Disusun oleh :
Penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2004, ditemukan bahwa dari 129
subjjek lansia yang mengalami dyspnea menderita penyakit paru – paru.
Kejadian dyspnea lebih sering dialami oleh wanita dengan persentase mencapai
42% dan laki – laki hanya mencapai 29% (4). WHO mengatakan bahwa
berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan, sebanyak 89 wanita dari
129 subjek dengan rata – rata usia 71,5 tahun mengalami dysnea (5).
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang disusun, maka tujuan observasi ini terbagi
menjadi dua yakni tujuan umum dan tujuan khusus.
1.2.1 Tujuan Umum
Observasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
rancangan pola asuh gizi yang baik serta pemilihan diet yang tepat
untuk pasien penderita kasus Dyspnea EC susp infeksi paru, CKD on
HD, dan anemia
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari observasi perencanaan asuhan gizi pada pasien
kasus Dyspnea EC susp infeksi paru, CKD on HD, dan anemia yakni:
a. Peneliti mampu memahami anamnesa riwayat gizi pasien
b. Peneliti dapat menentukan dan menghitung kebutuhan energi,
protein, lemak, dan karbohidrat pasien sesuai dengan penyakit dan
aktifitas fisik.
c. Peneliti mampu observasi dan melakukan analisis data
berdasarkan NCP (Nutrition Care Process)
d. Peneliti mampu menentukan diagnosis serta melaksanakan
intervensi yang tepat untuk pasien penderita kasus Dyspnea EC
susp infeksi paru, CKD on HD, dan anemia.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa atau peneliti diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan terkait asuhan gizi klinik di rumah sakit dan dapat
menerapkan ilmu yang didapat untuk bekal ketika sudah bekerja
profesional.
1.4.2 Bagi Rumah Sakit
Penelitian dan observasi pada pasien – pasien di Rumkital dr.
Mintohardjo diharapkan dapat dijadikan sebagai arahan serta
informasi baru mengenai keadaan pasien penderita Dyspnea EC susp
infeksi paru, CKD on HD, dan anemia, khususnya mengenai status
gizi dan pola asuh gizi sehingga dapat dijadikan sebagai patokan
untuk semakin meningkatkan asuhan gizi kepada para pasien yang
sedang berobar di Rumkital dr. Mintohardjo.
1.4.3 Bagi UPN “Veteran” Jakarta
Dengan terlaksananya penelitian dan observasi di Rumkital dr.
Mintohardjo, diharapkan dapat terjalinnya kerjasama yang baik
antara kedua belah pihak sehingga dapat saling menguntungkan satu
sama lain khususnya dalam bidang edukasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dyspnea
The sense of respiratory effort berkaitan dengan kekuatan otot paru – paru
dengan tekanan udara. Kekuatan otot paru – paru memiliki sinyal untuk
meningkatkan kekuatan ototnya untuk meningkatkan tekanan udara lebih tinggi
bila dalam keadaan tubuh membutuhkan udara atau pasokan oksigen lebih.
Penderita dyspena kemungkinan mengalami kelemahan pada otot paru – paru
sehingga mengalami kesulitan dalam memenuhi pasokan udara (volume udara
paru – paru). Akibat dari terjadinya pelemahan otot paru – paru tersebut, pendeirta
dyspnea akan mengalami kesulitan dalam bernapas.
Penyakit gagal ginjal kronis atau chronic kidney disease merupakan penyakit
akibat penurunan fungsi ginjal dan bersifat irreversible atau tidak dapat
disembuhkan. Penurunan fungsi ginjal dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai
dari diabetes, hipertensi, infeksi, kekurangan pasokan darah ke ginjal, dan
kerusakan pada saluran kemih. Penyakit gagal ginjal bersifat seumur hidup,
artinya penderita gagal ginjal akan harus terapi dan menjalani pengobatan gagal
ginjal seumur hidupnya. Prosedur medis yang dilaksanakan untuk meringankan
kinerja ginjal dalam menyaring sisa metabolism dalam darah yaitu dengan
hemodialisis dan transplantasi ginjal. Hemodialisis dilaksanakan untuk
membersihkan sisa metabolisme dalam darah dan mencegahnya dari kejadian
azotemia hingga kematian.
Etiologi paling umum dari kejadian gagal ginjal berasal dari diabetes mellitus
dan hipertensi (12). Studi yang dilaksanakan di Sri Lanka menemukan bahwa
penyakit gagal ginjal dapat disebabkan dari racun mikroba, pestisida, dan
keebrsihan air lingkungan sekitar. Ditemukan bahwa bahan makanan konsumsi
yang terpapar pestisida dapat meningkatkan kandungan organofosfat yang dapat
memperberat kerja ginjal. Toksiksisitas yang disebabkan oleh mikrobiologi dapat
meningkatkan sifat nefrotik dan karsinogenik di dalam tubuh. Jenis bakteri yang
memproduksi kandungan tersebut adalah Aspergillus. Pasokan air yang sering
dijadikan sebagai konsumsi utama berpengaruh terhadap kejadian gagal ginjal.
