Anda di halaman 1dari 40

ANC

dr. Nur Avini Magdalina Zulkarnain


BAB I
Latar Belakang
 Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.
 Salah satu upaya meningkatkan kesehatan nasional dapat dilakuan
dengan menurunkan angka mortalitas ibu dan anak.
 Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur
status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka
kematian ibu (AKI)
 Menurut statistik kesehatan World Health Organization (WHO) tahun
2010, setiap tahun diperkirakan sebanyak 287.000 wanita meninggal
dunia akibat masalah persalinan dan 99% kematian ibu akibat
masalah persalinan terjadi di negara-negara berkembang.
BAB I
 AKI di Indonesia mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup
yang artinya ada 9.774 ibu meninggal per tahun atau 1 ibu
meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, dan nifas
 Salah satu upaya untuk menekan angka kematian ibu dapat
dilakukan melalui peningkatan pelayanan kesehatan ibu
hamil yang dikenal sebagai Antenatal Care (ANC).
 ANC diberikan kepada ibu-ibu hamil oleh petugas kesehatan
untuk memastikan kehamilannya sehat dan selamat sesuai
dengan standar Pelayanan Antenatal yang ditetapkan dalam
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
BAB II PEMBAHASAN
 Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang
dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara
berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan
(Depkes RI, 1996)
 Tujuan dari ANC adalah
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan
kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental
dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
Sasaran ANC Kapan ANC diberikan?
Menurut Depkes RI, 2001
• Satu kali pada TM I
* Ibu Hamil
• Satu kali pada TM II
* Suami
• Dua kali pada TM III
* Keluarga
* Masyarakat
Terbaru
Standar minimal ANC  Tinggi Badan dan BB
 TD
 (Timbang) BB  TFU
 Ukur (TD)  Tablet Fe
 Ukur (TFU)  TT
 Imunisasi (TT)  HB
 Tablet FE  Pemeriksaan VDRL
 TES PMS  Protein Urin
Urin Reduksi
 Temu wicara

 Payudara
 Senan Hamil
 Pemberian Obat Malaria
 Pemberian Kapsul Yodium
 Temu Wicara/ Konseling
Kunjungan Pertama
Anamnesis
1. Identitas pasien dan suami termasuk nama, umur, pekerjaan,
nama suami, agama, alamat
2. Keluhan – keluhan yang muncul pada pemeriksaan
3. Riwayat menstruasi
4. Riwayat perkawinan
5. Riwayat kehamilan sebelumnya → perdarahan +/- , hiperemesis
gravidarum +/-
6. Riwayat persalinan sebelumnya
7. Riwayat nifas sebelumnya
8. Riwayat anak yang lahir
9. Riwayat kehamilan sekarang → kapan merasakan gerak anak,
hamil muda (mual, muntah, sakit kepala, perdarahan), hamil tua
(edema kaki / muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang)
10. Riwayat penyakit keluarga
11. Riwayat kontrasepsi
Pemeriksaan Rutin
1. Pemeriksaan Fisik Umum
- Tanda Vital
- Pemeriksaan fisik lengkap : Kepala – kaki
- Status gizi
- Tinggi dan berat badan
- Pemeriksaan tanda – tanda kehamilan meliputi wajah,
dada, abdomen dan genetalia eksterna dan interna serta
pemeriksaan panggul
2. Pemeriksaan Inspekulo dan pemeriksaan dalam

 menggunakan speculum
 mengidentifikasi kelainan sitologis Pap smear
 pengambilan specimen mikroorganisme
 duh tubuh :
- cairan kuning berbusa Trichomonas
- duh seperti susu Candida
Pemeriksaan dalam
 konsistensi,panjang, dan pembukaan serviks
 bagian terbawah janin, terutama menjelang akhir kehamilan
 arsitektur tulang-tulang panggul dan pada semua anomaly vagina
dan perineum, termasuk sistokel, rektokel, dan perineum yang
telah mengalami relaksasi atau robek.
 rectal touché mengidentifikasi hemoroid
3.Hitung Darah Lengkap
4.Urinalisis
5.Golongan Darah, Faktor Rhesus dan Penyaringan Antibodi
6. Penyaringan Glukosa
Faktor resiko untuk Diabetes Melitus :
 Obesitas
 Riwayat keluarga DM
 Bayi yang sebelumnya berbobot >4000 mg
 Bayi lahir mati yang sebelumnya
 Bayi cacat bawaan yang sebelumnya
 Polihidramnion
 Riwayat aborsi berulang
7. Uji alfa-fetoprotein serum
meramalkan cacat tabung saraf terbuka
8. Pemeriksaan HIV-AIDS dan antigen permukaan Hepatitis B (HbsAg)
9. Ultrasonografi
- usia kehamilan sejak usia 7 hari
- perkembangan janin
- kehamilan multiple
- komplikasi
- dll
Pemeriksaan Obstetrik

Inspeksi

Palpasi

Auskultasi
1.Inspeksi Umum
 Muka → chloasma gravidarum, edema +/-
 Mata → conjungtiva anemis +/-, sklera ikterik +/-
 Mulut → gusi dan gigi
 Leher → JVP, pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
 Mammae → bentuk, simetris, pembesaran, puting susu melebar,
areola hiperpigmentasi, vaskular ↑, hiperplasia jaringan kelenjar
 Abdomen → membesar, pigmentasi linea alba dan striae, sikatriks
+/-,terlihat gerak anak +/-
 Vulva → perineum, varices +/-, flour albus +/-
 Anus → hemoroid +/-,
 Tungkai → varices +/-, edema +/- (pretibial, ankle, punggung
kaki), sikatriks +/-
2. Palpasi (Leopold I)
 Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat ke
arah muka penderita
 Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak
fundus uteri.
 Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan
dan tentukan konsistensi uterus
 Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus
(bokong atau kepala atau kosong).Sifat kepala ialah keras,
bundar, dan melenting, sifat bokong ialah lunak, kurang
bundar, dan kurang melenting, pada letak lintang fundus uteri
kosong.
Leopold II
 Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun
kebawah sampai disamping kiri dan
 kanan umbilikus.
 Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan
lokasi auskultasi denyut jantung
 janin nantinya.
 Tentukan bagian-bagian kecil janin, pada letak lintang
tentukan ketak kepala janin.
Leopold III
 Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena
dapat menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien
 Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan
telunjuk tangan kanan untuk menentukan bagian
terbawah janin
 Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin
dan ditentukan apakah sudah mengalami engagement
atau belum.
Leopold IV
 Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki
pasien.
 Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian
terendah janin.
 Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu
atas panggul, dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam
rongga panggul.
 Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
 Kedua tangan itu convergent, hanya bagian kecil dari kepala turun
ke dalam rongga.
 Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk ke
dalam rongga panggul.
 Jika kedua tangan divergent, maka bagian terbesar dari kepala
masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari kepala
sudah melewati pintu atas panggul.
3. Bunyi Jantung Janin (Auskultasi)
 Baru dapat didengar pada akhir bulan ke V, dengan
doptone pada akhir bulan ke III.
 Normal: 120-160 kali/menit
 Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat
dan dengan frekuensi yang berbeda (perbedaan
>10/menit)
 Pemeriksaan dalam biasanya dilakukan pada pemeriksaan pertama
pada hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan ± 8 bulan untuk
menentukan keadaan panggul.

Fungsi pemeriksaan dalam adalah :


 Menentukan bagian terbawah janin.
 Kalau bagian yang terbawah adalah kepala dapat ditentukan posisi
uuk, uub, dagu, hidung, orbita dan mulut.
 Kalau letak sungsang dapat teraba anus, sacrum dan tuber ischii.
 Menentukan pembukaan serviks.
 Mengevaluasi keadaan vagina, serviksa dan panggul.
Indikasi pemeriksaan dalam :
 Jika pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat
ditentukan.
 Jika ada sangkaan kesempitan panggul atau CPD.
 Jika persalinan tidak maju.
 Untuk menentukan nilai pelvis :
 Pendataran serviks.
 Pembukaan serviks.
 Konsistensi serviks.
 Turunnya bagian terbawah janin menurut hodge.
BAB II
Perencanaan dan Pelaksanaan
Sasaran
 Klien/ ibu hamil yang datang ke puskesmas dan
memerlukan pemeriksaan kehamilan serta konsultasi
kehamilan yang datang secara langsung ataupun rujukan
bidan/posyandu/home visit.

Rencana Waktu dan Tempat


 Tempat : Ruang KIA Puskesmas Cijagra Lama
 Waktu : Setiap hari Senin-Jumat pada jam kerja
(08.00-14.30)
BAB II
Sarana dan Prasarana yang Dibutuhkan
 1 meja pemeriksaan dan 2 kursi (1 bidan dan 1 klien/ ibu
hamil)
 Alat pengukur denyut jantung janin (Doptone)
 Dokumentasi (disimpan dalam map)
 Alat ukur antropometri
 Timbangan
 Microtoir
 Pita meteran
BAB II
 Petunjuk teknis Rujukan Konseling Terpadu
 Ruang KIA
 Ante Natal Care adalah pemeriksaan kehamilan yang
diberikan oleh bidan atau dokter kepada ibu selama masa
kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan
fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas,
persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan
reproduksi ibu seperti sebelum hamil.
 Klien/ Ibu hamil yang datang ke puskesmas untuk keperluan
pemeriksaan kehamilan dan konsultasi kehamilan datang
secara langsung ataupun rujukan bidan/ posyandu/ home visit.
 Petugas kesehatan asal tempat rujukan dalam puskesmas
harus menuliskan riwayat pemeriksaan kesehatan ibu
hamil dan dituliskan pada lebar status pasien.
 Petugas kesehatan asal tempat rujukan luar puskesmas
dapat memberitahu secara langsung kepada pasien
mengenai hasil pemeriksaan kehamilan yang didapat
saat pemeriksaan.
BAB III
Laporan Kasus
 Data Pasien
 Nama : Ny. E
 J enis Kelamin : Perempuan
 Usia : 34 tahun
 Berat Badan : 51 kg
 Umur Kehamilan : 31-32 minggu
BAB III
 Anamnesis
Seorang ibu G2P1A0 G 30-31 minggu datang ke Puskesmas Cijagra
Lama untuk kontrol kehamilan dengan membawa kartu ANC. Saat
ini pasien tidak ada keluhan. Keluhan hanya tejadi pada saat awal
kehamilan seperti mual, pusing, lemas dan muntah. Belum ada
keluar lendir darah maupun cairan ketuban.
 RPD : asma (-), hipertensi (-), diabetes (-), jantung (-)
 RPK : asma (-), hipertensi (-), diabetes (-), jantung (-)
 Riwayat Alergi : pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan,
obat ataupun perubahan cuaca.
 Riwayat Kehamilan Sebelumnya : Anak pertama , lahir normal di
bidan; BBL 2700 gram
 HPHT : 20 November 2017
 TP : Agustus 2018
BAB III
 Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : compos mentis
 LILA :23
 Tanda vital
 Nadi : 88 x/min
 TD : 120/70 mmHg
 Respirasi : 20x/min
 Suhu : 36,8°C
BAB III
 Mata : konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -
/-
 Pemeriksaan ANC :
 Tinggi Fundus Uteri : 29 cm
 Leopold 1 : teraba lunak, perkiraan bokong
 Leopold 2 : teraba punggung pada perut kiri dan
bagian-bagian kecil pada perut kanan
 Leopold 3 : kepala belum masuk panggul
 DJJ : 120x/menit
 Ekstremitas : odem -/-
BAB III
Diagnosa
 G2P1A0 hamil 31-32 minggu dengan KEK
 Penatalaksanaan
 Farmakoterapi:
 Tablet Fe 1 x 1
 Kalk 1 x 1
 Biskuit Ibu hamil
 Non farmakoterapi
 Meningkatkan konsumsi makanan bergizi  Makan-makanan
yang mengandung zat besi (hewani dan nabati)
 Makan sayu-sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung vit C
 Menambah pemasukan zat besi dalam tubuh dengan meminum
tablet penambah darah
BAB IV
Monitoring dan Evaluasi
 Sebagai salah satu program dasar yang sangat penting di
puskesmas dan dimonitor secara ketat ANC. Pendataan ANC di
Puskesmas Cijagra Lama didokumentasi dalam tulisan yang
disimpan dalam map.
 Untuk monitoring  Membawa Kartu ANC warna PINK
 Apabila ada indikasi komplikasi kehamilan maupun resiko
kehamilan yang berbahaya maka klien/ ibu hamil dirujuk ke
rumah sakit yang mampu menangani keluhan tersebut.
 Imunisasi tetanus pada ibu hamil yang juga dicatat pada buku
ANC. Imunisasi tetanus pada ibu hamil minimal dilakukan 1 kali
untuk mengurangi resiko munculnya tetanus neonatorum
 Monitoring dengan pemeriksaan laboratorium seperti Hb , dan
persiapan kehamilan dengan pemeriksaan HIV dan IMS

Anda mungkin juga menyukai