Anda di halaman 1dari 7

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN FISIK MULUT

Dosen Pembimbing

Dwi Utari Widyastuti, S.ST.M.Kes

Disusun Oleh :

1. Indah Rahmawati (P27820119019)

2. Inka Dwi Oktavia (P27820119020)

3. Jasmine Abbabil (P27820119021)

4. Lovita Salsabila B (P27820119022)

5. Maftuhah (P27820119023)

6. M. Rizal Maulana (P27820119024)

7. Mohammad Zamroni (P27820119025)

8. Nabila Febiayuni (P27820119026)

Tingkat I/ Reguler A

PRODI DIII KAMPUS SOETOMO SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SURABAYA
2020
Bagian:
Jurusan Keperawatan Lab. Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Surabaya Dasar

STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR Berlaku:

PEMERIKSAAN FISIK MULUT


Kode Dokumen: Tanggal Halaman Revisi:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN FISIK MULUT

Pengertian : Pemeriksaan fisik syaraf cranial adalah sebuah pemeriksaan yang


dilakukan untuk mengetahui kelainan/penyakit dalam rangka
menentukan diagnosa keperawatan yang tepat dan melakukan tindakan
perawatan yang sesuai
Tujuan : Untuk mengevaluasi keadaan fisik klien secara umum dan juga
menilai apakah ada indikasi penyakit lainnya selain kelainan mulut
Ringkasan Materi :
Secara anatomi, batas-batas kavum oris adalah sebagai berikut:
Batas anterior : bibir
Batas posterior : arkus anterior
Batas inferior : dasar mulut
Batas superior : palatum mole dan palatum durum
Batas kavum oris dan orofaring disebut ismus fausium, yang dibatasi oleh:
Lateral : lengkungan arkus anterior
Inferior : pangkal lidah
Medial : uvula, selalu menunjuk vertikal ke bawah

Inspeksi rongga mulut, perhatikan:


- Bibir: Warna bibir (pucat, sianotik, pigmentasi), ada/tidaknya keilitis, keilosis,
perleche, vesikel, dan lain-lain
- Gerakan bibir dan sudut mulut (N VII), ptialismus, trismus.
- Mukosa pipi (misalnya ulkus, oral thrush, stomatitis, pigmentasi, bercak
koplik) dan ginggiva (misalnya edema, nyeri, hiperemia, epulis).
- Gigi-geligi, lihat adanya karies pada gigi P2, P1, M1, M2, M3 yang dapat
menimbulkan sinusitis maksilaris serta gigi M3 yang letaknya miring dapat
menyebabkan trismus.
- Lidah, lihat ada/tidaknya makro/mikroglosia, tremor lidah, parese N.XII, atrofi,
aftae, tumor maligna.
- Palatum durum (torus palatinus) dan prosesus alveolaris, lihat adanya
pembengkakan yang mungkin disebabkan oleh peradangan atau tumor sinus
maksilaris.
Palpasi dilakukan terutama bila pada inspeksi didapatkan ulkus pada lidah
(karsinoma). Perkusi dilakukan pada gigi-geligi, akan didapatkan rasa nyeri bila
ada peradangan.
Alat dan Bahan :
 Kapas dan lidi
 Penlight atau senter kecil
 Spatel tongue
 Baju periksa
 Sarung tangan

Langkah – langkah :

a. Persiapan Pasien
1. Meminta izin dan menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan pada pasien
2. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
3. Mengatur posisi duduk pasien sesuai dengan pemeriksaan

b. Inspeksi Rongga Mulut


1. Melakukan inspeksi dan penilaian terhadap bibir
2. Melakukan inspeksi dan penilaian terhadap mukosa pipi
3. Melakukan inspeksi dan penilaian terhadap gusi dan gigi
4. Melakukan inspeksi dan penilaian terhadap orifisium ductus kelenjar parotis dan
submandibular
5. Melakukan inspeksi dan penilaian terhadap palatum durum dan palatum mole
6. Melakukan inspeksi dan penilaian terhadap struktur dasar mulut
7. Melakukan inspeksi dan penilaian terhadap seluruh struktur lidah
8. Melakukan pemeriksaan terhadap nervus kranialis XII
9. Melakukan inspeksi dan penilaian terhadap tonsil
10. Melakukan evaluasi terhadap palatum mole
11. Menggunakan instrumen pemeriksaan dengan baik dan benar

c. Palapasi Pada Struktur Dalam Rongga Mulut


1. Melakukan palpasi pada mukosa pipi
2. Melakukan palpasi pada lidah
3. Melakukan palpasi pada kelenjar parotis dan submandibular
4. Menutup dan mencatat hasil pemeriksaan

d. Setelah melakukan pemeriksaan


1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien
2. Ucapkan terima kasih pada pasien
3. Lakukan cuci tangan
4. Menutup dan mencatat hasil pemeriksaan
Bagian:
Jurusan Keperawatan Lab. Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Surabaya Dasar

STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR Berlaku:

PEMERIKSAAN FISIK MULUT


Kode Dokumen: Tanggal Halaman Revisi:

PENILAIAN UJIAN PRAKTEK LABORATORIUM

Nama : ……………………………………………….
NIM : ……………………………………………….
Penguji : ……………………………………………….
Hari / Tanggal : ……………………………………………….
Keterampilan : Pemeriksaaan Fisik Mulut

SKALA PENILAIAN Ket


No. KEGIATAN Penguji I Penguji II Penguji III
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
I. Persiapan Alat:

1. Kapas dan lidi


2. Penlight atau senter kecil
3. Spatel tongue
4. Baju periksa
5. Sarung tangan
II. Instruksi Kerja
Persiapan Pasien
Meminta izin dan menjelaskan
1. maksud dan tujuan pemeriksaan pada
pasien
2. Mempersiapkan alat-alat yang akan
digunakan
3. Mengatur posisi duduk pasien sesuai
dengan pemeriksaan
Inspeksi Rongga Mulut
1. Melakukan inspeksi dan penilaian
terhadap bibir
2. Melakukan inspeksi dan penilaian
terhadap mukosa pipi
3. Melakukan inspeksi dan penilaian
terhadap gusi dan gigi
4. Melakukan inspeksi dan penilaian
terhadap orifisium ductus kelenjar
parotis dan submandibular
5. Melakukan inspeksi dan penilaian
terhadap palatum durum dan palatum
mole
6. Melakukan inspeksi dan penilaian
terhadap struktur dasar mulut
7. Melakukan inspeksi dan penilaian
terhadap seluruh struktur lidah
8. Melakukan pemeriksaan terhadap
nervus kranialis XII
9. Melakukan inspeksi dan penilaian
terhadap tonsil
10. Melakukan evaluasi terhadap palatum
mole
11. Menggunakan instrumen pemeriksaan
dengan baik dan benar
Palapasi Pada Struktur Dalam Rongga Mulut
1. Melakukan palpasi pada mukosa pipi
2. Melakukan palpasi pada lidah

3. Melakukan palpasi pada kelenjar


parotis dan submandibular
4. Menutup dan mencatat hasil
pemeriksaan
Setelah melakukan pemeriksaan
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada
pasien
2. Ucapkan terima kasih pada pasien
3. Lakukan cuci tangan

4. Menutup dan mencatat hasil


pemeriksaan
JUMLAH

PETUNJUK PENILAIAN KRITERIA PENILAIAN

4: Bila dikerjakan dengan benar tanpa bantuan Baik sekali : 85 – 100

3: Bila dikerjakan dengan benar, masih dengan bantuan Baik : 75 – 84


2: Bila dikerjakan tetapi masih ada salah Cukup : 60 – 74

1: Bila tiadak dikerjakan Kurang :Kurang


dari 60
Jumlah skor yang diperolehmahasiswa
N= x 100
64

1. Nilai :
Pembimbing :

2. Nilai :
Pembimbing :

3. Nilai :
Pembimbing :

Anda mungkin juga menyukai