Anda di halaman 1dari 17

REFERAT

PEMERIKSAAN OBSTETRI

Oleh :

FALAH IVANURZAKI

201910330311133

KELOMPOK 12

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk melakukan asuhan antenatal yang baik, diperlukan pengetahuan dan

kemampuan untuk mengenali perubahan fisiologik yang terkait dengan proses

kehamilan. Pengaruh tersebut mencakup perubahan produksi dan pengaruh

hormonal serta perubahan anatomik dan fisiologik selama kehamilan. Pengenalan

dan pemahaman tentang perubahan fisiologik menjadi modal dasar dalam

mengenali kondisi patologik yang dapat menggangu status kesehatan ibu atau bayi

yang dikandungnya (Ilmu Kebidanan,2010)

Jika seorang wanita datang memeriksakan diri, karena merasa diri hamil,

maka tugas kita yang pertama ialah menentukan apakah ia betul-betul hamil atau

tidak.

Jika kehamilan masih muda, maka kadang-kadang sukar untuk memberi

kepastian, karena rahim belum teraba dari luar.

Akan tetapi dengan mencari gejala-gejala lain (colostrum, keadaan buah

dada, mual dan muntah, dll) dapatlah kita mempunyai pegangan. Dalam hal yang

sedemikian kita melakukan pemeriksaan dalam (toucher) karena dengan toucher

ini kita dapat menemukan lebih banyak tanda-tanda kehamilan.

Jika kehamilan sudah lanjut misalnya lebih dari 5 bulan, maka pada

umumnya lebih mudah menentukan kehamilan. Selain dari pada menentukan


kehamilan dengan pemeriksaan, kita juga harus mendapat kesan bagaimana

keadaan kehamilan, keadaan jalan lahir dan kesehatan ibu.

Cara pemeriksaan kebidanan terbagi dalam : Anamnesa, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosa, terapi, dan prognosa.

(Universitas Padjajaran, 1983)

1.2 Tujuan

1. Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada pembaca mengenai

tentang pemeriksaan obstetri

2. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai tentang pemeriksaan

obstetri

1.3 Manfaat

Untuk memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai pemeriksaan

obstetri pada pasien dengan prosedur baik dan benar


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Pemeriksaan dasar obstetri pada umumnya mencakup pemeriksaan antenatal,


pemeriksaan panggul, palpasi dan auskultasi. Pemeriksaan antenatal
memfokuskan pada hal-hal yang harus segera dikenali serta bagaimana kondisi
tertentu dapat berubah sesuai dengan usia kehamilan. Pemeriksaan panggul
bertujuan untuk mengetahui luas pintu atas panggul dan penggolongan jenis
panggul seorang ibu. Pemeriksaan palpasi bertujuan untuk mengetahui usia
kehamilan, letak, presentasi, jumlah bayi, kondisi bayi dan kesesuaian muatan
dengan jalan lahir. (Sarwono Prawirohardjo, 2006)

Indikasi dari pemeriksaan obstetri :


 Asuhan antenatal.
 Deteksi dini suatu kondisi patologik dalam kehamilan.
 Merencanakan persalinan.
 Persiapan penyelesaian persalinan.
 Kemajuan perkembangan kehamilan.
 Mengetahui letak, posisi, presentasi dan kondisi bayi.
 Menatalaksana masalah yang ditemukan dalam kehamilan.
(Abdul Bari Saifuddin, 2006)

Pemeriksaan Antenatal
Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu
dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu
dan anak yang sehat.
Tujuan khusus adalah :
 Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai
dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
 Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin.
 Menurunkan angka mortalitas dan mordibitas ibu dan anak.
 Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
(Rustam Mochtar, 1998)
Pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan sedini mungkin ialah segera
setelah seorang wanita merasakan diri hamil, supaya dokter atau bidan
mempunyai waktu yang cukup banyak untuk mengobati atau memperbaiki
keadaan-keadaan yang kurang memuaskan. Pada umumnya pemeriksaan
kehamilan dilakukan :
 1x sebulan sampai dengan bulan ke VI.
 2x sebulan dari bulan ke VI sampai dengan bulan ke IX.
 1x seminggu pada bulan terakhir.
(Universitas Padjajaran, 1983)

Cara pemeriksaan :
Pemeriksaan kebidanan terbagi dalam :
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan (status praesens dan status obstetri)
3. Diagnosa
4. Prognosa
5. Terapi

 Anamnesa
1. Nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama, dan alamat.
Maksud pertanyaan ini ialah : untuk identifikasi (mengenal)
penderita dan menentukan status sosial dan ekonominya yang
harus kita ketahui ; misalnya untuk menentukan anjuran apa atau
pengobatan apa yang akan diberikan. Umur penting, karena ikut
menentukan prognosa kehamilan. Kalau umur terlalu lanjut atau
terlalu muda maka persalinan lebih banyak resikonya.
2. Apa yang diderita (keluhan utama).
3. Tentang haid : menarche, haid teratur atau tidak, siklus, lamanya
haid, banyaknya darah, sifatnya darah (cair atau berbeku-beku,
warnanya, baunya), nyeri haid atau tidak, haid yang terakhir.
Anamnesa haid memberikan kesan pada kita tentang faal alat
kandungan. Haid terakhir, teratur tidaknya haid, dan siklusnya
dipergunakan untuk memperhitungkan tanggal persalinan. Yang
dimaksud dengan haid terakhir ialah hari pertama haid terakhir
(HPHT).
4. Tentang perkawinan : kawin atau tidak, berapa kali kawin, berapa
lama kawin.
5. Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
Kehamilan (adakah gangguan seperti perdarahan, muntah yang
berlebihan, dan toxaemia gravidarum), persalinan (spontan atau
buatan, aterm atau premature, perdarahan, ditolong oleh siapa
(bidan, dokter), nifas (adakah panas atau perdarahan, bagaimana
laktasi), dan anak (jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal
umur berapa dan sebabnya meninggal, berat badan waktu lahir).
Pertanyaan ini sangat mempengaruhi prognosa persalinan dan
pimpinan persalinan, karena jalannya persalinan yang lampau
adalah hasil ujian-ujian dari segala faktor yang mempengaruhi
persalinan.
6. Kehamilan sekarang
Bila mulai merasa pergerakan anak, kalau kehamilan masih muda
adakah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan, kalau kehamilan
sudah tua adakah bengkak di kaki atau muka, sakit kepala,
perdarahan, sakit pinggang, dll.
7. Anamnesa keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau
penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan (TBC).
8. Kesehatan badan
Pernahkah sakit keras atau dioperasi, bagaimana nafsu makan,
miksi, dan defekasi.
(Universitas Padjajaran, 1983)

Pemeriksaan fisik pada ibu hamil

 Inspeksi
Inspeksi.dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya cloasma gravidarum
pada muka atau wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan ada tidaknya
edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada leher untuk menilai ada
tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada
untuk menilai apakah perut membesar kedepan atau kesamping, keadaan pusat,
pigmentasi linea alba, serta ada tidaknya striae gravidarum. Pemeriksaan vulva
untuk menilai keadan perineum, ada tidaknya tanda chadwick, dan adanya fluor.
Kemudian pemeriksaan ektremitas untuk menilai ada tidaknya varises.

Palpasi

Palpasi dilakukan utnuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia


kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi
dilakukan dengan menggunakan metode Leopold yakni :
a.         Leopold 1
Leopold 1 digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa
yang ada dalam fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan
menghadap ke muka ibu, kemudian kaki ibu di bengkokkan pada lutut dan lipat
paha, lengkungkan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus,
lalu tentukan apa yang ada dalam fundus. Bila kepala sifatnya keras, bundar dan
melenting. Sedangkan akan lunak, kurang bundar dan kurang melenting. Apabila
ingin menentukan usia kehamilan rumusnya adalah

b.           Leopold 2


Leopold 2 digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian
kecil pada anak. Caranya letak 2 tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimanakah
bagian terkecil bayi.

c.    Leopold III

Leopold III digunakan untuk menentukan bagian yang terdapat di bagian


bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul. Caranya, tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan
secara lembut dan masuk ke dalam abdomen pasien di atas simpisis pubis.
Kemudian peganglah bagian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi
presentasi tersebut.

d.    Leopold IV

Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga panggul. Caranya,
letakkan kedua tangan di sisi bawah uterus, lalu tekan ke dalam dan gerakan jari-
jari ke arah rongga panggul, dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian
presentasi telah masuk. Pemerisaan ini tidak dilakukan bila kepala masih tinggi.
Pemeriksaan Leopald lengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira
bulan IV ke atas.
  Auskultasi
Auskultasi, dilalukan umumnya dengan stetoskop monoaural untuk
mendengarkan bunyi jantung anak, bising tali pusat, gerakan anak, bising rahim,
bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi jantung anak dapat didengar pada akhir bulan
ke-5, walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui pada akhir bulan ke-3.
Bunyi jantung anak dapat terdengar dikiri dan kanan di bawh tali pusar bila
presentasi kepala. Bila terdengar setinggi tali pusat, maka presentasi di daerah
bokong. Bila terdenga pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka anak
fleksi dan bila sepihak maka defleksi.
Dalam keadaan sehat,bunyi jantung antara 120-140 kali permenit. Bunyi
jantung dihitung dengan mendengarkannya selama 1 menit penuh. Bila kurang
dari 120 kali permenit atau lebih dari 140 per menit, kemungkinan janin dalam
keadaan gawat janin. Selain bunyi jantung anak, dapat didengarkan bising tali
pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim seperti bising yang frekuensinya
sama seperti denyut nadi ibu, bunyi aorta frekuensinya sama seperti denyut nadi
dan bising usus yang sifatnya tidak teratur.

Menghitung taksiran persalinan


Saat dokter mengatakan seorang ibu positif hamil, saat itu pula Anda mulai
menghitung usia kehamilan. Namun seringkali ibu hamil tidak tahu pasti berapa
usia kehamilannya. Hal ini karena terkadang si ibu tidak mengetahui secara pasti
kapan pembuahan terjadi.

a) Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung usia kehamilan.
Anda bisa memilih yang paling mudah dan nyaman untuk dilakukan .
1. Hari pertama haid terakhir (HPHT)

Metode ini membutuhkan pengetahuan Anda tentang siklus menstruasi.


Berdasarkan siklus, dokter bisa memperkirakan usia kehamilan dan tanggal
kelahiran si kecil yang dihitung berdasarkan rumus Naegele. Cara menghitungnya
yaitu tentukan hari pertama menstruasi terakhir. Angka ini dihitung dari hari
pertama menstruasi terakhir (LMP = Last Menstrual Periode).

              

   Jika HPHT Ibu ada pada bulan Januari – Maret

Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9), (tahun + 0).

Misal, HPHT 10 Januari 2010, maka perkiraan lahir (10+7), (1+9), (2010 + 0)
= 17-10-2010 atau 17 Oktober 2010

               

Jika HPHT Ibu ada pada bulan April – Desember

Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan – 3),(Tahun + 1).

Misal, HPHT 10 Oktober 2010, maka perkiraan lahir  (10 + 7), (10 – 3), (2010 +
1) = 17-7-2011 atau 17 Juli 2011.

Catatan:

 Rumus ini hanya bisa diterapkan pada wanita yang daur haidnya teratur,
yakni antara 28-30 hari.
 Perkiraan tanggal persalinan sering meleset antara 7 hari sebelum atau
setelahnya. Hanya sekitar 5% bayi yang akan lahir sesuai perhitungan ini.
 Untuk mengurangi kemungkinan terlalu melesetnya perhitungan pada
wanita yang daur haidnya pendek, akan ditambahkan beberapa hari dari
hari-H. Sedang yang daur haidnya panjang, akan dikurangi beberapa hari.

2. Gerakan janin

Perlu untuk diketahui bahwa pada kehamilan pertama gerakan janin mulai
terasa setelah kehamilan memasuki usia 18-20 minggu. Sedangkan pada
kehamilan kedua dan seterusnya, gerakan janin sudah terasa pada usia kehamilan
16-18 minggu.

3. Tinggi puncak rahim

Biasanya, dokter akan meraba puncak rahim (Fundus uteri) yang menonjol di
dinding perut dan penghitungan dimulai dari tulang kemaluan. Jika jarak dari
tulang kemaluan sampai puncak rahim sekitar 28 cm, ini berarti usia kehamilan
sudah mencapai 28 minggu. Tinggi maksimal puncak rahim adalah 36 cm, ini
menunjukkan usia kehamilan sudah mencapai 36 minggu. Perlu dietahui, ukuran
maksimal adalah 36 cm dan tidak akan bertambah lagi meskipun usia kehamilan
mencapai 40 minggu. Kalaupun tingginya bertambah, kemungkinan yang akan
dialami adalah janin Anda besar, kembar, atau cairan tubuh Anda berlebih.

4. Menggunakan 2 jari tangan

Pengukuran dengan menggunakan 2 jari tangan ini hanya bisa dilakukan jika
ibu hamil tidak memiliki berat badan yang berlebih. Caranya; letakkan dua jari
Anda diantara tulang kemaluan dan perut. Jika jarak antara tulang kemaluan
dengan puncak rahim masih di bawah pusar, maka setiap penambahan 2 jari
berarti penambahan usia kehamilan sebanyak 2 minggu.

5. Menggunakan ultrasonografi (USG)

Cara ini paling mudah dan paling sering dilakukan oleh dokter. Tingkat
akurasinya cukup tinggi, yakni sekitar 95%. Dengan USG maka usia kehamilan
dan perkiraan waktu kelahiran si kecil bisa dilihat dengan jelas melalui “gambar”
janin yang muncul pada layar monitor.
Pemeriksaan Fisik pada Kunjungan Antenatal Pertama

Peralatan Pemeriksaan

Alat yang dipakai bervariasi namun yang terpenting adalah bagaimana


seorang tenaga kesehatan memanfaatkan mata, telinga, hidung dan tangannya
untukk mengetahui hampir semua hal penting tentang ibu hamil yang
diperiksanya. Peralatan hanyalah penunjang bila ada dapat membantu
pemeriksaan bila tidak semua tersedia, pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan
dengan baik dengan ketrampilan memanfaatkan inderanya dan mempunyai
kemampuan untuk menilai serta menangkap hal-hal yang perlu diperhatikan pada
ibu hamil. Peralatan yang dipergunakan harus dalam keadaan bersih dan siap
pakai.

Adapun alat–alat yang dibutuhkan untuk pemeriksaan ibu hamil diantaranya


adalah: timbangan berat badan, pengukur tinggi badan, tensi meter, stetoskop
monokuler atau linec, meteran atau midlen, hamer reflek, jangka panggul serta
peralatan untuk pemeriksaan laboratorium kehamilan yaitu pemeriksaan kadar
hemoglobin, protein urin, urin reduksi dll (bila diperlukan)

      Komponen Pemeriksaan Fisik pada Kunjungan Antenatal Pertama

1)  Pemeriksaan fisik umum


Pengukuran Antropometri

Alat yang digunakan


1.      Timbangan untuk mengukur berat badan oarng dewasa yang mempunyai
tingkat ketelitian 0,1 kg.
2.      Microtoise untuk mengukur tinggi badan yang mempunyai ketelitian 0,1 cm.
3.      Alat ukur untuk mengukur lingkar lengan atas (LILA)
        Langkah-langkah pengukuran
1.       Berat badan
a)      pengukuran dipimpin oleh enumerator terlatih.
b)      Simpan timbangan berskala pada permukaan lantai yang datar.
c)      Pastikan skala timbangan berada oada angka nol (0,0) sebelum penimbangan
dimulai.
d)     Responden diminta untuk berdiri diatas timbangan dengan posisi badan
tegak dan pandangan mata lurus ke depan.
e)      Baca skala.
f)       Catat hasil pengukuran pada form.

2.       Tinggi badan


a)      pengukuran dipimpin oleh enumerator terlatih.
b)      Gantungkan microtoise pada dinding dan lantai yang datar pada ketinggian
200 m dari bawah(lantai).
c)      Mintalah ibu hamil untuk berdiri membelakangi dinding(mata menghadap
lurus ke depan),punggung dan bokong menempel ke dinding,tangan tegak ke
bawah,tanpa alas kaki.
d)     Geser microtoise persis menempel di atas kepala responden,dan baca skala.
e)      Catat tinggi badan pada form.

3.       Lingkar lengan atas(LILA)


a.       Pengukuran dipimpin oleh enumerator terlatih.
b.      Pita pengukur dilingkarkan ke lengan subyek dan dibaca skalanya.
c.       Catat hasil pengukuran pada form.

2)   Kepala dan leher

a. Edema diwajah

b. Ikterus pada mata


c. Mulut pucat

d. Leher meliputi pembengkakan saluran limfe atau pembengkakan


kelenjar  thyroid

3)    Pemeriksaan ekstremitas atas untuk melihat adanya edema pada jari


(perhatikan apakah cincin menjadi terlalu sempit dan tanyakan apakah lebih
sempit dari biasanya, tanyakan juga apakah ia tidak mengenakan cincin yang
biasa ia kenakan karena sudah terlalu sempit, atau apakah ia memindahkan cinicin
tersebut ke jari yang lain)

4)   Pemeriksaan ekstremitas bawah untuk melihat adanya :

a. Edema pada pergelangan kaki dan pretibia

b. Refleks tendon dalam pada kuadrisep (kedutan-lutut (knet-jerk)

c. Varises dan tanda humans, jika ada indikasi.

5)    Payudara

a.Ukuran simetris

b.Putting menonjol / masuk

c.Keluarnya kolostrom atau cairan lain

d.Retraksi

e.Massa

f.Nodul axillz

6)   Abdomen
Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui :

a.       Letak, presentasi, posisi, dan jumlah(jika>36 minggu)

b.       Penancapan (engagement)

c.       Pengukuran tinggi fundus (jika>12 minggu)

d.       Evaluasi kasar volume cairan amnion

e.       Observasi atau palpasi gerakan janin.

f.       Perkiraan berat badan janin (bandingkan dengan perkiraan berat badan


pada kinjungan sebelumnya)

g.       Denyut jantung janin (catat frekuemsi dam lokasinya ) (jika>18


minggu)

7)   Genetalia luar (externa)

a.       varises

b.      perdarahan

c.       luka

d.      cairan yang keluar

e.       pengeluaran dari uretra dan skene

f.       kelenjar bartholini : bengkak (massa), ciaran yang keluar

8)   Genetalia dalam (interna)

a.     Servik meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi,


mobilitas, tertutup atau terbuka

b.     Vagina meliputi cairan yang keluar, luka, darah


c.     Ukuran adneksa, bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, massa

(pada trimester pertama)

d.     Uterus meliputi : ukuran, bentuk, mobilitas, kelunakan, massa pada


trimester petama.

9)   Pemeriksaan Panggul

Setelah pemeriksaan awal, bidan harus melakukan beberapa atau semua


komponen pemeriksaan panggul berikut sesuai indikasi, yakni:

Pemeriksaan dengan speculum jika wanita tersebut mengeluh terdapat rabas


pervagina.

a) Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi vagina yang muncul dan ambil


materi untuk pemeriksaan diagnostic dengan menggunakan preparat
apusan basah; ambil specimen gonokokus dan klamidia untuk tes
diagnostic.
b) Evaluasi terapi yang telah dilakukan untuk mengatasi infeksi vagina (tes
penyembuhan ) jika muncul gejala. Evaluasi tidak perlu dilakukan bila
wanita tidak menunjukkan gejala
c) Ulangi pap smear, jika diperlukan
d) Ulangi tes diagnostic gonokokus dan klamidia pada trimester ke tiga.
e) Konfirmasi atau singkirkan kemungkinan pecah ketuban dini

Pelvimetri klinis pada akhir trimester ketiga jika panggul perlu dievaluasi
ulang atau jika tidak memungkinkan untuk memperoleh informasi ini pada
pemeriksaan awal karena wanita tersebut menolak diperiksa.

Pemeriksaan dalam jika wanita menunjukkan tanda/ gejala persalinan premature


untuk mengkaji:

1. Konsistensi serviks 5. Penancapan

2. Penipisan (effacement) 6. Bagian presentasi


3. Pembukaan

4. Kondisi membrane

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan


ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester ,dimana trimester kesatu berlangsung dalam
12 minggu ,trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester
ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)

Untuk melakukan asuhan antenatal yang baik,diperlukan pengetahuan dan


kemampuan untuk mengenali perubahan fisiologik yang terkait dengan proses
kehamilan. Perubahan tersebut mencakup perubahan produksi dan pengaruh
hormonal serta perubahan anatomik dan fisiologik selama kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

1. J.Leveno, Kenneth. 2009. Obstetric Williams. Jakarta: EGC.


2. Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.
3. Prof. dr. Mochtar Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
4. Prof Sulaiman, Sastrawinata. 1983. Obstetri Fisiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran. Jakarta: EGC.
5. Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai