Anda di halaman 1dari 51

RESUME MATERI KELOMPOK 1 SAMPAI 9

Bd. 6.504

Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah


“Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi ”

DOSEN PENGAMPU :
JEHANI FAJAR P, S.ST, M.Kes
RATNA INDAH KARTIKA SARI, M.Keb
ASTRISARIA, S.ST

OLEH :
HERNAWATI
( NIM : 221092020 )

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK


PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
RESUME KELOMPOK 1

KONSEP PERENCANAAN KELUARGA

Konsep Perencanaan Keluarga


Perencanaan keluarga merupakan upaya untuk mengatur jumlah anak yang
dimiliki dalam keluarga berdasarkan pilihan dan keputusan bersama di antara
pasangan suami istri.
Aspek yang digunakan dalam perencanaan keluarga meliputi :
- Penundaan kehamilan (usia diatas usia > 20 tahun)
- Menjarangkan atau mengatur jarak kehamilan (usia 20 - 35 tahun)
- Mencegah kehamilan (usia diatas usia 35 tahun)
Penundaan Kehamilan
Penundaan kehamilan berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai
perencanaan yang kongkret mengenai kapan anaknya diharapkan lahir disambut
dengan rasa gembira dan syukur lalu merencanakan berapa anak yang dicita-
citakan, yang disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat
dan negaranya.
Ada dua cara menunda kehamilan :
1. Secara Alami
a. Metode Kalender
1) Cara nya dengan menghindari hubungan seksual selama masa subur.
2) Efektif, tapi harus teliti dan cermat mencatat kapan masa subur terjadi.
3) Tidak semua wanita bisa menerapkannya.
4) Hanya direkomendasikan bagi wanita yang memiliki siklus menstruasi
teratur.
5) Untuk siklus haid 28 hari, masa subur dimulai pada ke 14 dihitung dari
hari pertama haid dan perkiraan masa subur berada pada hari ke 12
sampai 16 terhitung dari hari pertaama haid. Pada masa ini tidak
dianjurkan untuk melakukan hubungan suami istri guna mencegah
kehamilan.
b. Metode Suhu Basal
1) Suhu Basal tubuh adalah suhu ketika tubuh sedang beristirahat (bangun
tidur pagi).
2) Suhu tubuh di ukur dan dengan menggunakan termometer digital dan di
catat.
3) Masa subur terjadi saat suhu tubuh meningkat 0,3◦C. Jika suhu tubuh
tetap selama 3 hari atau lebih maka kemungkinan besar sedang dalam
masa subur
c. Metode Lendir Serviks ( Billing Ovulation )
1) Dengan cara memeriksa lendir servik yang keluar dari vagina, baik yang
menempel pada celana maupun dengan menyeka organ intim
menggunakan kain atau tisu.
2) Untuk mencegah kehamilan hindari senggama sejak hari pertama lendir
servik keluar dengan tekstur berbeda hingga 4 hari setelah masa puncak
ovulasi
d. Senggama Terputus
1) Dengan mengeluarkan penis dari vagina menjelang ejakulasi, sehingga
air mani dan sperma dikeluarkan di luar vagina
2) Bukan cara yang ampuh untuk menunda kehamilan atau mencegah
kehamilan.

2. Penggunaan Alat Kontrasepsi


a. Pil KB
1) Dikonsumsi secara rutin sesuai anjuran.
2) Efektivitas sangat tinggi, yaitu hingga 90 persen.
3) Memiliki efek samping : mual, nyeri payudara, hingga penurunan gairah
seksual.
b. AKDR / IUD
1) Merupakan metode yang efektif untuk mencegah kehamilan dan mampu
mengurangi risiko untuk hamil hingga 99%.
2) Cara kerjanya dengan menghalangi dan menghentikan sperma membuahi
sel telur.
3) Aman digunakan saat menyusui dan dapat mencegah kehamilan cukup
lama, yaitu sekitar 5-10 tahun, tergantung jenis IUD yang digunakan.
c. Kondom
1) Merupakan alat kontrasepsi yang ringkas dan mudah didapatkan.
2) Efektif dalam mencegah penularan infeksi menular seksual.
3) Penggunaan kondom yang benar bisa mencegah kehamilan hingga 98%.
d. AKBK / Implant
1) Mengandung hormon progestin dan dapat menunda kehamilan hingga 3
tahun.
2) Dipasang pada lengan atas melalui sebuah sayatan kecil pada permukaan
kulit.
3) Efektivitas dalam mencegah kehamilan mencapai 99 %.
4) Efek Samping berupa perubahan pola perdarahan haid, sakit kepala,
peningkatan berat badan, mual, perubahan selera makan, jerawat, gugup /
cemas dan depresi.
e. Suntik KB
1) Efektivitas pencegah kehamilan sekitar 90 %.
2) Mengandung Hormon Estrogen dan Progestin
3) Efek samping berupa menstruasi menjadi tidak teratur atau terhenti, berat
badan bertambah, sakit kepala, munculnya jerawat, hingga kerontokan
rambut.
f. Kontrasepi Darurat
1) Dapat menjadi pilihan jika anda lupa mengenakan alat kontrasepsi saat
berhubungan intim.
2) Kontrasepsi ini mengandung levonorgestrel yang memiliki kemiripan
dengan progesteron, sehingga dapat mencegah pelepasan sel telur dan
pembuahan.
3) Digunakan secepat mungkin setelah berhubungan intim.
4) Hanya efektif bila digunakan kurang dari 72 jam sejak hubungan intim

Menjarangkan atau mengatur jarak kehamilan


Masa menjarangkan kehamilan terjadi pada periode PUS ( usia 25 – 35 tahun ).
Dalam periode 15 tahun (usia 20-35 tahun) dianjurkan untuk memiliki 2 anak.
Jarak ideal antara dua kelahiran bagi PUS kelompok ini adalah sekitar 7-8 tahun.
Patokannya adalah jangan terjadi dua balita dalam periode 5 tahun.
Pada masa ini pilihan alat kontrasepsi yang tepat adalah AKDR, Suntik KB, Mini
Pil, Pil KB, Implan dan Kondom.

Mencegah kehamilan
Untuk mencegah kehamilan (usia > 35 tahun) memerlukan kontrasepsi yang aman
dan efektif karena kelompok ini akan mengalami peningkatan morbiditas dan
mortalitas jika mereka hamil.
Bukti terakhir menunjukkan bahwa baik pil kombinasi maupun suntikan
kombinasi dapat digunakan dengan aman oleh klien berusia > 35 tahun sampai
masa menopause, jika tidak terdapat faktor risiko lain.
Pada pemakaian kontrasepsi hormonal sesudah usia 35 tahun, menurut penelitian
terakhir disamping terbukti turunnya tingkat prevalensi kanker payudara, ternyata
resiko kanker endrometrium dan kanker ovarium juga turun.
Wanita usia 35 tahun yang merokok sebaiknya tidak penggunakan pil kombinasi
atau pun suntikan kombinasi. Pada masa ini pilihan alat kontrasepsi yang tepat
adalah Kontap, AKDR, Implan Suntik KB, Kondom dan Pil KB.

Penapisan Klien
Merupakan upaya untuk melakukan tela’ah dan kajian tentang kondisi kesehatan
klien dengan kesesuaian penggunaan metode kontrasepsi yang diinginkan.
Tujuan penapisan adalah untuk menentukan apakah ada kehamilan, keadaan yang
membutuhkan perhatian khusus, adanya masalah (masalnya diabetes, tekanan
darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut.
Daftar tilik penapisan klien berfungsi untuk memudahkan dalam penapisan klien
Semua metode kontrasepsi dapat mengembalikan kesuburan, kecuali kontrsepsi
mantap. Kembalinya kesuburan berlangsung segera setelah pemakaian metode
kontrasepsi dihentikan, kecuali DMPA dan NET-EN yakni 10 dan 6 bulan
terhitung mulai suntikan terakhir. Kontap harus dianggap sebagai metode
permanen.
Persyaratan Medis Dalam Menggunakan Kontrasepsi

1. Tidak sedang hamil


2. Sebelum usia menopause
3. Usia tidak terlalu muda
4. Tidak ada masalah kesehatan fisik
RESUME KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI

(KELOMPOK 2)

Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh , bukan
hanya bebas dari penyakit dan kecacatan , dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistem reproduksi , funsgi serta prosesnya.

Reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan


keturunandemi kelestarian hidupnya.

Organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik ,


mental dan kehidupan sosial, yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses
reproduksi.

Menurut BKKBN(2001) definisi kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara


fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang
berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya
kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya

Menurut Depkes RI, 2000 kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara
menyeluruh mencakup fisik , mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan
alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya
kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana sesorang dapat memiliki
kehidupan sosial yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah.

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik,


mental dan kehidupan sosial, yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses
reproduksi.
Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam lingkup kehidupan :

a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir


b. Keluarga berencana
c. Pencegahan dan penangulangan infeksi saluran reproduksi termasuk PMS
d. Pencegahan dan penangulangan kompliksi aborsi
e. Kesehatan reproduksi remaja
f. Pencegahan dan penanganan inferlitas
g. Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
h. Berbagi aspek kesehatan reproduksi lain misalnya kanker servik, mutilasi
genetalia, fistula dll

Hak – Hak Reproduksi


Hak reproduksi perorangan adalah hak yang dimiliki setiap orang, baik laki – laki
maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur,
agama dll ) untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab ( kepada diri,
keluarga, dan masyarakat ) mengenai jumlah anak jarak antar anak serta
penentuan waktu kelahiran anak dan akan melahirkan.
Hak reproduksi (Depkes RI, 2002) dapat dijabarkan secara praktis antara lain :

1. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang


baik.
2. Perempuan dan laki-laki , sebagai pasangan atau sebagai individu berhak
mendapat informasi lengkap tentang seksualitas, kesehatan reproduksi, dan
manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang
digunakan untuk mengatasi kesehatan reproduksi.
3. Adanya hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau,
dapat diterima, sesuai dengan pilihan ,tanpa paksaan, dan tidak melawan
hukum.
4. Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan Kesehatan yang di
butuhkannya,yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani
kehamilan dan persalinan,sertamemperoleh bayi yang sehat.
5. Setiap pasangan suami istri berhak memiliki hubungan yang di dasari
penghargaan
6. Terhadap pasangan masing masing dan di lakukan dalam situasi dan kondisi
yang diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan,ancaman dan kekerasan.
7. Setiap remaja lelaki maupun perempuan berkah memperoleh informasi yang
tepat dan benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam
menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab.

8. Setiap laki laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah,
lengkap dan akurat mengenai penyakit menular sexual termasuk HIV/AIDS.

Menurut ICPD ( 1994 ) hak hak reproduksi antara lain :


1. Hak mendapat informasi dan Pendidikan Kesehatan reproduksi.

2. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan dan Kesehatan reproduksi.

3. Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan Kesehatan reproduksi.

4. Hak untuk di lindungi dari kematian karena kehamilan. 5.Hak untuk menentukan
jumblah dan jarak kelahiran anak.
6. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya.
7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk
perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan dan pelecehan sexual.
8. Hak mendapatkan manfaat kemajuan, ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi
9. Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan atas pelayanan dan
kehidupan reproduksinya.
10. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga.
11. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan
berkeluarga dan kehidupan reproduksi.
12. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan
dengan

Menurut Piagam IPPF/PKBI Tentang Hak Hak Reproduksi Dan Seksual


Adalah :

1. Hak untuk hidup


2. Hak mendapatkan kebebasan dan keamanan
3. Hak atas kesetaraan dan terbebas dari segala bentuk diskriminasi
4. Hak privasi
5. Hak kebebasan berfikir
6. Hak katas informasi dan edukasi
7. Hak memilih untuk menikah atau tidak serta untuk membentuk dan
merencanakan sebuah keluarga

8. Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan punya anak


9. Hak atas pelayanan proteksi kesehatan
10.Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan

11.Hak atas kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam area politik

12.Hak untuk terbebas dari kesakitan dan kesalahan pengobatan

Jadi hak reproduksi dapat dijabarkan secara praktis antara lain :

1. Hubungan suami istri yang didasari penghargaan terhadap pasangan masing-


masing dan dilakukan dalam situsi dan kondisi yang diinginkan Bersama tanpa
unsur paksaanancaman, dan kekerasan.

2. Para remaja, laki-laki maupun perempuan berhak memperoleh informasi yang


tepat dan benar tentang Kesehatan reproduksi remaja, sehinga dapat berprilaku
sehat dan menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab.

3. Laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi yang mudah dioeroleh,


lengkap, dan akurat mengenai penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS.
RESUME SKRINING PRA KONSEPSI

(KELOMPOK 3)

Definisi : serangkaian intervensi yang bertujuan mengidentifikasi dan


memodifikasi risiko biomedis, perilaku, dan sosial yang berkaitan dengan
kesehatan wanita serta hasil kehamilan nantinya.

Dilakukan sebagai langkah pertama untuk memastikan kesehatan calon ibu serta
calon anak sedini mungkin, bahkan sebelum proses pembuahan terjadi
(CDC,2006),

Dimulai dalam jangka waktu dua tahun sebelum konsepsi (WHO, 2013).
Dilakukan untuk mengetahui risiko medis, perilaku, dan kondisi sosial kesehatan
seorang perempuan atau luaran kehamilan melalui cara-cara tertentu secara medis.

Tujuan skrining pra konsepsi :


a. Agar pasangan memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik terkait
kesehatan sebelum kehamilan.
b. Agar calon ibu memasuki kehamilan dalam kondisi kesehatan yang optimal.
c. Untuk menurunkan risiko kehamilan yang tidak diharapkan dari riwayat
kehamilan sebelumnya dengan melakukan persiapan sebelum kehamilan.
Secara umum, calon wanita hamil dikatakan berisiko tinggi jika :
a. Usia ibu kurang dari 20 atau lebih dari 35 tahun
b. Riwayat kehamilan sebelumnya:
1) Keguguran berulang
2) Kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim)
c. Riwayat operasi sesar
1) Preeklampsia (tekanan darah tinggi dalam kehamilan)
2) Persalinan preterm (kurang bulan)
3) Perdarahan sebelum atau sesudah persalinan
d. Riwayat janin dengan defek tabung neural (neural tube defect)
e. Menderita atau memiliki riwayat medis seperti:
1) Hipertensi kronik (tekanan darah tinggi yang sudah menahun)
2) Diabetes mellitus (penyakit gula)
3) Epilepsi
4) Penyakit jantung dan pembuluh darah
5) Asma
6) Trombofilia (gangguan pembekuan darah)
7) Penyakit ginjal
8) Hepatitis B atau C
9) Anemia
10) Penyakit tiroid
11) Penyakit jaringan ikat, seperti rheumatoid arthritis, lupus
12) Masalah psikiatri atau kejiwaan
13) Kanker
14) Penyakit infeksi
15) Penyakit menular seksual
16) Memiliki riwayat penyakit genetik:
a) Thalassemia
b) Fenilketonuria, dan lainnya
17) Penggunaan zat berbahaya:
a) Narkotika
b) Rokok
c) Alkohol
18) Status gizi:
a) Gizi kurang (underweight)
b) Gizi lebih (overweight atau obesitas)

c)

Manfaat skrining pra konsepsi


a. Bagi wanita ntuk merencanakan kehamilan, menjaga dan memilih kebiasaaan
untuk hidup sehat
b. Bagi seorang laki laki. untuk memilih dan menjaga tetap sehat serta
membantu orang lain untuk melakukan hal yang sama, dan sebagai mitra
wanita
d. Bagi bayi, akan membuat orang tua melaksanakan hidup sehat sebelum dan
selama kehamilan sehingga akan melahirkan bayi tanpa cacat atau keadaaan
yang tidak normal lainnya dan memberi kesempatan terhadap bayi untuk
memulai kehidupannya dengan sehat.
e. Bagi keluarga, akan menciptakan keluarga yang sehat dan akan menciptakan
kualitas keluarga yang lebih baik dimasa yang akan datang. (CDC, 2006)

Langkah-Langkah Skrining Prakonsepsi

1. Anamnesa
Merupakan sebuah komunikasi atau dialogis yang aktif antara dokter dan
tenaga medis dengan pasien.

Tujuan anamnesa adalah mendapatkan data atau informasi tentang keluhan yang
sedang dialami atau diderita oleh pasien.

