Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga

Berencana (KB). Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien

dalam memilih dalam memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai

dengan pilihannya dan dapat membuat klien merasa lebih puas. Konseling yang

baik juga akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama

dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga akan mempengaruhi

interaksi antara petugas dan klien karena dapat meningkatkan hubungan dan

kepercayaan yang sudah ada. (Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2006)

Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan aspek

pelayanan KB dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada

satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling yang

baik dan infromasi yang baik, harus di terapkan dan dibicarakan secara interaktif

sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang ada.

Selanjutnya dengan informasi yang lengkap dan cukup akan memberikan

keleluasaan kepada klien dalam memutuskan untuk memilih kontrasepsi

(Informed Choice) yang kan digunakannya. (Panduan Praktis Pelayanan

Kontrasepsi, 2006)
Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama kita

kenal. KB artinya merencanakan jumlah anak sesuai kehendak kita, dan

menentukan sendiri kapan kita ingin hamil (Kesrepro,1997).

Menurut WHO (World Health Organisation) KB adalah tindakan yang

membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-

objektif tertentu, untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,

mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di antara

kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami

isteri, menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hanafi Hartanto,2004). Menurut

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, (1996), setiap tahun, lebih dari 600.000

wanita di dunia meninggal akibat komplikasi kehamilan saat melahirkan, 99%

kematian itu terjadi di negara berkembang. Dalam jangka waktu yang sama, tak

kurang dari 50 juta aborsi akibat kehamilan tak diinginkan terjadi di muka bumi

ini (Dipo Handoko,2001).

Saat ini diketahui jumah penduduk Indonesia sebesar 225,5 juta penduduk

dengan rata-rata petumbuhan penduduk sebesar 1,3%. Pemerintah merencanakan

untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut hingga 1,14% pada tahun

2009 (Depkes, 2008).

Komponen dalam pelayanan KB yang dapat diberikan adalah KIE

(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), konseling, pelayanan kontrasepsi (PK),

pelayanan infertilitas, pendidikan seks, konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi

perkawinan, konsultasi genetik, tes keganasan, adopsi (Hanafi Hartanto,2004).


Secara pendekatan sosioekonomi pengontrolan kelahiran penting untuk

meningkatkan kualitas hidup dan memberi efek yang positif terhadap kebahagian

keluarga juga lingkungan sekitar (Cunningham,2005).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat secara umum

terhadap penggunaan alat kontrasepsi.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Untuk membantu penerapan alat kontrasepsi kepada masyarakat.

2 . Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan

alat kontrasepsi.

b. Untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap penggunaan alat

kontrasepsi.

c. Untuk mengetahui tingkat perilaku masyarakat terhadap penggunaan alat

kontasepsi.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Teori


a. Pengertian
a) Pengertian KB
Keluarga Berencana menurut World Health Organization (WHO)
Expert Commite (1970) dalam Suratun dkk. (2008) adalah suatu tindakan
yang membantu individu atau pasangan suami untuk:
1. Mendapatkan objektif-objektif tertentu.
2. Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.
3. Mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan.
4. Mengatur interval diantara kehamilan.
5. Mengontrol waktu kelahiran dalam hubungan dengan suami istri.
6. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.

KB menurut Undang-undang (UU) No. 52 tahun 2009 pasal 1 (8)


dalam Arum dan Sujiatini (2009) tentang perkembangan dan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtra adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan,
melalui promosi perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi
untuk mewujutkan keluarga yang berkualitas.

b) Pengertian Kontrasepsi
Menurut Wiknjosastro (2007) Suratun dkk. (2008), kontrasepsi
berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau
“mencegah” sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi
adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma.
Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen.
Syarat-syarat kontrasepsi yang ideal antara lain:
1. Dapat dipercaya.
2. Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan.
3. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan.
4. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus.
5. Tidak memerlukan motivasi terus-menerus.
6. Mudah pelaksanaannya.
7. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.
8. Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.

Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat


sementara atau menetap, yang dapat dilakukan tanpa menggunakan alat,
secara mekanis, menggunakan alat/obat, atau dengan operasi
(Wiknjosastro, 2006).

Metode kontrasepsi dapat digunakan oleh pasangan usia subur secara


rasional berdasarkan fase-fase kebutuhan seperti:
1. Masa menunda kehamilan.
2. Masa mengatur atau menjarangkan kehamilan.
3. Masa mengkhiri kesuburan atau tidak hamil lagi.

c) Pengertian Akseptor KB
Akseptor KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang salah seorang
dari padanya menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi dengan
tujuan untuk pencegahan kehamilan baik melalui program maupun non
program Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001) dalam
Setiawan dan Saryono (2010) Akseptor adalah orang yang menerima serta
mengikuti dan melaksanakan program keluarga berencana.
d) Jenis-jenis Akseptor KB
Menurut Handayani (2010) jenis akseptor KB sebagai berikut
1. Akseptor KB baru
Akseptor KB baru adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
pertama kali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan
yang berakhir dengan keguguran atau kelahiran.
2. Akseptor KB lama
Akseptor KB lama adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
melakukan kunjungan ulang termasuk pasangan usia subur yang
menggunakan alat kontrasepsi kemudian pindah atau ganti ke cara atau
alat yang lain atau mereka yang pindah klinik baik menggunakan cara
yang sama atau cara (alat) yang berbeda.
3. Akseptor KB aktif
Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang pada
saat ini masih menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi.
4. Akseptor KB aktif kembali
Perserta KB aktif kembali adalah Pasangan Usia Subur (PUS)
yang telah berhenti menggunakan selam tiga blan atau lebih yang tidak
diselingi oleh suatu kehamilan dan kembali menggunakan alat
kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah
berhenti atau istirahat paling kurang tiga bulan berturut-turut dan
bukan karena hamil.

b. Tujuan Keluarga Berencana


Tujuan keluarga berencana di Indonesia adalah:
a) Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan
NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar
terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran
sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.

b) Tujuan khusus
1. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
2. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
3. Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan
kelahiran.

c. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB)


Program Keluarga Berencana (KB) mempunyai banyak keuntungan.
Salah satunya adalah dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi dapat mencegah
terjadinya kanker uterus dan ovarium. Bahkan dengan perencanaan kehamilan
yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam
upaya menurunkan angka kematian maternal. Ini berarti program tersebut
dapat memberikan keuntungan ekonomi dan kesehatan.
Pengaturan kelahiran memiliki benefit (keuntungan) kesehatan yang
nyata, salah satu contoh pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker
uterus dan ovarium, penggunaan kondom dapat mencegah penularan penyakit
menular seksual, seperti HIV. Meskipun penggunaan alat/obat kontrasepsi
mempunyai efek samping dan risiko yang kadang-kadang merugikan
kesehatan, namun demikian benefit penggunaan alat/ obat kontrasepsi tersebut
akan lebih besar dibanding tidak menggunakan kontrasepsi yang memberikan
risiko kesakitan dan kematian maternal.
Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat
menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan
ibu terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak
kelahiran mengurangi risiko kematian bayi. Selain memberi keuntungan
ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga dan masyarakat, KB juga
membantu remaja mangambil keputusan untuk memilih kehidupan yang lebih
balk dengan merencanakan proses reproduksinya.
Program KB, bisa meningkatkan pria untuk ikut bertanggung jawab
dalam kesehatan reproduksi mereka dan keluarganya. Ini merupakan
keuntungan seseorang mengikuti program KB.

d. Cara Kerja
Pada dasarnya prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan
antara sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma) dengan cara:
a) Menekan keluarnya sel telur (ovum).
b) Menghalangi masuknya sperma ke dalam alat kelamin wanita sampai
mencapai ovum.
c) Mencegah nidasi.

e. Macam-macam Jenis Kontrasepsi


a) Kontrasepsi sederhana tanpa alat
1. Senggama Terputus
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan
sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria
dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini
tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu
kapan spermanya keluar.

2. Pantang Berkala (sistem berkala)


Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat
istri dalam masa subur.Selain sebagai sarana agar cepat hamil,kalender
juga difungsikan untuk sebaliknya alias mencegah kehamilan. Cara ini
kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan
waktu lama untuk ‘puasa’. Selain itu, kadang juga istri kurang terampil
dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.
b) Kontrasepsi sederhana dengan alat
1. Kondom
Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah
kehamilan yang sudah populer di masyarakat. Kondom adalah suatu
kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai
untuk menutupi penis yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke
dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di
laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual,
termasuk HIV/AIDS.

Gambar 1.1 Kondom

Manfaat pemakaian kontrasepsi kondom:


1.) Efektif bila digunakan dengan benar.
2.) Tidak mengganggu produksi ASI.
3.) Tidak mengganggu kesehatan klien.
4.) Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
5.) Murah dan dapat dibeli secara umum.
6.) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatah khusus.
7.) Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya
harus ditunda.
2. Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari
lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan
seksual dan menutup serviks.

Jenis kontrasepsi diafragma:


1.) Flat spring (flat metal band).
2.) Coil spring (coiled wire).
3.) Arching spring).

Gambar 1.2 Diafragma

Cara kerja kontrasepsi diafragma:


Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran
alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat
tempat spermisida.

Manfaat kontrasepsi diafragma:


1.) Efektif bila digunakan dengan benar.
2.) Tidak mengganggu produksi ASI.
3.) Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang
sampai 6 jam sebelumnya.
4.) Tidak mengganggu kesehatan klien.
5.) Tidak mengganggu kesehatan sistemik.

3. Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9)
digunakan untuk menon-aktifkan atau membunuh sperma.

Jenis kontrasepsi spermasida:


1) Aerosol.
2) Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm.
3) Krim.

Gambar 1.3 Spermisida

Cara kerja kontrasepsi spermisida:


Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat
pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

Manfaat kontrasepsi spermisida:


1) Efektif seketika (busa dan krim).
2) Tidak mengganggu produksi ASI.
3) Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain.
4) Tidak mengganggu kesehatan klien.
5) Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
6) Mudah digunakan.
7) Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
8) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.

4. KB Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan melalui suntikan hormonal.
1) KB Suntik 1 bulan (kombinasi)
Adalah 25 mg Depo medroksiprogestreon asetat dan 5 mg
esestradiol sipionat yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali
(Cyclofem). Dan 50 mg roretindron enantat dan 5mg Estradional
Valerat yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali.

Gambar 1.4 KB Suntik

Keuntungan menggunakan KB Suntik:


1.) Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih
dari 99%.
2.) Tidak membatasi umur.
3.) Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak
mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menyusui

Kerugian menggunakan KB Suntik:


1.) Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan
berupa bercak di antara masa haid, sakit kepala dan nyeri
payudara.
2.) Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS.

Indikasi:
1.) Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif.
2.) Ibu hamil atau diduga hamil.
3.) Pendarahan vaginal tanpa sebab.
4.) Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing
manis.
5.) Sedang menyusui kurang dari 6 minggu.
6.) Penderita kanker payudara

2) KB Suntikan 3 bulan.
Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang
digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek
progesterone yang kuat dan sangat efektif. Obat ini termasuk obat
depot. Noristerat termasuk dalam golongan kontrasepsi ini.
Mekanisme kerja kontrasepsi ini sama seperti kontrasepsi
hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk program
postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi.

Keuntungan KB suntik 3 bulan


1.) Resiko terhadap kesehatan kecil.
2.) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
3.) Tidak di perlukan pemeriksaan dalam.
4.) Jangka panjang.
5.) Efek samping sangat kecil.
6.) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.

Kerugian KB suntik 3 bulan


1.) Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang,
perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama
sekali.
2.) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu.
3.) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
4.) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
5.) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka
panjang.
6.) Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas
tulang.
7.) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi,
sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

5. KB Pil
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah
diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak
hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang
paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai
segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada
masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika
seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda
sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui)
dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.

Gambar 1.5 KB Pil

Jenis-jenis kontrasepsi Pil


1) Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon
estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara
kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100%
efektif bila diminum secara teratur.
Jenis – jenis pil kombinasi:
1.) Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dalam dosis
yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
2.) Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dalam dua
dosis yang berbeda adalah estrogen dan progesteron, dengan 7
tablet tanpa hormone aktif.
3.) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dalam tiga
dosis yang berbeda adalah mengandung berbagai dosis
progestin. Pada sejumlah jenis obat tertentu, dosis estrogen
didalam ke 21 pil aktif bervariasi. Maksud dari variasi ini
adalah mempertahankan besarnya dosis pada pasien serendah
mungkin selama siklus dengan tingkat kemampuan dalam
pencegahan kehamilan yang setara

2) Pil khusus – Progestin (pil mini)


Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan
memiliki sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah
mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim)
sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga
mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam rahim)
sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.

Kontra indikasi Pemakaian Pil


Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita
hepatitis, radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker
kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises, perdarahan
abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok
(struma), penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala
yang berat pada sebelah kepala).

Efek Samping Pemakaian Pil


Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa
perdarahan di luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi
(hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina
(candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.

6. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).


AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita
merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan
tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang
menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun
kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum
dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon
pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang
seluk-beluk alat kontrasepsi ini.

Gambar 1.6 AKDR

Jenis-jenis AKDR :
1.) Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana
pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan
kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti
pembuahan) yang cukup baik.
2.) Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk
memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter
batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga
(Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama
seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
3.) Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua
tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya
dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat
tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar,
small (kecil), dan mini.
4.) Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti
spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol,
dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis
yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A
berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam),
tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal,
benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka
kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral
jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

7. Kontrasepsi Implant
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah
kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit
lengan atas sebelah dalam .Bentuknya semacam tabung-tabung kecil
atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang
korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau
tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif
berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit
demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi
dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti
setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.

Gambar 1.7 Implan

8. Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)


Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita
yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan
keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu
vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah
mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi
yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena
kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling
penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari
akseptor. Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada
wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau
hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan
pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan
patokan untuk mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah
anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun, jumlah
anak yang hidup harus 3 atau lebih.
Gambar 1.8 Tubektomi

9. Kontrasepsi vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.

Gambar 1.9 Vasektomi


Indikasi kontrasepsi vasektomi
Vasektomi merupakan upaya untuk menghenttikan fertilis dimana
fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap
kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan
kualitas keluarga.
Kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan
vasektomi
1) Infeksi kulit pada daerah operasi.
2) Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien.
3) Hidrokel atau varikokel.
4) Hernia inguinalis.
5) Filarisasi(elephantiasis).
6) Undesensus testikularis.
7) Massa intraskotalis.
8) Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang
menggunakan antikoaglansia.

f. Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur


a) Umur ibu kurang dari 20 tahun:
1. Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral.
2. Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda
frekuensi bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan
tinggi.
3. Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.
4. Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.
b) Umur ibu antara 20–30 tahun
1. Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan.
2. Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral
sebagai pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil.
c) Umur ibu di atas 30 tahun
1. Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant. Kondom
bisa merupakan pilihan kedua.
2. Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi
(sterlilisasi) dapat dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan dengan
spiral, kondom, maupun pil dalam arti mencegah

g. Kekurangan Program Keluarga Berencana (KB)


Program KB ini dirasa dianggap kurang memadai, karena tidak semua
Posyandu di pedesaan dibekali dengan infrastruktur dan keahlian pemeriksaan
KB, ditambah lagi dengan kurangnya presentasi tentang pengetahuan KB di
daerah pedesaan, sehingga kebanyakan masyarakat indonesia yang
berdomisili di pedesaan masih kurang pengetahuaannya tentang Program KB
dan manfaatnya, mereka masih beranggapan bahwa banyak anak banyak
rezeki, padahal zaman semakin maju dan harus diimbangi dengan pemikiran
yang semakin maju pula.
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan

I. PENGKAJIAN

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas
Nama :
Umur : usia PUS (20-55 tahun)mempengaruhi bagaimana
mengambil keputusan dalam pemeliharaan
kesehatannya ( Sarwono 2005 ).
Agama : Masih kuat kepercayaan di kalangan masyarakat
muslim bahwa setiap mahluk yang diciptakan tuhan
pasti diberi rezeki untuk itu tidak khawatir memiliki
jumlah anak yang banyak. ( Prawirohardjo, S. 2003 )

Suku/ Bangsa : Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah


penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan
laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi.( UU No.10
Tahun 1992)

Pendidikan : Tingkat pendidikan seseorang dapat mendukung atau


mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, dan
taraf pendidikan yang rendah selalu bergandengan
dengan informasi dan pengetahuan yang terbatas,
makin tinggat tinggi pendidikan semakin tinggi pula
pemahaman seseorang terhadap informasi yang didapat
dan pengetahuan pun akan semakin tinggi (undang-
undang sisdiknas, 2007 : 18).
Pekerjaan : Wanita yang bekerja memiliki waktu yang lebih
sedikit untuk mengurus anaknya dan wanita yang
bekerja akan cendrung membatasi jumlah anak
dibanding wanita yang tidak bekerja lebih banyak
waktu untuk mengurus anaknya. (Arikunto:2002)
Alamat :

2. Keluhan utama :
 pada pasien yang menggunakan AKDR umum nya mengeluh haid
lebih lama dan lebih banyak,bercak atau flek di antara masa
haid,terjadi kram atau nyeri selama haid (dalam buku panduan
ABPK).
 Pada pasien yang menggunakan pil biasa nya mengeluh
mual,bercak atau flek diantara masa haid,sakit kepala
ringan,payudara nyeri,berat badan sedikit naik atau turun.
 Pada pasien yang menggunakan suntik 3 bulan biasa nya mengeluh
kenaikan berat badan rata-rata naik 1-2kg tiap tahun tetapi kadang
bisa lebih.namun ada pula keluhan yang tidak umum biasanya
seperti sakit kepala ringan,nyeri payudara,suasana hati
berubah,mual-mual,rambut rontok,gairah seksual menurun,jerawat.
 Suntik 1 bulan yang paling umum pasien mengeluh mual-
mual,flek,sakit kepala ringan,berat badan naik turun
 AKBK keluhannya bercak atau haid ringan.
 (di dalam buku ABPK)

3. Riwayat Kesehatan Klien :


a. Riwayat Kesehatan yang lalu
Penyakit/ Kelainan Reproduksi :
 Pil kombinasi
- Riwayat kehamilan ektopik, kelainan payudara
jinak, penyakit radang panggul, endometriosis atau
tumor ovarium jinak dapat menggunakan metode
ini
- Riwayat kanker payudara atau dicurigai kanker
payudara tidak diperbolehkan menggunakan
metode ini
 Suntikan kombinasi
- Riwayat kehamilan ektopik dapat menggunakan
metode ini
- Keganansan pada payudara tidak diperbolehkan
menggunakan metode ini
 Suntikan progestin
- Menderita/ riwayat kanker payudara perdarahan
vagina yang tidak diketahui penyebabnya tidak
boleh menggunakan metode ini
-
 AKDR
- Kelainan bawaaan uterus yang abnormal atau
tumor jinak, kanker alat genital, ukuran rongga
rahim kurang dari 5 cm, menderita infeksi alat
genital, perdarahan vagina yang tidak diketahui
penyebabnya tidak boleh mengunakan metode ini
-
 Implant
- Miom uterus dan kanker payudara dan tidak boleh
mengunakan metode ini
- riwayat kehamilan ektopik boleh mengunakan
metode ini
-
Penyakit Kardiovaskuler :
 Suntikan kombinasi
- Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan
tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg), kelainan
tromboemboli, kelaianan pembuluh darah yang
menyebabkan sakit kepala atau migrain tidak boleh
mengunakan metode ini
-
 AKDR
- Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit
jantung katup dapat diberi antibiotika sbelum
pemasangan AKDR)

- Akseptor yang mengalami Penyakit jantung tidak di
anjurkan / tidak boleh menggunakan alat
kontrasepsi pil kombinasi, kontrasepsi suntikan
progestin, implant
Penyakit Darah :
 Pil kombinasi
- Riwayat gangguan faktor pembekuan darah dan
Anemia bulan sabit tidak boleh menggunakan
metode ini
 Suntikan kombinasi
- Anemia bulan sabit tidak boleh menggunakan
metode ini
-
 Suntikan progestin
- Tekanan darah tinggi selama < 180/110 mmHg,
dengan masalah gangguan pembekuan darah atau
anemia bulan sabit dan anemia defisiensi zat besi
boleh menggunakan metode ini

 Implant
- Tekanan darah tinggi selama < 180/110 mmHg,
dengan masalah gangguan pembekuan darah atau
anemia bulan sabit boleh menggunakan metode ini
-
Penyakit Paru-paru :
Penyakit Saluran Pencernaan :
Penyakit Ginjal & Saluran Kencing :
Penyakit Endokrin :
 Pil kombinasi
- Diabetes mellistus tanpa komplikasi boleh
menggunakan metode ini
- Diabetes mellistus > 20 tahun tidak boleh
menggunakan metode ini
 Suntikan kombinasi
- Diabetes mellistus > 20 tahun tidak boleh
menggunakan metode ini
-
 Suntikan progestin
- Diabetes mellistus disertai komplikasi tidak boleh
menggunakan metode ini
-
 AKDR
- Penderita penyakit tiroid atau Diabetes boleh
menggunakan metode ini
 Implant
- Ganguan toleransi glukosa (DM) tidak boleh
menggunakan metode ini
Penyakit Saraf :
 Pil kombinasi
- Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/
riwayat epilepsi ) tidak boleh menggunakan metode
ini

 kontrasepsi suntikan progestin,


- Akseptor yang mengalami Penyakit stroke tidak di
anjurkan / tidak boleh menggunakan alat
Penyakit Jiwa :
Penyakit Sistem imunologi :
Penyakit Infeksi :
 Pil kombinasi
- Menderita tuberkulosis ( kecuali yang
menggunakan rifampisin) boleh menggunakan
metode ini
 AKDR
- Sedang mengalami infeksi alat genital ( vaginitis,
servisitis) tidak boleh menggunakan alat
kontrasepsi AKDR
b. Riwayat Kesehatan sekarang
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
5. Riwayat Menstruasi
Pil kombinasi:
 Siklus haid menjadi teratur,banyaknya darah haid
berkurang (mencegah anemia),tidak terjadi nyeri
haid,namun pada tiga bulan pertama kadang-kadang terjadi
perdarahan bercak atau perdarahn sela.
 Ibu yang mengalami anemia karna haid berlebihan boleh
menggunakan metode tersebut
Suntik kombinasi
 terjadi perubahan pada pola haid ,seperti tidak teratur
perdarahn bercak/spoting atau perdaran sela sampai 10
hari.
Kontrasepsi implan
 Efek samping utama berupa perdarahan tidak
teratur,perdarahan bercak dan amenorea.
AKDR
 Mengurangi nyeri haid dan mengurangi jumlah darah haid
namun pada ibu yang mengalami nyeri haid hebat pada saat
menggunakan AKDR klien perlu di rujuk karna pada dasar
nya progestin mengurangi nyeri haid.
Suntik progestin
 Siklus haid yang memendek atau memanjang atau tidak
haid sama sekali
Minipil
 Mengurangi nyeri haid dan mengurangi jumlah darah haid.

6. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
N
BB/ Abnorm
o. Suami Ank UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK H M Laktasi Peny
PB alitas

 Pil kombinasi
 Suntikan kombinasi
 Pil progestin / minipil
 Kontrasepsi progestin
- Nulipara dan yang telah memiliki anak, bahkan
sudah memiliki banyak anak, tetapi belum
menghendaki tubektomi, atau setelah mengalami
abortus
 AKDR
- Boleh digunakan dalam keadaan nulipara
 Implant
7. Riwayat Kontrasepsi
8. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi
Eliminasi
Istirahat
Aktivitas
Personal
Hygiene
Kebiasaan
Seksualitas
9. Riwayat Psikososiokultural Spiritual

