OLEH:
NIM : 1218008
Tahun 2021
C. Sasaran Program KB
1. Sasaran langsung
Pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara
penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan
2. Sasaran tidak langsung
Pelaksana dan pengelola KB dengan cara menurunkan tingkat kelahiran melalui
pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang
berkualitas, keluarga sejahtera (Handayani, 2010;29)
F. Jenis-Jenis Akseptor KB
1. Akseptor aktif adalah akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu cara / alat
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.
2. Akseptor aktif kembali adalah pasngan usia subur yang telah menggunakan kontrasepsi
selama 3 (tiga) bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali
menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara
setelah berhenti / istirahat kurang lebih 3 (tiga) bulan berturut-turut dan bukan karena
hamil.
3. Akseptor KB baru adalah akseptor yang baru pertama kali menggunakan alat / obat
kontrasepsi atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah
melahirkan atau abortus.
4. Akseptor KB dini adalah para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi dalam
waktu 2 minggu setelah melahirkan atau abortus.
5. Akseptor langsung adalah para istri yang memakai para istri yang memakai salah satu
cara kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.
6. Akseptor dropout adlah akseptor yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3
bulan (BKKBN, 2007).
H. Definsi Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘melawan’ atau ‘mencegah’ dan konsepsi adalah
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkn kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. Untuk itu, maka yang
membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan intim/seks dan
kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak mengkehendaki kehamila (Suratun,
2016).
I. Syarat-syarat Kontrasepsi
Sebagai usaha untuk mencegah kehamilan hendaknya kontrasepsi memiliki syarat-syarat
sebagai berikut :
1. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
2. Efek samping yang merugikan tidak ada
3. Lima kerjanya dapat diatur menurut keinginan
4. Tidak menganggu hubungan persetubuhan
5. Tidak memerlukan bantuan medik atau control yang ketat selama pemakaiannya
6. Cara penggunaannya sederhana
7. Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas
8. Dapat diterima oleh pasangan suami istri
J. KLASIFIKASI
Penemuan terkini alat kontrasepsi perkembangan teknologi memang terus berkembang dan
tidak terkecuali dengan alat kontrasepsi. Beberapa alat kontrasepsi diantaranya :
1. Metode Sederhana
a. Metode tanpa alat
1) KBA
2) Metode kalender
a) Mekanisme kerja
Metode kalender menggunakan prinsip berkala yaitu tidak melakukan
persetubuhan pada masa subur istri. Untuk menentukan masa subur istri
digunakan tiga patokan, yaitu :
i. Ovalusi terjadi 14 hari sebelum haid yang akan dating
ii. Sperma dapat hidup dan membuahi selama 48 jam setelah ejakulasi
iii. Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi.
Nampaknya car aini mudah dilaksanakan, tetapi dalam praktiknya
sukar untuk menentukan saat ovulasi dengan tepat.
b) Cara menentukan masa aman
Pertama dicatat lama siklus haid selama tiga bulan terakhir, tentukan
lama siklus haid terpendek dan terpanjang. Kemudian siklus haid
dikurangi 18 hari, dan siklus haid terpanjang dikurangi 11 hari. Dua
angka yang diperoleh merupakan rentang masa subur.
3) Metode Panjang berkala
a) Prinsipnya adalah tidak melakukan hubungan seksual pada masa subur.
Patokan masa subur adalah sebagai berikut :
i. Ovulasi terjadi 14 hari sebelum haid yang akan dating
ii. Sperma dapat hidup dan membuahi selama 48 jam setelah
ejakulasi
iii. Ovum dapat hidup selama 24 jam setelah ovulasi
b) 6 langkah menentukan masa aman dalam pantang berkala
i. Tentukan siklus haid terpendek
ii. Tentukan siklus haid terpanjang
iii. Siklus haid terpendek dikurangi 11
iv. Tentukan masa ovulasi
v. Tentukan masa aman
4) Metode suhu basal
a) Efek samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Hal ini dapat
diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet vagina saat berhubungan
b) Daya guna
Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun. Daya
guna pemakaian ialah 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun.
5) Metode lender serviks
a) Pada bagian terdapat beberapa hari setelah menstruasi dimana wanita
memiliki pola kering pada vulva yang tidak berubah
b) Selanjutnya fase praovulsi
c) Hari-hari tidak subur pasca ovulasi dimulai pada hari keempat setelah
masa puncak dan berlanjut sampai menstruasi.
6) MAL
MLA merupakan metode kontrosepsi alamiah yang mengandalkan pemerian
ASI pada bayinya. Akan tetap mempunyai efek kontraseptif apabila
menyusukan secara penuh (eksklusif), belum haid dan usia bayi kurang dari
6 bulan. Mal berfungsi efektif hingga 6 bulan, dan bila tetap belum ingin
hamil, kombinasikan dengan metode kontrasepsi lain setelah bayi berusia 6
bulan.
Mekanisme kerja MAL adalah dengan adanya GnRH yang tidak teratur
akan mengganggu pelepasan hormone FSH (follicle stimulating hormone)
dan LH (leutinizing hormone) untuk menghasilkan sel telur dan menyiapkan
endrometrium, penghisapan ASI yang intensif secara berulangkali akan
menekan sekresi hormone. GnRH (gonadotrophin releasing hormone) yang
mengatur kesuburan, sehingga rendahnya kadar hormone FSH dan LH
menekan perkembangan folikel di ovarium dan menekan ovulasi.
2. Metode Modern
a. Kondom
1) Kondom Pria
Kondom adalah sarung ketat yang dipakai pada alat kemaluan pria selama
melakukan hubungan seksual. Cara menggunakan kondom :
a) Bila seorang pria tidak disunat tarik selaput kulit kepala penis ke
belakang. Kemudian masukan ujung penis kedalam mulut kondom dan
masukan sampai ke ujung akhir penis yang keras.
b) Dengan terus memencet ujung penis, buka gulungan kondom sampai
semua kondom bisa meliputi semua permukaan penis. Bagian ujung
kondom yang agak longgar akan menampung cairan sperma =. Bila
ujung penis tidak berongga, kondom bisa pecah.
c) Setelah pria ejakulasi, maka dia sebaiknya memegang ujung dan
pinggiran kondom dan mengeluarkannya dari vagina sewaktu penis
masih dalam keadaan tegang.
d) Tarik keluar kondom. Jajngan sampai bocor sehingga cairan sperma
keluar
e) Bentuk ikatan pangkal kondom kemudia dibuang dengan cara dibakar
atau dikubur sehingga jauh dari kemungkinan permainan anak-anak
atau binatang
2) Kondom Wanita
Kondom wanita merupakan cara KB yang efektif bisa melindungi dari
penularan PMS dan kehamilan serta berada dibawah kendali wanita. Cara
memakai kondom wanita :
a) Buka bungkusan kondom cari cincin dalam yang berupa cincin yang
bertutup
b) Pencet cincin dalam tersebut dan pegang oleh jari-jari tangan.
c) Masukan cincin ke dalam lubang vagina
d) Dorong cincin sampai betul-betul masuk vagina. Sedangkan cincin
luar tetap berada diluar vagina
e) Bila melakukan hubungan seksual masukan penis sampai masuk ke
dalam cincin luar tersebut
f) Lepaskan segera kondom wanita setelah selesai berhubungan sebelum
kita berdiri. Plintir cincin luar kondom supaya cairan sperma masih
tetap berada di dalam kondom.
3. Pil kombinasi (cara KB yang mengandung estrogen dan progentin)
Terdapat beberapa jenis pil ini, tetapi masing-masing mengandung hormone estrogen
dan progesterone yang mengahmbat ovulasi. Agar benar-benar efektif maka pil
tersebut harus di minum dengan tepat sesuai petunjuk yang tercantum.
Ada beberapa jenis pil kontrasepsi, antara lain :
1) Kontrasepsi Oral Kombinasi
Pil ini mengandung 30-50 mg estrogen dan antara 0,5-2 mg progesterone
(noretisteron). Kombinasi estrogen menekan ovulasi dan progesterone di
tambabhkan untuk mengendalikan siklus menstruasi.
Efek samping :
a) Efek karena kelebihan estrogen
Ada rasa mual, kadang disertai muntah, diare dan rasa perut kembung.
Selain itu menyebabkan referensi cairan karena kurangnya pengeluaran air
dan natrium. Efek samping lainnya berupa sakit kepala, nyeri pada mamae.
b) Efek karena kelebihan progesterone
Karena hal ini dapat menyebabkan nafsu makan meningkat disertai
bertambahnya berat badan. Dapat menimbulkan jerawat dan alopesia karena
efek androgenic dari jenis progesterone yang di pakai dalam pil
c) Efek samping yang berat
Dapat terjadi trombo-emboli, hal ini dapat terjadi apabila didukung oleh
faktor-faktor predisposisi seperti merokok, hipertensi, diabetes melitus dan
obesitas
d) Menstruasi tidaj teratur atau bercak-bercak
Kontraindikasi
Tidak semua wanita dapat menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi,
kontraindikasinya antara lain :
a) Kontraindikasi mutlak
- Tumor-tumor yang dipengaruhi dengan estrogen
- Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik akut maupun menahun
- Pernah mengalami trombo phlebitis, trombo-emboli, kelainan
serebrovaskular
- Diabetes melitus
- Kehamilan
b) Kontraindikasi relatif
- Depresi
- Migraine
- Mioma uteri
- Hipertensi
- Oligomenorea dan amenorea
Kelebihan dan kekurangan pil kombinasi
a) Kelebihan
- Efektivitasnya dapat di percaya
- Frekuensi koitus tidak perlu di atur
- Siklus haid tidak teratur
- Keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama
sekali
b) Kekurangan
- Pil harus di minum setiap hari
- Motivasi harus kuat
- Adanya efek samping walaupun efeknya sementara
- Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang
persisten
- Harganya relative mahal
Cara pemakaian pil kombinasi :
Pil tersedia dalam pakey berisi 21 atau 28 tablet. Bila memakai paket 28
tablet, minumlah pil setiap hari selama sebulan. Segera setelah selesai 1
paket, mulailah dengan paket yang baru dan seterusnya. Bila memakai
pakaet 21 pil, minumlah pil setiap hari selama 21 hari, kemudian tunggu 7
hari sebelum mulai dengan paket yang baru.
4. Implant
a. Norplant
Dipakai sejak tahun 1987, terdidri dari 6 batang silastik lembut beronga dengan
panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg
levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya
berkisar anatara 50-85 mcg pada tahun pertama penggunaan, kemudian menurun
sampai 30-35 mcg per hari untuk 5 tahun berikutnya. Saat ini norplant yang
paling banyak dipakai.
b. Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga, yang
dimaksukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable, dengan panjang
kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, terdidri dati suatu inti EVA (Ethylene
Vinyl Acatate) yang bersi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
Pada pemulanya kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang
perlahan-lahan turun menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya.
c. Jadena dan indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3
tahun
d. Unlplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38
mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 mg per hari dan
lama kerja 1 tahun.
e. Carpronor
Terdiri dari 1 kapsul biodegrade. Biodegradadable imlant melepaskan progestin
dari bahan pembawaa/ pengangkut yang secara perlahan-lahan larut dalam
jaringan tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi
misal pada norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut mulai larut, ia tidak
akan mungkin dikeluarkan lagi. Tingkat penggunaan konatsepsi implant dapat
diperbaiki dengan menghilangkan kebutuhan terhadap pengangkatan secara
bedah. Kapsul ini mengandung levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-
kaprolaktan, mempunyai diameter0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan
panjang 2,5 cm mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjnag 4
cm yang mengandung 26 mg levonorgestrel. Lama kerja 12-18 bulan. Kecepatan
pelepasan levonorgetsrel dari kaprolaktan adalah 10 kali lebih cepat
dibandingkan silastic.
Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan,
kira-kira 80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval antar
perdarahan, durasi dna volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak
perdarahan). Oligamenore dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari
10% setelah tahun pertama. Perdarahan yanhg tidak teratur dan memanjnag biasnaya
terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua,
masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun. Timbulnya keluhan-keluhan,
seperti :
a. Nyeri kepala
Sebagian besar efek samping yang dialami oleh pengguna adalah nyeri kepala
kira-kira 20% wanita menhentikan penggunaan karena nyeri kepala.
b. Peningkatan berat badan
Wanita yang menggunakan implant lebih sering mengeluhkan peningkatan berat
badab dibandingkan penurunan berat badan. Penilain perubahan berat badan pad
pengguna implant dikacuakan oleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan.
Walaupun peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas
androgenik levonorgestrel, kadar rendah implant agaknya tidak mempunyai
dampak klinis apapun. Yag jelas, pemantaun lanjutan lima tahun pada 75 wanita
yang menggunakan implnat norplant dapat menunjukkan tidak adanya
peningkatan dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara
perdarahan yang tidak teratur dengan berat badan).
c. Jerawat
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produk minyak, merupakan keluhan kulit
yang paling umum di anatra pengguna implant. Jerawat disebabkan oleh aktivitas
androgenik levonoregestrel yang menghasilkan suatu dmapak langsung dan juga
menyebbkan penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex
hormone dinidng globulin), menyebabkan peningkatan akadar steroid bebas(baik
levonorgestrel maupun terstosteron). Hal ini berbeda dengan kontasepsi oral
kombinasi yang mengandung levonoregstrel, yang efek estrogen pada kadar
SHBG-nya 9suatu peeningkatan) menghasilkan penurunan dalam androgen bebas
yang tidak berikatan. Tetapi umum untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan
makanan, praktik higine kulit yang baik dengan menggunakan sabun atau
pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel
klindamisin 1%, atau reitromisin topikal). Penggunaan antibiotik lokal membantu
sebagian besar pengguna untuk terus menggunakan implant.
d. perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan(nervousness)
pemasangan dan penggkatan implant menjadi pengalaman baru bagi sebagian
besar wanita. Sebagaimana dengan pengalaman baru manapun, wanita akan
menghadapainya dengan berbagai derajat keprihatinan serta kecemasan.
Walaupun ketakutan akan ras anyeri saat pemasnagan implant merupakan sumber
kecemasan utama banyak wanita, nyeri yang sebenarnya dialami tidak separah
yang dibayngkan. Pada kenyataannya, sebagian besar pasien mampu
menyaksikan dengan santai proses pemasangan atau penggkatan implantnnya.
Wanita harus diberikanbahwa insisi yang dibuat untuk prosedur tersebut kecil dan
mudah sembuh, meninggalkan jaringan parut kecil yang baisanya sukar dilihat
karena lokasi dan ukurannya.
e. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
Implant harus dipasang (diinsesikan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan
yang dilakukan oleh personal terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau
menghentikan metode tersebut tanpa bentuan klinis. Insiden penggkatan yang
mengalami komplikasi adalah kira-kira 5%, suatu insiden yang dapat dikurangi
paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan pengalaman dalam melakukan
pemasangan serta pencabutan implant.
f. Tidak memberikan efeek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk
AIDS.
Implant tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit menular
seksual seperti herpes, human papiloma virus, HIVAIDS, gonore atau clamydia.
Pengguna yang beresiko menderita penyakit menular seksual harus
mempertimbangkan untuk menbahkan metode perintang (kondom) guna
,mencegah infeksi.
g. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakian kontrasepsi.
Dibutuhkan klinis terlatih dalam melakukan penganggatan implant.
h. Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obatan tuberculosis (rifampisin) atau
obat epilepsy(fenitoin dan berbiturat).
Obat-obatan ini sifatnya menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini,
penggunaan implant tidak dianjurkan karena cenderung meningkatkan resiko
kehamilan akibat kadar levonorgestrel yang rendah di dalam darah.
i. Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi
Angka kehamilan ektopik selama menggunakan kontasepsi implant adalah
0,28per 1000 wanita per tahun penggunaan. Walaupun risiko terjadinya
kehamilan ektopik selama menggunakan implant rendah, jika kehamilan memang
terjadi, kehamilan ektopik harus dicurigai karena kira-kira 30% kehamilan pada
saat menggunakan implant merupakan kehamilan ektopik.
5. KB suntikan
Salah satu tujuan utama dari penelitian kontrasepsi adalah untuk mengembangkan suatu
metode kontasepsi yang berdaya kerja panjang (lama), yang tidka membutuhkan pemakain
setiap hari atau setiap akan bersenggam, tetapi tetap reversible. Dua konrasepsi suntikan
berdaya kerja lama yang sekarang banyak dipakai adalah:
1. DMPA (Depot Medroxyprogesterone asetat)= Depo Provera
a. Diapakai di lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang lebih 20 tahun dan
sampai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira 5 jta wanita.
b. Diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg.
2. NET-EN (Norethindrone enanthate)= Noristerat
a. Dipakai lebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5 juta wanita.
b. Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggiu atau sekali setiap 8 minggu
untuk 6 bulan pertama (=3x suntikan pertama), kemudian selanjutnya sekali setiap 12
minggu.
Baik DMPA maupun NET EN sangat afektif dengan angka kegagalan untuk :
DMPA : < 1 per 100 wanita pertahun
NET EN : 2 per 100 wanita pertahun
Efek samping utama : gangguan pola haid. Sedangkan efek samping lain kecil
sekali, antara lain :
- Berat badan naik, anatara 1-5 kg (DMPA).
- Sebagian besar wanita belum kembali fertilitasnya selama 4-5 bulan setelah
menghentikan suntikannya.
Penelitian-penelitian membuktikan bahwa sampai ssat ini kontasepsi suntikan tidak
menambahkan risiko terjadinya karsinoma seperti karsinoma payudara atau serviks,
progesteron, termasuk DMPA digunakan untuk mengobati karsinoma
endometrium.
Farmakologi dari kontasepsi suntikan
DMPA :
1. Tersedia dalam larutan mikrokristaline.
2. Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncah, lalu kadarnya tetap
tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali.
3. Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setelah 73 hari penyuntikan, tetapi umumnya
ovulasi baru timbul lembali setelah 4 bulan atau lebih.
4. Pada pemakaian jangka lama, tidak terjadi efek akumulatif dari DMPA dalam
darah/serum.
NET EN :
1. Merupakan suatu progestin yang berasal dari testosterone, dibuat dalam larutan
minyak. Larutan minyak tidak mempunyai ukuran partikel yang tetap dengan
akibat pelepasan obat dari tempat suntikan kedalam sirkulasi darah dapat sangat
bervariasi.
2. Lebih cepat di metabolisir dan kembalinya keseluruh lebih cepat dibanidngkan
dengan DMPA.
3. Setelah disuntikkan, NET EN harus di ubah menjadi norethindrone 9NET) sebelum
ia menjadi aktif secara biologis.
4. Kadar puncak dalam serum tercapai dalam 7 hari setelah penyuntikan, kemudian
menurun secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam waktu 2,5-4 bulan setelah
disuntikkan.
Mekanisme kerja kontrasepsi suntikan
1. Primer: mencegah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH (Lh surgep). Respons
kelenjer hypofisis terhadap gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak
berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi d hipothalamus daripada kelenjer
di hypofosis. Ini berbeda dengan POK, yang tampaknya mengahmbat ovulasi
melalui efek langsung pada kelenjer hypofisis. Penggunaan kontasepsi suntikan
tidak menyebabkan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian PDAM, endometrium menjadi tipis dan atrifi dengan kelenjer-
kelenjer yang tidak aktif. Sering stroma menjadi edematous. Pemakaian jangka
panjang, endometrium dapat menjadi sedemikian tipisnya,sehinga tidak adapat
atau sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan
tersebut akan kembali manjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan
DMPA terakhir.
2. Sekunder
a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga dapat menjadi barier
terhadap spermatozoa.
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari
ovum yang telah dibuahi.
c. Kemungkinan besar mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba
fallopi.
Kontara-indikasi suntukan :
WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontasepsi suntikan pada :
- Kehamilan
- Ca mammae
- Ca traktus genitalia
- Pendarahan abnormal uterus
Disamping itu WHO juga menganjurkan untuk :
- Mempertimbangkan kontra indikasi yang berlkau untuk POK
- Pada wanita dengan DM atau riwayat DM selama kehamilan, harus
dilakukanfollow up dengan teliti, karena dari beberapa percobaan laboratorium,,
ditemukan bahwa DMPA mempengaruhi metabolisme karbohidrat.
Efek sampiang suntikan :
1. Gangguan haid,, ini yang paling sering terjadi dan paling sering mengganggu.
a. Pola haid yang normal dapat berubah menjadi :
- Amenore
- Perdarahan ireguler
- Perdarahan bercak
- Perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang.
b. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian.
Perdarahan inter-menatrual dan perdarahan bercak berkurang dengan jalannya
waktu, sdangkan kejadian amenore bertambah besar.
c. Insident yang tinggi dari amenore diduga berhubungan dengan atrofi
endometrium. Sedangkan sebab-sebab dari perdarahan ireguler masih belum jelas,
dan tampaknya tidak ada hubungan dengan perubahan dalam kadar hormone atau
histologi endometrium.
d. DMPA lebih sering menyebabkan perdarahan, perdarahan- bercak dan amenore
dibandingkan dengan NET EN, dan amenore pada DMPA tamapknya lebih sering
terjadi pada akseptor dengan berat badab tinggi.
e. Bila terjadi amenore, berkurangnya darah haid sebenarnya memberikanefek yang
menguntungkan yakni berkurangnya insiden anemia.
f. Untung bahwa perdarahan yang hebat, yang dapat membahayakan diri akseptor,
jarang terjadi.
2. Berat badan yang bertambah
a. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara < 1kg-5
kg pada tahun pertama.
b. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena
bertambahnya lemak tubuh dan bukan karena retensi cairan tubuh
c. Hipotesa para ahli: DMPA merangsnag pusat pnegendalian nafsu makan di
hypothalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari pada
biasanya.
3. Sakit kepala
Insiden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET EN dan terjadi pada
kurang dari 1-17% akseptor
4. System kardivaskular
a. Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan darah atau system pembekuan
darah maupun system fibrinolitik. Tidak ditemukan bukti-bukti bahwa DMPA
meupun NET EN menambahkan resiko timbulnya bekuan darah atau gangguan
sirkulasi lain.
b. Perubahan dalam metabolisme lemak, terutama penurunan HDL kolestreol, baik
pada DMPA maupun NET EN dicurigai dapat menambahkan besar resiko
timbulnya penyakit kardiovaskuler. HDL kolestrol rendah menyebabkan
timbulnya artrosklerosis. Sedangkan terhadap trigliserida dan kolestrol total tidak
ditemukan efek apapun dari kontrasepsi suntikan.
Jenis kontasepsi berdasrkan waktu pemberian:
a. Kontasepsi suntikan jangka panjnag yang baru
WHO meneliti dua macam kontasepsi suntikan yang baru, yang merupakan
seneyawa ester berasal dari NET atau levonorgetsrel. Ester adalah kombinasi
steroid dengan suatu asam.
1) HRP002
Berisi levonorgetsrel butanoate, dosis 20 mg akan mencegah ovulasi untuk
3 bulan, berdedar tahun 1992.
2) HRP011
Berisi levonorgestrel 3-oxime cyclopenyl carboxylate, yang secara
kimiawi serupa dengan progestin lain yaitu norgestimate, senyawa
tersebut kurang mengakibatkan perubahan-perubahan endometrium. Dosis
yang sedang diteliti 20,40, dan 60 mg. jangka penyuntikan 6 bulan beredar
pada pertengahan dasawarsa 1990.
Keuntungan dari kontrasepsi suntikan senyawa ester ini lebih banyak dibandingkan
kontasepsi suntikan yang sudah ada atau standar :
- Pelepasan hormon dari tempat suntikan berjalan hampir konsisten, tanpa
pelepasan- awal yang tinggi seperti yang terjadi pada PDAM dan NET EN
- Diberikan dalam larutan mikrokristaline yang aqueous seperti yang dipakai pada
DMPA, sehingga pembuatannya lebih mudah dan biaya nya lebih murah.
b. Kontasepsi suntikan sekali sebulan
Banyak digunakan di negara-negara latin dan RRC terdiri dari kombinasi dari
estrogen dan progesteron.
