Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

A. UMUM

Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) adalah kegiatan pelayanan gizi di


Rumah sakit yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat di rumah
sakit baik pasien rawat inap, rawat jalan maupun pegawai untuk memenuhi keperluan
metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, maupun mengoreksi kelainan
metabolisme, dalam rangka upaya preventif, kuratif, rehabilitatif maupun promotif.
Instalasi Gizi Rumah Sakit sesuai Permenkes no 78 tahun 2013 adalah wadah
yang mengelola kegiatan pelayanan gizi di Rumah Sakit, meliputi 3 (tiga) kegiatan
pokok yaitu : 1) Asuhan gizi rawat inap dan jalan 2) Penyelenggaraan makanan , 3)
Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan.
Dalam rangka menyongsong era globalisasi dan menghadapi persaingan bebas
diberbagai bidang, maka pelayanan gizi harus disiapkan secara profesional disertai
adanya usaha untuk memperbaiki di setiap unit pelayanan, sehingga kualitas
pelayanan dalam rangka memperbaiki pelayanan yang optimal akan dapat
dipertahankan dan ditingkatkan.
Risiko kurang gizi akan muncul secara klinis pada orang sakit, terutama pada
penderita anokresia, kondisi mulut/gigi geligi buruk serta kesulitan menelan, penyakit
saluran cerna disertai mual, muntah dan diare, infeksi berat, usia lanjut tidak sadar
dalam waktu lama, kegagalan fungsi saluran pencernaan dan paasien yang mendapat
kemoterapi. Oleh karena itu, pelayanan gizi di rumah sakit yang merupakan hak setiap
orang, memerlukan adanya sebuah program agar dapat diperoleh hasil pelayanan yang
bermutu. Pelayanan gizi yang bermutu di rumah sakit akan membantu mempercepat
proses penyembuhan pasien, yang berarti pula memperpendek lama hari rawat
sehingga dapat menghemat biaya pengobatan. Keuntungan lain jika pasien cepat
sembuh adalah mereka dapat segera kembali mencari nafkah untuk diri dan
keluarganya. Hal ini sejalan dengan perkembangan IPTEK di bidang kesehatan,
dimana telah berkembang terapi gizi medis yang merupakan kesatuan dari asuhan
medis, asuhan keperawatan dan asuhan gizi.
Untuk itu maka perlunya suatu metode dalam menangani permasalahan-
permasalahan di Instalasi gizi guna memperlancar dan meningkatkan pelayanan gizi
di rumah sakit karena berkaitan dengan proses penyembuhan pasien.

B. PROFIL KELOMPOK BUDAYA KERJA


1. Fasilitator
2. Ketua
3. Anggota

C. ALASAN PEMILIHAN TEMA


Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi di Instalasi Gizi dinyatakan bahwa
peralatan makan pasien di Instalasi Gizi seringkali hilang atau pecah. Hal ini
dibuktikan dari hasil pengamatan dan pemantauan pada peralatan makan pasien
selama 3 bulan terjadi kehilangan sebesar 50 persen. Peralatan makan pasien ini
berupa piring, mangkok dan lepek (piring kecil) untuk pasien kelas 1 dan kelas 2.
Sedangkan untuk pasien kelas 3 dalam bentuk kotak plastik bersekat dan bertutup.

D. JADWAL RENCANA DAN REALISASI KEGIATAN


E. STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GIZI

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GIZI

RSUD dr. SOEDOMO TRENGGALEK.

DIREKTUR

BIDANG MEDIS DAN


PENUNJANG MEDIS

KA. INSTALASI GIZI

KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR


KOORDINATOR PENYELENGGARAN PENELITIAN/PENGE
MAKANAN MBANGAN GIZI ADMINISTRASI
ASUHAN GIZI TERAPAN

PRODUKSI DISTRIBUSI
RAWAT INAP
PERENCANAANA
N

RAWAT JALAN JURUMASAK PRAMUSAJI PENCATATAN/

PELAPORAN

UMUM/KEPEGA
WAIAN
STRUKTUR ORGANISASI BUDAYA KERJA
F. GAMBARAN ALUR PROSES PELAYANAN
G. ISTILAH DAN PENGERTIAN

1. PELAYANAN GIZI
Suatu upaya memperbaiki, meningkatan gizi, makanan, dietetik masyarakat,
kelompok dan individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi, dan evaluasi
gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam
kondisi sehat atau sakit.

2. PELAYANAN GIZI RAWAT INAP


Pelayanan gizi yang dimulai dari proses pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi
meliputi perencanaan, penyediaan makanan, penyuluhan/edukasi, dan konseling gizi,
serta monitoring dan evaluasi.

3. PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN


Serangkaian proses kegiatan asuhan gizi yang berkesinambungan dimulai dari
assessment/pengkajian gizi, menetapkan diagnosa gizi, melakukan intervensi gizi dan
monitoring evaluasi kepada pasien rawat jalan, dengan implementasi kegiatan berupa
konseling/penyuluhan gizi

4. TERAPI GIZI
Pelayanan gizi yang diberikan kepada klien berdasarkan pengkajian gizi, yang
meliputi terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian makanan khusus dalam rangka
penyembuhan penyakit pasien. ( Nutrition an Diet Theraphy Dictionary, 2004 )

5. ASUHAN GIZI
Serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang memungkinkan untuk
identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.

6. SKRINING GIZI
Proses dari identifikasi klinik dan penapisan Gizi yang bertujuan untuk
mengidentifikasi pasien/klien yang berisiko, tidak berisiko malnutrisi atau kondisi
khusus.

7. PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)


Pendekatan sistematik dalam memberikan pelayanan asuhan gizi yang berkualitas
melalui serangkaian aktivitas yang terorganisir meliputi pengkajian data (Nutrition
Assesmen), diagnosa gizi (Nutrition Diagnosis), intervensi (Nutrition Intervention),
dan monitoring evaluasi (Nutrition Monitoring and Evaluation).

8. DIETETIK
Integrasi, aplikasi dan komunikasi dari prinsip prinsip keilmuan makanan, gizi, sosial,
bisnis dan keilmuan dasar untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang
optimal secara individual, melalui pengembangan, penyediaan dan pengelolaan
pelayanan gizi dan makanan di berbagai area/lingkungan/latar belakang praktek
pelayanan.

9. GIZI KLINIK
Suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara makanan dan kesehatan tubuh
manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi dan bagaimana dicerna, diserap,
digunakan, dimetabolisme, disimpan dan dikeluarkan dari tubuh.

10. KONSELING GIZI


Serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang dilasanakan oleh ahli
gizi/dietesien untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku
pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat
memutuskan apa yang dilakukannya.

11. PENYULUHAN GIZI


Serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi dan kesehatan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian,
sikap serta perilaku positif pasien/klien dan lingkungannya terhadap upaya
peningkatan status gizi dan kesehatan. Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok
atau golongan masyarakat masal, dan target yang diharapkan adalah pemahaman
perilau aspek kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

12. RUJUKAN GIZI


Sistem dalam pelayanan gizi rumah sakit yang memberikan pelimpahan wewenang
yang timbal balik atas pasien dengan masalah gizi, baik secara vertikal maupun
horisontal.
13. PROFESI GIZI
Suatu pekerjaan dibidang gizi yang dilaksanakan berdasarkan suatu ilmu (body of
knowledge), memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang
berjenjang, memiliki kode etik dan bersifat melayani masyarakat.

14. STANDAR PROFESI TENAGA GIZI


Batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki.dikuasai oleh tenaga gizi untuk
dapat melaksanakan pekerjaan dan praktik pelayanan gizi secara profesional yang
diatur oleh organisasi profesi.