Anamnesa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu


a. Autoanamnesa, ialah anamnesa yang dilakukan secara langsung kepada
pasien.
b. Allonamnesa, ialah anamnesa yang dilakukan dengan orang lain seperti
keluarga pasien atau sahabat pasien guna memperoleh informasi yang
tepat tentang keadaan pasien.

2. Pemeriksaan Fisik
Perlu dilakukan dengan alasan pemeriksaan ini bisa mendeteksi gangguan
yang mengancam selama dalam tahap prakonsepsi. Periksa yang perlu
dilakukan pada masa prakonsepsi seperti riwayat penyakit dan genetik (jika
usia calon ibu di atas 36 tahun) siklus haid, dan alat kontrasepsi.
Pemeriksaan fisik ini meliputi analisis urine, pemeriksaan tekanan darah, dan
analisis darah.
Menurut Mayo Clinic, risiko gangguan kehamilan dan melahirkan akan lebih
tinggi pada wanita yang memiliki tekanan darah tinggi, salah satunya pre-
eklampsia. Selain itu akan ada tes golongan darah (ABO-RH) untuk
mengetahui apakah calon istri memiliki Rh- negatif.

3. Pemeriksaan laboratorium pada suami istri


Dilakukan untuk mengetahui apakah ada virus atau penyakit-penyakit yang
pada suami istri tersebut yang akan mempengaruhi kesehatan calon janin.
Seperti penyakit hepatitis, HIV, urinalisa, dan virus-virus lainnya (Sutriyanto,
2019).
Penyakit yang dapat di deteksi melalui pemeriksaan laboratoriu antara lain
penyakit hereditas atau yang diturunkan orang tua ( thalassemia, hemophilia,
sickle cell disease), penyakit menular (hepatitis B, hepatitis C, HIV/AIDS,
penyakit menular seksual, infeksi TORCH, dan penyakit menahun.

4. Konseling persiapan kehamilan


Informasi yang diberikan melalui konseling tidak bersifat instruktif atau
memaksakan seseorang untuk melakukan apa yang di informasikan
kepadanya. Informasi yang diperlukan dan konseling pra kehamilan yaitu data
biografi secara lengkap, riwayat kesehatan, riwayat genetika, perilaku hidup,
dan beberapa pertanyaan lainnya.
RESUME KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
(KELOMPOK 4)

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa


dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.
Batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun (WHO).

Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh
Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin.

Menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan


usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.

Hurlock (1973) memberi batasan masa remaja berdasarkan usia kronologis, yaitu
antara 13 hingga 18 tahun.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh
dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi
(Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan, 1994).
Kesehatan Reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan
sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala
aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi
dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari
kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
Pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka mempunyai
kesehatan reproduksi yang baik, antara lain :
a) Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek
tumbuh kembang remaja)
b. Mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana
merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginnannya dan pasanganya

c. Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi


kesehatan reproduksi
d. Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
e. Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
f. Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
g. Mengambangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat
kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif
h. Hak-hak reproduksi.

Perlunya remaja mengetahui kesehatan reproduksinya menurut BKKBN adalah


agar remaja mengenal tubuhnya dan organ-organ reproduksinya, memahami
fungsi dan perkembangan organ reproduksinya secara benar, memahami
perubahan fisik dan psikisnya, melindungi diri dari berbagai risiko yang
mengancam kesehatan dan keselamatannya, mempersiapkan masa depan yang
sehat dan cerah, serta mengembangkan sikap dan perilaku bertanggung jawab
mengenai proses reproduksi (Lilestina Sri Nasution, 2012).

Perubahan fisik, biologis, psikososial pada remaja terbagi menjadi

1. Masa remaja , dibedakan dalam :


A. Masa remaja awal, usia 10 – 13 tahun.
B. Masa remaja tengah, uia 14 – 16 tahun.
C. Masa remaja akhir, usia 17 – 19 tahun.
 Pertumbuhan fisik pada remaja perempuan :
a) Mulai menstruasi.
b) Payudara dan panggul membesar.
c) Indung telur membesar.
d) Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat.
e) Vagina mengeluarkan cairan.
f) Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina.
g) Tubuh bertambah tinggi (lengan dan tungkai kaki bertambah panjang )
h) Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak
terlihat seperti anak kecil lagi.
i) Kaki dan tangan bertambah besar
j) Keringat bertambah banyak
k) Indung telur mulai membesar dan berfungsi sebagai organ reproduksi
 Perubahan fisik yang terjadi pada remaja laki-laki :
a) Terjadi perubahan suara mejadi besar dan berat.
b) Tumbuh bulu disekitar ketiak dan alat kelamin.
c) Tumbuh kumis.
d) Mengalami mimpi basah.
e) Tumbuh jakun.
f) Pundak dan dada bertambah besar dan bidang.
g) Penis dan buah zakar membesar.
h) Tubuh bertambah berat dan tinggi
i) Keringat bertambah banyak
j) Kulit dan rambut mulai berminyak
k) Lengan dan tungkai kaki bertambah besar
l) Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga
tidakterlihat seperti anak kecil lagi
Pada usia remaja, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah
sebagai berikut:
a. Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya
baik sesama jenis maupun lawan jenis
b. Mencapai peran sosial maskulin dan feminin
c. Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
d. Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa
lainnya
e. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
f. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
g. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan di kehidupan keluarga
h. Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk
tercapainya kompetensi sebagai warga negara
i. Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan
secara sosial
j. Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku
(Havighurst dalam Hurlock, 1973).
Perubahan psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja
laki-laki, mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan
pergaulan dan tanggung jawab, yaitu :

a. Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya. Remaja


lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua.

b. Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri.

c. Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung


pada kelompoknya.
Hal tersebut diatas menyebabkan remaja menjadi lebih mudah terpengaruh
oleh hal-hal yang negatif dari lingkungan barunya.

Masalah Reproduksi Remaja

Secara umum terdapat 4 faktor yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi,


yaitu :
1. Faktor sosial ekonomi dan demografi.

2. Faktor budaya dan lingkungan

3. Faktor psikologis,
4. Faktor biologis

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seks bebas pada remaja


1. Kualitas diri remaja
2. Kualitas keluarga
3. Minimnya kualitas informasi
4. Kualitas lingkungan
Dalam penelitian Raharja, 2014 (sumber SDKI 2012), didapatkan hasil bahwa terdapat
beberapa faktor yang berhubungan dengan fertilisasi pada remaja yaitu :

1. Lingkungan tempat tinggal remaja wanita yang tinggal di pedesaan memiliki


persentase pernah melahirkan dan atau sedang hamil saat survei dua kali lebih tinggi
(13%) dibandingkan dengan mereka yang di perkotaan yaitu 6 %.
2. Pendidikan, bahwa perempuan dengan pendidikan lebih tinggi akan menunda
kawin dan mempunyai fertilitas lebih rendah.
3. Sosial Ekonomi yang rendah, sebanyak 17% fertilitas remaja terjadi pada
mereka yang memiliki status kesejahteraan terbawah, sebaliknya remaja
wanita dengan status kesejahteraan teratas memiliki persentase kejadian
fertilitas terendah yaitu sebesar 3%.

Faktor-faktor lainnya yang menjadi sebab terjadinya kehamilan remaja adalah


sebagai berikut:
1) Adanya perubahan-perubahan biologik dan psikologik yang akan memberikan
dorongan tertentu yang sering kali tidak diketahui.
2) Institusi pendidik langsung, yaitu orang tua dan guru sekolah kurang siap
untuk memberikan informasi yang benar dan tepat waktu.
3) Perbaikan gizi yang menyebabkan umur haid pertama menjadi lebih dini.
4) Semakin majunya teknologi dan membaiknya sarana komunikasi
mengakibatkan banyaknya arus informasi dari luar yang sulit diseleksi.
5) Kemajuan pembangunan, pertumbuhan penduduk dan transisi ke arah
industrialisasi memberi dampak pada meningkatnya urbanisasi,
berkurangnya sumber daya alam dan perubahan tata nilai.
6) Salah satu peluang yang dapat berfungsi substitusi untuk menyalurkan
gejolak remaja belum sepenuhnya dimanfaatkan, yaitu upaya yang terarah
untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
RESUME KASUS KESEHATAN REPRODUKSI DAN PENANGANANNYA

(KELOMPOK 5)

INFERTILITAS

Infertilitas merupakan kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan kehamilan


sekurang-kurangnya dalam 12 bulan berhubungan seksual secara teratur tanpa
kontrasepsi, atau biasa disebut juga sebagai infertilitas primer.

