Disusun Oleh:
Kelompok 2
2021/2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Makalah
BABII
PEMBAHASAN
A. PERSALINAN
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit. (Menurut Depkes RI, 2008 ).
Persalinan diartikan sebagai proses pengeluaran hasil konsepsi atau
yang biasa kita sebut sebagai janin atau kandungan. Umumnya, seorang
ibu akan merasa bahagia dan senang sebelum proses persalinan setelah
penantian panjang. Sebagian akan merasa takut dan gelisah, baik senang
maupun gelisah hal tersebut merupakan hal yang normal setelah seorang
ibu mengandung 9 bulan.
b. Bentuk Persalinan
1) Persalinan spontan
Persalinan berlangsung dengan kekuatan sendiri dan melalui jalan
lahir.
2) Persalinan buatan
Proses persalinan berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar.
3) Persalinan anjuran
Proses persalinan didahului tindakan pemecahan ketuban, pemberian
pitocin/prostaglin. Induksi persalinan mekanis menggunakan laminaria
stiff,
persalinan dengan tindakan operasi
c. Tahap Persalinan
1) Kala I yaitu pembukaan antara 4 cm dan kontraksi terjadi teratur
minimal 2kali dalam 10 menit selama 40 detik
2) Kala II yaitu untuk memastikan apakah pembukaan sudah lengkap
atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6cm.
3) Kala III yaitu pengeluaran aktif plasenta, berlangsung 6-15 menit
setelah janin dikeluarkan. Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak
bayi lahir sampai plasenta lahir.
4) Kala IV yaitu pengawasan hingga satu jam setelah plasenta lahir. Kala
ini sangat penting untuk menilai perdarahan (maks 500 ml) dan baik
tidaknya kontraksi uterus.
d. Tanda-Tanda Persalinan.
1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan vagina
3) Perenium menonjol
4) Vulva-vagina dan spingter ani membuka
5) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
f. Patofisiologi
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks
membukadan mendorong janin ke bawah pada letak kepala, bila his sudah
cukup kuat,kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga
panggul.Kontraksi dimulai pada salah satu cornue (tanduk) uterus kiri atau
kelenjar keseluruh miometrium sehingga menghasilkan kontraksi yang
simetris. Fundusuteri berkontraksi lebih kuat dan lebih lama dari bagian-
bagian lain dari uterus.
Bagian tengah uterus berkontraksi pada fundus uteri. Bagian bawah
uterus-uterus serviks tetap pasif atau kontraksi lemah. Setelah kontraksi
terjadirelaksasi tonus otot diluar his tidak seberapa jauh meningkat.Pada
waktu his kemudian keluar pada keadaan semula.
g. Etiologi
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain
olehfactor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus , sirkulasi
uterus,pengaruh saraf dan nutrisi, perubahan biokimia antara lain
penurunan kadarhormone estrogen dan progesterone.
h. Pemeriksaan Diagnosis
1) Pemeriksaan urin : protein, glukosa, dan aseton
2) Pemeriksaan Hb, golongan darah, hemtoktrid, VDRL
3) Monitoring DJJ dan FHT (detak jantung janin) terutama
berhubungandengan uterus.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Urin : Tes kehamilan (pada kunjungan pertama); protein;
glukosa; analisis.
Darah : Hb (sebaiknya 3 bulan sekali); golongan darah; glukosa;
VDRL.
Pemeriksaan swab : lendir vagina & serviks
b. USG : Jenis kelamin janin; taksiran kelahiran; TBJ, jumlah cairan
amnion.
2. KALA II
a. Pengkajian
1. Melanjutkan monitor
2. Detak jantung janin
- His (respon janin)
- Pendarahan
- Air ketuban
3. Tanda dan gejala fisik serta perilaku
4. Meneran dengan benar atau tidak
5. Mekanisme penyesuaian
6. Support perso
b. Diagnosa Keperawatan
1. Tidak mampu mengikuti pimpinan persalinan sampai dengan
kelelahan , panic, dan amnesia
2. Perubahan konsep diri sehubungan dengan merasa tidak mampu
meneran dengan kuat
3. Resiko perlukaan sehubungan dengan posisi ibu yang tidak tepat
4. Perubahan konsep diri pada suami sehubungan dengan tidak mampu
mensupport istri
c. Intervensi
1. Cara mengejan dan posisi
2. Dorongan psikososial
3. Persiapan pertolongan persalinan
4. Asepsis dan anti asepsis
5. Faktor psikososial
6. Pertolongan persalinan
d. Implementasi
1. Ajarkan teknik mengejan yang benar
2. Meminta pasien mempraktekkan teknik mengejan yang telah
diajarkan
3. Memberikan support dan dukungan agar ibu mampu mengejan
dengan baik
4. Memberikan pengarahan dan support pada suami untuk selalu
mendampingi pasien
5. Mempersiapkan kebutuhan persalinan
e. Evaluasi
1. Pasien mengatakan mau mengikuti saran dan arahan perawat
2. Klien dapat mengejan dengan baik dan benar
3. Pasien sudah mengerti posisi-posisi yang tepat untuk menghilangkan
rasa sakit dan resiko perlukaan
4. Suami dapat selalu mendampingi dan memberikan support pada ibu
3. KALA III
a. Pengkajian
1. Timbul kontraksi uterus
2. Uterus tampak membundar
3. Terlihat massa introitus
4. Tali pusat lebih menjulur
5. Pendarahan tiba-tiba dengan warna gelap
6. Observasi keadaan umum ibu dan tanda vital
7. Pengkajian jalan lahir
8. Mengkaji factor yang berkaitan dengan atonia
9. Pemberian utero tonika (k/p)
b. Diagnosa
1. Kurang efektifitas mengatasi masalah sehubungan dengan kurang
informasi tentang kejadian kala III
2. Perdarahan pervaginaan sehubungan dengan kontraksi uterus yang
kurang adekuat
3. Resiko relaksasi uterus sehubungan dengan kandungh kemih panuh
4. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan luka episiotomy
c. Intervensi
1. Observasi perdarahan, shock, dan tanda vital
2. Observasi bayi dan identifikasi
3. Kaji TFU
4. Identifikasi pengeluaran plasenta
5. Upayakan kontak ibu dan bayi
d. Implementasi
1. Lakukan pencegahan terhadap pendarahan, shock dan lakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital
2. Lakukan pengkajian TFU untuk mengetahui persentasi dan posisi
janin
3. Catat waktu lahir plasenta
4. Tempelkan bayi pada daerah dada ibu setelah bayi sudah keluar
e. Evaluasi
1. Pasien sudah mengerti informasi yang diberikan tentang kala III
2. Perdarahan bisa diatasi dengan baik
3. Rasa nyeri dan sakit berkurang
4. Kontak ibu dan bayi dapat terjalin
4. KALA IV
a. Pengkajian
1. Kaji status fisiologis ibu
2. Kaji posisi dan tonus uteri
3. Kaji adanya perdarahan pervaginam
4. Kaji kondisi perineum
b. Diagnosa
1. Resiko tinggi injuri sehubungan dengan tonus uteri yang buruk dan
perdarahan
2. Gangguan eliminasi urin sehubungan dengan haluaran/ anestesi
regional
3. Deficit volume cairan dan eliminasi sehubungan denagn kurangnya
intake oral, atonia, uteri, laserasi
4. Nyeri sehubungan dengan trauma perineal
5. Fatigue sehubungan dengan proses persalinan
c. Intervensi
1. Cegah perdarahan
2. Identifikasi perdarahan karena perlukaan
3. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
4. Mencegah penekanan kandung kemih
5. Membantu ibu mengenal pengalamannya
6. Mencatat/melaporkan adanya kelainan
7. Memberikan rasa nyaman dan istirahat cukup
8. Pastikan tidak ada sisa plasenta
9. Luka epis tidak ada hemotom
d. Implementasi
1. Kaji kelainan pada saat proses persalinan atau pada perlukaan
2. Beri cairan infuse untuk mencegah dehidrasi
3. Memberikan dukungan dan support pada ibu
4. Pastikan pasien mendapatkan istirahat yang cukup
e. Evaluasi
1. Perdarahan dapat dicegah dan luka dapat teratasi
2. Pasien dapar BAK dan BAB dengan baik
3. Kebutuhan cairan ibu terpenuhi
4. Kondisi ibu dan bayi baik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA