Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS TERHADAP Ny.

S
DI BPM ELI SURYANTI A.Md.Keb RUMBIA, LAMPUNG TENGAH

Disusun Oleh:

RIA AYU MARVINA


NIM. 1615371037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDY KEBIDANAN METRO
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karuniaNya,


sehingga saya dapat menyusun laporan asuhan kebidanan fisiologis yang berjudul
“ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS TERHADAP Ny.S DI BPM
ELI SURYANTI A.Md.Keb, RUMBIA, LAMPUNG TENGAH, TAHUN 2018 ” telah
selesai tepat waktu.
Saya mengucapkan terimakasih kepada :
1. MARTINI FAIRUS,S.Kep,Ns,M.Sc selaku Ketua Program Studi Kebidanan Metro
Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.
2. MARTINI SKM.,MKM selaku pembimbing institusi Program Studi Kebidanan
Metro Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.
3. ELI SURYANTI A.Md.Keb selaku pembimbing lahan praktek di BPM Eli Suryanti
A.Md.Keb Tahun 2018.
4. Semua pihak yang telah membantu menyusun laporan asuhan kebidanan fisiologis.
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan asuhan kebidanan ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu saya berharap saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan
penyusunan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini berguna bagi kita semua.
Amin.

Rumbia, 06 Maret 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermazoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester
kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga
ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40). (Sarwono
Prawirohardjo, 2010)
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. (sarwono prawirohardjo, 2006)
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran
bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai yang
diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah.
Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah
selama kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi
ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. (Sarwono Prawirohardjo, 2006).
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, kemungkinan + 15-20 % merupakan
kehamilan yang patologis.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil NY“S”
G3 P1 A1 Umur Kehamilan 29 Minggu di BPM Eli Suryanti A.Md.Keb tahun
2018 dengan pendekatan manajemen varney dan dokumentasi secara SOAP.

2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan anamnesa dengan menggunakan komunikasi yang baik
dan benar kepada ibu hamil, serta menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti.
2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang secara
lengkap dengan benar dan tepat pada ibu hamil.
3. Mampu menganalisa masalah berdasarkan data atau informasi yang telah
diperoleh melalui anamnesa dan pemeriksaan yang dilakukan
3. Mampu membuat suatu perencanaan tindakan berdasarkan analisa yang telah
ditentukan.
4. Mampu melakukan evaluasi dari prosedur pemeriksaan yang dilakukan.
5. Mampu membuat pendokumentsian menggunakan metode SOAP.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi Kehamilan
Pada umumnya kehamilan berkembang secara normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini tidak sesuai
dengan yang diinginkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan
akan menjadi masalah, oleh karena itu asuhan antenatal merupakan cara penting
untuk memperhatikan ibu dan kehamilannya.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan,
triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008; 89).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam buku Ilmu


Kebidanan (2009; h. 213), kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga bayi lahir, kehamilan normal
akan berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13
hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan
bukan patologis. Tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis/abnormal. Masa
hamil berlangsung 280 hari atau 40 minggu. Setiap perempuan berkepribadian
unik dan kehamilan unik pula, dimana terdiri atas Bio, Psikologis, Social, yang
berbeda pula, sehingga dalam memperlakukan pasien satu dengan yang lainnya
juga berbeda dan tidak boleh disamakan.
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:\
1. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu).
2. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu).
3. Kehamilan triwulan ketiga/terakhir (antara 28 sampai 40 minggu).
Dimana setiap trimester memiliki ciri khas tertentu. Dikatakan masa kehamilan
dimulai dari masa konsepsi, pertemuan sel sperma dan sel telur, pembuahan,
nidasi, sampai membentuk janin dan terbentuknya seluruh tubuh janin sehingga
saatnya melahirkan.
Pada masa hamil lah terjadinya banyak perubahan pada tubuh ibu misalnya,
rahim membesar karna pertumbuhan janin yang semakin berkembang. Dinding
perut semakin melebah mengikuti pertumbuhan janin, payudara membesar dan
tenggang karena produksi ASI.
Kehamilan yang sehat akan menghasilkan bayi yang sehat, dan ibu melahirkan
selamat.

B. Tahap Perubahan dan Perkembangan Janin, Serta Perubahan Terhadap


Maternal
a) Perubahan dan Perkembangan Janin
0-4 Minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang
lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal
otak, sum sum tulanh belakang yang masih sederhana, dan tanda- tanda wajah
yang akan terbentuk.
4-8 Minggu
Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 4 minggu, jantung janin
mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul
tulangh-tulang belakang wajah, mata, kaki dan tangan.
8-12 Minggu
Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah
terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat
menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Dan memilliki dagu,
hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan
ketuban dan dapt melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-
organ utama janin kini telah terbentuk.
12-16 Minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya apat
didengarkan melalui ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat menunjukan
ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kemudia janin sudah
mulai dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnay muali tumbuh
kasar dan berwarna.
16-20 Minggu
Janin mulai bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah
muncul dibelakang gigi susu. Tubuhnya ditumbuhi rambut halus yang disebut
lanugo. Janin bisa menghisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya.
Ujung-ujung indra pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa
manis dan pahit dan sidik jari mulai tampak.
20-24 Minggu
Pada sat ini ternyata besar tubuh janin mulai sebanding dengan badanya.
Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya muli terbuka, dan mulai
melakukan gerakan pernafassan. Pusat-pusat tulangntya pun mulai mengeras.
Selain itu, Kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur.
24-28 Minngu
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan dikulit
kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelompok matanya membuka, dan
otaknya mulai aktif. Janin dapat mendengar, baik suara dari dalam maupun dari
luar (lingkungan). Janin dapat menegnali suara ibunya dan detak jantungnya
bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan pada masa ini
merupakan masa-mas bagi sang janin mempersiapkan dirinmenghadapi hari
kelahirannya.
28-36 Minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karna beratnya yang semakin
bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya
melalui dinding perut ibunya, kepalanya sudah mulai mengarah ke bawah. Paru-
parunya belum sempurna.
38 Minggu
Kepalanya sudah berada pada rongga panggul, seolah-olah
mempersiapkan diri bagi kelahirannya kedunia. Ia kerap berlatih bernapas,
menghisap dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya mulai
menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang biasanya
akan dikeluarkan dua hari setelah lahir. Sat ini persalinan sudah amat dekat dan
bisa terjaid kapan saja.

C. Tanda-tanda Kehamilan
1. Tanda Tidak Pasti Kehamilan (Presumtif)
Tanda presumtif adalah perubahan fisiologi pada perempuan yang
mengindikasikan bahwa ia telah hamil. Tanda-tanda tidak pasti adalah sebagai
berikut:

a. Amenore
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) agar
dapat ditaksir umur kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL)
Cara penghitungan menggunakan rumur Naegele :
Hari + 7, bulan – 3 dan tahun + 1
b. Morning Sickness
Dapat disebut juga dengan mual muntah. Mual dan muntah diperberat
dengan bau makanan yang terlalu menusuk dan emosi ibu yang sedang tidak
stabil. Nausea terjadi pada bulan pertama kehamilan kadang disertai emesis
50 % pada wanita hamil mengalami nausea dan vomitus antara 4-14 mg
setelah pembuahan, karena meningkatnya jumlah HCG dan estrogen dalam
darah

c. Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada
bulan-bulan trimester pertama.
d. Mastodinia
Sejak 3-4 mg kehamilan peyudara tegang dan membesar, karena estrogen
dan progesteron merangsang duktuli dan alveoli di mamae, glandula
montogmery tampak lebih besar.

e. Sering kencing
Frekwensi BAK meningkat antara kehamilan 8-14 mg. Hal ini karena
meningkatnya volume darah, meningkatnya aliran darah ke ginjal dan
filtrasi glumerolus dan meningkatnya produksi urine, kadang kencing,
tertekan uterus yang membesar. Pada TM II menghilang, pada TM III,
timbul lagi karena janin mulai masuk ruang panggul dan menekan kandung
kencing.

f. Quickening
Wanita hamil merasakan gerakan janin pertama kali. Pada multigravida
sejak kehamilan 16 mg, pada primigravida sejak 18-20 minggu.

g. Perubahan Berat Badan


Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan karena nafsu
makan berkurang akibat mual dan muntah.

