Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH SAKIT
DI RUMAH SAKIT UMUM BANGLI

Oleh:
Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar
Tingkat III Tahun Ajaran 2021

KEMENTERIAN KESEHATAN R I
POLI TEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
2021

i
NAMA KELOMPOK :

1. Ni Luh Sri Utami (P07131018004)


2. I Gusti Ayu Ratih Pradnya N (P07131018005)
3. Desak Putu Agung Meila Aryanti (P07131018006)
4. Putu Melinda Mulianingsih (P07131018025)
5. Ni Putu Ditha Rismayani Putri (P07131018026)
6. I Kade Andi Wirawan (P07131018041)
7. Luh Komang Budi Ayu Rasinta Dewi (P07131018043)
8. Ida Ayu Mega Pradnya Dewi (P07131018044)
9. Ni Luh Putu Dian Saraswati Pratiwi (P07131018049)

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH SAKIT
DI RUMAH SAKIT UMUM BANGLI

Mulai tanggal: 1-20 Maret 2021


Telah Memperoleh Persetujuan.

Pembimbing

(Ida Ayu Eka Padmiari, SKM,M.Kes) (Ni Wayan Parwati, SST)


NIP: 196404171986032023 NIP: 197511051998032003

Menyetujui,
Ketua Jurusan Gizi,

Ni Komang Wiardani,SST.M.Kes.
NIP: 196703161990032002

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan PKL ini dengan judul “
Laporan Sistem Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit Umum Bangli ” tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ida Ayu Eka Padmiari, SKM,M.Kes, selaku dosen pembimbing yang mengarahkan
dan mengawasi penyusunan laporan SPMRS ini.
2. Ibu Ni Wayan Parwati, SST dan Ibu I Gusti Ayu Tina Krisyanti, SST., selaku
pembimbing lapangan yang telah mengarahkan, mengawasi, dan membantu dalam
penyediaan data terkait tugas laporan SPMRS ini.
3. Teman – teman yang telah berkontribusi dalam penyusunan laporan SPMRS ini.
Kami menyadari akan keterbatasan kemampuan yang kami miliki sehingga laporan
SPMRS ini kiranya masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami harapkan saran dan
kritik demi sempurnanya laporan SPMRS ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Denpasar, 13 Maret 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i

NAMA KELOMPOK........................................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................... iii

KATA PENGANTAR....................................................................................................... iv

DAFTAR ISI..................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL............................................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1

A. Latar belakang.................................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................................. 2
C. Waktu dan Tempat............................................................................................. 3
D. Gambaran Umum............................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 10

A. Perencanaan Biaya Pelayanan Gizi...................................................................... 10


B. Menu dan Standar Makanan................................................................................ 15
C. Ketenagaan........................................................................................................... 20
D. Produksi Makanan (Penerimaan hingga Distribusi) ........................................... 31
E. Dapur, Kelaikan Higiene Sanitasi........................................................................ 34
F. Pengawasan Mutu................................................................................................ 36
G. Uji Cita Rasa........................................................................................................ 40
H. HACCP................................................................................................................ 41
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 43

A. Kesimpulan.......................................................................................................... 43
B. Saran.................................................................................................................... 44

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Jumlah Tenaga Gizi Berdasarkan Pendidikan...........................................30


Tabel 2. Standar Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Kelas Rumah Sakit ..................................30
Tabel 3. Sisa Makanan Tahun 2020.........................................................................................37
Tabel 4. Kesalahan Pemberian Diet Tahun 2020.....................................................................38
Tabel 5. Kepuasan Pelayanan Tahun 2020..............................................................................39
Tabel 6. Hasil Uji Cita Rasa.....................................................................................................40

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi RSU Bangli.........................................................................45


Lampiran 2. Struktur Organisasi Istalasi Gizi RSU Bangli.....................................................46
Lampiran 3. Denah Ruang Di RSU Bangli.............................................................................47
Lampiran 4. Siklus Menu 10 Hari di RSU Bangli...................................................................48
Lampiran 5. Formulir Diet Pasien Rawat Inap .......................................................................61
Lampiran 6. Form Penilaian Mutu Makanan Instalasi Gizi RSU Bangli................................62
Lampiran 7. Form Pembelian dan Penerimaan Bahan Makanan RSU Bangli........................63
Lampiran 8. Dokumentasi.......................................................................................................64

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Strategi utama pembangunan kesehatan adalah menggerakkan dan
memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat dan meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Hal ini menuntut terselenggaranya
pembangunan di bidang sumber daya tenaga kesehatan yang bersifat multidisiplin.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi disegala aspek
kehidupan masayarakat, juga telah mengubah pola pandang masyarakat terhadap
aspek pelayanan kesehatan. Disamping itu era globalisasi dan perdagangan bebas juga
membawa perubahan dan tuntutan kebuthan dalam pelayanan kesehatan. Hal ini
menuntut tenaga kesehatan yang berkualitas yang memiliki pengetahuan, ketrampilan,
dan sikap yang memadai agar dapat bersaing dan sejajar dengan tenaga kesehatan dari
mancanegara.
Tuntutan profesionalaisme juga ditujukan kepada tenaga kesehatan di bidang
gizi. Lulusan Diploma III Gizi sebagai Tenaga Ahli Madya Gizi sebagai individu
yang bekerja di dalam pelayanan gizi harus selalu mengembangkan diri dalam
menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat akan adanya jaminan mutu terhadap
pelayanan gizi yang prima. Dalam rangka menjawab tantangan tersebut telah
ditingkatkan sarana dan prasarana pendidikan, sumber daya manusia baik tenaga
pendidikan dan kependidikan serta penyesuaian Sistem Pendidikan Program Studi
Gizi Diploma Tiga sesuai kebutuhan stakeholder dan regulasi yang berlaku.
Kurikulum Program Studi Gizi Diploma Tiga yang diberlakukan saat ini telah
mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar
Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT)
Bedasarakan Kurikulum Program Studi Gizi Diploma Tiga Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Denpasar tahun 2016, telah ditetapkan profil Ahli Madya Gizi
sebagai Pelaksana Asuhan Dietetik, Pelaksana Program Gizi Masyarakat, Pelaksana
Pelayanan Gizi Institusi, dan Asisten Peneliti. Untuk mencapai salah satu profil, yaitu
sebagai Pelaksana Asuhan Gizi Institusi maka salah satu proses pembelajaran
dilaksanakan dengan cara Praktek Kerja lapangan Sistem Penyelenggaraan Makanan
Rumah Sakit.

1
Praktik kerja lapangan SPMI/M dilaksanakan di Rumah Sakit dan berbagai
institusi selain rumah sakit dalam melaksanakan sistem penyelenggaraan makanan
institusi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Praktik
kerja lapangan SPMI/M dilakukan untuk menguasai 12 Kompetensi Utama dan 3
Kompetensi Pendukung. Setelah melaksanakan kegiatan praktik ini, mahasiswa
mampu menerapkan sistem penyelenggaraan makanan di RS dan berbagai institusi
lain selain RS, seperti Industri Penyelenggaraan makanan banyak.
Ketiga praktik kerja lapangan ini sekaligus sebagai persiapan uji kompetensi
mahasiswa. Hasil PKL ini juga sebagai bentuk manifestasi dari Pencapaian
Kompetensi di bidang gizi institusi. Oleh karena itu pada kegiatan PKL ini,
mahasiswa juga diwajibkan menyampaikan laporan kegiatannya sesuai dengan
kompetensi yang tercantum pada Logbook PKL.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada mahasiswa agar
memperoleh hasil yang efisien, efektif dan optimal untuk dapat mencapai
kompetensi sebagai Ahli Madya Gizi, sekaligus sebagai profesi Teknisi Dietesien
pada bidang materi SPMI
2. Tujuan Khusus
Setelah pelaksanaan PKL, diharapkan mampu:
Menerapkan sistem penyelenggaraan makanan di RS dan berbagai institusi lain
selain RS, dan/ katering/restorat/hotel/perusahaan/Asrama/panti/sekolah/rutan dan
lain-lainnya. Tujuan Khusus tersebut adalah :
1) Menyusun standart makanan (menterjemahkan kebutuhan gizi ke dalam
bahan makanan/menu) untuk kelompok sasaran.
2) Menyusun menu untuk kelompok sasaran.
3) Menyelia keamanan pangan dan sanitasi dalam penyelenggaraan makanan
(industri pangan).
4) Menyelia pengadaan dan distribusi bahan makanan serta transportasi
makanan.
5) Menyelia produksi makanan yang memenuhi kecukupan, biaya dan daya
terima/standrt kualitas.
6) Melakukan uji cita rasa/uji organoleptik makanan.

2
7) Mengembangkan dan/atau memodifikasi resep (mengembangkan dan
meningkatkan mutu resep dan makanan formula).
8) Ikut serta/menyelia sumber daya dalam unit pelayanan gizi dalam unit
pelayanan gizi meliputim keuangan, sumber daya manusia, sarana dan
prasarana dan pelayanan gizi.
9) Berpenampilan (unjuk kerja) sesuai dengan kode etik profesi gizi.
10) Mendokumentasikan kegiatan pelayanan gizi.
C. Waktu dan Tempat
1. Waktu
Praktek Kerja Lapangan SPM RS dilaksanakan mulai tanggal 1-20 Maret 2021.
2. Tempat
Tempat pelaksanaan praktek kerja lapangan SPM RS yaitu di Rumah Sakit Umum
Bangli. Pelaksanaan dilakukan dengan daring.
D. Gambaran Umum Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Bangli merupakan Rumah Sakit Daerah yang beralamat
di Jalan Kusuma Yudha No.27, Lingkungan Kawan dan Kelurahan Kawan,
Kecamatan Bangli dengan luas areal 5490 m2. RSU Bangli mulai beroperasi setelah
memisahkan diri dari RSJ Bangli semenjak tahun 1952. Pada awal beroperasi RSU
Bangli memiliki 41 tempat tidur.
Penetapan RSU Bangli dari kelas D menjadi C berdasarkan keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 485/menkes/SK/V/1997. Untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan PAD, maka peningkatan kelas RSU
Bangli ditindaklanjuti dengan keluarnya Peraturan Daerah Kabupaten Bangli. No: 18
tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan. Hal ini diharapkan untuk
dijadikan pedoman masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan di RSU
sesuai dengan tingkatan pelayanan yang dikehendakinya.
Setelah ditetapkan UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah maka
status RSU Bangli berada dibawah Pemerintah Daerah Kabupaten Bangli, yang mana
sebelumnya berada dibawah Pemerintah Daerah Propinsi Bali. Saat ini RSU Bangli
telah menempati gedung baru di Jalan Brigjen Ngurah Rai No. 99x dengan kapasitas
203 kamar tidur dilengkapi berbagai fasilitas pelayanan baik Mahotama, Utama,
Kelas I, Kelas II, Kelas III, dan penunjang lainnya dengan luas areal ±1,95H. Mulai

3
tanggal 1 April 2011 secara bertahap manajemen dan pelayanan RSU Bangli
dipindahkan operasionalisasinya ke lokasi RSU Bangli tersebut.
Pada taggal 12 November 2011 sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 38
Tahun 2011 RSU Bangli dikelola dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD) yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Januari 2012.
Kapasitas tempat tidur RSU Bangli secara bertahap dan terus ditambah untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat dan sampai dengan sekarang
RSU Bangli sudah memiliki kapasitas 150 tempat tidur dengan BOR ±50% sejak
Januari 2019.
Pada tanggal 6 Mei 2014 RSU Bangli ditingkatkan setatusnya menjadi Rumah
Sakit Umum Kelas B, berdasarkan Keputusan menteri Kesehatan RI NO.HK
02.03/1/0838/2014. Dalam hal Struktur Organisasi dan Tata Kerja selanjutnya sesuai
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bangli No. 8 Tahun 2014 Struktur Organisasi
RSU Bangli juga mengalami perubahan dan disesuaikan pengisian jabatannya
sebanyak 25 pejabat sruktural berdasarkan Keputusan Bupati Bangli Nomor
821.2/475/BKD.
Pada tanggal 3-5 Desember 2015 Tim Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) melakukan survey Akreditas Versi 2012 ke RSU Bangli dan selanjutnya
RSU Bangli diberikan sebagai Rumah Sakit yang telah memenuhi standar Akreditasi
Rumah Sakit serta dinyatakan lulus Tingkat Utama sesuai dengan sertifikat KARS
nomor KARS-SERT/207/II/2016.
Hingga saat ini RSU Bangli terus melakukan pengembangan SDM dan juga
pembangunan sarana dan prasarana pelayanan termasuk kelengkapan kebutuhan
sebagai Rumah Sakit Pendidikan. Pengembangan sebagai Rumah Sakit Pendidikan
dilakukan dengan Fakultas Kedokteran Universitas Islam AL-Azhar Mataram dan
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.
Adapun visi dan misi RSU Bangli adalah sebagai berikut:
1. VISI
Setiap organisasi perlu meliliki visi agar mampu eksis dan unggul dalam
persaingan yang semakin ketat dalam lingkungan yang berubah sesuai tuntutan
masyarakat.
Perumusan Visi RSU Bangli, mencerminkan apa yang ingin dicapai,
memberikan arah dan fokus strategi yang jelas, mampu menjadi perekat seluruh

2
komponen rumah sakit beserta rakyat yang menjadi subjek dan objek
pembangunan, sehingga memiliki orientasi masa depan, mampu menumbuhkan
komitmen dan kesinambungan pembangunan rumah sakit. Berdasarkan hal
tersebut diatas maka Visi Rumah Sakit Bangli yaitu :
Menjadikan RSU BANGLI sebagai kebanggan musyarakat
Artinya :
Manajemen Rumah Sakit dengan seluruh jajarannya bercita-cita untuk
mewujudkan Rumah Sakit yang unggul, Rumah Sakit yang terbaik dalam hal
pelayanan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat baik yang mampu
maupun yang tidak mampu.
Visi ini dibarapkan dapat memberikan inspirasui yang mampu memberi
Motivasi, menjiwai dan mendorong setiap gerak langkah insan pegawai RSU
Bangli menuju cita-cita terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan
propesional yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan menjadikan
Rumah Sakit Umum Bangli sebagai kebanggaan masyarakat Bangli.
2. Misi
Untuk mewujudkan visi RSU Bangli, maka ditetapkan misi sebagai berikut :
a. Memberi pelayanan kesehatan yang bermutu dan berproporsional serta selalu
berusaha meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan.
b. Terpenuhinya kebutuhan SDM baik kualitas maupun kuantitas dan selalu berkomitmen
meningkatkan kualitas SDM dengan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.
c. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana yang berkualitas dalam rangka
menunjang pelayanan kesehatan.
d. Meningkatkan efektivitas dan efesiensi tanpa mengurangi standar dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
e. Mewujudkan rasa persaudaraan, rasa memiliki, dan menumbuhkan budaya
orientasi yang kuat, berkomitmen tinggi dan tanggung jawab.
Adapun tujuan RSU Bangli adalah sebagai berikut :
a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan
rumah sakit dan sumber daya manusia dirumah sakit.
c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.
d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat dan sumber daya
manusia rumah sakit dan rumah sakit.
3
Adapun rincian fisik RSU Bangli antara lain:
a. RSU Bangli berdirinya ditanah seluas 19.550 m2
b. Luas Bangunan 4.302 m2
c. Instalasi air bersih : PDAM dan sumur Bor
d. Listrik/PLN : 197 KVA
e. Genset : 250 KVA
Dalam perkembangannya, RSU Bangli telah terakreditasi dengan rinci sebagai
berikut:
a. Akreditasi dengan 5 standar Pelayanan Tahun 1999 (Dirjen Yanmed Depkes RI)
b. Akreditasi dengan 12 standar Pelayanan Tahun 20003 (Dirjen Yanmed. Depkes
RI)
c. Akreditasi versi 2012 tanggal 3-5 Desember tahun 2015 (Komisi Akreditasi
Rumah Sakit)
d. Akreditasi SNARS (Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit) cdisi 1 tahun
2018
Dengan penilaian:
a. Sasaran kesclamaan pasien rumah sakit (SKP)
b. Hak pasien dan keluarga (HPK)
c. Pendidikan pasien dan keluarga (PPK)
d. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP)
e. Millennium Development Goals (MDGs)
f. Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
g. Asesmen Pasien (AP)
h. Pelayanan Pasien (PP)
i. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
j. Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
k. Manajemen Komunikasi dan Informas (MKI)
l. Kualifikasi dan Pendidikan Staff(KPS)
m. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
n. Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP)
o. Manajemen Fasilitas dan Kesclamatan (MFK)

4
RSU Bangli memiliki beberapa fasilitas untuk menunjang pelayanannya. Adapun
rincian fasilitas yang dimiliki adalah sebagai berikut :
a. Adminission
Adminission menyediakan informasi pasien tentang :

1) General Consent
2) Registrasi Rawat Inap
3) Perkiraan biaya
4) Kamar dan Tarif Kamar
5) Tata tertib RS
6) Fasilitas- fasilitas RS
7) Informasi Pasien yang dirawat
8) Penyampaian keluhan, saran dan apresiasi rumah sakit secara langsung
b. Pelayanan Gawat Darurat -IGD 24 jam
IGD RSU Bangli dengan pelayanan 24 jam dilengkapi dengan ruang triage
bedah, ruang triage non bedah, ruang resusitasi, ruang observasi dan one day care
(ODC).
c. Pelayanan Obstetry Neonatal Emergensi Komperhensif (PONEK)
RSU Bangli memberikan pelayanan PONEK 4 jam di gedung pelayanan
tersendiri meliputi pelayanan kebidanan dan penyakit kandungan baik yang
datang sendiri maupun rujukan dari fasilitas pelayanan kesehatan dan juga
praktek professional tenaga kesehatan.
d. Pelayanan Istalasi Bedah Sentral
RSU Bangli memiliki 4(empat) kamar opersi yaitu (1) OK1 untuk tindakan
kecil dan luka tidak steril, (2) OK2 untuk tindakan obgyn, (3) OK3 untuk
tindakan bedah umum, dan (4) OK4 diguakan untuk tindakan THT dan Mata,
yang dilengkapi ruang pre op dan ruang pulih sadar/recovery room (RR)
e. Pelayanan Rawat Jalan (Poliklinik)
Pelayanan rawat jalan di poliklinik di ditangani oleh dokter Spesialis setiap
hari dan jam kerja. Adapun rinciannya antara lain:
a. Klinik Bedah
b. Klinik Interna
c. Klinik Anak
d. Klinik Kebidanan & Kandungan
5
e. Klinik THT
f. Klinik Kulit dan Kelamin- Kelamin
g. Klinik Jantung
h. Klinik Mata
i. Klinik Syaraf
j. Klinik Jiwa
k. Klinik Orthopedi
l. Klinik Gigi dan Mulut
m. Klinik Anastesi
n. Klinik HD
o. Klinik Gizi
p. Klinik VCT
q. Klinik Fisioterapi
r. Klinik Herbal
s. Klinik Adiksi
t. Klinik Tumbuh Kembang
u. Klinik Covid
f. Pelayanan Rawat Inap
a. Pavillium A (Ruang Mahottama)
Tersedia 7 kamar dengan fasilitas Ac, TV, Kulkas, Ruang Tamu, Toilet
dalam, Extra Bed dan 1 ruangan 1 pasien.
b. Pavillium B (Ruang Utama)
Tersedia 7 kamar dengan fasilitas AC, TV, Toilet dalam, Kursi tamu, 1
ruangan 1 pasien.
c. Pavillium C (Ruang VIP)
Tersedia 8 kamar dengan fasilitas Kipas angin, TV, Toilet dalam, Kursi tamu
dan 1 Ruangan 1 pasien.
d. Ruangan Anggrek
Tersedia ruang kelas 1 (3 Kamar dengan fasilitas 2 tempat tidur dalam 1
kamar dan kamar mandi dalam).
e. Ruang Nusa Indah (Rawat Inap Penyakit Bedah)

6
Tersedia Ruang Kelas II (1 Ruangan 2 Tempat Tidur), Ruang Kelas III (1
Ruangan, 7 Tempat Tidur), Kelas III Anak (1 Ruangan, 4 Tempat Tidur) dan
Ruang Combustio (1 Ruangan, 2 Tempat Tidur).
f. Ruang Mawar
Tersedia Ruang Kelas II (1 Ruangan, 4 Tempat Tidur), Ruang Kelas III (1
Ruangan, 8 Tempat tidur), Ruang Observasi (1 Ruangan, 4 Tempat tidur),
Ruang Tetanus (1 Ruangan, 1 Tempat Tidur).
g. Ruang Cempaka (Rawat Inap Penyakit Dalam)
Tersedia Kelas III (5 Ruangan), Ruang Observasi (1 Ruangan) dan Ruang
Isolasi (1 Ruangan).
h. Ruang Kenanga (Rawat Inap Kebidanan dan Penyakit Kandungan)
Tersedia Kelas I (1 Ruangan, 2 Tempat Tidur), Kelas II (1 Ruangan, 2 Tempat
Tidur), Kelas III (1 Ruangan, 5-7 Tempat Tidur) dan Ruang VK (1 Ruangan, 2
Tempat Tidur). Terdapat ruang tambahan yaitu Ruang Perawatan Kebidanan
dan Penyakit Kandungan, yang dilengkapi dengan ruang VK, Nivas, Observasi
dan Ruang Menyusui.
i. Ruang Jempiring (Rawat Inap Penyakit Anak, THT, Mata dan KulitKelamin)
Tersedia Kclas I (1 Ruangan, 2 Tempat Tidur), Kelas III (1 Ruangan, 7
Tempat Tidur) dan Kelas III THT, Kulit Kelamin dan Mata (I Ruangan, 5
Tempat Tidur).
j. Ruang Perinatologi (Rawat Inap Bayi Beresiko Tinggi)
Terdiri dari ruang bayi infeksi dan ruang bayi non infeksi, ruang tindakan dan
ruang menyusui. Dalam satu ruangan mampu menampung 15 pasien.
k. Ruang Pelayanan Intensive (Intensive care Unit / ICU)
Ruangan untuk memberikan penanganan medis khusus serta memberikan
pemantauan bagi pasien pada keadaan kritis atau tidak stabil yang dilengkapi
dengan fasilitas : ventilator, bedside monitor, syring pump, infus pump, DC
shock, dan fasilitas life saving lainnya serta ditunjang olch tenaga yang terlatih
bersertifikat critical care.
l. Pelayanan Hemodialisa
RSU Bangli melaksanakan kerjasama operasional (KSO) dalam pengadaan
pelayanan kesehatan cuci darah. Tersedia 10 (sepuluh) unit alat Hemodialisis
untuk memisahkan darah dari sisa metabolisme dan racun tubuh ketika ginjal

7
tidak berfungsi lagi. Hal ini sangat membantu bagi penderita gagal ginjal agar
bisa memperbaiki kondisi tubuhnya. Pelayanan Hemodialisa ditangani oleh
dokter spesialis terlatih dan tenaga keperawatan yang bersertifikat. Kapasitas
pelayanan sedang dikembangkan dengan menambah 6 (enam) unit alat HD
dioperasikan pada akhir 2016.
m. Pelayanan Endoskopi
RSU Bangli juga menerima pemeriksaan atau tindakan pengobatan ke dalam
saluran pencernaan dengan menggunakan peralatan berupa Tcropong
(Endoscope), yang terdiri dari:
1) Gastroskopi yaitu untuk melihat dan mengetahui keadaan bagian
dalam saluran cerna bagian atas dan melakukan tindakan terapi mulai
dari tenggorokan, lambung sampai usus 12 jari.
2) Tindakan Kolonoskopi yaitu untuk melihat dan mengetahui keadaan
bagian dalam saluran cerna bagian bawah (usus besar).
n. Pelayanan IKF
Dilengkapi dengan fasilitas perawatan, otopsi dan penympanan jenazah
(lemari pendingin khusus mayat).
o. Pelayanan Penunjang :
1) Laboratorium
2) Radiologi
3) Instalasi Farmasi
4) CSSD (Central Steril Supplay Departmen)
5) Binatu (Laundry)
6) Gizi
7) I{SRS
8) Kesling (Kesehatan Lingkungan)
9) O2 Central dan Ambulance
10) Sarana Penunjang Rumah Sakit Pendidikan
p. Sarana dan Prasarana Lainnya:
1) Kerja sama Bank
2) Kantin
3) Taman bacaan masyarakat
4) Server dan hotspot

8
5) CCTV
6) Ruang tunggu
7) WC umum
8) Halaman taman dan parkir (18 are).

9
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Biaya Pelayanan Gizi
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang,
yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu (Mulyadi,2009). Dari pengertian tersebut maka dapat diartikan biaya pelayanan
gizi rumah sakit adalah biaya yang akan dan telah dikelurkan untuk melaksanakan
penyelenggaraan makanan pelayanan gizi.

Perencanaan Anggaran Belanja

Perencanaan anggaran belanja makanan adalah suatu kegiatan penyusunan biaya


yang diperlukan bahan makanan bagi pasien dan karyawan yang dilayani. Tujuan
dilakukan perencanaan anggaran belanja adalah untuk memenuhi kebutuhan macam dan
jumlah bahan makanan bagi konsumen atau pasien yang dilayani sesuai dengan standar
yang ditetapkan (Kementrian Kesehatan RI,2013)

Rencana anggaran belanja bahan makanan di RSU Bangli dilakukan oleh unit
instalasi Gizi sebagai user Rencana usulan ini kemudian diajukan ke PPTK ( Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan). Oleh PPTK diajukan ke PPK ( Penjabat Pembuat
Komitmen) dari PPK kemudian diajukan kebagian pengadaan barang rumah sakit.
Anggaran belanja makanan di RSU Bangli menggunakan dana BLU dan apabila terjadi
kekurangan dana di tahun yang bersangkutan akan diusulkan penambahan anggaran
belanja bahan makanan di anggaran perubahan. Perencanaan anggaran bahan makanan
disusun satu tahun sekali, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Tetapkan macam dan jumlah konsumen atau pasien yang berhak mendapat
pelayanan gizi di RS
b. Kumpulkan data tentang macam dan jumlah konsumen dalam satu tahun
sebelumnya.
c. Pengumpulan harga dengan melakukan survey pasar dibeberapa tempat yang telah
ditentukan diantaranya Pasar Bangli, Pasar Kayuamba dan Pasar Kintamani
d. Terjemahkan standar kecukupan gizi dalam bentuk bahan makanan dan berat
kotor.

10
e. Hitung indeks harga makanan per orang per hari dengan mengalikan berat kotor
bahan makanan yang digunakan dengan harga satuan sesuai konsumen atau pasien
yang dilayani.
f. Hitung anggaran belanja makanan setahun dengan cara (Jumlah konsumen/pasien
x indeks harga makanan orang/hari)
g. Hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada pengambil keputusan (sesuai
dengan struktur organisasi masing-masing) untuk meminta perbaikan.
h. Siapkan alternatif untuk menaikkan atau menurunkan biaya.
1. Proses Pengadaan Bahan Makanan

Pengadaan bahan makanan, merupakan usaha atau proses dalam


penyediaan bahan makanan. Dalam proses ini, dapat berupa upaya penyediaan bahan
makanan saja, atau sekaligus melaksanakannya dalam proses pembelian bahan
makanan yang meliputi penetapan spesifikasi bahan makanan, perhitungan harga
makanan, pemesanan dan pembelian bahan makanan serta survey pasar. Tujuan sistem
pengadaan adalah untuk mendapatkan bahan makanan dengan mutu yang baik,
pengiriman barang terjamin tepat waktu, proses berjalan lancar tidak memerlukan
tenaga yang berlebihan.
Pengadaan bahan makanan di RSU Bangli disusun oleh instalasi gizi setiap
setahun sekali. Rencana pengadaan bahan makanan yang telah disusun akan diserahkan
ke Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) oleh PPTK usulan kebutuhan pengadaan
bahan makanan akan diidentifikasi susai dengan barang yang dibutuhkan oleh instalasi
gizi (user). Hasil diidentifikasi kebutuhan riil bahan makanan akan dituangkan dalam
rencana kerja anggran untuk pembahasan lebih lanjut sesuai ketentuan yang berlaku.
Selanjutnya dilakukan analisis untuk menetapkan cara pelaksanaan pengadaan bahan
makanan.
PPTK kemudian meneruskan rencana pengadaan bahan makanan ke PPK
(Penjabat Pembuat Komitmen) guna mendapatkan persetujuan pengadaan bahan
makanan. Bila sudah disetujui oleh PPK usulan pengadaan bahan makanan akan
diteruskan ke pejabat pengadaan barang rumah sakit.
Pegadaan bahan makanan di RSU Bangli menggunakan cara penunjukkan
rekanan langsung. Adapun prosedur rencana pengadaan bahan makanan yang dilakukan
di RSU Bangli adalah sebagai berikut :

11
a. Mengklasifikasikan bahan makanan berdasarkan sifat bahan makanan ( bahan
makanan kering dan bahan makanan basah)
b. Memasukkan nama bahan makanan serta satuannya
c. Merekap volume pemakaian bahan makanan dalam satu tahun
d. Mencari pemakain bahan makanan per hari dengan cara bahan makanan per tahun
dibagi 365
e. Perhitungan kebutuhan bahan makanan dilakukan pertahun dengan cara
mengalikan rata-rata pemakaian bahan makanan perhari dengan 365 dikali rata-rata
jumlah pasien atau konsumen.
f. Kemudian dijumlahkan secara keseluruhan jumlah pemakaian bahan makanan
g. Volume pengadaan bahan makanan dalam setahun dikalikan dengan harga bahan
makanan survey pasar, sehingga di dapatkan harga bahan makanan.
h. Selanjutnya total harga diserahkan langsung kepada PPTK (Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan). Proses pengadaan bahan makanan dilakukan dengan cara
penunjukan ke rekaman langsung.
2. Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan
Perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan kebutuhan
makanan yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan. Tujuan kegiatan ini adalah
agar tercapainya usulan anggaran dan kebutuhan bahan makanan bagi pasien dengan
sfesifikasi yang ditetapkan dalam kurun waktu yang ditetapkan untuk pasien rumah
sakit.
Langkah-langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah :
a. Susunan macam bahan makanan yang diperlukan lalu digolongkan bahan
makanan apakah termasuk dalam bahan makanan segar atau bahan makanan
kering.
b. Hitung kebutuhan semua bahan makanan satu persatu dengan cara :
1) Tetapkan jumlah konsumen rata-rata yang dilayani.
2) Hitung macam dan kebutuhan bahan makanan dalam 1 siklus menu
(misalnya : 5,7 atau 10 hari)
3) Tetapkan kurun waktu kebutuhan bahan makanan ( 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan
atau setahun )
4) Hitung berapa siklus dalam periode yang telah ditetapkan dengan menggunkan
kalender.

12
5) Hitung kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan untuk kurun waktu yang
ditetapkan ( 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau setahun )
6) Masukkan dalam formulir kebutuhan bahan makanan yang telah dilengkapi
dengan spesifikasinya.
Secara umum dapat pula dihitung secara sederhana dengan rumus sebagai berikut
( contoh menu 10 hari ) :
Rumus kebutuhan bahan makanan untuk 1 tahun :
( 365 hari/10 x Ʃ konsumen rata-rata x total macam dan Ʃ makanan 10 hari )
Perhitungan kebutuhan bahan makanan di RSU Bangli adalah sebagai berikut :
a) Kumpulkan data tentang macam dan jumlah rata-rata pasien satu tahun sebelumnya
b) Tetapkan jumlah dan macam pasien yang berhak mendapatkan pelayanan gizi di
RS menurut kelas perawatannya.
c) Menentukan jumlah porsi bahan makanan yang dibutuhkan pasien per hari.
d) Menentukan berat kotor bahan makanan yrng dibutuhkan pasien.
e) Kemudiah perhitungan kebutuhan bahan makanan pasien dengan cara :
( Jumlah pasien x jumlah porsi bahan makanan per hari x 365 hari )
3. Pemesanan Bahan Makanan
Pemesanan bahan makanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan
makanan berdasarkan pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen atau pasien yang
dilayani, sesuai periode pemesanan yang ditetapkan. Tujuan pemesanan bahan makanan
adalah tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai menu, waktu pemesanan,
standar porsi bahan makanan dan spesifikasi yang ditetapkan dengan prasyarat:
a) Adanya kebijakan rumah sakit tentang prosedur pengadaan bahan makanan.
b) Tersedianya dana untuk bahan makanan
c) Adanya spesifikasi bahan makanan
d) Adanya menu dan jumlah bahan makanan yang dibutuhkan selama periode
tertentu ( 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau setahun )
e) Adanya pesanan bahan makanan untuk 1 periode menu
Langkah-langkah pemesanan bahan makanan :
a) Menentukan frekuensi pemesanan bahan makanan segar dan kering
b) Rekapitulasi kebutuhan bahan makanan dengan cara mengalihkan stadar porsi
dengan jumlah konsumen atau pasien kali kurun waktu pemesanan (Kementrian
Kesehatan,2013)

13
Sistem pemesanan bahan makanan di RSU Bangli berdasarkan menu atau
pedoman menu dan jumlah pasien atau konsumen yang dilayani dengan
memperhitungkan stok bahan makanan yang ada. Surat pemesanan atau order dibuat
oleh ahli gizi bagian gudang. Cara pemesanan bahan makanan di RSU Bangli adalah
sebagai berikut :
a) Menghitung jumlah pasien subuh yang mendapat makan baik mahotama, utama,
VIP, ICU maupun kelas I,II,III
b) Siapkan menu yang digunakan sesuai bahan makanan yang diorder
c) Hitung jumlah bahan makanan yang akan dipesan dengan cara :
Jumah porsi bahan makanan ( berat kotor ) x jumlah pasien yang dilayani +
10%
d) Masukkan jumlah perhitungan kedalam formulir pemesanan bahan makanan ( 1
lembar rekanan, 1 lembar untuk arsip)
e) Kemudian untuk pemesanan bahan makanan basah dibuat setiap hari
f) Untuk pemesanan bahan makanan kering disesuaikan dengan persediaan atau stok
bahan makanan kering yang ada digudang
g) Surat pemesanan atau order bahan makanan dikirimkan kepada rekanan yang
diajak bekerjasama melalui e.mail.
4. Biaya Makan
Biaya bahan makan merupakan unsur biaya bahan baku atau bahan dasar atau
bahan langsung dalam rangka memproduksi makanan. Biaya bahan makanan ini
termasuk biaya biaya variabel karena biaya total bahan makanan dipengaruhi oleh
jumlah atau porsi makanan yang dihasilkan atau jumlah pasien yang akan dilayani
makanannya. Unsur-unsur biaya dalam penyelenggaraan makanan adalah biaya bahan
makanan, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead (Kementrian RI,2013).
Penentuan harga makanan di RSU Bangli ditentukan berdasarkan 40% tarif jasa
pelayanan dan 60% tarif jasa sarana. Tarif jasa pelayanan terdiri dari biaya tenaga kerja
atau sumber daya manusia. Sedangkan, tarif jasa sarana terdiri dari bahan makanan
yang digunakan, alat penyajian bahan makanan sekali pakai. Apabila terdapat alat
penyajian yang dapat digunakan secara berulang akan diperhitungkan untuk biaya
penyusutan dan perbaikan. Biaya overhead seperti gas, listrik, dan air juga masuk ke
dalam tarif jasa sarana.

14
Rincian biaya makan rata-rata per hari untuk masing-masing kelas perawatan di
RSU Bangli untuk tahun 2020 adalah sebagai berikut :
a) Paviliun A : Rp.120.000
b) Paviliun B : Rp. 110.000
c) Paviliun C : Rp. 100.000
d) Kelas I : Rp.90.000
e) Kelas II : Rp. 80.000
f) Kelas III : Rp. 75.000
g) Wing IGD : Rp. 80.000

B. Menu dan Standar Makanan


1. Menu
a. Menu dan Jenis Menu
Menu merupakan daftar hidangan yang disajikan atau disediakan pada hari itu
untuk konsumen. Menu berfungsi sebagai alat komunikasi antara bagian
pengolahan dengan customer/pasien.
Tiga jenis menu yang biasa digunakan oleh institusi rumah sakit yaitu :
1) Menu bebas adalah menu yang disusun sesuai dengan keinginan pemesan
2) Menu pilihan adalah suatu jenis menu yang menyajikan beberapa jenis
pilihan makanan sehingga konsumen dapat memilih jenis makanan yang
sesuai dengan seleranya.
3) Menu standar/master menu adalah susunan menu yang digunakan untuk
penyelenggaraan makanan dalam jangka waktu panjang antara 7-10 hari.
Jenis menu yang digunakan di RSUD Bangli adalah :
1) Menu pilihan adalah suatu jenis menu yang menyajikan beberapa jenis
pilihan makanan sehingga konsumen dapat memilih jenis makanan yang
sesuai dengan seleranya, namun tetap disesuaikan dengan ketepatan diet
yang diberikan.
2) Menu standar/master menu adalah susunan menu yang digunakan untuk
penyelenggaraan makanan dalam jangka waktu panjang yaitu siklus menu
10 hari + 1 (untuk menu ke 11 di tanggal 31)
b. Perencanaan Menu
Langkah-langkah perencanaan menu adalah :

15
1) Bentuk Tim Kerja
Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari dietisien, kepala
juru masak (Chef Cook), pengawas makanan
2) Menetapkan Macam Menu
Mengacu pada tujuan pelayanan makanan rumah sakit, maka perlu
ditetapkan macam menu, yaitu menu standar, menu pilihan dan kombinasi
keduanya
3) Menetapkan Lama Siklus Menu dan Kurun Waktu Penggunaan Menu
Perlu ditetapkan macam menu yang cocok dengan sistem penyelenggaraan
makanan yang sedang berjalan. Siklus dapat dibuat untuk menu 5 hari, 7
hari, 10 hari atau 15 hari. Kurun waktu penggunaan menu dapat diputar
selama 6 bulan – 1 tahun
4) Menetapkan Pola Menu
Pola menu yang dimaksud adalah menetapkan pola dan frekuensi macam
hidangan yang direncanakan untuk setiap waktu makan selama satu putaran
menu. Dengan penetapan pola menu dapat dikendalikan penggunaan bahan
makanan sumber zat gizi dengan mengacu pada gizi seimbang
5) Menetapkan Besar Porsi
Besar porsi adlah banyaknya golongan bahan makanan yang direncanakan
setiap kali makan dengan menggunakan satuan penukar berdasarkan standar
makanan yang berlaku di RS.
6) Mengumpulkan macam hidangan untuk pagi, siang, dan malam pada satu
putaran menu termasuk jenis makanan selingan.
7) Merancang format menu
Format menu adalah susunan hidangan sesuai dengan menu yang telah
ditetapkan. Setiap hidangan yang terpilih dimasukkan dalam format menu
sesuai golongan bahan makanan.
8) Melakukan penilaian menu dan merevisi menu
Untuk melakukan penilaian menu diperlukan instrument penilaian yang
selanjutnya instrument tersebut disebarkan kepada setiap manajer. Misalnya
manajer produksi, distribusi, dan marketing. Bila ada ketidaksetujuan oleh
salah satu pihak manager, maka perlu diperbaiki kembali sehingga menu
telah benar-benar disetujui oleh manager.

16
9) Melakukan test awal menu
10) Bila menu telah disepakati, maka perlu dilakukan uji coba menu. Hasil uji
coba, langsung diterapkan untuk perbaikan menu.
Sedangkan di RSUD Bangli langkah-langkah perencanaan menu yang digunakan
adalah :
a) Inventarisasi judul masakan yang terdiri dari kumpulan masakan lauk
hewani, nabati, dan sayuran.
b) Membuat master menu dalam siklus menu 10 hari + 1 hari.
c) Pembuatan format menu disesuaikan dengan inventarisasi masakan yang
dikumpulkan
d) Kemudian dibuat pedoman menu untuk mengetahui standar porsi dan
bumbu untuk setiap menu makanan dalam berat kotor.
e) Dilanjutkan dengan membuat menu siklus 10 hari berdasarkan standar porsi
f) Menu makanan khusus diet disesuaikan dengan syarat diet pasien
c. Siklus menu
Siklus menu adalah perputaran menu atau hidangan yang disajikan kepada
konsumen dalam jangka waktu tertentu. Dalam menetukkan siklus menu
sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal yaitu :
1) Kebutuhan masing-masing individu dalam keluarga atau kelompok akan zat
gizi
2) Variasi bahan makanan yang digunakan
3) Tidak mengulang bahan makanan yang sama dengan waktu yang
berdekatan, karena akan berakibat kebosanan pada konsumen.
4) Perhatikan musim tertentu terkait ketersediaan bahan makanan
Siklus menu yang ada di RSUD Bangli adalah siklus menu 10 hari, secara
umum siklus ini berlaku untuk semua kelas dan ruangan yang ada di RSUD
Bangli. RSUD Bangli menggunakan AKG untuk pasien tidak berisiko dan
menggunakan diet tertentu apabila pasien berisiko. Variasi bahan makanan yang
digunakan dalam siklus menu kurang bervariasi untuk menghindari tidak
tersedianya bahan makanan yang dipesan ke rekanan serta efisiensi anggaran.
d. Frekuensi dan Waktu Makan
Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari baik kualitatif dan
kuantitatif. Frekuensi makan pasien yang diberikan di RSUD Bangli adlah 3 kali

17
makan utama dan 2 kali selingan. Tetapi untuk pasien dengan diet khusus tidak
menutup kemungkinan diberikan penambahan snack/selingan. Seperti untuk diet
TKTP diberikan ekstra telur sedangkan untuk diet lain tidak.
Waktu makan di RSUD Bangli adalah :
1) Makan pagi : 06.30 – 07.30
2) Selingan pagi : 09.00 – 09.30
3) Makan siang : 11.30 – 12.30
4) Selingan siang : 14.30 – 15.00
5) Makan sore : 17.00 – 18.00

2. Standar Resep, Standar Porsi, Standar Bumbu, dan Standar Makanan


a. Standar Resep
Standar resep adalah resep makanan yang telah dimodifikasi dan dibakuukan
untuk menciptakan mutu atau kualitas makanan yang relative sama cita rasanya
untuk setiap penghidangan. Biasanya standar resep memuat aturan, langkah-
langkah, jadwal tertulis untuk memproduksi jenis makanan tertentu, nama dan
kuantitas makanan yang diproduksi, pemilihan bahan makanan untuk produksi
hingga metode persiapan atau proses memasak.
Fungsi standar resep adalah menetapkan biaya secara akurat setiap jenis
makanan serta menghitung biaya per-porsi makanan serta untuk membantu
pelaksanaan pembelian bahan makanan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
b. Standar Porsi
Rincian macam dan jumlah bahan makanan dalam berat bersih untuk setiap
jenis hidangan. Standar porsi di RSU Bangli berpatikan pada standar pemberian
makanan bagi pasien yang telah dibuat oleh rumah sakit. Standar porsi juga
diperlukan bagi pasien agar makanan yang diberikan sesuai porsi dan memenuhi
gizi pasien.
c. Standar Bumbu
Digunakan untuk menghasilkan bahan makanan menjadi hidangan dengan cita
rasa tinggi dan dapat digunakan oleh setiap orang. Dalam penyelenggaraan
makanan di RSUD Bangli khususnya standar bumbu tidak menggunakan
pedoman yang ditetapkan PGRS. Hal ini dikarenakan keterbatas biaya sehingga

18
standar bumbu yang digunakan perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut dan dalam
proses uji coba sesuai gizi.
d. Standar Makanan
Standar makanan adalah acuan atau patokan macam dan jumlah bahan
makanan (berat kotor) seorang sehari, disusun berdasarkan kecukupan gizi pasien
yang tercantum dalam penuntun diet dan disesuaikan dengan kebijakan rumah
sakit. Tujuannya adalah sebagai acuan macam dan jumlah bahan makanan
seorang dalam sehari untuk merancang kebutuhan bahan makanan dalam
penyelenggaraan makanan.
Penetapan kecukupan/kebutuhan gizi klien di RSUD Bnalgi diatur
berdasarkan penetapan pemberian makanan rumah sakit (PPMRS). Penetapan
pemberian makanan rumah sakit (PPMRS) adalah suatu pedoman yang
ditetapkan pimpinan rumah sakit sebagai acuan dalam memberikan pelayanan
makanan pada pasien yang sekurang-kurangnya mencakup (1) ketentuan macam
konsumen yang dilayani, (2) kandungan gizi, (3) pola menu dan frekuensi
makanan sehari dan (4) jenis menu. Tujuan PPMRS adalah sebagai acuan
penerapan langkah-langkah tersediaanya ketentuan tentang macam konsumen,
standar pemberian makanan, macam dan jumlah makanan konsumen sebagai
acuan yang berlaku dalam penyelenggaraan makanan rumah sakit, kebijakan dan
prosedur tercantum dalam SPO yang ditetapkan oleh direktur RSUD Bangli.
Adapun prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Tentukan jneis makanan yang dilayani berdasarkan kelas perawatan pasien
2) Tentukan kebutuhan gizi pasien yang dilayani
3) Terjemahkan standar kecukupan gizi ke dalam bahan makanan
4) Catat informasi tentang kemungkinan penyediaan dana untuk makanan dari
sumber yang dipercaya minimal sama dengan tahun sebelumnya.
5) Hitung indeks harga maknaan per orang per hari.
Standar makanan dibuat berdasarkan kebutuhan pasien dan tidak
menggunakan Angka Kecukupan Gizi (AKG) karena sasaran di RS bersifat
khusus, dengan kondisi berbeda dengan orang sehat. Sesuai PPMRS yang
ditetapkan, diketahui rata-rata kebutuhan zat gizi per hari pasien RS berkisar
energi 1900 kkal – 2100 kkal, protein 47-79 g (10-15% dari kebutuhan energi
total), lemak 31-58 g (10-25% dari kebutuhan energi total), dan karbohidrat 282 g

19
– 394 g (60-75% dari kebutuhan energi total). Adapaun standar makana menu
lunak kebutuhan gizinya 1900 – 2100 kkal, menu anak 1500 kkal, menu bayi
yang sudah mendapatkan MP-ASI diberikan sesuai kebutuhan dengan
rekomendasi dokter, dan untuk menu diet disesuaikan dengan jenis dietnya.
Kebutuhan zat gizi pasien disesuaikan dengan usia dan jenis diet yang diberikan.
Bed Occupation Rate (BOR) dari RSUD Bangli adalah 50% pada tahun 2021,
dengan jumlah tempat tidur 150 bed. Standar makanan yang ada di RSUD Bangli,
terdapat makanan biasa, lunak, saring, dan cair.
Kebutuhan gizi pasien yang sudah ditetapkan dalam PPMRS dan disesuaikan
dengan tarif, lalu diterjemahkan ke dalam bahan makanan yang disesuaikan
dengan harga yang ditetapkan. RSUD Bangli memiliki beberapa ruangan antara
lain : Mahotama, utama, VIP, dan kelas (I, II, dan III). Rincian tarif pelayanan
gizi ditetapkan oleh Pemerintah Daerah yang Ditandatangani oleh Bupati Bangli.
C. KETENAGAAN
1. Tugas-Tugas Tenaga Gizi
a. KEPALA INSTALANSI GIZI
1) Nama Jabatan : Kepala Instalansi Gizi
2) Hasil kerja :
a) Pelayanan gizi sesuai standar program pengembangan ruangan rawat inap
yang berkesinambungan.
b) Laporan hasil penilaian dan pembinaan kinerja staf.
c) Program dan laporan pelaksanaan mutu.
d) Laporan perencanaan dan pengelolaan alat dan fasilitas.
3) Uraian Tugas :
a) Menyusun perencanaan pelayanan gizi.
b) Menyusun rencana evaluasi pelayanan gizi.
c) Melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan pelayanan gizi.
d) Melakukan kegiatan pemantauan kegiatan PGRS.
4) Melaksanakan tugas lain dari atasan dan tanggung jawab :
a) Memastikan tersusunnya program di Instalansi Gizi
b) Memastikan tersedinaya kebutuhan tenaga, sarana, dan prasarana di
Instalansi Gizi
c) Memastikan tersosialisasinya visi dan misi rumah sakit

20
d) Membuat rencana kebutuhan bahan makanan pasien
e) Memastikan terlaksananya penilaian terhadapkinerja staf di Instalansi
Gizi
f) Melakukan seleksi penerimaan karyawan baru apabila diperlukan
5) Wewenang
a) Mengusulkan kebutuhan tenaga, sarana, dan prasarana
b) Menilai kinerja staf di Instalansi Gizi
6) Syarat jabatan
a) Pendidikan formal
Lulusan S2-Gizi / Kesehatan atau S1-Gizi / Kesehatan dengan pendidikan
dasar DIII Gizi, atau serendah-rendahnya DIV-Gizi
b) Pendidikan non formal
Memiliki sertifikat RD,SIK,STR
c) Pengalaman kerja
Mempunyai pengalaman kerja dibidang gizi minimal 5 tahun
d) Keterampilan
Memiliki kemampuan interpersonal yang baik
b. KOORDINATOR PELAYANAN ASUHAN GIZI RAWAT JALAN
1) Nama Jabatan : Koordinator Pelayanan Gizi Rawat Jalan
2) Hasil Kerja :
a) Registrasi pelaksanaan konsultasi gizi pasien rawat jalan dari semua
pasien poli.
b) Program perencanaan konsultasi gizi dan asuhan gizi rawat jalan.
c) Laporan hasil konsultasi gizi dan asuhan gizi rawat jalan.
d) Program dan laporan pelaksanaan pengembangan mutu.
e) Laporan perencanaan dan pengelolaan alat dan fasilitas.
3) Uraian Tugas :
a. Merencanakan konsultasu gizi dan asuhan gizi pasien rawat jalan.
b. Merencanakan penyusunan leaflet diet pasien.
c. Melakukan skrining pasien.
d. Menganamnesa diet pasien.
e. Meregistrasi pasien yang mendapatkan konsultasi gizi dan asuhan gizi.
f. Memonitoring dan mengevaluasi konsultasi dan asuhan gizi pasien.

21
g. Melaksanakan tugas lain atasan.
4) Tanggung Jawab
Bertanggung jawab secara langsung terhadap Ka. Instalansi.
5) Wewenang
a) Berwenang membantu merencanakan dan mengembangkan kegiatan
konsultasi gizi dan asuhan gizi di pelayanan gizi rawat jalan.
b) Berwenang membantu untuk merencanakan dan melaksanakan
pengembangan asuhan dan konsultasi gizi rawat jalan.
c) Berwenang membantu terhadap pengelolaan alat dan fasilitas.
d) Berwenang membantu melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan
konsultasi gizi
6) Syarat Jabatan
a) Pendidikan formal
DIII Gizi.
b) Pendidikan non formal
Memiliki sertifikat pelatihan gizi .
c) Pengalaman kerja
Mempunyai pengalaman kerja dibidang gizi.
d) Keterampilan
Memiliki kemampuan interpersonal yang baik.
c. KOORDINATOR PELAYANAN ASUHAN GIZI RAWAT INAP
1) Nama Jabatan : Koorinator pelayanan Asuhan Gizi Rawat Inap
2) Hasil Kerja :
a) Skrining kerja.
b) Pelaksanaan proses asuhan gizi terstandar.
c) Registrasi data diet pasien rawat inap.
d) Laporan rekapitulasi data pasien rawat inap.
e) Laporan pemerian data diet terbanyak.
3) Uraian Tugas :
a) Membaca catatan rekam medis pasien bersama sama dokter.
b) Merancang diet pasien bersama dokter.
c) Mengikuti visite bersama dokter dan perawat.
d) Memberikan konsultasi gizi bagi pasien dan keluarga.

22
e) Melaksanakan proses asuhan gizi terstandar.
f) Merekap diet pasien.
g) Membuat kitir diet pasien.
h) Melakukan pemesanan diet pasien ke Instalasi Gizi.
i) Melakukan monitoring dan evaluasi diet pasien.
j) Melakukan pengawasan, pencatatan, dan pelaporan kegiatan asuhan gizi
rawat inap.
4) Tanggung Jawab
Bertanggung jawab secara langsung terhadap Ka. Instalansi
5) Wewenang
a) Berwenang membantu merencanakan dan pengembangan pelayanan
asuhan gizi rawat inap .
b) Berwenang membantu melakukan pembinaan kinerja staf.
c) Berwenang membantu merencanakan dan melaksanakan pengembangan
pelayanan asuhan gizi rawat inap.
d) Berwenang membantu terhadap pengelolaan alat dan fasilitas.
e) Berwenang membantu melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan
asuhan gizi rawat inap.
6) Syarat Jabatan
a) Pendidikan formal
DIII Gizi
b) Pendidikan non formal
Memiliki serifikat tambahan pelatihan gizi.
c) Pengalaman kerja
Mempunyai pengalaman kerja dibidang gizi.
d) Keterampilan
Memiliki kemampuan interpersonal yang baik.
d. KOORDINATOR PENYELENGGARAAN MAKANAN
1) Nama Jabatan : Koordinator Penyelenggaraan Makanan
2) Hasil Kerja :
a) Tersusunnya menu makanan pasien.
b) Adanya amprahan harian bahan makanan pasien.
c) Adanya bahan makanan pasien yang diterima setiap hari

23
d) Tersimpannya bahan makanan pasien digudang bahan makanan.
e) Tersajinya diet pasien sesuai pesanan diet dari pelayanan gizi rawat inap.
3) Uraian Tugas
a) Menyusun dan merencanakan siklus menu.
b) Membuat peraturan pemerian makanan rumah sakit.
c) Menyusun standar porsi bahan makanan rumah sakit.
d) Membuat standar harga bahan makanan pasien perhari.
e) Membuat amprahan harian bahan makanan pasien.
4) Tanggung Jawab
a) Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan
penyelenggaraan makanan pasien.
b) Bertanggung jawab memonitor dan mengevaluasi kegiatan
peyelenggaraan makanan pasien.
5) Wewenang
a) Membuat amprahan harian bahan makanan pasien.
b) Berwenang menyimpan dan menyalurkan bahan makanan ke unit
pengolahan.
6) Syarat Jabatan
a) Pendidikan formal
DIII GIZI
b) Pendidikan non formal
Memiliki sertifikasi tambahan pelatihan gizi
c) Pengalaman kerja
Memiliki pengalaman dibidang gizi
d) Keterampilan
Memiliki kamampuan jujur, rajin.
e. SUPERVISOR
1) Nama Jabatan : Supervisor
2) Hasil Kerja :
a) Tersedianya makanan harian pasien setiap hari bon diet dari unit rawat
inap.
b) Tersedianya makanan pasien yang berdiet khusus.
3) Uraian Tugas

24
a) Merencanakan penyelenggraan makanan pasien.
b) Memastikan distribusi makanan pasien sesuai waktu pendistribusian
makanan.
c) Memonitoring dan mengevaluasi proses pelaksanaan penyelenggaraan
makanan pasien.
4) Tanggung Jawab
Bertanggung jawab terhadap proses pelaksanaan penyelenggaraan makanan
pasien setiap hari.
5) Wewenang
Berwenang mengawasi dan mengendalikan proses penyelenggaraan makanan
pasien.
6) Syarat Jabatan
a) Pendidikan formal
DIII Gizi.
b) Pendidikan non formal
Memiliki sertifikasi pelatihan dibidang gizi.
c) Pengalaman kerja
Memiliki pengalaman kerja dibidang gizi.
d) Keterampilan
Memiliki kemampuan interpersonal yang baik.
f. PELAKSANA
1) Nama Jabatan : Petugas Gudang Makanan
2) Hasil Kerja :
a) Laporan penerimaan bahan makanan.
b) Laporan saldo bahan makanan.
c) Tersalurnya bahan makanan ke unit pengolahan.
3) Uraian Tugas
a) Mencatat penerimaan bahan makanan ke pasien.
b) Mencatat pengeluaran bahan makanan ke pasien.
c) Menghitung dan mencatat saldo harian bahan makanan pasien.
d) Menyalurkan/ mengeluarkan bahan makanan ke unit pengolahan sesuai
permintaan bahan makanan untuk pasien yang berdiet khusus.
4) Tanggung Jawab

25
Bertanggung jawab terhadap penyimpanan bahan makanan untuk menjamin
ketersediaan dan kesiapan bahan makanan sesuai dengan pesanan harian,
serta kondisi fisik bahan makanan yang bermutu sesuai dengan standar yang
diterapkan.
5) Wewenang
Berwenang menyimpan, menyalurkan bahan makanan pasien serta mencatat
sado bahan pasien
6) Syarat Jabatan
a) Pendidikan Formal
DIII Gizi
b) Pendidikan Non Formal
Memiliki sertifikat tambahan Pendidikan gizi
c) Pengalaman Kerja
Memiliki kemampuan kerja di bidang gizi
d) Keterampilan
Memiliki kemampuan interpersonal yang baik

Nama Jabatan : Petugas Gudang Alat

1. Hasil Kerja
a. Laporan penerimaan alat masak dan alat makan pasien
b. Laporan ketersedian alat masak dan alat makan pasien
c. Tersalurnya alat masak dan alat makanan pasien ke unit pengolahan
2. Uraian Tugas
a. Mencatat penerimaan alat masak dan alat makan pasien
b. Mencatat pengeluaran alat maak dan alat makan pasien
c. Menghitung dan mencatat ketersedian alat masak da alat makan pasien
d. Membuat perencanaan peralatan masak alat makan pasien untuk tahun
berikutnya
e. Menyalurkan alat masak dan alat makan pasien sesuai kebutuhan di unit
pengolahan
3. Tanggung jawab

26
Bertanggung jawab terhadap penyimpanan alat masak dan alat makan pasien
agar tersedia peralatan masak dan alat makan pasien sesuai kebutuhan unit
pengolahan
4. Wewenang
Berwenang menyimpan, menyalurkan alat maak dan alat makan pasien sesuai
kebutuhan unit pengolahan
5. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal
DIII Gizi
b. Pendidikan Non Formal
Memiliki sertifikat tambahan pendidikan gizi
c. Pengalaman Kerja
Memiliki kemampuan kerja di bidang gizi
d. Keterampilan
Memiliki kemampuan interpersonal yang baik

Nama jabatan : Petugas Juru Masak


1. Hasil Kerja
a. Tersedianya makanan pasien yang sudah diolah sesuai dengan menu
b. Tersalurkannya makan pasien ke semua unit rawat inap
2. Uraian Tugas
a. Menyiapkan bahan makanan yang akan diolah
b. Memasak makanan pasien sesuai dengan menu
c. Menyajikan makanan pasien yang baik yang berdiet maupun tidak berdiet
d. Mendistribusikan makana pasien sesuai waktu pendistribusian makanan
ke unit ruangan rawat inap
e. Mengambil peralatan makanan pasien bila pasien sudah selesai makan
f. Mencuci peralatan masak dan alat makan pasien
3. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab menyiapkan, mengolah, menyajikan, dan
mendistribusikan makan pasien
4. Wewenang
Berwenang melaksanakan semua kegiatan di unit pengolahan
5. Syarat Jabatan
27
a. Pendidikan Formal
SMU, SMK Tata Boga
b. Pendidikan Non Formal
Memiliki sertifikat kursus masak
c. Pengalaman Kerja
Memiliki kemampuan kerja di bidang memasak
d. Keterampilan
Memiliki kemampuan interpersonal yang baik

Nama Jabatan : Petugas ketatausahan


1. Hasil Kerja
a. Tersedianya amprahan makanan pasien
b. Tersedianya jadwal dinas pegawai
c. Tersedianya laporan-laporan kegiatan di Instalasi Gizi
2. Uraian Tugas
a. Membuat amprah makanan pasien
b. Membuat jadwal dinas
c. Membuat laporan kegiatan Instalasi Gizi
3. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab menyiapkan semua kegiatan administrasi di Instalasi Gizi
4. Wewenang
Berwenang melaksanakan kegiatan administrasi di Instalasi Gizi
5. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal
DIII Gizi
b. Pendidikan Non Formal
Memiliki sertifikat pelatihan di bidang gizi dan sertifikat komputer
c. Pengalaman Kerja
Memiliki kemampuan kerja di bidang memasak
d. Keterampilan
Memiliki kemampuan interpersonal yang baik
g. PETUGAS PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GIZI
1) Nama Jabatan : Petugas Penelitian dan Pengembangan Gizi
2) Hasil Kerja
28
a) Terlaksananya kegiatan penelitian dan pengembangan gizi
b) Laporan hasil penelitian dan pengembangan gizi
3) Uraian Tugas
a) Merencanakan kegiatan penelitian dan pengembangan gizi
b) Merencanakan pelatihan gizi pelaksana gizi
c) Membuat standar resep
d) Membuat standar bumbu
e) Melakukan evaluasi terhadap standar yang sudah berlaku
f) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan
g) Melaksanakan tugas lain dari atasan
4) Tanggung Jawab
Bertanggunmg jawab terhadap pelaksanaan kegiatan penelitian dan
pengembangan gizi
5) Wewenang
Berwenang melakukan penelitian dan pengembangan gizi
6) Syarat Jabatan
a) Pendidikan Formal
DIII Gizi
b) Pendidikan Non Formal
Memiliki sertifikasi pelatihan di bidang gizi
c) Pengalaman Kerja
Memiliki pengalaman kerja di bidang gizi
d) Keterampilan
Memiliki kemampuan interpersonal yang baik

2. Kualifikasi Tenaga Gizi


Kualifikasi tenaga gizi dalam pelayanan gizi rumah sakit adalah profesi gizi yang
terdiri dari Registered Dietesien (RD) dan Teknikal Registered Dietesien (TRD). RD
bertanggung jawab terhadap pelayanan gizi dan pelayanan makanan dan dietetik,
sementara TRD bertanggung jawab membantu RD dalam melakukan asuhan gizi dan
pelayanan makanan dan dietetic serta melaksanakan kewenangan sesuai dengan
kompetensi. Kualifikasi Pendidikan tenaga kerja di instalasi gizi adalah sebagai
berikut :

29
Tabel 1
Distribusi Jumlah Tenaga Gizi Berdasarkan Pendidikan di Instalasi Gizi RSUD
Bangli 2020
No Klasifikasi Jumlah Masa Status Total
Pendidikan L P Kerja PNS Kontrak/Honorrer/PPT

1. DIV Gizi - 5 >1 thn 5 - 5


2. DIII Gizi 2 4 >1 thn 6 - 6
3. SMU 1 13 1 thn 10 4 14

3. Standar Tenaga Gizi


a. Kebutuhan tenaga gizi berdasarkan kelas rumah sakit
Kebutuhan tenaga gizi disuatu rumah sakit dapat diketahui dari tipe atau kelas
rumah sakit tersebut. Berdasarkan penelitian Badan Pendayagunaan Sumber Daya
Mausia Kesehatan tahun 2012 mengenai kebutuhan tenaga gizi dengan metode
perhitungan analisis beban kerja atau WISN (Work Load Indicator Staf Need),
diperoleh jumlah optimal tenaga RD dan TRD menurut kelas rumah sakit agar
dapat melaksanakan pelayanan gizi yang baik berkualitas untuk menjamin
keamanan pasien. Kebutuhan RD dan TRD Digambarkan pada tabel berikut :

Tabel 2
Standar Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Kelas di Rumah Sakit
No Rumah Sakit Registered Dietesien Teknikal Registered Kebutuhan
(RD) Dietesien (TRD) Tenaga Gizi
1 Kelas A 56 16 72
2 Kelas B 22 15 37
3 Kelas C 18 12 30
4 Kelas D 9 14 23

RSUD Bangli merupakan rumah sakit tipe B utama, dimana jumlah tenaga
gizi yang tersedia untuk RD dan TRD berbeda. Jumlah ahli gizi yang ada di RSUD
Bangli adalah 11 orang dengan jumlah RD yang berkompeten sebanyak 4 orang
dan TRD yang berkompeten sebanyak 7 orang. Jika dilihat dari standar kebutuhan
tenaga ahli gizi untuk tipe B maka RSUD Bangli memiliki tenaga ahli gizi yang

30
kurang dari standar. Dimana kelas B jumlah tenaga gizi sesuai standar adalah 37
dengan RD 22 dan TRD 15. Struktur Instalasi Gizi dapat dilihat dilampiran
laporan. Rumah sakit yang belum memiliki tenaga gizi sesuai dengan klasifikasi
dapat memanfaatkan tenaga gizi yang memiliki dengan secara tertahap melakukan
peningkatan kemampuan dan pembinaan tenaga tersebut agar memenuhi
kualifikasi yang dimaksud.

Tenaga gizi di RSUD Bangli sudah pernah mengikuti pelatihan gizi, selain itu
juga mengikuti seminar-seminar yang ada guna menambah pengetahuan dan
wawasan terkait gizi yang terbaru.

4. Jam Kerja atau Jam Operasional


Hari buka atau operasional di Instalasi Gizi RSUD Bangli setiap hari dengan
pembagian jam kerja
a. Perkantoran dan administrasi
Setiap hari kerja senin-sabtu pukul 07.30 – 13.30 WITA
b. Penyelenggaraan makanan
1) Persiapan bahan makanan : setiap hari
a) Dinas Pagi : 07.30 – 13.30
b) Dinas Sore : 13.30 – 19.30
2) Penerimaan bahan makanan : 2 hari sekali
a) Dinas Pagi : 07.30 – 13.30
3) Pengolahan bahan makanan : setiap hari
a) Dinas Subuh : 06.30 – 12.30
b) Dinas Pagi : 07.30 - 13.30
c) Dinas Sore : 13.30 – 19.30

D. Produksi Makanan (Penerimaan Hingga Distribusi)


1. Penerimaan Bahan Makanan
Penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang meliputi
pemeriksa, meneliti mencatat memutuskan dan melaporkan tentang macam dan
jumlah bahan makanan sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang telah ditetapkan
serta waktu penerimaannya. Tujuannya untuk diterimanya bahan makanan sesuai
dengan daftar pesanan, waktu pesan dan spesifikasi yang tetapkan. Syarat penerimaan

31
bahan makanan adalah tersedianya daftar pesanan makanan berupa macam dan
jumlah bahan makanan yang akan diterima pada waktu tertentu, tersedianya
spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan (PGRS,2013).
Di RSUD Bangli penerimaan bahan makanan diterima oleh tim penerima
barang Rumah sakit yang didampingi oleh ahli gizi bagian gudang sedangkan apabila
hari libur diganti oleh petugas gizi dinas subuh. Penerimaan bahan makanan dimulai
dari ahli gizi yang bertugas mengecek kembali bon pemesanan sesuai dengan jumlah
pasien yang ada, kemudian team penerima barang Rumah Sakit menerima bahan
makanan sesuai dengan spesifikasi bahan makanan yang telah tersepakati dengan
rekanan, apabila bahan makanan tidak sesuai dengan spesifikasi bahan makanan
langsung dikembalikan kepada rekanan.
Team penerima barang rumah sakit yang sudah menerima barang dari rekanan
akan menyerahkan bahan makanan ke petugas gudang penyimpanan untuk
menyimpan bahan makanan segar dan kering.
2. Penyimpanan Bahan Makanan, Proses Transportasi Makanan Ke Ruang
Penyimpanan
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan,
memelihara jumlah kualitas dan keamanan bahan makanan kering dan basah baik
yang kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah serta
pencatatan dan pelaporannya. Dengan system pengeluaran First In First Out (FIFO).
Penyimpanan bahan makakan di RSUD Bangli memiliki 2 ruangan
penyimpanan yaitu gudang bahan makanan basah dan gudang bahan makanan
kering. Proses transportasi makanan dari ruangan penerimaan ke ruang penyimpanan
dan persiapan menggunakan transportasi trolly.
Cara penyimpanan bahan makana di RSUD Bangli adalah sebagai berikut :
a. Team penerima bahan makanan menyerahkan bahan makanan kepada petugas
gudang penyimpanan bahan makanan.
b. Bahan makanan basah yang telah diterima digant kemasannya dengan yang
menggunakan kemasan yang baru, sedangkan bahan makanan kering langsung
disimpan tanpa mengganti kemasannya lagi.
c. Kemudian bahan makanan segera di bawa ke gudang penyimpanan.

32
d. Simpan bahan makanan kering di gudang bahan makanan kering, pada rak-rak
penyimpanan dan catat tanggal datang bahan makanan dan jumlahnya. Suhu
penyimpanan adalah 25oC.
e. Apabila bahan makanan yang langsung akan digunakan setelah ditimbang dan
diterima dibawa langsung ke bagian persiapan bahan makanan.
f. Bahan makanan berupa sayur, buah, tahu, temped an bahan makanan untuk hari
berikutnya disimpan dilemari pendingin dengan suhu 5-10 oC. makanan yang
disimpan dikemas dengan plastik bening. Untuk penyimpanan daging dan ikan
suhu -10oC - 0oC. penyimpanan telur disimpan dibagian gudang bahan makanan
kering. Sebelum disimpan daging dan ikan dibersihkan dahulu, dipotong,
kemudian dimasukkan ke dalam plastik bening baru di simpan di dalam freezer
dan diisi tanggal kedatangannya.
g. Semua bahan makanan disusun secara sistematis menurut kelompok dan waktu
penerimaan, serta dalam keadaan terbungkus.
h. Pengeluaran bahan makanan dari gudang menggunakan sistem FIFO (First In
First Out), yaitu bahan makanan yang datng lebih dulu digunakan terlebih
dahulu.
i. Bahan makanan kering disimpan selama 10 hari, sedangkan makanan basah
maksimal 2 hari.
3. Pengolahan Bahan Makanan
Pengolahan bahan makanan merupakan kegiatan merubah (memasak) bahan
makanan mentah menjadi makanan siap dimakan, dengan kualitas yang baik dan
aman untuk dikonsumsi.
Pengolahan bahan makanan di Instalasi Gizi RSUDD Bangli dimana petugas
menerima bahan makanan dari petugas persiapan, bahan makanan yang sudah sesuai
dengan menu langsung diolah oleh tenaga pengolah/pemasak, menggunakan peralatan
yang sesuai dengan pekerjaan. Makanan yang sudah matang langsung dibawa ke
tempat penyajian makanan sesuai dengan etiket diet masing-masing pasien. Proses
pengolahan bahan makanan di Instalasi Gizi RSU Bangli sudah sesuai dengan SOP
yang ditetapkan, dan pada persyaratan buku PGRS 2013, prosedur pengolahan bahan
makanan.
4. Distribusi Makanan

33
Penditribusian makanan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam
rangka menyajikan makanan kepada pasien di ruangan guna membantu mempercepat
proses penyembuhan pasien yang dilakukan sesuai dengan waktu yang ditentukan
yang dilanjutkan dengan kegiatan pengembalian peralatan makanan yang digunakan
pasien diruangan.
Distribusi makanan di RSUD Bangli yaitu menggunakan distribusi secara
sentralisasi dimana makanan diolah di instalasi gizi bagian pengolahan yang
kemudian di distribusikan ke masing-masing ruangan. Makanan disajikan
menggunakan piring pada ruang Mahotama, Utama, VIP, dan kelas I, sedangkan kelas
II menggunakan meal Box dan kelas III menggunakan plato. Distribusi makanan ke
masing-masing ruangan sesuai jam makan pasien yang telah ditentukan :
a. Makan pagi : 06.30 – 07.30
b. Snack pagi : 09.00 – 09.30
c. Makan siang :11.30 – 12.30
d. Snack siang : 14.30 – 15.00
e. Makan sore : 17.00 – 18.00
E. Dapur, Hygiene dan Sanitasi Penjamah Makanan
1. Dapur
Dapur merupakan bangunan atau bagian bangunan beserta perlengkapan dan
fasilitas disik yang digunakan untuk mengolah makanan, mulai dari penerimaan,
penyimpanan, persiapan pengolahan, penyajian dan pendistribusian serta pembersihan
dan pencucian alat. Dalam sistem penyelenggaraan makanan khususnya di rumah
sakit, dapur sangat berperan penting dalam menentukan suatu keberhasilan Instalasi
Gizi dalam memberikan pelayanan gizi khususnya dalam penyelenggaraan makanan
untuk pasien.
Alur kerja di dapur Instalasi Gizi RSUD Bangli dimulai dari barang datang
sesuai pesanan dan diterima diruang penerimaan akan masuk menuju ruang
penyimpanan. Penyimpanan barang disesuaikan dengan jenis bahan yang berlaku,
bahan basah akan disimpan di chiller pada suhu 7-8 oC dan di Frezeer pada suhu -5
sampai 0 oC, sedangkan bahan makanan kering disimpan di gudang kering. Tahapan
bahan makanan di dapur Instalasi Gizi RSUD Bangli sebagai berikut :
a. Beras yang telah diterima diruang penyimpanan akan langsung dibawa ke ruang
penyimpanan kering.

34
b. Buah yang telah diterima akan disimpan diruang penyimpanan kering. Jika buah
yang baru datang dan akan segera diolah akan langsung dubawa ke bagian
persiapan buah.
c. Produk hewani yang telah diterima di bagian penerimaan akan langsung disimpan
di gudang basah yaitu pada freezer. Jika produk hewani yang baru datang akan
segera diolah maka produk akan langsung dibawa ke tempat persiapan seperti
pemotongan dan selanjutnya akan diolah.
d. Produk nabati yang telah diterima akan langsung disimpan di gudang basah yaitu
pada chiller. Jika produk nabati langsung diolah maka produk langsung di bawa
ke tempat persiapan seperti pemotongan dan selanjutnya akan diolah.
e. Sayuran yang telah diterima akan langsung disimpan di gudang basah yaitu pada
chiller. Jika sayuran yang baru datang akan segera diolah maka langsung dibawa
ke ruang persiapan.
f. Bumbu yang telah diterima di penerimaan akan langsung dibawa ke ruang
penyimpanan dan disimpan di chiller.
Petugas yang membagikan bahan makanan untuk dibawa ke ruangan
pengolahan adalah ahli gizi yang bertugas dipengolahan makanan yang nanti akan
dimasak oleh tenaga pemask dan selanjutnya di bawa ke tempat penyajian. Makanan
yang telah disajikan pada tempat penyajian akan segera didistribusikan.
2. Hygiene dan Sanitasi Penjamah Makanan
Kebersihan diri dan kesehatan penjamah makanan merupakan keberhasilan
dalam pengolahan makanan yang aman dan sehat, karena penjamah makanan juga
merupakan salah satu vector yang dapat mencemari bahan pangan baik berupa
cemaran kimia, fisik, maupun biologis.
Hygiene dan sanitasi pada penjamah makanan di ruang pengolahan Instalasi
Gizi RSUD Bangli sudah baik dan menjaga kebersihan dan kerapian tempat bekerja
sehingga dapat dikatakan bahwa penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUD bangli
sudah memenuhi syarat hygiene penjamah makanan menurut buku PGRS 2013.
Dalam mengontrol hygiene dan sanitasi pengolahan makanan, RSUD Bangli memiliki
checklist untuk memantau prilaku penjamah makanan. Beberapa penjamah makanan
sudah menerapkan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan dibilas sebelum
penjamah memegang makanan, sebelum memegang peralatan, setelah keluar dari

35
kamar mandi. Penampilan penjamah makanan berpenampilan bersih dan rapi,
memakai celemek, memakai pentup kepala, memakai alas kaki tidak licin.
Hygiene dan sanitasi alat sudah dilakukan rectal swab selama 6 bulan sekali.
Pengecekan kesadahan air yang dilakukan oleh tim tenaga kesehatan lingkungan dan
dicek setiap 1 bulan sekali menjamin sanitasi dan hygiene air. Sumber air yang
digunakan di Instalasi Gizi RSUD Bangli adalah PDAM dan air sumur. Dimana air
sumur digunakan bia air PDAM tidak berfungsi. Di setiap ruangan yang ada di
Instalasi Gizi RSUD Bangli sudah ada tempat sampah.
3. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus
diterapkan dalam menghindari kecelakaan yang terjadi akibat keselamatan kerja
petugas baik akibat kelalaian/kesengajaan.
Keselamatan kerja yang ada di Instalasi Gizi RSUD Bangli sudah meliputi
perlengkapan kerja, keselamatan kerja di ruangan persiapan dan pengolahan makanan
dan pelaksanaannya sudah sudah sesuai dengan prosedur keselamaran kerja
berdasarkan PGRS 2013. Seperti pada ruangan penerimaan dan penyimpanan bahan
makanan, tidak merokok diruang penerimaan dan penyimpanan, tidak mengangkat
barang dalam jumlah yang besar, bila tidak sesuai dengan kemampuan petugas. Di
ruang persiapan dan pengolahan, menggunakan pisau, golok, parutan kelapa dengan
baik, misalnya menggunakan alat, memastikan kembali apakah semua alat sudah
dimatikan, meletakkan alat menurut tempatnya dan diatur dengan rapi.
Selain itu, terdapat alat pemadam api dan helm keselamatan untuk tim
evakuasi, dengan warna merah untuk pemadam api, warna putih untuk
menyelamatkan dokumen dan warna kuning untuk menyelamatkan alat.
F. Pengawasan Mutu
Pelayanan gizi rumah sakit dikatakan bermutu jika memenuhi 3 komponen mutu, yaitu :
1. Pengawasan dan pengendalian mutu menjamin bahwa produk yang dihasilkan
aman.
2. Menjamin kepuasan konsumen
3. Assesment yang berkualitas
Dalam Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (Depkes RI,2008) ditetapkan
bahwa indikator pelayanan gizi meliputi :
1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien 90%

36
2. Sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien ( kurang atau sama dengan 20%)
3. Tidak ada kesalahan dalam pemberian diet (100%)
Beberapa rumah sakit sudah mulai mengembangkan kepuasan konsumen dengan
indikator mutu. Tujuan pengawasan mutu pelayanan gizi dirumah sakit, ditujukan
untuk menjamin ketepatan dan keamanan pelayanan gizi. Fungsi dari kegiatan
pengawasan mutu dan pelayanan gizi di rumah sakit adalah :
1. Mengawasi setiap tahapan proses
2. Menjamin keamanan pelayanan yang dihasilkan
3. Menghasilkan pelayanan yang bermutu
Di Instalasi Gizi RSUD Bangli indikator Standar Pelayanan Gizi meliputi :
1. Ketepatan Waktu Pemberian Makanan Kepada Pasien
Di RSUD Bangli pemberian makanan sudah memenuhi standard pelayanan
gizi dilihat dari ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan, yaitu :
a. Makan pagi : Pukul 06.30 – 07.30 WITA
b. Snack pagi : Pukul 09.00 – 09.30 WITA
c. Makan siang : Pukul 11.30 – 12.30 WITA
d. Sanck sore : Pukul 14.30 – 15.00 WITA
e. Makan malam : Pukul 17.00 – 18.00 WITA
2. Sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien ( kurang atau sama dengan 20%)
Tabel 3.
Sisa Makanan Tahun 2020
NO BULAN PRESENTASE

1. Januari 12,49%

2. Februari 12,63%

3. Maret 15,12%

4. April 14,5%

5. Mei 12,78%

6. Juni 15,91%

7. Juli 13,86%

8. Agustus 15,27%

9. September 14,9%
37
10. Oktober 15,28%

11. November 16,2%

12. Desember 14,3%

JUMLAH 173,24%

RATA-RATA 14,42%

Di instalasi gizi RSUD Bangli rata-rata persentase sisa makanan pada


tahun 2020 sebesar 14,42% sehingga dapat dikatakan bahwa daya terima pasien
terhadap makanan yang disajikan instalasi gizi RSUD Bangli baik.
3. Tidak ada kesalahan dalam pemberian diet (100%)
Tabel 4.
Kesalahan Pemberian Diet Tahun 2020
NO BULAN PRESENTASE

1. Januari 100%

2. Februari 100%

3. Maret 100%

4. April 100%

5. Mei 100%

6. Juni 100%

7. Juli 100%

8. Agustus 100%

9. September 100%

10. Oktober 100%

11. November 100%

12. Desember 100%

JUMLAH 1.200%

RATA-RATA 100%

Pada tahun 2020 tidak terjadi kesalahan pemberian diet di instalasi gizi RSUD
Bangli.
4. Kepuasan Pelayanan Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi
38
Tabel 5.
Kepuasam Pelayanan Tahun 2020
NO BULAN PRESENTASE

1. Januari 88,76%

2. Februari 88,76%

3. Maret 88,76%

4. April 88,23%

5. Mei 88,23%

6. Juni 88,23%

7. Juli 88,23%

8. Agustus 88,23%

9. September 88,23%

10. Oktober 81,36%

11. November 83,4%

12. Desember 82,79%

JUMLAH 1.043,21%

RATA-RATA 86,92%

Berdasarkan hasil kepuasan pelayanan penyelenggaraan makanan di instalasi gizi


pada tahun 2020 didapat rata-rata sebanyak 86,92% masyarakat merasa puas dan
sebanyak 13,08% merasa tidak puas dengan pelayanan penyelenggaraan makanan
dari instalasi gizi di RSUD Bangli.

G. Uji Cita Rasa


Uji cita rasa merupakan suatu uji yang dilakukan dengan panca indera untuk
meningkatkan daya terima suatu hasil pengolahan makanan. Dimana uji cita rasa ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui cita rasa makanan sebelum didistribusi agar
tetap menjaga kualitas, mutu serta memonitor standar porsi dan variasi menu.
Uji cita rasa ini dilakukan dengan cara memasak menu yang sudah dimodifikasi. Uji
cita rasa ini dilakukan dirumah masing – masing. Hasil pengamatan mahasiswa akan
menilai cita rasa setiap menu yang disajikan dengan rentang nilai, yaitu 5 = sangat enak, 4
= enak, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = sangat kurang. Adapun hasil uji cita rasa ini yaitu :
39
Tabel 6.
Hasil Uji Cita Rasa
Menu Aroma Rasa Tekstur Warna

Bola – Bola Tahu Kuah 4 4 4 4

Sayur Bening Pelangi 3 4 3 4

SaMpe (Sate tempe) 4 4 3 3

Berdasarkan pengamatan cita rasa modifikasi menu didapat hasil dari bola – bola tahu
kuah yaitu memiliki rasa yang baik, aroma baik, tekstur baik, dan warna baik. Menu
sayur bening pelangi didapat hasil yaitu memiliki rasa yang baik, aroma cukup, tekstrur
cukup, dan warna baik. Menu sate tempe didapat hasil yaitu memiliki rasa yang baik,
aroma baik, tekstrur cukup, dan warna cukup.
H. Hazard Analiysis Critical Control Point (HACCP)
Hazard ( bahaya) dapat ditimbulkan pada berbagai titik pengolahan makanan yang
dikendalikan dengan HACCP. RSU Bangli sudah melaksanakan proses HACCP dengan
lima CCP yaitu pada penerimaan bahan, persiapan bahan, persiapan bumbu, pengolahan,
penyajian, dan distribusi. Namun pada RSU Bangli belum terdapat laporan tertulis
tentang HACCP. Berikut HACCP pengolahan makanan RSU Bangli:
1. CCP 1 : Penerimaan Bahan
a. Jenis bahaya : fisik
b. CCP : pengecekan sesuai dengan spesifikasi bahan makanan
c. Batas kritis : bahan harus sesuai dengan spesifikasi
d. Tindakan koreksi : jika tidak sesuai spesifikasi dikembalikan atau diganti
dengan yang baru sesuai spesifikasi
2. CCP 2 : Persiapan Bahan
a. Jenis bahaya : kerusakan biologis, mikrobiologis, dan fisik dan kontaminasi
silang alat dan bahan
b. CCP : menjaga hygiene dan sanitasi tempat dan alat persiapan serta personal
c. Pencegahan : bahan dicuci bersih dan ditempatkan pada wadah yang bersih
3. CCP 3 : Pengolahan
a. Jenis bahaya : mikrobiologis, kontaminasi silang pekerja dan bahan
b. CCP : suhu sesuai, alat yang digunakan tepat, pengolah makanan dalam
keadaan sehat dan bersih, meggunakan APD
40
4. CCP 4 : Penyajian
a. Jenis bahan : mikrobiologis dan fisik
b. CCP : penyajian makanan pada tempat yang bersih dan terstutup rapat
c. Pemantauan : dimulai dari awal penyajian hingga makanan siap
didistribusikan
d. Tindakan koreksi : tempat penyajian kotor atau makanan terkontaminasi
secara fisik sehingga tempat dan makanan diganti yang baru
5. CCP 5 : Distribusi
a. Jenis bahaya : mikrobiologis
b. CCP : waktu distribusi dilakukan maksimal 1 jam setelah makanan disajikan
c. Pemantauan : dari makanan dimasukkan ke trolly hingga disajikan ke pasien
d. Tindakakn koreksi : pendistribusian lebih dari 1 jam setelah disajikan. Jika
lebih dari 1 jam maka diganti dengan makanan yang baru

41
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat ditarik simpulan yaitu:
1. Perencanaan anggaran belanja penyelenggaraan makanan RSU Bangli bersumber
dari dana BLU yang dilakukan setiap 1 tahun sekali dengan cara penunjukan
rekanan langsung. Penentuan harga makanan di RSU Bangli ditentukan
berdasarkan 40% tarif jasa pelayanan dan 60% tarif jasa sarana.
2. Siklus menu yang digunakan di RSU Bangli yaitu siklus 10 hari dengan frekuensi
makan yang diberikan 3 kali makanan utama dan 2 kali makanan selingan.
Standar kebutuhan makanan pasien menggunakan standar rumah sakit yaitu 1900
kkal – 2100 kkal, kebutuhan gizi tersebut disesuaikan dengan usia dan jenis diet
yang diberikan.
3. Instalasi gizi RSU Bangli memiliki RD (Registered Dietesien) kompeten sebanyak
3 orang dan TRD (Teknikan Registered Dietesien) kompeten sebanyak 7 orang.
4. Proses produksi makanan di RSU Bangli yaitu penerimaan dilakukan oleh tim dan
didampingi oleh ahli gizi dimana proses penerimaan disesuaikan dengan
spesifikasi pesanan. Terdapat dua ruangan penimpanan bahan makanan, yakni
Gudang bahan basah dan kering, proses penerimaan ke penyimpanan
menggunakan troly. Pengeluaran bahan makanan dari Gudang menggunakan
system FIFO (First In First Out). Persiapan bahan makanan dilakukan dengan
mempersiapkan bahan makanan dan bumbu, kemudian langsung dibawa ke

42
pengolahan diolah oleh tenaga pemasak. Distribusi makanan menggunakan
distribusi sentralisasi.
5. Tata letak dapur instalasi gizi RSU Bangli sudah tertata dengan baik. Tempat
penyimpanan alat – alat sudah tertata didalam rak alat stanless. Hygiene sanitasi
penjamah makanan sudah baik tetapi kurang menggunakan sarung tangan dari
mulai persiapan sampai pengolahan. Adapun keselamatan kerja sudah sesuai
prosedur keselamatan kerja.
6. Pengawasan mutu di Instalasi Gizi RSU Bangli mempunyai beberapa standar
pelayanan gizi yaitu ketepatan waktu pemberian makan pasien, rata-rata sisa
makanan tahun 2020 yaitu kurang atau sama dengan 20% sedangkan rata-rata
makanan sisa sebesar 14,42%, kesalahan pada pemberian diet (100%) pada tahun
2020 tidak ada kesalahan pemberian diet, kepuasan pelayanan penyelenggaraan
makanan tahun 2020 86,92% (puas), 13,08% (tidak puas).
7. Uji cita rasa ini dilakukan dengan cara memasak menu yang sudah dimodifikasi
yang dilakukan dirumah masing-masing mahasiswa. Hasil pengamatan mahasiswa
akan menilai cita rasa setiap menu yang disajikan dengan rentang nilai, yaitu 5 =
sangat enak, 4 = enak, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = sangat kurang. Hasil uji cita rasa
dari ketiga menu rata-rata rentang nilai enak dan cukup.
8. Proses HACCP di RSU Bangli sudah terlaksana dengan lima tahap CCP yaitu
penerimaan bahan, persiapan bahan, persiapan bumbu, pengolahan, penyajian, dan
distribusi. Tetapi RSU Bangli belum mempunyai laporan tertulis tentang proses
HACCP yang dilaksanakan
B. Saran
Diharapkan proses produksi makanan dapat benar – benar diperhatikan dalam
penyelenggaraan makanan terutama penjamah makanan saat proses persiapan sampai
distribusi agar menggunakan alat pelindung diri yang lengkap agar kulaitas makanan
menjadi baik dan aman dikonsumsi untuk pasien dan dokumentasi tertulis tentang
pelaksanaan HACCP dapat segera dilaksanakan.

43
1. Lampiran 1
STRUKTUR ORGANISASI RSU BANGLI

44
2. Lampiran 2
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GIZI RSU BANGLI

DIREKTUR
45
WADIR PENUNJANG & SARPRAS

KA. BID. PENUNJANG &


SARPRAS

KA. SI. PENUNJANG NON MEDIS

KA. INSTALASI GIZI

PELAYANAN GIZI PELAYANAN GIZI PENYELENGGARA PENELITIAN DAN


AN MAKANAN PENGEMBANGAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP
GIZI TERAPAN

3. Lampiran 3
DENAH RUANG DI RSU BANGLI

46
4. Lampiran 4
SIKLUS MENU 10 HARI DI RSU BANGLI

47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
5. Lampiran 5

60
FORMULIR DIET PASIEN RAWAT INAP

INSTALASI GIZI RSU BANGLI

6. Lampiran 6

FORM PENILAIAN MUTU MAKANAN INSTALASI GIZI RSU BANGLI


61
7. Lampiran 7

FORM PEMBELIAN DAN PENERIMAAN BAHAN MAKANAN

62
RSU BANGLI

8. Lampiran 8

DOKUMENTASI MINGGU PERTAMA

63
Hari/ tanggal Dokumentasi

Senin/1 Maret 2021


Penerimaan mahasiswa PKL
dan penyampaian materi

Selasa/2 Maret 2021


Diskusi dengan CI terkait
pertanyaan mengenai kasus
yang diberikan

Rabu/3 Maret 2021


Diskusi dengan CI mengenai
tugas kasus yang diberikan +
pengerjaan kasus menu SPMRS
sesuai sasaran di RS Bangli

Kamis/4 Maret 2021


Pengerjaan kasus menyusun
menu SPMRS sesuai sasaran di
RS Bangli

Jumat/5 Maret 2021


Pengerjaan kasus menyusun
menu siklus 7 hari sesuai
sasaran di RS Bangli dan
diskusi grup terkait kasus yang
diberikan

64
Sabtu/6 Maret 2021
Penyetoran kasus menu siklus 7
hari

MINGGU KEDUA

Hari/tanggal Dokumentasi

Senin/8 Maret 2021


Menyetor revisi tugas menyusun
menu

Selasa/9 Maret 2021


Berdiskusi mengenai tugas
modifikasi menu RSU Bangli per
kelompok kecil yang telah
ditentukan

Rabu/10 Maret 2021


Melakukan praktek menu
modifikasi resep dan penyetoran
hasil praktek ( Kelompok kecil )

65
Kamis/11 Maret 2021
Penilaian praktek dari CI RSU
Bangli dan pertanyaan terkait
tugas pembuatan menu untuk
HACCP.

Jumat/12 Maret 2021


Mengumpulkan tugas laporan
modifikasi resep dan proses
pembuatan tugas HACCP

Sabtu/13 Maret 2021


Mengumpulkan tugas laporan
HACCP kelompok kecil

MINGGU KETIGA
66
Hari/Tanggal Dokumentasi
Senin/ 15 Maret 2021
Menyusun laporan kelompok besar PKL
SPMRS

Selasa/ 16 Maret 2021


Menyusun laporan kelompok besar PKL
SPMRS

Rabu/ 17 Maret 2021


Menyusun laporan kelompok besar PKL
SPMRS

Rabu / 24 maret 2021


Presentasi laporan PKL RSU Bangli

67
FOTO DOKUMENTASI RSU BANGLI

No Keterangan Dokumentasi

1 Penerimaan bahan
makanan

2 Penyimpanan bahan
makanan

3 Tempat pencucian
bahan makanan

68
4 Tempat persiapan
bahan makanan

5 Pengolahan bahan
makanan

6 Troly

7 Ruang admin

69
70

Anda mungkin juga menyukai