mencukupi sebesar 63,5% dari total asupan,
bergitupula dengan karbohidrat yang hanya mencapai 49,6% dari total asupan. Untuk
asupan protein dan lemak, Ny. I telah mencapai kebutuhan persentase, yaitu sebesar
90% untuk asupan protein dan 95,2% untuk asupan lemak.

3.2.5 Terapi Medis

Tabel 10 Terapi Medis


Jenis Obat/ Tindakan Fungsi
Inj. Furosemid 2 x 40 mg Mengatasi penumpukan cairan di dalam tubuh
dan menekan urine untuk keluar dari tubuh
Inj. Cefuporazone Antibiotik untuk infeksi bakteri
ABC 3 x 1 tab Penambah asam folat, bikarbonat, dan kalsium
(CaCo3)
Kalitalke Untuk mengobati hiperkalemia akibat gagal
ginjal akut
(Sumber : Data Rekam Medis Rumkital dr. Mintohardjo)

3.2.6 Dokumentasi Gizi


Tabel 11 Pendokumentasian Assessment Gizi
Data dasar Identifikasi masalah

Antropometri (A)
AD 1.1
AD 1.1.1 Berat badan 37,2 kg - Status gizi kurang
AD 1.1.1Berat badan ideal 46
kg
AD 1.1.2 Tinggi badan 151,14
cm
AD 1.1.5 IMT 16,32 kg/m2

Biokimia (B)
BD 1.2
BD 1.2.1 ureum 90 mg/dL
(29/10/2022) 161 mg/dL
(1/11/2022)
BD 1.2.2 kreatinin 3.3 mg/dL - Gangguan fungsi ginjal
(29/10/2022) 5.4 mg/dL - Anemia
(1/11/2022)

BD 1.10
BD 1.10.1 Hemoglobin 6.3
mg/dL
(Normal 12.3 – 15.3 mg/dL)
BD1.10.2 Hematokrit 19%
(Normal 36 – 45%)

Klinis (C)
PD 1.1
Tekanan darah 132/87 mmHg - Pra-Hipertensi
(Normal: 120/80 mm/Hg) - Takipnea
PD 1.1.4 8
Respirasi 25x/menit
(Normal : 16 – 20x/menit)

Riwayat makanan dan Gizi


Data dasar Identifikasi masalah

(D) - Asupan makan energi


FH 1.2 rendah
FH 1.2 Asupan karbohidrat dari - Asupan karbohidrat
food recall 24 hours rendah rendah
sebesar 49,6% dan asupan
energi rendah sebesar 63,5%
dari total kebutuhan energi

Riwayat Pasien (E)


CH 1.1
CH 1.1.1 Usia 73 tahun
CH 1.1.2 Jenis kelamin wanita

3.3 DIAGNOSIS GIZI


3.3.1 Domain Intake
NI 2.1 Asupan tidak adekuat berkaitan dengan sesak dan mual ditandai
dengan persentase asupan energi dan karbohidrat ≤ 80%

3.3.2 Domain Klinis


NC 2.2 Perubahan nilai laboratorium eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit,
berkaitan dengan diagnosis medis anemia ditandai dengan kadar eritrosit,
hemoglobin, dan hematokrit dibawah normal, yaitu eritrosit sebesar 2.56
mg/dL, hemoglobin 6.3mg/dL, dan hematokrit sebesar 19%.

NC 2.2 Perubahan nilai laboratoium ureum dan kreatinin berkaitan dengan


gangguan fungsi ginjal ditandai dengan tingginya kadar ureum 161 mg/dL
(normal 17 – 43 mg/dL) dan kreatinin 5.4 mg.dL (normal 0,6 – 1,0 mg/dL)

3.4 PERENCANAAN ASUHAN GIZI


3.4.1 Preskripsi Diet
a. Tujuan Diet
 Membantu memenuhi kebutuhan asupan zat gizi
 Membantu memperbaiki status gizi pasien secara bertahap
 Membantu meningkatkan massa tubuh dan status gizi
 Mmbantu mencegah komplikasi
 Memberikan dukungan fungsi imun tubuh
b. Syarat Diet
 Energi diberikan 30 g/KgB/Hari setara dengan 1380 kkal
dengan penambahan 500 kkal
 Protein diberikan 1,1 g/kg BB/hari setara dengan 50,6 g (10,7%)
 Lemak diberikan idealnya 30% dari total energi setara dengan
62,6 g
 Karbohidrat 59,3% dari total energi setara dengan 278,4 g
c. Kebutuhan Zat Gizi
1) Kebutuhan Energi
BMR = 30 kkal/ BBI
= 30 x 46 = 1380 kkal
= 1380 kkal + 500 kkal (penambahan kalori) = 1880 kkal
2) Kebutuhan Protein
= 1,1 g/Kg BBI = 1,1 g x 46 = 50,6 g = 10,7% dari total
kebutuhan
3) Kebutuhan Lemak
= 30% x Total energi
564
= 30% x 1880 = = 62,6 g
9
4) Kebutuhan Karbohidrat
= energi – (protein + lemak)
= 1880 – (766,4)
= 1113,6 kkal = 278,4 g = 59,3% dari total kebutuhan
3.4.2 Metode Pemberian
a. Jenis Diet : Diet Dialisis Protein 50,6 g
b. Bentuk Makanan : Nasi Tim
c. Cara Pemberian : Oral
d. Frekuensi : 3x makan besar, 2x selingan
e. Perencanaan Menu : Lampiran
3.4.3 Rencana Monitoring dan Evaluasi
Tabel 12 Rencana Monitoring dan Evaluasi
Monitor Parameter Evaluasi/ Target
Antropometri Berat badan Memantau bila terjadi
penurunan berat badan atau
kenaikan berat badan
Biokimia Kadar ureum, Memantau kadar ureum,
kreatinin,hemoglobin kreatinin,hemoglobin,
, hematokrit, dan hematokrit, dan eritrosit sampai
eritrosit batas normal
Klinis Tekanan darah, Memantau tekanan darah,
pernapasan, suhu, pernapan, suhu, dan nada dalam
nadi batas normal
Asupan Asupan makan Memastikan asupan makan per
makanan minimal mencapai hari mencapai minimal 80%
80% dari total dari total kebutuhan dengan
kebutuhan energi membandingkan kebutuhan
energi dengan jumlah sisa
makan

3.4.4 Konsultasi Gizi


Hari, Tanggal : Senin, 7 November 2022
Tempat : Ruang Pulang Selayar Ruang 4A
Sasaran : Ny. I dan pendamping
Jenis Diet : Dialisis Protein 50,6 g
Materi Konseling :
 Tujuan
a. Memberikan pengetahuan terkait makanan dan diet untuk
penderita ginjal hemodialisis
b. Meningkatkan kesadaran untuk menghindari makanan yang tidak
dianjurkan untuk mencegah komplikasi
 Media : Leaflet
 Materi :
a. Menjelaskan diet Gagal Ginjal Kronis HD secara umum
b. Menjelaskan jenis bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan
c. Memberikan penjelasan terkait perhitungan kebutuhan energi per
hari untuk bisa memenuhi kebutuhan gizi
d. Menyampaikan informasi terkait contoh menu yang bisa dikonsumsi
per harinya, dan konsep piring T untuk lansia yang baik agar dapat
menunjang tingkat kesehatan pasien
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Evaluasi Asupan Zat Gizi


Berdasarkan hasil observasi dan analisis asupan makan Ny.I dari
perhitungan sisa makan dan perhitungan menu, didapatkan bahwa Ny.I
memiliki asupan makan yang baik. Pada asupan energi, Ny.I memiliki rata –
rata sebesar 85,2%, protein 83,11%, lemak 89,6%, dan karbohidrat sebesar
81,9%. Bila dilihat dari hasil rata – rata per hari, hari ke – 3 merupakan
jumlah asupan yang paling baik dibandingkan hari – hari lainnya. Hasil
wawancara dengan Ny.I terkait hal ini disebabkan Ny.I merasa badannya
lebih baik setelah cuci darah dan merasa lapar sehingga nafsu makannya
meningkat. Pada hari pertama, Ny.I memiliki asupan yang rendah
disebabkan kurang nafsu makan.
Tabel 13 Persentase Asupan Gizi Selama Intervensi
Persentase (%)
Hari
E P L Kh
1 65,8671 68,0867 80,9764 57,577
2 78,7681 69,1223 82,1467 79,0616
3 100 100 100 100
4 92,6916 89,6272 88,442 86,3891
5 88,9158 89,7187 96,9217 86,8372
Rata-rata (%) 85,2485 83,311 89,6973 81,973
Keterangan Baik Baik Baik Baik

4.1.1 Asupan Energi selama Intervensi


Berdasarkan hasil observasi, didapatkan bahwa asupan energi
Ny.I mencapai batas minimal dan masuk dalam kategori yang baik.
Ny. I mengalami peningkatan pada hari pertama dan kelima,
namun pada hari pertama, kedua, dan keempat Ny.I mengalami
penurunan disebabkan alas an kurang nafsu makan dan merasa
Lelah pasca hemodialisis.
Persentase Asupan Energi selama 5
Hari
120%

100%

80%

Persentase
60%

40%

20%

0%
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
Grafik 1 Persentase Asupan Energi selama Intervensi

4.1.2 Asupan Protein selama Intervensi


Hasil intervensi asupan makan selama lima hari kepada Ny.I,
didapatkan bahwa asupan proteinnya masuk dalam kategori yang
baik, yaitu sebesar 83,3%. Bila dilihat dari rata – rata per harinya,
Ny.I per harinya memiliki asupan protein yang baik kecuali pada
hari pertama intervensi, yaitu hanya sebesar 68,08% dari total
kebutuhan per hari.

Persentase Asupan Protein selama 5 Hari


140%

120%

100%
Persentase

80%

60%

40%

20%

0%
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
Grafik 2 Persentase Asupan Protein selama Intervensi

4.1.3 Asupan lemak selama intervensi


Berdasarkan hasil observasi dan analisis, didapatkan bahwa
Ny.I memiliki asupan lemak yang baik dengan nilai sebesar 89,9%.
Ny.I memiliki asupan lemak yang paling baik pada hari ketiga
intervensi dengan nilai sebesar 100%.
Persentase Asupan Lemak selama 5
Hari
120%

100%

80%

Persentase
60%

40%

20%

0%
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
Grafik 3 Persentase Asupan Lemak selama Intervensi

4.1.4 Asupan Karbohidrat selama Intervensi


Asupan karbohidrat Ny.I berada pada kategori yang baik, dengan
nilai sebesar 81,9%. Pada hari ketiga intervensi, Ny.I mengalami
asupan karbohidrat yang baik dengan persentasse mencapai 100%.
Pada hari pertama dan kedua intervensi, asupan karbohidrat Ny.I
tidak mencapai batas normal 80% yaitu hanya mencapai 57,7% dan
79,06%.