Infertilitas sekunder adalah ketidakmampuan seseorang memiliki anak atau


mempertahankan kehamilannya.

Hal yang harus dikaji dan dipertimbangkan pada saat penelusuran Riwayat
pasangan infertil:

a. Riwayat saat ini ( untuk pria dan wanita)


b. Riwayat Menstruasi (untuk wanita)
c. Riwayat Obstetrik (untuk wanita)
d. Riwayat penggunaan kontrasepsi ( untuk pria dan wanita)
e. Riwayat aktifitas seksual ( untuk pria dan wanita)
f. Riwayat medis sebelumnya ( untuk pria dan wanita)
g. Riwayat keluarga ( untuk pria dan wanita)

Terapi untuk pasangan infertile

1. Terapi untuk pasangan Wanita

a) Terapi non invasif

1) Konseling

2) Induksi ovulasi
3) Inseminasi intrauterine
SEKSUAL TRANSMITTED DISEASES (STD) / INFEKSI MENULAR
SESKSUAL (IMS) / HIV –AIDS

Infeksi menular Seksual ( IMS ) adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari
satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. HIV yang tidak cepat
ditangani akan berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) yang mana kondisi ini merupakan stadium akhir dari infeksi HIV dan
tubuh sudah tidak mampu untuk melawan infeksi yang ditimbulkan. Urutan masa
inkubasi HIV mulai masuk hingga menimbulkan reaksi pada tubuh yaitu:
1. Hari ke 0, saat virus masuk (terpapar)
2. Hari ke 7-14, virus memperbanyuak diri (viral load)
3. Hari ke 16, antigen p24 virus dapat terdeteksi (beberapa orang pada 1-8
minggu setelah terpapar)
4. Serokonversi, gejala mulai muncul (rata-rata 7-21 hari, 95% kasus pada 4
minggu setelah terpapar)
5. Hari ke 28, 95% kasus, antibody dapat terdeteksi secara akurat melalui
pemeriksaan (tes HIV)
6. Hari ke 90, 99,7% kasus, antibody dapat terdeteksi dengan akurat

Gejala HIV/AIDS

1. Stadium 1
Disebut sebagai infeksi HIV asimtomatik dimana gejala HIV awal masih
tidak terasa. Fase ini belum masuk kategori sebagai AIDS karena tidak
menunjukkan gejala. Yang sering terjadi pembengkakan kelenjar getah
bening di bagian tubuh seperti ketiak, leher, dan lipatan paha. Penderita
terlihat sehat dan normal namun penderita sudah terinfeksi serta dapat
menularkan virus ke orang lain.

2. Stadium 2
Daya tahan tubuh mulai menurun namun, gejala mulai muncul dapat berupa:
a) Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas (> 10 % dari BB
sebelumnya)
b) Infeksi saluran pernapasan seperti siunusitis, bronkitis, radang telinga
tengah (otitis), dan radang tenggorokan
c) Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari
d) Herpes zoster yang timbul bintil kulit berisi air dan berulang dalam lima
tahun
e) Gatal pada kulit
f) Dermatitis seboroik atau gangguan kulit yang menyebabkan kulit
bersisik, berketombe, dan berwarna kemerahan
g) Radang mulut dan stomatitis (sariawan di ujung bibir) yang berulang

3. Stadium 3
Pada fase ini mulai timbul gejala-gejala infeksi primer yang khas sehingga
dapat mengindikasikan diagnosis infeksi HIV/AIDS. Gejala pada stadium 3
antara lain:
a) Diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan tanpa penyebab
yang jelas
b) Penurunan berat badan kurang dari 10% berat badan sebelumnya tanpa
penyebab yang jelas
c) Demam yang terus hilang dan muncul selama lebih dari satu bulan
d) Infeksi jamur di mulut (Candiasis oral)
e) Muncul bercak putih pada lidah yang tampak kasar, berobak, danberbulu
f) Tuberkulosis paru
g) Radang mulut akut, radang gusi, dan infeksi gusi (periodontitis) yang
tidak kunjung sembuh
h) Penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit

4. Stadium 4
Fase ini merupakan stadium akhir AIDS yang ditandai dengan pembengkakan
kelenjar limfa di seluruh tubuh dan penderita dapat merasakan beberapa
gejala infeksi oportunistik yang merupakan infeksi pada sistem kekebalan
tubuh yang lemah. Beberapa gejala dapat meliputi:
a) Pneumonia pneumocystis dengan gejala kelelahan berat, batuk kering,
sesak nafas, dan demam
b) Penderita semakin kurus dan mengalami penurunan berat badan lebih
dari 10%
c) Infeksi bakteri berat, infeksi sendi dan tulang, serta radang otak

d) Infeksi herpes simplex kronis yang menimbulkan gangguan pada kulit


kelamin dan di sekitar bibir
e) Tuberkulosis kelenjar

f) Infeksi jamur di kerongkongan sehingga membuat kesulitan untuk


makan
g) Sarcoma Kaposi atau kanker yang disebabkan oleh infeksi virus human
herpesvirus 8 (HHV8)
h) Toxoplasmosis cerebral yaitu infeksi toksoplasma otak yang menimbulkan
abses di otak
i) Penurunan kesadaran, kondisi tubuh ODHA sudah sangat lemah
sehingga aktivitas terbatas dilakukan di tempat tidur
Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan
berupa antiretroviral (ARV)
Pengobatan ini dapat digunakan untuk ibu hamil agar mencegah penularan
HIV ke janin. Namun perlu diingat bahwa pengobatan ini harus dilakukan
rutin dan diminum sesuai jadwal, di waktu yang sama setiap hari agar
perkembangan virus dapat dikendalikan.
Penularan HIV dapat dicegah melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Saling setia terhadap pasangan, hindari berganti-ganti pasangan
2. Hindari penggunaan narkoba terutama melalui jarum suntik
3. Edukasi HIV yang benar mengenai cara penularan, pencegahan, dan
pengobatannya, dapat membantu mencegah penularan HIV di
masyarakat.

GANGGUAN HAID.

Gangguan haid atau disebut juga dengan perdarahan uterus abnormal. Di bagi
menjadi :
1. Gangguan lama dan jumlah darah haid
a) Hipermenorea (menorragia)
Menoragia adalah perdarahan haid dengan jumlah darah lebih banyak
dan/atau durasi lebih lama dari normal dengan siklus yang normal teratur.
Dengan total jumlah darah haid lebih dari 80 ml per siklus dan durasi haid
lebih lama dari 7 hari
Pengobatan medikamentosa untuk menorragia dapat dilakukan seperti di
bawah ini, yaitu:
1) Kombinasi estrogen progestin.
Tata cara pengobatan sesuai pada pengobatan perdarahan ireguler

2) Progestin.

Diberikan bila terdapat kontra indikasi pemakaian estrogen. Tata cara


pengobatan sesuai dengan pengobatan perdarahan ireguler.
3) NSAID (Obat anti inflamasi nonsteroid)

4) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) berisi Levonorgestrel AKDR


Levonorgestrel terbukti efektif dan efisien dibandingkan operasi
histerektomi pada kasus menorragia.

b) Hipomenorea
Hipomenorrea adalah perdarahan haid dengan jumlah darah lebih sedikit
dan/atau durasi lebih pendek dari normal.

Terdapat beberapa penyebab hipomenorrea yaitu gangguan organik


misalnya pada uterus pasca operasi miomektomi dan gangguan endokrin.

