PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Modifikasi resep sebagai salah satu cara untuk meningkatkan cita
rasa makanan. Menu yang telah ada dimodifikasi, sehingga dapat
mengurangi rasa bosan/jenuh pasien terhadap masakan yang sering
disajikan. Demikian pula pengembangan resep untuk meningkatkan nilai
gizi masakan, sekaligus meningkatkan daya terima pasien. Modifikasi
resep dapat berupa modifikasi bahan pendukungnya, modifikasi bentuk,
atau cara pengolahannya. Dengan demikian, modifikasi resep
dimaksudkan untuk : (1) Meningkatkan keanekaragaman masakan bagi
pasien ; (2) Meningkatkan nilai gizi pada masakan; dan (3) Meningkatkan
daya terima pasien terhadap masakan (Aritonang, 2014).
Dalam praktikum ini, akan dilakukan pengembangan resep makanan
tinggi protein. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan
bagian terbesar tubuh sesudah air. Protein mempunyai fungsi khas yang
tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta
memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Fungsi lain dari protein adalah
untuk mengatur keseimbangan air, pembentukan ikatan-ikatan essensial
tubuh, memelihara netralitas tubuh, sebagai pembentuk antibodi, mengatur
zat gizi dan sebagai sumber energi (Almatsier, 2001).Protein dikatakan
sebagai sumber energi yang ekivalen dengan karbohidrat karena
menghasilkan 4 kkal/g protein (Barasi, 2007).
Semakin tinggi kandungan protein dalam makanan maka akan
semakin meningkatkan asupan protein dalam tubuh. Tempe biasanya
dijadikan sebagai lauk dan tidak jarang juga dimakan sebagai cemilan.
Kandungan nutrisi yang tinggi pada tempe merupakan media yang baik
bagi pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menyebabkan kerusakan
pada tempe. Olahan berbahan dasar tempe yang sering ditemui, yaitu
seperti tempe goreng, tempe mendoan, tempe bacem, tumis tempe,
martabak tempe, dan juga keripik tempe. Berbagai olahan tersebut
1
menggunakan teknik pemasakan yang berbeda-beda. Hal ini tentu saja
akan berpengaruh terhadap nilai gizi dalam tempe (Muchtadi, 2010)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Protein
Protein dibuat dari satu atau lebih rantai polipeptida yang terdiri
dari banyak asam amino yang dihubungkan oleh rantai peptida. Berat
molekul protein bervariasi mulai dari 5000 hingga satu juta atau lebih.
Semua protein, tanpa memperhatikan fungsi atau jenis dari sumbernya
3
dibuat dari dua puluh asam amino, yang disusun dari rangkaian yang
bervariasi ( Lehninger, 1976). Sumber protein di dalam makanan dapat
dibedakan atas dua sumber yaitu protein hewani dan nabati. Oleh karena
struktur fisik dan kimia protein hewani sama dengan yang dijumpai pada
tubuh manusia, maka protein yang berasal dari hewan mengandung semua
asam amino dalam jumlah yang cukup membentuk dan memperbaiki
jaringan tubuh manusia. Kecuali pada kedelai, semua pangan nabati
mempunyai protein dengan mutu yang lebih rendah dibandingkan hewani
(Agus Krisno Budianto, 2009). Beberapa makanan sumber protein ialah
daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah
– buahan. Beberapa makanan yang mengandung protein serta kadar
proteinnya dapat dilihat pada tabel (Anna poedjiadi, 1994).
4
gondok multinodular toksik, dan adenoma toksik sehingga sebagian orang
sering menganggap kedua istilah tersebut adalah istilah yang sama
(Djokomoeljanto, 2006).
5
2.6 Tempe
Tempe merupakan hasil fermentasi kacang kedelai dengan
kapang rhizopus atau biasa dikenal sebagai ragi tempe, yaitu sejenis jamur
yang dapat mengurai protein di dalam kacang kedelai menjadi asam
amino, sehingga lebih mudah dicerna tubuh. yang artinya, kandungan
protein tempe berbeda dengan kandungan protein dalam kacang kedele
(sumber bahan bakunya), terutama dalam proses penyerapan.
Tempe telah melalui proses fermentasi (oleh jamur Rhizopus oligosporus)
sehingga protein yang terkandung di dalamnya telah mengalami proses
degradasi oleh jamur hingga memudahkan penyerapannya di dalam tubuh.
Proses fermentasi pada tempe ini membuat tempe menjadi makanan
dengan sumber probiotik, yakni bakteri baik yang dapat membantu
menjaga kesehatan usus dan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itulah,
tempe sangat baik untuk dikonsumsi oleh segala kelompok umur (dari bayi
hingga lansia).
Tempe merupakan sumber protein nabati. Mengandung serat
pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Kandungan antibiotika dan
antioksidan di dalamnya dapat menyembuhkan infeksi serta mencegah
penyakit degeneratif. Dalam 100 gram tempe mengandung 201 kkal
energi, 20,8 g protein, 8,8 g lemak, 13,5 g karbohidrat dan 1,4 g serat.
Sedangkan daging merupakan sumber protein hewani. Bila
dimasak dengan racikan bumbu, bisa meresap hingga ke dalam serat
daging. Nutrisi penting didalamnya adalah protein, vitamin, mineral dan
lemak.
Berdasarkan Tabel Nutrisi Bahan Pangan Indonesia per 100 g
daging sapi mengandung kalori sebanyak 273 kkal, 17,5 g protein, dan 22
g lemak. Jumlah nutrisinya memang lebih sedikit dari tempe, meskipun
nilai kalori lebih tinggi.
Kandungan tempe dalam satu porsi sebanding 3 ons tempe rata-
rata memiliki 160 kalori, 9 gram lemak dan 15 gram protein. Tempe juga
mengandung banyak vitamin B dan mineral seperti zat besi, kalsium,
kalium dan magnesium.
6
2.7 Manfaat Tempe
f. Sumber Energi
Tempe juga mengandung riboflavin atau yang dikenal dengan
vitamin B2. Mikronutrisi ini mudah dicerna dan sifatnya larut dalam air.
Riboflavin memiliki peranan penting dalam metabolisme energi dan juga
dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan zat keton.
Selain itu, vitamin ini berperan dalam pembentukkan sel darah merah.
Kekurangan riboflavin mempengaruhi produksi energi tubuh. Gejala-
gejala awal dari kekurangan riboflavin biasanya adalah bibir pecah-pecah
dan sakit tenggorokan.
g. Kecantikan Kulit
Protein dalam tempe yang juga terbukti menjadi yang terbaik
dibandingkan dengan jenis kacang lainnya. Kadar protein sesuai protein
hewani dari daging, produk susu dan telur.
8
memiliki arti irisan daging tebal yang dipanggang. Akan tetapi, pada
praktikum ini kami menggunakan tempe sebagai bahan utama dalam
pembuatan steak.
Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah
mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah
menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe
diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia.
Bahan pembuat steak tempe terdiri dari tempe, tepung terigu, telur,
saos tomat, margarin, gula pasir dan kecap. Untuk lebih jelasnya dibawah
ini diuraikan bahan pembuat steak pisang :
a. Tempe
Tempe adalah salah satu produk fermentasi yang umumnya
berbahan baku kedelai yang difermentasi dan mempunyai nilai
gizi yang baik. Fermentasi pada pembuatan tempe terjadi karena
aktivitas kapang Rhizopus oligosporus. Fermentasi pada tempe
dapat menghilangkan bau langu dari kedelai yang disebabkan
oleh aktivitas dari enzim lipoksigenase. Fermentasi kedelai
menjadi tempe akan meningkatkan kandungan fosfor. Hal ini
disebabkan oleh hasil kerja enzim fitase yang dihasilkan kapang
Rhizopus oligosporusyang mampu menghidrolisis asam fitat
menjadi inositol dan fhosfat yang bebas. Jenis kapang yang
terlibat dalam fermentasi tempe tidak memproduksi toksin,
bahkan mampu melindungi tempe dari aflatoksin. Tempe
mengandung senyawa antibakteri yang diproduksi oleh kapang
tempe selama proses fermentasi (Koswara, 1995).Tempe
merupakan sumber protein yang baik. Setiap 100 g tempe
mengandung 18-20 g zat protein dan 4 g zat lemak (Tarwotjo,
1998). Tempe juga memiliki berbagai sifat unggul seperti
mengandung lemak jenuh rendah, kadar vitamin B12tinggi,
mengandung antibiotik, dan berpengaruh baik pada pertumbuhan
badan. Selain itu asam-asam amino pada tempe lebih mudah
9
dicerna oleh tubuh jika dibandingkan dengan kacang kedelai.