Persentase Asupan Karbohidrat se-


lama
5 Hari
120%
100%
80%
Persentase

60%
40%
20%
0%
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
Grafik 4 Persentase Asupan Karbohidrat selama Intervensi

4.2 Pengamatan Biokimia


Tabel 14 Hasil Pemeriksaan Biokimia selama Intervensi
Satuan Tanggal
Pemeriksaan / Nilai
Keterangan
Urin/ Darah Norma 1/11/22 2/11/22 3/11/22 4/11/22 5/11/22
l
4.10 – 3.02 1.84 2.76 Rendah
Eritrosit - -
5.20 jt/uL jt/uL jt/uL
Meningkat
12.3 – 7.3
Hemoglobin - 7 g/dL 5 g/dL - namun masih
15.3 g/dL
rendah
Meningkat
Hematokrit 36 – 45 - 22% 15% - 21% namun masih
rendah
161 96 99 Menurun namun
Ureum 17 – 43 - -
mg/dL mg/dL mg/dL masih tinggi
0.7 – 5.4 3.6 3.2 Menurun namun
Kreatinin - -
1.2 mg/dL mg/dL mg/dL masih tinggi

Berdasarkan hasil biokimia selama lima hari intervensi, terdapat


peningkatan pada hasil uji lab Ny. I. Kadar eritrosit pasien mengalami
peningkatan, namun belum mencapai batas normal. Bila dilihat pada tanggal
3 November, Ny. I mengalami penurunan terhadap hamper semua kadar lab,
mulai dri eritrosit yang sebelumnya 3.02 jt/uL menjadi 1.84 jt/uL,
hemoglobin dari 7 g/dL menjadi 5 g/dL, hematokrit menurun menajdi 15%
yang awalnya adalah 22%. Untuk kadar hemoglobin, hematokrit, eritrosit,
ureum, dan kreatinin mengalami perubahan yang naik – turun dan belum
mencapai batas normal.
4.3 Pengamatan Klinis
Tabel 15 Hasil Pemeriksaan Klinis selama Intervensi
Satuan/ Tanggal
TTV Nilai KU
1/11/22 2/11/22 3/11/22 4/11/22 5/11/22
Normal
Tekanan 120/80 165/100 150/90 150/90 132/85 121/75
CM
darah mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg
60 – 100 94 94 97 75
Nadi CM 91 x/mnt
x/mnt x/mnt x/mnt x/mnt x/mnt
16 – 20 20 20 20 20
Pernapasan CM 20 x/mnt
x/mnt x/mnt x/mnt x/mnt x/mnt
36 - 37 36,7
Suhu CM 36,7 ℃ 36 ℃ 36 ℃ 36,2℃
℃ ℃

Berdasarkan hasil observasi dari data catatan tanda – tanda vital, Ny. I
memiliki tekanan darah tinggi, namun tekanan darah Ny. I menurun secara
perlahan hingga mencapai batas normal pada hari terakhir intervensi. Untuk
tanda – tanda vital nadi, pernapasan, dan suhu, masih dalam batas normal
selama lima hari intervensi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengkajian hasil dan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. Rata-rata persentase asupan energi Ny.I selama lima hari intervensi gizi
adalah 85,2%; protein 83,3%; lemak 89,6%; dan karbohidrat 81,9%. Secara
keseluruhan, asupan zat gizi pasien masuk dalam kategori baik.
2. Hasil uji biokimia Ny.I menunjukkan bahwa kadar ureum dan kreatinin
mengalami kemajuan untuk mencapai batas normal, namun masih dalam
kadar yang tinggi. Hemoglobin Ny.I mengalami perubahan yang tidak stabil
dan masih dalam kategori yang rendah
3. Berdasarkan hasil observasi klinis Ny.I, didapatkan bahwa tekanan darah
Ny.I masih tinggi namun menagalmi penurunan secara konstan.
4. Hasil wawancara terkait pengetahuan pemilihan bahan makanan, Ny.I dapat
diajak kooperatif. Begitu pula dengan para anggota keluarganya yang silih
berganti menjaga Ny.I dan seringkali menanyakan bahan makanan atau
makanan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh Ny.I

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, Ny.I disarankan untuk tetap menjaga asupan
makanannya agar dapat meningkatkan berat badan Ny.I hingga mencapai status
gizi normal secara bertahap. Disarankan untuk para anggota keluarga dari Ny.I
untuk membantu mengawasi serta menjaga pola makan Ny. I sesuai dengan
yang sudah di jelaskan pada saat konsultasi agar Ny.I dapat mencapai status gizi
normal dan tingkat kesehatannya mengalami kemajuan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Cynthia W. Dyspnea. Cancer J. 2006;12(5):365–73.


2. Horowitz RI, Freeman PR, Bruzzese J. Efficacy of glutathione therapy in relieving
dyspnea associated with COVID-19 pneumonia: A report of 2 cases. Respir Med
Case Rep. 2020;30:101063.
3. Sunam G, Ceran S. Pulmonary Artery Agenesis and Lung Hypoplasia. Electron J
Gen Med. 2009 Oct 15;6(4):265–7.
4. Pedersen F, Raymond I, Mehlsen J, Atar D, Hildebrandt PR. Prevalence of diastolic
dysfunction as a possible cause of dyspnea in the elderly. Am J Med. 2005
Jan;118(1):25–31.
5. WHO. Prevalence of Dyspnea. World Health Organization.
6. Ryerson CJ, Berkeley J, Carrieri-Kohlman VL, Pantilat SZ, Landefeld CS, Collard
HR. Depression and Functional Status Are Strongly Associated With Dyspnea in
Interstitial Lung Disease. Chest. 2011 Mar;139(3):609–16.
7. Salerno FR, Parraga G, McIntyre CW. Why Is Your Patient Still Short of Breath?
Understanding the Complex Pathophysiology of Dyspnea in Chronic Kidney
Disease. Semin Dial. 2017 Jan;30(1):50–7.
8. Palamidas AF, Gennimata SA, Karakontaki F, Kaltsakas G, Papantoniou I,
Koutsoukou A, et al. Impact of Hemodialysis on Dyspnea and Lung Function in
End Stage Kidney Disease Patients. BioMed Res Int. 2014;2014:1–10.
9. Anwaruddin S, Lloyd-Jones DM, Baggish A, Chen A, Krauser D, Tung R, et al.
Renal Function, Congestive Heart Failure, and Amino-Terminal Pro-Brain
Natriuretic Peptide Measurement. J Am Coll Cardiol. 2006 Jan;47(1):91–7.
10. Astor BC, Muntner P, Levin A, Eustace JA, Coresh J. Association of Kidney
Function With Anemia: The Third National Health and Nutrition Examination
Survey (1988-1994). Arch Intern Med. 2002 Jun 24;162(12):1401.
11. Manning HL, Mahler DA. Pathophysiology of dyspnea. :6.
12. López-Novoa JM, Martínez-Salgado C, Rodríguez-Peña AB, Hernández FJL.
Common pathophysiological mechanisms of chronic kidney disease: Therapeutic
perspectives. Pharmacol Ther. 2010 Oct;128(1):61–81.
13. Update on Uncertain Etiology of Chronic Kidney Disease in Sri Lanka’s North-
Central Dry Zone. MEDICC Rev. 2014;16(2):61.
14. Rajapurkar MM, John GT, Kirpalani AL, Abraham G, Agarwal SK, Almeida AF, et
al. What do we know about chronic kidney disease in India: first report of the Indian
CKD registry. BMC Nephrol. 2012 Dec;13(1):10.
15. Webster AC, Nagler EV, Morton RL, Masson P. Chronic Kidney Disease. The
Lancet. 2017 Mar;389(10075):1238–52.
16. Snively C, Gutierrez C. Chronic Kidney Disease : Prevention and Treatment of
Common Complications. Univ Calif Sch Med. 2004;70(10):1921–8.
17. Camaschella C. Iron-Deficiency Anemia. Longo DL, editor. N Engl J Med. 2015
May 7;372(19):1832–43.
18. Babitt JL, Lin HY. Mechanisms of Anemia in CKD. J Am Soc Nephrol. 2012
Oct;23(10):1631–4.
19. Rosalina Y, Adelina R. Gambaran Asuhan Gizi pada Pasien Rawat Inap dengan
Penyakit Gagal Ginjal Kronik Stadium 4 dan 5 di RSUD Kanjuruhan Kepanjem
Kabupaten Malang. J Gizi Kesehat Mns. 2022;2(1).
20. Haryana NR, Chairunnisa T. Proses Asuhan Gizi Terstandar pada Chronic Kidney
Disease Stage V, Diabetes Melitus II, Anemia dan Pseudoaneurisma. 2022;5:6.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Perencanaan Menu dan Jumlah Asupan Hari Pertama
Menu Snack Sore (31/10)
Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Menu Hidangan
Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Susu (extra malam)
Nephrisol - D 22 77 2,64 2,64 10,78 22 77 2,64 2,64 10,78
(extra malam)
Agar-agar 2 0,34 0 0 0,102 2 0,34 0 0 0,102
Puding
Tropicana 15 0,75 0 0 0,3 15 0,75 0 0 0,3
SUBTOTAL 78,09 2,64 2,64 11,182

Menu Sore (31/10)


Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Menu Hidangan
Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Nasi tim Nasi Tim 200 180 3,6 0,6 180 92 83,72 1,564 0,184 18,768
ayam 50 55 11,55 0,6 0 50 55 11,55 0,6 0
Ayam Garang
gula 5 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
Asam
minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
tahu 30 24 3,27 1,41 0,24 30 24 3,27 1,41 0,24
santan cair 10 12,2 0,2 1 0,76 10 12,2 0,2 1 0,76
Tahu Gulai
gula 5 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
labu siam 30 9 0,18 0,03 2,01 30 9 0,18 0,03 2,01
Tumis labu siam wortel 70 25,2 0,7 0,42 5,53 39 14,04 0,39 0,234 3,081
wortel gula 5 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
Buah Melon 100 37 0,6 0,4 7,8 100 37 0,6 0,4 7,8
SUBTOTAL 426,6 17,7 18,8 46,7

Menu Pagi (1/11)


Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Menu Hidangan
Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Bubur Bubur 300 273 5,1 0,6 61,2 185 168,35 3,145 0,37 37,74
Telur bb rujak Telur 45 69,3 5,58 4,86 0,315 45 69,3 5,58 4,86 0,315
Menu Pagi (1/11)
Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Menu Hidangan
Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Gula putih 5 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
Minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
Sg kacang merah Kacang merah 25 36 2,5 0,35 6,175 2 2,88 0,2 0,028 0,494
Minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
Gula pasir 5 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
Acar sayur Ketimun 20 1,6 0,04 0,04 0,28 20 1,6 0,04 0,04 0,28
Wortel 60 21,6 0,6 0,36 4,74 51 18,36 0,51 0,306 4,029
Buncis 20 6,8 1,44 0,06 1,44 0 0 0 0 0
SUBTOTAL 416 9,97 15,8 59,1

