Anda di halaman 1dari 4

DIABETES MELLITUS TIPE-TIPE DIABETES MELLITUS

Diabetes Tipe 1
Biasanya menimbulkan gejala sebelum usia pasien 30 tahun,
walaupun gejala dapat muncul kapan saja. Penderita diabetes tipe
1 sangat bergantung kepada insulin karena sistem kekebalan
tubuh penderita akan menyerang dan menghancurkan sel-sel
pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini memicu peningkatan
kadar glukosa sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ
tubuh. Hingga saat ini, penyebab di balik diabetes tipe 1 belum
diketahui secara pasti.
DM gestasional
DM yang terjadi pada ibu hamil, karena selama masa kehamilan,
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula terjadi peningkatan hormon di dalam tubuh Anda seperti
darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi progesteron, esterogen, dan laktogen plasenta. Peningkatan
insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Tubuh pasien
dengan diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat hormon-hormon ini membuat insulin tidak bisa bekerja dengan
merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, baik sehingga gula dalam darah akan meningkat. Gula darah yang
sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan tinggi akan diambil oleh janin dan disimpan sebagai lemak di
komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien
dalam tubuhnya. Sehingga janin tumbuh lebih besar di atas rata-
tersebut.
rata.
GEJALA DIABETES MELLITUS Diabetes Tipe 2
Biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih.
Sering merasa haus. Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih umum
terjadi. Sekitar 90 persen penderita diabetes di dunia mengidap
Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
diabetes tipe ini.Diabetes jenis ini disebabkan oleh kurangnya
Rasa lapar yang ekstrem. produksi insulin dalam tubuh atau sel-sel tubuh yang menjadi
kurang sensitif terhadap insulin. Kekurangpekaan sel-sel tubuh ini
Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
dikenal dengan istilah resistensi terhadap insulin.
Berkurangnya massa otot.

Kelelahan.

Pandangan yang kabur.

Luka yang lama sembuh.


FAKTOR RESIKO TERKENA DIABETES MELLITUS CARA MENCEGAH DIABETES MELLITUS
1. Pernah mengalami gangguan toleransi glukosa kemudian normal
kembali.

2. Pernah melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dari 4 kilogram.


1. Berhenti Merokok
3. Kelebihan berat badan sebelum hamil (lebih 20% dari berat badan
ideal).

4. Merupakan anggota kelompok etnis risiko tinggi (Hispanik, Black,


penduduk asli Amerika, atau Asia). 2. Berhenti Minum Alkohol

5. Gangguan toleransi glukosa atau glukosa puasa terganggu (kadar


gula darah yang tinggi, tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi
diabetes). 3. Turunkan Berat Badan
6. Riwayat keluarga diabetes (jika orang tua atau saudara kandung
memiliki diabetes).

7. Sebelumnya melahirkan bayi lahir mati.


4. Ganti Sumber Karbohidrat dengan Biji-Bijian
8. Mendapat diabetes kehamilan dengan kehamilan sebelumnya.

9. Memiliki terlalu banyak cairan ketuban (suatu kondisi yang disebut


polihidramnion).
5. Hindari Terlalu Sering Konsumsi Minuman Manis
MAKANAN YANG DIANJURKAN BAGI PENDERITA
DIABETES

6. Konsumsi Lemak Tak Jenuh Ganda

7. Batasi Konsumsi Daging Merah

8. Lakukan Berbagai Macam Aktifitas Fisik

9. Konsumsi Makanan Berserat

Kacang polong, kacang panjang dan buncis


Apel, apricot dan pir 10. Atur Porsi Makan
Oats
Roti gandum dan ubi jalar
Susu krim dan yogurt rendah lemak
Daging unggas dan daging merah rendah lemak 11. Batasi Makanan yang Digoreng
HIPERTENSI KLASIFIKASI HIPERTENSI

Hipertensi grade I yaitu ketika tekanan darah sistole di atas


atau sama dengan 140 mmHg, dan tekanan darah diastole di atas
atau sama dengan 90 mmHg. Penegakkan hipertensi grade I itu
apabila selama 2 kali pemeriksaan berturut-turut dalam rentang
waktu seminggu pasien menunjukkan tekanan darah tersebut.

Hipertensi grade 2 yaitu ketika tekanan darah sistole di atas


atau sama dengan 160 mmHg, dan tekanan darah diastole di atas
atau sama dengan 100 mmHg pada satu kali pemeriksaan.

Krisis hipertensi yaitu ketika tekanan darah diastole di atas atau


sama dengan 180 mmHg dan tekanan darah diastole di atas atau
sama dengan 110 mmHg. Krisis hipertensi sendiri dibagi menjadi
2: hipertensi emergensi (jika terdapat kegagalan organ vital) dan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana hipertensi urgensi (jika belum terjadi kegagalan organ vital.
tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih)
meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai pembunuh diam-diam
karena jarang memiliki gejala yang jelas. Satu-satunya cara
mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi adalah dengan
mengukur tekanan darah.
GEJALA HIPERTENSI
CARA MENCEGAH HIPERTENSI

Sakit kepala parah


Kelelahan atau kebingungan 1. Mengonsumsi makanan sehat
Masalah penglihatan (kemungkinan komplikasi ke retina mata)

Nyeri dada 2. Mengurangi konsumsi garam dan kafein

Sulit bernafas
Denyut jantung tidak teratur
Adanya darah dalam urin (kemungkinan komplikasi ke ginjal)

Berdebar di dada, leher, atau telinga 3. Berhenti merokok

FAKTOR RESIKO TERKENA HIPERTENSI


1. Berusia di atas 65 tahun. 4. Berolahraga secara teratur

2. Mengonsumsi banyak garam.

3. Kelebihan berat badan.


5. Menurunkan berat badan, jika diperlukan
4. Memiliki keluarga dengan hipertensi.

5. Kurang makan buah dan sayuran.


6. Mengurangi konsumsi minuman keras
6. Jarang berolahraga.

7. Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang


mengandung kafein).

8. Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.

Anda mungkin juga menyukai