Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN

ASUHAN KEPERAWATAN DASAR MANUSIA PADA PASIEN ANEMIA

DIRUANG MAWAR RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

OLEH :

AHMAD AGUNG WIDIANTO

P27820719033

TINGKAT II SEMESTER 3 SARJANA TERAPAN

POLITEKNIK KESEHATAN NEGERI KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam tubuh manusia banyak terdap system yang saling kerja sama dalam
mempertahnkan kehidupan. Sistem pencernaan merupakan salh satu system yang
penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat pentinng
dalam proses metabolisme dan kelangsungan hidu setiap sel di tubuh.
Dalam system pencernaan banyak organ-organ yang penting, salah satunya
adalah lambung. Di Lambung nantinya terjadi pemecahan dan penyerapan
karbohidrat dan lapisan ukosa lambung menghasilkan asam lambung (HCL) yang
dalam kadar normalnya fungsinya sangat penting.
Lambung (gaster) bisa mengalami kelainan seperti peradangan pada
dinding lambung (gastritis) jika pola hidup seperti pola makan dan diet yang tidak
normal attau mengkonsumsi jenis obat-obatan bisa mengakibatkan gastritis atau
maag.
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai
diklinik Penyakit Dalam ( IPD jilid II Edisi 3) Gastritis akut merupakan penyakit
yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri ( Patofisiologi
Sylvia & Wilson) dan ± 80 – 90% yang dirawat di ICU menderita gastritis akut.
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan harus memahami dan
memberikan peran dan asuhan yang tepat karena komplikasi dari gastrtits ini
cukup berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian.

1.2 TUJUAN
1 Tujuan Umum
Untuk Memahhami Teoritis dan Asuhan Keperawatan dari Gastritis
2 Tujuan Khusus
a. Untuk memahami teoritis dari Gastritis ( Defenisi, Etiologi,
Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Komplikasi, Pemeriksaan Fisik
dan WOC)
b. Untuk memahami dan mengetahui asuhan keperawatan yang tepat
untuk penderita gastritis
c. Untuk memahami tugas yang diberikan dosen pembimbing

1.3 Manfaat
Adapun manfaatnya yaitu bagi :
1. Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang
Hasil penulisan ini sebagai tambahan informasi serta sebagai bahan
tambahan untuk meningkatkan askep post laparotomi
2. Institusi pendidikan

1
Mengetahui tingkat kemampuan dan sebagai upaya untuk
mengevaluasi materi yang telah disampaikan kepada mahasiswa
keperawatan.
3. Keluarga dan pasien
Sebagai ilmu pengetahuan dan mampu memahami tentang
tindakan obstruksi ileus dengan post laparotomi.
4. Penulis
Memberikan wawasan dan pemahaman pada penulis dalam
memberikan dan menyusun penatalaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien dengan tindakan laparotomi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengkajian

Tgl. Pengkajian : 3 Januari 2020 No. Register :

Jam Pengkajian : 10.00 WIB 0018 Tgl. MRS: 3

Ruang/Kelas : Lily/2 Januari 2020

I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.S
Umur : 55th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sopir
Gol Darah :O
Alamat : Jln.Bronggalan Sby
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Umur : 49th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Penjahit
Alamat : Jln.Bronggalan Sby
Hubungan dengan Klien : Istri

II. KELUHAN UTAMA


a. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien Mengatakan nyeri yang terasa panas dan perih pada
abdomen bagian uluhati
b. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Nyeri yang terasa panas dan perih pada abdomen bagian
uluhati

III. DIAGNOSA MEDIS


Gastritis

IV. RIWAYAT KESEHATAN


1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan nyeri di ulu hati dan abdomen bagian
kanan bawah

P : Nyeri ulu hati saat ditekan atau saat menggerakkan


badan
Q : Seperti ditusuk-tusuk

3
R : Pada ulu hati dan abdomen kanan bawah
S : Skala nyeri 8
T : Nyeri setiap waktu sejak 3 hari terakhir
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien mengaku tidak mempunyai riwayat gastritis
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang ,menderita gastritis

V. RIWAYAT POLA FUNGSI KESEHATAN KLIEN


ADL Di Rumah
Di rumah sakit
Pola peran dan hubungan Sebelum masuk Rumah Sakit Saat masuk Rumah Sakit
hubungan klien dan klien sering dijenguk
keluarganya baik-baik saja keluarganya dan bergantian
menjaga klien

Pola reproduksi/seksual Tidak ada masalah Tidak ada masalah

Pola pertahanan diri (koping Sebelum masuk Rumah Sakit Setelah masuk Rumah Sakit
toleransi stress) klien tidak merasa stress klien mengungkapkan
bahwa klien sedikit merasa
gelisah dan stress

Pola keyakinan dan nilai Sebelum masuk Rumah Sakit Setelah masuk Rumah Sakit
klien selalu melakukan ibadah klien selalu melakukan
sholat 5 waktu dan mengaji ibadah sholat 5 waktu dan
mengaji

ADL Di Rumah
Di rumah sakit
Pola persepsi - manajemen Sebelum masuk Rumah Sakit Saaat masuk Rumah Sakit
kesehatan klien tidak mengetahui klien mengerti betapa
tentang pentingnya pentingnya kesehatan
kesehatan

4
Pola nutrisi – metabolik Sebelum masuk Rumah Sakit Saat masuk Rumah Sakit
nafsu makan klien berkurang jadwal makan klien telah
dan tidak menjaga pola diatur oleh pihak gizi
makan Rumah Sakit

5
ADL Di Rumah
Di rumah sakit
Pola eliminasi Sebelum masuk Rumah Sakit Setelah masuk Rumah Sakit
BAB dan BAK jarang karena BAB dan BAK klien
asupan klien kurang perlahan normal karena
telah tercukupi asupannya

Pola latihan – aktivitas Sebelum masuk Rumah Sakit Setelah masuk Rumah Sakit
terkadang akivitas klien klien tidak bisa melakukan
dibantu oleh istrinya karena pekerjaannya dan dibantu
klien merasa nyeri pada ulu oleh istrinya
hati dan abdomen kanan
bawah Skala : 2

Skala : 2

Pola kognitif perseptual Sebelum masuk Rumah Sakit Setelah masuk Rumah Sakit
abdomen bagian kanan bawah abdomen bagian kanan
pasien mengeluh nyeri bawah pasien mulai
membaik
Skala : 8
Skala : 3

Pola istirahat tidur Sebelum masuk Rumah Sakit Setelah masuk Rumah Sakit
klien mengalami sulit tidur pola tidur klien mulai
karena nyeri pada abdomen membaik dengan waktu
bagian kanan bawah dan ulu tidur 7-8 jam/hari
hatinya tidur 5-6 jam/hari

Pola konsep diri – persepsi diri Sebelum masuk Rumah Sakit Setelah masuk Rumah Sakit
dan mengetahui penyakitnya dan mengetahui
klien hanya merasa sakit biasa penyakitnya klien merasa
dan merasa dirinya sempurna tidak percaya diri atas
penyakit yang dialaminya
dan merasa cemas karena
tidak bisa melakukan
pekerjaannya

6
VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Pasien tampak lemah
Kesadaran : compos mentis GCS 456
B. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
1) Suhu : 36°C
2) Nadi : 84/ menit
3) TD : 110/80 mm Hg
4) RR : 20x/ menit
5) BB : 55 Kg
6) Tinggi Badan : 170 cm
C. Pemeriksaan Wajah
Mata :simetris, tidak ada odem, visus normal
Hudung : penciuman normal
Mulut : normal, tidak ada lesi, bibir pecah-pecah, tidak ada
pendarahan
D. Pemeriksaan Kepala Dan Leher
Kepala : bulat, simetris,tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan
Leher : simetris,tidak ada peradangan, tidak ada
pembesaran limfe
E. Pemerksaan Fungsi Pengelihatan
Pengelihatan : normal, simetris, dan tidak ada odem
F. Pemeriksaaan Fungsi Pendengaran / penghidu/tenggorokan
Pendengaran : baik
Penciuman : baik
G. Pemeriksaan Thoraks/dada
Inspeksi : normal chest, simetris
Palpasi : getaran antara kanan dan kiri dama area paru
H. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi :bentuk abdomen cembung, simetris,dan tidak ada
benjolan
Palpasi : nyeri tekan padaulu hat idan abdomen bagian
kanan bawah
I. Pemeriksaan Punggung Dan Tulang Belakang
Tidak ada lesi, tulang belakang normal, tidak ada fraktur
J. Pemeriksaan Kulit/Integument
Inpeksi : tidak ada lesi dan jaringan parut
Palpasi : tekstur halus, turgor normal
K. Pemeriksaan Ekstremitas/Muskuloskeletal
Otot antar sisi kanan dan kiri simetris, tidak ada
deformitas,tidak ada fraktur
L. Pemeriksaan Fungsi Neurologis
GCS
Respon membuka mata 5-6, respon verbal 5-6, respon
motoric 4, kesadaran samnolen, penurunan tingkat
kesadaran (-)

7
M. Pemeriksaan Genetalia dan Rektal
Simetris tidak ada odem

VII. TINDAKAN DAN TERAPI


Injeksi 3 x 11 ampul IV
Infus Cairan RL 20 Tpm
Aminopirin 3 x 1 100mg
Injeksi thiopental 2 x 1 ampul IV

8
2.1 Analisis Data

NO DATA KEMUNGKINAN MASALAH


PENYEBAB KEPERAWATAN

DS :
1. Agen pencedera fisiologis
Pasien mengeluh nyeri yang terasa
Nyeri akut
yaitu inflamasi
panas dan perih pada abdomen
(D.0077)
bagian uluhati.
DO:
Pasien tampak meringis dan gelisah

2. DS :
Faktor psikologis yaitu
Pasien mengatakan nafsu
keengganan untuk makan Defisit nutrisi
makannya menurun dan cepat
kenyang setelah makan (D.0019)
DO :
Berat badan pasien menurun dan
membran mukosa pucat

3. DS :
Kurang terpapar informasi Ansietas
Pasien merasa bingung dan merasa
khawatir dengan akibat dari kondisi
yang ia hadapi
DO:
Pasien tampak gelisah dan tegang

9
4. DS :
Kekurangan intake cairan Risiko hipovolemia
Pasien mengatakan merasa haus dan
(D.0034)
lemah

DO:
Suhu : 36°C
Nadi : 84/ menit
TD : 110/80 mmHg
RR : 20x/ menit

5. DS:
Makan teratur dan adekuat Kesiapan peningkatan
Pasien mengatakan berkeinginan
nutrisi
untuk meningkatkan nutrisi
(D.0026)
DO:
Suhu : 36°C
Nadi : 84/ menit
TD : 110/80 mmHg
RR : 20x/ menit
BB : 55 Kg
Tinggi Badan : 170 cm

10
2.3 Diagnosis Keperawatan

RUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
yaitu inflamasi ditandai dengan pasien mengeluh nyeri dan
tampak meringis, gelisah
2) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis yaitu
keengganan untuk makan ditandai dengan pasien
mengatakan nafsu makannya menurun dan cepat merasa
kenyang setelah makan serta berat badan pasien menurun
dan membran mukosa pucat
3) Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi ditandai dengan pasien merasa bingung dan
merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang ia hadapi
serta pasien tampak gelisah dan tegang
4) Risiko hipovolemia dibuktikan dengan kekurangan intake cairan
5) Kesiapan peningkatan nutrisi dibuktikan dengan pasien
mengatakan berkeinginan untuk meningkatkan nutrisi serta
makan teratur dan adekuat

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Nyeri akut
1. Defisit nutrisi
2. Ansietas
3. Risiko hipolemia
4. Kesiapan peningkatan nutrisi

11
2.4 Perencanaan
NO DIAGNOSIS TUJUAN RENCANA RASION
KEPERAWATAN

1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Kode : (l.08238) Obsevasi


berhubungan 1x24 jam nyeri pada pasien Observasi 1. Untuk
dengan agen akan berkurang dengan 1. Identifikasi mengetahui
pencedera fisiologis kriteria hasil: skala nyeri perkembang
yaitu inflamasi 1. Keluhan nyeri 2. Monitor secara fisiolo
ditandai dengan menurun keberhasilan terapi peran tubuh
pasien mengeluh 2. Meringis menurun komplementer yang respon
nyeri dan tampak 1. Gelisah menurun sudah diberikan kenormalan
meringis, gelisah Terapeutik abnormal ak
1. Fasilitasi istirahat penyakit
dan tidur 1. Untuk
Edukasi memantau
1. Ajarkan teknik terapi yan
nonfarmakologis telah
untuk diberikan
mengurangi rasa Terapeutik
nyeri 1. Untuk memb
Kolaborasi rasa nyaman
1. Kolaborasi pasien
pemberian Edukasi
analgetik 1. Mengalihkan
perhatian
nyerinya ke
hal yang
menyenangk
Kolaborasi

12
1. Analgetik
memblok lin
nyeri, sehing
nyeri berkur
Defisit nutrisi Setelah dilakukan Kode : (I.03119) Observasi
2.
berhubungan tindakan 2x24 jam nafsu Observasi 1. Makanan yan
dengan faktor makan pada pasien disukai pasi
psikologis yaitu membaik dengan kriteria 1. Identifikasi meningkatkan
keengganan untuk hasil: makanan yang keinginan pasien
makan ditandai 1. Keinginan disukai untuk makan
dengan pasien makan membaik 2. Monitor 2. Makan yang
mengatakan nafsu 2. Energi untuk asupan cukup dapat
makannya menurun makan membaik makanan manambah
dan cepat merasa Terapeutik energi dalam
kenyang setelah 1. Sajikan makanan tubuh
makan serta berat secara menarik Terapeutik
badan pasien dan suhu yang 1. Makanan yang
menurun dan sesuai menarik dapat
membran mukosa Edukasi menambah
pucat 1. Anjurkan posisi nafsu makan
duduk Edukasi
Kolaborasi 1. Posisi duduk
1. Kolaborasi dapat
pemberian memberikan
medikasi sebelum kenyamanan
makan (pereda pasien saat
nyeri) makan
Kolaborasi
1. Pemberian
medikasi dapat
mengurangi nyeri
pada pasien saat

13
makan
3. Ansietas Setelah dilakukan Kode : (I.09314) Observasi Bella
berhubungan tindakan 1x24 jam Observasi 1. Untuk Sungkono
dengan kurang kecemasan pasien 1. Monitor tanda-tanda mengetahui Putri
terpaparnya menurun dengan ansietas tanda dan
informasi ditandai kriteria hasil : Terapeutik gejala
dengan pasien 1. Perilaku 1. Gunakan pendekatan kecemasan
merasa bingung tegang yang tenang dan pada pasien
dan merasa menurun meyakinkan Terapeitik
khawatir 2. Perilaku Edukasi 1. Pendekatan
dengan akibat dari gelisah 1. Anjurkan keluarga dilakukan untuk
kondisi yang ia menurun untuk tetap bersama berkomunikasi
hadapi serta pasien pasien dengan pasien dan
menenangkan
pasien
Edukasi

14
tampak gelisah dan Kolaborasi 1. Keluarga dapat
tegang 1. Kolaborasi meringankan rasa
pemberian gelisah pasien
obat Kolaborasi
antiansietas 1. Pemberian obat
antiansietas untuk
meredakan kecemasan
yang dialami pasien
4. Risiko hipovolemia Setelah dilakukan Kode : (I.03116) Observasi Bella
dibuktikan dengan tindakan 1x24 jam Observasi 1. Cairan yang masuk Sungkono
kekurangan intake diharapkan intake cairan 1. Monitor intake harus sama dengan Putri
cairan pasien membaik dengan dan output cairan cairan yang keluar
kriteria hasil : Terapeutik agar diperoleh
1. Keluhan haus 1. Berikan asupan keseimbangan cairan
membaik / menurun cairan oral dalam tubuh
2. Intake cairan Edukasi Terapeutik
membaik 1. Anjurkan 1. Cairan yang masuk
memperbanyak dapat menambah
asupan cairan cairan dalam tubuh
oral yang kurang
Kolaborasi Edukasi
1. Kolaborasi 1. Memperbanyak
pemberian minum dapat
cairan IV mengembalikan
isotonis (NaCl) cairan tubuh yang
hilang
Kolaborasi
1. Pemberian cairan
isotonis melalui IV
untuk membantu
mengembalikan atau
memperbaiki cairan
dalam tubuh pasien

15
5. Kesiapan Setelah dilakukan Kode : (I.03123) Observasi Bella
peningkatan nutrisi tindakan 1x24jam Observasi 1. Mengetahui Sungkono
dibuktikan dengan keinginan peningkatan 1. Identifikasi rentan berat Puti
pasien mengatakan nutrisi pasien membaik perubahan berat badan dalam
berkeinginan untuk dengan kriteria hasil : badan keadaan
meningkatkan 1. Berat badan Terapeutik normal
nutrisi serta makan membaik 1. Monitor asupan oral Terapeutik
teratur dan adekuat 2. Frekuensi makan Edukasi 1. Memantau agar
membaik 1. Timbang berat mengetahui
badan perubahan berat
Kolaborasi badan
1. Jelaskan tujuan dan Edukasi
prosedur 1. Selalu menimbang
pemantauan berat badan untuk
memantau berat
badan agar tetap
stabil
Kolaborasi
1. Agar pasien bisa
mengerti dan
mengikuti saran
yang
dianjurkan

16
2.4 Implementasi Keperawatan

NO HARI/TGL/JA DX TINDAKAN TT
M KEPERAWATAN KEPERAWATAN
NAMA
JELAS
1. Jum’at , 3 Januari Nyeri akut 1. Mengidentifikasi Bella
2020 /10.30 WIB skala nyeri Sungkono
berhubungan
Hasil : skala nyeri 8 Putri
dengan agen 2. Memonitor keberhasilan
terapi komplementer
pencedera fisiologis
yang sudah diberikan
yaitu Hasil : injeksi ranitidin ,
pasien toleransi terhadap
inflamasi ditandai
obat
dengan pasien 3. Memfasilitasi istirahat
dan tidur
mengeluh nyeri dan Hasil : pasien tidur
tampak meringis, dengan nyaman
4. Mengajarkan teknik
gelisah nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri Hasil :
pasien menerima
informasi relaksasi
yang disampaikan
perawat
5. Berkolaborasi
pemberian analgetik
Hasil : aminopirin 3x1
100 mg IV , pasien
toleransi terhadap obat
14.00 WIB 1. Mengidentifikasi Bella
skala nyeri Sungkono
Hasil : skala nyeri 3 Putri
2. Memonitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
Hasil : injeksi ranitidin ,
pasien toleransi terhadap
obat
3. Memfasilitasi istirahat
dan tidur
Hasil : pasien tidur
dengan nyaman
4. Berkolaborasi
pemberian analgetik
Hasil : aminopirin 3x1

17
100 mg IV , pasien
toleransi
terhadap obat

18
Jum’at , 3 Januari Defisit nutrisi 1. Mengidentifikasi Bella
2020 / 11.00 makanan yang disukai Sungkono
berhubungan
Hasil : pasien suka sayur Putri
dengan faktor sop
2. 2. Memonitor
psikologis yaitu asupan makanan
keengganan untuk Hasil : energi yang
dibutuhkan pasien
makan ditandai
adalah 1769 kkal
dengan pasien 3. Menyajikan makanan
secara menarik dan
mengatakan nafsu
suhu yang sesuai
makannya menurun Hasil : pasien menyukai
makanan yang disajikan
dan cepat merasa
4. Menganjurkan
kenyang posisi duduk
Hasil : pasien makan
setelah makan serta
dengan nyaman saat
berat badan pasien posisi duduk
5. Berkolaborasi
menurun
pemberian medikasi
dan membran sebelum makan (pereda
nyeri)
mukosa pucat
Hasil : telah diberikan
obat aminopirin 3x1 100
mg , pasien merespon
obat
Sabtu , 4 Januari 1. Memonitor Bella
2020 / 11.00 asupan makanan Sungkono
Hasil : pasien makan Putri
secara teratur 3x sehari
2. Menyajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
Hasil : pasien menyukai
makanan yang disajikan
3. Menganjurkan
posisi duduk
Hasil : pasien makan
dengan nyaman saat
posisi duduk
4. Berkolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan (pereda
nyeri)
Hasil : telah diberikan
obat aminopirin 3x1 100
mg , pasien merespon
obat

19
3. Jum’at, 3 Januari Ansietas 1. Memonitor tanda- Bella
2020 / 12.00 WIB tanda ansietas Sungkono
berhubungan
Hasil : pasien tampak Putri
dengan kurang gelisah
2. Menggunakan
terpaparnya
pendekatan yang tenang
informasi ditandai dan meyakinkan
Hasil : terjalin
dengan pasien
komunikasi anatara
merasa bingung dan pasien dan perawat
3. Menganjurkan
merasa khawatir
keluarga untuk tetap
dengan akibat dari bersama pasien
Hasil : keluarga selalu
kondisi yang ia
menemani pasien
hadapi serta pasien 4. Berkolaborasi
pemberian obat
tampak gelisah dan
antiansietas
tegang Hasil : injeksi thiopental,
pasien mulai tenang

4. Jum’at, 3 Januari Risiko hipovolemia 1. Memonitor intake Bella


2020 / 13.00 WIB dan output cairan Sungkono
dibuktikan dengan
Hasil : intake 1500 Putri
kekurangan intake cc , output 1500 cc
2. Memberikan
cairan
asupan cairan oral
Hasil : pasien minum air
putih sebanyak 8 gelas
dalam sehari
3. Menganjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
Hasil : pasien
menerima edukasi
untuk memperbanyak
mengkonsumsi air
putih
4. Berkolaborasi
pemberian cairan IV
isotonis (RL)
Hasil :infus cairan RL 20
Tpm , cairan
dalam tubuh klien
membaik

20
5. Jum’at, 3 Januari Kesiapan 1. Mengidentifikasi Bella
2020 / 14.00 WIB perubahan berat Sungkono
peningkatan nutrisi
badan Hasil : BB Putri
dibuktikan dengan awal 60kg BB akhir
55 kg
pasien mengatakan
2. Memonitor asupan
berkeinginan untuk oral Hasil : pasien
memakan makanan
meningkatkan
yang diberikan ahli
nutrisi serta makan gizi
3. Menimbang berat
teratur dan adekuat
badan Hasil : BB akhir
55kg
4. Menjelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan Hasil :
pasien memahami
yang disampaikan oleh
perawat

2.5 Evaluasi Keperawatan

21
NO HARI/TGL/JAM DX CATATAN EVALUASI TT
KEPERAWATAN
PERKEMBANGAN NAMA
(SOAP/SOAPIER) JELAS

Jum’at, 3 Januari Nyeri akut S : Pasien mengatakan sudah Bella


2020 / 19.00 WIB berhubungan tidak nyeri lagi Sungkono
Putri
dengan agen O: Pasien tampak lebih ceria
1.
pencedera Tanda -Tanda Vital :
fisiologis yaitu
Suhu : 36°C
inflamasi ditandai
Nadi : 84/ menit
dengan pasien
mengeluh nyeri dan TD : 110/80
mmHg
tampak meringis,
gelisah RR : 20/ menit

BB : 55 Kg

Tinggi Badan : 170 cm

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
Sabtu, 4 Januari Defisit nutrisi S :Pasien mengatakan nafsu Bella
2020 / 16.00 WIB berhubungan makannya telah membaik Sungkono
2. Putri
dengan faktor O : Pasien tampak makan
psikologis yaitu dengan lahap
keengganan untuk Tanda -Tanda Vital :
makan ditandai Suhu : 36°C
dengan pasien
Nadi : 84/ menit
mengatakan nafsu
TD : 110/80
makannya
mmHg
menurun dan cepat
RR : 20/ menit
merasa kenyang

22
setelah makan serta BB : 55 Kg
berat badan pasien
Tinggi Badan : 170 cm
menurun
A : Masalah teratasi
dan membran
mukosa pucat P : Intervensi dihentikan

3. Jum’at, 3 Januari Ansietas S :Pasien mengatakan sudah


20.00 WIB tidak gelisah karena sudah Bella
berhubungan Sungkono
menerima informasi yang
dengan kurang Putri
lengkap
terpaparnya
O : Pasien tampak lebih ceria
informasi ditandai
dengan pasien Tanda -Tanda Vital :
merasa bingung dan Suhu : 36°C
merasa khawatir Nadi : 84/ menit
dengan akibat dari
TD : 110/80
kondisi yang ia
mmHg
hadapi serta pasien
tampak gelisah dan RR : 20/ menit

tegang BB : 55 Kg

Tinggi Badan : 170 cm

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

4. Jum’at, 3 Januari Risiko hipovolemia S :Pasien mengatakan sudah Bella


2020 / 20.30 WIB dibuktikan dengan tidak merasa lemah Sungkono
Putri
kekurangan intake O : Tidak terlihat tanda tanda
cairan dehidrasi

Tanda -Tanda Vital :

Suhu : 36°C

Nadi : 84/ menit

23
TD : 110/80
mmHg

RR : 20/ menit

BB : 55 Kg

Tinggi Badan : 170 cm

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
5. Sabtu, 4 Januari Kesiapan S :Pasien mengatakan sudah
2020 / 18.00 WIB peningkatan nutrisi memahami semua yang
disampaikan perawat
dibuktikan dengan
pasien mengatakan O : pasien dalam keadaan
berkeinginan untuk membaik
meningkatkan Tanda -Tanda Vital :
nutrisi serta makan
Suhu : 36°C
teratur dan adekuat
Nadi : 84/ menit

TD : 110/80
mmHg

RR : 20/ menit

BB : 55 Kg

Tinggi Badan : 170 cm

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gastritis itu adalah Suatu peradangan permukaan mukosa lambung


yang akut dengan kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian
mukosa. bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis
hemoragik. Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi
erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa
tempat. Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu : Gastritis akut dan gastritis kronik
Gastritis penyebabnya adalah stres, koonsumsi alkohol dan obat-obatan dan
juga diet yang tidak baik, gastritis akut bisa berkembang menjadi kronik jika
pola makan tidak diatur dengan baik dan jika ini dibioarkan maka tidak
tertutup kemungkinan bisa berkembang menjadi Ca gater (kanker lambung)

3.2 Saran

Gastritis adalah penyakit yang lazim atau sering diderita, umumnya


adalah mahasiswa karena kesibukan membuat tugas dan mahasiswa juga
rentan stres. Selain itu diet yangsalah juga pemicu terjadi gastritis untuk itu
pendidikan untuk meperbaik persepsi yang salah terhadap diet perlu
dilakukan 20

25
DAFTAR PUSTAKA

PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1 ed.). Jakarta:


PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1 ed.). Jakarta:
PPNI.
TIM POKJA SIKI DPP PPNI . (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC: Jakarta.

26

Anda mungkin juga menyukai