Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG

No.Dokumen : /PKM-KJG/SOP-UKP/2016

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 1 AGUSTUS 2016

Halaman : 1-2

Kepala UPTD Puskesmas Kunjang


Pemerintah Kabupaten Kediri
dr. Durotun Nafisa
Puskesmas Kunjang Tanda Tangan
NIP. 19750423 200212 2 005

1. Pengertian Pemeriksaan fisik hidung adalah suatu tindakan pemriksaan yang


bertujuan :
 Melakukan inspeksi hidung dan bentuk hidung.
 Melakukan pemeriksaan hidung dengan rhinoskopi anterior.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas untuk melaksanakan kegiatan pemeriksaan fisik
hidung.
3. Kebijakan SK KepalaUPTD Puskesmas Kunjang No. 188.4 /1577/ 418.48.3.100
/2016 Tentang KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS
4. Referensi KEPMENKES RI NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang
Panduan Praktek Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama
5. Prosedur 1. Petugas menjelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
2. Petugas mencuci tangan sebelum melakukan prosedur
pemeriksaan..
3. Petugas melakukan inspeksi permukaan anterior dan inverior
hidung.
4. Petugas menilai adanya tanda-tanda inflamasi, trauma, atau
anomali kongenital.Apakah hidung lurus ? apakah deviasi hidung
melibatkan bagaian tulang atau bagaian kartilago ?
5. Petugas melakukan palpasi hidung untuk menilai adanya nyeri
dan bengkak
6. Petugas meminta pasien untuk mendongakkan
kepalanya.Petugas memberikan tekanan ringan pada ujung
hidung dengan jari jempol untuk memperlebar lubang hidung, dan
dengan bantuan penlight petugas dapat melihat sebagian
vestibula.
7. Petugas melakukan inspeksi posisi septum terhadap kartilago
lateral di tiap sisi.
8. Petugas elakukan inspeksi vestibula untuk melihat adanya
inflamasi, deviasi septum anterior, atau perforasi.
9. Petugas melakukan inspeksi mukosa hidung. Petugas menilai
warna mukosa hidung. Petugas melihat adanya eksudat,
bengkak, perdarahan, tumor, polip,dan trauma.Mukosa hidung
biasanya berwarna lebih gelap di banding mukosa mulut.
10. Jika terjadi epistaksis, petugas memeriksa daerah little yang
terlatak kurang lebih 0,5 – 1 cm dari tepi septumuntuk menilai
adanya krusta dan hipervaskularisasi.
11. Petugas mengekstensikan kepala pasien untuk menilai deviasi
atau perforasi septum posterior. Petugas menilai ukuran dan
warna konka inferior
12. Petugas melakukan inspeksi ukuran, warna, dan kondisi mukosa
konka media. Petugas melihat apakah terdapat tanda-tanda
inflamasi, tumor atau polip.
13. Petugas melakukan inspeksi pengembangan cuping hidung
apakah simetris. Petugas memeriksa patensi tiap lubang hidung
dengan meletakkan satu jari ditiap ala nasi dan meminta pasien
untuk menarik nafas melalui hidung.
14. Petugas melakukan palpasi sinus maksilaris dan frontalis.
Melakukan palpasi sinus frontalis dengan mengetuk tulang di
daerah alis, hindari menekan mata.Kemudian melakukan ketukan
pada sinus maksilaris.Petugas melihat respon wajah pasien,
apakah pasien terlihat kesakitan.
15. Petugas mencatat hasil pemeriksaan di buku regester.

6.Unit Terkait Unit Pelayanan UKP


7.Dokumen Terkait 1. Rekam medis
2. Buku regester
8.Rekaman Historis Tgl mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Perubahan. diberlakukan
PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG

No.Dokumen : /PKM-KJG/SOP-UKP/2016

No. Revisi : 00
CEKLIST
Tanggal Terbit : 1 AGUSTUS 2016

Halaman : 1-2

Kepala UPTD Puskesmas Kunjang


Pemerintah Kabupaten Kediri
dr. Durotun Nafisa
Puskesmas Kunjang Tanda Tangan
NIP. 19750423 200212 2 005

CEKLIST PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG

Prosedur Dilakukan Tidak Keterangan

1. Petugas menjelaskan pada pasien tentang


prosedur yang akan dilakukan.
2. Petugas mencuci tangan sebelum melakukan
prosedur pemeriksaan..
3. Petugas melakukan inspeksi permukaan
anterior dan inverior hidung.
4. Petugas menilai adanya tanda-tanda
inflamasi, trauma, atau anomali
kongenital.Apakah hidung lurus ? apakah
deviasi hidung melibatkan bagaian tulang atau
bagaian kartilago ?
5. Petugas melakukan palpasi hidung untuk
menilai adanya nyeri dan bengkak
6. Petugas meminta pasien untuk
mendongakkan kepalanya.Petugas
memberikan tekanan ringan pada ujung
hidung dengan jari jempol untuk memperlebar
lubang hidung, dan dengan bantuan penlight
petugas dapat melihat sebagian vestibula.
7. Petugas melakukan inspeksi posisi septum
terhadap kartilago lateral di tiap sisi.
8. Petugas elakukan inspeksi vestibula untuk
melihat adanya inflamasi, deviasi septum
anterior, atau perforasi.
9. Petugas melakukan inspeksi mukosa hidung.
Petugas menilai warna mukosa hidung.
Petugas melihat adanya eksudat, bengkak,
perdarahan, tumor, polip,dan trauma.Mukosa
hidung biasanya berwarna lebih gelap di
banding mukosa mulut.
10. Jika terjadi epistaksis, petugas memeriksa
daerah little yang terlatak kurang lebih 0,5 – 1
cm dari tepi septumuntuk menilai adanya
krusta dan hipervaskularisasi.
11. Petugas mengekstensikan kepala pasien
untuk menilai deviasi atau perforasi septum
posterior. Petugas menilai ukuran dan warna
konka inferior
12. Petugas melakukan inspeksi ukuran, warna,
dan kondisi mukosa konka media. Petugas
melihat apakah terdapat tanda-tanda
inflamasi, tumor atau polip.
13. Petugas melakukan inspeksi pengembangan
cuping hidung apakah simetris. Petugas
memeriksa patensi tiap lubang hidung dengan
meletakkan satu jari ditiap ala nasi dan
meminta pasien untuk menarik nafas melalui
hidung.
14. Petugas melakukan palpasi sinus maksilaris
dan frontalis. Melakukan palpasi sinus frontalis
dengan mengetuk tulang di daerah alis,
hindari menekan mata.Kemudian melakukan
ketukan pada sinus maksilaris.Petugas
melihat respon wajah pasien, apakah pasien
terlihat kesakitan.
15. Petugas mencatat hasil pemeriksaan di buku
regester

Compliance rate (CR) : ……………………………….%

…………………………….
Pelaksana / Auditor

…………………………….
NIP: …………………..

Anda mungkin juga menyukai