Menu Snack Pagi (1/11)


Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Menu Hidangan
Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Agar-agar 2 0,34 0 0 0,102 2 0,34 0 0 0,102
Puding
Sirup 15 213 0 0 55 15 0,75 0 0 0,3
SUBTOTAL 0,75 0 0 0,3

Menu Siang (1/11)


Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Bubur Bubur 300 273 5,1 0,6 61,2 209 190,19 3,553 0,418 42,636
daging teriyaki Daging 40 80,4 7,52 5,6 0 18,8 37,788 3,5344 2,632 0
Kecap 5 3,55 0,285 0,065 0,45 5,7 4,047 0,3249 0,0741 0,513
Gula 5 19,7 0 0 4,7 0 0 0 0 0
Minyak 5 44,2 0 5 0 0 0 0 0 0
Tahu kukus Tahu 30 24 3,27 1,41 0,24 10,9 8,72 1,1881 0,5123 0,0872
Telur 5 7,7 0,62 0,54 0,035 12,4 19,096 1,5376 1,3392 0,0868
wortel 20 7,2 0,2 0,12 1,58 1 0,36 0,01 0,006 0,079
Sup sayuran wortel 40 14,4 0,4 0,24 3,16 1 0,36 0,01 0,006 0,079
Buncis 30 9 0,66 0,06 1,92 2,2 0,66 0,0484 0,0044 0,1408
Minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
kembang kol 10 2,5 0,24 0,02 0,49 2,4 0,6 0,0576 0,0048 0,1176
Menu Siang (1/11)
Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Buah Melon 100 37 0,6 0,4 7,8 0,6
SUBTOTAL 416 9,97 15,8 59,1
TOTAL ASUPAN 1228 40,637 47,301 161,19
TOTAL PERENCANAAN MENU 1864,41 59,68 58,41 279,95
%ASUPAN PER HARI 65,867 68,087 80,976 57,577
Lampiran 2 Dokumentasi Hari Pertama
Lampiran 3 Perencanaan Menu danJumlah Asupan Hari Kedua
Menu Snack Sore (1/11)
Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Menu Hidangan
Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Susu (extra malam)
Nephrisol - D 22 77 2,64 2,64 10,78 22 77 2,64 2,64 10,78
(extra malam)
Agar-agar 2 0,34 0 0 0,102 2 0,34 0 0 0,102
Puding
Tropicana 15 0,75 0 0 0,3 15 0,75 0 0 0,3
SUBTOTAL 78,09 2,64 2,64 11,182

Menu Sore (1/11)


Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Bubur Bubur 300 273 5,1 0,6 61,2 209 124,8 2,496 0,416 27,04
Telur ceplok Telur 40 80,4 7,52 5,6 0 18,8 26,18 2,108 1,836 0,119
saus tomat Saus tomat 5 3,55 0,285 0,065 0,45 5,7 1,7 0,018 0,002 0,466
Gula pasi 5 19,7 0 0 4,7 0 11,82 0 0 2,82
Minyak 5 44,2 0 5 0 0 26,52 0 3 0
Tempe lunak Tempe 20 24 3,27 1,41 0,24 0 0 0 0 0
Minyak 5 7,7 0,62 0,54 0,035 5 44,2 0 5 0
Gula merah 5 7,2 0,2 0,12 1,58 5 18,4 0 0 4,6
Terong 40 14,4 0,4 0,24 3,16 1 4,76 0,187 0,034 0,935
Sayur lodeh Kacang
9 0,66 0,06 1,92 2,2 8,99 0,667 0,029 1,537
panjang 30
labu 5 44,2 0 5 0 5 8,4 0,33 0,06 1,65
Minyak 10 2,5 0,24 0,02 0,49 2,4 44,2 0 5 0
Gula merah 100 37 0,6 0,4 7,8 0,6 11,04 0 0 2,76
Santan 10 12,2 0,2 1 0,76 10 12,2 0,2 1 0,76
Buah Semangka 100 28 0,5 0,2 6,9 100 28 0,5 0,2 6,9
SUBTOTAL 343,21 6,006 16,377 42,687
Menu Pagi (2/11)
Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Bubur Bubur 300 273 5,1 0,6 61,2 300 273 5,1 0,6 61,2
Ayam semur Ayam 40 44 9,24 0,48 0 40 44 9,24 0,48 0
kecap 5 3,55 0,285 0,065 0,45 5 3,55 0,285 0,065 0,45
Minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
Tahu gulai Gula putih 5 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
Tahu 30 16 2,18 0,94 0,16 20 16 2,18 0,94 0,16
Minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
 SG Kacang Kacang panjang 20 24,8 1,84 0,08 4,24 80 24,8 1,84 0,08 4,24
Panjang Minyak 40 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
Gula putih 30 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
Gula merah 5 18,4 0 0 4,6 5 18,4 0 0 4,6
SUBTOTAL 551,75 18,645 17,165 80,05

Menu Snack Pagi (2/11)


Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Menu Hidangan
Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Agar-agar 2 0,34 0 0 0,102 2 0,34 0 0 0,102
Puding
Sirup 15 213 0 0 55 15 0,75 0 0 0,3
SUBTOTAL 0,75 0 0 0,3

Menu Siang (2/11)


Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Bubur Bubur 300 273 5,1 0,6 61,2 300 273 5,1 0,6 61,2
Ikan asam manis Ikan 40 52,8 6,8 2,64 0,44 40 52,8 6,8 2,64 0,44
Saus tomat 5 5,5 0,1 0,02 1,225 5 5,5 0,1 0,02 1,225
Gula pasir 5 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
Minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
Tomat 5 1,2 0,065 0,025 0,235 5 1,2 0,065 0,025 0,235
tempe lunak Tempe 40 40,2 4,16 1,76 2,7 40 40,2 4,16 1,76 2,7
Kecap  5 3,55 0,285 0,065 0,45  5 3,55 0,285 0,065 0,45
Minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
Menu Siang (2/11)
Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Gula pasir 5 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
Sayur asam Kacang panjang 40 12,4 0,92 0,04 2,12 40 12,4 0,92 0,04 2,12
Labu siam 60 18 0,36 0,06 4,02 60 18 0,36 0,06 4,02
Gula pasir 5 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
Buah Melon 100 37 0,6 0,4 7,8 100 37 0,6 0,4 7,8
SUBTOTAL 547,4 13,945 13,785 91,14
TOTAL ASUPAN 1521,2 41,236 49,967 225,359
TOTAL PERENCANAAN MENU 1931,238 59,65658 60,82658 285,0423
%ASUPAN PER HARI 78,7681 69,1223 82,1467 79,0616
Lampiran 4 Dokumentasi Hari Kedua
Lampiran 5 Perencanaan Menu dan Jumlah Asupan Hari Ketiga
Menu Snack Sore (2/11)
Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Menu Hidangan
Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Susu (extra malam)
Nephrisol - D 22 77 2,64 2,64 10,78 22 77 2,64 2,64 10,78
(extra malam)
Agar-agar 2 0,34 0 0 0,102 2 0,34 0 0 0,102
Puding
Tropicana 15 0,75 0 0 0,3 15 0,75 0 0 0,3
SUBTOTAL 78,09 2,64 2,64 11,182

Menu Sore (2/11)


Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Bubur Bubur 300 273 5,1 0,6 61,2 300 273 5,1 0,6 61,2
Daging bumbu Daging 40 52,8 6,8 2,64 0,44 40 52,8 6,8 2,64 0,44
satay Kecap 5 3,3 0,06 0,012 0,735 5 3,3 0,06 0,012 0,735
Gula pasir 5 19,7 0 0 4,7 5 11,82 0 0 2,82
Minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
Tahu Tahu 5 24 3,27 1,41 0,24 5 24 3,27 1,41 0,24
Kecap 40 5,5 0,1 0,02 1,225 40 5,5 0,1 0,02 1,225
Minyak  5 44,2 0 5 0  5 44,2 0 5 0
Gula pasir 5 19,7 0 0 4,7 5 11,82 0 0 2,82
Sayur acar Wortel 5 0 0 0 0 5 10,8 0,3 0,18 2,37
Gula pasir 40 10,8 0,3 0,18 2,37 40 19,7 0 0 4,7
Buncis 60 19,7 0 0 4,7 60 6,8 0,48 0,06 1,44
Timun 5 6,8 0,48 0,06 1,44 5 1,6 0,04 0,28 0,4
Gula pasir 100 1,6 0,04 0,28 0,4 100 5,91 0 0 1,41
Buah Melon 100 37 0,6 0,4 7,8 100 37 0,6 0,4 7,8
SUBTOTAL 552,45 16,75 15,602 87,6

Menu Pagi (3/11)


Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Bubur Bubur 300 273 5,1 0,6 61,2 350 273 5,1 0,6 61,2
Menu Pagi (3/11)
Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Telur dadar Telur 45 69,3 5,58 4,86 0,315 45 69,3 5,58 4,86 0,315
Wortel 10 3,6 0,1 0,06 0,79 10 3,6 0,1 0,06 0,79
Minyak goreng 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
Tempe bumbu Tempe 30 24 3,27 1,41 0,24 30 24 3,27 1,41 0,24
rujak Minyak goreng 5 26,52 0 3 0 5 26,52 0 3 0
Gula 5 9,85 0 0 2,35 5 9,85 0 0 2,35
Sup makaroni + Makaroni 40 141,2 3,48 0,16 31,48 40 141,2 3,48 0,16 31,48
wortel Wortel 60 21,6 0,6 0,36 4,74 60 21,6 0,6 0,36 4,74
Minyak goreng 5 26,52 0 3 0 5 26,52 0 3 0
Gula 5,91 0 0 1,41 5,91 0 0 1,41
5 5
SUBTOTAL 645,7 18,13 18,45 102,525

Menu Snack Pagi (3/11)


Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Menu Hidangan
Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Kacang hijau 35 23,98 1,914 0,11 4,026 35 23,98 1,914 0,11 4,026
Bubur kacang Gula merah 5 128,8 0 0 32,2 5 128,8 0 0 32,2
hijau Gula pasir 5 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
Santan 10 10 6,1 0,1 0,5 0,38
SUBTOTAL 179,08 2,014 0,61 41,506

Menu Siang (3/11)


Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Bubur Bubur 300 318,5 5,95 0,7 71,4 300 318,5 5,95 0,7 71,4
Ayam woku Ayam fillet 40 66 8,5 3,3 0,55 40 66 8,5 3,3 0,55
Minyak 5 5,5 0,1 0,02 1,225 5 5,5 0,1 0,02 1,225
Gula 5 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
Tahu kukus Tahu 5 309,4 0 35 0 5 309,4 0 35 0
Minyak 5 1,2 0,065 0,025 0,235 5 1,2 0,065 0,025 0,235
Menu Siang (3/11)
Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Gula 20 10,05 1,04 0,44 0,675 20 10,05 1,04 0,44 0,675
Buncis oseng Buncis 5 0 0 0 0 5 0 0 0 0
Minyak 5 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
Gula 40 1,55 0,115 0,005 0,265 40 1,55 0,115 0,005 0,265
Buah Melon 300 318,5 5,95 0,7 71,4 100 37 0,6 0,4 7,8
SUBTOTAL 789 16,4 39,9 91,6
TOTAL ASUPAN 2293 54,1 78,7 344
TOTAL PERENCANAAN MENU 1880 55,2 62,2 305,5
PERSENTASE (%) 122 98 126 113
Lampiran 6 Dokumentasi Hari Ketiga
Lampiran 7 Perencanaan Menu dan Total Asupan Hari Keempat
Menu Snack Sore (3/11)
Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Susu (extra
malam) Nephrisol -
22 77 2,64 2,64 10,78 22 77 2,64 2,64 10,78
(extra D
malam)
Tepung
Bolu terigu
20 86,6 3,3 2,3 13 20 52 2 1,4 7,8
Telur 5 12,8333 1,03333 0,9 0,05833 5 7,7 0,62 0,54 0,035
margarin 5 36 0,03 4,05 0,02 5 36 0,03 4,05 0,02
gula 5 32,8333 0 0 7,83333 5 19,7 0 0 4,7
SUBTOTAL 203,05 5,29 8,63 26,085

Menu Sore (3/11)


Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Bubur Bubur 300 273 5,1 0,6 61,2 240 218,4 4,08 0,48 48,96
Daging kecap Daging 40 80,4 7,52 5,6 0 40 80,4 7,52 5,6 0
gula merah 5 18,4 0 0 4,6 5 18,4 0 0 4,6
Kecap 5 12,2 0,2 1 0,76 10 3,55 0,285 0,065 0,45
tempe 30 60,3 6,24 2,64 4,05 30 60,3 6,24 2,64 4,05
Tempe bb bali
gula merah 5 18,4 0 0 4,6 5 18,4 0 0 4,6
minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
Sup oyong oyong 50 9,5 0,4 0,1 2,05 50 9,5 0,4 0,1 2,05
wortel 60
21,6 0,6 0,36 4,74 21,6 0,6 0,36 4,74
wortel 60
Buah Melon 100 37 0,6 0,4 7,8 100 37 0,6 0,4 7,8
SUBTOTAL 511 19,7 14,64 77,25

Menu Pagi (4/11)


Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Bubur Bubur 300 273 5,1 0,6 61,2 300 273 5,1 0,6 61,2
Daging Sapi 40 80,4 7,52 5,6 0 40 80,4 7,52 5,6 0
Daging rendang
Santan 2 6,1 0,1 0,5 0,38 2 2,44 0,04 0,2 0,152
Minyak
3 44,2 0 5 0 3 26,52 0 3 0
Goreng
Tempe 25 50,25 5,2 2,2 3,375 25 50,25 5,2 2,2 3,375
Tempe bacem
Kecap 5 3,55 0,285 0,065 0,45 5 3,55 0,285 0,065 0,45
Minyak
5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
goreng
Labu Siam 60 18 0,36 0,06 4,02 60 18 0,36 0,06 4,02
Sayur lodeh
Kacang
20 6,2 0,46 0,02 1,06 20 6,2 0,46 0,02 1,06
Panjang
Terong 20 5,6 0,22 0,04 1,1 20 5,6 0,22 0,04 1,1
Kelapa (santan) 5 12,2 0,2 1 0,76 5 6,1 0,1 0,5 0,38
Gula 5 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
SUBTOTAL 535,96 19,285 17,285 76,437

Menu Snack Pagi (4/11)


Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Menu Hidangan
Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Agar-agar 2 0,34 0 0 0,102 2 0,34 0 0 0,102
Puding
Sirup 15 213 0 0 55 15 0,75 0 0 0,3
SUBTOTAL 0,75 0 0 0,3

Menu Siang (4/11)


Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH

Bubur Bubur 350 273 5,1 0,6 61,2 234 212,94 3,978 0,468 47,736

Telor Ceplok Telur 35 80,4 7,52 5,6 0 16 24,64 1,984 1,728 0,112
Saus Tomat Minyak
5 6,1 0,1 0,5 0,38 5 44,2 0 5 0
Goreng
Saos Tomat 5 44,2 0 5 0 5 5,5 0,1 0,02 1,225
Menu Siang (4/11)
Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Gula Pasir 5 50,25 5,2 2,2 3,375 5 19,7 0 0 4,7
Tomat 3 3,55 0,285 0,065 0,45 3 0,72 0,039 0,015 0,141
Tempe Tempe 20 44,2 0 5 0 20 40,2 4,16 1,76 2,7
Bumbu Kecap
Kecap 2 18 0,36 0,06 4,02 2 1,42 0,114 0,026 0,18
Wortel 50 6,2 0,46 0,02 1,06 31 11,16 0,31 0,186 2,449
Capcay
Kembang Kol 20 5,6 0,22 0,04 1,1 20 5 0,48 0,04 0,98
Sawi Putih 15 12,2 0,2 1 0,76 15 1,35 0,15 0,015 0,255
Minyak
5 19,7 0 0 4,7 5 44,2 0 5 0
Goreng
Caisin 15 273 5,1 0,6 61,2 15 3 0,255 0,06 0,51
Buah Melon 100 37 0,6 0,4 7,8 100 37 0,6 0,4 7,8
SUBTOTAL 535,96 19,285 17,285 76,437
TOTAL ASUPAN 1673,55 57,4607 49,9913 252,276
TOTAL PERENCANAAN MENU 1794,557 61,15967 56,13433 292,706
PERSENTASE (%) 93,2572 93,9519 89,0566 86,1875

Lampiran 8 Dokumentasi Hari Keempat


Lampiran 9 Perencanaan Menu dan Asupan Hari Kelima
Menu Snack Sore (4/11)
Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Menu Hidangan
Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Susu (extra malam)
Nephrisol - D 22 77 2,64 2,64 10,78 22 77 2,64 2,64 10,78
(extra malam)
Agar-agar 2 0,34 0 0 0,102 2 0,34 0 0 0,102
Puding
Tropicana 15 0,75 0 0 0,3 15 0,75 0 0 0,3
SUBTOTAL 78,09 2,64 2,64 11,182

Menu Sore (4/11)


Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Bubur Bubur 300 273 5,1 0,6 61,2 350 318,5 5,95 0,7 71,4
Daging kalio Daging Sapi 40 80,4 7,52 5,6 0 40 80,4 7,52 5,6 0
Tomat 3 0,72 0,039 0,015 0,141 3 0,72 0,039 0,015 0,141
santan cair 5 6,1 0,1 0,5 0,38 5 6,1 0,1 0,5 0,38
Minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
Gula Pasir 5 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
gula merah 5 18,4 0 0 4,6 5 18,4 0 0 4,6
Tahu bacem Tahu 25 20 2,725 1,175 0,2 25 20 2,725 1,175 0,2
Kecap 5 3,55 0,285 0,065 0,45 5 3,55 0,285 0,065 0,45
gula merah 5 18,4 0 0 4,6 5 18,4 0 0 4,6
Gula Pasir 5 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
Minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
Bening bayam Bayam 100 16 0,9 0,4 2,9 100 16 0,9 0,4 2,9
jagung Jagung 10 15,4 0,38 0,35 2,84 10 15,4 0,38 0,35 2,84
Gula Pasir 5 19,7 0 0 4,7 5 19,7 0 0 4,7
Minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
Buah Melon 100 37 0,6 0,4 7,8 100 37 0,6 0,4 7,8
SUBTOTAL 535,96 19,285 17,285 76,437
Menu Pagi (5/11)
Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Bubur Bubur 300 273 5,1 0,6 61,2 223 202,93 3,791 0,446 45,492
Opor ayam ayam 40 44 9,24 0,48 0 40 44 9,24 0,48 0
santan cair 10 12,2 0,2 1 0,76 10 12,2 0,2 1 0,76
minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
Tempe lunak tempe 20 40,2 4,16 1,76 2,7 20 40,2 4,16 1,76 2,7
gula merah 5 18,4 0 0 4,6 5 18,4 0 0 4,6
minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
Gula Pasir 3 11,82 0 0 2,82 3 11,82 0 0 2,82
Orak arik labu labu siam 75 22,5 0,45 0,075 5,025 75 22,5 0,45 0,075 5,025
siam wortel wortel 75 27 0,75 0,45 5,925 75 27 0,75 0,45 5,925
Gula Pasir 3 11,82 0 0 2,82 3 11,82 0 0 2,82
minyak 5 44,2 0 5 0 5 44,2 0 5 0
SUBTOTAL 523,47 18,591 19,211 70,142

Menu Snack Pagi (4/11)


Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Menu Hidangan
Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Agar-agar 2 0,34 0 0 0,102 2 0,34 0 0 0,102
Puding
Sirup 15 213 0 0 55 15 0,75 0 0 0,3
SUBTOTAL 0,75 0 0 0,3

Menu Siang (5/11)


Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Bubur Bubur 350 318,5 5,95 0,7 71,4 230 209,3 3,91 0,46 46,92
Ayam 25 27,5 5,775 0,3 0 6 6,6 1,386 0,072 0
Soto ayam
Toge Pendek 10 3,7 0,44 0,05 0,38 10 3,7 0,44 0,05 0,38
Minyak 5 44,2 0 5 0 5 17,4 0,235 0,005 4,105
Soun 25 87 1,175 0,025 20,525 25 38,5 3,1 2,7 0,175
Tomat 5 1,2 0,065 0,025 0,235 5 1,2 0,065 0,025 0,235
 Telur rebus Telur 25 38,5 3,1 2,7 0,175 5 38,5 3,1 2,7 0,175
Menu Siang (5/11)
Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
 Perkedel Telur 5 7,7 0,62 0,54 0,035 5 7,7 0,62 0,54 0,035
Kentang Minyak 5 44,2 0 5 0 3 26,52 0 3 0
Gula Pasir 3 11,82 0 0 2,82 3 11,82 0 0 2,82
Kentang 20 11,04 0 0 2,76 20 73,6 0 0 18,4
Buah melon 100 37 0,6 0,4 7,8 100 37 0,6 0,4 7,8
SUBTOTAL 652,46 18,765 15,32 108,865
TOTAL ASUPAN 1927,92 57,769 58,846 293,146
TOTAL PERENCANAAN MENU 2168,253 64,389 60,715 337,581
%ASUPAN PER HARI 88,9158 89,7187 96,9217 86,8372
Lampiran 10 Dokumentasi Hari Kelima
Lampiran 11. Media Leaflet Ny.I

Anda mungkin juga menyukai