A. DEFINISI
KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasehat perkawinan,pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran
(Depkes RI, 1999; 1).
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang
diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran (Hartanto, 2004; 27).
KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak
anak serta waktu kelahiran (Stright, 2004; 78).
2. Sasaran Program KB
a. Sasaran langsung
Pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran
dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.
b. Sasaran tidak langsung
Pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran
melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka
mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera (Handayani,2010;
29).
7. Definisi kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘melawan’ atau ‘mencegah’ dan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sel sperma. Untuk itu, maka yang membutuhkan
kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan intim/seks dan
kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan
(Suratun, 2008).
B. KLASIFIKASI
Penemuan terkini Alat Kontrasepsi perkembangan teknologi memang terus
berkembang dan tidak terkecuali dengan alat kontrasepsi. beberapa alat kontrasepsi
diantaranya :
1. Metode Sederhana
a. Metode tanpa alat
1) KBA
2) Metode kalender
a) Mekanisme kerja
Metode kalender menggunakan prinsip berkala yaitu tidak
melakukan persetubuhan pada masa subur istri. Untuk
menentukan masa subur istri digunakan tiga patokan, yaitu :
1. Ovulasi terjadi 14 hari sebelum haid yang akan datang
2. Sperma dapat hidup dan membuahi selama 48 jam setelah
ejakulasi
3. Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
Nampaknya cara ini mudah dilaksanakan , tetapi dalam
praktiknya sukar untuk menetukan saat ovulasi dengan tepat,
karena hanya sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur,
dan juga dapat terjadi variasi terutama pascapersalinan dan pada
tahun-tahun menjelang menopause.
b) Cara menentukan masa aman
Pertama dicatat lama siklus haid selama tiga bulan terakhir,
tentukan lama siklus haid terpendek dan terpanjang. Kemudian
sikus haid terpendek dikurangi 18 hari, dan siklus haid
terpanjang dikurangi 11 hari. Dua angka yang diperoleh
merupakan rentang masa subur. Dalam jangka waktu subur
tersebut pasangan suami istri harus pantang melakukan
hubungan seksual, sedangkan diluar waktu tersebut merupakan
masa aman.
2. Metode Modern
1) Kondom
a. Kondom Pria
Kondom adalah sarung karet yang dipakai pada alat kemaluan pria
selama melakukan hubungan seksual. Cara menggunakan kondom:
1) Bila seorang pria tidak disunat tarik selaput kulit kepala penis ke
belakang. Kemudian masukan ujung penis kedalam mulut kondom
dan masukan sampai ke ujung akhir penis yang keras.
2) Dengan terus memencet ujung penis, buka gulungan kondom sampai
semua kondom bisa meliputi semua permukaan penis. Bagian ujung
kondom yang agak longgar akan menampung cairan sperma. Bila
ujung penis tidak berongga, kondom bisa pecah.
3) Setelah pria ejakulasi, maka dia sebaiknya memegang ujung dan
pinggiran kondom dan mengeluarkannya dari vagina sewaktu penis
masih dalam keadaan tegang.
4) Tarik keluar kondom. Jangan sampai bocor sehingga cairan sperma
keluar.
5) Bentuk ikatan pada pangkal kondom kemudian dibuang dengan cara
dibakar atau dikubur sehingga jauh dari kemungkinan permainan
ank-anak atau binatang.
b. Kondom Wanita
Kondom wanita yang bisa pas divagina dan menutupi bibir luar bisa
dimasukan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual. Kondom
hanya digunakan sekali pakai, karena akan mudah robek bila dicuci dan
digunakan kembali. Kondom wanita merupakan cara KB yang efektif bisa
melindungi dari penularan PMS dan kehamilan serta berada dibawah kendali
wanita. Cara memakai kondom wanita:
1) Buka bungkusan kondom cari cincin dalam yang berupa cincin yang
bertutup.
2) Pencet cincin dalam tersebut dan pegang oleh jari-jari tangan.
3) Masukan cincin ke dalam lubang vagina
4) Dorong cincin sampai betul-betul masuk vagina. Sedangkan cincin luar
tetap berada diluar vagina.
5) Bila melakukan hubungan seksual masukan penis sampai masuk ke dalam
cincin luar tersebut.
6) Lepaskan segera kondom wanita setelah selesai berhubungan sebelum
kita berdiri. Plintir cincin luar kondom supaya cairan sperma masih tetap
berada di dalam kondom.
Kontraindikasi
Tidak semua wanita dapat menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi.
Kontraindikasinya antara lain :
Kontraindikasi mutlak
- Tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen
- Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik akut maupun menahun
- Pernah mengalami trombo phlebitis, trombo-emboli, kelainan
serebrovaskular
- Diabetes mellitus
- Kehamilan
Kontraindikasi relatif
- Depresi
- Migraine
- Mioma uteri
- Hipertensi
- Oligomenorea dan amenorea
Kelebihan dan Kekurangan pil kombinasi
Kelebihan
- Efektivitasnya dapat di percaya
- Frekuensi koitus tidak perlu di atur
- Siklus haid tidak teratur
- Keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama
sekali
Kekurangan
- Pil harus di minum setiap hari
- Motivasi harus kuat
- Adanya efek samping walaupun efeknya sementara
- Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang
persisten
- Harganya relative mahal
Cara pemakaian pil kombinasi:
Pil tersedia dalam paket berisi 21 atau 28 tablet. Bila memakai paket 28 tablet,
minumlah pil setiap hari selama sebulan. Segera setelah selesai 1 paket,
mulailah dengan paket yang baru dan seterusnya. Bila memakai paket 21 pil,
minumlah pil setiap hari selama 21 hari, kemudian tunggu 7 hari sebelum mulai
dengan paket yang baru.
Pil yang terlambat diminum atau lupa akan menyebabkan perdarahan sedikit,
seperti datang bulan yang ringan.
1. Pil Progesteron
Karena jenis pil ini tidak mengandung estrogen maka pil ini lebih aman bagi
wanita yang tidak cocok pil kombinasi dan bagi wanita timbul efek samping
pada pemakaian pil kombinasi. Pil ini juga lebih baik bagi ibu menyusui
karena tidak mengandung zat yang menyebabkan pengurangan produksi ASI.
Penggunaan pil ini sangat efektif bagi ibu-ibu menyusui.
Pada beberapa wanita pil ini menekan ovulasi secara sempurna. Pada
beberapa wanita yang lain folikel mengalaman pematangan secara normal,
tetapi terjadi fase luteal yang dipersingkat dan tidak terjadi produksi
progesterone. Kerja kontrasepsi pil progesterone saja terletak pada kerjanya
pada mucus serviks dengan membuat mukus ini lebih kental dan sulit dilewati
sperma, dan dengan mengurangi kerja peristaltik tuba falopi sehingga sperma
yang tetap hidup sangat sulit atau tidak mungkin mencapai uterus.
Efek samping yang umum terjadi:
Perdarahan tidak teratur atau bercak-bercak
Datang bulan terlambat
Sering pusing
2. Pil sekuensial
Pil ini hanya mengandung estrogen di minum selama setengah pertama siklus
mentruasi dan kemudian selama setengah siklus yang kedua diberikan pil
yang mengandung baik estrogen maupun progesterone. Efek keseimbangan
hormone ini ialah penekanan ovulasi, dan karena kadar estrogen tinggi, maka
juga akan menekan laktasi apabila diberikan kepada pasien post natal.
Sekuensial memberikan banyak efek samping, yang meliputi bertambahnya
berat badan, perubahan payudara, mual, sakit kepala dan penurunan libido.
Secara umum ada beberapa komplikasi yang terjadi pada kontrasepsi oral,
yaitu mencakup sebagai berikut :
A – Abdominal pain, mengindikasikan masalah pada hepar atau kandung
empedu.
C – Chest pain atau sesak napas, mengindikasikan adanya sumbatan
pembuluh darah pada paru atau jantung.
H – Headaches, disebabkan oleh gangguan kardiovaskular atau hipertensi.
E – Eye problem, mengindikasikan gangguan vascular atau hipertensi.
S – Severe leg pain, mengidikasikan proses trombo-emboli.
3) Implant
Pengertian Kontrasepsi Implan
a. Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian
subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang,
dosis rendah, dan reversibel untuk wanita (Speroff & Darney, 2005).
b. Kontrasepsi Implan adalah sistem norplant dari implan subdermal
levonorgestrel yang terdiri dari enam skala kapsul dimethylsiloxane yang dibuat
dari bahan sylastic, masing-masing kapsul berisi 36 mg levonorgestrel dalam
format kristal dengan masa kerja lima tahun (Varney, 1997).
Cara Kerja Kontrasepsi Implan :
a. Lendir serviks menjadi kental
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap
mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang
membentuk sawar untuk penetrasi sperma.
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang
diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat
mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada
bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna implan.
c. Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat
pergerakan sperma.
d. Menekan ovulasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH),
baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.
4) KB Suntikan
Salah satu tujuan utama dari penelitian kontrasepsi adalah untuk mengembangkan
suatu metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama), yang tidak
membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan bersanggama, tetapi tetap
reversibel. Dua kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang sekarang banyak
dipakai adalah :
1. DMPA (Depot Medroxyprogesterone asetat) = Depo Provera
a. Dipakai di lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang lebih 20 tahun
dan smapai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita.
b. Diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg.
2. NET-EN (Norethindrone enanthate) = Noristerat
a. Dipakai lebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5 juta wanita.
b. Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali setiap 8
minggu untuk 6 bulan pertama (= 3x suntikan pertama), kemudin selanjutnya
sekali setiap 12 minggu.
Baik DMPA maupun NET EN sangat aktif dengan angka kegagalan untuk :
DMPA : < 1 per 100 wanita pertahun
NET EN : 2 per 100 wanita pertahun
Efek samping utama : gangguan pola haid. Sedangkan efek samping lain kecil
sekali, antara lain :
Berat badan naik, antara 1-5 kg (DMPA).
Sebagian besar wanita belum kembali fertilitasnya selama 4-5 bulan setelah
menghentikan suntikannya.
Penelitian-penelitian membuktikan bahwa sampai saat ini kontrasepsi suntikan
tidak menambah risiko terjadinya karsinoma seperti karsinoma payudara atau
serviks, progesteron, termasuk DMPA digunakan untuk mengobati karsinoma
endometrium.
NET EN :
1. Merupakan suatu progestin yang berasal dari testosterone, dibuat dalam
larutan minyak. Larutan minyak tidak mempunyai ukuran partikel yang tetap
dengan akibat pelepasan obat dari tempat suntikan kedalam sirkulasi darah
dapat sangat bervariasi.
2. Lebih cepat di metabolisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat dibandingkan
dengan DMPA.
3. Setelah disuntikkan, NET EN harus di ubah menjadi norethindrone (NET)
sebelum ia menjadi aktif secara biologis.
4. Kadar puncak dalam serum tercapai dlam 7 hari setelah penyuntikan,
kemudian menurun secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam waktu 2,5 – 4
bulansetelah disuntikkan.
Kontra-Indikasi Suntikan
WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi suntikan pada:
Kehamilan
Ca Mammae
Ca Traktus Genitalia
Pendarahan Abnormal Uterus
Disamping itu WHO juga menganjurkan untuk:
Mempertimbangkan kontra indikasi yang berlaku untuk POK
Pada wanita dengan DM atau riwayat DM selama kehamilan, harus dilakukan
follow up dengan teliti, karena dari beberapa percobaan laboratorium,
ditemukan bahwa DMPA mempengaruhi metabolism karbohidrat.
Efek Non-Kontraseptif
Kontrasepsi suntikan juga mempunyai efek non-kontraseptif yang
menguntungkan, yaitu:
a. DMPA telah diakui sebagai terapi untuk karsinoma endometrium (primer
maupun mestatik)
b. Pada wanita yang sedang menyusui, DMPA dapat menambah jumlah ASI
c. Kadar Hb sering bertambah, sehingga dapat menolong mencegah anemia,
baik pada DMPA maupu NET EN
d. Pada penderita penyakit sickle cell (suatu penyakit genetic di afrika), DMPA
mengurangi rasa sakit dan terdapat lebih sedikit sel darah merah abnormal.
e. DMPA juga memberi proteksi terhadap beberapa macam infeksi traktus
genitalia/PID
f. DMPA juga mencegah vulvo-vaginal candidiasis
g. DMPA mengurangi resiko karsinoma ovarium dan karsinoma endometrium
h. DMPA diperbolehkan di Amerika Serikat untuk dipakai pada karsinoma ginjal
(sebagai pengobatan paliatif)
i. DMPA kadang-kadang digunakan untuk mengobati pubertas praecox
j. DMPA dalam dosis sangat tinggi digunakan untuk mengurangi kadar
testosterone pada pria dengan kelakuan seksual yang abnormal.
