Anda di halaman 1dari 9

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM REPRODUKSI

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM REPRODUKSI


Keluhan utama yang pada umumnya menyebabkan ibu hamil mengunjungi sarana pelayanan
kesehatan IBU dan ANAK adalah:
1. Berhubungan dengan masalah kehamilan
1. Memastikan adanya dugaan kehamilan.
2. Ingin mengetahui usia kehamilan.
3. Mual, muntah dan atau nyeri kepala.
4. Perdarahan pervaginam.
5. Keluar cairan pervaginam (air ketuban, leukorea?)
6. Merasakan gerakan anak yang kurang atau bahkan tidak bergerak.
7. Merasa akan melahirkan (inpartu).
2. Berhubungan dengan penyakit yang menyertai kehamilan
1. Penyakit infeksi.
2. Penyakit sistemik atau penyakit kronis yang sudah dirasakan sebelum kehamilan ini.
Berdasarkan atas keluhan utama diatas, dokter harus dapat mengembangkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik lanjutan untuk menentukan status kesehatan penderita dalam rangka
perencanaan pengelolaan kasus lebih lanjut.
Sebelum memberikan pelayanan, klien harus dimintai persetujuannya (informed consent)
untuk mencegah terjadinya konflik masalah etik pada kemudian hari.
Pelayanan antenatal bertujuan untuk mengetahui status kesehatan ibu hamil, konseling
persiapan persalinan, penyuluhan kesehatan, pengambilan keputusan dalam rujukan dan
membimbing usaha untuk membangun keluarga sejahtera.
Kunjungan pertama merupakan kesempatan untuk menumbuhkan rasa percaya ibu sehingga
dia merasa nyaman untuk membicarakan masalah dirinya kepada dokter.
Rasa nyaman dapat ditumbuhkan pada diri pasien bila :
1. Pemeriksaan dilakukan ditempat yang tertutup, bersifat pribadi dengan kerahasiaan yang
terjaga dengan baik.
2. Apa yang dikatakan oleh ibu didengar dan diperhatikan secara baik.
3. Pasien merasa diperlakukan dengan rasa hormat dan dihargai.

I.

ANAMNESA

1. Identitas pasien
a. Nama , alamat dan usia pasien dan suami pasien.
b. Pendidikan dan pekerjaan pasien dan suami pasien.
c. Agama, suku bangsa pasien dan suami pasien.
2. Anamnesa obstetri :
a. Kehamilan yang ke ..
b. Hari pertama haid terakhir-HPHT ( last menstrual periode-LMP )
c. Riwayat obstetri:

Usia kehamilan : ( abortus, preterm, aterm, postterm ).

Proses persalinan ( spontan, tindakan, penolong persalinan ).

Keadaan pasca persalinan, masa nifas dan laktasi.

Keadaan bayi ( jenis kelamin, berat badan lahir, usia anak saat ini ).

Pada primigravida :

Lama kawin, pernikahan yang ke .

Perkawinan terakhir ini sudah berlangsung . Tahun.


Anamnesa tambahan : Anamnesa mengenai keluhan utama yang dikembangkan sesuai
dengan hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan (kebiasaan buang air kecil / buang air besar,
kebiasaan merokok, hewan piaraan, konsumsi obat-obat tertentu sebelum dan selama
kehamilan).

II.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada ibu dilakukan setelah dilakukannya anamnesa. Sebelum memulai
pemeriksaan, perawat harus menjelaskan pada ibu dan kelurga apa yang akan dilakukan.
Berikan mereka waktu untuk mengajukan pertanyaan sehingga mereka dapat memahami
pentingnya pemeriksaan tersebut.
Pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu dan janin serta
perubahan yang terjadi pada suatu pemeriksaan ke pemeriksaan berikutnya. Pada setiap
pemeriksaan kehamilan dengan melihat dan meraba ditentukan apakah ibu sehat dan janin
tumbuh dengan baik. Tinggi fundus uteri sesuai dengan perhitungan umur kehamilan dan
pada umur kehamilan lebih lanjut ditentukan letak janin.
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tekanan darah, berat badan, tinggi badan, tinggi
fundus uteri (tafsiran berat janin), auskultasi (untuk mengetahui denyut jantung janin),

palpasi abdominanl untuk mendeteksi kehamilan ganda ( setelah UK 28 minggu), menuver


leoppld untuk mendeteksi kedudukan normal.
Di beberapa klinik, pemeriksaan pelviks mingguan di mulai dari minggu ke 36 sampai 38dan
dilanjutkan sampai aterm, terutama untuk memastikan presentasi, stasiun, dan dilatasi dan
effacement cerviks.
Dalam pemeriksaan kehamilan meliputi beberapa langkah antara lain :
1. Perhatikan tanda tanda tubuh yang sehat
Pemeriksaan pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien. Perhatikan bagaimana sikap
tubuh, keadaan punggung dan cara berjalannya. Apakah cenderung membungkuk, terdapat
lordosis, kifosis, scoliosis atau pincang dsb. Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan,
apakah ia tampak nyaman dan gembira, apakah ibu tampak lemah
2. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan. Bila tidak tersedia
timbangan, perhatikan apakah ibu bertambah berat badannya. Berat badan ibu hamil biasanya
naik sekitar 9-12 kg selama kehamilan. Yang sebagian besar diperoleh terutama pada
trimester kedua dan ketiga kehamilan. Kenaikan berat badan menunjukkan bahwa ibu
mendapat cukup makanan. Jelaskan bahwa berat badan ibu naik secara normal yang
menunjukkan janinnya tumbuh dengan baik bila kenaikan berat badan ibu kurang dari 5 kg
pada kehamilan 28 minggu maka ia perlu dirujuk. Tinggi berat badan hanya diukur pada
kunjungan pertama. Bila tidak tersedia alat ukur tinggu badan maka bagian dari dinding dapat
ditandai dengan ukuran centi meter. Pada ibu yang pendek perlu diperhatikan kemungkinan
mempunyai panggul yang sempit sehingga menyulitkan dalam pemeriksaan. Bila tinggu
badan ibu kurang dari 145 atau tampak pendek dibandingkan dengan rata-rata ibu, maka
persalinan perlu diwaspadai.
3. Pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah pada ibu hamil bisanya tetap normal, kecuali bila ada kelainan. Bila tekanan
darah mencapai 140/90 mmhg atau lebih mintalah ibu berbaring miring ke sebelah kiri dan
mintalah ibu bersantai sampai terkantuk. Setelah 20 menit beristirahat, ukurlah tekanan
darahnya. Bila tekanan darah tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan ibu menderita pre
eklamsia dan harus dirujuk ke dokter serta perlu diperiksa kehamilannya.
Khususnya tekanan darahnya lebih sering (setiap minggu). Ibu dipantau secara ketat dan
anjurkan ibu persalinannya direncanakan di rumah sakit.
4. Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki

Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi),


pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi),periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaan
dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya dilakukan
secara sistematis atau berurutan.
Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan sehingga tidak adanya kesan membuka
tutup baju pasien yang mengakibatkan rasa malu pasien.
Dibawah ini akan diuraikan pemeriksaan obstetric yaitu dengan melakukan inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi terhadap ibu hamil dari kepala sampai kaki
Lihatlah wajah atau muka pasien
Adakah cloasma gravidarum, pucat pada wajah adalah pembengkakan pada wajah. Bila
terdapat pucat pada wajah periksalah konjungtiva dan kuku pucat menandakan bahwa ibu
menderita anemia, sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut. Jelaskan bahwa ibu sedang
diperiksa apakah kurang darah atau tidak. Sebutkan bahwa bila ibu tidak kurang darah ia
akan lebih kuat selama kehamilan dan persalinan. Jelaskan pula bahwa tablet tambah darah
mencegah kurang darah.
Bila terdapat bengkak diwajah, periksalah adanya bengkak pada tangan dan kaki. Sedikit
bengkak pada mata kaku dapat terjadi pada kehamilan normal, namun bengkak pada tangn
dan atau wajah tanda preeklamsi. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak dan tanyakan pada
ibu apakah ia sulit melepaskan cincin atau gelang yang dipakainya. Mata kaki yang bengkak
dan menimbulkan cekungan yang tak cepat hilang bila ditekan, maka ibu harus dirujuk ke
dokter, dipantau ketat kehamilannya dan tekanan darahnya, serta direncanakan persalinannya
dirumah sakit.
Selain memeriksa ada tidaknya pucat pada konjungtiva, lihatlah sclera mata adakah sclera
kuning atau ikterik
Lihatlah mulut pasien. Adakah tampak bibir pucat, bibir kering pecah-pecah adakah
stomatitis, gingivitis, adakah gigi yang tanggal, adakah gigi yang berlobang, caries gigi.
Selain dilihat dicium adanya bau mulut yang menyengat.
Lihatlah kelenjar gondok, adakah pembesaran kelenjar thyroid, pembengkakan saluran limfe
Lihat dan raba payudara, pada kunjungan pertama pemeriksaan payudara terhadap
kemungkinan adanya benjolan yang tidak normal. Lihatlah apakah payudara simetris atau
tidak, putting susu menonjol atau datar atau bahkan masuk. Putting susu yang datar atau

masuk akan mengganggu proses menyusui nantinya. Apakah asinya sudah keluar atau belum.
Lihatlah kebersihan areola mammae adakah hiperpigmentasi areola mammae.

Lakukan

pemeriksaan

inspeksi,

palpasi

dan

auskultasi

pada

perut

ibu.

Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak dan presentasi janin, turunnya
bagian

janin

yang

terbawah,

tinggi

fundus

uteri

dan

denyut

jantung

janin.

Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, penting untuk dilakukan hal hal sebagai berikut:

Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya bila perlu

bantulah ia untuk santai. Letakkan sebuah bantal dibawah kepala dan bahunya. Fleksikan
tangan dan lutut. Jika ia gelisah bantulah ia untuk santai dengan memintanya menarik nafas
panjang.

cucilah tangan anda sebelum mulai memeriksa, keringkan dan usahakan agar tangan perawat
cukup hangat.
Lihatlah bentuk pembesaran perut (melintang, memanjang, asimetris) adakah linea alba nigra,
adakah striae gravidarum, adakah bekas luka operasi, adakah tampak gerakan janin, rasakan
juga dengan pemeriksaan raba adanya pergerakan janin. Tentukan apakah pembesaran perut
sesuai dengan umur kehamilannya. Pertumbuhan janin dinilai dari tingginya fundus uteri.
Semakin tua umur kehamilan, maka semakin tinggi fundus uteri. Namun pada umur
kehamilan 9 bulan fundus uteri akan turun kembali karena kepala telah turun atau masuk ke
panggul. Pada kehamilan 12 minggu, tinggi fundus uteri biasanya sedikit diatas tulang
panggul. Pada kehamilan 24 minggu fundus berada di pusat. Secara kasar dapat dipakai
pegangan bahwa setiap bulannya fundus naik 2 jari tetapi perhitungan tersebut sering kurang
tepat karena ukuran jari pemeriksa sangat bervariasi. Agar lebih tepat dianjurkan memakai
ukuran tinggi fundus uteri dri simfisis pubis dalam sentimeter dengan pedoman sebagai
berikut:
Umur

kehamilan

Tinggi fundus uteri

20

minggu

20cm

24

minggu

24cm

28

minggu

28cm

32

minggu

32cm

36

minggu

34-46cm

Jelaskan pada ibu bahwa perutnya akan semakin membesar karena pertumbuhan janin. Pada
kunjungan pertama, tingginya fundus dicocokkan dengan perhitungan umur kehamilan hanya
dapat diperkirakan dari hari pertama haid (HPHT). Bila HPHT tidak diketahui maka umur

kehamilan hanya dapat diperkirakan dari tingginya fundus uteri. Pada setiap kunjungan,
tingginya fundus uteri perlu diperiksa untuk melihat pertumbuhan janin normal, terlalu kecil
atau terlalu besar.
2. Pemeriksaan khusus obstetri
1. Inspeksi :

Chloasma gravidarum.

Keadaan kelenjar thyroid.

Dinding abdomen ( varises, jaringan parut, gerakan janin).

Keadaan vulva dan perineum.

2. Palpasi
Maksud untuk melakukan palpasi adalah untuk :

Memperkirakan adanya kehamilan.

Memperkirakan usia kehamilan.

Presentasi - posisi dan taksiran berat badan janin.

Mengikuti proses penurunan kepala pada persalinan.

Mencari penyulit kehamilan atau persalinan.


PALPASI ABDOMEN PADA KEHAMILAN
Tehnik :

1. Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang akan saudara lakukan pada
ibu.
2. Ibu dipersilahkan berbaring telentang dengan sendi lutut semi fleksi untuk mengurangi
kontraksi otot dinding abdomen.
3. Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan ibu
dengan menghadap kearah muka ibu ; pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah
sehingga menghadap kearah kaki ibu.

Leopold I :
o

Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.

Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.

Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala atau kosong).

Leopold II :
o

Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri dan kanan
umbilikus.

Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung janin
nantinya.

Tentukan bagian-bagian kecil janin.

Leopold III :
o

Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak
nyaman bagi pasien.

Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.

Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah mengalami
engagemen atau belum.

Leopold IV :
o

Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien.

Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.

Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.

Gambar 5
Menentukan
memperkirakan

tinggi
usia

fundus
kehamilan

uteri

untuk

berdasarkan

parameter tertentu ( umbilikus, prosesus xyphoideus


dan tepi atas simfisis pubis)
VAGINAL TOUCHER PADA KASUS OBSTETRI
Indikasi vaginal toucher pada kasus kehamilan atau persalinan:
1. Sebagai bagian didalam menegakkan diagnosa kehamilan muda.
2. Pada primigravida dengan usia kehamilan lebih dari 37 minggu digunakan untuk melakukan
evaluasi kapasitas panggul (pelvimetri klinik ) dan menentukan apakah ada kelainan pada
jalan lahir yang diperkirakan akan dapat mengganggu jalannya proses persalinan pervaginam.

3. Pada saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk menentukan fase persalinan dan diagnosa
letak janin.
4. Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan proses persalinan sesuai dengan
yang diharapkan.
5. Pada saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan ada tidaknya prolapsus bagian kecil
janin atau talipusat.
Diposkan oleh Ninda Nurmala Sari di 06.04

Anda mungkin juga menyukai