h. Pingsan
Ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai
dan padat pada bulan-bulan awal kehamilan karena ia bisa saja pingsan. Tapi
sering pingsan akan hilang sesudah kehamilan 16 minggu.

i. Lelah (Fatigue)
Dengan meningkatnya aktivitas metabolik produk kehamilan (janin) sesuai
dengan berlanjutnya usia kehamilan, makan rasa lelah yang terjadi selama
trimester awal kehamilan akan berangsur-angsur menghilang dan kondisi ibu
akan menjadi lebih segar.
2. Tanda Kemungkinan Hamil
a. Hiperpigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan > 12 minggu pada pipi, hidung dan dahi disebut
cloasma gravidarum. Linea alba di garis tengah abdomen menjadi lebih
hitam disebabkan oleh hormon kortiko steroid placenta yang merangsang
melanofor dan kulit

b. Perubahan pada Organ Pelvik


1. Tanda hegar
Pada kehamilan 6-12 minggu ismus uteri mengadakan hipertropi ismus
menjadi panjang dan lunak

2. Tanda chadwicks
Sejak hamil 8 minggu warna merah kebiru-biruan pada membran
mukosa serviks, vagina dan vulva

3. Tanda goodells
Melunaknya serviks, pada wanita tidak hamil konsistensi seperti hidung,
pada wanita hamil seperti bibir.

4. Tanda piskacek
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas kejurusan
pembesaran tersebut.

5. Tanda braxton hicks


Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi, tanda ini khas untuk uterus
dalam masa hamil.

6. Teraba Ballotement
Ballotement dapat dideteksi pada usia kehamilan 16 hingga 20 minggu,
ketika jumlah air ketuban lebih besar jika dibandingkan dengan besar
janin, sehingga jika segmen bawah uterus atau serviks didorong akan
terasa pantulan dari ketuban dan isinya.
7. HCG (+)
a) Urin wanita pertama kali bangun tidur pagi cara khas yang dipakai
b) Untuk menentukan adanya HCG adalah dengan tes kehamilan
tertentu.
c) Urin pagi hari dapat membantu membuat diagnosis kehamilan
sedini-dininya.
8. Suhu Basal
Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2°C - 38°C
adalah salah satu tanda kehamilan. Gejala ini sering dipakai dalam
pemeriksaan kemandulan.

3. Tanda Pasti Kehamilan


a. DJJ (+) (DJJ terdengar)
Gerakan janin diraskan pada primigravida pada kehamilan 18 minggu, pada
multigravida pada 16 mg. Dengan fatel elektro cardiograf pada kehamilan
12 mg.

b. Gerakan janin dalam rahim


Gerakan janin bermula pada usia kehamilan 12 minggu, tapi baru dapat
dirasakan ibu pada usia 16-20 minggu berupa gerakan tendangan kaki bayi.
Bagian tubuh bayi dapat dipalpasi dengan mudah mulai usia kehamilan 20
minggu.

c. USG dan Rontgen

D. Penatalaksanaan Ante Natal Care


1. Pengertian ANC
Antenatal care (ANC) adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui
serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
2. Tujuan ANC
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu.
c. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan
trauma seminimal mungkin.
e. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka
mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk
menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.
f. Menyiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan berhasil memberikan
ASI eksklusif.
3. Jadwal minimal ANC:
a. Kunjungan I (16 minggu), dilakukan untuk :
1) Penapisan dan pengobatan anemia
2) Perencanaan persalinan
3) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
b. Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu), dilakukan
untuk :
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
2) Penapisan pre eklamsi, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan, MAP
c. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir), dilakukan untuk :
1) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
2) Mengenali adanya kalainanletak dan presentasi
3) Memantapkan rencana persalinan
4) Mengenali tanda-tanda persalinan. (Saifuddin, 2006)
4. Indikator Standar ANC:
1. Kunjungan pertama (K1) yaitu kontak pertama ibu hamil dengan tenaga
kesehatan dilaksanakan sedini mungkin sebelum usia kehamilan 8 minggu.
2. Kunjungan ke-4 (K4) yaitu kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi 4 kali atau lebih.
3. Penanganan komplikasi (PK) yakni penanganan komplikasi kebidanan
penyakit menular maupun tidak menular, masalah gizi yang terjadi pada
waktu hamil, bersalin, dan nifas.
5. Standar pemeriksaan antenatal
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan. Ditujukan guna mendeteksi
adanya gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan dan menepis adanya
faktor resiko terjadinya cephalopelvic disproportion karena indikator
kemungkinan tinggi bdan kurang dari 145 cm.
2. Pemeriksaan tekanan darah. Untuk mendeteksi adanya hipertensi dan pre-
eklamsia kehamilan.
3. Tentukan status gizi ( ukur lingkar lengan atas). Berguna untuk mendeteksi
ibu hamil kurang energi kronis (KEK) yang dapat mengakibatkan bayi berat
lahir rendah.
4. Tentukan tinggi fundus uteri (TFU). Bertujuan untuk mendeteksi adanya
gangguan pertumbuhan janin.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ). Bertujuan untuk
mengetahui letak janin dan untuk mengetahui keadaan janin apakah ada
gawat janin.
6. Skrining status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid
(TT). Untuk mencegah tetanus neonatorum dan agar ibu hamil mendapatkan
perlindungan dari imunisasi tetanus.
7. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet sellama kehamilan. Untuk
mencegah anemia gizi besi.
a. Kebutuhan zat besi trimester I ±1 mg/hari dengan kehilangan basal 0,8
mg/hari ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.
b. Kebutuhan zat besi trimester II ±5 mg/hari dengan kehilangan basal 0,8
mg/hari ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan kebutuhan janin
115 mg.
c. Kebutuhan zat besi trimester III ±5 mg/hari dengan kehilangan basal 0,8
mg/hari ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan janin 223 mg.
8. Tes laboratorium ( rutin dan khusus)
a. Pemeriksaan golongan darah
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
c. Pemeriksaan protein dalam urine
d. Pemeriksaan kadar gula darah
e. Pemeriksaan darah malaria
f. Pemeriksaan sifilis
g. Pemeriksaan HIV
h. Pemeriksaan BTA ( tuberculosis)
9. Tata laksana kasus. Yaitu setiap kelainan yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan harus ditangani sesuai standar.
10. Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K) serta KB pasca-persalinan. Untuk memecahkan masalah
yang berkaitan dengan kehamilan.
Dilakukan pada setiap kunjungan ibu hamil, dengan anjuran:
a. Kesehatan ibu hamil
b. Perilaku hidup bersih dan sehat
c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
d. Tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi
komplikasi
e. Asupan gizi seimbang
f. Gejala penyakit menular dan tidak menular
g. Penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling di daerah epidemic
meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan TB di daerah
epidemic rendah
h. Inisiasi menyusu dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif
i. KB pasca-persalinan
j. Imunisasi
k. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (brain booster)
Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, harus meliputi hal berikut:
1. Anamnesis
a. Menanyakan keluhan ibu hamil
b. Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan
dan penyakit yang kemungkinan di derita ibu
2. Pemeriksaan. Berdasarkan 10 standar yang harus dilakukan dalam pelayanan
kehamilan
3. Penanganan dan tindak lanjut kasus. Bidan menegakkan diagnosis kemudian
menyatakan keadaan normal atau komplikasi
4. Pencatatan dan pelaporan pelayanan antenatal terpadu. Bidan wajib mencatat
pada rekam medic yang merupakan bagian dari standar pelayanan
5. Komunikasi informasi dan edukasi (KIE) efektif. Upaya menciptakan
perubahan perilaku yang dilakukan secara individu atau kelompok dengan
menerapkan komunikasi dua arah selanjutnya membimbing dan mengatasi
permasalahannya.

6. Pelayanan ANC terintegrasi.


1. Skrining Pemberian Imunsasi TT

Interval Lama
%
Antigen (Selang waktu Perlindung
Perlindungan
minimal) an

TT1 Pada kunjungan - -


antenatal pertama
4 minggu setelah
TT2 3 tahun 80
TT1
TT3 5 tahun 95
6 bulan setelah TT2
TT4 10 tahun 99
1 tahun setelah TT3
TT5 25 tahun / 99
1 tahun setelah TT4
seumur
hidup
(Kemenkes, GAVI, Buku Ajar Imunisasi, 2014)
2. Antisipasi defisisensi gizi dalam kehamilan.
3. Pencegahan malaria dalam kehamilan
4. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi
5. Pencegahan dan pengobatan IMS/ISK dalam kehamilan
6. Eliminasi sifilis congenital (ESK/CSE)
7. Penatalaksanaan TBC dalam kehamilan (TB-ANC)
8. Pelayanan kesehatan jiwa pada ibu hamil

E. Keluhan Kehamilan Pada Trimester III


Saat memasuki trimester ketiga, maka calon ibu sudah mulai mempersiapkan segala
sesuatunya untuk menyambut si buah hati. Karenanya ketahui perkembangan dan
tanda apa saja yang dirasakan ibu saat usia kehamilan trimester ketiga.

Saat memasuki usia kehamilan ini sang calon ibu mulai dipicu rasa cemas, takut dan
bahagia karena akan menyambut si buah hati yang sudah dikandungnya hamper
Sembilan bulan. Selain itu juga rasa ketidaknyamanan yang di alaminya dari awal ia
hamil yaitu pada semester I hingga III terus berlanjut.

Ketidaknyamanan kehamilan semester III adalah keadaan tidak nyaman yang


dirasakan oleh ibu hamil trimester III yaitu mulai dari umur kehamilan 28 minggu
samapai 40 minggu. ketidaknyamanan kehamilan semester III yaitu : peningkatan
frekuensi berkemih/nokturia, Konstipasi/sembelit, Edema, Insomnia, Nyeri
punggung, Keringat berlebihan, dan sebagainya. Tidak semua wanita mengalami
ketidaknyamanan yang umum muncul selama kehamilan, tetapi banyak wanita
mengalaminya dalam tingkat ringanhingga berat.

Bebasnya seorang wanita dari ketidaknyamanan tersebut dapat membuat perbedaan


signifikan terhadap cara wanita memandang pengalaman kehamilannya. Aspek
fisiologis, anatomis dan psikologis yang mendasari setiap ketidaknyamanan (jika
diketahui) dijelaskan untuk merangsang pikiran ibu hamil mencari upaya lebih
lanjut untuk mengatasinya. Cara mengatasi ketidaknyamanan ini didasarkan pada
gejala yang muncul.

Adapun ketidaknyamanan-ketidaknyaman yang bisa terjadi pada ibu hamil


trimester III, adalah:
1. Konstipasi atau Sembelit

Konstipasi atau Sembelit selama kehamilan terjadi karena: peningkatan


hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang
efisien, konstipasi juga dipengaruhi karena perubahan uterus yang semakin
membesar, sehingga uterus menekan daerah perut , dan penyebab lain konstipasi
atau sembelit adalah karena tablet besi (iron) yang diberikan oleh dokter/bidan
pada ibu hamil biasanya menyebabkan konstipasi juga, selain itu tablet besi juga
menyebabkan warna fases (tinja) ibu hamil karena perubahan warna fases karena
pengaruh zat besi ini adalah normal.

Cara mengatasi konstipasi atau sembelit adalah :

a. Minum air putih yang cukup minimal 6-8 gelas/hari.


b. Makanlah makanan yang berserat tinggi seperti sayuran dan buah-buahan.
c. Lakukan olahraga ringan secara teratur seperti berjalan (Jogging).
d. Segera konsultasikan ke dokter/ bidan apabila konstipasi atau sembelit tetap
terjadi setelah menjalankan cara-cara no. a sampai c diatas.

2. Edema atau pembengkakan


Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan
tekanan vena pada ekstermitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan
oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut
duduk atau berdiri pada vena kava inferior saat ia berada pada posisi terlentang.
Pakaian ketat yang menghambat aliran balik vena dari ekstermitas bagian bawah
juga memprburuk masalah. Edema akibat kaki yang menggantung secara umum
terlihat pada area bagian kaki dan hal ini harus dibedakan dengan perbedaan
edema karena preeklamsia/eklamsia.

Adapun cara penanganannya adalah sebagai berikut :

a. Hindari menggunakan pakaian ketat


b. Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
c. Posisi menghadap kesamping saat berbaring
d. Penggunaan penyokong atau korset pada abdomen maternal yang dapat
melonggarkan vena-vena panggul.
3. Insomnia

Pada ibu hamil, gangguan tidur umumnya terjadi pada trimester I dan trimester
III. Pada trimester III gangguan ini terjadi karena ibu hamil sering kencing ,
gangguan ini juga disebabkan oleh rasa tidak nyaman yang mengganggu gerak
ibu.

Beberapa cara untuk mengurangi gangguan insomnia, yaitu:

a. Ibu hamil diharapkan menghindari rokok dan minuman beralkohol


menghindari merokok dan mengkomsumsi alcohol pada saat hamil. Selain
membahayakan janin, rokok dan alcohol juga membuat ibu hamil sulit tidur.
b. Ibu hamil diharapkan menghindari kafein. Menghindari kafein dapat
membuat seseorang susah tidur dan membuat jantung berdebar. Selain,
selain dapat pada kopi, kafein juga terdapat pada teh soda, dan cokelat.
c. Sejukkan kamar tidur. Hentikan olahraga, setidaknya 3 atau 4 jam sebelum
tidur. Melakukan latihan fisik atau olahraga ringan selama hamil memang
sangat baik untuk menunjang kesehatan fisik dan mental ibu. Namun, jangan
sampai karena berolahraga, jangan sampai tubuh ibu tidak sempat untuk
beristirahat cukup setelah berolahraga.
d. Usahakan tidur sebentar di siang hari. Tidur di siang hari dapat membantu
ibu mengusir rasa lelah. Sebaiknya tidur di siang hari cukup dilakukan 30
sampai 60 menit saja . jika ibu terlalu lama tidur siang, bisa jadi ibu tidak
dapat tidur di malam hari.
e. Buat jadwal yang teratur. Mengatur waktu tidur dan bangun akan membantu
ibu untuk tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya. Untuk
mempermudah tertidur, usahakan agar ibu tenang dan rileks.
f. Biasakan miring kiri. Biasakan tidur dalam posisi miring ke kiri pada
trimester pertama sampai akhir kehamilan. Posisi tidurn miring ke kiri juga
akan membantu darah dan nutrisi mengalir lancer ke janin dan rahim, serta
membantu ginjal untuk sedikit memperlambat produksi urine. Membiasakan
tidur dalam posisi ini juga bermanfaat untuk membantu ibu tidur optimal
ketika perut semakin membesar pada trimester III.
g. Kurangi minum pada malam hari. Sebaiknya ibu lebih banyak minum pada
pagi dan siang hari untuk mengurangi frekuensi buang air kecil pada malam
hari yang berakibat juga ibu sering kencing pada malam hari.
h. Minum segelas susu hangat. Meminum gelas susu hangat akan membuat ibu
hamil mudah terlelap. Kandungan asam amino tryptophan yang terdapat
dalam susu akan meningkat kadar serotonin dalam otak dan membantu ibu
hamil tidur. Susu juga akan membangkitkan hormone melatonin dalam darah
yang membuat seseorang menjadi mudah mengantuk.

4. Nyeri punggung bawah (nyeri pinggang )

Nyeri punggung bawah ( nyeri pinggang ) merupakan nyeri punggung


yang terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan
meningkat intensitasnya seiring pertambah an usia kehamilann kerena nyeri ini
merupakan akibat pergeresan pusat gravitasi wanita tersebut dan postur
tubuhnya. Perubahan –perubahan ini di sebabkan oleh berat uterus yang
membesar. Jika wanita tersebut tidak member perhatian penuh terhadap postur
tubuhnya maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat
peningkat lordisis. Lengkung ini kemudian akan meregangkan otot punggung
dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri .Masalah memburuk apabila wanita
hamil memimiliki stuktur otot abdomen yang lemah sehinggah gagal
menopang berat rahim yang membesar . tanpa sokongan, uterus akan mengendur
. Kondisi yang membuat lengkung punggung semakin memanjang. Kelemahan
otot abdomen lebih sering terjadi pada wanta grande multipara yang tidak
pernah melakukan latihan untuk memperoleh kembali struktur otot abdomen
normal. Nyeri punggung juga bisa disebabkan karena membungkuk yang
berlebihan, berjalan tanpa istirahat, angkat beban, hal ini diperparah apabila
dilakukan dalam kondisi wanita hamil sedang lelah.
Mekanika tubuh yang tepat saat mengangkat beban sangat penting
diterapkan untuk menghindari peregangan otot tipe ini.

Berikut ini adalah dua prinsip penting yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil:

a. Tekuk kaki daripada membungkuk ketika mengambil atau mengangkat


apapun dari bawah
b. Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki yang lain
saat menekukan kaki sehingga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari
proses setengah jongkok.

Cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ini antara lain:

a. Postur tubuh yang baik


b. Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban
c. Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa
istirahat
d. Gunakan sepatu bertumit rendah; sepatu tumit tinggi tidak stabil dan
memperberat masalah pada pusat gravitasi dan lordosis
e. Jika masalah bertambah parah, pergunakan penyokong penyokong abdomen
eksternal dianjurkan (contoh korset maternal atau belly band yang elastic)
f. Kompres hangat (jangan terlalu panas) pada punggung (contoh bantalan
pemanas, mandi air hangat, duduk di bawah siraman air hangat)
g. Kompres es pada punggung
h. Pijatan/ usapan pada punggung
i. Untuk istirahat atau tidur; gunakan kasur yang menyokong atau gunakan
bantal dibawah punggung untuk meluruskan punggung dan meringankan
tarikan dan regangan.

5. Sering Buang Air Kecil

Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil disebabkan


oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung
kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat karena
kapasitas kandung kemih berkurang12. Sebab lain adalah karena nocturia yang
terjadinya aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang
berbaring pada saat tidur malam hari. Akibatnya adalah pola diurnal
kebalikannya sehingga terjadi peningkatan pengeluaran urin pada saat hamil tua.

Cara mengurangi ketidaknyamanan ini adalah:

1. Ibu perlu penjelasan tentang kondisi yang dialaminya mencangkup sebab


terjadinya
2. Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing
3. Mengurangi asupan cairan pada sore hari dan memperbanyak minum saat
siang hari
4. Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika nokturia
sangat mengganggu tidur pada malam hari
5. Batasi minum kopi, teh atau soda
6. Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur,
yaitu berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah
diuresis.

6. Hemorrhoids

Secara khusus ketidaknyamanan ini terjadi pada trimester II dan III hal ini sering
terjadi karena konstipasi. Sama halnya dengan varises, pembuluh darah vena
didaerah anus juga membesa. Diperparah lagi akibat tekanan kepala terhadap vena
di rectum ( bagian dalam anus). Konstipasi berkontribusi dalam menimbulkan
pecahnya hemorid sehingga menimbulkan perdarahan. Untuk menghindari
pecahnya pembuluh darah ini maka dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak serat,
banyak minum, buah dan sayuran. Kurangnya klep di pembuluh-pembuluh yang
berakibat pada perubahan secara langsung pada aliran darah. Pada kehamilan
progestron menyebabkan relaksasi dindiong vena dan usus besa.
Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanan-tekanan spesifik pada vena
hemorrhoid, tekanan mengganggu sirkulasi venous dan menyebabkan kongesti
pada vena pelvic.

Cara meringankan/mencegah :

a. Menghindari konstipasi
b. Menghindari ketegangan selama defekasi
c. Mandi air hangat/ kompres hangat, air panas tidak hanya memberikan
kenyamanan tapi juga meningkatkan sirkulasi
d. Kompres es/ garam Epsom
e. Latihan kegel, untuk mengencangkan otot-otot perineal
f. Istirahat di tempat tidur dengan panggul di turunkan dan dinaikan

7. Heart burn ( panas dalam perut)


Ketidaknyamanan ini mulai terasa selama trimester kedua dan makin
bertambah bersmaan dengan tambahnya usia kehamilan, hilang saat persalinan.
Heart burn istilah lain untuk regurgitasi/refluksi. Kandungan asam gastric (asam
klorida dalam lambung) pada esophagus bagian bawah oleh peristaltic balik.
Keasaman menyebabkan rasa terbakar pada kerongkongan dan tidak enak.

Penyebab dari ketidaknyamanan ini, adalah :

a. Relaksasi cardiac spinkter lambung karena efek meningkatnya jumlah


progesterone
b. Menurunnya mobilitas saluran cerna dihasilkan dari relaksasi otot polos,
yang kemungkinan karena meningkatnya progesterone dan tekanan uterus
c. Kehilangan ruang fungsi lambung karena tempatnya digantikan dan ditekan
oleh pembesaran uterus
Cara meringankan

a. Makan porsi kecil tapi sering


b. Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan yang digoreng/
makanan yang berbumbu merangsang
c. Hindari rokok, kopi, alcohol; cokelat (mengiritasi gastric)
d. Hindari berbaring setelah makan
e. Hindari minuman selain air putih saat makan
f. Kunyah permen karet
g. Tidur dengan kaki ditinggikan, sikap tubuh yang baik
Untuk mengatasi ketidaknyamanan ini, juga dapat dilakukan terapi, yaitu :

a. Gunakan antacid dengan kandungan sodium rendah (kombinasi hidroxida


alumunium dan magnesium)
b. Hindari kalsium karena dapat menimbulkan hiperaciditas (peningkatan asam
dalam lambung)
c. Hindari sodium bicarbonate, bismuth salicylate
Tanda bahaya :

a. Kehilangan berat badan/keletihan yang amat berat


b. Nyeri epigastrium disertai sakit kepala hebat, hipertensi dan edema patologis
pada trimester III (preeklamasia)
c. Nyeri perut yang hebat (abruption placenta, persalinan premature,
appendicitis)

8. Varises pada kaki

Ketidaknyamanan ini terjadi pada Trimester kedua dan ketiga. Akibat


tekanan pembuluh vena besar yang terletak dibelakang uterus, darah balik dari
tubuh bagian bawah terhambat dan menyebabkan peningkatn tekanan pembuluh
vena, akibatnya muncul varises. Vena membesar dan terasa nyeri. Lokasi
tersering munculnya adalah betis, paha dan vagina. Sehingga dianjurkan untuk
jangan berdiri lama, berbaringlah dengan posisi miring atau duduk dengan kaki
ditinggikan.

Cara mengatasinya , yaitu :


1. Tinggikan kaki sewaktu berbaring
2. Jaga agar kaki tidak bersilang
3. Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
4. Lakukan senam untuk melancarkan peredaran darah
5. Hindari pakaian atau korset yang ketat

F. Komplikasi dan Penyulit Kehamilan Trimester III


A. Plasenta Previa
1. Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
Penyebab plasenta previa belum jelas diketahui.
2. Klasifikasi
Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta
melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu:
a. Plasenta previa totalis: bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh
plasenta
b. Plasenta previa lateralis: bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup
oleh plasenta
c. Plasenta previa marginalis: bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir
pembukaan jalan lahir
d. Plasenta previa letak rendah: bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir
pembukaan jalan lahir.
3. Diagnosis
a. Anamnesis : adanya perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih 20
minggu dan berlangsung tanpa sebab.
b. Pemeriksaan luar: sering ditemukan kelainan letak. Bila letak kepala maka
kepala belum masuk pintu atas panggul.
c. Inspekulo: adanya darah keluar dari ostium uteri eksternum.
d. USG untuk menentukan letak plasenta.
e. Penentuan letak plasenta secara langsung dengan perabaan langsung melalui
kanalis servikaslis tetapi pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan perdarahan yang banyak. Oleh karena itu, cara ini hanya dilakukan di
atas meja operasi.
4. Penatalaksanaan
a. Penanganan konservatif
Dilakukan bila :
1. Kehamilan kurang 37 minggu
2. Perdarahan tidak ada atau sedikit (Hb masih dalam batas normal)
3. Belum ada tanda inpartu
4. Keadaan umum ibu cukup baik
5. Janin masih hidup
6. Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh perjalanan
selama 15 menit)
Penanganan konservatif berupa :
1. Istirahat
2. Memberikan sulfas ferosus per oral 60 mg selama 1 bulan untuk mengatasi anemia
3. Memberikan antibiotic bila ada indikasi
4. Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit
5. Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perwatan konservatif
maka laukan mobilisasi bertahap. Bila timbul perdarahan segera bawa ke rumah
sakit dan tidak boleh melakukan senggama
b. Penanganan aktif
Dilakukan bila :
1. Perdarahan banyak tanpa memandag usia kehamilan
2. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih
3. Anak mati
Penanganan aktif berupa:
1. Rencanakan terminasi kehamilan jika:
2. Janin matur
3. Janin mati atau menderita anomaly atau keadaan yang mengurangi kelangsungan
hidupnya (misalnya anensefali)
4. Pada perdarahan aktif dan banyak, segera dlakukan terapi aktif tanpa memandang
maturitas janin
5. Jika terjadi plasenta previa letak rendah dan perdarahan yang terjadi sedikit,
persalinan pervaginam masih mungkin. Jika tidak, dilakukan section caesarea.

B. Solusio Plasenta
1. Pengertian
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan
maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir.
Definisi ini berlaku dengan masa gestasi diatas 22 minggu atau berat
janin diatas 500 gram. Istilah solusio plasenta juga dikenal dengan istilah dengan
istilah abruption plasenta atau separasi premature dari plasenta. Placenta dapat
lepas seluruhnya yang disebut solusio plasenta totalis atau terlepas sebagian
yang diebut solusio plasenta parsialis atau terlepas hanya pada sebagian kecil
pinggir plasenta yang sering disebut rupture sinus marginalis.
2. Penyebab
Penyebab solusio plasenta belum diketahui. Keadaan berikut merupakan faktor
predisposisi/ pemicu timbulnya solusio plasenta, yaitu :
a. Terdapat efusi darah di belakang plasenta, tetapi tepinya masih tetap
melekat
b. Tali pusat pendek
c. Darah memperoleh akses kerongga amnion setelah menembus membrane
d. Takanan oleh rahim yang membesar pada vena cava inferior
e. Usia lanjut
f. Multiparitas
g. Kepala janin memenuhi segmen bawah uterus sehingga darah tidak dapat
lewat
3. Tanda dan gejala solusio plasenta berat :
a. Sakit perut bagian atas dan terasa mulas terus menerus
b. Nyeri tekan pada uterus
c. Uterus teraba tegang dan bagian janin tidak teraba
d. Perdarahan pervaginam
e. Syok
f. Bunyi jantung janin tidak terdengar lagi
g. Air ketuban mungkin telah berwarna kemerah – merahan karena bercampur
darah

4. Penatalaksanaan

Tergantung dari berat ringannya kasus. Pada solusio plasenta ringan dilakukan
istirahat, pemberian sedative lalu tentukan apakah gejala semakin progresif atau
akan berhenti. Selama perawatan dilakukan pemeriksaan Hb, fibrinogen,
hematokrit dan trombosit.

Pada solusio plasenta sedang dan berat maka penanganan bertujuan untuk
mengatasi renjatan, memperbaiki anemia, menghentikan perdarahan dan mengosongkan
uterus secepat mungkin. Penatalaksanaanya meliputi:
a. Pemberian transfuse darah
b. Pemecahan ketuban (amniotomi)
c. Pemberian infuse oksitosin
d. Kalau perlu dilakukan section sesarea
Bila diagnose solusio plasenta secara klinis sudah dapat ditegakan, berarti
perdarahan yang terjadi minimal 1000 cc sehingga transfuse darah harus diberikan
minimal 1000 cc. ketuban segera dipecahkan dengan maksud untuk mengurangi
regangan dinding uterus dan untuk mempercepat persalinan diberikan infuse oksitosin 5
UI dalam 500 cc dekstrose 5%.
Seksio sesar dilakukan bila:
a. Persalinan tidak selesai atau diharapkan tidak selesai dalam 6 jam
b. Perdarahan banyak
c. Pembukaan tidak ada atau kurang 4 cm
d. Panggul sempit
e. Letak lintang
f. Preeclampsia berat
C. Prematur Ruptured of Membranes (PROM)
Prematur ruptured of membranes adalah pecahnya membran ketuban janin
secara spontan sebelum usia 37 minggu atau sebelum persalinan dimulai. (american
collage of obsttricans and gynecologist, 2007).
Rupture ini disebabkan oleh berbagai hal, tetapi banyak yang pecaya bahwa infeksi
intrauterin adalah faktor predisposisi utama. (gomez, dkk., 1997;Mercer 2003)
Dalam obstretrik pecahnya ketuban saat usia kehamilan aterm merupakan proses
yang normal sebagai tanda persalinan akan dimulai. PROM yang terjadi pada usia
kehamilan <37 minggu biasa disebut sebagai preterm premature rupture of
membrane.
Komplikasi PPROM 10% terjadi pada seluruh ibu hamil dan 2-4% terjadi pada
kehamilan belum cukup bulan. Insiden terjadinya PPROM dilaporkan menurut
literature rata-rata 3-18,5%. Ketika selaput ketuban pecah antara usia kehamilan 28-
34 minggu, 50% pasien mengalami proses persalinan dalam waktu 24 jam dan 80-
90% melahirkan pada cukup bulan. Dan jika ketuban pecah sebelum usia kehamilan
26 minggu, sekitar 50% pasien melahirkan pada minggu tersebut.
Persalinan prematur biasanya terjadi karena infeksi intrauteri, hambatan
pertumbuhan janin, plasenta previa, diabetes ibu, faktor lingkungan, hipertensi ibu.

D. Infeksi Saluran Kemih


Infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang paling sering terjadi selama
kehamilan (4-10%). Meskipun bakteriuria asimptomatik paling sering dijumpai,
infeksi asimptomatik dapat melibatkan traktus yang lebih bawah dan
menyebabkan sistisi, atau bisa juga melibatkan kaliks, pelvic dan parenkim
ginjal dan menyebabkan pielonefritis.
Dikatakan ISK bila ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000/ ml
pada pemeriksaan urin. Beberapa peneliti berpendapat bahwa jumlah bakteri
20.000-50.000 telah menunjukan infeksi aktif.
Walaupun infeksi dapat terjadi karena penyebaran kuman melalui pembuluh
darah atau saluran limfe, tetapi yang terbanyak dan tersering adalah kuman –
kuman naik keatas melalui uretra, ke dalam kandung kemih, dan saluran kemih
yang lebih atas.

E. Hipertensi
Keadaan esensial adalah kondisi permanen meningkatnya tekanan darah dimana
biasanyatidak ada penyebab yang nyata. Kadang – kadang keadaan ini
dihubungkan dengan penyakit ginjal, penyempitan aorta, dan keadaan ini lebih
sering muncul pada saat kehamilan.
Wanita hamil dikatakan menderita hipertensi esensial jika tekanan darah pada
awal kehamilannya mencapai 140/ 90 mmHg. Yang membedakannya dengan
preeclampsia yaitu faktor – faktor hpertensi esensial muncul pada awal
kehamilan, jauh sebelum terjadi preeklamsi, serta tidak terjadi oedema dan
proteinuria. Selama trimester ii kehamilan, tekanan darah turun dibawah batas
normal, selanjutnya meningkat lagi sampai ke nilai awal atau kadang – kadang
lebih tinggi.
a. Penatalaksanaan
Wanita dengan hipertensi esensial harus mendapat pengawasan yang ketat dan
harus dikonsultasikan pada dokter untuk proses persalinannya. Selama tekanan
darah ibu tidak meningkat sampai 150/ 90 mmHg berarti pertanda baik. Dia
dapat hamil dan bersalin normal tetapi saat hamil dianjurkan untuk lebih banyak
istirahat dan menghindari paningkatan berat badan terlalu banyak. Kesejahteraan
janin dipantau ketat untuk mendeteksi adanya retardasi pertumbuhan. Kehamilan
tidak dibolehkan melewati aterm karena kehamilan postterm meningkatkan
resiko terjadinya insufisiensi plasenta janin. Jika perlu dapat dilakukan induksi
apabila tekanan darah maningkat atau terdapat tanda – tanda Intra Uterine
Growth Retardation (IUGR).
Merupakan pertanda kurang baik jika tekanan darah sangat tinggi. Jika
ditemukan tekanan darah 160/ 100 mmHg, harus dirawat dokter di rumah sakit.
Obat – obat antihipertensi dan sedatif boleh diberikan untuk mengontrol tekanan
darah. Anamnesa juga diperlukan untuk mengeluarkan ibu dari preekalmsia.
Keadaan ibu mungkin berkembang menjadi preeklamsia atau mengalami
abrupsio plasenta dan kadang – kadang gagal ginjal merupakan komplikasi. Jika
tekanan darah sangat tinggi, 200/ 120 mmHg atau lebih, mungkin terjadi
perdarahan otak atau gagal jantung.
Janin juga beresiko, karena kurangnya sirkulasi plasenta, yang dapat
menyebabkan kejadian Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) dan hipoksia.
Jika tekanan darah tidak dapat dikendalikan atau terdapat tanda – tanda IUGR
atau hipoksia, dokter dapat menghindari resiko yang serius dengan mempercepat
persalinan. Hal ini dapat dilakukan dengan menginduksi persalinan, atau jika
keadaan berbahaya atau lebih akut, atau meningkat pada awal persalinan,
persalinan dapat dilakukan dengan cara section caesarea.

G. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III


a. Nutrisi
Kecukupan gizi ibu hamil diukur berdasarkan kenaikan berat badan. Kalori ibu hamil
300-500 kalori lebih banyak dari tidak hamil. Kenaikan BB ibu hamil trimester tiga.,
sekitar 0.3-0.5 kg/minggu, kebtuhan protein 30gr lebh banyak dari biasanya.
b. Seksual
Hubungan seksual pada trimester tiga tidak berbahay kecuali ada riwayat sering abortus,
perdarahan pervginam, terdapat tanda infeksi dengan adanya pengeluaran cairan disertai
rasa nyeri dan panas pada jalan lahir.
Pada trimester ketiga minat menurun lagi, libido dapat turun kembali ketika kehamilan
memasuki trimester ketiga. Rasa nyaman sudah jauh berkurang. Pegal dipunggung dan
pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak dan kembali merasa
mual, iyulah beberapa penyebab menurunnya minat seksual.
c. Istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani, rohami, untuk
kepentingan pertumbuhan dan janin. Kebutuhan tidur malam 8 jam/hari.
d. Kebersihan diri
Ibu penting menjaga kebersihan, perawatan payudara penting untuk persiapanlaktasi,
penggunaan BH yang longgar dan menyangga membantu perkembangan payudara.
(Persis Mary Hamliton, 1995:85)

H. Terapi komplementer Asuhan Kehamilan


1. Hypnotherapy
suatu terapi yang dilakukan dengan cara hipnosis yakni perubahan status
kesadaran saat konsentrasi individu terfokus dan distraksi minimal, hipnosis juga
bisa digunakan untuk mengendalikan nyeri, hipnosis dapat mencegah stimulus
nyeri dalam otak menembus pikiran sadar, hipnosis bekerja dengan mengaktifkan
saraf dalam otak yang menyebabkan pelepasan zat seperti morfin alamiah yang
disebut enkefalin dan endorphin (Kozier, 2011).
2. Hypnobirthing
Metode hypnobirthing adalah salah satu metode otohipnosis (selfhypnosis)
dalam menghadapi dan menjalani kehamilan serta persiapan melahirkan sehingga
mereka mampu menghadapi proses kehamilan dan persalinan dengan lancar.
Dasar dari Hypnobirthing adalah relaksasi yang mendalam, lewat pola pernafasan
perlahan dan dalam sehingga tubuh secara otomatis melepaskan endorphin yang
bermanfaat untuk mengurangi bahkan bisa menghilangkan rasa sakit pada saat
kontraksi sehingga ibu menikmati proses persalinan yang aman, lembut, lancar dan
nyaman. Manfaat hypnobirthing antara lain:
a. Bagi Ibu
1) Menghadirkan rasa nyaman, relaks dan aman menjelang kelahiran
2) Mengeliminasi stres dan ketakutan menjelang kelahiran
3) Mampu mengontrol rasa sakit saat kontraksi uterus
4) Membantu untuk meningkatkan ketenangan diri saat persalinan
5) Martin, A.A et al (2001) : Hipnobirth mempercepat kala 1 (3 jam pada
primi dan 2 jam pada multi), mengurangi risiko komplikasi, mempercepat
proses penyembuhan pada post partum
6) Meningkatan kadar endorpin dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri
saat kontraksi
7) Membantu suplai oksigen pada bayi selama proses persalinan
8) Membantu kondisi janin dari terlepasnnya lilitan tali pusat bahkan bisa
memperbaiki posisi janin letak sungsang menjadi verteks
b. Bagi Bayi
1) Getaran tenang dan damai akan dirasakan oleh janin
2) Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan yang sehat akan
memberikan hormon-hormon yang seimbang ke janin lewat plasenta
c. Bagi Suami/Pendamping
1) Suami/pendamping perslinan menjadi lebih tenang dan
mendampingi proses persalinan
2) Emosi suami menjadi stabil dalam kehidupan sehari-hari
3) Membantu memperbaiki dan memperkuat hubungan ikatan istri, suami dan
bayi
4) Aura positif dan tenang suami akan mempengaruhi aura ibu bersalin dan
orang-orang disekitarnya
3. Hypnobreastfeeding
Intervensi hypnobreast-feeding merupakan salah satu persiapan ibu dari
segi pikiran (mind ) meliputi ketenangan pikiran, sehingga ibu percaya diri
bahwa dirinya mampu memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang bayi. Persiapan dari segi jiwa ( soul ) meliputi niat
yang tulus ikhlas untuk memberikan yang terbaik bagi bayi. Ketenangan
pikiran dan keikhlasan ibu untuk menyusui bayinya merupakan faktor
pendukung yang tidak kalah pentingnya dengan persiapan fisik seperti gizi
seimbang, minum cukup, pijat payudara, dan manajemen menyusui yang
benar.
4. Senam Hamil
Senam hamil merupakan latihan yang dilakukan oleh ibu hamil untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil, memperlancar
peredaran darah, mengurangi keluhan kram atau pegal-pegal, dan
mempersiapkan pernafasan, aktifitas otot dan panggul untuk menghadapi
proses persalinan yang aman, lancar dan spontan. Kontraindikasi: preeklamsia,
KPD, perdarahan trimester II dan III, kemungkinan lahir prematur, incopeten
cervik, diabetes, anemia, thyroid, aritimia, palpitasi, riwayat perdarahan,
penurunan / kenaikan BB berlebihan.
5. Akupresur
Dari beberapa hasil literature review terhadap artikel jurnal, dapat
dijelaskan bahwa intervensi keperawatan komplementer akupresur pada titik
P6 yang dikombinasikan dengan titik ST36 dapat dikategorikan sebagai
intervensi yang aman dan cukup efektif dalam mengurangi mual dan muntah
pada ibu hamil yang yang belum memerlukan antiemetik dan dalam kategori
mual dan muntah ringan dan sedang. Akupresur pada titik perikardium 6 (P6)
dan St36 dilakukan selama 9 sampai 10 hari. Terapi akupressur, dimana terapi
ini dilakukan dengan cara menekan secara manual pada P6 pada daerah
pergelangan tangan yaitu 3 jari dari daerah distal pergelangan tangan antara
dua tendon dan dikombinasikan dengan titik ST36. Terapi ini menstimulasi
sistem regulasi serta mengaktifkan mekanisme endokrin dan neurologi, yang
merupakan mekanisme fisiologi dalam mempertahankan keseimbangan
(Runiari, 2010). Selain pada ibu hamil, terapi akupressur juga dapat dilakukan
pada ibu bersalin, dimana sebagian besar ibu bersalin mengalami rasa nyeri
pada waktu melahirkan, namun intensitas nyeri ini berbeda setiap ibu bersalin
(Yanti, 2013).
Akupresur merupakan salah satu teknik nonfarmakologis yang paling
efektif dalam manajemen nyeri persalinan dan merupakan pendekatan
pengobatan Timur Kuno serta teknik untuk melancarkan energi vital yaitu:
menekan titik tertentu (yang dikenal dengan nama acupoint ) dengan
menggunakan telunjuk maupun ibu jari untuk menstimulasi aliran energi di
meridian (Turana, 2010).
Akupresur dilakukan pada titik L14 dan Sp 6. Titik L14 terletak antara
tulang metakarpal pertama dan kedua (antara ibu jari dan jari telunjuk)
pada bagian distal lipatan pada kedua tangan. Sedangkan titik Sp 6 terletak
empat jari diatas mata kaki dalam. Ketika seseorang diberi
akupresur , maka endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor di
dalam hipothalamus dan sistem limbik yang berfungsi sebagai zat penghilang
rasa sakit secara alami diproduksi dalam tubuh, yang memicu respons
menenangkan dan membangkitkan semangat di dalam tubuh, memiliki efek
positif pada emosi, dapat menyebabkan relaksasi dan normalisasi fungsi tubuh
(Tournaire and Yonneau, 2013).
6. Pijat Perineum
Pijat ini dilakukan beberapa minggu sebelum melahirkan tujuannya
adalah untuk meningkatkan peredaran darah / meningkatkan elastisitas
perenium, mencegah terjadinya robekan perineum maupun episiotomi.
Disamping itu juga untuk mempersiapkan jaringan perenium dengan baik
untuk proses peregangan pada saat persalinan akan mengurangi robekan
perenium dan mempercepat proses penyembuhan. Keuntungan masase
perineum antara lain:
a. Menstimulasi aliran darah ke perineum yang akan membantu mempercepat
proses penyembuhan setelah melahirkan
b. Membantu ibu lebih santai di saat pemeriksaan vagina
c. Membantu menyiapkan mental ibu terhadap tekanan regangan perineum di
kala kepala bayi akan keluar
d. Menghindari terjadinya episiotomi
e. Melancarkan aliran darah ke daerah perineum dan vagina
f. Dengan masase aliran hormon membantu melemaskan otot-otot
dasar panggul sehingga proses persalinan menjadi lebih mudah
g. Membantu ibu mengontrol diri saat mengejan
7. Aromaterapi
Aroma terapi ialah salah satu jenis pengobatan alternative yang
menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai
minyak essensial, dan senyawa aromatic lainnya dari tumbuhan yang bertujuan
untuk mempengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang. Cara penggunaan
aroma terapi dapat dengan penghirupan, pengompresan, pengolesan
dikulit, perendaman dan akan lebih efektif disertai pijatan. Aromaterapi bisa
membantu ibu hamil mengoptimalkan kondisi agar kehamilan sehat dan
persalinan lancar.
Aromaterapi adalah metode pengobatan untuk merevitalisasi
(menggiatkan kembali) dan meregulasi (mengatur) kinerja organ-organ tubuh
dengan menggunakan minyak esensial (sari pati) dari tumbuh-tumbuhan
beraroma. Manfaatnya, antara lain melancarkan sirkulasi darah, meringankan
beberapa keluhan yang kerap timbul selama hamil dan membantu melancarkan
proses persalinan. Manfaat pada masa kehamilan:
a. Membantu menghilangkan stres, meningkatkan energi, dan meringankan
ketidaknyamanan fisik yang terkait dengan kehamilan
b. Mampu memelihara kulit serta menghaluskan jaringan parut yang umum
timbul pada masa kehamilan.
c. Untuk meningkatkan kesehatan dan mood pada wanita hamil.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS TERHADAP Ny.S
DI BPM ELI SURYANTI A.Md.Keb, RUMBIA, LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2018

S : SUBYEKTIF
A. Indentitas / Biodata
Nama Pasien / Klien: Ny. S Nama Suami : Tn. S
Umur : 33 tahun Umur : 34 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : RB 3 Alamat : RB 3

B. Anamnesa Pada Tanggal 04 Maret 2018 Pukul : 17.00 WIB


1. Alasan Kunjungan saat ini
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan tidak ada keluhan.
a. Keluhan yang dirasakan
1) Rasa lelah : ibu mengatakan ia tidak terlalu sering merasa
lelah
2) Mual dan muntah yang lama : ibu tidak mual dan muntah
yang lama
3) Nyeri : ibu mengatakan tidak merasakan nyeri
4) Panas, menggigil : ibu mengatakan tidak panas atau
menggigil
5) Sakit kepala berat : ibu mengatakan tidak pernah merasakan sakit
kepala yang berat
6) Penglihatan : ibu mengatakan tidak pernah mengalami penglihatan
yang kabur
7) Rasa nyeri / panas waktu BAK : ibu mengatakan tidak nyeri / panas
waktu BAK
8) Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya : ibu mengatakan tidak
merasa gatal pada vulva
9) Pengeluaran cairan pervaginam : ibu mengatakan tidak ada
pengeluaran cairan dari vagina
10) Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : tidak ada
11) Oedema : tidak ada odema pada tungkai kaki

b. Diet/makan
Makan sehari-hari
Sebelum hamil : ibu makan satu porsi nasi,lauk-pauk 3 kali/hari
Setelah hamil : ibu makan satu porsi nasi,lauk-pauk 3 kali/hari
Minum sehari-hari:
Sebelum hamil : 6-7 gelas/hari
Setelah hamil : 8-9 gelas/hari
c. Pola eliminasi
BAB
Sebelum hamil : 1 kali/hari
Setelah hamil : 1 kali/hari
BAK
Sebelum hamil : 5-6 kali/hari
Setelah hamil : 8-9 kali/hari
d. Aktivitas sehari-hari
Pola istirahat dan tidur :
Malam : 8-9 jam/hari
siang : 1-2 jam/hari
Pekerjaan : IRT
e. Imunisasi : TT 1 : Sudah
TT 2 : Sudah
TT 3 : Sudah
TT 4 : -
f. Kontrasepsi yang digunakan : ibu mengatakan menggunakan alat
kontrasepsi KB suntik 3 bulan

2. Riwayat Kehamilan, nifas yang lalu


Tgl/ Tempat Usia Jumlah Penolong Penyulit Jenis BB PB Keadaan
tahun Persalinan kehamilan kehamilan kehamilan kehamilan anak
lahir dan sekarang
persalinan
03 Bidan 39 1 2 Tidak ada Perempuan 3100gr 50 Sehat
maret Minggu cm
2010
Ibu mengatakan ini kehamilan ke tiga dan pernah mengalami satu kali keguguran serta
sudah pernah melahirkan satu kali.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita :
- Jantung : ibu mengatakan tidak menderita penyakit jantung
- Tekanan darah tinggi : ibu mengtatakan sedang tidak menderita
tekanan darah tinggi
- Hepar : ibu mengatakan tidak menderita penyakit hepar
- Diabetes melitus : ibu mengatakan tidak menderita DM
- Penyakit hubungan seksual dan HIV / AIDS : ibu mengatakan tidak
menderita HIV/AIDS
- Campak : ibu mengatakan tidak menderita penyakit campak
- Tuberkulosis : ibu mengatakan tidak menderita penyakit tuberkulosis
- Gangguan mental : ibu tidak menderita ganggauan mental
- Operasi : ibu mengatakan tidak pernah operasi
- Lain – lain : tidak ada
2) Perilaku kesehatan
- Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenisnya
Ibu mangatakan tidak menggunakan alkohol dan obat-obatan
sejenisnya.

- Obata-obatan/jamu yang sering digunakan


Ibu mengatakan tidak menggunakan obat-obatan/jamu.

- Merokok, makan sirih


Ibu mengatakan ia tidak merokok dan tidak makan sirih.

- Iritasi vagina/ganti pakaian dalam


Ibu mengatakan tidak iritasi vagina dan ganti pakaian dalam 2x sehari.

- Senam hamil

Ibu mengatakan melakukan senam hamil 2x dalam seminggu

- Breast care

Ibu mengatakan melakukan perawatan payudara seminggu 2 kali

b. Riwayat Sosial
- Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan : Ya
- Respon terhadap kehamilan : Ibu dan keluarga senang dengan
kehamilannya
- Status Perkawinan : SAH
- Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas
Ibu mengatakan tidak ada kepercayaan

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


(tanyakan tentang penyakit-penyakit keturunan)

Ibu mengatakan ia dan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit


keturunan.

d. Rencana Kelahiran
Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk membantu persalinan
ibu mengatakan ia ingin bersalin ditolong oleh bidan
e. Rencana persalinan bila terjadi komplikasi
1) Tempat rujukan yang dituju jika terjadi komplikasi : Dokter
2) Persiapan transportasi : ada
3) Persiapan penyediaan donor darah : ada
4) Identifikasi pengambil keputusan kedua : suami

O: OBYEKTIF
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : compos mentis
Tinggi Badan : 153 cm Berat Badan : 60 kg
Tekanan Darah : 123/80 mmHg Pernafasan : 20 x/m
Nadi : 88x/m Suhu Tubuh : 36,50C
Lila : 25 cm

2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
1) Mata :
- Kelopak mata : simetris kanan dan kiri
- Konjungtiva : merah muda
- Sklera : tidak ikterik
2) Hidung
Bentuk : Simetris

Keadaan : Bersih

Fungsi : Baik

3) Mulut dan gigi


Lidah graham : tidak ada radang dan bersih

Gigi : tida ada caries gigi

4) Kelenjar thyroid :
Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran

Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran


5) Dada
Payudara

Puting susu : menonjol

Pembesaran : ada pembesaran

Simetris : kanan dan kiri

Pengeluaran : belum ada pengeluaran colostrum

Rasa nyeri : ibu tidak merasakan nyeri

Lain-lain : tidak ada

6) Perut : Bentuk simetris, membesar sesuai dengan usia


kehamilan, letak memanjang, tidak ada bekas luka operasi, keadaan
bersih.

7) Genetalia : (di berikan pertanyaan) ibu mengatakan keputihannya


sudah berkurang

8) Extermitas
Atas : Bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada
oedema, keadaan bersih.

Bawah : Bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada


oedema, dapat berfungsi dengan baik.

a. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari atas pusat, teraba bagian
lunak, bulat dan tidak melenting (bokong)
Mc.donald : 28 cm
Tafsiran Berat Janin : (28-12) x 155: 2480 gram
1. Leopold II : pada kiri perut ibu teraba bagian-bagian
kecil (ekstremitas), pada bagian kanan perut ibu teraba
bagian rata, keras dan memanjang seperti papan
(punggung)
2. Leopold III : pada bagian bawah perut ibu teraba satu
bagian bulat, keras dan melenting (kepala)
3. Leopold IV : tidak dilakukan (kepala belum masuk
PAP)
b. Auskultasi
a. DJJ terdengar jelas dibawah pusat sebelah kanan
Frekuensi : 140 x/menit teratur

Perkusi : Refleks patella (+)

3. Pemeriksaan Laboraturium:
Hemoglobin (Hb) : 11gr%
Protein Urine : -
Glukosa Urine : -
HIV :-

A: ANALISA DATA
Diagnosa : G3P1A1, usia kehamilan 29 minggu, janin tunggal hidup
intrauterine, presentasi kepala, saat ini kondisi ibu dan janin baik.
DS : Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga, pernah mengalami keguguran
satu kali dan saat ini tidak ada keluhan yang dirasakan.
DO : Tanda-tanda vital
TD: 123/80 mmHg RR: 20x/menit Lila: 25 cm
TB: 153 cm N: 88x/menit DJJ: 135x/menit
BB: 60 kg S: 36,50C TBJ: 2480 gram
Masalah : Tidak ada
P: PELAKSANAAN
Tanggal 04 Maret 2018, Pukul 17.00 WIB
1. Melakukan pemeriksaan dan memberitahu ibu bahwa kondisi dan janinnya dalam
keadaan normal
Hasil: TD : 123/80 mmHg, RR : 20x/menit, Nadi : 88x/menit, Suhu : 36,5gr% ,
DJJ : 135x/menit, TBJ : 2480 gram, Lila: 25cm TP : 02 Desember 2017.
Rasional: Penyampaian dan penjelasan tentang hasil pemeriksaan sangat penting
agar ibu dapat mengetahui perkembangan kehamilannya
Evaluasi: (ibu mengerti dan mengetahui kondisi dan janinnya saat ini)
2. Memberitahu ibu untuk tetap melakukan breast care dirumah
Rasional: supaya merangsang cepatnya pengeluaran ASI
Evaluasi: (ibu mengerti dan akan melakukannya dirumah)
3. Memberitahu ibu untuk mengonsumsi makanan yang dapat memperlancar
pengeluaran ASI seperti (bayam, katu, labu, jagung, serta makanan yang
mengandung tinggi protein seperti ikan, daging, telur dan meminum air mineral
serta susu)
Rasional: karena ibu hamil harus mengetahui makanan yang bergizi untuk
pemenuhan nutrisi dan memperlancar pengeluaran ASI
Evaluasi: (ibu mengerti dan akan mengonsumsinya dirumah)
4. Memberitahu ibu untuk tetap mengonsumsi tablet Fe dan vitamin 1 kali/hari,
diminum sebelum tidur yang berguna mencegah terjadinya mual
Rasional: dengan memberikan tablet fe dan vitamin akan menghindari ibu dari
anemia (kekurangan darah) serta dapat menjaga stamina ibu
Evaluasi: (ibu mengerti dan akan meminumnya dirumah)
5. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan, seperti perdarahan, sakit
kepala hebat, penglihatan kabur, bengkak diwajah dan ektremitas, gerakan janin
tidak terasa dan nyeri ulu hati.
Rasional: agar jika terjadi salah satu tanda bahaya tersebut, ibu bisa langsung
memeriksakan dirinya
Evaluasi: (ibu mengerti tentang tanda bahaya kehamilan)
6. Memberitahu ibu untuk tidak melakukan aktifitas fisik berlebihan
Rasional: agar ibu tidak kelelahan karena akan menyebabkan kontraksi
Evaluasi: (ibu mengerti dan tidak akan melakukan aktifitas fisik berlebihan)
7. Memberitahu ibu untuk tidak berdiri, berjalan dan jongkok terlalu lama
Rasional: karena bisa menyebabkan kaki bengkak, dan bisa menyebabkan
kelelahan pada ibu
Evaluasi: (ibu mengerti dan tidak akan melakukan hal tersebut)
8. Memberitahu ibu untuk tidak mengangkat benda-benda berat
Rasional: karena bisa menyebabkan nyeri punggung dan kelelahan serta resiko
terpeleset dan jatuh
Evaluasi: (ibu mengerti dan tidak akan melakukan hal tersebut)
9. Menganjurkan ibu untuk membaca dan memahami isi buku KIA (kesehatan ibu
dan anak)
Rasional: supaya pengetahuan ibu bertambah dan ibu memahami setiap isi dari
buku KIA tersebut
Evaluasi: (ibu mengerti dan bersedia membaca buku KIA tersebut)
10. Memberitahu dan menanyakan pada ibu mengenai persiapan persalinan
Rasional: untuk mengetahui apakah ibu sudah mempersiapkan untuk proses
persalinannya
Evaluasi: (ibu sudah mengerti dan sudah mempersiapkan mengenai persiapan
persalinan, ibu sudah menyiapkan dana persalinan, ibu berencana akan
melahirkan di bidan, ibu sudah menyiapkan pendonor darah, sudah menyiapkan
kendaraan)
11. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi pada tanggal
18 Maret 2018 atau jika ibu mengalami keluhan
Rasional: memantau perkembangan kehamilan ibu dan kondisi janinnya
Evaluasi: (ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang)
BAB IV
PENUTUP

A. Pembahasan
Adapun kesimpulan yang didapat dari pengkajian data mengenai asuhan
kebidanan pada ibu hamil yaitu:
1. Berdasarkan data subjektif NY “S” datang ke BPM Eli Suryanti, A.Md.Keb untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan dengan usia kehamilan 29 minggu.
2. Berdasarkan data objektif serta semua hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
keadaan umum NY “S” dalam batas normal.
3. Berdasarkan data subjektif dan data objektif dapat dirumuskan diagnosa NY “S”
G3P1 A1 Umur Kehamilan 29 minggu tidak memiliki keluhan
4. Dari analisa data tersebut dapat melaksanakan perencanan asuhan kebidanan yang
sesuai dengan manajemen pelayanan kebidanan mengenai pada NY “S” G3P1A1
Umur Kehamilan 29 Minggu.

B. Saran
Diharapkan bagi pembaca khususnya kita sebagai Mahasiswa Kebidanan dapat
mengetahui dan memahami bagaimana cara pendokumentasiaan kebidanan pada ibu
hamil dan sebagai tolak ukur dalam praktek kebidanan selanjutnya menjadi lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Varney,Helen.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I.Jakarta: EGC


Prawirohardjo,Sarwono.2007.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka

Irianti Bayu dkk,.2013. Asuhan Kehamilan Bebasis Bukti. Bandung: SAGUNG SETO

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung,


edisi 1983.

Hani, ummi. dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika

Sulistyawati. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Buku kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta: Kementerian Kesehatan dan JICA ( Japan International Cooperation
Agency)

http://lien-fea.blogspot.co.id/2014/09/asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-normal.html
[06 Maret 2018]

Anda mungkin juga menyukai