Anda di halaman 1dari 46

ANTENATAL CARE

(ANC)
Konsulen :
dr. Reza Tigor Manurung Sp.OG



JULIA LESTARI (1110103000042)
ANNISA NURHAYATI (1110103000042)
DEFINISI ANC
Upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetrik untuk optimalisasi
luaran maternal dan neonatal melalui
serangkaian kegiatan pemantauan rutin
selama kehamilan.
6 ALASAN PENTING ANC :
1. Membangun kepercayaan antara pasien dengan dokter
2. Terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya
3. Informasi dasar tentang kesehatan ibu dan
kehamilannya
4. Identifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi
5. Memberi pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam
menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi
6. Menghindari gangguan kesehatan selama kehamilan

JADWAL KUNJUNGAN ANC
Secara tradisional :
0 28 minggu = 1x
28 36 minggu = tiap 2 minggu
> 36 minggu = setiap minggu
Namun saat ini, bila kehamilan normal cukup 4 kali :
1x pada trimester I (K1)
1x pada trimester II (K2)
2x pada trimester III (K3,K4)
Bila dengan penyulit/resiko tinggi kunjungan ulang
setiap 1-2 minggu (lebih ketat)
KUNJUNGAN WAKTU TUJUAN
Trimester 1 Sebelum
minggu ke-14
-Membangun hubungan saling percaya antara
kesehatan dan ibu hamil
-Mendeteksi masalah dan menanganinya
-Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus
neonatorum, anemia zat besi, penggunaan praktek
tradisional yang merugikan
-Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan
untuk menghadapi komplikasi
-Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan,
kebersihan, dsb)
Trimester 2 Sebelum
minggu ke-28
- Kewaspadaan mengenai preeklampsia (tanda
dan gejala, pantau TD, edema, proteinuria)
Trimester 3 Antara minggu
28-36
Palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada
kehamilan ganda
Trimester 3 Setelah 36
minggu
Deteksi letak bayi yang tidak normal dan kondisi
lain yang memerlukan kelahiran di RS
KOMPONEN PERAWATAN RUTIN ANC
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSIS EDUKASI
ANAMNESIS
Identifikasi Hal yang ditanyakan
Data umum pribadi Nama, usia, alamat, pekerjaan Ibu/Suami, lamanya menikah,
kebiasaan yang merugikan kesehatan
Keluhan saat ini -Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu
-Lamanya mengalami gangguan tsb.
Riwayat haid -Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
-Usia kehamilan dan taksiran persalinan
Riwayat kehamilan dan
persalinan
- Kunjungan ANC, persalinan, dan nifas kehamilan
sebelumnya
-Cara persalinan
-Jumlah dan jenis kelamin anak hidup
-Berat badan lahir
-Cara pemberian asupan bagi bayi yang dilahirkan
-Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir
Riwayat kehamilan
saat ini
-Identifikasi kehamilan
-Identifikasi penyulit
-Penyakit lain yang diderita
-Gerakan bayi dalam kandungan
-Gejala seperti perdarahan, rasa nyeri, keputihan, gangguan
miksi atau defekasi
Riwayat penyakit Ibu -Penyakit yang pernah diderita
-DM, Hipertensi dalam kehamilan, infeksi saluran kemih
-Penyakit jantung
-Infeksi virus berbahaya
-Alergi obat atau makanan tertentu
-Riwayat transfusi darah dan indikasi tindakan tersebut
-Inkompabilitas rhesus
-Paparan sinar X/ Rontgen
Riwayat penyakit
keluarga
-Diabetes melitus, hipertensi, hamil kembar, kelainan bawaan
Riwayat penyakit yang
memerlukan tindakan
pembedahan
-Dilatasi dan kuretase
-Reparasi vagina
-Seksiosesarea
-Serviks inkompeten
-Operasi non-ginekologi
Riwayat KB, imunisasi,
dan menyusui
-Jenis KB, lama penggunaan
-Jenis imunisasi dan waktunya
-Pemberian ASI
Riwayat psikososial -Merokok
-Konsumsi alkohol selama kehamilan
-Pemakaian obat terlarang
-Kekerasan dalam rumah tangga
PEMERIKSAAN FISIK
Umum Payudara
Abdomen
(obstetri)
Ginekologi
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum
Status gizi (TB, BB)
Tanda vital (tekanan darah, pernafasan, nadi
dan suhu)
Mata (anemia, ikterus, eksoftalmus)
Mulut, tenggorok, karies dentis, tonsil, faring
Pemeriksaan tiroid (struma)
Kelenjar getah bening
Jantung dan paru
PEMERIKSAAN PAYUDARA
Inspeksi dan palpasi payudara beserta
KGB aksila
Bentuk, konsistensi, rasa nyeri, adakah
benjolan
Hiperpigmentasi areola dan papila
mamma, pembesaran kelenjar
montgomery dan keluarnya kolostrum

PEMERIKSAAN OBSTETRI
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk
Ukuran
Parut
Gerakan janin
Gambaran
pelebaran vena
Tanda
kehamilan
Hernia
Palpasi
Tinggi fundus
uteri
Punggung bayi
Presentasi
Bagian
terbawah bayi
sudah masuk
PAP atau
belum
Auskultasi
10 minggu dg
Doppler
20 minggu
dengan
fetoskop
Pinard
Yang didengar
= bunyi
jantung janin,
gerak janin,
dan bising
uterus
Leopold 4
Tujuan : menentukan tinggi
fundus uteri & bagian janin
mana yang ada di fundus
uteri
Tujuan : menentukan batas
samping uterus dan letak
punggung janin
Tujuan : menentukan
bagian janin mana yang
terletak di bawah
Tujuan : menentukan
bagian janin mana yang
terletak di bawah &
menentukan apakah bagian
kepala sudah masuk PAP
Leopold 1 Leopold 2
Leopold 3 Leopold 4
DENYUT JANTUNG JANIN

Alat ditempelkan di daerah punggung janin

frekuensi 1 menit = (denyut 5 dtk I +
denyut 5 dtk III + denyut 5 dtk V) x 4

ideal adalah denyut jantung janin dihitung
seluruhnya selama satu menit.
PALPASI LEOPOLD DAN AUSKULTASI MONOAURAL
LAENEC
LANGKAH KLINIK
A. PERSETUJUAN PEMERIKSAAN
1. Jelaskan prosedur pemeriksaan ini kepada ibu
2. Jelaskan tujuan atau hasil yang diharapkan dari pemeriksaan ini
3. Jelaskan bahwa pemeriksaan in kadang menimbulkan kekhawatiran atau
tidak enak tetapi tidak akan membahayakan bayi
4. Bila ibu mengerti apa yang disampaikan, minta persetujuan lisan tentang
pemeriksaan yang dilakukan
B. PERSIAPAN
a. IBU ranjang obstetrik/periksa, selimut/kain penutup, stetoskop
monoaural
b. PEMERIKSA air hangat dan wadahnya, tempat bilas dan gayung, handuk
bersih dan kering
C. PEMERIKSAAN
1. Persilahkan ibu untuk berbaring
2. Sisihkan pakaian ibu hingga seluruh bagian perut ibu tampak
jelas dan meminta ibu untuk meletakan kedua telapak kaki di
ranjang sehingga sedikit fleksi pada sendi paha dan genu lutut
3. Tutup paha dan kaki ibu dengan kain yang disediakan
4. Cuci tangan pemeriksa dengan sabun, bilas dengan air hangat
kemudian keringkan kedua tangan dengan handuk
5. Pemeriksa berada di sisi kanan ibu, menghadap lateral kanan
6. Beritahukan kepada ibu bahwa akan dimulai pemeriksaan
LEOPOLD 1 :
-Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus.
-Angkat jari telunjuk kiri kemudian atur posisi pemeriksa sehingga
mnghadap ke bagian kepala ibu
-Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri
dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tsb dengan jalan
menekan secara lembut dan menggeser tangan kanan dan kiri
secara bergantian
LEOPOLD 2 :
-Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan
dan telapak pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dengan
ketinggian yang sama
-Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian ke arah bawah
dan rasakan bagian yang rata dan memanjang atau bagian-bagian
kecil
LEOPOLD 3 :
-atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian
kaki ibu
-letakkan ujung telapak tangan kiri pada diding lateral kiri bawah,
dan telapak tangan kanan bawah perut ibu
- Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk
menentukan bagian terbawah bayi
LEOPOLD 4 :
-Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri
dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan
berada pada tepi atas simfisis.
-Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan
semua jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.
-Perhatikan sudut yang terbentuk (konvergen atau divergen)
-Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagian terbawah bayi
-Fiksasi bagian tsb ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan
jari tangan kanan dan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa
jauh bagian terbawah telah masuk PAP
PEMERIKSAAN AUSKULTASI
1. Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil stetoskop
monoaural dengan tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya pada dinding
perut ibu yang sesuai punggung bayi.
2. Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi jantung bayi
3. Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi tiap 5 detik sebanyak 3 kali dengan
interval 5 menit diantara masing-masing perhitungan.
4. Jumlahkan hasil perhitungan 1-2-3 kemudian dikalikan dengan angka 4
untuk mendapat frekuensi denyut jantung bayi per menit.
5. Letakkan semua peralatan yang telah digunakan pada tempat semula
6. Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai, angkat kain penutup
dan rapikan kembali pakaian ibu.
PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN
Jelaskan hasil pemeriksaan : usia kehamilan, letak janin, posisi janin,
presentasi, kondisi janin (DJJ)
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Inspeksi Normal/Abnormal Interpretasi
1. Vulva/ Uretra tenang Normal -
Inspekulo Normal/Abnormal Interpretasi
1. Portio Livide (berwarna
kebiruan), licin
Normal Portio livide normal adanya
pada kehamilan trimester
awal (Tanda Chadwick)
2. Ostium tertutup Normal Pada inspekulo,
pemeriksaan yang
dilakukan adalah pada
ostium uteri eksternum.
3. Fluor (-) Normal Fluor (Fluor
Albuskeputihan) biasanya
ditanyakan ketika
anamnesis
4. Fluksus (-) Normal
aliran atau lelehan cairan dari
alat tubuh, misalnya
keluarrnya darah nifas yang
banyak
Vaginal Touche Normal/Abnormal Interpretasi
1. Korpus uteri membesar
sebesar telur bebek
Normal pada wanita hamil
Korpus uteri membesar sebesar
telur bebek menandakan
kehamilan berumur sekitar 2
bulan
2. Anterfleksi Posisi rahim pada
kehamilan normal
Pada permulaan kehamilan,
dalam keadaan antefleksi atau
retrofleksi

