Oleh :
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
ridho-Nya kami dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) bidang
Manajemen Sistem Pelayanan Makananan (MSPM) di Rumah Sakit Umum UKI
Jakarta. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk menginformasikan terkait sub
sistem input, proses, dan output pelaksanaan produksi makanan serta penyusunan
HACCP di RSU UKI Jakarta. Luaran dari laporan ini yaitu menginformasikan
kegiatan PKL yang dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang disepakati oleh
pihak Program Studi Gizi Fakultas Teknologi Pangan dan Kesehatan Universitas
Sahid dan RSU UKI Jakarta. Praktik Kerja Lapang ini merupakan hasil kerjasama
pihak Program Studi Gizi Universitas Sahid dan RSU UKI Jakarta. Penulis
menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam PKL ini.
Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:
1. Bapak Khoirul Anwar, S.Gz., M.Si selaku Ketua Program Studi Gizi,
Fakultas
Teknologi Pangan dan Kesehatan
2. Ibu Megah Stefani, S.Gz., M.Si selaku Dosen Pembimbing
3. dr. Pande Putu Agus Mahendra, Sp. GK., M.Gizi selaku Kepala Instalasi
Gizi RSU UKI Jakarta
4. Dita Radianten Saragih, S.Gz selaku Koordinator Instalasi Gizi RSU UKI
Jakarta
5. Eben Saswono Pangaribuan, Amd. Gz selaku Ahli Gizi Instalasi Gizi RSU
UKI Jakarta
6. Tri Aprilea Yandi, Amd. Gz selaku Asisten pembimbing Ahli Gizi
Instalasi Gizi RSU UKI Jakarta
7. Seluruh Staff, Tenaga Pengolahan dan Pramusaji di Instalasi Gizi RSU
UKI yang telah membimbing dan bekerjasama selama pelaksanaan PKL
Demikian yang dapat kami sampaikan, terima kasih atas ilmu yang telah
diberikan. Mohon maaf atas kekurangan selama PKL dan penyusunan laporan
PKL bidang Manajemen Sistem Pelayanan Makanan. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi keberlanjutan kegiatan PKL di RSU UKI Jakarta.
i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
Disetujui Oleh :
Dr. Pande Putu Agus Mahendra, Sp. GK.,M.Gizi Dita Radianten Saragih, S.Gz
Kepala Instalasi Gizi RSU UKI Jakarta Koordinator Instalasi Gizi RSU UKI Jakarta
Diketahui Oleh :
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN 1
BAB I 2
PENDAHULUAN 2
1.3 Manfaat 4
BAB II 5
iii
2.2.8 Pemorsian Makanan 37
BAB III 40
BAB IV 64
BAB V 75
5.1 Kesimpulan 75
5.2 Saran 76
DAFTAR PUSTAKA 77
LAMPIRAN 78
iv
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
pilihan, berbagai menu diet, standar diet, dan menu dengan berbagai bentuk
makanan. Pelayanan gizi harus mengacu pada pencegahan dan pengendalian
infeksi melalui upaya hygiene & sanitasi atau Prevention and Control of
Infection (PCI), Facility Management and Safety (FMS) dalam standar JCI.
Oleh karena itu semakin baik pelayanan gizi rumah sakit maka semakin baik
pula akreditasi Rumah Sakit.
Salah satu ruang lingkup pelayanan gizi di rumah sakit adalah
prosespenyelenggaraanmakanan. Rangkaian kegiatannya yaitu perencanaan
menu,perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran
belanja,pengadaan bahan makanan, penerimaan, penyimpanan, pemasakan
bahan makanan, distribusi dan pencatatan, pelaporan dan evaluasi.
Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia merupakan rumah sakit
swasta yang menangani masalah keadaan penyakit khusus dengan
memberikan pelayanan gizi yang prima. Memperbaiki status gizi pasien,
mempercepat proses penyembuhan pasien, memperpendek lama hari rawat,
dan ikut mempercepat tercapainya visi rumah sakit yang menjadi rumah sakit
pendidikan utama yang mempunyai keunggulan kompetitif dalam pelayanan,
pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan dan didukung melalui kegiatan
pelayanan gizi penyelenggaraan makanan bagi pasien rawat inap.
3
4. Mahasiswa mampu menyusun rancangan HACCP untuk menu
dan higiene sanitasi
1.3 Manfaat
1.3.1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai sumber data yang dapat dijadikan dasar analisis dan
program lanjutan berdasarkan hasil identifikasi serta analisis sistem
penyelenggaraan makanan berdasarkan ilmu perkembangan terbaru.
1.3.2. Bagi Program Studi Gizi
Manfaat bagi program studi gizi, yaitu:
a. Menghasilkan mahasiswa yang berkualitas sesuai kompetensi
yang dimiliki khususnya di bidang gizi.
b. Menghasilkan hubungan kerja sama yang baik dengan pihak
rumah sakit mengenai sumber tenaga Kesehatan yang berpotensi
di bidang gizi.
c. Memberikan pertimbangan untuk mengembangkan dan
menyesuaikan materi yang didapatkan saat kuliah dengan
kegiatan praktek langsung.
1.3.3. Bagi Mahasiswa
Manfaat bagi mahasiswa, yaitu:
a. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sistem
kegiatan penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi Rumah
Sakit dan layanan asuhan gizi rumah sakit.
b. Menambah wawasan mengenai penerapan ilmu yang
diperoleh saat kuliah dengan kondisi saat praktek di lapangan.
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan praktik kerja lapang ini dilakukan di Instalasi Gizi Rumah
Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia selama hari. Terhitung dimulai
tanggal 21 November - 24 Desember.
4
BAB II
5
2.1.1 Visi dan Misi RSU Universitas Kristen Indonesia
Visi :
Misi :
6
2.1.3 Gambaran Umum Lokasi Penyelenggaraan Makanan
Rumah Sakit Umum UKI sudah ter akreditasi oleh Komite Akreditasi
RSN (AKRS). Berdasarkan Akreditasi versi 2012 dengan Sertifikat No. KARS-
SERT/171/XII/2015 Lulus tingkat paripurna masa berlaku 3 tahun, tanggal 6
Mei 2012 s/d 5 Mei 2018 dan selanjutnya mendapatkan Penetapan Rumah Sakit
Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI HK 0203/I/0527/2016 tanggal 28 Maret 2016
s/d 28 Maret 2019.