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran :
Tanda Vital :
 Pil kombinasi
- Tekanan darah tinggi >180/110 mmHg, atau diastolik > 90
mmHg atau sistolik > 160 mmHg tidak boleh menggunakan
alat kontrasepsi pil kombinasi ( buku panduan praktis
pelayanan KB hal : MK-31)
- Nyeri dada hebat, batuk, napas pendek merupakan keadaan
yang perlu mendapatkan perhatian dimana memungkinkan
masalah yang mungkin terjadi seperti serangan jantung atau
bekuan darah di dalm paru
 Kontrasepsi suntikan kombinasi
- Tekanan darah tinggi >180/110 mmHg dapat diberikan, tetapi
perlu pengawasan, metode kontrasepsi nonhormonal
merupakan pilihan yang lebih baik
- Nadi > 100x/menit atau jauh di atas normal, sesak napas,
pucat dan sianosis menandakan kemungkinan peserta
mempunyai penyakit jantung yang serius
 Pil progestin / minipil
- Tekanan darah tinggi selama < 180/110 mmHg boleh
menggunakan pil progestin
 Kontrasepsi suntikan progestin
- Tekanan darah tinggi selama < 180/110 mmHg, dengan
masalah gangguan pembekuan darah boleh menggunakan
suntikan progestin
-
 AKDR
- Tekanan darah tinggi boleh menggunakan metode ini
 Implant
- Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah tau anemia bulan sabit boleh menggunakan
metode ini
- tekanan darah sistolik >160 mmHg, diastolik >90 mmHg dan
napas serasa pendek setelah olahraga ringan perlu dilakukan
tindakan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penggunaan
alat kontrasepsi ini
Antropometri :
Berat badan sekarang :
 AKDR
- Gemuk ataupun kurus boleh mengunakan metode ini
 Implant
- Berat badan mencapai 70 kg perlu dilakukan tindakan evaluasi
lebih lanjut untuk menentukan penggunaan alat kontrasepsi ini
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
 Kepala :
 Wajah :
 Implant
- Tampak ikterus
 Mata :
 Pil kombinasi
- Kehilangan penglihatan atau kabur menandakan
stroke, hipertensi atau problem vaskular
 Suntikan kombinasi
- Kehilangan penglihatan atau kabur menandakan
stroke, hipertensi atau migrain
- Sklera berwarna kuning menandakan kemungkinan
indikasi adanya\ penyakit hati pemilihan alat
kontrasepsi nonhormonal lebih diutamakan
 Pil progestin / minipil
 Kontrasepsi progestin
 AKDR
 Implant
- Peringatan : Sakit kepala migrain, sakit kepala
berulang yang berat, atau kaburnya penglihatan
- Tampak ikterus

 Hidung :
 Mulut :
 Telinga :
 Leher :
 Dada :
 Implant
- Edema dan nyeri tungkai, dada dan paha perlu
dilakukan tindakan evaluasi lebih lanjut untuk
menentukan penggunaan alat kontrasepsi ini
 Payudara :
 AKDR
- Penderita tumor jinak atau kanker payudara boleh
menggunakan metode ini
 Abdomen :
 Pil kombinasi, Hal yang perlu diperhatikan :
- Nyeri abdomen hebat menandakan penyakit kandung
empedu, bekuan darah, pankreatitis
 Suntikan kombinasi
 Pil progestin / minipil
 Kontrasepsi progestin
- Nyeri abdomen bagian bawah yang berat menandakan
kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu
 AKDR
 Implant
- Nyeri abdomen bagian bawah yang berat menandakan
kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu

 Genitalia :
 Suntikan kombinasi
 Pil kombinasi
 Pil progestin / minipil
 Suntikan progestin
- Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa
haid atau 2 kali lebih banyak dalam 1 periode haid
atau 2 kali lebih banyak dalam satu periode masa haid
 AKDR
- Perdarahan vagina yang tidak diketahui sampai dapat
dievaluasi tidak boleh mengunakan metode ini
- Tampak adanya varises pada vagina boleh
menngunakan metode ini
 Implant
- Terjadi perdarahan yang banyak dan lama

 Ekstermitas :
 Pil kombinasi
 Suntikan kombinasi
- Varises, rasa sakit dan kaki bengkak menandakan
indikasi risiko tinggi penggumpalan darah pada
tungkai
 Pil progestin / minipil
 Kontrasepsi progestin
 AKDR
- Tampak adanya varises pada tungkai boleh
menngunakan metode ini
 Implant
- Edema dan nyeri tungkai, dada dan paha perlu
dilakukan tindakan evaluasi lebih lanjut untuk
menentukan penggunaan alat kontrasepsi ini

Palpasi
 Kepala :
 Wajah :
 Mata :
 Hidung :
 Mulut :
 Telinga :
 Leher :
 Dada :
 Payudara :
 Suntikan kombinasi
 Pil kombinasi
 Pil progestin / minipil
 Kontrasepsi progestin
 AKDR
- Terabanya benjolan yang dapat menandakan adanya
kemungkinan akseptor menderita tumor jinak atau
kanker payudara boleh menggunakan metode ini

 Implant
- Teraba tumor / benjolan pada payudara yang
menandakan adanya kanker payudara atau riwayat
kanker payudara tidak boleh menggunakan metode ini

 Abdomen :
 Genitalia :
 AKDR
- adanya varises pada cvulva boleh menngunakan metode
ini

 Ekstermitas :
 Pil kombinasi
 Suntikan kombinasi
- Varises, rasa sakit dan kaki bengkak menandakan
indikasi risiko tinggi penggumpalan darah pada
tungkai
 Pil progestin / minipil
 Kontrasepsi progestin
 AKDR
- teraba adanya varises pada tungkai boleh
menngunakan metode ini
 Implant
- Edema dan nyeri tungkai, dada dan paha perlu
dilakukan tindakan evaluasi lebih lanjut untuk
menentukan penggunaan alat kontrasepsi ini

Auskultasi
Perkusi
3. Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan Laboraturium :
Pemeriksaan USG :
Pemeriksaan diagnostic lainnya :

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik
Diagnosis : PAPAH usia ……. Dengan Akseptor KB ……
Masalah : hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman hal yang sedang
dialami klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai
diagnosis.
Kebutuhan : Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi
dalam diagnosis dan masalah.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Langkah ini diambil berdasarkan diagnosis dan masalah aktual yang telah
diidentifikasi. Pada langkah ini juga dituntut untuk merumuskan tindakan
antisipasi agar diagnosis/masalah potensial tersebut tidak terjadi.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi/darurat yang harus dilakukan
untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Rumusan ini mencakup tindakan segera yang
bisa dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau bersifat rujukan.

V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.

1. Pastikan klien bahwa tidak hamil


Rasional : Menyingkirkan persepsi pada klien adanya
kemungkinan hamil
2. Persiapkan alat
Rasional : Membantu petugas kesehatan dalam melakukan
pemasangan atau penggunaan kb
3. Persiapkan lingkungan
Rasional : Persiapan lingkungan untuk menjaga privasi
agar klien merasa aman dan nyaman
4. Persiapkan pasien
Rasional : Mempermudah petugas kesehatan dalam
melakukan tindakan operasional dalam pemasangan atau penggunaan kb
5. Persiapkan petugas
Rasional : Membantu kelancaran dalam melakukan
tindakan pemasangan atau penggunaan kb
6. Bersihkan alat-alat yang telah dipakai
Rasional : Menghilangkan dan membunuh kuman
mikroorganisme
7. Lakukan pencatatan pada kartu kunjungan klien
Rasional : Pendokumentasian serta evaluasi terhadap
tindakan yang telah dilakukan pada kartu kunjungan klien dapat menghindari
terjadinya kesalahan dalam pemasangan atau pemberian KB

8. Pastikan ibu mengetahui tanggal kembali yang telah ditentukan


Rasional : Keterlambatan jadwal kunjungan ulang akan
mempengaruhi efektivitas dari cara pemakaian atau penggunaan KB

Anda mungkin juga menyukai