3. Ostium uteri tertutup Normal Pada kehamilan, Ostium
Uteri normal tertutup
4. Parametrium lemas Normal jika terdapat mobilitas
berarti elastisitasnya baik
5. Adneksa massa -/- Normal Pemeriksaan adneksum
dilakukan apabila dicurigai
terdapat suatu tumor pada
tuba dan ovarium
PEMERIKSAAN INSPEKULO
1. Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan , menghadap ke aspektus genitalis
2. Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan pada daerah vagina
dan perineum
3. Lakukan inspeksi pada daerah vulva dan perineum
4. Buka celah antara kedua labium mayus, perhatikan muara uretra dan introitus
5. Raba dan telusuri labium mayus kanan dan kiri
6. Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada introitus,
masukan ujung spekulum dengan arah sejajar introitus lalu dorong bilah kedalam
lumen vagina
7. Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90 derajat hingga tangkainya
ke arah bawah
8. Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas
9. Setelah inspeksi selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah kemudian
keluarkan spekulum.
10. Letakkan spekulum pada yang telah disediakan
PEMERIKSAAN VAGINAL TOUCHER
1. Pemeriksa berdiri untuk melakukan tuse vaginal, buka labium mayus kiri dan
kanan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, masukan jari telunjuk dan
tengah tangan ke dalam vagina
2. Letakkan ujung-ujung jari tangan kiri pada suprasimfisis, tentukan tinggi
fundus uteri.
-Tangan dalam memeriksa dinding vagina, kemudian tentukan besar uterus,
konsistensi dan arahnya. Periksa konsistensi serviks dan keadaan
parametrium.
-Pindahkan jari-jari tangan luar dan dalam ke bagian ismus
3. Tangan kiri menahan uterus pada bagian suprasimfisis, keluarkan jari
tengah dan telunjuk tangan kanan
4. Angkat tangan kiri dari dinding perut, usapkan larutan antiseptik pada bekas
sekret atau cairan dinding perut dan sekitar vulva
5. Beritahukan ibu kalau pemeriksaan sudah selesai
Menilai Kesejahteraan Janin
Pengukuran tinggi fundus uteri terutama >
20 minggu.
Gerakan menendang atau tendangan janin
(10 gerakan/ 12 jam)
Gerakan janin
Gerakan janin yang menghilang dalam waktu
48 jam dikaitkan dengan hipoksia atau janin
meninggal
Denyut jantung janin
USG

Bila sudah memasuki 34 minggu
maka dilakukan pemeriksaan :
Penilaian besar janin, letak dan
presentasi
Penilaian luas panggul
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium :
Analisis urin rutin
Analisis tinja rutin
Hb, MCV
Golongan darah
Hitung jenis sel darah
Gula darah
Antigen hepatitis B virus
Antibodi Rubela
HIV
2. Pemeriksaan Ultrasonografi rutin pada
kehamilan 18-22 minggu

Hepatitis B is a virus that infects the liver and many
people with hepatitis B viral infection have no
symptoms. The hepatitis B virus has an incubation
period of 6 weeks to 6 months, it is excreted in
various body fluids including blood, saliva, vaginal
fluid and breast milk; these fluids may be highly
infectious.
Serological screening for hepatitis B virus should be
offered to pregnant women so that effective
postnatal intervention can be offered to infected
women to decrease the risk of mother-to-child
transmission.
Toxoplasmosis

Caused by the parasite Toxoplasma gondii, primary
toxoplasmosis infection is usually asymptomatic in
healthy women. Once infected, a lifelong antibody
response provides immunity from further infection.
Clinical manifestations of congenital toxoplasmosis
include inflammatory lesions in the brain and retina
and choroids that may lead to permanent
neurological damage or visual impairment.

Toxoplasmosis infection is acquired via
four routes in humans:

1. ingestion of viable tissue cysts in undercooked or
uncooked meat (e.g., salami, which is cured) or
tachyzoites in the milk of infected intermediate
hosts
2. ingestion of oocytes excreted by cats and
contaminating soil or water (e.g., unwashed fruit
or vegetables contaminated by cat faeces)
3. transplanted organs or blood products from other
humans infected with toxoplasmosis
4. mother-to-child transmission when primary
infection occurs during pregnancy.

Pregnant women should be informed
of primary prevention measures to
avoid toxoplasmosis infection such as:

washing hands before handling food
thoroughly washing all fruit and vegetables,
including ready-prepared salads, before eating
thoroughly cooking raw meats and ready-
prepared chilled meals
wearing gloves and thoroughly washing hands
after handling soil and gardening
avoiding cat faeces in cat litter or in soil. [C]

RUBELLA
febrile rash but may be asymptomatic in 20% to 50% of
cases.
421
There is no treatment to prevent or reduce
mother-to-child transmission of rubella for the current
pregnancy
Congenital infection in the first 12 weeks of pregnancy
among mothers with symptoms was over 80% and
reduced to 25% at the end of the second trimester. 100%
of infants infected during the first 11 weeks of pregnancy
had rubella defects.
Rubella susceptibility screening should be offered early
in antenatal care to identify women at risk of contracting
rubella infection and to enable vaccination in the
postnatal period for the protection of future pregnancies.
HIV
The most common way to diagnose HIV infection is
by a test for antibodies against HIV-1 and HIV-2.
HIV antibody is detectable in at least 95% of
patients within 3 months of infection.
353
Early HIV
diagnosis improves outcomes for the mother and
can reduce the rate of disease progression.
Pregnant women should be offered screening for
HIV infection early in antenatal care because
appropriate antenatal interventions can reduce
mother-to-child transmission of HIV infection.
KESIMPULAN HASIL
PEMERIKSAAN/DIAGNOSIS
Buat kesimpulan hasil pemeriksaan
Cantumkan kondisi kehamilan/ ibu dan bayi
dalam kesimpulan
EDUKASI KESEHATAN BAGI IBU HAMIL
1. NUTRISI YANG ADEKUAT
Kalori : 2500 kal/hr
Protein : 85 gr/hr
Kalsium : 1,5 gr/hr
Fe : 30 mg/hr
As. Folat : 400 mikrogram/hr

SURVEILANS NUTRISI
1. Nasehati ibu hamil untuk makan apa yang mereka
inginkan dalam jumlah yang mereka sukai
2. Bagi sosioekonomi rendah pastikan tersedia cukup
makanan
3. Pantau asupan makanan secara berkala
4. Berikan tablet garam besi yang mengandung
minimal 27 mg besi setiap hari.
5. Berikan suplementasi folat sebelum dan selama
minggu pertama kehamilan
6. Periksa ulang hematokrit atau Hb pada 28-32
minggu
EDUKASI
2. Perawatan payudara
Pengurutan payudara secara hati-hati
Basuhan lembut setiap hari pada areola dan putting
susu
Gunakan penopang payudara yang sesuai
3. Perawatan gigi
Minimal 2 kali pemeriksaan gigi
4. Kebersihan tubuh dan pakaian


GEJALA DAN TANDA BAHAYA SELAMA
KEHAMILAN
10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau
kehamilan patologis.

Faktor predisposisi dan adanya penyakit penyerta
sebaiknya dikenali sejak awal kehamilan.

Gejala dan tanda perdarahan, preeklampsia, nyeri
hebat di daerah abdominopelvikum
GEJALA DAN TANDA LAIN YANG HARUS
DIWASPADAI
Muntah berlebihan yang berlangsung selama
kehamilan
Disuria
Menggigil atau demam
Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia
kehamilan yang sesungguhnya
KEHAMILAN RESIKO TINGGI
Faktor Resiko yang Teridentifikasi Pada Kehamilan Dini dan
Dianjurkan Konsultasi
Riwayat
kondisi
medis
-Asma simtomatik dengan obat atau parah
-Penyakit jantung (sianotik, riwayat infark miokard, stenosis aorta,
hipertensi paru, dll)
-Diabetes melitus
-Penyalahgunaan obat atau alkohol
-Epilepsi dengan obat (riwayat penyakit genetik lain dalam
keluarga)
-Hemoglobinopati (thalasemia)
-Hipertensi kronik dengan atau tanpa penyakit ginjal dan jantung
-Riwayat embolus paru atau trombosis vena dalam
-Penyakit kejiwaan
-Penyakit paru (obstruktif atau restriktif sedang-berat)
-Penyakit ginjal kronik (kreatinin 3 mg/dl + hipertensi,
memerlukan antikoagulasi berkepanjangan, penyakit sistemik
berat)

KEHAMILAN RESIKO TINGGI
Faktor Resiko yang Teridentifikasi Pada Kehamilan Dini dan
Dianjurkan Konsultasi
Riwayat dan
penyakit
obstetris
-usia > 35 tahun saat melahirkan
-Sectio sesarea, riwayat insisi klasik atau vertikal
-Serviks inkompeten
-Riwayat kelainan kromosom atau struktur lain
-Riwayat persalinan kurang bulan atau ruptur membran
kurang bulan
-Riwayat BBLR < 2500 g
-Keguguran trimester kedua
-Leiomioma atau malformasi uterus

Pemeriksaan
laboratorium
awal
-HIV bergejala atau CD4 rendah
-Isoimunisasi Rh atau golongan darah lain kecuali ABO
-Kondilomata yang luas, menutupi lubang vagina atau vulva
pada pemeriksaan awal
KEHAMILAN RESIKO TINGGI
Untuk Faktor Resiko Berlanjut dengan indikasi Konsultasi
Riwayat
penyakit
medis
-Penyalahgunaan obat/alkohol
-Proteinuria >2+ yang tidak dapat dijelaskan oleh infeksi urin
-Penyakit sistemik berat yang merugikan kehamilan
Riwayat
penyakit
obstetris
-Peningkatan tekanan darah diastol > 90 mmHg tanpa
proteinuria
-Kecurigaan janin mengalami hambatan pertumbuhan
-Kecurigaan kelainan janin berdasarkan USG
-Kematian janin
-Usia gestasi 41 minggu
-Herpes, lesi aktif pada 36 minggu
-Hidroamnion atau oligohidroamnion berdasarkan hasil USG
-Hiperemesis persisten melewati trimester pertama
-Gestasi multijanin
-Persalinan kurang bulan yang mengancam
-Ruptur membran kurang bulan
-Perdarahan vagina > 14 minggu
KEHAMILAN RESIKO TINGGI
Untuk Faktor Resiko Berlanjut dengan indikasi Konsultasi
Pemeriksaan
dan temuan
laboratorium
-Hasil apusan Pap abnormal
-MSAFP abnormal
-Anemia (hematokrit < 28 persen, tidak respon
dengan terapi Fe)
-Kondilomata luas dan menutupi lubang vagina
dan labia
-HIV bergejala atau CD4 rendah
-Isoimunisasi Rh atau golongan darah MFM lain
(kecuali ABO)
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono,et al. Ilmu Kebidanan.
Ed.3. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2010
Prawirohardjo, Sarwono,et al. Ilmu Kandungan.
Ed.2. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2010.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL
(Editors). Abortion. In: Williams Obstetrics, 23
rd

Edition. New York: McGraw-Hill, 2010. [e-
book].

Anda mungkin juga menyukai