15. TENAGA GIZI


Setiap orang yang telah lulus pendidikan dibidang gizi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

16. SARJANA GIZI


Seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan minimal pendidikan formal sarjana
gizi (S1) yang diakui pemerintah Republik Indonesia.

17. NUTRISIONIS/DIETISIEN
Seorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh untuk
melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik,
baik dimasyarakat maupun dirumah sakit dan unit kesehatan lain.

18. NUTRISIONIS REGISTERED


Tenaga gizi, Sarjana Terapan Gizi dan Sarjana Gizi yang telah lulus uji kompetensi
dan terintregasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

19. REGISTERED DIETISIEN


Tenaga gizi, Sarjana Terapan Gizi atau Sarjana Gizi yang telah mengikuti pendidikan
profesi (internship) dan telah lulus kompetensi serta teregistrasi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan berhak mengurus ijin memberikan pelayanan gizi,
makanan dan dietetik dan menyelenggarakan praktik gizi mandiri.

20. TEKNIKAL REGISTERED DIETISIEN


Seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan program diploma tiga gizi sesuai
aturan yang berlaku atau ahli madya gizi yang telah lulus uji kompetensi dan
teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

21. TIM ASUHAN GIZI / NUTRITION SUPORT TIM (NST) TIM TERAPI
GIZI (TTG) / PANITIA ASUHAN NUTRISI
Sekelompok tenaga profesi dirumah sakit yang terkait dengan pelayanan gizi beresiko
tinggi/malnutrisi, terdiri dari dokter/dokter spesialis, ahli gizi/dietesien, perawat,
farmasi dan unit pelayanan penunjang yang lain, bertugas bersama memberikan
pelayanan paripurna yang bermutu.

22. DOKTER PENANGGUNAG JAWAB PELAYANAN (DPJP)


Dokter yang bertanggung jawab dalam penatalaksanaan medis sesuai bidang
spesialisnya. Dalam penatalaksanaan tersebut DPJP memberikan pengobatan
medikamentosa untuk penyakitnya, dan menentukan preskripsi diet awal.

23. DIETETIK
Kombinasi penerapan ilmu dan seni pengaturan macam dan jumlah makanan
berdasarkan kondisi kesehatan, kebutuhan gizi dan sosial ekonomi pasien. ilmu yang
dimaksud adalah pengetahuan menganai gizi, kehidupan, dan kondisi penyakit.
Sedangakan seni adalah pengetahuan dari prktek merencanakan dan
menyiapkan/mengolah dan menyajikan makanan yang enak dan menarik untuk
berbagai tingkat ekonomi sehingga orang sehat maupun sakit mau menyantap
makanan dan patuh terhadap diet.

24. PASIEN KONDISI KHUSUS


Pasien yang membutuhkan terapi dietetik untuk memenuhi kebutuhan gizi,
mengontrol kadar biokimia darah/urine terkait penyakitnya dan memperbaiki status
gizi seperti pasien dengan penyakit ginjal kronik/hemodealisis, geriatri, anak, pasien
dengan penurunan imunitas, pasien dengan kemoterapi, pasien dengan sakit berat,
pasien dengan gangguan metbolisme Diabetes Militus, gangguan fungsi hati, sirosis
hepatis, jantung, paru, hiperlipid, dll.

25. MASYARAKAT RUMAH SAKIT


Sekelompok orang yang berada di dalam lingungan RS dan terkait dengan aktifitas
RS, terdiri dari pegawai atau karyawan, pasien rawat inap dan pengunjung poliklinik.

26. PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH SAKIT


Suatu rangakaian kegiatan mulai perencanaan menu, penerimaan bahan makanan,
penyimpanan, persiapan, produksi/pengolahan bahan makanan, sampai dengan
pendistribusian makanan kepada pasien, serta monitoring dan evaluasi.

27. DIET
Pengaturan pola dan konsumsi makanan dan minuman yang dibatasi jumlahnya,
dilarang, atau perlu ditambah/diperbolehkan dengan jumlah tertentu disesuaikan
dengan kebutuhan gizi untuk tujuan terapi penyakit yang diderita.

