DISUSUN OLEH
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui :
NIP : 197010301998032004
NIP : 198706022010122005
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat kasih dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan “Laporan Praktek Kerja
Lapangan Keamanan Pangan dan Sanitasi di Rumah Sakit USU Medan Secara Online”.
Dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan merupakan salah satu sumber penting untuk kelangsungan hidup manusia
dan merupakan kebutuhan dasar manusia yang wajib dipenuhi guna menjaga kesehatan,
meningkatkan kecerdasan dan produktivitas kerjanya. Oleh karena itu makanan yang
berkualitas baik harus bergizi tinggi, mempunyai rasa yang lezat, menarik, bersih dan tidak
membahayakan bagi tubuh, untuk itu diperlukan system penyelenggaraan makanan yang
baik (Chantika et al., 2016).
Makanan dan minuman yang dikonsumsi tentunya perlu dikelola dengan baik dan
benar agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit akibat dari makanan atau
yang dikenal dengan istilah foodborne disease. Bentuk pengelolaan makanan yang baik
dan benar yaitu dengan cara memperhatikan higiene dan sanitasi makanan. Masalah
sanitasi makanan sangatlah penting untuk diperhatikan, terutama di tempat-tempat umum
yang erat kaitannya dengan pelayanan untuk orang banyak (Putri & Wulandari, 2020).
Higiene sanitasi makanan menurut Permenkes RI No. 1096 tahun 2011 adalah
suatu upaya untuk mengendalikan faktor resiko terjadinya kontaminasi terhadap makanan,
baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat dan peralatan yang digunakan. Hal
tersebut bertujuan agar makanan aman untuk dikonsumsi. Dalam pelaksanaan higiene
sanitasi pengolahan makanan, terdapat 6 (enam) prinsip utama penerapan yaitu mulai dari
pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan,
penyimpanan makanan matang, pengangkutan makanan dan penyediaan/ penyajian
makanan (Putri & Wulandari, 2020).
Terdapat pula berbagai macam faktor yang mampu mempengaruhi higiene dan
sanitasi makanan, salah satunya ialah faktor penjamah makanan. Maka dari itu, penjamah
makanan juga harus dipastikan memiliki pengetahuan yang baik terkait higiene dan
sanitasi makanan sehingga mampu menerapkannya selama proses pengolahan makanan.
Kurangnya higiene perorangan atau cara menyiapkan makanan yang tidak memenuhi
syarat sanitasi dapat menyebakan kontaminasi pada makanan yang berpotensi untuk
menyebabkan penyakit (Putri & Wulandari, 2020).
Makanan yang tidak memenuhi syarat sanitasi atau telah terkontaminasi dapat
dilihat dari pengecekan kualitas makanan. Salah satu indikator yang dapat digunakan
untuk mengetahui kualitas makanan ialah dengen mengecek adanya bakteri Escherichia
Coli pada makanan. Bakteri E.coli ini merupakan kuman komensal di dalam saluran
pencernaan manusia. Kontaminasi oleh bakteri tersebut pada makanan atau minuman
dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium. Makanan yang telah terkontaminasi
oleh bakteri tersebut akan dinyatakan tidak layak untuk dikonsumsi karena mengandung
mikroorganisme patogen yang dapat berdampak pada kesehatan manusia. Aturan terkait
persyaratan kesehatan pangan itu juga telah tertera pada salah satu persyaratan menurut
Peraturan Menteri Kesehatan No. 1096/MENKES/PER/VI/2011, bahwa kandungan kuman
E.coli pada makanan harus 0/gr sampel makanan (Putri & Wulandari, 2020).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui cara penanggulangan keamanan pangan di Instalasi Gizi RS
USU Medan.
b. Untuk mengetahui program keamanan pangan dan hygine sanitasi di Instalasi Gizi
RS USU Medan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
makanan dari kemungkinan cemaran biologis, kimiawi dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan, sehingga menjadi hal yang
mutlak harus dipenuhi dalam proses pengolahan makanan di rumah sakit. Makanan yang
tidak aman dapat menyebabkan penyakit yang disebut foodborne disease, yaitu gejala
penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi makanan yang mengandung atau tercemar
bahan/senyawa beracun atau organisme pathogen.
Upaya untuk menjamin keamanan pangan adalah dengan menerapkan jaminan mutu
yang berdasarkan keamanan pangan. Prinsip keamanan pangan meliputi; 1) Good
Manufacturing Practices (GMP) atau cara pengolahan makanan yang baik dan benar.
GMP merupakan kaidah cara pengolahan makanan yang baik dan benar untuk
menghasilkan makanan/produk akhir yang aman, bermutu dan sesuai selera konsumen.;
2) hygene dan sanitasi makanan (penyehatan makanan); dan 3) penggunaan bahan
tambahan makanan. Upaya tersebut merupakan program dan prosedur proaktif yang
bersifat antisipasi dan preventif, perlu di dokumentasikan secara teratur agar dapat
menjamin keamanan pangan.
Bahan makanan mentah menjadi rusak dan busuk karena beberapa penyebab, tetapi yang
paling utama adalah kerusakn atau kebusukan karna mikroba. Mutu dan keamanan suatu
produk makanan sangat trgantung pada mutu dan keamanan bahan bakunya.
Dalam pemilihan bahan makanan, terutama bahan makanan mentah (segar), ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum diolah yaitu:
Bahan makanan yang baik dan berkualitas memiliki ciri-ciri bentuk yang baik dan menarik,
meliputi; ukuran/besar hampir seragam; warna, aroma dan rasa khas; segar dan tidak
rusak atau berubah warna dan rasa; tidak berlendir. Pemilihan makanan yang aman untuk
dikonsumsi dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti berikut :
Pilih makanan dalam keadaan tertutup atau dalam kemasan sehingga terbebas
dari debu, lalat, kecoa dan tikus serta mikroba.
Pilih makanan dalam kondisi baik atau sebelum melewati tanggal kadaluarsa.
Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolik atau jauh berbeda dari warna
aslinya. Snack, kerupuk, mie dan es krim yang berwarna terlalu mencolok
adakemungkina telah ditambah zat pewarna yang tidak aman. Demikian juga
dengan warna daging sapi olahan yang warnanya tetap merah, sama dengan
daging segarnya.
Perhatikan juga kualitas makanan tersebut, apakah masih segar atau sudah
berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Makanan yang sudah berjamur
menandakan proses pengawetan tidak berjalan sempurna, atau makanan tersebut
sudah kadaluarsa.
Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti adakah kandungan bahan tambahan
makanan yang berbahaya yang bisa merusak kesehatan.
Apabila hendak membeli makanan impor, pastikan produk tersebut telah memiliki
izin edar yang bisa diketahui pada label yang tertera di kemasan.
b. Spesifikasi bahan makanan untuk standar Rumah Sakit :
Bahan Hewani/Olahan: