INTRANATAL
TERHADAP NY.X DI RUANG POLI KEBIDANAN
RSUP DR. SARDJITRTA
Disusun Oleh :
PB2005016
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
INTRANATAL
A. DEFINISI
Intranatal care adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan
selaput janin dari tubuh ibu ( Nugroho, 2011).
Persalinan normal adalah suatu proses dimana janin cukup
bulan,dengan presentasi belakang kepala, masuk melalui jalan lahir sesuai
dengan kurva partopgraf normal dan lahir secara spontan (Bobak, 2005).
Persalinan (intranatal) adalah serangkaian kejadian yang di akhiri
dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan yang di
susul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dan tubuh ibu (Forrer,
2010).
B. JENIS PERSALINAN
1) Persalinan spontan
Persalinan(partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang
kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri tanpa alat, serta
tidak melukai ibu dan bayi, yang umumnya berlangsung kurang lebih 24
jam melalui jalan lahir.
2) Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3) Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan rangsangan (Prawirohardjo, 2006)
D. PATOFISIOLOGI
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks
membuka dan mendorong janin ke bawah pada letak kepala, bila his sudah
cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul
(JNPK-KR.2008)
Kontraksi dimulai pada salah satu cornue (tanduk) uterus kiri atau
kelenjar ke seluruh miometrium sehingga menghasilkan kontraksi yang
simetris. Fundus uteri berkontraksi lebih kuat dan lebih lama dari bagian-
bagian lain dari uterus. Bagian tengah uterus berkontraksi pada fundus
uteri. Bagian bawah uterus-uterus serviks tetap pasif atau kontraksi lemah.
Setelah kontraksi terjadi relaksasi tonus otot diluar his tidak seberapa jauh
meningkat
F. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data Subyektif
1) Biodata
a. Nama : Memudahkan mengenali ibu dan suami serta mencegah
kekeliruan dengan pasien lain.
b. Umur : Menentukan prognosa kehamilan, dikatakan primi muda
jika kehamilan pertama ≤ 16 tahun. Jika kehamilan pertama usia
ibu ≥ 35 tahun maka termasuk primipara tua. Selain itu seorang ibu
dikatakan terlalu tua hamil jika umur ≥ 35 tahun.
c. Agama : Dalam hal ini berhubungan dengan penderita yang
berkaitan dengan ketentuan agama. Ditanyakan untuk mengetahui
kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien.
Dengan menggunakan asuhan kebidanan.
d. Pekerjaan ibu/ suami
Untuk mengetahui dimana ibu bekerja karena mungkin pekerjaan
itu terlalu berat sehingga mengganggu kesehatan ibu dan bayi.
Untuk mengetahui taraf kehidupan.
e. Alamat : Untuk memudahkan komunikasi dan kunjungan rumah.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik, cukup, lemah
Kesadaran : composmentis, letargis, somnolen, apatis, koma
Tekanan darah : Normal (100/60 mmHg-130/90 mmHg)
Pernafasan : Normal (16-24x/menit)
Nadi : Normal (60-90x/menit)
Suhu : Normal (36,5-37,5º C)
Berat badan : kenaikan berat badan sesuai dengan umur kehamilan
(mengalami peningkatan 9-13,5 kg dari BB sebelum hamil)
Tinggi badan : ≥ 145 cm
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : rambut tidak rontok, bersih, warna hitam
Muka : tidak pucat,tidak oedem, tidak ada cloasma
gravidarum
Mata : sklera putih, konjunctiva merah muda
Telinga : simetris/tidak, ada sekret/tidak
Hidung : tidakada secret, tidak,ada pernafasan cuping hidung
Telinga : bersih, tidak ada serumen
Mulut : tidak pucat, bibir tidak kering,,tidak, ada caries gigi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, vena jularis
dan kelenjar limfe
Dada : payudara simetris, puting susu menonjol,
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, perut membujur, linea
nigra
Ekstermitas : tidak oedem, tidakvarises
b. Palpasi
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis.
Payudara : colostrom keluar, tidak ada benjolan
Abdomen
Leopold I : TFU 3 jari Proxesus xipoideus , pada fundus teraba
kurang bundar, lunak, tidak melenting ( bokong)
Leopold II : teraba datar, keras , memanjang dari kanan/ kiri perut
ibu
Leopold III : teraba keras, bundar, melenting (kepala), di perut
bawah kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : seberapa jauh masuk PAP.
His : teratur/ tidak, lama, frekuensi
c. Auskultasi
Frekuensi DJJ (120-160x/mnt), teratur/tidak, terdengar di sebelah
mana
3. Pemeriksaan Dalam
Vulva dan vagina : ada lendir dan darah/tidak
Pembukaan : untuk mengetahui pembukaan berapa cm
Effecement : mengetahui berapa % penipisan ostium uteri
eksternum
Ketuban : +/- , jam berapa pecah, warna jumlah, bau
Bagian terdahulu : Kepala/bokong
Bagian terendah : ubun-ubun kecil/besar jam berapa
4. Diagnosa Keperawatan
Kala I :
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan
frekuensi dan intensitas kontraksi uterus.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam pasien dapat
beradaptasi terhadap nyeri dengan KH :
a. Tampak rileks diantara kontraksi
b. Dapat mengontrol penyebab nyeri
Intervensi :
a. Kaji derajat ketidak nyamanan malalui isyarat verbal dan non verbal.
b. Jelaskan penyebab nyeri.
c. ajarkan klien cara mengontrol nyeri dengan menggunakan tehnik
pernapasan / relaksasi yang tepat dan masses pinggang
d. Bantu tindakan kenyamanan mis : gosokan pada kaki, punggung,
tekanan sakral, perubahan posisi.
e. Anjurkan klien untuk berkemih setiap 1- 2 jam, palpasi diatas
simpisis untuk menentukan ada tidaknya distensi setelah blok syaraf.
f. Hitung waktu dan catat frekuensi, intensitas dan pola kontraksi
uterus setiap 30 menit.
g. Monitor vital sign.
2) Resti cedera / distress terhadap janin behubungan dengan hipoksia
jaringan.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kurang lebih selama 1 x 3 jam
tidak terjadi cedera pada janin dengan KH :
DJJ dalam batas normal
Intervensi :
a. Lakukan palpasi (leopold) untuk menentukan posisi janin, berbaring
dan presentasi.
b. Hitung DJJ dan perhatikan perubahan periodik pada respon terhadap
kontraksi uterus.
c. Catat kemajuan persalinan.
3) Kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan berhubungan dengan
kurangnya sumber – sumber informasi.
Tujuan :
Klien dan keluarga mengetahui tentang proses persalinan dengan KH :
a) Klien memahami respon fisiologis setelah melahirkan.
b) Secara aktif klien ikut dalam upaya mendorong untuk meningkatkan
pengeluaran plasenta.
Intervensi :
a) Diskusikan proses normal persalinan kala III.
b) Jelaskan alasan untuk respon perilaku seperti menggigit, tremor.
Diskusikan ritinitas periode pemulihan selama 4 jam pertama setelah
melahirkan.
Kala II :
1) Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan aktif,
penurunan masukan
Tujuan :
Tidak terjadi kekurangan volume cairan dalam tubuh dengan KH :
a) Tanda – tanda vital dalam batas normal.
b) Keluaran urine adekuat.
c) Membran mukosa kental.
d) Bebas dari rasa haus.
Intervensi :
a) Ukur masukan dan keluaran.
b) Kaji turgor kulit, beri cairan peroral.
c) Pantau tanda – tanda vital sesuai indikasi.
d) Kaji DJJ dan perhatikan perubahan periodek.
e) Atur posisi klien tegak atau lateral.
f) Kolaborasi pemberian cairan parenteral
2) Resti infeki terhadap maternal berhubungan dengan prosedur infasif
berulang. Trauma jaringan, perslinan lama.
Tujuan :
Klien tidak terjadi infeksi dengan KH :
Bebas dari tanda – tanda infeksi (rubor, tumor, dolor, calor, dan
fungsilaesa)
Intervensi :
a) Lakukan perawatan perineal setiap 4 jam menggunakan tehnik
aseptik.
b) Catat tanggal dan waktu pecah ketuban.
c) Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu dengan
menggunakan tehnik aseptik.
d) Pantau tanda – tanda vital dan laborat leukosit.
e) Gunakan aseptik bedah pada persiapan peralatan.
f) Batasi jumlah orang yang ada pada saat persalinan.
Kala III :
a. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran
pervaginam akibat atonia.
Tujuan :
Tidak terjadi kekurangan volume cairan akibat HPP. Dengan KH :
a) Kontraksi uterus adekuat.
b) Kehilangan darah dalam batas normal (<500 ml).
c) Tanda – tanda vital dalam batas normal.
Intervensi :
a) Anjurkan klien untuk masase fundus.
b) Pantau tanda – tanda vital dan pengeluaran pervaginam.
c) Palpasi uterus dan masase uterus perlahan setelah pengeluaran
plasenta.
d) Catat waktu dan mekanisme pelepasan plasenta.
e) Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan yang berlebihan.
f) Inspeksi permukaan plasenta maternal dan janin, perhatikan ukuran,
insersi tali pusat dan ketuban.
b. Gangguan rasa nyaman nyeri akut berhubungan dengan trauma
jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.
Tujuan :
Pasien dapat beradaptasi terhadap rasa nyeri dengan KH :
a) Klien menyatakan nyeri berkurang atau klien beradaptasi dengan
nyerinya.
b) Ekspresi wajah rileks tak gelisah.
c) Perut tidak mules, luka bersih dan tidak bengkak.
Intervensi :
a) Bantu dengan penggunaan tehnik pernapasan selama perbaikan luka.
b) Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan.
c) Lakukan perawatan luka episiotomi dengan tehnik aseptik dan
oleskan salep topikal.
d) Ganti pakaian dan klien yang basah, berikan selimut yang hangat.
Kala IV :
1) Perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau
peningkatan perkembangan anggta keluarga.
Tujuan :
Klien mampu beradaptasi dengan perubahan setelah melahirkan dengan
KH :
a) Klien menggendong bayinya.
b) Klien mampu mendemonstrasikan perilaku kedekatan dan ikatan
yang tepat.
Intervensi :
a) Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh dan memeriksa
bayi.
b) Anjurkan ayah untuk menyentuh dan menggendong bayi serta
membantu dalam perawatan bayi, sesuai kondisinya.
c) Observasi dan catat interaksi bayi – keluarga, perhatikan perilaku
untuk menunjukkan ikatan dan kedekatan dalam budaya khusus.
d) Jaga privasi keluarga pada pemeriksaan selama interaksi awal
dengan bayi baru lahir sesuai kondisi ibu dan bayi.
e) Anjurkan dan bantu pemberian ASI.
DAFTAR PUSTAKA