Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KONSEP KB IUD DAN IDEM

DISUSUN OLEH:

RENALDY LUMENTERI ( PO0220220024 )


MAYANG ANGGRAINY ( PO0220220015 )
NURHASANAH ( PO0220220030 )
INING RURUA ( PO0220220035 )
EKA YULIANA ( PO0220220008 )

ABD. SAMAD DJ.H.SALAM ( PO0220220001 )

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN POSO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “ MATERNITAS “ semoga
allah swt senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua aminn…

Penulis sadar bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi terwujudnya tugas makalah ini yang lebih sempurna. Besar harapan kami
semoga penulisan tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Wassalamualaikum wr.wb
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kontrasepsi berasal dari kata ”kontra” yang berarti mencegah atau melawan,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma
yang mengakibatkan kehamilan , maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara 3 sel telur matang
dengan sel sperma tersebut (BKKBN, 2009). Banyak metode dan alat kontrasepsi yang
dapat digunakan untuk mencegah kehamilan maupun melindungi diri dari penyakit
menular seksual, tentunya setiap metode maupun alat memiliki kelebihan dan
kekurangan masing – masing.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Devices (IUD)
merupakan pilihan kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi sebagian wanita.
IUD merupakan metode kontrasepsi reversibel yang paling 2 sering digunakan di seluruh
dunia dengan pemakaian mencapai sekitar 100 juta wanita, sebagian besar berada di
Cina. Generasi terbaru AKDR memiliki efektivitas lebih dari 99% dalam mencegah
kehamilan pada pemakaian satu tahun atau lebih.

B. Rumusan Masalah
1. Konsep KB
2. KB IUD
3. Format pengkajian KB IUD

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep KB
2. Untuk mengetahui KB IUD
3. Untuk mengetahui format pengkajian KB IUD
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keluarga berencana
1. Definisi KB
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak
kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program
atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).
2. Tujuan program KB
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai
dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran yang
bermakna, untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan kebijakaan yang
dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda, dan menghentikan) maksud
dari kebijakaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan
pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua
3. Ruang lingkup program KB
Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai berikut :
a. Keluarga berencana
b. Kesehatan reproduksi remaja
c. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
d. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
e. Keserasian kebijakan kependudukan
f. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
g. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan

B. Kontrasepsi
1. Definisi kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-
usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen. Kontrasepsi yaitu pencegahan
terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel
telur yang telah dibuahi ke dinding rahim.
2. Efektivitas (daya guna) kontrasepsi
efektivitas atau daya guna suatu cara kontrasepsi dapat dinilai pada 2 tingkat, yakni:
a. Daya guna teoritis (theoretical effectiveness), yaitu kemampuan suatu cara
kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan,
apabila kontrasepsi tersebut digunakan dengan mengikuti aturan yang benar.
b. Daya guna pemakaian (use effectiveness), yaitu kemampuan kontrasepsi dalam
keadaan sehari-hari dimana pemakaiannya dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti
pemakaian yang tidak hati-hati, kurang disiplin dengan aturan pemakaian dan
sebagainya.

3. Memilih kontrasepsi
ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih kontrasepsi. Metode
kontrasepsi yang baik ialah kontrasepsi yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a. Aman atau tidak berbahaya
b. Dapat diandalkan
c. Sederhana
d. Murah
e. Dapat diterima oleh orang banyak
f. Pemakaian jangka lama (continution rate tinggi).

faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi yaitu:


a. Faktor pasangan
1) umur
2) Gaya hidup
3) Frekuensi senggama
4) Jumlah keluarga yang diinginkan
5) Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
6) Sikap kewanitaan
7) Sikap kepriaan
b. Faktor kesehatan
1) Status kesehatan
2) Riwayat haid
3) Riwayat keluarga
4) Pemeriksaan fisik
5) Pemeriksaan panggul.
4. Macam – macam kontasepsi
a. Metode kontrasepsi sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi
tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus,
Metode Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan
Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan
metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, cup
serviks dan spermisida.
b. Metode kontrasepsi hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu
kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang
hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada
pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron
terdapat pada pil, suntik dan implant.
c. Metode kontrasepsi dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang
mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang tidak mengandung
hormon (Handayani, 2010). AKDR yang mengandung hormon Progesterone
atau Leuonorgestrel yaitu Progestasert (Alza-T dengan daya kerja 1 tahun, LNG-
20 mengandung Leuonorgestrel.
d. Metode kontrasepsi mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif
Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan
tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran
tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma.
Sedangkan MOP sering dikenal dengan nama vasektomi, vasektomi yaitu
memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak
dapat keluar atau ejakulasi