Kontasepsi sekali sebulan memiliki beberepa kelebihan dibandingkan dengan
kontasepsi biasa atau standar, yaitu :
1) Menimbulkan perdarahan teratur setiap bulan
2) Kurang menimbulkan perdarahan bercak atau perdarahan irreguler lainnya
3) Kurang menimbulkan amenore
4) Efek samping lebih cepat menghilangkan setelah suntikan dihentikan.
Adapun kekurangan dari kontasepsi sekali sebulan adalah :
a. Penyuntikan lebih sering
b. Biaya keseluruhan lebih tinggi
c. Kemungkinan efek samping karena estrogen
Efek Non- Kontasepsi
Kontasepsi suntikan juga mempunyai efek non-kontaseptif yang menggunakan,
yaitu :
a. DMPA telah diakui sebagai terapi untuk karsinoma endometrium (primer
maupun mestatik)
b. Pada wanita yang sedang menyusui, DMPA dapat menambahkan jumlah ASI
c. Kadar Hb sering bertambah, sehingga dapat menolong mencegah anemia, baik
pada DMPA maupun NET EN
d. Pada penderita penyakit sicle cell (suatu penyakit genetic di afrika), DMPA
mengrurangi rasa sakit dan terdapat lebih sedikit sel darah merah abnormal.
e. DMPA juga memberi proteksi terhadap beberapamacam infeksi traktus
genitalia/PID
f. DMPA juga mecegah vulvo-vaginal candidasis
g. DMPA mengurangi resiko karsinoma ovarium dan karsinoma endo metrium
h. DMPA diperbolehkan di Amerika Serikat untuk dipakai pada karsinoma ginjal (
sebagai pengobatan paliatif)
i. DMPA kadang-kadang digunakan untuk mengobati pubertas praecox
j. DMPA dalam dosis sangat tinggi digunakan untuk mengurangi kadar
terstosteron pada pria dengan kelakuan seksual yang abnormal.
7. Sterilisasi
a. Vasektomi (operasi pria)
Adalah suatu Tindakan bedah yang sangat sederhana dilakukan
pemotongan saluran yang membawa sperma dari buah pelir ke penis. Buah
pelirnya sendiri masih tetap utuh, tidak dipotong sama sekali. Operasi ini
dilakukan di Puskesmas. Operasi ini tidak mengubah kemampuan untuk
melakukan hubungan seksual ataupun untuk merasakan kenikmatan
hubungan seksual. Pria masih mampu untuk ejakulasi cairan sperma atau
semen tetapi cairan tersebut tidak mengandung benih sperma. Setelah
operasi, pria tersebut harus terlebih dahulu ejakulasi sampai 20 kali
sebelum benih sperma betul-betul telah bersih, selama menunggu pakailah
cara-cara kb yang telah biasa di pakai.
b. Tubektomi (operasi wanita)
Pemutusan saluran telur wanita sedikit lebih rumit dari pada vasektomi,
tetapi tetap merupakan Tindakan bedah yang aman hanya berlangsung
sekitar 30 menit. Tindakan ini tidak akan mengubah kemampuan wanita
untuk melakukan hubungan seksual atauoun menikmati hubungan seksual.
Penting : sterelisasi tidak melindungi terhadap PMS, termasuk AIDS.
7. MAL (Metode Aminorea Laktasi)
Metode Aminorea Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi sementara yang
mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif artinya, diberikan ASI saja
tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.
Cara kerja :
Cara kerja dan metode MAL adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi.
Pada saat laktasi atau menyusui hormon yang berperan adalah oksitosin dan
proklaktin.
Manfaat :
Metode MAL memberikan manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi. Manfaat
non kontrasepsi :
Untuk bayi :
- Mendapatkan kekebalan pasif
- Peningkatan gizi
- Mengurangi resiko penyakit menular
- Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula,
atau alat minum yang dipakai
Untuk ibu :
- Mengurangi perdarahan post partum
- Membantu proses involusi uteri
- Mengurangi resiko anemia
- Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi
Kelemahan :
- Memerlukan persiapan dimuali sejak kehamilan
- Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan,
belum mendapat haid dan menyusui secara eksklusif
- Tidak melindungi dari penyakit menular
- Bukan merupakan pilihan bagi wanita yang tidak menyusui
- Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.