Anda di halaman 1dari 33

A.

Pengertian

Antenatal care merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan yang diberikan


kepada ibu selama masa kehamilan sesuai dengan standar pelayanan antenatal,
yang mencakup beberapa elemen pelayanan sebagai berikut: penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan dara, pengukuran
lingkar lengan atas, pengukuran tinggi puncak rahim, imunisasi tetanis texoid,
pemberian tablet tambah darah, penentuan presentasi janin dan denyut jantung
janin, pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah
(Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum
pernah dilakukan sebelumnya) dan tatalaksana kasus (Kementrian Kesehatan RI,
2015).
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya
pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk
zigot yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat
pertemuan ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam
perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin
agar melalui persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan
mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan optimal, karena
kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya
(Winjosastro, 2002).

B. Tujuan

Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.
3. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi
yang dapat muncul selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan
trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan mempersiapkan
ibu agar dapat memberi asi secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin
agar tumbuh kembang secara normal.
7. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan kematian
neonatal. (Bobak, 2004).

C. Standar Pelayanan Ante Natal

Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7 T yaitu:

1. Timbang badan dan ukur badan, tujuannya adlah untuk mengetahui sesuai
tidaknya berat badan ibu. Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap
berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan. Selama triwulan I berat badan
ibu harus naik 0,5 sampai dengan 0,75 kg setiap bulan, pada triwulan ketiga
harus naik 0,25 kg setiap minggunya. Dan pada trisemester III berat badan
ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap minggunya, atau secara umum berat
badan meningkat sekitar 8 kg selama kehamilan.
2. Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah
normal atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap kunjungan.
Tekanan darah yang tinggi dapat membuat ibu keracunan kehamilan, baik
ringan maupun berat bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan
darah yang rendah menyebabkan pusing dan lemah.
3. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk
melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus neonatorum.
Imunisasi TT diberikan pada kunjungan antenatal I, TT2 deberikan empat
minggu setelah TT1, TT3 diberikan setelah enam bulan TT2, TT4 diberikan
1 Tahun setelah TT3, dan TT5 diberikan setelah setahun TT4.
4. Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim,
dilakukan dengan cera meraba perut dari luar, selain itu untuk mengetahui
presentasi janin, serta mengetahui posisi janin dalam rahim. Pada
pemeriksaan ini juga dilakukan pngukuran tinggi puncak rahim untuk
kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan. Jika diperoleh besarnya
rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan maka direncanakan pemeriksaan
lanjutan.
5. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian tablet
besi diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku diseluruh
puskesmas di Indonesia. Pemberian satu tablet besi sehari sesegera mungkin
setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan.
6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling. Untuk
menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi dengan suami
dan keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya. Dengan
manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan janin akan
memperoleh pelayanan persalinan dan kelahiran yang benar sehingga
membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Program ini lebih
diutamakan pada tempat pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses
transfortasi yang memadai.
7. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan
indikasi (HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) , PMS).
Wanita yang sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi
terhadap penyakit menular seksual yang dapat menimbulkan kematian pada
ibu dan janin yang dikandungnya (Bobak, 2004).
D. Fisiologi Kehamilan

Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada
siklus mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap individu.
Untuk menentukan masa subur dapat digunakan beberapa cara seperti :
a) Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung tujuh hari,
contoh : mentruasi hari pertama tanggal 5, maka perhitungan minggu
suburnya adalah tanggal 17-24 dengan rrumus (5+12) sampai (5+12)+7=24

b) Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi terjadi


pelepasan telur dan terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan suhu 1\2
derajat celcius

