UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
“THORAX (PARU-PARU)”
2. Palpasi
A.Palpasi torak posterior
a. Daerah yang diperiksa bebas dari gangguan yang menutupi.
b. Cuci tangan.
c. Beritahu pasien tentang prosedur dan tujuannnya.
d. Yakinkan tangan hangat tidak dingin.
e. Palpasi secara dangkal bagian posterior torak.
1. Kaji besar otot daerah tepat di bawah kulit.
2. Palpasi secara teratur dengan telapak tangan .
3. Harus diingat untuk mengkaji daerah superior scapula, sampai
dengan tulang rusuk ke 12 dan dilanjutkan sejauh mungkin pada garis
midaksila pada kedua sisi.
3. Perkusi
A. Perkusi torak posterior.
a. Visualisasi petunjuk daerah torak.
Sebelum melakukan perkusi pada torak posterior, visualisasikan
garis horisontal, garis ventrikal, tingkat diafragma dan fisura paru-
paru untuk mengidentifikasi lobus paru.
b. Atur posisi klien.
Bantu klien untuk membungkuk kedepan sedikit dan melebarkan
bahu.
B. Perkusi daerah paru.
1. Mulailah perkusi pada daerah apeks paru-paru dan bergerak ke
daerah apeks kanan.
2. Gerakkan kedalam setiap sela interkostal dengan cara sistemik.
Perkusi sampai ke tulang rusuk paling bawah dan pastikan untuk
melakukannya sampai ke garis midaksila kiri dan kanan.
C. Perkusi untuk menentukan pergerakan atau ekskursi diafragma.
1. Mulailah dengan melakukan perkusi pada celah interkosta ketujuh
kearah bawah sepanjang garis scapula sampai batas diafragma.
Resonan akan berubah menjadi “dullness”.
2. Beri tanda pada kulit.
3. Mintalah klien untuk menarik napas dalam dan menahannya.
4. Perkusi kembali kearah bawah dari kulit yang berada sampai
terdengar lagi suara “dullness”.
5. Sekarang mintalah klien untuk bernapas normal dan keluarkan
napas sebanyak-banyaknya kemudian tahan napas.
6. Perkusi kearah atas sampai pemeriksa mendengar suara resonan,
beri tanda dan anjurkan klien untuk bernapas secara normal.
Pemeriksa akan mendapatkan tiga tanda sepanjang garis skapula.
7. Ulangi prosedur untuk sisi yang lain.
8. Jarak antara tanda nomer 2 dan 3 berkisar antara 3-6 cm pada
orang dewasa yang sehat.
9. Kembalikan klien pada posisi duduk yang nyaman.
D. Perkusi toraks anterior.
a. Visualisasikan landmark daerah torak anterior. Sebelum
melakukan perkusi dinding dada anterior, visualisasi garis vertikel dan
horisontal. Identifikasi lokasi diafragma dan lobus paru.
b. Perkusi daerah paru dengan pola yang teratur. Mulailah perkusi
pada daerah apeks dan lanjutkan sampai setinggi diafragma.
Lanjutkan perkusi sampai garis midaksila pada masing-masing sisi.
Hindari perkusi diatas sternum, klafikula, tulang rusuk dan jantung.
c. Pastikan jari-jari dan tangan yang tidak dominan berada pada
celah interkosta sejajar dengan tulang rusuk.
d. Jika pada klien wanita memiliki payudara besar, mintalah klien
untuk mengatur posisi agar payudaranya ke arah samping selama
prosedur ini. Perkusi diatas jaringan payudara wanita akan
menghasilkan suara “dull”.
7. Auskultasi
A. Auskultasi torak posterior.
a. Sebelum auskultasi posterior daerah toraks dilakukan,
visualisasikan “landmark” daerah tersebut seperti sebelum perkusi.
B. Auskultasi trakea.
1. Menggunakan tekanan yang tegas, letakkan diafragma stetoskop
sejalan dengan bernafasnya klien secara perlahan dengan mulut
terbuka.
2. Mulailah pada garis vertebral C7 dan turun kebawah sampai T3.
Disini pemeriksa akan melakukan auskultasi trakea, dan suara yang
terdengar adalah bronkial.
C. Auskultasi bronkus.
Pindahkan stetoslop kekiri dan kekanan vertebral setinggi T3-T5.
Tepat berada pada bronkus kiri dan kanan dan suara yang terdengar
adalah bronkovesikuler
D. Auskultasi paru-paru.
1. Auskultasi dilakukan dengan pola yang sama separti pada yang
dilakukan pada perkusi paru-paru.
2. Mulai auskultasi pada bagian apeks kiri dan dilanjutkan seperti
pola perkusi. Pemeriksa akan mendengar suara vesikuler.
3. Dengarkan pula suara-suara tambahan yang mendahului pada saat
siklus inspirasi dan ekspirasi. Bila mendengar adanya suara tambahan,
catat lokasi, kualitas, lama dan waktu terjadinya selama siklus
pernapasan.
E. Auskultasi torak anterior
a. Visualisasi petunjuk torak anterior.
b. Auskultasi diatas trakea. Suara akan jelas berada diatas jugular
(suprastenal) notch. Suara diatas trakea adalah suara bronkial.
c. Auskultasi diatas bronkus kiri dan kanan.
Daerah ini berada pada batas sternum sebelah kiri dan kanan pada
sela interkosta ke-2 dan ke-3. Suara yang terdengar adalah
bronkovesikuler.
F. Auskultasi paru-paru.
1. Dengarkan suara vesikuler. Biasanya terdengar pada daerah
parenkim paru-paru.
2. Dengarkan bunyi suara napas tambahan. Suara ini mendahului
inspirasi dan ekspirasi dari siklus pernapasan. Bila pemeriksa
mendengar suara tambahan catat lokasi, kualitas dan waktu terjadinya
selama siklus pernapasan.
8. Catat hasil pemeriksaan
9. Akhiri dan beri reinvorcement positive pada klien
10. Cuci tangan
Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Asuhan
6 Referensi Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta : Salemba Medika