28. BENTUK MAKANAN


Konsistensi makanan yang berupa makanan cair, makanan saring, makanan lunak dan
makanan biasa.

29. JENIS DIET


Macam diet berdasarkan kelompok penyakit atau zat gizinya seperti Diabetes Militus,
Diet Jantung, Diet Rendah Garam, Diet Rendah Protein, dll.

30. PENERIMAAN BAHAN MAKANAN


Pemeriksaan, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas bahan makanan
sesuai dengan spesifikasi dan pesanan yang ditetapkan.

31. PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN


Tata cara menata, menyimpan, menjaga keamanan bahan makanan kering dan segar
di gudang penyimpanan bahan.

32. PERSIAPAN BAHAN MAKANAN


Kegiatan prapengolahan bahan, meliputi membersihkan, mengupas, memotong,
merendam, mencuci, dll.

33. PENGOLAHAN MAKANAN


Kegiatan memproses bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dikonsumsi,
berkualitas (bergizi dan bercitarasa tingg ) dan aman.
34. DISTRIBUSI MAKANAN
Kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan secara
sentralisasi dan desentralisasi di unit produksi makanan dan pantri selanjutnya
dibagikan kepada pasien diruang rawat inap.

35. MAKANAN CAIR


Makanan dalam bentuk cair yang diproduksi oleh unit produksi makanan, dibuat dari
campuran beberapa bahan makanan dengan bahan dasar susu ( untuk makanan cair
biasa/standar ), kacang kedele (untuk pasien tidak tahan susu), ditambah dengan
bahan lain seperti gula, minyak dan lain-lain, untuk mencapai kandungan gizi yang
sesuai standar. Makanan cair yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu melewati
pipa nasogratik

36. MAKANAN SARING


Makanan semi padat dengan tekstur halus. Makanan pokoknya terbuat dari tepung
beras atau havermut, lauk dan sayurnya dihaluskan dengan blender.

37. MAKANAN LUNAK


Makanan yang memiliki testur yang mudah di kunyah, ditelan dan dicerna dibanding
makanan biasa. Makanan pokoknya beras bisa dibuat bubur atau nasi tim, lauk dan
sayur dimasak sedemikian rupa sehingga tidak keras dan tidak merangsang,
pemasakan tidak digoreng dan tidak pedas.

38. MAKANAN BIASA


Makanan yang dapat dan biasa dimakan oleh orang sehat pada umumnya. Bentuk
makanan pokoknya berupa nasi, lauk dan sayur beraneka ragam, bervariasi dengan
bentuk, tekstur dan aroma yang normal.

39. HIEGENE MAKANAN


Kondisi dan perlakuan yang diperlukan untuk menjamin kebersihan dan keamanan
makanan.

40. SANITASI MAKANAN


Upaya untuk mengendalikan fator kebersihan makanan, meliputi : orang, tempat, dan
perlengkapan masak dan bahan makanan yang dapat atau mungkin dapat
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.

41. MUTU PANGAN


Nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi dan
standar terhadap bahan makanan dan minuman.

42. HIGIENE SANITASI


Usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya pada kesehatan individu
dan upaya pencegahan untuk membebaskan makanan dari bahaya yang
menggangu /merusak kesehatan, mulai dari persiapan sampai makanan dikonsumsi
oleh konsumen.

43. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GIZI TERAPAN


Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guna menghadapi tantangan
dan masalah gizi terapan yang kompleks, dengan tujuan untuk mencapai kualitas
pelayanan gizi rumah sakit secara berdaya guna dan berhasil guna di bidang
pelayanan gizi, penyelenggaraan makanan rumah sakit, penyuluhan, konsultasi,
konseling dan rujukan gizi sesuai kemampuan institusi.

44. KEAMANAN PANGAN


Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah makanan dari kemungkinan
cemaran biologis, kimiawi, dan benda lain yang dapat menggangu , merugikan dan
membahayakan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai