Pembimbing:
Hayda Irnani, S.Gz
Disusun Oleh:
ANISA KARIMAH
NIM. P07131118122
Pembimbing:
Hayda Irnani, S.Gz
Disusun Oleh:
ANISA KARIMAH
NIM. P07131118122
Mengetahui,
Kepala Instalasi Gizi
RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan Pembimbing,
i
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna dalam pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Penerapan HACCP ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dan mengarah pada
penyempurnaan penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Penerapan HACCP ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ..................................................................................... I
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masah........................................................................ 2
C.Tujuan ....................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian HACCP.................... .............................................. 3
B. Prinsip HACCP......................................................................... 4
C. Fungsi penerapan HACCP........................................................ 14
D. Faktor-Faktor Penerapan HACCP............................................ 14
E. Bahan Sayur Pecel.................................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu..................... .............................................. 24
B. Jenis Data.................................................................................. 24
C. Cara Pengumpulan Data............................................................ 24
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Hasil........................................... .............................................. 25
B. Pembahasan............................................................................... 27
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................. .............................................. 32
B. Saran.......................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN 36
iii
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada
konsumen dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui
pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan,
pelaporan, dan evaluasi (Depkes, 2013). Penyelenggaraan makanan di
rumah sakit bertujuan untuk menyediakan makanan yang berkualitas dan
layak bagi pasien. Makanan harus memenuhi kebutuhan gizi, selera atau
cita rasa dan mempertahankan status gizi pasien yang optimal untuk
mempercepat proses penyembuhan (Yunita, 2014).
Keamanan pangan muncul sebagai suatu masalah yang dinamis
seiring dengan berkembangnya peradaban manusia dan kemajuan ilmu dan
teknologi, maka diperlukan suatu sistem pengawasan pangan sejak
diproduksi, diolah, ditangani, diangkut, disimpan dan didistribusikan serta
dihidangkan kepada konsumen. Toksisitas mikrobiologik dan toksisitas
kimiawi terhadap bahan pangan dapat terjadi pada rantai penanganan
pangan dari mulai saat pra-panen, pascapanen/pengolahan sampai saat
produk pangan didistribusikan dan dikonsumsi (Seto, 2001).
Keamanan pangan pada dasarnya adalah higienis sanitasi makanan,
nilai gizi dan safety. Salah satu langkah pengawasan mutu adalah dengan
menerapkan sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) atau
analisa bahaya dan pengendalian titik kritis. HACCP adalah suatu sistem
yang memiliki landasan ilmiah dan yang secara sistematis
mengidentifikasi potensi- potensi bahaya tertentu serta cara-cara
pengendaliannya untuk menjamin keamanan pangan (Susilo, 2006).
Hidangan Sayur Pecel adalah makanan khas kota Madiun Jawa
Timur Indonesia yang terbuat dari rebusan sayuran yang dihidangkan
dengan disiram sambal kacang. Konsep hidangan pecel ada kemiripan
dengan salad bagi orang Eropa, yakni sayuran segar yang disiram topping
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan
masalah dalam analisis penerapan HACCP ini adalah “Bagaimanakah
penerapan HACCP pada pengolahan produk Sayur Pecel di Instalasi Gizi
RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisis penerapan HACCP pada pengolahan Hidangan Sayur
Pecel di Instalasi Gizi RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan.
2. Tujuan Khhusus
a. Mendeskripsikan hidangan sayur pecel
b. Mengkaji dan menganalisis potensi bahaya
c. Mengkaji titik-titik pengendalian kritis atau Critical Control Point
(CCP)
d. Mengkaji batas kritis
e. Mengkaji sistem pengawasan dan pengendalian Critical Control
Point (CCP)
f. Melakukan pengkajian tindakan-tindakan perbaikan
g. Melakukan pengkajian dokumentasi atau pemeliharaan catatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian HACCP
B. Prinsip HACCP
Secara teoritis ada tujuh prinsip dasar penting dalam penerapan
sistem HACCP pada industri pangan. Menurut Rauf (2013) ada tujuh
prinsip dasar penting HACCP yang merupakan dasar filosofi HACCP
yaitu :
1. Analisa Bahaya
Analisa bahaya merupakan prinsip pertama dari tujuh prinsip
HACCP yang tertuang di dalam dua belas langkah penerapan sistem
HACCP. Analisa bahaya dilakukan untuk mengidentifikasi potensi-
potensi bahaya termasuk penyebabnya serta menentukan peluang
kejadian atau resiko (risk) dan tingkat keparahan (severity) pada setiap
tahapan proses (Brown, 2000).