2. Gangguan siklus haid


a) Polimenorea
Polimenorea adalah haid dengan siklus yang lebih pendek dari normal yaitu
kurang dari 21 hari. Penyebab polimenorea bermacam-macam antara lain
gangguan endokrin yang menyebabkan gangguan ovulasi, fase luteal
memendek, dan kongesti ovarium karena peradangan.
b) Oligomenorea
Oligomenorea adalah haid dengan siklus yang lebih panjang dari normal
yaitu lebih dari 35 hari. Sering terjadi pada sindroma ovarium polikistik
yang disebabkan oleh peningkatan hormon androgen sehingga terjadi
gangguan ovulasi. Pada remaja oligomenorea dapat terjadi karena
imaturitas poros hipotalamus hipófisis ovarium endometrium. Penyebab
lain hipomenorrea antara lain stres fisik dan emosi, penyakit kronis, serta
gangguan nutrisi. Pada oligomenorrhea dengan anovulatoir serta pada
remaja dan wanita yang mendekati menopouse tidak memerlukan terapi.
Oligomenorrhea sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki ketidak
seimbangan hormonal. Komplikasi yang paling menakutkan adalah
terganggunya fertilitasdan stress emosional pada penderita sehingga dapat
meperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila
oligomenorrhea mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.
c) Amenorea
Amenorea adalah tidak terjadi haid pada seorang perempuan dengan
mencakup salah satu tiga tanda sebagai berikut:
1. Tidak terjadi haid sampai usia 14 tahun, disertai tidak adanya
pertumbuhan atau perkembangan tanda kelamin sekunder
2. Tidak terjadi haid sampai usia 16 tahun, disertai adanya pertumbuhan
normal dan perkembangan tanda kelamin sekunder
3. Tidak terjadi haid untuk sedikitnya selama 3 bulan berturut-turut pada
perempuan yang sebelumnya pernah haid

3. Gangguan perdarahan di luar siklus haid


Menometroragia adalah suatu kondisi yang ditandai oleh perdarahan uterus
yang berat, abnormal, dan tidak teratur. Wanita dengan kondisi ini biasanya
memiliki pendarahan lebih dari 80 ml, atau 3 ons, selama siklus menstruasi.
Pendarahan juga tidak terduga dan sering terjadi di luar siklus menstruasi.
Menometroragia dapat ditangani dengan cara sebagai berikut:

a) Dilatasi dan kuretase.

Tidak mutlak dilakukan, hanya bila ada kecurigaan keganasan dan


kegagalan dengan terapi medikamentosa. Perdarahan uterus abnormal
dengan risiko keganasan yaitu bila usia >35 tahun, obesitas, dan siklus
anovulasi kronis.
b) Penanganan medikamentosa

(1) Kombinasi estrogen progestin

(2) Estrogen

(3) Progestin

Bila penanganan medikamentosa gagal sebaiknya dipertimbangkan untuk


dirujuk. Pemeriksaan USG transvaginal atau infus salin sonohisterografi
dilakukan untuk mendeteksi mioma uteri dan polip endometrium.
Kegagalan terapi medikamentosa bisa menjadi pertimbangan untuk
melakukan tindakan bedah, misalnya ablasi endometrium, reseksi
histerektopi, dan histerektomi.

4. Gangguan lain yang berhubungan dengan haid


a) Dismenorea
Disminorea adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan terpusat
di abdomen bawah.
Disminorea dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu disminorea primer
dan disminorea sekunder.
(1) Disminorea primer
Disminorea primer adalah nyeri haid tanpa ditemukan keadaan
patologi pada panggul. Berhubungan dengan siklus ovulasi dan
disebabkan oleh kontraksi miometrium sehingga terjadi iskemia akibat
adanya prostaglandin yang diproduksi oleh endometrium fase sekresi.
Disminorea primer sering terjadi pada usia muda/remaja dengan
keluhan nyeri seperti kram dan lokasinya di tengah bawah rahim.
Biasanya muncul sebelum keluar haid dan meningkat pada hari
pertama dan kedua.
(2) Disminorea sekunder
Disminorea sekunder adalah nyeri haid yang berhubungan dengan
berbagai keadaan patologis di organ genitalia, misalnya enrometriosis,
adenomiosis, mioma uteri, stenosis serviks, penyakit radang panggul,
perlekatan panggul, atau irritable bowel síndrome.
Penanganan disminore dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

(1) Pemberian obat anti inflamasi nonsteroid/NSAID


(2) Pemberian pil kontrasepsi kombinasi

b) Sindroma prahaid

American Psychiatric Association memberikan kriteria diagnosis sebagai


berikut :
(1) Keluhan berhubungan dengan siklus haid, dimulai pada minggu
terakhir fase luteum dan berakhir setelah mulainya haid
(2) Paling sedikit didapatkan 5 keluhan di bawah ini:

(a) Gangguan mood

(b) Cemas

(c) Labil, tiba-tiba susah, takut, marah

(d) Konflik interpersonal

(e) Penurunan minat terhadap aktivitas rutin

(f) Lelah

(g) Sukar berkonsentrasi

(h) Perubahan nafsu makan

(i) Insomnia

(j) Kehilangan control diri

(k) Keluhan-keluhan fisik: Nyeri pada payudara, sendi, kepala

(3) Keluhan akan berpengaruh pada aktivitas sehari-hari atau pekerjaan

(4) Keluhan bukan merupakan eksaserbasi gangguan psikiatri lainnya


PELVIC INFLAMATORY DISEASES (PID)
Penyakit radang panggul (PID) adalah gangguan infeksi dan inflamasi saluran
reproduksi wanita bagian atas termasuk uterus, tuba fallopi dan struktur panggul
yang berdekatan.
Infeksi dan peradangan dapat menyebar ke perut, termasuk struktur perihepatic
(Fitz-Hugh−Curtis syndrome).
Pasien risiko tinggi ialah wanita yang menstruasi lebih muda dari 25 tahun yang
memiliki banyak pasangan seks, tidak menggunakan kontrasepsi, dan tinggal di
daerah dengan prevalensi tinggi penyakit menular seksual (PMS).
Gejala demam (suhu 38 °C atau lebih tinggi), mual, muntah, dan nyeri panggul
dan perut yang hebat. Nyeri perut bagian bawah biasanya ada. Rasa sakit
biasanya Nyeri dari PID biasanya berlangsung kurang dari 7 hari,
Tanda dan gejala yang hampir mirip dengan PID diantaranya ialah tumor
adneksa, radang usus buntu, kehamilan ektopik, endometriosis, sistitis
interstisial, kista ovarium, torsi ovarium.
Prosedur yang mungkin sesuai untuk beberapa pasien, bersama dengan temuan
klinis terkait PID ialah sebagai berikut.

1. Konfirmasi Laparoskopi
2. Pemindaian ultrasonografi transvaginal
3. MRI
4. CT Scan
5. Kuldosintesis
6. Biopsi endometrium
7. Pemeriksaan laboratorium
a. Β-hCG: menyingkirkan diagnosis KET apabila pasien hamil
b. Darah lengkap: terjadi peningkatan leukosit
c. Rapid protein reagen (RPR): untuk pemeriksaan sifilis
d. Rapid tes HIV dan hepatitis
e. Urinalisis untuk menyingkirkan infeksi saluran kemih
Pengobatan ditujukan pada penghapusan infeksi secara cepat untuk mengurangi
risiko penularan infeksi ke pasangan seksual baru. Terapi dengan antibiotik saja
berhasil dalam 33-75% kasus. Terapi bedah lebih lanjut diperlukan pada 15-20%
kasus yang ditangani.

UNWANTED PREGNANCY DAN ABORSI


Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan
merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya proses
kelahiran dari suatu kehamilan..
Faktor-faktor penyebab Unwanted Pregnancy

1. Kehamilan akibat perkosaan


2. Kehamilan pada saat yang tidak diharapkan
3. Kehamilan yang terjadi akibat hubungan seksual di luar nikah
4. Alasan karir atau masih sekolah
5. Persoalan ekonomi
6. Kegagalan kontrasepsi
Unwanted pregnancy dapat dicegah dengan beberapa hal, yaitu

1. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.

2. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti berolah


raga, seni, dan keagamaan.
3. Menghindari perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, seperti
meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton vidio porno.
Saat menemukan kasus unwanted pregnancy, sebagai petugas kesehatanharus :
1. Bersikap bersahabat dengan remaja
2. Memberikan konseling pada remaja dan keluarganya
3. Apabila ada masalah yang serius agar diberikan jalan keluar yang terbaik dan
apabila belum bisa terselesaikan supaya dikonsultasikan pada dokter ahli.
4. Memberikan alternatif penyelesaian masalah apabila terjadi kehamilan pada
remaja yaitu :
a) Diselesaikan secara kekeluargaan
b) Segera menikah
c) Konseling kehamilan, persalinan dan keluarga berencana
d) Pemeriksaan kehamilan sesuai standar
e) Bila ada gangguan kejiwaan, rujuk ke psikiater

f) Bila ada risiko tinggi kehamilan, rujuk ke SpOG

g) Bila tidak terselesaikan dengan menikah, anjurkan pada keluarga supaya


menerima dengan baik.

h) Bila ingin melakukan aborsi, berikan konseling risiko aborsi

i) Menangani sesegera mungkin jika terjadi komplikasi yang dapat


mengancam jiwa ibu dan janin.

j) Memberikan bimbingan dan konseling pada ibu hamil.

k) Memberikan pendidikan ex education sedini mungkin pada WUS.

l) Memberikan penyuluhan pada orangtua untuk lebih memperhatikan


pergaulan putra putri mereka

Aborsi berarti pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan.
Macam-macam aborsi dalam dunia kedokteran, yaitu:
1. Aborsi spontan/alamiah
2. Aborsi buatan
3. Aborsi terapeutik/medis

Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin


termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah Abortus Provocatus
Criminalis yang menerima hukuman adalah :
1. Ibu yang melakukan aborsi
2. Dokter, bidan atau dukun beranak yang membantu melakukan aborsi
3. Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi
Beberapa pasal yang terkait adalah:

1. Pasal 229
Barang siapa sengaja mengobati seseorang yang dengan niat dapat
menyebabkan keguguran, ancaman pidana penjara paling lama 4 tahun atau
denda paling banyak Rp. 3.000 Pasal 341
2. Pasal 341

Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat
anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas
nyawa anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana
penjara paling lama 7 tahun.
3. Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut
akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau
tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena
melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana
penjara paling lama 9 tahun.
4. Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi
orang lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau
pembunuhan dengan rencana.
5. Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana
penjara paling lama 4 tahun.

6. Pasal 347
Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama 12 tahun. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita
tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama 15 tahun.
7. Pasal 348
Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan. Jika perbuatan itu mengakibatkan
matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama 7 tahun
8. Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan
salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka
pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga
dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana
kejahatandilakukan.

HORMON REFLACEMENT THERAPY (HRT)

Perimenopause atau masa klimakterium yaitu suatu waktu yang mana terjadinya
perpindahan dari tahap reproduktif ke tahapan yang non-reproduktif.

Pergantian-pergantian itu umumnya berlangsung dari 2 - 5 tahun, pada rentang usia


45 - 55 tahun. Perimenopause diawali dengan terjadinya penurunan kadar
estrogen serta progesteron yang dapat memicu keluhan dan gejala perimenopause
sepertikeluhan fisiologis dan psikologis.
Hormon Replacement Therapy (HRT) adalah pengobatan yang paling efisien
untuk gejala sindrom klimakterik akut dan untuk pencegahan defisiensi estrogen
jangka panjang yang efisien.
Wanita yang menggunakan terapi kombinasi conjugated equine estrogen 0.625 mg
plus medroxyprogesteroneacetate 2.5/5.0 mg peroral satu kali setiap hari selama
satu tahun menunjukkan penurunan gejala menopause (Amanda J Welton, dkk).
Akan tetapi penggunaan sulih hormon etrogen, dapat meningkatkan risiko terkena
kanker payudara dan kanker endometrium
Hormon estrogen yang ditemukan dalam makanan alami tanaman, disebut
Fitoestrogen.
Efek samping HRT yang biasa terjadi di antaranya bercak (spotting),
penambahan berat badan, nyeri di payudara, sakit kepala, keputihan, dan gatal-
gatal.
Yang lebih berat adalah berisiko tinggi mengalami stroke, kanker payudara, dan
penyumbatan pada pembuluh darah.
PENDEKATAN SIKLUS HIDUP DALAM KESEHATAN REPRODUKSI
Konsep Kesehatan Reproduksi menggunakan pendekatan siklus kehidupan
perempuan (life-cycle-approach) atau pelayanan kesehatan reproduksi dilakukan
sejak dari janin sampai usia lanjut atau biasa juga disebut dengan “Continuum of

care women cycle“.


RESUME EVIDANCE BASED DALAM KESEHATAN REPRODUKSI

(KELOMPOK 6)

Bahasa Inggris yaitu Evidence: Bukti, fakta, Based: Dasar. Jadi evidence base
adalah: praktik berdasarkan bukti.

Evidence based juga dapat diartikan sebagai strategi yang dibuat berdasarkan
pengembangan teknologi informasi dan epidemiologi klinik dan ditujukan untuk
dapat menjaga dan mempertahankan ketrampilan pelayanan kebidanan dengan
basis bukti ilmu kebidanan yang terbaik.
Evidence based diciptakan dan didefinisikan oleh Sachett (1996) sebagai hasil
penelitian yang secara eksplisit digunakan secara bijaksana dalam pembuatan
keputusan untuk perawatan pasien secara individu (dalam Dewi, 2022).
Evidence Based dapat diartikan sebagai pemanfaatan bukti ilmiah secara seksama,
ekplisit dan bijaksana dalam pengambilan keputusan untuk tata laksana pasien.
Artinya mengintegrasikan kemampuan klinis individu dengan bukti ilmiah yang
terbaik yang diperoleh dengan penelusuran informasi secara sistematis.
Evidence based adalah pengintegrasian antara bukti ilmiah berupa hasil penelitan
yang terbaik dengan tugas dan kewenangan bidan serta preferensi pasien dalam
proses pengambilan keputusan pelayanan kebidanan.

Evidence Based Practice sebagai praktik berdasarkan penelitian yang terpilih dan
terbukti bermanfaat serta merupakan penerapan yang sistematik, ilmiah dan
eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan asuhan
kebidanan (Wulandari et al., 2021).

Menurut Sackett (1996) Evidence-based (EB) adalah suatu pendekatan medik


yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan
kesehatan penderita.

Evidence Based bermanfaat membantu mengurangi angka kematian ibu hamil dan
resiko yang dialami selama persalinan bagi ibu dan bayi, serta bermanfaat
memperbaiki keadaan kesehatan pada masyarakat (Jayanti, 2019).
Evidence based practice merupakan strategi untuk memperoleh pengetahuan yang
uptoudate guna membuat keputusan klinis yang efisien dan efektif. (PSTK, 2019).

EBP terdiri dari bukti eksternal, internal serta patient value.


Jadi secara lebih rincinya lagi, EB merupakan keterpaduan antara:
1. Bukti-bukti ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya (best research
evidence)
2. Keahlian klinis (clinical expertise)

3. Nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values).

Manfaat Evidence Based (Birth & Djami, 2013) antara lain:


a. Memberikan keamanan bagi tenaga kesehatan karena intervensi yang
dilakukan berdasarkan bukti ilmiah
b. Meningkatkan kompetensi (kognitif)
c. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalarn memberikan
asuhan yang bermutu
d. Memenuhi kepuasan pelanggan dalam asuhan kebidanan kiien
e. Mengharapkan asuhan yang benar, sesual dengan bukti dan teori serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
f. Dapat mencegah tindakan-tindakan yang tidak diperlukan atau tidak
bermanfaat bahkan merugikan bagi pasien, terutama pada proses persalinan
yang diharapkan berjalan dengan lancar dan aman sehingga dapat menurunkan
AKI dan AKB.

Di bidang pelayan KB, evidence based diantaranya AKDR Update, MOW tanpa
sayatan, Implant terkini, berikut akan diberikan penjelasannya.
1. AKDR Update
AKDR terbaru yaitu skyla, memiliki ukuran yang lebih kecil dapat digunakan
dalam jangka waktu 3 tahun dan dapat digunakan oleh wanita yang belum
memiliki anak.

Jenis AKDR yang lain adalah AKDR progestin dengan dua jenis yaitu
prigestase yang mengandung progesterone dan mirena yang mengandung
levonorgestrel.
2. MOW tanpa sayatan
Teknik terbaru sterilisasi wanita, yakni operasi tanpa sayatan pada perut mulai
dikembangkan. Teknik ini menggunkan alat berupa histereskopi yang
dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mulut rahim.
3. Implant Terkini
Macam-macam Implant:
1. Non Biodegradable implan
2. Norpaln 6 kapsul berisi hormon levonorgestrel, daya kerja 5 tahun
3. Norplant-2 (2 batang), berisi hormon levonorgestrel, daya kerja3 tahun.
4. Norplant 1 batang, berisi hormon ST – 1435, daya kerja 2 tahun.
5. Norplant 1 batang,1 batang berisi hormon 3 keto desogestrel, daya kerja
2,5 – 4 tahun

4. Pengembangan Model Konseling Kb Berbasis Video


Video dapat menjadi alternatif media konseling KB yang menarik dan mudah
diingat oleh calon akseptor Pemilihan subjek dapat dilakukan dengan cara
consecutive sampling. Penggunaan media video merupakan hal yang baru
dilakukan oleh bidan. Hal ini menyebabkan penggunaan media video menjadi
lebih menarik akan memperhatikan dengan seksama isi yang terdapat dalam
video, sehingga secara tidak disadari memori audience bekerja untuk
mendapatkan informasi tentang MKJP tersebut dapat diingat secara baik oleh
audience.

5. Penerapan e-file multimedia dan pendampingan suami pada konseling


pengambilan keputusan calon akseptor KB baru IUD .
Merupakan inovasi baru yang memiliki kemampuan menyajikan informasi KB
dalam bentuk animasi bergerak, yang dapat meningkatkan pengetahuan tentang
KB. Selain itu, adanya pendampingan suami juga dapat membantu PUS dalam
pengambilan keputusan KB
Tujuannya untuk mengetahui peningkatan pengetahuan calon akseptor setelah
diberi konseling dan kemantapan responden dengan melakukan pemasangan
IUD
6. Aplikasi Pembelajaran Generasi Berencana pada Pusat Informasi yang
ada diperkotaan atau dipedesaan terdekat
Aplikasi multimedia memungkinkan pemakai komputer untuk memperoleh
output dalam bentuk yang lebih menarik dibandingkan dengan media-media
cetak atau majalah. Multimedia interaktif dapat memberikan kemudahan bagi
pengguna untuk memperoleh informasi yang lebih jelas, karena penyampaian
informasinya ditampilkan secara multimedia (banyak media) sehingga lebih
mudah dimengerti dan lebih menarik.
Generasi Berencana (GenRe) merupakan program yangdikembangkan oleh
BKKBN dengan kelompok sasaran remaja usia 10-24 tahun yang belum
menikah dan keluarga serta masyarakat yang peduli tentang isu kehidupan
remaja, dengan membentuk sebuah organisasi bernama Pusat Informasi dan
Konseling Remaja untuk merangkul remaja dan mensosialisasikan isu serta
materi seputar remaja.
RESUME ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM PELAYANAN
KESEHATAN REPRODUKSI

(KELOMPOK 7)

Etika adalah aturan bertindak atau berperilaku dalam suatu masyarakat tertentu
atau komunitas.

Biasanya bersifat turun-temurun dari generasi ke generasi, serta tidak tertulis.

Sedangkan hukum adalah aturan berperilaku masyarakat dalam suatu masyarakat


atau negara yang ditentukan atau dibuat oleh para pemegang otoritas atau
pemerintah negara, dan tertulis.

Etika profesi bidan yaitu norma-norma yang wajib di indahkan oleh profesi dalam
melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnyadi masyarakat.

Juga di artikan sebagai suatu profesi yang bersumber dari nilai- nilai internal dan
eksternal suatu disiplin

Etika profesi di tetapkan oleh profesi sendiri dalam suatu kongres.

Agar etika profesi berhasil dengan baik, maka pada pelaksanaan nya seharusnya di
awasi dan di kontrol.

Dalam Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009, kewenangan tenaga kesehatan


diatur dalam ketentuan Pasal 23 Ayat (1) dan Ayat (2), yang berbunyi :
Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanankesehatan.
Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan bidang kesehatan yang dimiliki.
Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2014, kewenangan tenaga
kesehatan diatur dalam ketentuan :
a. Pasal 62, yang berbunyi :

Tenaga kesehatan dalam menjalankan praktek harus dilakukan sesuai dengan


kewenangan yang didasarkan pada kompetensi yang dimiliki.
Ketentuan lebih lanjut mengenai kewenangan profesi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
b. Pasal 63, yang berbunyi :

Dalam keadaan tertentu tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan di luar


kewenangannya.

Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau


serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk pemeliharaan kesehatan dalam rangka
mencapai derajat kesehatan baik individu maupun masyarakat secara optimal.

Kementerian Kesehatan RI, yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah


setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok, dan ataupun masyarakat

Prof.DR Notoatmojo, yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah sebuah


sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan
preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran
masyarakat.

Levey dan Loomba, yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah upaya
yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau
masyarakat

Hak reproduksi adalah bagian dari hak asasi yang meliputi hak setiap pasangan
dan individual untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab jumlah,
jarak, dan waktu kelahiran anak, serta untuk memiliki informasi dan cara untuk
melakukannya.

Kesehatan seksual yaitu suatu keadaan agar tercapai kesehatan reproduksi yang
mensyaratkan bahwa kehidupan seks seseorang itu harus dapat dilakaukan secara
memuaskan dan sehat dalam arti terbebas dari penyakit dan gangguan lainnya.
Prinsip Dasar Kesehatan Dalam Hak Seksual dan Reproduksi
1. Bodily integrity, hak atas tubuh sendiri, tidak hanya terbebas dari siksaan dan
kejahatan fisik, juga untuk menikmati potensi tubuh mereka bagi kesehatan,
kelahiran dan kenikmatan seks aman.
2. Personhood, mengacu pada hak wanita untuk diperlakukan sebagai aktor dan
pengambilan keputusan dalam masalah seksual dan reproduksi dan sebagai
subyek dalam kebijakan terkait.
3. Equality, persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dan antarperempuan itu
sendiri, bukan hanya dalam hal menghentikan diskriminasi gender, ras, dan
kelas melainkan juga menjamin adanya keadilan sosial dan kondisi yang
menguntungkan bagi perempuan, misalnya akses terhadap pelayanan kesehatan
reproduksi.
4. Diversity, penghargaan terhadap tata nilai, kebutuhan, dan prioritas yang dimiliki
oleh para wanita dan yang didefinisikan sendiri oleh wanita sesuai dengan
keberadaannya sebagai pribadi dan anggotamasyarakat tertentu.
Menurut Pasal 71 tentang Kesehatan reproduksi

1. Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang
berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.
2. Pelayanan kesehatan reproduksi terdiri dari pelayanan kesehatansebelum hamil,
masa hamil, masa melahirkan dan masa sesudah melahirkan (nifas).
3. Pelayanan kesehatan reproduksi adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang
bersifat peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan.

4. Pelayanan kesehatan reproduksi dilaksanakan di fasilitas kesehatan perorangan


dan fasilitas kesehatan masyarakat tingkat pertama, tingkat kedua dan tingkat
ketiga.

5. Standar pelayanan kesehatan reproduksi berpedoman pada peraturan


perundang-undangan.
6. Setiap orang berhak:
a) Menjalani kehidupan reproduksi dan seksual yang sehat, aman, dan bebas
paksaan dan/atau kekerasan dari siapapun sesuai dengan norma susila yang
berlaku
b) Menentukan kehidupan reproduksi dan bebas dari diskriminasi, paksaan
dan/atau kekerasan, yang sesuai nilai-nilai luhur yang tidak merendahkan
martabat manusia;
c) Menentukan sendiri kapan dan berapa sering ingin bereproduksi sehat dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan suami
dan istri; dan
d) Memperoleh informasi, edukasi, konseling dan pelayanan kesehatan
reproduksi dari petugas yang kompeten.
7. Kesehatan reproduksi dilaksanakan melalui pendekatan upaya Kesehatan Ibu,
Kesehatan Anak, Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi Remaja,
Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Menular Seksual termasuk
HIV/AIDS serta Kesehatan Reproduksi Lanjut Usia.
8. Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Kabupaten/Kota wajib
menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana pelayanan kesehatan
reproduksi dan kesehatan seksual.
9. Setiap sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan reproduksi baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan/atau
rehabilitatif termasuk reproduksi dengan bantuan, harus dilakukan secara aman
dan sehat dengan memperhatikan aspek-aspek yang khas pada fungsi
reproduksi perempuan dan laki-laki.
RESUME ASUHAN KEBIDANAN PRA KONSEPSI DAN KESPRO DENGAN
PENDEKATAN PROBLEM SOLVING, CRITICAL THINKING DENGAN
MENERAPKAN METODOLOGI MANAJEMEN KEBIDANAN DAN
PENDOKUMENTASIAN DENGAN SOAP

(KELOMPOK 8)

Prakonsepsi adalah waktu atau masa sebelum inti sel sperma dari laki–laki
memasuki inti sel ovum dari perempuan.
Pelayanan kesehatan masa prakonsepsi adalah penyedian pelayanan kesehatan
komprehensif yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan intervensi sosial
sebelum terjadinya kehamilan (WHO 2013),
Tujuan:
1) Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
2) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
3) Mencegah terjadinya komplikasi selama kehamilan dan persalinan
4) Mencegah terjadinya kematian bayi dalam kandungan, prematuritas, BBLR
5) Mencegah kelainan bawaan pada bayi
6) Mencegah infeksi neonatal
7) Mencegah stunting dan dan KEK
8) Mencegah penularan HIV dan IMS dari ibu ke anak
9) Menurunkan risiko kejadian kanker pada anak
10) Menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan gangguan kardiovasikuler di kemudian
hari.

Fertilitas diartikan sebagai kemampuan seorang wanita untuk menghasilkan


kelahiran hidup (Sinaga, Hardiani and Prihanto, 2017).
Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan di mana
terdapat sel ovum yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut melakukan
hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan.
Masa subur terjadi pada hari ke-14 sebelum menstruasi selanjutnya terjadi
Perhitungan masa subur dipakai rumus siklus terpanjang dikurangi 11 dan siklus
terpendek dikurangi 18 (Saifuddin, 2014)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan pasangan usia subur antara lain:
1) Umur
Usia reproduksi sehat dan aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35
tahun (Wiknjosastro, 2016).
Rentang usia risiko tinggi adalah <20 tahun dan ≥ 35 tahun.
Pada laki-laki, tingkat kesuburan akan mulai menurun secara perlahan- lahan.
Kesuburan laki-laki diawali saat memasuki usia pubertas ditandai dengan
perkembangan organ reproduksi, rata-rata umur 12 tahun.
Perkembangan organ reproduksi laki-laki mencapai keadaan stabil umur 20
tahun.
Tingkat kesuburan akan bertambah sesuai dengan pertambahan umur dan akan
mencapai puncaknya pada umur 25 tahun.
2) Pendidikan
Perempuan berpendidikan tinggi cenderung memilih terjun ke pasar kerja
terlebih dahulu sebelum memasuki perkawinan.
3) Wanita karir
72% wanita infertil merupakan wanita karir (PNS dan Swasta )(Oktarina et al.,
2014).
4) Frekuensi senggama
Fertilisasi (pembuahan) atau peristiwa terjadinya pertemuan antara
spermatozoa dan ovum,akan terjadi bila koitus (senggama) berlangsung pada
saat ovulasi.
Dalam keadaan normal sel spermatozoa masih hidup selama 1-3 hari dalam
organ reproduksi wanita Fertilisasi masih mungkin jika ovulasi terjadi sekitar
1-3 hari sesudah koitus berlangsung.
Sedangkan ovum seorang wanita umurnya lebih pendek lagi yaitu lx24 jam
84% perempuan akan mengalami kehamilan dalam kurun waktu satu tahun
pertama pernikahan bila mereka melakukan hubungan suami istri secara teratur
tanpa menggunakan kontrasepsi.
Angka kehamilan kumulatif akan meningkat menjadi 92% ketika lama usia
pernikahan dua tahun (Oktarina et al., 2014).

2. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah kesehatan fisik mental dan sosial dan utuh bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala asfek yang
berhubungan dengan system reproduksi, fungsi serta proses nya.
Kesehatan Reproduksi sangat dipengaruhi dari berbagai faktor antara lain :
1. Faktor sosial ekonomi dan demografi (Kemiskinan , tingkat pendidikan
yang rendah dan pengetahuan tentang perkembangan seksual dan
reproduksi serta tempat tinggal di daerah terpencil )
2. Faktor Budaya dan lingkungan ( Praktek Tradisional, Kepercayaan banyak
anak banyak rejeki )
3. Faktor Psikologis ( Akibat dari keretakan rumah tangga orangtua, depresi,
kehilagan rasa kebebasan )
4. Faktor Biologis ( Cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi , Pasca
Penyakit menulas seksual )

Problem solving

Problem Solving adalah kemampauan mendefenisikan masalah, menentukan


sumbernya, membuat skala prioritas, menyusun alternative - alternative solusi dan
mengimplementasikanya sesuai kebutuhan (Buku The Executive Guide to
Improvement and Change) Singkatnya Problem Solving adalah kemampuan
menemukan masalah dan memecahkan nya dengan baik.
Critical Thinking

Adalah cara berpikir manusia untuk merespon seseorang dengan


menganalisis fakta untuk membentuk penilaian.

Manajemen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di


gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam
rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
berfokus pada klien .
Metode yang di gunakan yaitu dengan pendekatan Problem Solving
dan Critical Thinking.
ASUHAN KEBIDANAN KIE CATIN, KONSELING PERENCANAAN
KEHAMILAN SEHAT, TT CATIN, SKRINING HIV (PMT/CT) DAN
SKRINING KANKER SERVIK DENGAN TEKNIK IVA
PADA NY. B DI PUSKESMAS LEDO

Tanggal : NO RM :
Waktu :
Tempat :

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Nama :
Umur : Umur :
Suku bangsa : Suku bangsa :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :

1. Alasan datang :
2. Keluhan Utama :

3. Riwayat mentruasi :

a Menarche :
b Siklus :
c Banyaknya :
d Dismenorhoe :
e HPHT :
f Fluor albus :

4. Riwayat Pernikahan :
5. Riwayat kesehatan :
6. Riwayat kesehatan keluarga :
7. Pola kebiasaan yang menpengaruhi kesehatan :
Pola fungsi kesehatan
Nutrisi :
Eliminasi :
Istirahat :
Aktivitas :
Hygienee :
Riwayat Psikososial Budaya :

B.DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum :
b. Kesadaran :
c. Antoprometri :
BB : TB :
IMT : LILA :
d. Tanda-tanda
Vital

TD :

Nadi :

RR :

Suhu :

2. Pemeriksaan Fisik

- Bentuk Tubuh :
- Wajah :
- Mata :
- Telinga :
- Mulut :
- Leher :
- Dada :
- Abdomen :
- Ekstremitas :

3. Pemeriksaan Penunjang :
4. Pemeriksaan ginekologi :
5. Pemeriksaan tripel Eliminasi :

C. ANALISA DATA

D. PENATALKSANAAN
RESUME JENIS METODE KONTRASEPSI

(KELOMPOK 9)

Pengertian KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program penggunaan


nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan
sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat di capai keseimbangan yang baik
dengan kemampuan produksi Nasional.
Tujuan KB :

1. Meningkatkan kesejahteraan Ibu dan Anak serta mewujudkan keluarga kecil


yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
kelahiran penduduk Indonesia.

2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu


dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Ciri – Ciri Kontrasepsi Yang Dianjurkan

1. Efektifitas cukup tinggi

2. Reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih mengharap punya anak lagi

3. Dapat dipakai 2-4 tahun (sesuai dengan jarak kehamilan)

4. Tidak menghambat air susu ibu/ ASI karena

Ciri – Ciri Kontrasepsi Yang Diperlukan

1. Efektifitas sangat tinggi.

2. Dapat dipakai untuk jangka panjang

3. Tidak menambah kelainan yang sudah ada.

Faktor – faktor yang berhubungan dengan berhenti pakai Kontrasepsi (Drop Out)

1. Ingin hamil / IAS

2. Karena Manopouse

3. Karena efek samping

4. Karena ganti cara alami ( tradisional)

Anda mungkin juga menyukai