5) Alat dalam rahim IUD (IUCD, COPPER-T, SPIRAL)
Kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) merupakan alat kontrasepsi yang
dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif bila dibandingkan dengan metode
pil, suntik dan kondom. Efektifitas metode IUD antara lain ditunjukkan dengan
angka kelangsungan pemakaian yang tertinggi bila dibandingkan dengan metode
tersebut diatas. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari plastik elastik, dililit
tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan
reaksi anti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun,
dengan metode kerja mencegah masuknya spermatozoa /sel mani ke dalam
saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan
oleh tenaga medis (dokter atau bidan terlatih), dapat dipakai oleh semua
perempuan usia reproduksi namun tidak boleh dipakai oleh perempuan yang
terpapar infeksi menular seksual (BKKBN, 2002).
Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah (Bari, 2006) :
a. Copper-T
Jenis IUD Copper-T berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana
pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga
halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik.
b. Copper-7
Jenis IUD Copper-7 berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm
dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2,
fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T.
c. Multi load
Jenis IUD multi load terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan
kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke
ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas
permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga
jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini.
d. Lippes loop
Jenis IUD Lippes loop terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau
huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada
ekornya. Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran
panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5
mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D
berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka
kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila
terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyum batan usus, sebab
terbuat dari bahan plastik.
6) Sterilisasi
Terdapat beberapa cara operasi yang bisa membuat pria atau wanita hampir tidak
mungkin bisa mempunyai anak lagi. Karena hasil operasi ini bersifat permanen,
maka tindakan ini hanya tepat bagi ibu atau bapa yang betul-betul telah yakin tidak
ingin mempunyai anak lagi.
Untuk mendapatkan pelayanan tindakan operasi ini, ibu atau bapa harus pergi ke
RS yang mampu melayani operasi tersebut. Operasi ini cukup cepat dan aman
yang jarang menimbulkan efek samping.
a. Vasektomi (operasi pria)
Adalah suatu tindakan bedah yang sangat sederhana dimana dilakukan
pemotongan saluran yang membawa sperma dari buah pelir ke penis. Buah
pelirnya sendiri masih tetap utuh, tidak dipotong sama sekali. Operasi ini
dilakukan di Puskesmas, dimana petugas kesehatan telah dilatih untuk
melakukannya. Tindakan operasi ini hanya berlangsung beberapa menit.
Operasi ini tidak mengubah kemampuan untuk melakukan hubungan seksual
ataupun untuk merasakan kenikmatan hubungan seksual. Pria masih mampu
untuk ejakulasi cairan sperma atau semen tetapi cairan tersebut tidak
mengandung benih sperma. Setelah operasi, pria tersebut harus terlebih
dahulu ejakulasi sampai 20 kali sebelum benih sperma betul-betul telah bersih.
Selama menunggu pakailah cara-cara kb yang telah biasa dipakai.
b. Tubektomi (operasi wanita)
Pemutusan saluran telur wanita sedikit lebih rumit dari pada vasektomi, tetapi
tetap merupakan tindakan bedah yang aman hanya berlangsung sekitar 30
menit.
Petugas kesehatan membuat sayatan kecil di kulit perut ibu, kemudian
memotong atau mengikat saluran yang membawa sel telur dari indung telur
kerahim. Tindakan ini tidak akan mengubah kemampuan wanita untuk
melakukan hubungan seksual ataupun menikmati hubungan seksual. Penting:
sterilisasi tidak melindungi terhadap PMS, termasuk AIDS. Kita harus tetap
memikirkan cara untuk perlindungan untuk penyakit-penyakit tersebut.
7) MAL (Metode Aminorea Laktasi)
Metode Aminorea Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi sementara yang
mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif artinya, diberikan ASI saja tanpa
tambahan makanan dan minuman lainnya.
Cara kerja
Cara kerja dari metode MAL adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi.