Potensi bahaya adalah suatu bahan biologi, kimia atau fisik
yang dapat menyebabkan sakit atau cedera jika tidak dikendalikan.
Bahaya tersebut dapat berasal dari bahan mentah, kemasan, proses dan
penanganan yang berlangsung dalam rantai makanan ataupun
lingkungan. Potensi bahaya dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
bahaya fisik, bahaya biologi dan bahaya kimia. Potensi bahaya dari
5
a. Apa yang dimonitor: biasanya batas kritis dari suatu CCP, seperti
suhu, waktu, pH, kadar air dan aktivias air.
5. Tindakan koreksi
2005).
7. Pemeliharaan Catatan
a. Pengetahuan karyawan.
b. Pelatihan karyawan.
c. Perilaku karyawan.
d. Kompetensi tim HACCP.
e. Motivasi karyawan.
f. Resistensi karyawan terhadap perubahan.
2. Atribut Sistem
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fotopoulos et.al dalam
Hilman dan Ikatrinasari (2014) atribut sistem direfleksikan oleh
beberapa indikator yaitu sumber daya keuangan, waktu implementasi,
dan penggunaan kertas kerja. Hasil Penelitian Taylor dan Kane dalam
Hilman dan Ikatrinasari (2014) penerapan HACCP dipengaruhi
kurangnya penanganan rekaman dan dokumentasi (Lack of
documentation and record keeping). Mensah et.al dalam Hilman dan
Ikatrinasari (2014) juga menyatakan bahwa penerapan HACCP
dipengaruhi oleh biaya pengembangan dan implementasi sistem
HACCP, hasil ini didukung oleh penelitian Karaman et.al dalam
16
3. Atribut Eksogen
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fotopoulos et.al (2009),
atribut eksogen direfleksikan oleh beberapa indikator yaitu technical
consultant, goverment and autorities, legal requirement dan expanding
foreign market. Hasil Penelitian Ehir et.al dalam Hilman dan
Ikatrinasari (2014), penerapan HACCP pengetahuan dari regulator
dalam melakukan inspeksi. Adaptasi dari hasil penelitian tersebut
peneliti merumuskan Atribut eksogen yang direfleksikan oleh indikator:
a. Penggunaan konsultan/tenaga ahli.
b. Kompetensi pemerintah atau lembaga yang berwenang untuk
melakukan sertifikasi atau inspeksi.
c. Persyaratan legal.
d. Kekuatan pasar dan persyaratan ekspor.
4. Atribut Perusahaan
penerapan HACCP adalah lack of PRP, Staf turn over dan lack of
communication. Adaptasi dari hasil penelitian tersebut peneliti
merumuskan Atribut perusahaan yang direfleksikan oleh indikator:
a. Komitmen manajemen.
b. Keterlibatan karyawan.
c. Implementasi Prerequiste Program (infrastruktur dan peralatan).
d. Proses verifikasi dan validasi Rencana.
e. HACCP (HACCP Plan).
f. Turn over karyawan.
g. Komunikasi (Communication).
2. Kacang panjang
Kacang panjang adalah salah satu jenis sayuran yang mempunyai
ukuran panjang dan berwarna hijau. Di dalam kacang panjang terdapat biji
halus yang dapat dimakan karena bijinya lunak. Kacang panjang memiliki
daun yang disebut dengan lembayung yang dapat dijadikan masakan.