Ditemukan bahwa konsumsi air yang berasal dari sumur dan hasil irigasi
berpotensi dapat meningkatkan risiko terjadinya gagal ginjal karena mengandung
mineral yang tinggi (13).
Penyakit gagal ginjal kronis dapat terjadi dari orang berusia muda hingga
sudah lansia. Pada umumnya, penyakit gagal ginjal kronis seringkali diderita oleh
wanita berusia 60 tahun keatas (14). Diagnosis penyakit gagal ginjal dilihat dari
biomarker kadar mineral dan GFR (Glomerular Filtration Rate). Penderita gagal
ginjal cenderung memiliki kadar mineral dalam darah yang diatas normal dan
GFR yang berada pada rentang kurang dari 60 mL/min per 1.73m2. Patofisiologi
dari penyakit gagal ginjal kronis dapat dilihat dari kejadian proteinuaria.
Peningkatan kadar albumin dan protein di dalam darah yang sudah melewati
proses penyaringan di glomerulus dapat dijadikan sebagai gejala terjadinya gagal
ginjal dalam tubuh. Semakin tinggi kadar protein dan albumin yang ditemukan di
dalam darah, maka fungsi ginjalnya dapat diindikasi semakin melemah dan tidak
bekerja dengan baik.
Hasil studi dari Amerika menemukan bahwa pendeirta gagal ginjal berpotensi
mengalami gangguan nutrisi seperti malnutrisi dan hipoalbumin (bila sudah
mengalami hemodialisis). Studi tersebut menyimpulkan bahwa asupan protein
bagi penderita gagal ginjal tanpa dialysis disarankan untuk konsumsi rendah
protein sebesar 0,8 – 1,0 gr per harinya, walau terdapat banyak perdebatan karena
asupan protein yang terlalu rendah berisiko mengalami malnutrisi hingga
kematian (16).
2.3 Anemia
Penderita anemia seringkali diderita oleh wanita hamil dan wanita usia subur.
Wanita hamil memiliki kerentanan untuk mengalami anemia karena asupan
nutrisinya yang menjadi dua kali lipat dan bila mengalami anemia dapat
meningkatkan risiko bayi lahir berat rendah. Wanita hamil penderita anemia juga
dapat mengalami peningkatan risiko pendarahan hingga kematian.
Gangguan anemia dapat terjadi karena kekurangan asupan zat besi, vitamin B12,
dan genetik. Mekanisme terjadinya penyakti anemia karena kekurangan zat besi
dimulai dari hepcidin. Hepcidin merupakan hormone peptide dari hati yang
berfungsi untuk mengatur zat besi dan sel darah merah. Pada kasus kekurangan
kandungan zat besi di dalam tubuh, hormone hepcidin akan ditekan agar dapat
menyerap semua kandungan zat besi di dalam tubuh dari berbagai sumber seperti
usus dan lainnya.
Suatu studi menemukan bahwa anemia dapat berkaitan dengan penyakit gagal
ginjal kronis. Anemia tersebut merupakan normositik, normokromk, dan
hipoproliferatif. Maksud dari penelitian tersebut yaitu terjadinya penurunan
fungsi ginjal di dalam tubuh, menyebabkan ginjal mengalami kesulitan dalam
menyaring sel darah merah dan zat besi saat proses filtrasi di glomerulus.
Keadaan tersebut akan menyebabkan terjadinya anemia di dalam tubuh dalam
jangka waktu lama. Tidak hanya itu, akibat adanya pembatasan dalam asupan
protein, penderita gagal ginjal kronis mengalami defisit asupan sumber zat besi
(18).
-
Riwayat Penyakit
Keluarga
3.2 ASSESSMENT
3.2.1 Antropometri
Tabel 4 Hasil Pengukuran Antropometri
Tinggi Badan Tinggi Lutut Panjang Ulna Berat Badan LILA
22 21
Pembahasan :
Estimasi tinggi badan :
= 85,80 + (2,97 x PU)
= 85,80 + (2,97 x 22) = 151,14 cm
Estimasi berat badan :
21
= x (151,14 – 100)
28,3
= 0,73 x 51,14 = 37,2 kg
37,3
IMT = 2 = 16,32 kg/m (Sangat Kurus)
2
1,15114
Estimasi Berat Badan Ideal :
= (TB – 100) – (TB – 100) x 10%
= 51,4 – 51,4 x 10% = 46 kg
Klasifikasi batas ambang Indeks Massa Tubuh (IMT oleh FAO/WHO untuk Indonesia
yaitu:
Tabel 5 Klasifikasi IMT menurut WHO
Kategori Nilai IMT
Sangat Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17.0
Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan 17 - < 18.4
Normal 18.5 – 25
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan > 25.1 – 27.0
Obesitas Kelebihan berat badan tingkat berat >27.0
(Sumber : P2PTM Kemenkes, 2019)
3.2.2 Pemeriksaan Biokimia
Tabel 6 Hasil Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan Satuan/ Nilai Awal Masuk Awal Kasus Keterangan
Normal RS 1/11/2022
29/10/2022
Leokosit 4000 – 11000 24100 sel/µl Tinggi
Eritrosit 4.40 – 5.50 2.56 jt/mL Rendah
Hemoglobin 12.3 – 15.3 6.3 mg/dL Rendah
Hematokrit 36 - 45 19% Rendah
GDP 70 – 100 130 mg/dl 94 mg/dl Normal
Ureum 17 – 43 90 mg/dl 161 mg/dl Tinggi
Kreatinin 0,6 – 1.0 3.3 mg/dl 5.4 mg/dl Tinggi
(Sumber : Data Rekam Medis Rumkital dr. Mintohardjo)
Pembahasan :
Leukosit Ny. I mengalami peningkatan yang disebabkan karena diagnosis infeksi paru
yang menyebabkan pasien mengalami reaksi imunitas, yaitu peningkatan leukosit atau
sel darah putih. Berdasarkan hasil laboratorium eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit,
Ny. I didiagnosis menderita anemia karena hasil tes tersebut menunjukan hasil yang
rendah. Pada awal masuk rumah sakit, Ny. I memiliki GDP (Gula Darah Puasa) yang
tinggi, namun Ketika beberapa hari setelah masuk rumah sakit, GDP (Gula Darah
Puasa) Ny. I telah mengalami penurunan. Kadar ureum dan kreatinin Ny. I memiliki
status yang tinggi akibat penyakit gagal ginjal yang diderita oleh pasien.
Tanggal : 30/10/2022
Tabel 9 Food Recall 24 Hours
Waktu Nama Bahan Porsi Berat Nilai Gizi
Makan Hidangan Makanan (URT) (g) E P L KH
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Pagi Wafer Wafer 2 buah 40 g 178,8 3 5,6 29,4
Siang Bubur Bubur 1 porsi 350 g 255,1 4,5 0,3 56,0
Telur Telur 1 btr 60 g 93,1 7,6 6,4 0,7
rebus
Tahu Tahu 1 ptg sdg 40 g 30,4 3,2 1,9 0,8
lunak Kecap 3 sdm 30 g 3,0 0,5 0,0 0,3
Malam Bubur Bubur 1 350 g 255,1 4,5 0,3 56,0
mangkuk
Semur Telur 1 btr 60 g 93,1 7,6 6,4 0,7
Telur Kecap 5g 5g 3,0 0,5 0,0 0,3
Minyak 5g 5g 43,1 0,0 5,0 0,0
Kalio tahu Tahu 1 ptg sdg 40 g 30,4 3,2 1,9 0,8
Kecap 5g 5g 3,0 0,5 0,0 0,3
Minyak 5g 5g 43,1 0,0 5,0 0,0
Bening Bayam 3 sdm 30 g 11,1 1,1 0,1 2,2
bayam Wortel 3 sdm 30 g 7,7 0,3 0,1 1,4
jagung
TOTAL 1195,5 49,9 42,5 149,8
KEBUTUHAN 1880 55,2 44,6 305,5
%ASUPAN 63,5% 90 95,2% 49,6%
%
Pembahasan :
Berdasarkan hasil perhitungan persentase asupan Ny. I dari food recall, didapatkan
bahwa asupan energi pasien hanya mencukupi sebesar 63,5% dari total asupan,
bergitupula dengan karbohidrat yang hanya mencapai 49,6% dari total asupan. Untuk
asupan protein dan lemak, Ny. I telah mencapai kebutuhan persentase, yaitu sebesar
90% untuk asupan protein dan 95,2% untuk asupan lemak.
Antropometri (A)
AD 1.1
AD 1.1.1 Berat badan 37,2 kg - Status gizi kurang
AD 1.1.1Berat badan ideal 46
kg
AD 1.1.2 Tinggi badan 151,14
cm
AD 1.1.5 IMT 16,32 kg/m2
Biokimia (B)
BD 1.2
BD 1.2.1 ureum 90 mg/dL
(29/10/2022) 161 mg/dL
(1/11/2022)
BD 1.2.2 kreatinin 3.3 mg/dL - Gangguan fungsi ginjal
(29/10/2022) 5.4 mg/dL - Anemia
(1/11/2022)
BD 1.10
BD 1.10.1 Hemoglobin 6.3
mg/dL
(Normal 12.3 – 15.3 mg/dL)
BD1.10.2 Hematokrit 19%
(Normal 36 – 45%)
Klinis (C)
PD 1.1
Tekanan darah 132/87 mmHg - Pra-Hipertensi
(Normal: 120/80 mm/Hg) - Takipnea
PD 1.1.4 8
Respirasi 25x/menit
(Normal : 16 – 20x/menit)
100%
80%
Persentase
60%
40%
20%
0%
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
Grafik 1 Persentase Asupan Energi selama Intervensi
120%
100%
Persentase
80%
60%
40%
20%
0%
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
Grafik 2 Persentase Asupan Protein selama Intervensi
100%
80%
Persentase
60%
40%
20%
0%
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
Grafik 3 Persentase Asupan Lemak selama Intervensi
60%
40%
20%
0%
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
Grafik 4 Persentase Asupan Karbohidrat selama Intervensi
Berdasarkan hasil observasi dari data catatan tanda – tanda vital, Ny. I
memiliki tekanan darah tinggi, namun tekanan darah Ny. I menurun secara
perlahan hingga mencapai batas normal pada hari terakhir intervensi. Untuk
tanda – tanda vital nadi, pernapasan, dan suhu, masih dalam batas normal
selama lima hari intervensi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengkajian hasil dan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. Rata-rata persentase asupan energi Ny.I selama lima hari intervensi gizi
adalah 85,2%; protein 83,3%; lemak 89,6%; dan karbohidrat 81,9%. Secara
keseluruhan, asupan zat gizi pasien masuk dalam kategori baik.
2. Hasil uji biokimia Ny.I menunjukkan bahwa kadar ureum dan kreatinin
mengalami kemajuan untuk mencapai batas normal, namun masih dalam
kadar yang tinggi. Hemoglobin Ny.I mengalami perubahan yang tidak stabil
dan masih dalam kategori yang rendah
3. Berdasarkan hasil observasi klinis Ny.I, didapatkan bahwa tekanan darah
Ny.I masih tinggi namun menagalmi penurunan secara konstan.
4. Hasil wawancara terkait pengetahuan pemilihan bahan makanan, Ny.I dapat
diajak kooperatif. Begitu pula dengan para anggota keluarganya yang silih
berganti menjaga Ny.I dan seringkali menanyakan bahan makanan atau
makanan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh Ny.I
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, Ny.I disarankan untuk tetap menjaga asupan
makanannya agar dapat meningkatkan berat badan Ny.I hingga mencapai status
gizi normal secara bertahap. Disarankan untuk para anggota keluarga dari Ny.I
untuk membantu mengawasi serta menjaga pola makan Ny. I sesuai dengan
yang sudah di jelaskan pada saat konsultasi agar Ny.I dapat mencapai status gizi
normal dan tingkat kesehatannya mengalami kemajuan.
DAFTAR PUSTAKA
Bubur Bubur 350 273 5,1 0,6 61,2 234 212,94 3,978 0,468 47,736
Telor Ceplok Telur 35 80,4 7,52 5,6 0 16 24,64 1,984 1,728 0,112
Saus Tomat Minyak
5 6,1 0,1 0,5 0,38 5 44,2 0 5 0
Goreng
Saos Tomat 5 44,2 0 5 0 5 5,5 0,1 0,02 1,225
Menu Siang (4/11)
Menu Bahan Berat Nilai Gizi Perencanaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Hidangan Makanan (gr) E P L KH (gr) E P L KH
Gula Pasir 5 50,25 5,2 2,2 3,375 5 19,7 0 0 4,7
Tomat 3 3,55 0,285 0,065 0,45 3 0,72 0,039 0,015 0,141
Tempe Tempe 20 44,2 0 5 0 20 40,2 4,16 1,76 2,7
Bumbu Kecap
Kecap 2 18 0,36 0,06 4,02 2 1,42 0,114 0,026 0,18
Wortel 50 6,2 0,46 0,02 1,06 31 11,16 0,31 0,186 2,449
Capcay
Kembang Kol 20 5,6 0,22 0,04 1,1 20 5 0,48 0,04 0,98
Sawi Putih 15 12,2 0,2 1 0,76 15 1,35 0,15 0,015 0,255
Minyak
5 19,7 0 0 4,7 5 44,2 0 5 0
Goreng
Caisin 15 273 5,1 0,6 61,2 15 3 0,255 0,06 0,51
Buah Melon 100 37 0,6 0,4 7,8 100 37 0,6 0,4 7,8
SUBTOTAL 535,96 19,285 17,285 76,437
TOTAL ASUPAN 1673,55 57,4607 49,9913 252,276
TOTAL PERENCANAAN MENU 1794,557 61,15967 56,13433 292,706
PERSENTASE (%) 93,2572 93,9519 89,0566 86,1875