c) Kemungkinan keinginan seks meningkat pada saat pelepasan ovum


d) Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum

Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian dalam. Bentuk
sperma yang menyerupai kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang
panjang seperti cambuk memungkinkan sperma untuk bergerak masuk melalui
kanalis cervikalis dan kavum uteri kemudian berada dalam tuba untuk
menunggu kedatangan sel telur. Bila pada saat itu terjadi ovulasi, maka
kemungkinan besar akan terjadi fertilisasi.
Setelah masuknya kepala sperma ke dalm ovum dengan meninggalkan
ekornya, terjadilah pertemuan inti masing-masing dengan kromosom mencari
pasangannya. Mula-mula terjadilah pembelahan inti menjadi dua dan seterusnya
hingga seluruh ruangan ovum penuh dengan hasil pembelahan sel, yang disebut
morula. Pembelahan berlangsung terus hingga bagian dalam terbentuk ruangan
yang mengandung cairan disebut blastokist. Sementara itu bagian luar dinding
telur timbul rumbai-rumbai yang disebut villi yang akan berguna untuk
menanamkan diri pada lapisan dalam rahim, yang telah siap menerima dalam
bentuk reaksi decidua.
Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi korealis dapat
menanamkan diri pada dinding rahim yang disebut nidasi atau implantasi.
Sejak saat terjadi konsepsi, fertilisasi, impregnancy, sampai nidasi diperlukan
waktu 6-7 hari (Purwaningsih dkk, 2010).

E. Pemeriksaan Ante Natal


Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan
yaitu untuk menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan.
Diagnosa kehamilan ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya
pemeriksaan yang dipakai yaitu tes untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human
Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai dan
deteksi dalam darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode
menstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini dalam urin pada kehamilan
merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium dan
kadang-kadang dapat dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi (Bobak,
2005).

TPP = tgl HPHT+7 – 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT


atau
TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulan dari HPHT

Dengan TPP adalah taksiran perkiraan partus.


Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006), kunjungan antenatal
untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali
pemeriksaan selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:
1. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan.
2. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan.
3. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali
kunjungan kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan
penatalaksanaan medik lain, harus lebih sering dan intensif.
Menurut Manuaba (2000), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan
ditentukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
2. Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan.
3. Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan.
4. Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:
1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.
2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.
Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:
Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh
fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan
terassa keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan
terasa lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua
sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi
sisi yang berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung
akan teraba cembung dan resisten.
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah
pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen
di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan
menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun
perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras,
bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak
beraturan.
Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin
masuk ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke
sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian
tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang
masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru
setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk
ke dalam rongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
· Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 àjika bulan HPHT bulan April s/d Desember
· Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap àjika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
4. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta
ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.
5. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan
selanjutnya.
6. Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang
lalu.
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri
terutama pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan
dan kiri ( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dan
kiri (normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis
dan ujung prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-
20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca
anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke
pertengahan trochanter mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior
superior kiri kemudian kembali ke atas simpisis (normal : 80-90 cm).

F. Tanda dan Gejala

1. Tanda-tanda pasti
a) mendengar bunyi jantung janin
b) melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
c) melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan ultrasographi

Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka diagnosa
kehamilan dapat dibuat dengan pasti. Sayang sekali, tanda-tanda pasti
kehamilan baru dapat diketahui pada usia kehamilan di tas empat bulan,
tetapi dengan menggunakan USG kantong kehamilan sudah nampak pada
kehamilan 10 minggu dan bunyi jantung janin sudah dapat didengar pada
kehamilan 12 minggu (Purwaningsih dkk, 2010).
2. Tanda-tanda mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan
trisemester I, tetapi dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh
diduga. Makin banyak tanda-tanda mungkin yang ditemukan, makin besar
kemungkinan hamil.
Tanda-tanda mungkin dibagi menjadi :
a. Tanda-tanda objektif
Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi rahim
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
makin lama makin bundar bentuknya. Kadang-kadang pembesaran tidak
rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya (tanda
piskacek). Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi
lunak, terutama daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga jika
kita letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan satunya pada
dinding perut di atas symphyse pubis, maka isthmus ini tidak teraba
seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari cervix (tanda hegar).

Perubahan pada serviks

Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita


meraba ujung hidung. Dalam kehamilan, serviks menjadi lebih lunak
selunak bibir atau ujung daun telinga.

Kontraksi braxton hicks

Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-


konyong menjadi keras karena berkontraksi.

Ballottement

Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil dibandingkan dengan
cairan ketuban, maka bila rahim didorong dengan sekonyong-konyong
atau digoyangkan, makan anakan akan melenting di dalam rahim.
Ballottement dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun
pemeriksaan dalam.

Meraba bagian anak

Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya kadang-kadang


tumor yang padat seperti myoma, fibroma, dan lain-lain dapat
menyerupai bentuk janin.

Pemeriksaan biologis

Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain dapat


menimbulkan reaksi yang positif.

Pembesaran perut

Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai
membesarkan perut.

Keluarnya colostrums

Hyperpigmentasi

Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum (topeng


kehamilan), areola dan papilla mammae, linea alba (putih) menjadi linea
fusca (coklat) atau linea nigra (hitam).

Tanda-tanda chadwicks

Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.

b. Tanda-tanda subjektif
1. Adanya amenorrhoe
2. Mual dan muntah
3. Ibu merasa pergerakan anak
4. Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung
kencing
5. Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati, et al, 2008).

G. Adaptasi Fisiologi

a. Perubahan fisiologis
1. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi
1000 gram, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang
muka belakang 22 cm. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat
tumbuh di daerah implantasi dari ovum dan di daerah insersi placenta.
Pembesaran ini disebabkann oleh hypertrophy dari otot-otot rahim, tetapi
pada kehamilan muda juga terbentuk sel-sel otot yang baru.

Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri.


Juga saat disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat
meraba bahwa sewaktu pemeriksaan konsistensi rahim yang semula
lunak dapat menjadi keras dan kemudian lunak kembali (Kusmiyati, et
al, 2008).

2. Cervix

Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah


menjadi lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt ditemukan sebulan
setelah konsepsi.

Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix


bertambah dan karena timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia
kelenjar-kelenjar servix.
3. Vagina

Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput


lendirnya membiru, kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya
regangnya bertambah sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina
biasanya bertambah dalam masa kehamilan, reaksinya asam dengan pH
3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum lacticum
sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada dalm sel-sel epitel
vagina oleh basil-basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat
bekterisida.

4. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum
graviditatis, teapi setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.

5. Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie
memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae
gravidarum. Kadang-kadang garis-garis itu terdapat juga pada buah dada
dan paha. Pada seorang primi gravida warnanya menbiru disebut striae
lividae.

Pada seorang multigravida, di samping strie lividae, terdapat juga


garis-garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrick) dari strie
gravidarum yang disebut strie albicans.

6. Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla
mammae, papilla mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah
partus, gejala hyperpigmentasi ini akan menghilang.
7. Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli.
Di bawah kulit payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena
yang meluas. Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya
dan acapkali mengeluarkan colostrum. Perubahan-perubahan pada
payudara disebabkan karena pengaruh hormonal.

8. Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein
sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan
pada ketosis. Kebutuhan akan calcium dan phosphor bertambah untuk
pembuatan tulang-tulang janin begitu pula akan ferum untuk
pembentukan Hb janin.

9. Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi
penambahan volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih
menonjol hingga biasanya kadar Hb turun.

Batas-batas fisiologis ialah :

1) Hb 10 gr%
2) erytrosyt 3,5 juta per mm3
3) leucocyt 8.000-10.000 per mm3

Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan volume darah,


perluasan daerah pengaliran, fetus yang membesar dan adanya placenta,
lagipula jantung terdorong ke atas sehingga sumbunya berubah.

Kegiatan paru-paru pun bertambah karena selain untuk mencukupi


kebutuhan ibu sendiri juga harus mencukupi kebutuhan janin akan
oksigen.
10. Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut
mungkin menyebabkan muntah dan kembung pada masa kehamilan.
Tonus usus kurang, yang menimbulkan obstipasi.

11. Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga
mengeluarkan racun-racun dari peredaran darah janin.

Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang kanan. Hal ini
disebabkan karena pengaruh hormon progesterone, walaupun mungkin
ada juga factor tekanan pada ureter oleh rahim yang membesar.

Kapasitas kandung kencing juga mengalami penurunan kapasitas


karena desakan oleh rahim yang membesar pada akhir kehamilan oleh
kepala janin yang yang turun ke dalam rongga panggul.

12. Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan
kelenjar suprarenalis menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.

13. Kelenjar adrenal


Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama
bagian kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium
dalam darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal
mensekresi epinephrin, hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak
mengubah ukuran atau fungsi bagian medula.
Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:
1) hCG (human chorionic gonadotropin) dihasilkan oleh sel-sel
trofoblast puncaknya pada minggu ke-9 – 13mempertahankan korpus
luteum sampai plasenta mengambil alih.
2) hPL (human placental lactogen) dihasilkan oleh sel-sel synsitio
tropoblas, kerjanya berlawanan dengan insulin, mempunyai pengaruh
peningkatan asam lemak bebas dan menurunkan metabolisme
glukosa.
3) Estrogen, dihasilkan oleh ovarium dan plasenta, berperan dalam
perkembangan uterus dan mammae, meningkatkan pigmen kulit,
meretensi Na+ dan air, serta menurunkan hidrokloric asam lambung.
b. Perubahan Psikologis
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan
perubahan status emosional seorang calon ibu. Bagi pasangan dengan
perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta dan saling mencintai,
keterlambatan datang bulan merupakan salah satu tanda yang
menggembirakan, karena ikatan batin antara keduanya semakin kokoh
dengan adanya kehamilan yang didambakan.

Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti perasaan


mual, ingin muntah, sebah di bagian perut atas, pusing kepala, dan nafsu
makan berkurang mendesak keluarga untuk melakukan pemeriksaan.

Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin


bertambah, diikuti pula oleh perasaan cemas karena kemungkinan
keguguran. Disamping itu perubahan fisiologis kehamilan juga dapat
mempengaruhi kelabilan mental, hingga menimbulkan ngidam dan
perubahan kelakuan. (Masriroh, 2013).

H. Keluhan Selama Kehamilan


Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana
pada individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya
(Depkes RI, 2007). Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
a) Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang
menjelang tengah hari (morning sickness).
b) Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang menyengat.
c) Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya
gangguan keseimbangan, perut kosong.
d) Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan
pada kandung kencing.
e) Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen
dan progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks dan vagina.
f) Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam perlu
diwaspadai adanya abortus.
g) Perut membesar.
h) Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan
mempengaruhi penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang timbul.
Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan
rasa tidak nyaman dan menimbulkan antipati terhadap kehamilannya.
Pada masa ini sering timbul konflik karena pengalaman baru, sehingga
ibu hamil perlu mendapatkan perhatian dan dukungan suami.
2. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga
bila ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada trimester I, perlu
diwaspadai kemungkinan adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap
kehamilannya, perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang
terjadi pada triwulan I sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru,
mulai merassakan gerakan bayi, terdengarnya DJJ, melalui alat doptone atau
melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan
fase aman untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa
gangguan berarti.
3. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).
Kejadian yang sering timbul antara lain:
a) Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat
menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%.
b) Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan rujukan
kemungkinan adanya hipertensi.
c) Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu
gejala dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III perlu
dicurigai kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang).
d) Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu
dicurigai adanya placenta praevia atau solusio plasenta.
e) Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada
saat kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.
f) Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat
masuknya kepala ke pintu atas panggul.
g) Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi
(Purwaningsih, dkk, 2010).

I. Komplikasi Kehamilan
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :

1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8. Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin. (Bobak, 2004).
J. Fisiologi (Rohmah, 2009).
Kehamilan

Trimester I
Trimester III

Peningkatan Uterus membesar Perubahan fisik Perubahan psikologis


Estrogen Payudara membesar

Perubahan Focus perhatian pada


Tonus otot Ketidak nyamanan
pola seksual keselamatan janin
menurun pada ibu

HCL lambung Mencari informasi kecemasan


persalinan & perawatan
Peristaltik janin/anak
Rahim membesar
Tekanan gaster

Mual/muntah kapasitas VU

Trimester III
Perubahan nutrisi Perubahan pola
kurang dari kebutuhan eliminasi
Uterus semakin Perubahan tubuh
membesar semakin tampak
membesar

Diafragma
Penekanan pada
terdorong ke atas
saluran kemih Body image
(ureter)
Distensi paru-paru
Urin terhambat

Inefektif pola nafas


Resiko infeksi
K. Pemeriksaan Penunjang
1. LABORATORIUM
a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
d. DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
e. golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas
f. Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
g. Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)
h. Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
i. Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2
j. Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi,
diabetes penyakit ginjal)
k. Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
l. Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
m. Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
n. Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya
dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus
pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.
2. U S G
a. Jenis kelamin.
b. Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).

L. Fokus Pengkajian Keperawatan


1. Aktivitas dan Istirahat
a. Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu)
kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir.
b. Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM.
c. Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan
volume episode singkope.
d. Varises
e. Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trisemester akhir)
2. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
a. Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
b. Peningkatan frekuensi perkemihan
c. Urinalisis: Peningkatan berat jenis
d. Hemoroid
4. Makanan/Cairan
a. Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum
terjadi
b. Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester
kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
c. Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah
berdarah
d. Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
e. Sedikit edema dependen
f. Sedikit glikosuria mungkin ada
g. Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan.
5. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton
Hicks terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung
6. Pernapasan
a. Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
b. Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi;
pernapasan torakal.
7. Keamanan
a. Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
b. Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12
minggu) atau fetoskop (17 - 20 minggu)
c. Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu. Sensasi
gerakan janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
d. Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
a. Penghentian menstruasi
b. Perubahan respon /aktivitas seksual
c. Leukosa mungkin ada.
d. Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis
(pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu) agak ke
bawah kartilago ensiform (pada 36 minggu)
e. Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan
vaskularitas lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi
jaringan arcolar, hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan
(trisemester pertama dan ketiga); kemungkinan strial gravidarum
kolostrum dapat tampak setelah 12 minggu
f. Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi,
strial gravidarum.
g. Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
9. Integritas Sosial
a. Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
b. Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan
stressor kehamilan
c. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan
mendukung sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung
pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap
anak, stabilitas ekonomik.
 Prinsip pada melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil antara lain:
a. Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
b. Pastikan bahwa kuku jari bersih tidak panjang, sehingga tidak menyakiti
pasien.
c. Terlebih dahulu hangatkan tangan dengan air hangat sebelum menyentuh
pasien atau gosok bersama-sama kedua telapak tangan dengan telapak
tangan satunya.
d. Jelaskan pada pasien secara umum apa yang akan dilakukan.
e. Gunakan sentuhan yang lembut tetapi,tidak menggelitik pasien dan
cukup kuat untuk memeperoleh informasi yamg akurat.
f. Buatlah pendekatan dan sentuhan sehingga menghargai jasmani pasien
dengan baik, serta sesuai dengan hak pasien terhadap kepantasan dan
atas hak pribadi.
g. Tutupi badan pasien selama pemeriksaan dan hanya bagian yang di
periksa yang terbuka.
 Pemeriksaan fisik umum:
a. Tinggi Badan
b. Berat badan
c. Tanda–tanda vital: tekanan darah, denyut nadi, suhu
 Pemeriksaan fisik khusus:
 Kepala dan leher:
a. Apakah ada edema pada wajah
b. Apakah ada ikterus pada mata
c. Apakah ada bibir pucat
d. Leher: meliputi pembengkakan saluran limfe atau pembengkakan
kelenjar thyroid.
 Pemeriksaan Ekstremitas:
Untuk melihat adanya edema pada jari (perhatikan apakah cincin menjadi
terlalu sempit dan tanyakan apakah lebih sempit dari biasanya, tanyakan juga
apakah ia tidak mengenakan cincin yang biasa ia kenakan karena sudah
terlalu sempit, atau apakah ia memindahkan cinicin tersebut ke jari yang
lain).
 Pemeriksaan ekstremitas bawah untuk meilhat adanya:
a. Edema pada pergelangan kaki dan pretibial
b. Refleks tendon dalam pada kuadrisep
c. Varises dan tanda humans, jika ada indikasi
 Payudara:
a. Ukuran simetris
b. Putting menonjol / masuk
c. Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
d. Retraksi akibat adanya lesi
e. Massa atau pembesaran pembuluh limfe
f.Nodul axilla (kelenjar getah bening)
 Abdomen
Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui:
a. Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
b. Letak, presentasi, posisi, dan jumlah(jika>36 minggu)
c. Pengukuran tinggi fundus (jika>12 minggu)
d. Evaluasi kasar volume cairan amnion
e. Observasi atau palpasi gerakan janin
f. Perkiraan berat badan janin (bandingkan dengan perkiraan berat badan
pada kinjungan sebelumnya)
g. Denyut jantung janin (catat frekuensi, lokasinya) (jika>18 minggu)
 Genetalia luar
a. Varises
b. Perdarahan
c. Luka
d. Cairan yang keluar
e. Pengeluaran dari uretra dan skene
f. Kelenjar bartholini : bengkak (massa), ciaran yang keluar
 Genetalia dalam
a. Servik meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi,
mobilitas, tertutup atau terbuka
b. Vagina meliputi cairan yang keluar, luka, darah
c. Ukuran adneksa, bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, massa (pada trimester
pertama)
d. Uterus meliputi: ukuran, bentuk, mobilitas, kelunakan, massa pada
trimester petama.
 Pemeriksaan Panggul
Setelah pemeriksaan awal, harus melakukan beberapa atau semua komponen
pemeriksaan panggul berikut sesuai indikasi, yakni:
1. Pemeriksaan dengan speculum jika wanita tersebut mengeluh terdapat
pendarahan vagina.
 Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi vagina yang muncul dan ambil
materi untuk pemeriksaan diagnostic dengan menggunakan
pemeriksaan darah, ambil specimen gonokokus dan klamidia untuk
tes diagnostic.
 Evaluasi terapi yang telah dilakukan untuk mengatasi infeksi vagina
(tes penyembuhan) jika muncul gejala evaluasi tidak perlu dilakukan
bila wanita tidak menunjukkan gejala
 Ulangi pap smear (pemeriksaan serviks), jika diperlukan
 Ulangi tes diagnostik gonokokus dan klamidia pada trimester ke tiga.
 Konfirmasi atau singkirkan kemungkinan pecah ketuban dini
2. Pelvimetri klinis pada akhir trimester ketiga jika panggul perlu dievaluasi
ulang atau jika tidak memungkinkan untuk memperoleh informasi ini
pada pemeriksaan awal karena wanita tersebut menolak diperiksa.
3. Pemeriksaan dalam jika wanita menunjukkan tanda/gejala persalinan
premature untuk mengkaji:
 Konsistensi serviks
 Penipisan (effacement)
 Pembukaan
 Kondisi membrane
 Penancapan/stasiun
 Bagian presentasi
Beberapa pemeriksa juga melakukan pemeriksaan pervaginan pada
kehamilan 40 menurut penanggalan dan setelahnya guna menentukan
kematangan/kesiapan serviks untuk menghadapi persalinan. Banyak
pemeriksa, meski tidak semua harus melakukan pemeriksaan panggul
pada kehamilan 36 minggu termasuk mengulangi pelvimetri klinis,
mengambil specimen untuk tes diagnostik gonokokus, klamidia dan
GBS untuk mengevaluasi kondisi serviks. Para pemeriksa
memandang hal ini sebagian evaluasi total pada seorang wanita.
Evaluasi total ini juga mencakup setiap tes laboratorium.
 Pemeriksaan fisik, waspadai tiap ketidaksesuaian antara cerita pasien
dan hasil pemeriksaan fisik
 Diskusikan semua hal yang ditemukan pada pasien.
M. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1. Nausea
2. Ansietas
3. Pola nafas tidak efektif
4. Gangguan rasa nyaman
N. Intervensi
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1 Kode : L.08065 Kode : I. 03117
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3 x 24 jam 1 Identifikasi pengalaman mual
diharapka tingkat nausea 2 Identifikasi isyarat nonverbal
menurun dengan KH : ketidaknyamanan
 Nafsu makan meningkat (5) 3 Identifikasi dampak mual
 Keluhan mual menurun (5) terhadap kualitas hidup
 Perasaan ingin mutah 4 Identifiksi faktor penyebab
menurun (5) mual

 Perasaan asam dimulut Terapeutik

menurun (5) 5 Kendali faktor lingkungan

 Sensasi panas menurun (5) penyebab mual

 Pucat membaik (5) 6 Kurangi atau hilangkan


Nausea
keadaan penyebab mual
 Takikardi membaik (5)
7 Berikan makan dalam jumlah
kecil dan menarik
Edukasi
8 Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
9 Anjurkan sering
membersihkan mulut, kecuali
jika merasa mual
10 Anjurkan makan tinggi
karbohidrat rendah lemak
11 Anjurkan penggunaan tekhnik
nonfarmakologi untuk
mengatasi mual
Kolaborasi
12 Kolaborasi pemberian
antimetik, jika perlu
2 Ansietas Kode : L.09093 Kode : I.09314
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3 x 24 jam 1 Identifikasi saat tingkat
diharapkan tingkat ansietas ansietas berubah (mis.
menurun dengan KH : Kondisi, waktu, stressor)
 Verbalisasi kebingungan 2 Identifikasi kemampuan
menurun (5) mengambil keputusan
 Verbalisasi khawatir akibat 3 Monitor tanda-tanda ansietas
kondisi yang dihadapi Terapeutik
menurun (5) 4 Ciptakan suasana terapeutik
 Perilaku gelisah menurun untuk menumbuhkan rasa
(5) kepercayaan

 Perilaku tegang menurun (5) 5 Temani pasien untuk

 Konsentrasi membaik (5) mengurangikecemasan

 Pola tidur membaik (5) 6 Pahami situasi yang membuat


ansietas
7 Dengarkan dengan penuh
perhatian
8 Gunakan pendekatan yang
tengan dan penuh meyakinan
Edukasi
9 Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
10 Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan dan prognosis
11 Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien
Kolaborasi
12 Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
3 Pola nafas Kode : L.01004 Manajemen Jalan Napas (I.01011)

tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Observasi


keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Monitor pola napas (
diharapka pola nafas tidak frekuensi, kedalaman, usaha

efektif membaik dengan KH : napas)

 Dispnea menurun (5) 2. Monitor bunyi napas

 Penggunan otot bantu napas tambahan (mis. Gurgling,

menurun (5) mengi, wheezing, ronkhi


kering )
 Pemanjangan fase ekspirasi
3. Monitor sputum ( jumlah,
menurun (5)
warna, aroma)
 Frekuensi napas menurun
Terapeutik
(5)
4. Pertahankan kepatenan jalan
 Kedalaman napas menurun
napas dengan head- tilt dan
(5)
chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma servikal)
5. Posisikan semi-fowler atau
fowler
6. Berikan minum hangat
7. Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
8. Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
9. Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
10. Keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsep McGill
11. Berikan oksigen, bila perlu
Edukasi
12. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
13. Anjarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
14. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
4 Gangguan Kode : L.01004 Kode : I.08238
rasanyaman Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3 x 24 jam 1 Identifikasilokasi,
diharapka gagguan rasa nyaman karakteristik, durasi,
teratasi dengan KH : frequensi, kualitas, intensitas
 Kesejahteraan fisik nyeri
meningkat (5) 2 Identifikasi skala nyeri
 Kesejahteraan psikologis 3 Identifikasi respon non verbal
meningkat (5) 4 Idemtifikasi faktor yang
 Dukungan sosial dari memperberat dan
keluarga meningkat (5) memperingan nyeri

 Dukungan sosial dari teman 5 Monitor keberhasilan terapi

meningkat (5) komplementer yang sudah

 Perawatan sesuai keyakinan diberikan


budaya meningkat (5) Terapeutik
 Perawatan sesuai kebutuhan 6 Berikan teknik
meningkat (5) nonfarmakologis untuk
 Kebebasan melakukan mengurangi rasa nyeri (mis.
ibadah meningkat (5) TENS, hypnosis, akupresur,
 Rileks meningkat (5) terapi music, biofeedback,

 Keluhan tidak nyaman terapi pijat, aromaterapi,

menurun (5) teknik imajinasi terbimbing,

 Gelisah menurun (5) kompres hangat/dingin, terapi

 Kebisingan menurun (5) bermain)

Keluhan sulit tidur menurun 7 Kontrol lingkungan yang



memperberat rasa nyeri (mis.
(5)
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
8 Fasilitas istirahat dan tidur
9 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
10 Jelaskan penyebab, periode,
pemicu
11 Jelaskan strategi meredakan
nyeri
12 Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
13 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
14 Anjurkan tektik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi penggunaan analgetik,
jika perlu
Daftar Pustaka

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta.


Doenges. E. Marillynn. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2.
EGC: Jakarta.
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.
Kusmiyati, et al. 2008. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Bina Pustaka.
Manuaba. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium:
Yogyakarta.
Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta:
Nuha Medika.
Rohmah, Nikmatur dkk. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.
Jogjakarta : Ar-ruzz Media.
Tim pokja SDKI PPNI.2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator diagnostic. Jakarta : Dewan pengurus PPNI
Tim pokja SIKI PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Dewan pengurus PPNI
Tim pokja SLKI PPNI.2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan pengurus PPNI
LAPORAN PENDAHULUAN

ANC (ANTENATAL CARE)

Di Puskesma Loa Bakung

Samarinda

Disusun Oleh :
Nama : Puput Nor Wayu Utami
NIM : 1911102412003
Prodi : Ners
Semerste : I (satu)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI

PROGRAM STUDI NERS

2019

Anda mungkin juga menyukai