Anda di halaman 1dari 29

KELOMPOK 1:

TENTANG PELAYANAN PERSALINAN NORMAL

1. Maya Purnia sari 2130017064


2. Nailah Tri Iswira 2130017069
3. Vidia Machzuma 2130017084
4. Hilyatul Ula 2130017075
5. Yulia Prasti Nur. S. 2130017051
6. Annisa Nadira 2130017080
7. Mahdania Aziana. A 2130017061
8. Zakkyah Amaniah Al-Ghozali 2130017054
9. Sanggita Nurdi Asmoro 2130017058
10.Muhammad Huda Firmansyah 2130017049
11.Laylatus Syarifah 2130017048
12.Sulfi titianto 2130017077
Rujukan ibuhamil dan neonatus yang berisiko tinggi merupakan komponen yang
penting dalam sistem pelayanan kesehatan maternal. Dengan memahami sistem
dan cara rujukan yang baik, tenaga kesehatan diharapkan dapat memperbaiki
kualitas pelayanan pasien.
Secara umum rujukan dilakukan apabila tenaga dan perlengkapan di suatu
fasilitas kesehatan tidak mampu menatalaksana komplikasi yang mungkin terjadi
Asuhan Antenatal
Untuk menghindari komplikasi pada kehamilan dan persalinan anjurkan ibu hamil untuk melakukan
kunjungan antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk minimal 1 kali
kunjungan diantar suami atau pasangan atau anggota keluarga.
Tabel kunjungan Pemeriksaan Antenatal:

Trimester Jumlah kunjungan minimal Waktu kunjungan yang


dianjurkan

I 1x Sebelum minggu ke 16

II 1x Antara minggu ke 24-28

III 2x Antara minggu 30-32


Antara minggu 36-38
A. Melengkapi Riwayat Medis

a. Kunjungan pertama: lengkapi riwayat medis ibu


b. Kunjungan berikutnya : tanyakan keluhan ibu selama kehamilan
berlangsung.
B. Melengkapi Pemeriksaan Fisik Umum
a. Pada kunjungan pertama : Tanda vital, berat badan, tinggi badan, lingkar
lengan, muka (edema atau terlihat pucat) dan pemeriksaan fisik umum lengkap
(kepala,mata, gigi, jantung, paru, payudara (apakah ada benjolan, bagaimana
kondisi puting) serta kebersihan kulit.
Pemeriksaan Fisik umum pada kunjungan berikutnya:
a. Tanda vital, berat badan, edema.

C. Melengkapi Pemeriksaan Fisik Obstetri


a. Kunjungan pertama : Tinggi fundus uteri menggunakan pita ukur bila usia kehamilan >20 minggu
b. Pemeriksaan vulva untuk memeriksa adanya varises atau edema.
c. Pemeriksaan dalam untuk menilai serviks, uterus, dan uretra (bila usia kehamilan >12 minggu)
d. Kunjungan berikutnya : pantau tumbuh kembang janin dengan mengukur fundus uteri.
D. Melakukan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan laboratorium dan ultrasonografi.
1. Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin pada kunjungan pertama
2. Kadar hemoglobin
3. Tes HIV : ditaarkan pada ibu hamil daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi, sedangkan
didaerah epidemi rendah tes HIV ditawarkan pada ibu hamil dengan IMS da TB.
4. Rapid test atau apusan daerah tebal dan tipis untuk malaria : untuk ibu yang tinggal di atau
memiliki riwayat berpergian ke daerah endemik malaria dalam 2 minggu terakhir.
Lakukan pemeriksaan laboraturium sesuai indikasi:
1. Urinalisis ( terutama protein urin pada trimester kedua dan ketiga ) jika terdapat hipertensi
2. Kadar hemoglobin pada trimester ketiga terutama jika dicurigai anemia.
3. Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam ( BTA ): untuk ibu dengan riayat defisiensi imun, batuk >
2 minggu atau LILA < 23,5 cm
4. Tes sifilis.
5. Gula darah puasa
Lakukan pemeriksaan ultrasonografi ( USG )
 Pemeriksaan USG direkomendasikan:
1. Pada awal kehamilan ( Idealnya sebelum usia kehamilan 15 minggu ) untuk menentukan usia gestasi,
viabilitas janin, letak dan jumlah janin, serta deteksi abnormalitas janin yang berat.
2. Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomali janin.
3. Pada trimester ketiga untuk perencanaan persalinan.
 Lakukan rujukan untuk pemeriksaan USG jika alat atau tenaga kesehatan tidak tersedia.
Memberikan suplemen dan pencegahan penyakit
 Pemberian vaksin TT yang aman dan tidak mempunyai kontra indikasi dalam pemberiannya. Vaksin TT
jangan diberikan pada ibu yang memiliki riwayat reaksi berat terhadap imunisasi TT pada masa
lalunya (kejang, koma, nyeri di lokasi bekas suntikan).

 Memebrikan Materi Konseling, Informasi dan Edukasi


a. Pentingnya peran suami atau pasangan dan keluarga selama kehamilan dan persalinan.
b. Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai (gangguan penglihatan, sakit kepala lebih dari biasa,
mual dan muntah berleihan)
c. Program KB erutama penggunaan kontrasepsi

 Identifikasi Komplikasi dan Melakukan Rujukan


a. Rujuk ke dokter untuk konsultasi (bantu ibu menentukan pilihan yang tepatuntuk konsultasi)
b. Lampirkan kartu kesehatan ibu hamil serta surat rujukan
ASUHAN PERSALINAN NORMAL DAN PERAWATAN
NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

Persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika:


 Usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu)
 Persalinan terjadi spontan
 Presentasi belakang kepala
 Berlangsung tidak lebih dari 18 jam
 Tidak ada komplikasi pada ibu maupun janin
 Pada persalian, terdapat beberapa fase:
Kala I dibagi mennormaljadi 2
: - Fase laten: pembukaan serviks 1 hingga 3 cm, sekitar 8 jam.
- Fase aktif: pembukaan serviks 4 hingga lengkap (10 cm), sekitar 6 jam.
• Kala II: pembukaan lengkap sampai bayi lahir, 1 jam pada primigravida, 2 jam pada multigravida.
• Kala III:segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir lengkap, sekitar 30 menit.
• Kala IV:segera setelah lahirnya plasenta hingga 2 jam post-partum.
KALA I

Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap atau 10 cm. proses
ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan
fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm. kontraksi lebih kuat dan
sering selama fase aktif.
Penilaian Klinik:Kala I
Melakukan Penilaian Persalinan
Kemajuan Persalinan Kondisi Ibu Kondisi Janin

Riwayat Persalinan Mengkaji kartu atau catatan asuhan Gerakan janin


antenatal
• Permulaan timbulnya kontraksi • Jika selaput ketuban pecah, maka
uterus/Rahim • Riwayat kehamilan periksalah:
• Selaput ketuban utuh/robek • Riwayat kebidanan 1. Warna cairan ketuban
• Darah lender • Riwayat medik 2. Kepekatan cairan ketuban
• Pendarahan • Riwayat sosial 3. Jumlah atau banyaknya cairan ketuban
• Masalah yang pernah ada pada 4. Letak janin
kehamilan terdahulu, seperti Jika kartu atau catatan asuhan antenatal 5. Besar janin
pendarahan postpartum tidak ada, dapatkan riwayat kehamilan dan 6. Tunggal atau kembar
• Terakhir kali makan atau minum kebidanan (lihat pada persalinan normal) 7. Gerak janin/denyut jantung
• Lama istirahat atau tidur
Pemeriksaan abdomen Pemeriksaan umum Posisi janin
• Tinggi fundus • Tanda-tanda vital - Penurunan bagian terendah
• Tanda bekas oprasi • Berat badan - Molding/molase
• Kontraksi: • Edema
- Frekuensi • Kondisi puting susu
- Lamanya • Kandung kemih
- Kekuatannya • Pemberian makanan atau minuman
• Penurunan kepala

Pemeriksaan Vagina Pemeriksaan Laboratorium


• Pembukaan serviks • Urin, warna, kejernihan, bau, protein
• Penipisan serviks • Darah : hemoglobin
• Ketuban
• Anggota tubuh bayi yang sudah tampak Pemeriksaan psiko-social
• Perubahan perilaku, tingkat energy,
kebutuhan akan dukungan
Tatalaksana
 Beri dukungan dan dengarkan keluhan ibu
 Jika ibu tampak gelisah/kesakitan:
• Biarkan ia berganti posisi sesuai keinginan, tapi jika di tempat
tidur sarankan untuk miring kiri.
• Biarkan ia berjalan atau beraktivitas ringan sesuai kesanggupannya
• Anjurkan suami atau keluarga memjiat punggung atau membasuh muka ibu
• Ajari teknik bernapas
 Jaga kondisi ruangan sejuk. Untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir,
suhu ruangan minimal 250C dan semua pintu serta jendela harus tertutup.
 Jaga privasi ibu. Gunakan tirai penutup dan tidak menghadirkan orang lain tanpa
seizin ibu.
 Izinkan ibu untuk mandi atau membasuh kemaluannya setelah buang air kecil/besar
 Beri minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi.
 Sarankan ibu berkemih sesering mungkin.
 Pantau parameter berikut secara rutin dengan menggunakan partograf.
Tindakan Yang dilakukan di Kala I
Tindakan Deskripsi dan Keterangan

Menghadirkan orang yang dianggap Dukungan yang dapat diberikan :


penting oleh ibu seperti: suami, • Mengusap keringat
keluarga/teman dekat. • Menemani/membimbing jalan-jalan (mobilisasi)
• Memberikan minum
• Memijat atau menggosoknya
• Merubah posisi dan sebagainya

Mengatur aktivitas dan posisi ibu • ibu diperbolehkan melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya
• Posisi sesuai dengan keinginan ibu, namun bila ibu ingin ditempat tidur sebaiknya tidak dianjurkan tidur dalam
posisi terlentang lurus.
Membimbing ibu untuk rileks sewaktu Ibu diminta menarik napas panjang, tahan napas sebentar, kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktu his.
ada his
Menjaga privasi ibu Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan, antara lain menggunakan penutup/tirai, tidak
menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan/seizing pasien/ibu.
Penjelasan tentang kemajuan Menjelaskan kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi dalam tubuh ibu, serta prosedur yang akan dilaksanakan
persalinan dan hasil-hasil pemeriksaan.
Menjaga kebersihan diri Membolehkan ibu untuk mandi, dan menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluannya sesuai buang air
kecil/besar.
Mengatasi rasa panas Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat, dapat diatasi dengan cara :
• Gunakan kipas/AC dalam kamar
• Menggunakan kipas biasa
• Menganjurkan ibu untuk mandi

Masase jika ibu suka, lakukan pijatan/masase pada punggung atau mengusap perut dengan lembut
Pemberian cukup minuman Untuk memenuhi kebutuhan energy dan mencegah dehidrasi
Mempertahankan kandung kemih Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
ketika kosong
sentuhan Disesuaikan dengan keinginan ibu, memberikan sentuhan pada salah satu bagian tubuh yang bertujuan untuk
mengurangi rasa kesendirian ibu selama proses persalinan.
KALA II
PEMANTAUAN
Kemajuan persalinan Kondisi ibu Kondisi Janin
TENAGA PASIEN PENUMPANG
Usaha mengedan Periksa Nadi dan tekanan darah Periksa detak jantung janin
setiap 30 menit setiap 15 menit atau lebih
Palpasi kontraksi uterus: sering dilakukan dengan makin
(Kontrol tiap 10 menit) Respon keseluruhan pada kala II dekatnya kelahiran
• Frekuensi • Keadaan dehidrasi
• Lamanya • Perubahan sikap/perilaku Penurunan presentasi dan
• kekuatan • Tingkat tenaga (yang perubahan posisi
dimiliki)
Warna cairan tertentu
KALA II

Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk


memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva
dengan diameter 5-6 cm.
Penanganan
asuhan kebidanan yang diberikan selama persalinan normal
Kala II persalinan merupakan pekerjaan yang tersulit bagi ibu. Suhu tubuh
ibu akan meninggi, ia mengedan selama kontraksi dan ia kelelahan.
Tindakan Deskripsi dan keterangan
Memberikan dukungan terus Kehadiran seseorang untuk
menerus kepada ibu • Mendampingi ibu agar merasa nyaman
• Menawari minum, mengipasi dan memijat ibu
Menjaga kebersihan diri • Agar ibu terhindar dari infeksi
• Bila ada darah lender atau cairan ketuban segera dibersihkan
Mengipasi dan masase Menambah kenyamanan ibu
Memberi dukungan mental Untuk mengurangi kecemasan ibu dengan cara:
• Menjaga privasi ibu
• Penjelasna tentang proses dan kemajuan persalinan
• Penjelasan prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan
ibu
Mengatur posisi ibu Dalam memimpin mengedan dapat dipilih posisi berikut:
Jongkok, menungging, tidur miring, setengah duduk
Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri,
mudah mengedan, kurangnya trauma vagina dan perineum dan
Tindakan Deskripsi dan keterangan
Menjaga kandung kemih tetap kosong Ibu dianjurkan untuk berkemih sesering
mungkin. Kandung kemih yang penuh dapat
menghalangi turunnya kepala ke dalam rongga
panggul
Memberikan cukup minum Memberi tenaga dan mencegah dehidrasi
Memimpin mengedan Ibu dipimpin mengedan selama his, anjurkan
kepada ibu untuk mengambil napas.
Mengedan tanpa diselingi bernapas,
kemungkinan dapat menurunkan pHpada arteri
umbilicus yang dapat menyebabkan denyut
jantung tidak normal dan nilai Apgar rendah
Bernapas selama persalinan Minta ibu untuk bernapas selagi kontraksi ketika
kepala akan lahir. Hal ini menjaga agar perineum
meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala
serta mencegah robekan
Pemantauan denyut jantung janin Periksa DJJ setelah setiap kontaksi untuk
memastikan janin tidak mengalami bradikardi
(<120). Selama mengedan yang lama, akan
terjadi pengurangan aliran darah dan oksigen ke
janin
Tindakan Deskripsi dan Keterangan
Melahirkan bayi • Menolong kelahiran kepala
- Letakkan satu tangan ke kepala bayi agar defleksi
tidak terlalu cepat
- Menahan perineum dengan satu tangan lainnya bila
diperlukan
- Mengusap muka bayi untuk membersihkan dari
kotoran lender/darah

• Periksa tali pusat


- Bila lilitan tali pusat terlalu ketat, diklem pada dua
tempat kemudian digunting diantara kedua klem
tersebut, sambil melindungi leher bayi

• Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya:


- Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher
bayi
- Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan
bahu depan
- Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan
bahu belakang
- Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan
bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan
selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi
untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
- Pegang erat bayi agar jangan sampai jatuh
Tindakan Deskripsi dan Keterangan
Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai • Setelah bayi lahir segera dikeringkan dan diselimuti
seluruh tubuh dengan menggunakan handuk atau sejenisnya,
letakkan pada perut ibu dan berikan bayi untuk
menetek
Merangsang bayi • Mengusao-usap bagian punggung atau menepuk
telapak kaki bayi
• Biasanya dengan melakukan pengeringan cukup
memberikan rangsangan pada bayi.
Waktu yang paling kritis untuk mencegah pendarahan postpartum adalah ketika
plasenta lahir dan segera setelah itu. Plasenta terlepas sepenuhnya tetapi tidak
keluar, maka dari itu pendarahan terjadi dibelakang plasenta sehingga uterus
tidak dapat sepenuhnya berkonteraksi karena plasenta masih didalam.
PENILAIAN KLINIK
Penanganan

Manajemen Aktif Pada Kala III Persalinan

Langkah-langkah inti Deskirpsi dan Keterangan


Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin Dengan Penjepitan tali pusat dini akan memulai
proses pelepasan plasenta
Memberikan oksitosin Oktisotin merangsang uterus berkontraksi yang juga
mempercepat pelepasan plasenta
• Oksitosin 10 U IM dapat diberikan ketika
kelahiran bahu depan bayi jika petugas lebih
dari satu dan pasti hanya ada bayi tunggal
• Oksitosin dapat diberikan dalam 2 menit setelah
kelahiran bayi jika ada hanya seorang petugas
dan yang pasti hanya ada bayi tunggal
• Oksitosin 10 U IM dapat diualangi setelah 15
menit jika plasenta masih belum lahir
 Jika Oksitosin tidak tersedia, perangsang putting
payudara ibu atau berikan ASI pada bayi guna
menghasilakn Oksitosin alamiah
Langkah-langkah inti Deskripsi Keterangan

Melakukan penanggangan tali pusat terkendali PTT mempercepat kelahiran plasenta begitu
atau PTT (CCT dari Controled Cord Traction ) sudah terlepas:

• Satu tangan diletakkan pada korpus uteri


tepat di atas simfisis pubis. Selama kontraksi
tangan mendorong korpus uteri dengan
gerakan dorso kranial
• Tangan yang satu memegang tali pusar dekat
pembukaan vagina dan melakukan tarikan
tali pusat yang terus menerus, dalam
tegangan yang sama dengan tangan ke uterus
selama kontraksi.
PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi.
Tangan pada uterus merasakan kontraksi, ibu
dapat memberitahu petugas ketika dia
merasakan kontraksi. Ketika uterus sudah tidak
bekontraksi, tangan petugas dapat tetap berada
pada uterus tetapi tidak melakukukan PTT.
Ulangi langkah-langkah PTT pada setiap
kontraksi sampai plasenta terlepas.
Masaset funduh Segera setelah plasenta dan selaputnya, masase
fundus agar menimbulkan kontraksi. Hal ini
dapat mengurai pengeluaran darah dan
mencegah perdarahan postpartum. Jika uterus
tidak berkontraksi kuat selama 10-15 detik, atau
jika pendarahan hebat terjadi, mulailah segera
melakukan kompresi bimanual. Jika atonia uteri
KALA IV
Peniliaian Klinik
Periksa Deskripsi
Fundus Periksa fundus :
• Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan
• Setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan
• Masase fundus jika perlu untuk menimbulkan kontraksi
Plasenta Periksa kelekapannya untuk memastikan tidak ada bagian-bagian yang
tersisa dalam uterus
Selaput Ketuban Periksa kelekapannya untuk memastikan tidak ada bagian-bagian yang
tersisa dalam uterus

Perineum Periksa luka robekan pada perineum dan vagina yang membutuhkan
jahitan
Memperkirakan pengeluaran darah Dengan memperkirakan darah yang menyerap pada kain dengan
menentukan berapa banyak kantong darah 500 cc dapat terisi

Lokhia Periksa apakah ada darah keluar pada saat memeriksa uterus. Jika
uterus berkontraksi kuat, lokhia kemungkinan tidak lebih dari
menstruasi
Kandung Kemih Periksa untuk memastikan kandung kemih tidak penuh. Jika penuh
dapat mendorong uterus keatas dan mengalami uterus berkontraksi
sepenuhnya.
Kondisi Ibu Periksa setiap 15 menit pada jam pertama dam setiap 30 menit pada
jam kedua setelah persalinan
Kondisi bayi baru lahir • Apakah bayi bernafas dengan bayi?
• Apakah bayi kering dan hangat?
• Apakah bayi siap disusui?
Tindakan Deskripsi dan keterangan
Ikat tali pusar Jika petugas sendirian dan sedang melakukan manajemen aktif pada
kala III persalinan, maka tali pusat di klem, dan gunting dan berikan
oksitosin.
Pemeriksa fundus dan masase Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30
menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus
samai menjadi keras.
Nutrisi dan hidrasi Anjurkan ibu untuk minum untuk mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu
makanan dan minuman yang disukainya.
Bersihkan ibu Bersehkan pereneum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan
kering.
Istirahat Biarkan ibu beristirahat – ia telah bekerja keras melahirkan bayinya.
Peningkatan hubungan ibu dan bayi Bantu ibu pada posisi yang nyaman.
Memulai menyusui Biarkan bayi berada apa ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan
bayi, sebagai permulaan dengan menyusui bayinya.
Menolong ibu kekamar mandi Jika ibu perlu kekakamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu
dibantu dan selamat karena ibu masih dalam keadaan lemah atau
pusing setelah persalinan.
Mengajari ibu dan anggota keluarga Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
• Bagaimana memeriksa fumdus dan menimbulkan kontraksi.
• Tanda – tanda bahaya bagi ibu dan bayi

Anda mungkin juga menyukai