Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin
semanjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada
setiap kunjungan ANC, petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi
ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosisi kehamilan
intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Prawirohardjo, 2008).
Tujuan ANC :
Menurut Depkes RI (2004), tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta
menghasilkan bayi yang sehat. Adapun tujuan umum ANC menurut Muchtar (2005)
dalam Febriani (2010), adalah sebagai berikut:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal, dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara optimal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Tujuan khusus ANC adalah menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan
mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas,
sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi
juga mental.
1) Anemnese: meliputi identitas ibu hamil, riwayat KB, kehamilan sebelumnya dan
kehamilan
sekarang.
4) Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (Fe).
5) Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku sehari-hari,
perawatan payu dara dan ASI, tanda-tanda risiko, pentingnya pemeriksaan kehamilan
dan imunisasi selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan
serta pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang.
2) Trimester II: ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada umur kehamilan 4-6
bulan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat badan, mengukur tekanan
darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet zat
besi).
B. Pemeriksaan Leopold
Teknik Pemeriksaan Palpasi Leopold I
Tujuan pemeriksaan :
Cara pemeriksaan :
Sebelum diperiksa, ibu hamil dipersiapkan antara lain diberi tahumaksud dantujuan
pemeriksaan. Pakaian dalam yang menghalangi pemeriksaan dibuka, pakaian luar
dilonggarkan, dan bila ketat diganti dengan pakaian longgar untuk mempermudah
pemeriksaan. Ibu hamil diperiksa dalam keadaan tidur terlentang, kedua lutut agak
ditekuk. Pemeriksaan di seblah kanan ibu dengan posisi kaki kiri di depan dan kakin
kanan di belakang menghadap ke wajah ibu.
Suhu tangan pemeriksa disesuaikan dengan tangan ibu supaya uterus tidak
berkontraksi saat dilakukan palpasi dengan jalan : Bila cuaca dingin pemeriksa mencuci
tangan dengan menggunakan air hangat, atau setelah mencuci tangan kedua telapak
tangan dogosok-gosokan sampai terasa hangat.
Setelah tinggi fudus uteri diukur, dilanjutkan meraba bagian-bagian janin yang berada
pada fudus uteri menggunakan tangan kanan dan tangan kiri secara bergantian. Bila
meraba dengan tangan kanan, tangan kiri menahan, demikian sebaliknya. Bila teraba
bagian yang bulat, keras, dan bila ditekan terasa lentingan, merupakan pertanda dari
kepala janin. Bila kepala janin berada pada fudus uteri, janin adalah persentasi bokong.
Bila bagian yang besar,bulat, lunak dan tidak ditekan tidak terasa lentingan,
merupakan pertanda dari bokong janin. Bila bokong janin berada pada fudus uteri berarti
janin presentasi kepala. Bila teraba bagian yang datar melebar adalah pertanda dari
punggung janin. Bila punggung berada pada fudus uteri, berarti posisi janin melintan.
Bila teraba bagian yang berbenjol-benjol kecil-kecil merupakan pertanda dari bagian-
bagian kecil janin, seperti tangan dan kaki. Bila bagian-bagian kecil janin berada pada
fundus uteri berarti janin juga posisinya melintang.
Bila pada pemeriksaan palpasi dengan teknik Leopold I kita menemukan dua bagian
besar janin, fudus uteri itu merupakan pertanda dari kehamilan ganda/kembar. Misalnya,
dua bagian yang bulat dank eras atau satu bagian yang bulat dank eras, dan satu bagian
yang besar dan lunak, dan biasanya disertai dengan tinggi fudus uteri lebih tinggi dari
usia kehamilan apabila diperhitungkan berdasarkan hari pertama haid terakhir
(Cuningham, 2013).
DAPUS
Cuningham, FG. 2013. OBSTETRI Williams. Edisi 23. Volume 1. Jakarta : EGC
Bina pustaka