Vitamin B12yangterdapat pada tempe
b. Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan tepung yang berasal dari buliran
gandum. Teung terigu umumnya digunakan sebagai bahan dasar
pembuat kue, mie dan roti. Kadar Protein tepung terigu berkisar
antara 8–14%. Dalam pembuatan mie,kadar protein tepung terigu
yang digunakan berkisar antara 11–14,5% atau tepung terigu
berprotein tinggi (Gomez, 2007 dalam Lubis, 2013 ).
c. Telur
Telur merupakan bahan yang sangat penting dalam
pembuatan roti, kue kering maupun cake, muffin dan sebagainya.
Dalam pembuatan stick pisang, telur merupakan salah satu bahan
yang penting karena mempunyai fungsi untuk mengentalkan
adonan, memberikan nilai tambah gizi, warna, dan penambah
rasa. Telur dibedakan menjadi berbagai jenis antara lain telur
ayam, telur itik, telur angsa dan jenis telur unggas lainnya.
d. Saus Tomat
Saus adalah salah satu bahan pelengkap
makananyangberbentuk cairan kental dan padaumumnya
berfungsi sebagai bahan penyedap dan penambah cita rasa
masakan. Pengertian lain saus ialahproduk makanan berbentuk
pasta yang terbuatdari bahan baku sayuran maupun buahdan
mempunyai aroma serta rasa yang enak (Erliza, 2007).
e. Margarin
Margarin disamping itu dapat digunakan lansung untuk
menggoreng atau dioleskan pada roti sehingga makakanan
menjadi lebih sedap dan enak, Pada umumnya, margarin
memiliki tekstur yang lebih padat dibandingkan mentega dan
memiliki pengemulsi dengan kemampuan yang lebih baik.Oleh
karena itu, margarin cocok digunakan untuk membuat kue seperti
cake dan beberapa jenis kua basah lainnya (Sidik, 2007).
10
f. Gula Pasir
Gula merupakan bahan pemanis dalam pembutan suatu
produk makanan, seperti : kue, cookies, muffin dan lain-lain.
Menurut Rusiana (2010:9), gula adalah salah satu istilah yang
sering diartikan sebagai karbohidrat yang digunakan sebagai
pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan untuk
menyatakan sukrosa.
Macam-macam Gula yang bisa digunakan dalam
pembuatan pancake yaitu gula pasir, gula kastor, dan brown
sugar (bila ingin menghasilkan produk pancake berwarna coklat).
Gula yang baik adalah gula yang halus butirannya, butiran
mudah larut apabila masih ada gula yang belum larut butiran gula
akan membuat tekstur menjadi kasar (Suhardjito, 2006:120).
g. Kecap
Kecap merupakan cairan coklat gelap yang mengandung
protein yang dibutuhkan oleh tubuh, kecap dihasilkan melalui
hasil fermentasi atau dengan cara kimia (hidrolisis) kacang
kedelai.Kecap adalah cairan yang berwarna coklat gelap, dibuat
dari fermentasi kacang kedelai yang mempunyai aroma khas dan
rasa asin yang biasa ditambahkan sebagai penyedap masakan
(Winarno, 1986).
11
inderawi, pengujian dilakukan di tempat terbuka sehingga diskusi
kemungkinan terjadi.
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses
penginderaan. Bagian organ tubuh yang berperan dalam penginderaan
adalah mata, telinga, indera pencicip, indera pembau dan indera perabaan
atau sentuhan. Kemampuan alat indera memberikan kesan atau tanggapan
dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis kesan. Luas daerah kesan
adalah gambaran dari sebaran atau cakupan alat indera yang menerima
rangsangan. Kemampuan memberikan kesan dapat dibedakan berdasarkan
kemampuan alat indra memberikan reaksi atas rangsangan yang diterima.
Kemampuan tersebut meliputi kemampuan mendeteksi (detection),
mengenali (recognition), membedakan (discrimination), membandingkan
(scalling) dan kemampuan menyatakan suka atau tidak suka (hedonik).
Perbedaan kemampuan tersebut tidak begitu jelas pada panelis. Sangat sulit
untuk dinyatakan bahwa satu kemampuan sensori lebih penting dan lebih
sulit untuk dipelajari. Karena untuk setiap jenis sensori memiliki tingkat
kesulitan yang berbeda-beda, dari yang paling mudah hingga sulit atau dari
yang paling sederhana sampai yang komplek (rumit).
Pengujian organoleptik atau sensory test didefinisikan sebagai
metode untuk mengukur, menganalisa dan menginterprestasikan reaksi dari
karakteristik bahan pangan yang diterima melalui penglihatan, bau, rasa,
sentuhan dan pendengaran atau suara. Penilaian atau uji organoleptik
dikenal juga dengan penilaian sensori atau penilaian inderawi dimana secara
tradisional sudah berkembang sejak zaman dahulu, yakni di saat manusia
sudah mulai memperhatikan kualitas lingkungan disekitarnya. Uji sensori
merupakan suatu cara penilaian subjektif tertua yang sangat umum
digunakan untuk memilih hampir semua komoditi terutama hasil pertanian
dalam arti luas, seperti buah – buahan, ikan, rempah – rempah, minyak dan
lain – lain.
Penilaian organoleptik dimanfaatkan oleh industri terutama industri
pangan dan juga penelitian unutuk pengukuran atribut – atribut mutu dengan
menggunakan manusia sebagai alat pengukuran. Berdasarkan kemampuan
12
penginderaannya (mata, hidung, telinga, lidah dan kulit). Tujuan
organoleptik adalah untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan –
pertanyaan menyangkut mutu produk yang berkaitan dengan pembedaan
(untuk membedakan mutu organoleptik baik satu atau beberapa atribut
organoleptik maupun secara keseluruhan), afektifitas (untuk mengukur
preferensi dan penerimaan) dan deskriptif (untuk mendeskripsikan atribut –
atribut organoleptik). Pada prinsipnya terdapat 3 jenis uji organoleptik, yaitu
uji pembedaan (discriminative test), uji deskripsi (descriptive test) dan uji
afektif (affective test).
Uji hedonik merupakan pengujian yang paling banyak digunakan
untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap produk. Tingkat kesukaan ini
disebut skala hedonik, misalnya sangat suka, suka, agak suka, agak tidak
suka, tidak suka, sangat tidak suka dan lain-lain. Skala hedonik dapat
direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang dikehendaki.
Dalam analisis datanya, skala hedonik ditransformasikan ke dalam skala
angka dengan angka manaik menurut tingkat kesukaan (dapat 5, 7 atau 9
tingkat kesukaan). Dengan data ini dapat dilakukan analisa statistik.
13
2.11 Uji Kimia dengan Metode Kjeldahl (Uji Total Protein)
Uji Kimia adalah uji dimana kualitas produk diukur secara objektif
berdasarkan kandungan kimia yang terdapat dalam suatu produk. (Kartika,
1998). Uji kimia yang dilakukan adalah menggunakan uji Kjeldahl . Metode
Kjeldahl adalah metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada
asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen.
Cara kjeldahl digunakan untuk menganalisis kadar protein kasar
dalam bahan makanan secara tidak langsung, karena yang dianalisis dengan
cara ini adalah kadar nitrogennya. Dengan mengalikan hasil analisis tersebut
dengan angka konversi 6,25, diperoleh nilai protein dalam bahan makanan
itu. Untuk beras, kedelai, dan gandum angka konversi berturut-turut sebagai
berikut : 5,95, 5,71, dan 5,83. Angka 6,25 berasal dari angka konversi serum
albumin yang biasanya mengandung 16% nitrogen (Addinul Ihsan, 2011).
14
Pengujian yang dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung
berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan
dan penyimpanan serta komsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai
faktor lainnya (Dirjen POM., 1979).
15
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Data Laboratorium
Pemeriksaan Hasil
T4 20 mg/dl Tinggi
16
= 1249.5 kal
= 2274,09 kal
117 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 4
%𝑃 = 𝑥100% = 18 %
2600 𝑘𝑘𝑎𝑙
BBA 49
Yodium = x Nilai gizi (AKG) = 62 x 150 ug = 118.54 mg
BB
49
Vit B12 (komplek) = 62 x 2,4 = 1,89 mg
49
Vit C = 62 x 90 = 71,13 mg
49
Vit E = 62 x 15 = 11,85 mg
49
Selenium = 62 x 30 = 23,71 mg
17
3.3 Kasus Luka Bakar Grade 3
An. Bd, laki-laki ,umur 15 tahun, seoarang pelajar SMP. 7 HSMRS
pasien memperbaiki antenna TV, tangan memegang pipa antenna lalu
tersengat listrik hingga ke leher, pakaian terbakar, sempat dirawat di RS
daerah dan sekarang dirujuk ke RS pusat. Diagnosis dokter combustio grd
III 38%. Pasien merasa susah BAB dan sulit menelan, dan mersakan nyeri
pada luka bakar.
Hasil pemeriksaan :
= 1375 + 1520
18
𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = 20 % 𝑥 2895
= 579 = 144,75 𝑔
19
Cara Membuat :
a. Menghaluskan Ayam dengan sedikit air memakai blender.
b. Merebus air di panci kecil, sambil menuggu matang
c. Mengkocok susu skim bersama dengan gula, lalu tambahkan tepung
Hunkwe
d. Lalu Rebus kedalam panci
e. Tunggu, dan aduk hingga rata
f. Formula siap dihidangkan
Diagram Alir :
Rebus air
Aduk rata
20
Resep Baru
“ Formula Tempe”
Bahan :
15 gr Susu Skim
10 gr Gula pasir
40 gr Tempe
5 gr Tepung Hunkwe
200 cc Air
Alat :
Baskom
Blender
Sendok
Saringan
Pisau
Cara Membuat :
g. Menghaluskan tempe dengan sedikit air memakai blender.
h. Merebus air di panci kecil, sambil menuggu matang
i. Mengkocok susu skim bersama dengan gula, lalu tambahkan tepung
Hunkwe
j. Lalu Rebus kedalam panci
k. Tunggu, dan aduk hingga rata
l. Formula siap dihidangkan
Diagram Alir :
Rebus air
21
Mengkocok susu skim, gula dan tepung Hunkwe
Aduk rata
Resep Lama
“Steak Ayam”
Bahan :
300 gr dada ayam tanpa tulang dan kulit
30 gr Tepung Terigu
60 gr Telur Ayam
2 Siung Bawang Putih
10 gr Minyak Kelapa sawit
Saos :
2 sdm kecap manis
2 sdm saos tomat
5 gr gula
10 gr margarin
10 gr bawang bombay
Garam dan air secukupnya
Alat :
Pisau 1 buah
Wajan anti lengket 1 buah
22
Baskom 1 buah
Garpu 1 buah
Mangkok kecil 1 buah
Spatula 1 buah
Cara Membuat :
Steak ayam
1. Membersihkan ayam dan Menghaluskan bawang putih. Lalu, campurkan
ke ayam dengan tambahan garam secukupnya serta telur yang sudah
dikocok dan memarinade ayam selama 1-2 jam.
2. Setelah itu melumuri ayam dengan tepung terigu.
3. Memanaskan wajan, masukkan minyak kelapa sawit. Lalu, masak
adonan steak ayam hingga matang.
4. Mengangkat. Lalu, meniriskan dan siap disajikan.
Diagram Alir :
Steak Ayam
Bersihkan ayam dan menghaluskan bawang putih Tambah tepung terigu
23
Masukkan minyak kelapa sawit Panaskan
Angkat Tiriskan
24
Resep baru
”Steak Tempe”
Bahan :
500 gr Tempe
30 gr Tepung Terigu
60 gr Telur Ayam
2 Siung Bawang Putih
10 gr Minyak Kelapa sawit
Saos :
2 sdm kecap manis
2 sdm saos tomat
5 gr gula
2 siung bawang putih
10 gr margarin
10 gr bawang bombay
Garam dan air secukupnya
Alat :
Pisau 1 buah
Wajan anti lengket 1 buah
Baskom 1 buah
Garpu 1 buah
Mangkok kecil 1 buah
Spatula 1 buah
25
Cara Membuat :
Steak ayam
1. Mengukus Tempe, Lalu menghaluskan tempe dan mencampurkan
bersama tepung terigu.
2. Menghaluskan bawang putih. Lalu, mencampurkan ke adonan tempe dan
menambahkan telur yang sudah di kocok.
3. Membentuk adonan menjadi lapisan-lapisan steak
4. Memanaskan wajan, masukkan minyak kelapa sawit. Lalu, masak adonan
steak tempe hingga matang.
5. Mengangkat. Lalu, meniriskan dan siap disajikan.
Diagram Alir :
Steak Steak Tempe
Kukus Tempe dan haluskan tambahkan tepung terigu
26
Angkat Tiriskan
27
3.6 Analisis Nilai Gizi
Pengembangan Resep Makanan Biasa
Tabel III.1. Analisis Nilai Gizi Resep Lama
28
Minyak kelapa sawit 10 90.2 0.0 0.0 10.0 0.0 0.0 0.0 0.0 6000.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Kecap 20 9.2 0.0 1.1 0.3 1.8 24.6 19.2 1.1 0.0 0.0 0.0 800.0 100.0 0.0 0.0 12.6
Saos tomat 20 19.6 0.0 0.4 0.1 4.9 2.4 3.6 0.2 376.0 0.0 2.2 0.0 0.0 0.0 0.0 13.9
Gula pasir 5 18.2 0.0 0.0 0.0 4.7 0.3 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.3
Margarine 10 72.0 0.1 0.0 8.1 0.0 2.0 1.6 0.0 200.0 0.0 0.0 98.7 2.3 0.0 0.0 1.6
Total 1160.9 103.5 45.7 98.6 711.5 934.3 53.3 7366.0 1.0 2.2 994.1 329.1 330.0 35.5 396.3
Gula pasir 10 36.4 0 0 0 9.4 0.5 0.1 0.01 0 0 0 0.03 0.05 0 0 0.54
Tepung
5 18.2 0 0.225 0.05 4.175 2.5 5 0.05 0 0 0 0 0 0 0 0.5
hunkkwe
Total 180.8 7.805 10.065 14.34 27.05 99.65 0.675 324 0.038 0.15 45.73 162.4 24 0 36.975
29
Tabel III.4. Analisis Nilai Gizi Resep Baru
Bahan Protein Vit. Vit. Vit.
Berat Energi Lemak Kh Ca Fosfor Fe Natrium Kalium Coles Serat Air
Makanan Hewani Nabati A B1 C
Susu Skim 25 9 0.875 0 0.025 1.275 30.75 24.25 0.025 0 0.01 0.25 9.5 37.25 0 0 22.625
Tempe
kedele 80 119.2 0 14.64 3.2 10.16 103.2 123.2 8 40 0.136 0 0 0 0 5.6 51.2
murni
Tepung
45 163.8 0 2.025 0.45 37.575 22.5 45 0.45 0 0 0 0 0 0 0 4.5
hunkkwe
Susu sapi 30 18.3 0.96 0 1.05 1.29 42.9 18 0.51 39 0.009 0.3 0 0 0 0 26.49
Pisang
45 44.55 0 0.54 0.09 11.61 3.6 12.6 0.225 65.7 0.036 1.35 8.1 195.3 0 1.35 32.4
ambon
Tepung
jagung 45 159.75 0 4.14 1.755 33.165 4.5 115.2 1.08 229.5 0.171 0 0 0 0 0 5.4
kuning
Total 660.2 23.18 6.57 132.675 209.45 338.65 10.33 374.2 0.362 1.9 17.72 232.75 0 6.95 144.775
30
3.7 Analisis Perbandingan Nilai Gizi dan Kebutuhan Gizi Tubuh
a. Makanan Biasa (Steak Tempe)
1. Energy = Nilai Gizi Steak Tempe x 100%
Kebutuhan Gizi Tubuh
= 1160,9 x 100
2600
= 44,65 %
31
= 23%
= 23.18 x 100%
144.75
= 16.01%
= 10.21%
32
Minyak Kelapa sawit 10 Rp. 13.000/liter Rp. 162,5
Saos Tomat 20 Rp1.000/20 gr Rp.1.000
Gula 5 Rp.13.000/kg Rp. 65
Margarin 10 Rp7.000/200 gr Rp.350
Bawang bombay 10 Rp2.000/50 gr Rp 400
Harga 2 steak Rp. 15.917,5
Harga 1 steak Rp. 7.958,75
Resep Formula
Tabel III.7. Analisis Biaya Resep Lama
Resep Lama
Nama Bahan Berat (gr) Harga/satuan Harga total
Susu Skim 15 Rp. 3.000/bks Rp. 3.000
33
Ayam 40 Rp. 40.000/ekor Rp. 10.000,-
Tepung
hunkkwe 10 Rp. 5.000/bks Rp. 3.000,-
Tepung
Maizena 45 Rp.6.000/ktk kecil Rp.6.000
34
3.9 Uji Organoleptik melalui Uji Hedonik
Panelis : 10 orang
Bahan : Steak Ayam dan Steak Tempe
Alat :
Piring 10 buah
Kuesioner 10 lembar (Lampiran 1)
Pulpen 10 buah
Cara Kerja :
1. Semua panelis dikumpulkan disuatu tempat yang telah ditentukan dan diberi
penjelasan tentang cara pengujian dan pengisian kuesioner.
2. Sampel disiapkan di dalam pring yang sudah disediakan.
3. Panelis diminta mengemukakan pendapatnya secara spontan pada data
kuesioner
4. Setelah panelis selesai mencicipi satu sampel, panelis diharapkan minum air
putih yang telah disediakan disetiap meja untuk menetralkan rasa.
5. Data dianalisis secara deskriptif kemudian membuat kesimpulan dari uji daya
terima yang telah dilakukan.
Diagram Alir :
Semua panelis dikumpulkan disuatu tempat
Data dianalisis
35
3.10 Uji Fisik (Rendemen)
a. Bahan : Steak Tempe
b. Alat : Neraca analitik 1 buah
c. Cara Kerja :
1. Mengamati bentuk sebelum dan sesudah di goreng
2. Menimbang berat Steak Tempe sebelum dan sesudah di goreng
d. Hitung rendemen dengan cara : Bobot akhir (gr) x 100%
Bobot Awal (gr)
36
lahan larutan NaOH 50% sebanyak 50 ml yang sudah didinginkan
dalam lemari es. Pasanglah labu Kjeldahl dengan segera pada alat
distalasi.
4) Panaskan labu Kjeldahl perlahan – lahan sampai dua lapisan cairan
tercampur, kemudian panaskan dengan cepat sampai mendidih.
5) Distilat ini ditampung dalam Erlenmeyer yang telah diidi dengan 50
ml larutan standar HCl (0,1) dan 5 tetes indicator metal merah.
Lakukan distilasi sampai distilat yang tertampung sebanyak 75 ml
6) Titrasi distilat yang diperoleh dengan standar NaOH (0,1N) sampai
warna kuning.
7) Buatlah juga larutan blanko dengan mengganti bahan dengan aquades,
lakukan dekstrusi, distalasi dan titrasi seperti pada contoh.
Perhitungan :
% protein = kadar N x F
37
2. Sampel (Stick Pisang)
3. PDA dan NA
Cara kerja:
Persiapan suspensi
Sampel (Stick Pisang) dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi
aquades kemudian dikocok.
Metode agar tuang
1. Masukkan 1 lup sampel kedalam tabung agar 1
2. Kemudian dari tabung agar 1 masukkan lagi 1 lup kedalam tabung agar 2
dan seterusnya
3. Kemudian dicawankan dan biarkan membeku.
4. Inkubasi cawan dengan posisi terbalik 37o selama 36-48 jam.
5. Buat preparat basah dari koloni pembentukan spora yang tumbuh terpisah
dan diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 1000x.
38
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/22079/3/04._BAB_I.pdf
https://www.academia.edu/16188432/BAB_2_TINJAUAN_PUSTAKA_2.1._Protein
https://www.scribd.com/doc/315904075/Tinjauan-Pustaka-Hipertiroid
http://digilib.unila.ac.id/6427/117/BAB%20II.pdf
http://digilib.unila.ac.id/12595/3/Bab%20II.pdf
http://digilib.unila.ac.id/7489/12/BAB%20II.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/20775/BAB%20II.pdf?sequence=6&is
Allowed=y
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/62417/Chapter%20II.pdf;jsessionid=E0
F22C39A49E1295C1B349DECF6737DE?sequence=4
https://pergikuliner.com/blog/asal-usul-sejarah-steak-yang-jadi-favorit-menu-makan-malam
http://afrianw.blogspot.com/2012/07/wirausaha-steak-tempe.html
39