Kacang panjang biasa diolah dengan ditumis, lalapan, atau sebagai bahan
campuran sayur asem karena kacang panjang cenderung memiliki rasa
yang hambar. Mengkonsumsi kacang panjang dapat mencegah sembelit,
mencegah berkembangnya sel kanker, memiliki sifat antibakteri, dapat
mengobati leukimia, mencengah osteoporosi, membantu mengatasi
penyakit batu ginjal. Kacang panjang memiliki kandungan gizi seperti
vitamin A, vitamin C, lemak, kalori, zat besi, riboflavin, thiamin, mangan,
protein, dan asam folat (Ramadhanny, 2017).
Kacang panjang yang memiliki kualitas baik akan menghasilkan
masakan yang lezat namun masih banyak yang kurang teliti dalam
memilih kacang panjang sehingga sering kali ditemukan kacang panjang
yang sudah keriput. Berikut beberapa cara agar kacang panjang tetap
segar:
a. Pilihlah kacang panjang yang masih segar, tidak ada cacat seperti
kulit yang kering, dan yang masih muda;
b. Kacang panjang yang tidak ingin langsung diolah sebaiknya
langsung ditempatkan pada lemari pendingin tanpa dibersihkan
terlebih dahulu. Caranya dengan memilih kacang panjang yang
masih bagus kemudian diikat menjadi satu dan ditempatkan pada
plastik yang berlubang lalu simpan pada lemari pendingin agar
dapat bertahan hingga 10 hari;
c. Cuci dahulu kacang panjang sebelum diolah. Mengolah kacang
panjang dapat dipotong menggunakan pisau atau dipetik tergantung
kebutuhan. Jangan potong bagian kacang panjang yang memiliki
lubang karena dikhawatirkan akan ada ulat.
19
3. Kacang panjang
Toge merupakan biji-bijian yang dibiarkan tumbuh menjadi
kecambah. Proses perkecambahan ini biasanya dimulai dengan benih yang
direndam selama beberapa jam. Benih yang direndam kemudian
dipaparkan pada kombinasi suhu dan kelembaban yang tepat dan dibiarkan
tumbuh selama beberapa hari hingga tumbuh kecambah.
Salah satu manfaat toge yang paling umum adalah meringankan
kerja sistem pencernaan dalam tubuh, sekaligus membantu penyerapan zat
besi, vitamin C, dan zinc yang terkandung di dalam toge. Itu sebabnya
toge bisa menjadi pilihan tepat untuk yang mengalami gangguan
pencernaan, ataupun yang memiliki reaksi hipersensitivitas terhadap biji-
bijian. Selain baik untuk pencernaan, manfaat toge juga berperan penting
dalam mengontrol tingkat gula darah. Hal itu berdasarkan teori penelitian
yang menyebutkan bahwa toge memiliki kemampuan dalam mengatur
aktivitas enzim amilase, yaitu enzim yang digunakan tubuh untuk
memecah dan mencerna gula. Manfaat toge lainnya yaitu dapat
mengurangi faktor risiko penyakit jantung, seperti kadar kolestrol tinggi.
Dengan mengonsumsi toge maka dapat menurunkan kolesterol jahat
(LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL). Namun, sampai saat ini
masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Meski diketahui memiliki berbagai manfaat, namun ada beberapa
hal yang perlu diketahui sebelum mengonsumsi toge. Umumnya toge yang
dijual di pasaran, memiliki kemungkinan mengandung bakteri Salmonella.
Bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi, yang menimbulkan gejala
sakit perut, diare, sakit kepala, pusing, muntah, dan demam. Selain itu, ada
pula risiko toge terkena bakteri E.Coli yang juga dapat menyebabkan
infeksi. Hal itu disebabkan pemilihan biji yang kurang higienis, sanitasi
yang kurang baik, ataupun terkontaminasi saat proses sprouting atau
bertunas. Selain itu, kondisi hangat dan lembap selama proses perubahan
kacang menjadi toge juga dapat mendukung perkembangbiakan bakteri.
20
4. Kacang Tanah
Kacang tanah atau groundnut sebenarnya termasuk dalam
kelompok legume dan tidak sama dengan kacang-kacangan yang berasal
dari pohon atau tree nuts, seperti almond, kacang mete dan kenari.
Namun, karena memiliki nutrisi yang hampir sama, kesemuanya biasa
dikenali sebagai kacang-kacangan (nuts). Kacang tanah
mengandung vitamin E, asam folat, protein, mangan, biotin,
serat, magnesium, lemak tak jenuh tunggal, serta kaya akan antioksidan.
Spesifikasi kacang tanah yang baik adalah bersih, tidak berbau, tidak
berbatu, dan tidak berulat atau berkutu (Noya ABI, 2018).
5. Gula Jawa
Gula jawa merupakan salah satu jenis dari gula merah. Gula ini
terbuat dari jenis pohon kelapa palma (dalam bahasa Inggris disebut palm
sugar) yang disadap getahnya dari kuncup bunga pohon kelapa tersebut.
Setelah getah didapat, cairan tersebut dimasak hingga mengental lalu
21
dicetak ke dalam batok kelapa atau cetakan kecil bentuk bulat. Gula jawa
dikenal sebagai gula alami karena pengolahannya yang masih dibuat
secara tradisional (khususnya di Indonesia) tanpa campuran bahan kimia
di dalamnya.
Manfaat gula jawa di dapat dari kandungan vitamin C, kalium,
fosfor, magnesium, kalsium, dan zat besi di dalamnya. Manfaat gula jawa
lainnya adalah kandungan sejumlah zat fitonutrien, seperti polifenol,
flavonoid dan antosianin, serta antioksidan. Zat-zat fitonutrien tersebut
dapat meningkatkan kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih berenergi,
serta bisa menangkal sel kanker (Noya ABI, 2018).
6. Kecap
Kecap adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Kecap mengandung energi sebesar 46 kilokalori,
protein 5,7 gram, karbohidrat 9 gram, lemak 1,3 gram, kalsium 123
miligram, fosfor 96 miligram, dan zat besi 6 miligram. Selain itu di dalam
Kecap juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0 miligram
dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan
penelitian terhadap 100 gram Kecap, dengan jumlah yang dapat dimakan
sebanyak 100 % (Godam, 2013).
7. Garam
Bawang putih adalah salah satu varietas tumbuhan berumbi.
Bawang putih disebut seperti itu karena memiliki warna putih kekuningan
pada kulit dan dagingnya. Bawang putih dilapisi dengan kulit yang keras
dan mempunyai karakteristik khas yakni beraroma tajam dan memiliki
rasa pedas. Bawang putih mempunyai banyak manfaat, bahkan daunnya
juga menjadi bahan utama dalam bumbu masakan. Bawang putih memiliki
kandungan kolesterol yang rendah dan kalium, vitamin C maupun B6,
fosfor serta seng yang tinggi. Bawang putih berkhasiat sebagai antioksidan
alami yang membantu regenerasi sel dalam tubuh. Selain itu, bawang putih
terbukti menjadi obat untuk batuk dan pilek serta masuk angin, membantu
menurunkan gula darah untuk penderita diabetes, membantu menjaga
22
9. Air
Air adalah sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Ciri-ciri air
yang baik adalah air yang bersih, jernih, tidak berbau, tidak berasa, tidak
berwarna dan tidak mengandung mikroorganisme. Syarat-syarat air bersih
adalah:
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Sayur Pecel adalah salah satu menu sayur pada siklus ke-7. Sayur ini
dimasak sebagai menu makan siang untuk pasien berdiet dan tidak berdiet.
Sayur pecel dibuat dari bahan dasar berupa kangkung, kacang panjang, toge,
kacang tanah, dan gula jawa. Makanan ini dapat dikonsumsi oleh semua
golongan. Rasa dari masakan ini adalah gurih, manis dengan tekstur empuk.
Makanan ini memiliki warna khas hijau dan berbalut warna emas kecoklatan.
Bumbu dari masakan ini antara lain bawang putih, gula jawa, garam, kecap,
terasi, daun jeruk, dan kayu manis. Metode yang digunakan dalam proses
pengolahan menu ini adalah perebusan.
Tabel 4.1. Deskripsi Proses Pengolahan
Tanggal Pengamatan Jum’at, 26 Maret 2021 (Penerimaan & Penyimpanan)
Sabtu, 27 Maret 2021 (Persiapan-Distribusi)
25
26
B. Pembahasan
27
bahan kering pada sayur pecel telah tersedia sebelumnya dan telah
disiapkan di dalam kontainer oleh ahli gizi produksi.
Pengamatan kali ini suhu pada saat pemorsian sayur pecel yaitu
sebesar 60,0°C, hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
No. 78 tahun 2013, dimana seharusnya suhu makanan matang yang
31
disajikan >60°C. Suhu makanan yang aman berkisar harus kurang dari 4°C
dan lebih dari 60°C. Suhu berkisar 4,5°C - 60°C merupakan danger zone
yang dapat memungkinkan bakteri berkembang biak pada makanan
(Nuraini, 2016).
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Proses pengolahan “Sayur Pecel” yang termasuk CCP, yaitu pada tahap
pemasakan bumbu, perebusan sayur, dan penyimpanan sementara.
Proses pemasakan bumbu dan perebusan tersebut masuk ke dalam titik
kendali kritis (CCP), artinya proses ini harus benar – benar diperhatikan
mengenai waktu dan suhu pemasakan. Proses pemasakan ini seharusnya
dilakukan dengan suhu >57℃ sehingga dapat menghilangkan bahaya
biologi terutama mikroorganisme sampai batas yang dapat diterima,
dengan peralatan pemasakan yang bersih serta penjamah makanan yang
dilengkapi dengan alat pelidung diri (APD). Proses penyimpanan
sementara juga dikategorikan CCP dikarenakan selama proses
penyimpanan wadah/tempat sayur terebut tidak ditutup sehingga perlu
dilakukan penanganan dengan ditutup plastic wrap. Lama penyimpanan
sementara pada saat pengamatan yaitu ±30 menit sebelum dilakukan
pemorsian.
32
33
B. Saran
Noya, Allert Benedicto Ieuan. 2018. Di Balik Manfaat Toge, Kenali Bahaya dan
Cara Mengonsumsinya. https://www.alodokter.com/di-balik-manfaat-toge-
kenali-bahaya-dan-cara-mengonsumsinya (Diakses, 26 Maret 2021)
Noya, Allert Benedicto Ieuan. 2018. Manfaat Kacang TAnah Sebagai Teman Diet.
https://www.alodokter.com/manfaat-kacang-tanah-sebagai-teman-
diet#:~:text=Kacang%20tanah%20mengandung%20vitamin
%20E,berperan%20mengurangi%20risiko%20penyakit%20jantung.
(Diakses, 26 Maret 2021)
Rauf, Rusdin. 2013. Sanitasi Pangan & HACCP. Graha Ilmu. Yogyakarta. Hal:
64
Rauf, Rusdin. 2013. Sanitasi Pangan dan HACCP. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudarmaji. 2005. Analsis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis. FKM Unair.
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 1 No. 2
Susanti, Yurika Elizabeth. 2019. Kandungan Gizi Pada Kangkung.
https://www.guesehat.com/kandungan-gizi-pada-
kangkung#:~:text=Kangkung%20adalah%20sayuran%20yang
%20rendah,kangkung%20hanya%20mengandung%2019%20kalori.
(Diakses, 26 Maret 2021)
Synergy. 2017. HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point ) - Penerapan
Sistem Manajemen Keamanan Pangan Berdasarkan ISO 22000:2005.
34
35
https://www.synergysolusi.com/layanan/food-defense/haccp-hazard-
analysis-critical-control-point.html (Diakses, 25 Maret 2021)
Thaheer H. Sistem Manajemen HACCP (Hazard Analysis Critical Control).
Jakarta: PT. Bumi Aksara; 2005.