C. Kontrasepsi hormonal

1. Definisi kontrasepsi hormonal


Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling
efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi. Kontrasepsi hormonal
merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron memberikan umpan balik
terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap
folikel dan proses ovulasi.
2. Mekanisme kerja kontrasepsi hormonal
Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan balik, terhadap kelenjar
hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan
folikel dan proses ovulasi. Melalui hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat
menghambat pengeluaran Folicle Stimulating Hormone (FSH) sehingga
perkembanagan dan kematangan Folicle De Graaf tidak terjadi. Di samping itu
progesteron dapat menghambat pengeluaran Hormone Luteinizing (LH). Estrogen
mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus endometrium
yang belum siap untuk menerima implantasi.
Selama siklus tanpa kehamilan, kadar estrogen dan progesteron bervariasi dari
hari ke hari. Bila salah satu hormon mencapai puncaknya, suatu mekanisme umpan
balik (feedback) menyebabkan mula-mula hipotalamus kemudian kelenjar
hypophyse mengirimkan isyarat-isyarat kepada ovarium untuk mengurangi sekresi
dari hormon tersebut dan menambah sekresi dari hormon lainnya. Bila terjadi
kehamilan, maka estrogen dan progesteron akan tetap dibuat bahkan dalam jumlah
lebih banyak tetapi tanpa adanya puncak-puncak siklus, sehingga akan mencegah
ovulasi selanjutnya. Estrogen bekerja secara primer untuk membantu pengaturan
hormon realising factors of hipotalamus, membantu pertumbuhan dan pematangan
dari ovum di dalam ovarium dan merangsang perkembangan endometrium.
Progesteron bekerja secara primer menekan atau depresi dan melawan isyarat-
isyarat dari hipotalamus dan mencegah pelepasan ovum yang terlalu dini atau
prematur dari ovarium, serta juga merangsang perkembangan dari endometrium.
Adapun efek samping akibat kelebihan hormon estrogen, efek samping yang
sering terjadi yaitu rasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada payudara, dan
fluor albus atau keputihan. Rasa mual kadang-kadang disertai muntah, diare, dan
rasa perut kembung. Retensi cairan disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air dan
natrium, dan dapat meningkatkan berat badan. Sakit kepala disebabkan oleh retensi
cairan. Kepada penderita pemberian garam perlu dikurangi dan dapat diberikan
diuretik. Kadang-kadang efek samping demikian mengganggu akseptor, sehingga
hendak menghentikan kontrasepsi hormonal tersebut. Dalam kondisi tersebut,
akseptor dianjurkan untuk melanjutkan kontrasepsi hormonal dengan kandungan
hormon estrogen yang lebih rendah. Selain efek samping kelebihan hormon
estrogen, hormon progesteron juga memiliki efek samping jika dalam dosis yang
berlebihan dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur, bertambahnya nafsu
makan disertai bertambahnya berat badan, acne (jerawat), alopsia, kadang-kadang
payudara mengecil, fluor albus (keputihan), hipomenorea. Fluor albus yang kadang-
kadang ditemukan pada kontrasepsi hormonal dengan progesteron dalam dosis
tinggi, disebabkan oleh meningkatnya infeksi dengan candida albicans
Komponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, retensi air, dan
garam, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat
menstruasi, meningkatkan pengeluaran leukorhea, dan menimbulkan perlunakan
serviks. Komponen progesteron menyebabkan payudara tegang, acne (jerawat), kulit
dan rambut kering, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram.
3. Macam-macam kontrasepsi hormonal
a. Kontasepsi pil
1. Pengertian
Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron
oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium 17 selama siklus
haid yang normal, sehingga juga menekan releasingfactors di otak dan
akhirnya mencegah ovulasi. Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk
mencegah ovulasi, tetapi juga menimbulkan gejala-gejala pseudo
pregnancy (kehamilan palsu) seperti mual, muntah, payudara
membesar, dan terasa nyeri
2. Efektivitas
Efektivitas pada penggunaan yang sempurna adalah 99,5- 99,9% dan
97%
3. Jenis KB pil
a) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengamdung hormon aktif estrogen atau progestin, dalam
dosisi yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif, jumlah
dan porsi hormonnya konstan setiap hari.
b) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen, progestin, dengan dua dosis berbeda 7
tablet tanpa hormon aktif, dosis hormon bervariasi.
c) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen atau progestin, dengan tiga
dosis yang berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis hormon
bervariasi setiap hari.
4. Cara kerja KB pil
a) Menekan ovulasi
b) Mencegah implantasi
c) Mengentalkan lendir serviks
d) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan
terganggu.
5. Keuntungan KB pil
a) Tidak mengganggu hubungan seksual
b) Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia)
c) Dapat digunakam sebagai metode jangka panjang
d) Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopouse
e) Mudah dihentikan setiap saat
f) Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan
g) Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium,
kanker endometrium, kista ovarium, acne, disminorhea.
6. Keterebatasan KB pil
a) Amenorhea
b) Perdarahan haid yang berat
c) Perdarahan diantara siklus haid
d) Depresi
e) Kenaikan berat badan
f) Mual dan muntah
g) Perubahan libido
h) Hipertensi
i) Jerawat
j) Nyeri tekan payudara
k) Pusing
l) Sakit kepala
m) Kesemutan dan baal bilateral ringan
n) Mencetuskan moniliasis
o) Cloasma
p) Hirsutisme
q) Leukorhea
r) Pelumasan yang tidak mencukupi
s) Perubahan lemak
t) Disminorea
u) Kerusakan toleransi glukosa
v) Hipertrofi atau ekropi serviks
w) Perubahan visual
x) Infeksi pernafasan
y) Peningkatan episode sistitis
z) Perubahan fibroid uterus.
b. Kontrasepsi suntik
1. Evektivitas kontrasepsi suntik
kedua jenis kontrasepsi suntik mempunyai efektivitas yang tinggi,
dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per tahun, jika
penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan. DMPA maupun NET EN sangat efektif sebagai metode
kontrasepsi. Kurang dari 1 per 100 wanita akan mengalami kehamilan
dalam 1 tahun pemakaian DMPA dan 2 per 100 wanita per tahun
pemakain NET EN
2. Jenis kontrasepsi suntik
terdapat dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung
progestin, yaitu :
a) Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150 mg
DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara di suntik
intramuscular (di daerah pantat).
b) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200
mg Noretindron Enantat, diberikan setiap dua bulan dengan
cara di suntik intramuscular (di daerah pantat atau bokong).
3. Cara kerja kontrasepsi suntik
a) Mencegah ovulasi
b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma
c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba falloppii.
4. Keuntungan kontrasepsi suntik
Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif, pencegah
kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual,
tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi
ASI, efek samping sangat kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik,
dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35 tahun sampai
perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan
kehamilan ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak payudara, dan
mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul

5. Keterbatasan
Adapun keterbatasan dari kontrasepsi Suntik yaitu:
a) Gangguan haid
b) Leukorhea atau Keputihan
c) Galaktorea
d) Jerawat
e) Rambut Rontok
f) Perubahan Berat Badan
g) Perubahan libido.
c. Kontrasepsi implant
1. Profil kontrasepsi implant yaitu:
a) Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jedena, Indoplant, atau
Implanon
b) Nyaman
c) Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
d) Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan
e) Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut
f) Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan
bercak, dan amenorea
g) Aman dipakai pada masa laktasi
2. Jenis kontrasepsi implant
a) Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6 mg
levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b) Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-
kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3- Keto-
desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c) Jadena dan indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg.
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
3. Cara kerja kontrasepsi implant
a) Lendir serviks menjadi kental
b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi
c) Mengurangi transportasi sperma
d) Menekan ovulasi.
4. Keuntungan kontrasepsi implant
a) Daya guna tinggi
b) Perlindungan jangka panjang
c) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e) Tidak mengganggu dari kegiatan senggama
f) Tidak mengganggu ASI
g) Klien hanya kembali jika ada keluhan
h) Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan
i) Mengurangi nyeri haid
j) Mengurangi jumlah darah haid
k) Mengurangi dan memperbaiki anemia
l) Melindungi terjadinya kanker endometrium

D. KB IUD
1. Pengertian IUD
Pengertian IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah
dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi
kontrasepsinya), diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi,
menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplementasi dalam uterus
(Hidayati, 2009).
Pengertian AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang
terbuat dari plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga
mengandung hormone dan di masukkan ke dalam rahim melalui vagina dan
mempunyai benang (Handayani, 2010).
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim
yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik
(polythyline), ada yang dililit tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada
pula yang dililit dengan tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula
yang batangnya berisi hormon progesterone. (Kusmarjati, 2011).

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah dan konsepsi yang
berarti pertemuan antara sel telur dengan sel sperma yang mengakibatkan
kehamilan, sehingga kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan cara mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan
sperma atau menghalangi pertemuan sel telur dengan sel sperma
(Wiknjosastro, 2003).
2. Profil
Menurut Saifudin (2010), Profil pemakaian IUD adalah:
a. Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang (dapat sampai 10
tahun: CuT-380A)
b. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
c. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
d. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
e. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular
Seksual (IMS).
3. Jenis – Jenis IUD
Jenis - jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain :
a. Copper-T

Gambar 2.1 Jenis IUD Copper-T (Imbarwati : 2009)

Menurut Imbarwati,(2009). IUD berbentuk T, terbuat dari bahan


polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga
halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti
pembuahan) yang cukup baik. Menurut ILUNI FKUI ( 2010). Spiral jenis
copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara
menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat
dipakai selama 10 tahun.
b. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun
dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat Copper-7. Menurut
Imbarwati (2009). IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk
memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang
vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan
200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-
T.
c. Multi load

Gambar 2.2 Jenis IUD Multi Load ( Imbarwati : 2009)

Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan
dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari
ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga
dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375

mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu
standar, small, dan mini.

d. Lippes loop

Gambar 2.3 Jenis IUD Lippes Loop (Imbarwati : 2009)


Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk
huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol,
dipasang benang pada ekornya Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda
menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang
biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang
kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop
mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian
IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plasti.

4. Cara Kerja
Menurut Saifudin (2010), Cara kerja IUD adalah:
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuba falopi

b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.


c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan
dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
5. Efektivitas
Keefektivitasan IUD adalah: Sangat efektif yaitu 0,5 – 1 kehamilan per 100
perempuan selama 1 tahun pertama penggunaan (Sujiyantini dan Arum, 2009).
6. Keuntungan
Menurut Saifudin (2010), Keuntungan IUD yaitu:
a. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi
Sangat efektif → 0,6 - 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun
pertama ( 1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
b. AKDR dapat efektik segera setelah pemasangan.
c. Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT – 380A dan tidak perlu
diganti)
d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat –ingat
e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil

g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR ( CuT -380A) Tidak
mempengaruhi kualitas dan volume ASI
h. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila
tidak terjadi infeksi)
i. Dapat digunakan sampai menopause ( 1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir)
j. Tidak ada interaksi dengan obat – obat
k. Membantu mencegah kehamilan ektopik.
7. Kerugian
Menurut Saifudin (2010), Kerugian IUD:
a. Efek samping yang mungkin terjadi:
1) Perubahan siklus haid ( umum pada 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan)
2) Haid lebih lama dan banyak
3) Perdarahan ( spotting ) antar menstruasi
4) Saat haid lebih sakit
b. Komplikasi Lain:
1) Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan
2) Merasa sakit dan kejang selama 3 – 5 hari setelah pemasangan
3) Perdarahan berat pada waktu haid atau di antaranya yang
memungkinkan penyebab anemia

c. Perforasi dinding uteru (sangat jarang apabila pemasangannya benar)


Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan
yang sering berganti pasangan
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai AKDR. PRP dapa memicu infertilitas
t
f. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik terganggu karena fungsi
AKDR untuk mencegah kehamilan normal
8. Mekanisme Kerja
a. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada
yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan
reaksi radang setempat, dengan sebutan leukosit yang dapat melarutkan
blastosis atau seperma. Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga
mungkin berlainan. Tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke
dalam rongga uterus juga menghambat khasiatanhidrase karbon dan
fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkanhormon juga menebalkan lender
sehingga menghalangi pasasi sperma (Prawirohardjo, 2005).

Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti,


kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri
menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan
sebutan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-
sifat dari cairan uterus mengalami perubahan – perubahan pada pemakaian
AKDR yang menyebabkan blastokista. tidak dapat hidup dalam uterus.
Walaupun sebelumnya terjadi nidasi, penyelidik-penyelidik lain menemukan
sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian AKDR yang dapat
menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya kadar
prostaglandin dalam uterus pada wanita (Wiknjoastro, 2005).
b. Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi)
AKDR mengubah transportasi tuba dalam rahim dan mempengaruhi sel elur
dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat
(dipasang setelah hubungan sexual terjadi) dalam beberapa kasus
mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah
terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke
dalam dinding rahim
c. Menurut Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah:
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun
AKDR membuat sperma sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus.
9. Kontra Indikasi
Menurut Kusumaningrum (2009), Kontra indikasi dari IUD:
a. Hamil atau diduga hamil

b. Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit


kelamin
c. Pernah menderita radang rongga panggul
d. Penderita perdarahan pervaginam yang abnormal
e. Riwayat kehamilan ektopik
f. Penderita kanker alat kelamin.

10. Efeksamping
Menurut Sujiantini dan arum (2009), Efeksamping IUD:
a. Perdarahan ( menoragia atau spotting menoragia)
b. Rasa nyeri dan kejang perut
c. