Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu : Reni Suherman, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Mat

Disusun Oleh:

Kelompok 2

- Alif Sri Maulana A (3272201D20006)


- Dendi Ferdiansyah (32722001D20020)
- Dewi Gita Amalia (32722001D20022)
- Ela Handayani (32722001D20026)
- Elsa Sephia N (32722001D20028)
- Rina Risnawati (32722001D20084)
- Silva Aulina (32722001D20098)
- Siti Adisya (32722001D2100)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2021/2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Makalah
BABII

PEMBAHASAN

A. PERSALINAN
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit. (Menurut Depkes RI, 2008 ).
Persalinan diartikan sebagai proses pengeluaran hasil konsepsi atau
yang biasa kita sebut sebagai janin atau kandungan. Umumnya, seorang
ibu akan merasa bahagia dan senang sebelum proses persalinan setelah
penantian panjang. Sebagian akan merasa takut dan gelisah, baik senang
maupun gelisah hal tersebut merupakan hal yang normal setelah seorang
ibu mengandung 9 bulan.

b. Bentuk Persalinan
1) Persalinan spontan
Persalinan berlangsung dengan kekuatan sendiri dan melalui jalan
lahir.
2) Persalinan buatan
Proses persalinan berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar.
3) Persalinan anjuran
Proses persalinan didahului tindakan pemecahan ketuban, pemberian
pitocin/prostaglin. Induksi persalinan mekanis menggunakan laminaria
stiff,
persalinan dengan tindakan operasi

c. Tahap Persalinan
1) Kala I yaitu pembukaan antara 4 cm dan kontraksi terjadi teratur
minimal 2kali dalam 10 menit selama 40 detik
2) Kala II yaitu untuk memastikan apakah pembukaan sudah lengkap
atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6cm.
3) Kala III yaitu pengeluaran aktif plasenta, berlangsung 6-15 menit
setelah janin dikeluarkan. Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak
bayi lahir sampai plasenta lahir.
4) Kala IV yaitu pengawasan hingga satu jam setelah plasenta lahir. Kala
ini sangat penting untuk menilai perdarahan (maks 500 ml) dan baik
tidaknya kontraksi uterus.

d. Tanda-Tanda Persalinan.
1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan vagina
3) Perenium menonjol
4) Vulva-vagina dan spingter ani membuka
5) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

e. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persalinan


1) Power (Kekuatan Ibu)
2) Passage (jalan lahir)
3) Passanger (Janin)
4) Psikis
5) Penolong

f. Patofisiologi
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks
membukadan mendorong janin ke bawah pada letak kepala, bila his sudah
cukup kuat,kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga
panggul.Kontraksi dimulai pada salah satu cornue (tanduk) uterus kiri atau
kelenjar keseluruh miometrium sehingga menghasilkan kontraksi yang
simetris. Fundusuteri berkontraksi lebih kuat dan lebih lama dari bagian-
bagian lain dari uterus.
Bagian tengah uterus berkontraksi pada fundus uteri. Bagian bawah
uterus-uterus serviks tetap pasif atau kontraksi lemah. Setelah kontraksi
terjadirelaksasi tonus otot diluar his tidak seberapa jauh meningkat.Pada
waktu his kemudian keluar pada keadaan semula.

g. Etiologi
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain
olehfactor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus , sirkulasi
uterus,pengaruh saraf dan nutrisi, perubahan biokimia antara lain
penurunan kadarhormone estrogen dan progesterone.

h. Pemeriksaan Diagnosis
1) Pemeriksaan urin : protein, glukosa, dan aseton
2) Pemeriksaan Hb, golongan darah, hemtoktrid, VDRL
3) Monitoring DJJ dan FHT (detak jantung janin) terutama
berhubungandengan uterus.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL


1. Anamnesa pada ibu intranatal
a. Menanyakan identitas pasien meliputi nama lengkap, umur, pekerjaan,
agama, dan alamat.
b. Melakukan anamnesa tentang pasangan ,nama pasangan dan umur
pasangan, adakah penyakit genetik / keturunan dalam keluarga
pasangan, apakah pasangan mengkonsumsi alkohol / obat-obatan /
rokok, 4) Golongan darah, perilaku seksual, pendidikan dan pekerjaan.
c. Menanyakan tentang riwayat perkawinan, menikah atau tidak
menikah, berapa kali menikah, dan berapa lama menikah.
d. Menanyakan keluhan utama pasien
e. Menanyakan tentang riwayat haid untuk mengetahui faal kandungan
ibu meliputi menarche/haid pertama, haid teratur atau tidak teratur,
siklus haid, lamanya haid, banyaknya darah saat haid, sifat darah (cair
atau beku), warna dan bau, dismenorre/ tidak, dan haid yang terakhir.
f. Menanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
 Status obstetrikus ibu, meliputi kehamilan, persalinan dan abortus.
Status obstetrikus seorang wanita dapat ditulis dengan G (Gravida),
P (Para/Persalinan) dan A (Abortus) Contoh:Wanita yang sedang
hamil ke 4, telah melahirkan 1 orang anak dan mengalami abortus
2 kali dituliskan dengan : G4, P1, A2 2).
 Riwayat kehamilan yang lalu adakah gangguan seperti perdarahan,
muntah yang sangat (Hiperemesis gravidarum), toxaemia
gravidarum.
 Riwayat persalinan yang lalu, persalinan yang lalu spontan/
buatan, persalinan yang lalu aterm, dan apakah pada persalinan
yang lalu terjadi perdarahan.
 Riwayat nifas yang lalu adakah panas atau perdarahan, bagaimana
masa laktasinya.
 Menanyakan riwayat kehamilan sekarang, apakah sudah
merasakan pergerakan anak/belum, adakah mual, muntah, sakit
kepala, perdarahan, pada trimester III, adakah bengkak di kaki atau
muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang, dll.
 Melakukan anamnesa tentang riwayat keluarga adakah penyakit
keturunan dalam keluarga, riwayat anak kembar atau penyakit
menular yang dapat mempengaruhi persalinan.
 Menganalisa riwayat penyakit/medik
2. Pemeriksaan fisik ibu intranatal
a. Melakukan pemeriksaan fisik umum (Status Praesent Generalis)
 Perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat, perhatikan bagaimana
sikap tubuh pasien, keadaan punggung dan cara
berjalan.
 Berat badan harus dipantau tiap kali ibu hamil periksa. Berat
badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9 – 12 kg selama
kehamilan. Bila kenaikan berat badan ibu kurang dari 5 kg pada
kehamilan 28 minggu maka ia perlu dirujuk; serta pada trimester
III berat badan tidak boleh bertambah lebih dari 1 kg dalam
seminggu atau 3 kg dalam sebulan.
 Tinggi Badan ibu hanya perlu diperiksa pada kunjungan pertama.
Bila tinggi badan ibu kurang dari 145 cm, maka persalinan perlu
diwaspadai karena kemungkinan ibu mempunyai panggul yang
sempit.
 Lingkar Lengan Atas; batas normal 23,5 cm.
 Tekanan Darah Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau
lebih mintalah ibu berbaring miring ke kiri dan mintalah ibu
bersantai sampai terkantuk. Setelah 20 menit beristirahat, ukur
kembali tekanan darahnya.
 Nadi Meningkat 10 – 15 x/menit.
 Suhu
 Respirasi
 Adanya oedem dalam kehamilan dapat disebabkan karena
toxaemia gravidarum, karena tekanan rahim pada vena-vena
dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki, karena
hypovitaminose B1, hypoproteinemia atau karena penyakit
jantung.
b. Pemeriksaan fisik kebidanan (Status Obstetricus)
 Kepala
Inspeksi : warna dan kebersihan rambut, kerontokan rambut
Palpasi : raba kepala untuk mengetahui adanya lesi dan massa.
 Wajah
Inspeksi : Pucat, oedem pada wajah, cloasma gravidarum
 Mata
Inspeksi : Sklera ikterik / tidak, konjungtiva anemis / tidak
 Hidung
Inspeksi :Kesimetrisan hidung, pernafasan cuping hidung
Palpasi :Pembesaran polip & sinusitis mulut
Inspeksi : Bibir kering dan pecah-pecah/tidak, cyanosis/tidak,
stomatitis, gingivitis, adakah gigi yang tanggal, berlubang, dan
caries gigi, lidah kotor/tidak, bau mulut yang menyengat.
 Leher
Palpasi : Kelenjar gondok, pembesaran vena jugularis;
pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar limfa.
 Thorax
Pemeriksaan jantung dan paru, pmeriksaan mamae / payudara.
 Abdomen (Inspeksi, Palpasi dan Auskultasi).
 Pemeriksaan punggung di bagian ginjal, tepuk punggung
dibagian ginjal dengan bagian sisi tangan yang dikepalkan.
Bila ibu merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan pada ginjal
atau salurannya.
 Genitalia dan anus
Inspeksi : Pakai sarung tangan sebelum memeriksa vulva, terlihat
sedikit cairan jernih atau berwarna putih yang tidak berbau,
hemoroid. Palpasi : Raba kulit di daerah selakangan, pada
keadaan normal tidak teraba benjolan kelenjar; Cuci sarung
tangan sebelum dilepaskan.
 Ekstremitas bawah
Inspeksi : Varises; oedem (paling mudah dilihat pada mata kaki
dengan cara menekan beberapa detik) . Pemeriksaan reflek lutut
(patella), dan pemeriksaan reflek bicep dan tricep.

3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
 Urin : Tes kehamilan (pada kunjungan pertama); protein;
glukosa; analisis.
 Darah : Hb (sebaiknya 3 bulan sekali); golongan darah; glukosa;
VDRL.
 Pemeriksaan swab : lendir vagina & serviks
b. USG : Jenis kelamin janin; taksiran kelahiran; TBJ, jumlah cairan
amnion.

C. KONSEP KEPERAWATAN TAHAPAN INTRANATAL


1. KALA I
a. Pengkajian
1. Kaji besarnya inprantu
2. Kaji berapa jauh kemajuannya
3. Kaji keadaan ketuban
4. Kaji komplikasi atau resti
5. Kaji respon psikologis
6. Kaji kemajuan persalinan → partogram
a) Pembukaan
b) Penurunan persentasi
c) Moulage
7. Kaji kontraksi
8. Kaji posisi ibu :
a) Awal kala I ; jalan-jalan
b) Pembukaan 6-7 cm ; tidur miring ke kiri setengah duduk
9. Kaji makan dan minum
a) Akhir kala I dibatasi
b) Dianjurkan Bak 2-3 jam sekali
10. Kaji lingkungan tenang dan nyaman
11. Kaji penjelasan sikap empati dan hangat
b. Diagnosa keperawatan
1. Kesulitan penyesuaian diri sehubungan dengan hospitalisasi, belum
mengenal lingkungan rumah sakit.
2. Resiko kekurangan cairan sehubungan dengan pembatasan intake
cairan.
3. Cemas sehubungan dengan masih asing dengan proses persalinan.
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 sehubungan dengan
hiperpentilasi.
5. Perubahan dalam nutrisi sehubungan dengan persalinan yang
berlangsung lama.
6. Mekanisme koping kurang efektif sehubungan dengan kelelahan,
kurang tidur, dan sesuatu yang tidak diharapkan.
7. Perubahan eliminasi sehubungan dengan bedrest.
c. Intervensi
1. Fetal distress
a) Merubah posisi ibu
b) Meningkatkan kaki → mengurangi hipotensi
c) Menghentikan rangsangan O2
d) Memberikan O2
2. Meningkatkan kenyaman
a) Membantu partisipasi ibu
b) Temukan tujuan ibu
c) Membantu management energy
d) Mengatasi ketidaknyamanan ibu ; ambulasi, posisi, massage,
pernapasan, dan relaksasi

3. Suasana dan lingkungan kamar


4. Support, empati
5. Penerangan hal-hal yang mungkin terjadi kepada keluarga
6. Monitor :
a) Letak jantung janin
b) Pengeluaran cairan
c) Pembukaan kala II
d. Implementasi
1. Mengajarkan pasien/ibu posisi-posisi untuk mengurangi rasa nyeri
2. Memberi selang O2 bila perlu
3. Memberi informasi yang cukup tentang kondisi yang akan dialami ibu
4. Mengajarkan teknik mengejan yang benar dan tepat waktu
5. Memberikan massage untuk kenyamanan dan mengurangi rasa sakit
6. Mengajarkan teknik pernafasan untuk mengurangi kontraksi
7. Lakukan pemeriksaan djj, pengeluaran cairan, dan pembukaan
e. Evaluasi
1. Ibu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit
2. Kebutuhan cairan pasien tercukupi
3. Cemas ringan/berkurang
4. Kebutuhan oksigen pasien tercukupi
5. Pasien dapat mengejan dengan benar dan tepat waktu
6. Koping individu efektif berhubungan dengan pengarahan persalinan
7. Rasa nyeri berkurang

2. KALA II
a. Pengkajian
1. Melanjutkan monitor
2. Detak jantung janin
- His (respon janin)
- Pendarahan
- Air ketuban
3. Tanda dan gejala fisik serta perilaku
4. Meneran dengan benar atau tidak
5. Mekanisme penyesuaian
6. Support perso
b. Diagnosa Keperawatan
1. Tidak mampu mengikuti pimpinan persalinan sampai dengan
kelelahan , panic, dan amnesia
2. Perubahan konsep diri sehubungan dengan merasa tidak mampu
meneran dengan kuat
3. Resiko perlukaan sehubungan dengan posisi ibu yang tidak tepat
4. Perubahan konsep diri pada suami sehubungan dengan tidak mampu
mensupport istri
c. Intervensi
1. Cara mengejan dan posisi
2. Dorongan psikososial
3. Persiapan pertolongan persalinan
4. Asepsis dan anti asepsis
5. Faktor psikososial
6. Pertolongan persalinan
d. Implementasi
1. Ajarkan teknik mengejan yang benar
2. Meminta pasien mempraktekkan teknik mengejan yang telah
diajarkan
3. Memberikan support dan dukungan agar ibu mampu mengejan
dengan baik
4. Memberikan pengarahan dan support pada suami untuk selalu
mendampingi pasien
5. Mempersiapkan kebutuhan persalinan

e. Evaluasi
1. Pasien mengatakan mau mengikuti saran dan arahan perawat
2. Klien dapat mengejan dengan baik dan benar
3. Pasien sudah mengerti posisi-posisi yang tepat untuk menghilangkan
rasa sakit dan resiko perlukaan
4. Suami dapat selalu mendampingi dan memberikan support pada ibu

3. KALA III
a. Pengkajian
1. Timbul kontraksi uterus
2. Uterus tampak membundar
3. Terlihat massa introitus
4. Tali pusat lebih menjulur
5. Pendarahan tiba-tiba dengan warna gelap
6. Observasi keadaan umum ibu dan tanda vital
7. Pengkajian jalan lahir
8. Mengkaji factor yang berkaitan dengan atonia
9. Pemberian utero tonika (k/p)
b. Diagnosa
1. Kurang efektifitas mengatasi masalah sehubungan dengan kurang
informasi tentang kejadian kala III
2. Perdarahan pervaginaan sehubungan dengan kontraksi uterus yang
kurang adekuat
3. Resiko relaksasi uterus sehubungan dengan kandungh kemih panuh
4. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan luka episiotomy
c. Intervensi
1. Observasi perdarahan, shock, dan tanda vital
2. Observasi bayi dan identifikasi
3. Kaji TFU
4. Identifikasi pengeluaran plasenta
5. Upayakan kontak ibu dan bayi
d. Implementasi
1. Lakukan pencegahan terhadap pendarahan, shock dan lakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital
2. Lakukan pengkajian TFU untuk mengetahui persentasi dan posisi
janin
3. Catat waktu lahir plasenta
4. Tempelkan bayi pada daerah dada ibu setelah bayi sudah keluar
e. Evaluasi
1. Pasien sudah mengerti informasi yang diberikan tentang kala III
2. Perdarahan bisa diatasi dengan baik
3. Rasa nyeri dan sakit berkurang
4. Kontak ibu dan bayi dapat terjalin

4. KALA IV
a. Pengkajian
1. Kaji status fisiologis ibu
2. Kaji posisi dan tonus uteri
3. Kaji adanya perdarahan pervaginam
4. Kaji kondisi perineum
b. Diagnosa
1. Resiko tinggi injuri sehubungan dengan tonus uteri yang buruk dan
perdarahan
2. Gangguan eliminasi urin sehubungan dengan haluaran/ anestesi
regional
3. Deficit volume cairan dan eliminasi sehubungan denagn kurangnya
intake oral, atonia, uteri, laserasi
4. Nyeri sehubungan dengan trauma perineal
5. Fatigue sehubungan dengan proses persalinan
c. Intervensi
1. Cegah perdarahan
2. Identifikasi perdarahan karena perlukaan
3. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
4. Mencegah penekanan kandung kemih
5. Membantu ibu mengenal pengalamannya
6. Mencatat/melaporkan adanya kelainan
7. Memberikan rasa nyaman dan istirahat cukup
8. Pastikan tidak ada sisa plasenta
9. Luka epis tidak ada hemotom
d. Implementasi
1. Kaji kelainan pada saat proses persalinan atau pada perlukaan
2. Beri cairan infuse untuk mencegah dehidrasi
3. Memberikan dukungan dan support pada ibu
4. Pastikan pasien mendapatkan istirahat yang cukup
e. Evaluasi
1. Perdarahan dapat dicegah dan luka dapat teratasi
2. Pasien dapar BAK dan BAB dengan baik
3. Kebutuhan cairan ibu terpenuhi
4. Kondisi ibu dan bayi baik
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

dr. Fitriani Aprilia. 2021. Persalinan . Diakses 30 September 2021.


https://www.halodoc.com/kesehatan/persalinan

Komarudin. 2014. Makalah Intranatal. Diakses 01 Oktober 2021.


https://digilib.esaunggul.ac.id

Panduan Praktikum Labolatorium Maternitas. Modul Keperawatan. Diakses 01


Oktober 2021. https://repository.usu.ac.id

Anda mungkin juga menyukai