7
Instalasi gizi RSU UKI memiliki kegiatan pokok yaitu penyelenggaraan
makanan, asuhan gizi rawat inap, asuhan gizi rawat jalan, serta penelitian
dan pengembangan. Pada pelaksanaannya instalasi gizi dipimpin oleh
Kepala Instalasi Gizi dan dibantu oleh penanggung jawab pelayanan
penyelenggaraan makanan, penanggung jawab rawat inap dan rawat jalan,
serta penanggung jawab penelitian dan pengembangan, mutu dan
kepegawaian. Instalasi Gizi merupakan salah satu unit fungsional rumah
sakit yang menyelenggarakan pelayanan gizi untuk pasien sehingga dapat
mempercepat proses penyembuhan pasien, memperpendek lama hari rawat,
dan menghemat biaya perawatan. Kegiatan pokok pelayanan gizi di bagian
instalasi gizi Rumah Sakit umum universitas Kristen Indonesia yaitu:
1. Penyelenggaraan makanan rumah sakit
2. Asuhan Gizi
Berikut merupakan struktur organisasi instalasi gizi di RSU UKI
dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Direktur Utama
Koordinator Gizi
PJ PJ Pelayanan Asuhan
Administrasi, PJ Perencanaan dan
Penyelenggaraan Gizi Rawat Inap, Rawat
Perlengkapan & Jalan & Litbang Gizi
Logistik Gizi Makanan
8
farmasi. Luas instalasi gizi 120 m, dengan rincian ruangan yaitu, ruang
kepala unit, ruang rapat, ruang produksi makanan, ruang susu, ruang
penyimpanan alat, gudang kering, gudang basah, ruang penyimpanan
habis pakai, ruang penerimaan, tempat pendistribusian makanan,tempat
pencucian alat makan pasien, kamar kecil.
9
No. Tenaga Kerja Jumlah SDM Presentase (%)
6. Pemasak 4 5,8
7. Pramusaji 6 5,8
2. S1 Gizi 1 5,8
3. D3 Gizi 2 11,7
4. SMA 5 29,4
5. SMK 6 35,9
6. MAN 1 5,8
7. SMTK 1 5,8
10
Menurut PMK No 26 tahun 2013, tenaga gizi di klasifikasikan
sesuai dengan jenjang pendidikan sebagai berikut :
a. Tenaga Gizi lulusan Diploma Tiga Gizi sebagai Ahli Madya Gizi;
b. Tenaga Gizi lulusan Diploma Empat Gizi sebagai Sarjana Terapan Gizi;
c. Tenaga Gizi lulusan Sarjana Gizi sebagai Sarjana Gizi; dan
d. Tenaga Gizi lulusan pendidikan profesi sebagai Registered Dietisien.
Jam kerja di Instalasi Gizi RSU UKI dengan jabatan ahli gizi
terdapat beberapa shift yaitu shift piket, pagi dan middle yang dilakukan
masing-masing adalah selama 7 jam, sedangkan untuk jabatan pemasak
11
dibagi menjadi 3 shift yaitu shift piket, pagi, dan sore masing-masing
adalah selama 7 jam dan untuk jabatan pramusaji dibagi menjadi 4 shift
yaitu shift piket, siang, sore yang dilakukan selama 7 jam dan untuk piket
lembur selama 15 jam (per-orang 7 jam). Instalasi Gizi RSU UKI pun
memiliki petugas distribusi malam yang bertugas untuk mengecek jika
terdapat pasien baru, mendistribusikan makanan cadangan untuk pasien
baru, dan melakukan rekap pasien sebelum shift malam dimulai. Bagi
tenaga kerja yang sudah menjadi pegawai tetap diberikan hak untuk cuti
selama 12 hari/tahun.
12
berhubungan dengan tenaga kerja mulai dari sebelum, selama, dan
sesudah masa kerja merupakan bagian yang harus diperhatikan dari
ketenagaan yang ada.
Berdasarkan hasil Lokakarya pengelolaan Rumah Sakit (Direktorat
Pelayanan RS Depkes RI, 1997) ditentukan bahwa kebutuhan tenaga pada
penyelenggaraan makanan rumah sakit ditetapkan berdasarkan jumlah
tempat tidur yang tersedia di rumah sakit. Untuk semua tipe kelas sebagai
berikut :
1. S3 = 1 : 500 TT (untuk RS kelas A)
2. S2 = 1: 400 TT (untuk RS Kelas A dan B)
3. S1/D4 Gizi = 1 : 200 TT (1 orang per 200 tempat tidur, untuk RS
Kelas A,B,C)
Catatan: Untuk RS Kelas D Tidak diperlukan S1/ D4 Gizi
4. D3 Gizi = 1 : 70 – 100 TT (Untuk RS Kelas A,B,C dan D)
5. SPAG/D1 = 1 : 40 TT (Khusus RS Kelas D rasio nya 1 : 30 TT)
6. SMK = 1 : 12 TT
7. SMU = 1 : 12 TT
Kebutuhan tenaga kerja gizi di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum
UKI dapat dihitung dengan metode Workload Indicator of Staffing Need
(WISN). Workload Indicator of Staffing Need (WISN) merupakan metode
perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban pekerjaan, yang
dapat dihitung sebagai berikut :
𝑩𝒆𝒃𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂/𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
Kebutuhan Pegawai = 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂/𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
Beban kerja/tahun
= Jumlah tenaga saat ini × Jam kerja × 365 hari
Waktu kerja tersedia/tahun
= {A − (B + C + D + E)} × F
A = Jumlah hari kerja dalam setahun
Untuk 6 hari kerja, maka 52 minggu x 6 hari kerja = 312 hari kerja dalam setahun
B = Cuti tahunan (12 hari) → Pegawai tetap
C = Diklat/tahun (0 hari) → Tidak ada diklat di Rumah Sakit Umum UKI
13
D = Hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2022 (0 hari +1 hari = 1 hari)
E = Cuti sakit/tahun (24 hari, dengan rata-rata keterangan surat dokter 2 hari)
F = Jam kerja/hari
Jadi, kebutuhan kerja dapat dihitung menggunakan rumus WISN sebagai
berikut :
1. Kepala Instalasi Gizi → Jumlah saat ini : 1 orang
● Beban kerja (1 tahun) = 1 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 × 7 𝑗𝑎𝑚 × 365 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 2555
● Waktu kerja (1 tahun) = {𝟑𝟏𝟐 − (𝟏𝟐 + 𝟎 + 𝟏 +
𝟐𝟒)} × 𝟕
= 1925 𝑗𝑎𝑚
2555
● ISN =
1925 = 1,32 ≈ 1 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
14
● Beban kerja (1 tahun) = 2 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 × 7 𝑗𝑎𝑚 × 365 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 5110
● Waktu kerja (1 tahun) = {𝟑𝟏𝟐 − (𝟏𝟐 + 𝟎 + 𝟏 +
𝟐𝟒)} × 𝟕
= 1925 𝑗𝑎𝑚
5110
● ISN =
1925 = 2,65 ≈ 3 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
Staff gudang yang dibutuhkan yaitu 3 orang, sedangkan staff gudang
yang tersedia yaitu 2 orang, sehingga ketersediaan masih kurang 1
orang.
5. Bagian Pastry → Jumlah saat ini : 1 orang
● Beban kerja (1 tahun) = 1 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 × 7 𝑗𝑎𝑚 × 365 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 2555
● Waktu kerja (1 tahun) = {𝟑𝟏𝟐 − (𝟏𝟐 + 𝟎 + 𝟏 +
𝟐𝟒)} × 𝟕
= 1925 𝑗𝑎𝑚
2555
● ISN =
1925 = 1,32 ≈ 1 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
Bagian pastry yang dibutuhkan yaitu 1 orang, sehingga ketersediaan
telah sesuai.
15
● Waktu kerja (1 tahun) = {𝟑𝟏𝟐 − (𝟏𝟐 + 𝟎 + 𝟏 +
𝟐𝟒)} × 𝟕
= 1925 𝑗𝑎𝑚
15.330
ISN = 1925 = 7,96 ≈ 8 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
Pramusaji yang dibutuhkan yaitu 8 orang, sedangkan pramusaji
yang tersedia yaitu 6 orang, sehingga ketersediaan masih kurang 2
orang.
16
Tabel 1. Sarana Prasarana Instalasi Gizi RSU UKI
1. Ruang KA Instalasi Gizi Meja, kursi, komputer, jam dinding, rak arsip,
AC.
10. Ruang Pengolahan Pastry Meja persiapan dan pengolahan, spatula, mixer,
timbangan, rak loyang, roti trolley.
11. Ruang Pencucian Alat Wastafel, keran air, sabun, sponge cuci piring,
tempat sampah, rak piring
13. Area Persiapan Buah Meja stainless, pisau, talenan, tempat sampah
15. Tempat Penyimpanan Alat Rak penyimpanan, piring besar, piring kecil,
Makan mangkuk, tempat makan bento, sendok, garpu,
gelas
17
2.1.8 SPO dan SSOP
18
No SPO Hasil Pengamatan
First Out).
19
makan (food cost), sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk setiap porsi
makanan adalah unit cost yang sering digunakan untuk menentukan tarif
pelayanan makanan pada suatu institusi (Kemenkes, 2014). Total food cost
per hari di setiap kelas RSU UKI dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Total Food Cost per hari setiap kelas di RSU UKI
VIP
2. Rp. 90.000 3 x makan utama, 2x selingan
(Flamboyan)
20
Selanjutnya berikut ini merupakan alur perencanaan anggaran yang
dilakukan di Rumah Sakit Umum UKI.
21
hidangan, menyesuaikan dengan biaya yang disediakan, penghematan
penggunaan waktu dan tenaga kerja. Sehingga menu yang terencana dapat
digunakan dengan efektif dan dapat digunakan sebagai alat penyuluhan
(Kemenkes 2018).
Berikut faktor-faktor perencanaan menu yang perlu diperhatikan :
Faktor konsumen, yaitu:
a) Kecukupan/kebutuhan gizi
b) Food habit dan preferences
c) Karakteristik bahan makanan tertentu.
Faktor manajemen, yaitu:
a) Tujuan institusi
b) Adanya anggaran
c) Ketersediaan bahan makan di pasar
d) Fasilitas fisik dan peralatan
e) Keterampilan tenaga, dan
f) Tipe produksi dan adanya sistem pelayanan.
Selain faktor-faktor tersebut, syarat dalam perencanaan menu pun
harus diperhatikan. Berikut syarat perencanaan menu menurut (Kemenkes
2018) :
1) Standar porsi
2) Standar resep
3) Standar bumbu
4) Siklus menu
5) Standar makanan
Perencanaan menu dilakukan bersama dengan tim ahli gizi,
penanggung jawab pengolahan, penanggung jawab gudang dan kepala
instalasi gizi. Selanjutnya, perencanaan menu dilakukan dengan membuat
siklus menu dan standar menu. Siklus menu adalah per putaran hidangan
yang akan disajikan kepada konsumen dalam jangka waktu tertentu.
Jangka siklus menu biasanya dengan kurun waktu tertentu berdasarkan
waktu 5: hari, mingguan, dua mingguan, 10 hari atau bulanan. Instalasi
gizi RSU UKI memiliki siklus menu 10 hari dan 1 siklus menu pada
tanggal 31. Siklus
22
menu yang digunakan saat ini dibuat tahun 2022. Siklus menu dievaluasi
setiap per 6 bulan.
Perencanaan besar porsi sudah ditentukan dengan standar rumah
sakit, dengan frekuensi sebanyak 3 kali makan utama dan 2 kali makanan
selingan. Tersedia 2 jenis menu, yaitu:
a. Menu Standar : Pasien VIP, kelas I, II, dan III
b. Menu Extra : Pasien kelas VVIP
Pengadaan
Menentukan jumlahbahan makanan
pasien dan karyawan
23
2) Menu yang sudah ditetapkan yaitu adanya menu pilihan dan
menu standar
3) Siklus menu yang sudah tetap, yaitu siklus menu 10 hari
4) Jenis menu dan standar porsi
5) Menyusun menu dan memperhatikan keseimbangan rasa
6) Warna dan bahan
7) Variasi menu
8) Evaluasi dan revisi menu
9) Tester menu
10) Sample menu
24
Menggolongkan bahan makanan
25
pemesanan dan pembelian bahan makanan. Adapun prosedur alur
pengadaan bahan makanan di RSU UKI sebagai berikut :
a. Petugas gudang melakukan penginputan data sesuai bahan
makanan yang akan dipesan melalui surat pemesanan.
b. Petugas gudang mengirim soft file yang akan dipesan melalui
whatsapp kepada CV Laras Mitra Abadi
c. Setiap sebulan sekali faktur dari CV Laras Mitra Abadi
sebagai lampiran yang disatukan dengan surat pemesanan.
d. Surat pemesan wajib ditandatangani oleh Koordinator Gizi,
Kepala Instalasi Gizi, Penunjang Medik, dan Direktur Utama.
Spesifikasi bahan makanan dilakukan oleh ahli gizi produksi
dengan tujuan agar mendapatkan kualitas bahan makanan yang baik.
Spesifikasi bahan makanan yang disusun harus sesuai dengan yang
ditetapkan terdiri dari ukuran, bentuk, penampilan, dan kualitas bahan
makan. Berikut contoh spesifikasi bahan makanan yang ditetapkan oleh
instalasi gizi RSU UKI.
I. SAYURAN
26
Segar, muda, bersih, daun tidak
7. Daun Tangkil Kg
berlubang.
I. SAYURAN
27
Segar, hijau muda, bersih, tidak
26. Slada Bokor Kg
berlubang
I. SAYURAN
II. BUAH-BUAHAN
28
Segar, manis, masak, tidak busuk,
9. Pisang Raja Sereh Kg
tidak bonyok
I. SAYURAN
III. DAGING
IV. AYAM
29
V. IKAN
I. SAYURAN
VI. TELUR
VII. BUMBU
30
Segar, bersih, warna merata, tua,
6. Cabe Merah Kg
jenis tanjung
I. SAYURAN
31
28. Sereh Bersih, segar, utuh Kg
I. SAYURAN
VIII. ROTI
32
berikut
:
33
a. Bahan makanan segar/basah datang 2 hari sekali dan diterima di
ruangan penerimaan bahan makanan pada pukul jam 08.00 -
10.00 WIB.
b. Bahan makan kering dipesan ketika stock tersebut sudah menipis
berbarengan dengan bahan makanan segar/basah dan bahan
makanan tersebut akan datang berbarengan dengan bahan makan
segar/basah di ruangan penerimaan bahan makanan pada jam
08.00 - 10.00 WIB.
c. Petugas melakukan pemeriksaan bahan makanan dengan melihat
kualitas dan kualitas bahan makanan sesuai dengan standar
spesifikasi bahan makanan yang telah ditentukan.
d. Ahli gizi dan staff gudang mengolah bahan makanan yang tidak
sesuai dengan spesifikasi bahan makanan.
e. Bahan makanan yang tidak diterima oleh ahli gizi dan staf
gudang tidak akan diminta kembali lagi melainkan pada faktur
akan direvisi berdasarkan jumlah bahan makanan yang diterima.
f. Bahan makanan yang telah diterima kemudian dimasukkan ke
dalam ruang penyimpanan berdasarkan kelompok bahan
makanan kering dan makanan segar/basah.
34
Adapun alur proses penerimaan bahan makanan dapat dilihat
pada gambar berikut:
Dimasukkan Dikembalikan
kedalam ruang
penyimpanan
berdasarkan kategori
36
b. Area Penyimpanan Bahan Basah/Beku
Area penyimpanan bahan basah hanya terdapat 1 showcase
yang diperuntukkan untuk menyimpan sayur dan makanan segar,
sedangkan untuk penyimpanan bahan beku menggunakan chest
freezer yang terdiri dari 2 pintu yaitu pintu kiri dan pintu kanan.
Pada bagian bawah digunakan untuk menyimpan ayam broiler,
daging sapi, dan ikan. Pada rak bagian atas digunakan untuk
menyimpan bahan-bahan pastry dan beberapa frozen food. Suhu
yang digunakan pada chest freezer adalah -21°C. Suhu
penyimpanan bahan beku di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum
UKI masih belum sesuai dengan standar yang tercantum dalam
PMK No. 778 tahun 2013. Begitupun dengan suhu penyimpanan
bahan segar seperti sayur adalah 0,8°C.
38
2.2.9 Distribusi Makanan
39
satu jam makanan diantar, pramusaji akan mengambil kembali alat makan
dari ruang pasien untuk dibawa kembali ke dapur dan dicuci bersih.
27.00% 27.03%
26.50%
26.32%
26.00%
25.50%
25.00%
24.77%
24.50%
24.00%
23.50%
Oktober November Desember
Di tahun 2022 pada bulan Oktober sebanyak 24,77% pasien merasa puas, pada
bulan November kepuasan pasien meningkat menjadi 26,32%, kemudian pada
bulan Desember kepuasan pasien kembali meningkat menjadi 27,03%.
40
BAB III
HASIL KEGIATAN PENGAWASAN MUTU
42
meliputi jenis dan jumlah bahan
43
makanan sehari yang dibutuhkan oleh konsumen pada sistem
penyelenggaraan makanan sesuai dengan kecukupan gizi yang
mempertimbangkan dana atau anggaran yang menjadi acuan atau
pedoman legal dalam penyelenggaraan makanan. Adapun format
standar resep yang baik meliputi:
a. Nama masakan
b. Jumlah Porsi yang dihasilkan
c. Nilai gizi
d. Komposisi bahan dan jumlah
e. Peralatan yang digunakan
f. Prosedur pengolahan
g. Waktu pengolahan
h. Suhu pengolahan
i. Cara penyajian
j. Perkiraan harga per porsi
44
Tabel 5. Standar Bumbu Dasar
Contoh standar bumbu untuk lauk nabati yang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 6. Standar Bumbu untuk Lauk Nabati:
Bumbu Tambahan
No Jenis Makanan
Diet Biasa Diet Khusus
Susu
Bawang goreng Laos
Laos Daun salam
1. Tempe bumbu opor
Daun salam Serai
Serai Garam dikurangi
Garam
45
Bumbu Tambahan
No Jenis Makanan
Diet Biasa Diet Khusus
Bawang merah
Bawang putih
Bawang merah
Kemiri
Bawang putih
Kecap
3 Semur tahu Kemiri
Daun sereh
Kecap
Rg : Garam
Daun sereh
dikurangi Lunak :
Tahu tidak di goreng
Berat Bumbu
No Jenis Makanan
Diet Biasa Diet Khusus
Bawang merah +
Bawang merah + bawang putih +
bawang putih +
kemiri + tomat + kapulaga + jinten
kemiri + tomat +
Daging bumbu + ketumbar + daun jeruk +
1. kapulaga + jinten +
rendang lengkuas + susu
ketumbar + daun
Tanpa daging : diganti dengan ikan
jeruk + lengkuas +
RG : Garam di kurangi
susu
Bawang merah +
bawang putih + Bawang merah + bawang putih +
3 Ikan moro woku kunyit + kemiri + kunyit + kemiri + jahe + daun sereh
jahe + daun sereh + + daun jeruk
daun jeruk
Standar bumbu di RSU UKI dibedakan antara diet biasa dan diet
khusus. Dapat dilihat pada tabel di atas terdapat perbedaan. Contohnya
diet khusus tidak menggunakan santan sebagai bumbu, tidak
46
menggunakan garam untuk diet khusus rendah garam, ataupun seperti
pengolahan tidak
47
digoreng untuk rendah lemak . Selain itu, instalasi gizi RSU UKI memiliki
standar porsi untuk tiap jenis bahan makanan yang meliputi makanan
pokok, protein nabati, protein hewani, sayuran, selingan/snack, dan buah.
Untuk makanan pokok, standar porsi tidak terdapat perbedaan
untuk setiap kelas rawat dari VIP, I, II, dan III. Sedangkan, untuk standar
porsi protein hewani, nabati dan buah dibedakan berdasarkan kelas rawat
inap. Perbedaannya di kelas I dan VIP mendapatkan extra sayur seperti
tumisan dan dapat memilih sarapan seperti bubur ayam, bubur sum-sum,
havermout, dan kacang hijau untuk keesokan harinya, selebihnya sama
dengan kelas yang lainnya.
Adapun contoh standar porsi makanan pasien dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 8. Standar Porsi Makanan Pasien
URT
Bahan Makanan Berat (gram)
(Ukuran Rumah Tangga)
48
URT
Bahan Makanan Berat (gram)
(Ukuran Rumah Tangga)
Kangkung, kerimun, tomat, kubis/kol, kembang kol, labu air, sawi, dll
Wortel, buncis, bayam, jagung muda, kacang panjang, daun singkong, terong, kacang
kapri, dll.
49
50
mutu gizi makanan bertujuan untuk mengetahui kualitas mutu gizi yang di
sediakan rumah sakit untuk peningkatan pemulihan kesehatan pasien.
Adapun contoh perhitungan nilai gizi pada siklus menu ke IX sebagai
berikut :
Tabel 9. Siklus Menu
Waktu E KH L P
Menu
Makan (kkal) (gram) (gram) (gram)
51
3.1.4 Modifikasi Resep
5 Sangat suka
4 Suka
Kurang suka
3
Tidak suka
2
0
Warna Rasa Tekstur Aroma Bentuk
52
3.1.5 Rancangan HACCP
53
dikonsumsi. Dalam sistem HACCP, bahan pangan yang dapat
membahayakan keselamatan manusia dan yang merugikan maupun dapat
menyebabkan produk makanan menjadi tidak disukai; diidentifikasi dan
diteliti kemungkinan besar terjadinya kontaminasi/pencemaran ataupun
kerusakan produk makanan dari bahan pangan, dalam tahapan proses
pengolahan bahan sampai distribusi dan penggunaannya oleh konsumen.
HACCP adalah antisipasi bahaya dan identifikasi titik kendali kritis.
Berikut 12 proses penerapan HACCP pada menu Ikan Kakap Asam
Manis.
1. Tim HACCP
Ketua : - Candani Wulan Suci
Anggota : - Dika Tri Aisyah
- Elfridha Qianita A
- Puti Alifa Rinjani
- Tiara Anggita
2. Deskripsi Produk
Tabel 10. Deskripsi Produk
Komposisi Hiasan -
Metode Pengawetan -
54
Piring saji ditutup dengan plastic wrap dan kotak
Metode Pengemasan
makan bento dengan tutup
3. Identifikasi Produk
Ikan kakap asam manis dapat dikonsumsi oleh semua pasien rawat inap kecuali
dengan diet tertentu. Biasanya dikonsumsi sebagai lauk hewani pendamping
makanan pokok yang konsistensinya biasa dan lunak.
4. Diagram Alir
a. Bahan Baku (Penerimaan sampai dengan Penyimpanan)
55
b. Proses ( Persiapan sampai Penyajian
56
5. Karakteristik Bahan Kemasan
Tabel 11. Karakteristik Bahan Kemasan
Karakteristik
Keamanan
Nama Bahan Bahaya Bahan Umur Kondisi Informasi
No Deskripsi Bahan Penyusun Pangan Kemasan
Kemasan Penyusun Simpan penyimpanan Label
(biologi, kimia,
fisika)
Piring saji
digunakansebagaiwadah
Piring/mangkuk makanan pasien kelas Aman untuk kontak Ruangan bersih dan Di dalam rak
2 Keramik -
keramik 1dengan bahan penyusun dengan makanan kering tertutup
keramik berwarna putih
polos
53
6. Analisis Bahaya dan Tindakan Pencegahan
Tabel 12. Analisis Bahaya dan Tindakan Pencegahan
Signifikan Bahaya
Bahan baku/
No Identifikasi Bahaya Justifikasi Penyebab Bahaya Tindakan pencegahan
Tahapan proses
Peluang Keparahan Signifikan
Pengecekan saat
Kualitas dan pemilihan bahan
2. Bawang putih Fisik: Tanah dan serangga H L Tidak signifikan penerimaan dan proses
yang kurang baik
pembersihan
54
Signifikan Bahaya
Bahan baku/
No Identifikasi Bahaya Justifikasi Penyebab Bahaya Tindakan pencegahan
Tahapan proses Peluang Keparahan Signifikan
Pengecekan saat
Kualitas dan pemilihan bahan
3. Bawang bombay Fisik: Tanah dan serangga H L Tidak signifikan penerimaan dan proses
yang kurang baik
pembersihan
Pengecekan melakukan
Tomat Penanganan yang tidak bersih
4. Fisik : Tanah L L Tidak signifikan pencucian sebelum proses
secara menyeluruh
persiapan bahan baku
Melakukan pencucian
Penggunaan pestisida pada saat
Kimia : pestisida L M Tidak signifikan sebelum proses persiapan
penanaman
bahan baku
Melakukan pengecekan
Fisik : kemasan rusak, Kerusakan saat pengangkutan, secara hati hati,
5. Saus tiram L M Tidak signifikan
kadaluwarsa tidak mengecek kadaluwarsa pengecekan kemasan dan
kadaluwarsa
Pengecekan saat
Kualitas dan pemilihan bahan
6. Garam Fisik: Kotoran L L Tidak signifikan penerimaan dan proses
yang kurang baik
pembersihan
55
Signifikan Bahaya
Bahan baku/
No Identifikasi Bahaya Justifikasi Penyebab Bahaya Tindakan pencegahan
Tahapan proses Peluang Keparahan Signifikan
Pengecekan saat
Kualitas dan pemilihan bahan
8. Gula Fisik: Batu dan serangga M L Tidak signifikan penerimaan dan proses
yang kurang baik
pembersihan
Pengecekan saat
Fisik : kemasan rusak, Kerusakan saat pengangkutan,
9. Minyak wijen L M signifikan penerimaan dan
kadaluwarsa tidak mengecek kadaluwarsa
pengecekan kadaluwarsa
Pengecekan saat
Fisik: Serangga dan Kualitas dan pemilihan bahan
10. Penyedap rasa L L Tidak signifikan penerimaan dan proses
kotoran yang kurang baik
pembersihan
56
B. Tahapan Proses
Tabel 13. Analisis Bahaya dan Tindakan Pencegahan pada Tahapan Proses
Signifikansi Bahaya
Bahan baku/ Identifikasi Justifikasi Penyebab Tindakan
No
Tahapan proses Bahaya Bahaya Peluang Keparahan Signifikansi pencegahan
Biologi:
Escherichia coli,
Salmonella sp.
Staphylococcus
Thawing ikan Waktu dan suhu thawing H M Signifikan SOP persiapan bahan
aureus,
Clostridium
botulinum, dan
Vibrio cholerae
57
Signifikansi Bahaya
Bahan baku/ Identifikasi Justifikasi Penyebab Tindakan
No
Tahapan proses Bahaya Bahaya Peluang Keparahan Signifikansi pencegahan
aureus,
Clostridium
botulinum, dan
Vibrio cholerae
Biologi:
Escherichia coli,
Salmonella sp.
Staphylococcus Waktu dan suhu pada saat
Pendistribusian M M Tidak signifikan SOP distribusi
aureus, pendistribusian
Clostridium
botulinum, dan
Vibrio cholerae
58
1. Penentuan Titik Kendali Kritis (Prinsip 2)
Tabel 14. Penentuan Titik Kendali Kritis
59
2. Penetapan Batas Kritis (Prinsip 3)
Tabel 15. Penetapan Batas Kritis
60
3. Penetapan Sistem Pemantauan setiap Titik Kendali Kritis (Prinsip 4)
Tabel 16. Penetapan Sistem Pemantauan Titik Kendali Kritis
Penyimpanan di freezer
Suhu
Penyimpanan ikan Suhu dan melakukan Ruang Saat
1. penyimpanan - Juru masak
kakap fillet penyimpanan pengecekan suhu freezer penyimpanan penyimpanan
10°C
secara rutin
Memantau personal
Pengupasan Personal
Personal hygiene setiap juru masak
bawang serta hygiene dari Saat proses
hygiene dan secara rutin dan
4. pengirisan bawang juru masak dan Ruang pengolahan Juru masak produksi
proses melakukan proses
putih, bawang proses berlangsung
pencucian pencucian dengan air
bombay, tomat pencucian
mengalir
61
4. Penetapan Tindakan Koreksi, Verifikasi Sistem serta Catatan dan Dokumentasi (Prinsip 5, 6, dan 7)
Tabel 17. Penetapan Tindakan Koreksi, Verifikasi
Bahan Baku/
Tindakan
No. Tahapan Batas Kritis Prosedur Monitoring Verifikasi
Koreksi
Proses (CCP)
Penyimpanan
di freezer, Peninjauan
Penyimpanan Suhu
Suhu melakukan Ruang Juru Saat terhadap suhu Pemeriksaan,pemeliharaan
1. ikan kakap penyimpanan -
penyimpanan pengecekan penyimpanan masak penyimpanan penyimpanan (freezer) secara rutin
fillet 10°C
suhu freezer rutin
secara rutin
Pemindahan
Peninjauan
ikan dari
terhadap juru
freezer ke Memastikan juru masak
Thawing ikan Thawing pada Ruang Juru Saat masak untuk
2. Suhu thawing chiller sehari melakukan thawing sehari
kakap fillet suhu 4-10°C penyimpanan masak penyimpanan melakukan