Pada saat laktasi atau menyusui hormon yan berperan adalah oksitosin dan
prolaktin.semakin sering menyusui maka kadar prolaktin meningkat dan hormon
gonadotropin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat
akan mengurangi kadar estrogen sehingga tidak terjadi ovulasi.
Manfaat
Metode MAL memberikan manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi. Manfaat non
kontrasepsi:
Untuk bayi:
Mendapatkan kekebalan pasif.
Peningkatan gizi.
Mengurangi resiko penyakit menular.
Terhidar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula, atau alat
minum yang dipakai.
Untuk ibu:
Mengurangi perdarahan post partum.
Membantu proses involusi uteri.
Mengurangi resiko anemia.
Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.
Kelemahan:
Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.
Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan, belum
mendapat haid dan menyusui secara eksklusif.
Tidak melindungi dari penyakit menular.
Bukan merupakan pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.
Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.
Menyusui bisa efektif mencegah kehamilan bila terdapat keadaan seperti berikut ini:
1. Bayi berumur kurang dari 6 bulan.
2. Datang bulan belum dimulai sejak melahirkan.
3. Ibu hanya memberikan ASI saja bagi bayi dan memberikannya setiap bayi
merasa lapar dengan jarak antara waktu makan kurang dari 6 jam baik siang
maupun malam. Bayi sering minum ASI di malam hari.
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f. Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetri
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kontrasepsi suntik
Nyeri akut
Deficit volume cairan
Perubahan body image
Ansietas
b. Kontrasepsi pil
Nyeri akut
Perubahan body image
c. IUD
Nyeri akut
Perubahan suhu tubuh
Ansietas
Kurang pengetahuan
3. Intervensi Keperawatan
Nyeri akut
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak mengalami
nyeri
Kriteria hasil :
klien melaporkan nyeri berkurang
klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
klien mampu mengenali nyeri
INTERVENSI RASIONAL
Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan Dukungan dari keluarga dapat
menemukan dukungan membantu klien mengatasi nyeri
Ajarkan tentang teknik non farmakologi: Teknik non farmakologi yang benar
napas dada, relaksasi, distraksi, kompres akan membuat klien rileks dan nyaman
hangat/dingin sehingga dapat mengurangi nyeri
Ansietas
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam kecemasan klien
teratasi
Kriteria hasil :
TTV klien dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas
INTERVENSI RASIONAL
Kurang Pengetahuan
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien menunjukkan
pengetahuan tentang kontrasepsi
Kriteria hasil :
Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi, jenis kontrasepsi,
kelebihan & kekurangan, serta cara menggunakannya
Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan
lainnya
INTERVENSI RASIONAL
Progesterone Estrogen
Faktor
Sirkulasi GIT Reproduksi pembekuan
darah
Retensi Merangsang Stimulasi Pengentalan meningkat
cairan pusat hipotalamus lender serviks
reseptor Trombosis
Peningkatan makanan Menekan Menghambat
TD LH,FSH penetrasi
Nafsu makan sperma
Menghambat meningkat Ovulasi
sikluas terhambat Sperma &
oksigenasi BB ovum tidak
Menghambat meningkat Perubahan bertemu
Nyeri kepala produksi maturasi
prostaglandin Kelebihan endometrium Lender
Nyeri nutrisi meningkat
Peningkatan Atropi
proteksi Perubahan Keputihan
Asam terhadap body image Dinding
lambung mukosa rahim sulit Resiko infeksi
meningkat lambung lepas
Progesterone Estrogen
Faktor
Sirkulasi GIT Reproduksi pembekuan
darah
Retensi Merangsang Stimulasi Pengentalan meningkat
cairan & Na pusat nafsu hipotalamus lender
makan serviks Trombosis
Peningkatan LH,FSH
TD Nafsu makan menurun Menghambat
meningkat penetrasi
Menghambat Ovulasi sperma
sikluas BB terhambat
oksigenasi meningkat Sperma &
Menghambat Perubahan ovum tidak
Nyeri kepala produksi Perubahan maturasi bertemu
prostaglandin body image endometrium
Nyeri Lender
Peningkatan Atropi meningkat
proteksi
Asam terhadap Dinding Konsepsi
lambung mukosa rahim sulit tidak terjadi
meningkat lambung lepas
Nyeri