Anda di halaman 1dari 9

Pre-Reading Ante-Natal Care (ANC)

Nadya Rasha Hafira, 2006464890, Praktikum Keperawatan Maternitas

Pentingnya Perawatan Antenatal


Perawatan Antenatal sangat penting bagi kesehatan Ibu dan bayi dalam kandungannya.
Faktanya. strategi terbaik bagi calon Ibu adalah untuk mencari perawatan sebelum dia hamil.

First Prenatal Visit


Idealnya, kunjungan prenatal pertama perlu dilakukan segera setelah wanita telah memiliki
firasat bahwa dirinya hamil. Pada umumnya, tanda yang menandakan hal ini adalah periode
menstruasi yang terlambat. Selain itu, tanda yang mungkin terjadi adalah mual, lelah, sering
buang air kecil, atau kesemutan dan rasa penuh di bagian payudara.

Kunjungan antenatal pertama umumnya adalah kunjungan yang paling lama. Hal tersebut
disebabkan karena seorang Ibu tidak mungkin bisa siap secara mental dengan cepat dan
melakukan pengkajian secara cepat. Tujuan utama dari kunjungan ini adalah mengkonfirmasi
diagnosis kehamilan, memastikan faktor resiko, menentukan tanggal jatuh tempo, dan
memberikan edukasi terkait bagaimana cara memelihara kehamilan yang sehat.

Pada kunjungan antenatal pertama, perawat akan membangun informasi dasar tentang
kesehatan Ibu dan mengidentifikasi promosi kesehatan penting yang diperlukan pada setiap
kunjungan berikutnya. Pengkajian dilakukan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan lab, dan edukasi kesehatan. Selain itu, perawat juga akan mengidentifikasi
teratogen (hal apapun yang dapat berdampak negatif pada janin) serta kekhawatiran yang
mungkin dimiliki Ibu selama masa kehamilannya.

Pengkajian Prenatal Visit

Riwayat atau Metode yang umum dilakukan pada tahap ini adalah wawancara.
History Identifikasi riwayat secara menyeluruh dan catat jika terdapat tanda
abnormal. Riwayat yang perlu ditinjau adalah:

a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang umumnya ditemukan adalah terlambat haid.
Tanyakan Ibu terkait dugaan atau kemungkinan tanda-tanda
kehamilan.
b. Riwayat Reproduksi
Catat waktu menarche, siklus menstruasi, teratur atau tidaknya
menstruasi, seberapa sering menstruasi terjadi, Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT), riwayat Obstetri (GPA) termasuk riwayat
keguguran atau aborsi dan hasil masing-masing kehamilan (hidup
atau mati), dan komplikasi yang pernah terjadi dengan kehamilan lain
(seperti perdarahan).
Notes:
Status Obstetri dicatat dengan format:
- Gravida (hamil) → mengacu pada jumlah kehamilan yang
dialami Ibu terlepas dari hasilnya. Wanita yang belum mengalami
kehamilan disebut nulligravida dan wanita yang telah mengalami
kehamilan >1 kali disebut multigravida.
- Paritas → hasil dari kehamilan sebelumnya. Janin (yang tidak
lahir) dan belum mencapai usia kehamilan 20 minggu tergolong
pada abortus dan tidak terhitung paritas. Jika wanita melahirkan
anak kembar, maka paritas tetap terhitung satu.
- Abortus → Jumlah kegagalan Ibu melahirkan atau
mempertahankan janin.
- Living → Jumlah anak yang dilahirkan yang masih hidup pada
saat koleksi sejarah.
c. Riwayat Medis atau Riwayat Operasi
Catat apakah Ibu memiliki riwayat medis (seperti penyakit jantung
atau diabetes) dimana informasi ini dapat membantu perawat dalam
melakukan pengawasan ketat selama kehamilan. Catat obat yang
dikonsumsi (baik obat bebas atau herbal), faktor resiko penyakit
menular, status imunisasi, dan faktor resiko HIV / AIDS
d. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga perlu diketahui untuk mengidentifikasi perlu atau
tidaknya pengujian genetik atau konseling. Identifikasi status
kesehatan sang ayah, kerabat dekat Ibu, dan kerabat dekat
keluarganya.
e. Riwayat Sosial
Riwayat sosial yang berfokus pada faktor lingkungan dapat
mempengaruhi kehamilan, diantaranya adalah dukungan sosial,
nutrisi yang adekuat, faktor pendidikan, pekerjaan (seperti pekerjaan
yang membutuhkan paparan bahan kimia berbahaya), penggunaan
obat-obatan, merokok, konsumsi alkohol, dan binatang peliharaan
(seperti kucing yang dapat memicu toksoplasmosis) dapat
mempengaruhi kehamilan atau komplikasi yang dapat terjadi pada
saat kehamilan.

Pemeriksaan Pemeriksaan yang dilakukan mencakup pemeriksaan lengkap (semua


Fisik atau sistem tubuh). Pemeriksaan fisik yang dilakukan mencakup:
Physical a. Pemeriksaan Head-To-Toe
Examination - Pemeriksaan keadaan umum pasien
Keadaan umum, kesadaran, dan kebersihan Ibu.
- Pemeriksaan tanda-tanda vital atau Vital Signs
Meliputi pengkajian suhu, RR, HR, Tekanan Darah.
- Tinggi Badan dan Berat Badan
Pencatatan berat badan bertujuan untuk mengevaluasi kenaikan
berat badan selama hamil. Selain itu, dilakukan penghitungan
BMI karena wanita dengan BB kurang beresiko memiliki BBLR.
Wanita dengan obesitas berisiko mengalami hipertensi, diabetes
gestasional, perdarahan postpartum, persalinan sesar, komplikasi
anestesi, dan infeksi.
- Sistem Kardiovaskular
Bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya vena yang
bermasalah.
- Sistem Muskuloskeletal
Ibu hamil umumnya memiliki perubahan postur dan gaya
berjalan. Mekanika tubuh yang buruk selama kehamilan dapat
menyebabkan ketegangan pada otot-otot bagian bawah punggung
dan kaki dan berpotensi menyebabkan LBP.
- Pemeriksaan Abdomen
Dilakukan dengan memeriksa:
1. Inspeksi: kontur, ukuran, tonus otot pada perut
2. Tinggi Fundus Uteri
Usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat dipalpasi di atas
simfisis pubis. Pada 16 minggu, fundus mencapai
pertengahan antara simfisis pubis dan umbilikus. Terletak di
di umbilikus pada 20 minggu. Fundus mencapai tingkat
tertinggi pada proses xiphoid pada usia kehamilan 36
minggu → mendorong terhadap diafragma, dan calon ibu
mungkin mengalami sesak napas bahkan saat istirahat.
Menjelang 40 minggu, kepala janin turun ke rongga panggul
dan rahim tenggelam ke tingkat yang lebih rendah.
3. Manuver Leopold
Merupakan tindakan meraba janin melalui dinding perut
selama latter part of pregnancy. Tujuan: Menentukan
presentasi dan posisi janin serta lokasi bunyi DJJ serta
memberikan penilaian dari tonus uterus, nyeri tekan, dan ada
atau tidaknya kontraksi.
Langkah-Langkah:
1) Jelaskan prosedur dan alasan setiap langkah.
2) Minta ibu untuk mengosongkan bladder. Tujuannya
untuk mengurangi ketidaknyamanan pengen pipis
selama palpasi dan dapat membantu untuk merasakan
janin di bagian suprapubik.
3) Minta ibu untuk berbaring terlentang dengan lutut agak
tertekuk. Tujuan: membantu ibu mengendurkan otot
perutnya.
4) Cuci tangan dengan air hangat. Tujuannya mencegah
transmisi mikroorganisme dan tangan yang hangat lebih
nyaman saat dilakukan palpasi serta mencegah
ketegangan otot perut. Kenakan sarung tangan untuk
mencegah kontak dengan sekret yang mungkin keluar.
5) Berdiri di samping Ibu, menghadap ke kepalanya.
6) Manuver I: Palpasi fundus uteri. Gunakan permukaan
tangan dengan jari jari menyatu dan berikan tekanan
kuat untuk melakukan palpasi. Kalau bokong, dia
rasanya lebih lunak dan bentuknya lebih gajelas
daripada kepala. Kalau kepala, dia bentuknya bisa
dibilang lumayan keras dan bulat.

7) Manuver II: Pegang tangan kiri steadily pada salah satu


sisi rahim, tangan kanan palpasi sisi berlawanan dari
rahim. Palpasi mulai dari fundus uteri sampe ke arah
bawah simfisis pubis. Lakukan sebaliknya. Deteksi
permukaan punggung janin (dengan karakteristik
permukaan yang halus dan cembung) atau lengan dan
kaki janin (dengan karakteristik tidak beraturan,
menonjol, dan janin biasanya menggerakan kaki dan
tangan selama palpasi).

8) Manuver III atau Pallach’s maneuver: Raba daerah


suprapubik dengan memegang bagian tersebut dengan
lembut antara ibu jari dan jari tengah.
9) Manuver IV: dilakukan untuk memastikan apakah
kepala bayi masih di area perut atau sudah sampai jalan
lahir

4. Auskultasi DJJ
Denyut jantung janin harus antara 110 dan 160 bpm. Letak
bunyi jantung janin membantu menentukan posisi dimana
janin memasuki panggul. Misalnya, Bunyi jantung janin
terdengar di kuadran atas perut menunjukkan janin dalam
breech presentation.

- Sistem Neurologis
Dengan melakukan pemeriksaan Carpal Tunnel Syndrome.
- Sistem Integumen
Dilakukan dengan memeriksa kerataan warna kulit dan warna
kulit. Ibu dengan kulit pucat mungkin dapat mengindikasikan
adanya anemia, Ibu dengan kulit kuning (Jaundice) mungkin
dapat mengindikasikan adanya penyakit hati
- Sistem Endokrin
Tiroid akan membesar selama trimester kedua. Namun, adanya
nyeri dapat mengindikasikan penyakit tiroid dan memerlukan
evaluasi medis lebih lanjut.
- Gastrointestinal System
Dilakukan dengan melakukan pemeriksaan mulut (warna, tekstur,
luka), gusi (warna, tekstur, edema), gigi (plak), auskultasi bising
usus.
- Urinary System
- Sistem Reproduksi
b. Pemeriksaan Payudara
Pemeriksaan payudara merupakan bagian dari pemeriksaan fisik yang
bertujuan untuk mendeteksi kanker payudara pada ibu hamil.
c. Pemeriksaan Spekulum Vagina
Dilakukan dengan berbagai tes, diantaranya adalah:
- Papanicolaou test atau Pap Smear
Prosedur pengangkatan sel-sel dari permukaan area serviks dan
sekitarnya dengan menggunakan sikat kecil yang akan diperiksa
di bawah mikroskop untuk mendeteksi adanya kanker serviks
atau perubahan sel yang dapat menyebabkan kanker serviks. Tes
ini juga bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya infeksi
atau pembengkakan. Umumnya dilakukan bersamaan dengan
pemeriksaan panggul atau Tes Human Papillomavirus (HPV)
(National Cancer Institute,n.d).
- Mencatat tanda-tanda kehamilan, seperti Chadwick’s Sign (a
bluish discoloration of cervix, vagina, vulva)
d. Pemeriksaan Bimanual atau Bimanual Examination
Pemeriksaan bimanual bertujuan untuk merasakan ukuran uterus dan
mendapatkan Hegar’s Sign. Hegar’s Sign merupakan kondisi
perubahan fisiologis ibu yang ditandai dengan pelunakan isthmus
cervix. Perubahan ini disebabkan oleh tanda-tanda fisiologis seperti
peningkatan aliran darah, perubahan hormon seperti estrogen dan
progesteron, dan perubahan lainnya yang dapat merubah jaringan
serviks. Umumnya dapat ditemukan antara minggu ke 4 dan 6
kehamilan.

Pemeriksaan 1. Complete Blood Count atau CBC


Lab atau Lab Menunjukan keseluruhan status kesehatan Ibu, khususnya apakah Ibu
Assessment mengalami anemia atau tidak. Anemia dapat menyebabkan hasil
kehamilan yang buruk.
2. Golongan darah dan skrining antibodi
Bertujuan untuk mengidentifikasi wanita yang berisiko
mengembangkan inkompatibilitas antigen dengan sel darah janin.
Inkompatibilitas A, B, dan O dapat berkembang, serta
inkompatibilitas Rho(D). Jika ketidakcocokan antigen berkembang,
janin mungkin menderita dari anemia hemolitik, karena antibodi ibu
menyilang plasenta dan menyerang sel darah merah.
3. Tes untuk hepatitis B, HIV, sifilis, gonorrhea, dan Chlamydia
Bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya infeksi yang
dapat menyebabkan masalah pada janin.
4. Kultur Urin
Bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri dalam urin atau situasi yang
dapat menyebabkan ISK dan persalinan prematur.

Due Date Estimated Date of Delivery (EDD) atau Estimated Date of Confinement
Estimation (EDC)
Estimasi tanggal lahir atau perkiraan persalinan berdasarkan tanggal
menstruasi. Disebut juga sebagai Hari Perkiraan Lahir atau HPL. Selain
itu juga dapat menggunakan obstetrik sonogram yang diperoleh melalui
USG
REFERENCES

Flagg, J. S., & Pillitteri, A. (2018). Maternal & Child Health Nursing (Eighth Edition).
Philadelphia: Wolters Kluwer.

Klossner, N. J., & Hatfield, N. T. (2010). Introductory Maternity & Pediatric Nursing
(Second Edition). Philadelphia: Wolters Kluwer.

Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., Cashion, K., Alden, K. R., & Olshansky, E. F. (2016).
Maternity & Women's Health Care (11th Edition). St.Louis: Elsevier.

Murray, S., Mckinney, E., Holub, K., & Jones, R. (2019). Foundations of Maternal-Newborn
ad Women's Health Nursing (7th Edition). St.Louis: Elsevier.

Stables, D., & Rankin, J. (2010). Physiology in Child-bearing (third edition). UK: Elsevier .

https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/papanicolaou-test

Anda mungkin juga menyukai