sebelum ikan sebelum bahan dimasak
thawing suhu
dimasak untuk
yang sesuai
di thawing
Dilakukan Peninjauan
pengukuran ketaatan juru
Suhu dan
Pengungkepan Suhu dan dengan Saat proses masak Pemeriksaan suhu dan
waktu Ruang Juru
3. ikan kakap waktu termometer, produksi memastikan waktu pada saat
pemasakan pengolahan masak
fillet pemasakan menggunakan berlangsung suhu, waktu pengolahan
>85°C
timer proses pemasakan
pemasakan sesuai
62
Bahan Baku/
Tindakan
No. Tahapan Batas Kritis Prosedur Monitoring Verifikasi
Koreksi
Proses (CCP)
Memantau Peninjauan
personal ketaatan juru
Pengupasan
hygiene setiap masak
bawang putih, Personal
Personal juru masak menggunakan
bawang hygiene dari Saat proses Pemeriksaan kelengkapan
hygiene dan rutin, Ruang Juru APD,
4. bombay juru masak dan produksi APD juru masak secara
proses melakukan pengolahan masak melakukan
pengirisan proses berlangsung rutin
pencucian proses proses
bawang putih, pencucian
pencucian pencucian
tomat
dengan air kembali
mengalir bumbu”
63
BAB IV
HASIL UJI KELAIKAN HIGIENE SANITASI JASABOGA
64
Dari hasil observasi penyelenggaraan makanan di instalasi gizi RSU
UKI kondisi yang dimana sudah sesuai dengan ketentuan yaitu tenaga
penjamah makanan bebas dari penyakit menular seperti batuk, pilek,
influenza, diare, dll. Jika terdapat penjamah makanan yang sedang sakit
maka, akan diistirahatkan di rumah hingga pulih kembali. Adanya cemaran
dalam penyelenggaraan makanan berasal dari tubuh manusia seperti (tangan,
rambut, hidung, dan telinga), luka yang terbuka, kotoran dari rambut, perilaku
manusia dari batuk dan bersin kemudian karena ketidaktahuan menyebabkan
terjadinya penyalahgunaan bahan makanan (Latsmi et al., 2018). Upaya
untuk meningkatkan pentingnya personal hygiene bagi tenaga kerja
khususnya penjamah makanan, di instalasi gizi RSU UKI sudah menyediakan
fasilitas antara lain APD yang sudah lengkap seperti topi/hairnet, masker,
apron, dan sarung tangan plastik, wastafel yang dilengkapi dengan sabun,air
bersih yang mengalir dan juga tisu untuk mengelap, hand sanitizer, tempat
sampah yang sudah disesuaikan kegunaannya (organik, anorganik, non
infeksius, dan infeksius), kemudian kamar ganti dan kamar mandi yang
terpisah dengan dapur. Personal hygiene diterapkan yaitu menggunakan
pakaian khusus atau APD yang sesuai dengan pakaian yang dipakai dan yang
dipakai di luar ruangan dan menggunakan sandal khusus saat berada di dalam
ruangan kerja, selalu menggunakan masker selama melakukan proses
penyelenggaraan makanan, namun terkadang tidak selalu menggunakan
sarung tangan plastik ketika melakukan persiapan makanan matang dan
pemorsian.
65
diperhatikan dalam proses pembersihan peralatan pangan yaitu bahan yang
tidak bereaksi dengan bahan pangan. Salah satu bahan peralatan yang baik
digunakan adalah stainless steel atau baja tahan karat, karena tidak mudah
bereaksi dengan bahan pangan sehingga terjamin keamanannya (Yulianto,
2015). Serta tersedianya sarana pencucian yang terdiri dari 2 jenis, yaitu
perangkat keras berupa sarana fisik yang digunakan berulang-ulang dan
perangkat lunak berupa bahan habis pakai dalam proses pencucian. Adapun
standar perangkat keras yang telah ditetapkan oleh Permenkes No. 78 Tahun
2013, yaitu terdiri dari 1 sampai 3 bak (bak pencucian, bak pembersihan, dan
bak desinfeksi) dan pengeringan atau penirisan, yang mana ukuran bak
minimal 75 x 75 x 45 cm. Sedangkan untuk sarana perangkat lunak harus
tersedianya air bersih, zat pembersih, bahan penggosok, dan desinfektan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada Instalasi Gizi
Rumah Sakit Umum UKI masih terdapat beberapa hal yang belum sesuai
dengan dengan pedoman Permenkes RI No. 78 tahun 2013, yang mana pada
area proses pencucian hanya terdapat 1 bak pembersihan yang dilengkapi
dengan sabun, desinfektan, spons, serta rak peniris piring. Berikut merupakan
diagram alir pencucian alat masak di dapur pengolahan instalasi gizi Rumah
Sakit Umum UKI.
66
Alat masak yang telah digunakan dibawa ke
area pencucian
67
yang dilakukan di pantry. Berikut merupakan diagram alir pencucian alat
makan.
68
Instalasi Gizi Rumah Sakit perlu menerapkan prinsip GMP salah
satunya untuk jaminan keamanan pangan bagi pasien (Fitria, 2016). Selain
itu juga perlu adanya pengawasan terhadap penjamah makanan, peralatan
makanan dan kualitas makanan. Bertujuan untuk mengidentifikasi
penerapan GMP di Instalasi Gizi Rumah Sakit. Berikut merupakan penilaian
Uji Kelaikan Fisik dan Higiene Sanitasi di Instalasi Gizi RSU UKI.
Tabel 18. Hasil Uji Kelaikan Fisik Instalasi Gizi RSU UKI
69
AIR KOTOR
No Uraian Bobot Nilai Keterangan
Pembuangan air limbah dari dapur,
10. kamar mandi, WC dan saluran air hujan 1 1
lancar, baik 9\dan tidak menggenang.
FASILITAS CUCI TANGAN DAN TOILET
Jumlah cukup, tersedia sabun, nyaman
11. 3 3
dipakai dan mudah dibersihkan.
PEMBUANGAN SAMPAH
Tersedia tempat sampah yang cukup,
tertutup, anti lalat, kecoa, tikus, dan
12. 2 2
dilapisi kantong plastik yang selalu
diangkat setiap kali penuh.
RUANG PENGOLAHAN MAKANAN
Ruangan bersih dari barang yang tidak
13. berguna (barang tersebut disimpan rapi 1 1
di gudang).
Tersedianya luas lantai yang cukup
untuk pekerja pada bangunan dan
14. 1 1
terpisah dengan tempat tidur atau tempat
mencuci pakaian
KARYAWAN
Semua karyawan yang bekerja bebas dar
penyakit menular, seperti penyakit kulit,
15 bisul, luka terbuka dan infeksi saluran 5 5
pernafasan
(ISPA).
Tangan selalu dicuci bersih, kuku
16. dipotong pendek, menerapkan perilaku 5 4
yang higienis.
Pakaian kerja dalam keadaan bersih,
17. rambut pendek dan tubuh bebas 1 1
perhiasan
MAKANAN
Sumber makanan, keutuhan, dan tidak
18. rusak. 5 5
Bahan makanan terolah dalam kemasan
19. asli, terdaftar, berlabel dan tidak 1 1
kedaluwarsa.
PERLINDUNGAN MAKANAN
Penanganan makanan yang berpotensi
berbahaya pada suhu, cara dan waktu
yang memadai selama penyimpanan
20. peracikan, persiapan penyajian dan 5 5
pengangkutan makanan serta
melunakkan makanan beku sebelum
dimasak (thawing).
Penanganan makanan yang potensial
21. berbahaya karena tidak ditutup atau 4 2
disajikan ulang
PERALATAN MAKAN DAN MASAK
70
Perlindungan terhadap peralatan makan
22. 2 1
dan masak dalam cara pembersihan,
Jumlah 65 60 92,2%
Jumlah 70 66 94%
Jumlah 74 69 93,5%
71
Jumlah 83 78 93,9%
KHUSUS GOLONGAN B
89%
Jumlah 92 81
(memenuhi
syarat)
KHUSUS GOLONGAN C
Ventilasi dilengkapi dengan alat
41. 1 0
pengatur suhu.
42. Air kran bertekanan 15 psi 2 1
Lemari penyimpanan dingin tersedia
untuk tiap jenis bahan dengan suhu yang
43. 4 4
sesuai dengan suhu yang sesuai
kebutuhan.
Rak pembawa makanan/ alat dilengkapi
44. 1 1
dengan roda penggerak.
90%
JUMLAH 100 90 (Memenuhi
syarat)
Tabel 19. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Uji Kelaikan Fisik dan Higiene Sanitasi
Tabel 21. Presentase Hasil 3 Pengamatan Uji Kelaikan Fisik dan Higiene Sanitasi
Hari/Tanggal Persentase
No Nama Pengamat Nilai
Pengamatan Kelaikan
Rabu, 30 November
1 Candani Wulan suci 2022 83 90,2%
Rabu, 30 November
2 Dika Tri Aisyah 2022 83 90,2%
Rabu, 30 November
3 Elfridha Qianita A 2022 83 90,2%
Rabu, 30 November
4 Puti Alifa Rinjani 84 90,3%
2022
72
Rabu, 30 November
5 Tiara Anggita 83 90,2%
2022
73
Instalasi gizi rumah sakit termasuk dalam jenis jasaboga golongan
B, yaitu jasaboga yang melayani kebutuhan khusus untuk sarana pelayanan
kesehatan, angkutan umum dalam negeri, perusahaan, asrama transit, dan
asrama penampung jemaah haji. Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan oleh 5 mahasiswa di hari dan tanggal yang sama menunjukan
bahwa rata-rata nilai uji kelaikan fisik dan higiene sanitasi berdasarkan
golongan B di Instalasi Gizi RSU UKI sebesar 90,4% yang mana sudah dapat
memenuhi syarat.
Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan, instalasi gizi
RSU UKI memiliki halaman yang bersih, rapi, Konstruksi bangunan kuat,
aman, terpelihara. Namun, pada dapur pengolahan lantai tidak kedap air dan
masih terasa licin. Penghawaaan di instalasi gizi RSU UKI dilengkapi dengan
ventilasi yang baik sehingga sirkulasi udara baik dan tidak pengap, selain itu
pencahayaan sesuai dengan kebutuhan dan tidak menimbulkan bayangan.
Pintu masuk area pengolahan makanan menggunakan tirai. Jenis tirai ini
memungkinkan untuk membuka kedua arah dan menutup sendiri.
74
pangan sebaiknya
75
dipergunakan sesuai dengan kegunaannya dengan tidak mengambil stok
bahan pangan dari ruangan lain. Karena pada dasarnya di instalasi gizi RSU
UKI disetiap ruangan sudah memiliki stok barang masing-masing sesuai
dengan kegunaannya. Bahan makanan khususnya pangan hewani maupun
nabati, dapat diuji sampel laboratorium mikroba untuk memastikan kualitas
bahan yang digunakan baik.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
77
5.2 Saran
78
DAFTAR PUSTAKA
Bilikon, O. M., Tutiek, R., & Rakhmawati, A. (2017). Penerapan Hazard Analysis
Critical Control Point (HACCP) pada Usaha Jasa boga di Kecamatan
Kotagede,Yogyakarta. Jurnal Prodi Biologi, 6(6), 343–349.
Hariyadi, R. D., & Hariyadi, P. (2014). Prespektif HARPC: Apa Bedanya Dengan
HACCP. FOODREVIEW INDONESI, IX(07), 27–33.
Horax, M., & Sutapa, N. (2018). Analisis Bahaya dengan Metode HACCP pada
Produksi Pakan Ayam Petelur di PT X. Jurnal Titra, 6(2), 293–300.
Yulianto, A., & Nurcholis. (2015). Penerapan Standard Hygienes Dan Sanitasi
Dalam Meningkatkan Kualitas Makanan Di Food & Beverage Departement
@Hom Platinum Hotel Yogyakarta. Jurnal Khasanah Ilmu, 6(2), 31–39).
79
LAMPIRAN
80
Area Pengolahan Bahan Makanan Ruang Pemorsian/Penyajian
81