Kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien yangtimbul sebagai akibat dari
kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya, setelah pasien membandingkan dengan apa
yang diharapkannya (Pohan, 2007). Kepuasan pasien merupakan evaluasi atau peniaian
setelah memakai suatu pelayanan, bahwa pelayanan yang dipilih setidak-tidaknya
memenuhi atau melebihi harapan (Mamik, 2010).
Dalam penilaian kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi, RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta menggunakan CSI (Customer Satisfication Indeks). Customer Satisfaction
Index (CSI) digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung secara
menyeluruh dengan melihat tingkat kepentingan dari atribut-atribut produk/jasa. CSI
merupakan indeks untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh
dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut
yang diukur. Standar tingkat kepuasan pasien adalah ≥ 85%. Adapun atribut yang diukur
untuk mengetahui tkingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi adalah menu
makanan, penyajian makanan, dan asuhan gizi.
Penilaian
Baik Kurang Tidak di isi
Ruang Indikator Parameter ∑
∑ ∑
% % pasie %
pasien pasien
n
Bugenvil Menu makanan Variasi makanan 35 100 0 0 0 0
Penampilan 35 100
makanan
Tingkat kematangan 35 100
Rasa makanan 30 85,71 5 14,29
1. Rata – rata 96,43 3,57
Penyajian makan Kebersihan alat 35 100
makan
Kelengkapan alat 35 100
makan
Ketepatan waktu 35 100
penyajian
Keremahan 35 100
pramusaji
2. Rata – rata 100 0
Asuhan gizi Kunjungan ahli gizi 31 88,57 4 11,43
Penjelasan diet 31 88,57 4 11,43
Leaflet diet 31 88,57 4 11,43
Keramahan 31 88,57 4 11,43
3. Rata – rata 31 88,57 4 11,43
Kepusan pasien ruang Bugenvil (96,43 + 100 + (3,57 + 0 +
88,57)/3 = 95 % 11,43)/3 = 5 %
Penilaian
Baik Kurang Tidak di isi
Ruang Indikator Parameter ∑ ∑ ∑
pasie % pasie % pasie %
n n n
Cendana Menu makanan Variasi makanan 25 100
Penampilan makanan 24 96 1 4
Tingkat kematangan 23 92 2 8
Rasa makanan 16 64 9 36
1. Rata – rata 88 12
Penyajian makan Kebersihan alat 25 100
makan
Kelengkapan alat 25 100
makan
Ketepatan waktu 25 100
penyajian
Keremahan pramusaji 25 100
2. Rata – rata 100 0
Asuhan gizi Kunjungan ahli gizi 25 100
Penjelasan diet 24 96 1 4
Leaflet diet 20 80 5 20
Keramahan 25 100
3. Rata – rata 94 6
Kepusan pasien ruang Cendana (88 + 100 + (12 + 0 + 6 ) /3
94) /3 = 94 % =6%
Bugenvil
120
100
80
60
40
20
0
Baik Kurang
Cendana
120
100
80
60
40
20
0
Baik Kurang
PEMBAHASAN
Sampel pada survey kepuasan pelayanan gizi di rumah sakit sebnayak 60 pasien
yang berasal dari bangsal Bugenvil dan Cendana.
Sisa Makan Pasien
a. Sisa Makanan Pasien
Sisa makanan pasien adalah jumlah makanan yang tersisa atau tidak habis
dikonsumsi oleh pasien. Sisa makanan juga dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1) Waste yaitu makanan yang hilang karena tidak diperoleh untuk diolah atau
makanan hilang karena tercecer.
2) Plate waste yaitu makanan yang terbuang karena setelah dihidangkan tidak habis
dikonsumsi.
Sisa makanan di piring (plate waste) adalah makanan yang disajikan kepada
pasien, tetapi meninggalkan sisa di piring karena tidak habis dikonsumsi dan
dinyatakan dalam persentase makanan yang disajikan (Djamaluddin, 2005). Pada
penelitian ini, sisa makanan yang dimaksud adalah sisa makanan di piring (plate
waste) karena berhubungan langsung dengan pasien sehingga dapat mengetahui
dengan cepat penerimaan makanan pasien di rumah sakit.
Cara menentukan sisa makanan, ada dua macam cara dalam menentukan sisa
makanan yaitu dengan metode visual dan metode penimbangan.
Sisa makanan didapatkan dari pengamatan pasien perbangsal dan perdiet di
pada tanggal 18 Maret 2019 dengan menggunakan metode visual (comstock). Jumlah
pasien yang diamati sebanyak 60 pasien yaitu meliputi bangsal Bugenvil (35 pasien)
dan Cendana (25 Pasien).
Prinsip dari metode visual adalah menaksir jumlah skala yang diperlukan untuk
memperkirakan sisa makanan menggunakan skala 7 point dengan kriteria sebagai
berikut :
Bougenvil 35
Cendana 25
Total Pasien 60
Tabel Hasil Pengamatan Sisa Makanan Pasien IRNA 1 Saat Makan Pagi
Makanan Pokok
Bougenvil 12 3 6 9 3 1 2 35 11,35 32,43
Cendana 8 7 4 3 1 0 2 25 5,6 22,4
Lauk Hewani
Bougenvil 26 0 1 5 0 1 3 35 6,7 19,14
Cendana 13 0 3 2 1 1 5 25 8,45 33,8
Lauk Nabati
Bougenvil 20 1 3 5 0 1 6 35 10,25 29,29
Cendana 7 1 1 3 1 4 8 25 14,35 57,4
Sayur
Bougenvil 21 5 0 6 0 1 2 35 6,2 17,71
Cendana 9 6 2 3 3 0 2 25 6,55 26,2
Rata-rata Persen Kumulatif Sisa Makanan Semua Jenis Makanan 29,80
% Kumulatif Sisa Makanan Pagi Pasien
70
60
50
40
30
20
10
0
Buggenvil Cendana
Makanan Pokok 32.43 22.4
Lauk Hewani 19.14 33.8
Lauk Nabati 29.29 57.4
Sayur 17.71 26.2
Tabel Hasil Pengamatan Sisa Makanan Pasien IRNA 1 Saat Makan Siang
Makanan Pokok
Bougenvil 12 5 7 8 0 1 2 35 8,95 25,57
Cendana 10 6 3 3 1 1 1 25 5,25 21
Lauk Hewani
Bougenvil 22 3 3 3 1 0 3 35 6,15 17,57
Cendana 15 0 4 1 0 1 4 25 6,45 25,8
Lauk Nabati
Bougenvil 19 1 3 2 5 1 4 35 10,5 30
Cendana 7 2 2 6 1 4 3 25 11,15 44,6
Sayur
Bougenvil 18 1 5 7 1 0 3 35 8,55 24,43
Cendana 9 7 3 1 2 1 2 25 6,05 24,2
Buah
Bougenvil 28 0 3 2 0 0 2 35 3,75 10,71
Cendana 21 0 1 2 0 0 1 25 2,25 9
Rata-rata Persen Kumulatif Sisa Makanan Semua Jenis Makanan 23,29
30
20
10
0
Bougenvil Cendana
Makanan pokok 25.57 21
Lauk Hewani 17.57 25.8
Lauk Nabati 30 44.6
Sayur 24.43 24.2
Buah 10.71 9
Tabel Hasil Pengamatan Sisa Makanan Pasien IRNA 1 Saat Makan Sore
Makanan Pokok
Bougenvil 11 7 3 10 2 1 1 35 9,55 27,29
Cendana 12 6 2 4 1 0 0 25 3,55 14,2
Lauk Hewani
Bougenvil 24 1 0 5 2 0 3 35 7,05 20,14
Cendana 16 0 2 2 3 0 2 25 5,75 23
Lauk Nabati
Bougenvil 16 0 5 4 5 1 4 35 11,95 34,14
Cendana 7 2 3 5 3 3 2 25 10,45 41,8
Sayur
Bougenvil 17 4 5 7 1 0 1 35 6,7 19,14
Cendana 13 6 2 1 2 1 0 25 3,75 15
Buah
Bougenvil 30 0 4 1 0 0 0 35 1,5 4,29
Cendana 19 0 1 3 0 0 2 25 3,75 15
Rata-rata Persen Kumulatif Sisa Makanan Semua Jenis Makanan 21,4
Pada survei sisa makanan ada sebanyak 60 pasien yang diamati di IRNA 1.
Pasien yang menjadi responden harus memenuhi kriteria yaitu mendapatkan diet nasi
biasa.
Sisa makanan pada pagi hari berupa lauk hewani tertinggi didapatkan pada
bangsal Cendana sebanyak 33,8%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal
Bugenvil sebanyak 19,14%. Pada makan siang, sisa lauk hewani tertinggi
didapatkan pada bangsal Cendana sebanyak 25.8%, sedangkan terendah didapatkan
pada bangsal Bugenvil sebanyak 17,57%. Pada makan sore, sisa lauk hewani
tertinggi didapatkan pada bangsal Cendana sebanyak 23%, sedangkan terendah
didapatkan pada bangsal Bugenvil sebanyak 20,14%. Hal tersebut terjadi karena
beberapa pasien mengatakan takut untuk mengkonsumsinya. Sehingga pasien lebih
memilih untuk mengonsumsi lauk hewani sedikit saja.
Sisa makanan pagi hari berupa lauk nabati tertinggi didapatkan pada bangsal
Cendana sebanyak 57,4%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Bugenvil
sebanyak 29,29%. Pada makan siang, sisa lauk nabati tertinggi didapatkan pada
bangsal Cendana sebanyak 44,6%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal
Bugenvil sebanyak 30%. Pada makan sore, sisa lauk nabati tertinggi didapatkan pada
bangsal Cendana sebanyak 41,8%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal
Bugenvil sebanyak 34,14%. Hal tersebut terjadi karena beberapa pasien mengatakan
bahwa rasa lauk nabati terlalu hambar dan tampilan kurang menarik. Sehingga pasien
lebih memilih untuk mengonsumsi lauk nabati sedikit saja.
Sisa makanan pagi hari berupa sayur tertinggi didapatkan pada bangsal
Cendana sebanyak 26,2%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Bugenvil
sebanyak 17,71%. Pada makan siang, sisa sayur tertinggi didapatkan pada bangsal
Bougenvil sebanyak 24,43%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Cendana
sebanyak 24,2%. Pada makan sore, sisa sayur tertinggi pada bangsal Bugenvil
sebanyak 19,14%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Cendana sebanyak
15%. Hal tersebut terjadi karena beberapa pasien mengatakan bahwa rasa sayur
hambar dan ada beberapa sayur yang agak keras. Sehingga pasien hanya memakan
sedikit sayurnya.
Sisa makanan siang hari berupa buah tertinggi didapatkan pada bangsal
Bugenvil sebanyak 10,71%, sedangkan terendah didapatkan pada bangsal Cendana
dan sebanyak 9%. Pada makan sore, sisa buah tertinggi pada bangsal Cendana
sebanyak 15*, sedangkan pada bangsal Bugenvil sebanyak 4,29%. Jenis buah yang
bersisa yaitu Pisang.
Kesimpulan