Winarno, FG dan Surono. 2004. HACCP dan Penerapannya dalam Industri
Pangan. Bogor:M-BRIO PRESS. Cetakan 2
Yantari, Ni Kadek Yuli. 2019. Penerapan Hazard Analysis Critical Control Point
(Haccp) Di Instalasi Gizi Brsud Tabanan (Studi Kasus Pada Olahan Ayam
Rica-Rica). Diploma thesis, Poltekkes Denpasar.
Yesua. 2013. Kajian Aplikasi HACCP Pada Proses Produksi Ayam Goreng Di
Salah Satu Restoran Cepat Saji Di Kota Bogor
LAMPIRAN
36
Penerimaan Bahan Baku
Persiapan bahan basah
PENERAPAN HACCP
(HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT)
DI INSTALASI GIZI RSUD BRIGJEND. H.
HASAN BASRY KANDANGAN
NIM : P07131118122
Kelompok : I (satu)
45
HACPP Application in Food Industry and Food Service
Deskripsi Produk
Identifikasi Bahaya pada Setiap tahap proses dan Tindakan pencegahannya (Prinsip 1)
46
HACPP Application in Food Industry and Food Service
Fungsi dalam
Nama Jabatan di Perusahaan Keahlian
Tim
Penanggung Rabiatun Nisa Kepala Instalasi Gizi Registered
Dietition
Jawab
Tim Leader Hayda Irnani Nutrisionis Prktisi
HACCP
Anggota Elsa Agustina Nutrisionis Prktisi
HACCP
Anggota Anisa Karimah Mahasiswa Magang Mahasiswa
Diploma III
Gizi
47
HACPP Application in Food Industry and Food Service
Diverifikasi oleh :
26 03 2021
Ketua Tim KA. Instalasi Gizi Pelaksana
48
HACPP Application in Food Industry and Food Service
49
HACPP Application in Food Industry and Food Service
Diverifikasi oleh :
26 03 2021
Ketua Tim KA. Instalasi Gizi Pelaksana
50
HACPP Application in Food Industry and Food Service
Persiapan bahan:
Kangkung, toge, kacang panjang, kacang tanah, gula merah, kecap
manis
Dicuci
Dicuci Dicuci
Digoreng
Dipotong-potong
Haluskan semua
bahan
Panaskan air
sampai mendidih
Tiriskan sayur
Bumbu kacang dengan sayuran
Diverifikasi oleh :
26 03 2021
Ketua Tim KA. Instalasi Gizi Pelaksana
51
HACPP Application in Food Industry and Food Service
Pelebelan sesuai
kelompok
Pengemasan sebelum
disimpan
Penyimpanan barang di
gudang kering
Pelebelan sesuai
kelompok
Penyimpanan suhu
gudang kering 22,7oC
Penyimpanan barang di
gudang basah
Penyimpanan suhu
kulkas sayur 0,7oC
Diverifikasi oleh :
26 03 2021
Ketua Tim KA. Instalasi Gizi Pelaksana
52
HACPP Application in Food Industry and Food Service
Persiapan bahan:
Kangkung, toge, kacang panjang, kacang tanah, gula merah, kecap
manis, dan bumbu
Digoreng
Dipotong-potong
Haluskan semua bahan+air
Panaskan air
Campurkan+daun jeruk+kayu manis
sampai mendidih
Pendistribusia
53
HACPP Application in Food Industry and Food Service
54
HACPP Application in Food Industry and Food Service
BAHAN BAKU
JUSTIFIKAS SIGNIFIKANSI BAHAYA
BAHAN TINDAKAN
N IDENTIFIKASI I
BAKU/TAHAPA PELUAN KEPARAHA SIGNIFIKAN PENCEGAHA
O BAHAYA PENYEBAB
N PROSES G N SI N
BAHAYA
1. Kangkung Terbawa dari H H N Jaminan
M: Salmonella sp. Supplier supplier
Terbawa dari L M TN Cuci dengan
K: Pestisida
Supplier bersih sebelum
penggunan
Terbawa dari L L TN SOP
B: Ulat, serangga, busuk
Supplier penerimaan
bahan makanan
kangkung
Terbawa dari L L TN Cuci dengan
F: Debu, tanah
Supplier bersih sebelum
penggunan
2. Kacang Panjang Terbawa dari H H N Jaminan
M: Salmonella sp. Supplier supplier
Terbawa dari H H N Cuci dengan
K: Pestisida
Supplier bersih sebelum
penggunan
Terbawa dari L L TN SOP
B: Ulat, serangga, busuk
Supplier penerimaan
HACPP Application in Food Industry and Food Service
bahan makanan
kangkung
Terbawa dari L L TN Cuci dengan
F: Debu, tanah
Supplier bersih sebelum
penggunan
3. Toge Terbawa dari H H N Jaminan
M: mikrobia Supplier supplier dan
predominan. direbus/dimasak
dengan matang
Terbawa dari H H N Pisahkan kulit
K: Pestisida
Supplier ari, dan cuci
dengan bersih
sebelum
penggunan
Terbawa dari L L TN Cuci dengan
F: Debu, tanah
Supplier bersih sebelum
penggunan
4. Kacang tanah Terbawa dari H H N Cuci dengan
K: Pestisida
Supplier bersih sebelum
penggunan
Terbawa dari L M TN SOP
B: Jamur, ulat, kutu,
Supplier penerimaan
Mikroba lipolitik
bahan makanan
kacang tanah
Terbawa dari L L TN Cuci dengan
F: Debu, tanah, kerikil
HACPP Application in Food Industry and Food Service
sesuai
F: tanah Terbawa L L TN Dicuci demgan
supplier air mengalir
. Air K: Kaporit Penjernih L H TN Jaminan
pada air supplier
M: E.Coli Penggunaan H H N Jaminan
air dari sumur supplier
yang kontak
dengan tanah
F: warna tidak jernih, Penggunaan M H N Jaminan
bau dan berpasir air dari sumur supplier
yang kontak
dengan tanah,
dan tercemar
TAHAPAN PROSES
BAHAN JUSTIFIKAS SIGNIFIKANSI BAHAYA TINDAKAN
N IDENTIFIKAS
BAKU/TAHAPAN I PENYEBAB PELUAN KEPARAHA SIGNIFIKANS PENCEGAHA
O I BAHAYA
PROSES BAHAYA G N I N
1. Penyiangan/pemotonga M: Salmonella Tangan H H N Personal
n kangkung sp penjamah saat hygiene
pengirisan penjamah
makanan,
pencucian
tangan dengan
HACPP Application in Food Industry and Food Service
sabun sebelum
memotong
bahan
makanan
makanan
sabun sebelum
memotong
bahan makanan
tangan dengan
sabun sebelum
pencampuran
bahan makanan
F: Rambut Kebersihan H M N Personal
penjamah hygiene
makanan penjamah
makanan,
pencucian
tangan dengan
sabun sebelum
pencampuran
bahan makanan
10. Penyimpanan M: Pertumbuhan Suhu makanan M H N Penyimpanan
sementara bakteri menurun dengan di tutup
menggunakan
plastic wrap
11. Pemorsian F: Kontaminasi Rambut, kuku, L L TN Personal
alat dari bahan atau bahan non hygiene
non pangan pangan penjamah
ditemukan makanan,
dalam memakai sarung
makanan tangan, tutup
kepala dan,
pamilihan alat
HACPP Application in Food Industry and Food Service
yang tepat.
12. Pendistribusian F: Debu, bahan Lingkungan L M TN Pemakaian
non pangan wadah tertutup
BAHAN BAKU/
NO BAHAYA P1 P2 P3 P4 CCP/BUKAN CCP
TAHAPAN PROSES
Bahan Basah (Kangkung, kacang
1. Salmonella sp Y T Y Y Bukan CCP
panjang, toge, bawang putih)
2. Air E.Coli Y T Y Y Bukan CCP
3. Penyiangan/pemotongan kangkung Salmonella sp Y T Y Y Bukan CCP
4. Penyiangan/pemotongan kacang Salmonella sp Y T Y Y Bukan CCP
panjang
5. Penyiangan/pemisahan kulit ari Salmonella sp Y T Y Y Bukan CCP
toge
6. Penyiangan/pemotongan bumbu Salmonella sp Y T Y Y Bukan CCP
(bawang putih, kencur, gula merah,
daun jeruk, kacang tanah, kayu
manis, terasi)
HACPP Application in Food Industry and Food Service
BAHAN BAKU/
IDENTIFIKASI
NO TAHAPAN PROSES TINDAKAN PENGENDALIAN BATAS KRITIS
BAHAYA
(CCP)
1. Penggorengan kacang tanah Overcook Cuci sebelum penggunaan Digoreng dengan api kecil
sampai gelembungnya
hilang/ selama 15-20
menit
2. Pemasakan bumbu Overcook Jaminan suppliers Suhu pemasakan 570C
3. Perebusan sayur Overcook , Salmonella, Personal higiene penjamah makanan Suhu pemasakan 570C
E.Coli
4. Penyimpanan sementara Suhu danger zone Penyimpanan diwadah berbahan Suhu makanan matang di
atas 600C
Stainless steel tainless steel yang
ditutupi dengan plastic wrap
HACPP Application in Food Industry and Food Service
berbahan
stainless steel
dan ditutupi
dengan
plastic wrap
LANGKAH 10, 11 & 12 : PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN, VERIFIKASI SISTEM SERTA DOKUMENTASI DAN
PENCATATAN (PRINSIP 5, 6 & 7)
BAHAN TINDAKA
VERIFIKA DOKUMENTA
BAKU/ PROSEDUR MONITORING N
BATAS SI SI & RECORD
TAHAPAN KOREKSI
KRITIS
PROSES
WHAT HOW WHERE WHO WHEN
(CCP)
Penggorenga Digoreng Waktu Penampakan Tempat Penjama Setiap Menjaga api Melakukan Dokumentasi
n kacang dengan api dan pengolaha h mengolah pada panas pemeriksaan penggorengan
tanah kecil sampai pemantauan n makanan makanan yang stabil suhu kacang tanah
gelembungny makanan dan penggorenga
a hilang/ pemantauan n makanan
selama 15-20 penampakan
menit kacang
tanah
HACPP Application in Food Industry and Food Service
Pemasakan Suhu Suhu Menggunaka Tempat Penjama Setiap Menjaga api Melakukan Dokumentasi
bumbu pemasakan n pengolaha h mengolah pada panas pemeriksaan pemasakan
570C termometer n makanan makanan yang stabil suhu bumbu
suhu makanan pemasakan
bumbu
makanan
Perebusan Suhu Suhu Menggunaka Tempat Penjama Setiap Menjaga api Melakukan Dokumentasi
sayur pemasakan n pengolaha h mengolah pada panas pemeriksaan perebusan sayur
570C termometer n makanan makanan yang stabil suhu
suhu makanan perebusan
makanan
Penyimpana Suhu Penyimpana Pengolahan Tempat Penjama Setiap Mewajibkan Melakukan Dokumentasi
n sementara makanan n sementara makanan pemorsian h akan petugas pemeriksaan penyimpanan
matang di yang tepat menyimpan makanan menyimpa masak proses sementara
atas 600C makanan n makanan menyimpan penyimpanan
matang di matang makanan sementara
wadah matang
berbahan diwadah
stainless berbahan
steel dan stainless
ditutupi steel dan
dengan ditutupi
plastic wrap dengan
plastic
wrap
HACPP Application in Food Industry and Food Service
HACPP Application in Food Industry and Food Service
Dokumen HACCP
1. Catatan HACCP Plan dan perubahannya
2. Detail Tim HACCP dan pertemuan-pertemuan
3. Data yang digunakan untuk validasi Diagram alir
4. Diagram Alir
5. Data Decision tree
6. Detail produk – komposisi, penyimpanan, proses, dll
pedukung pedukug
- Review manual mutu - Lapora
review
HACCP
- Residu kimia - Verifikasi - Laporan lab
penanggungjawa
b
penggunaan bahan kimia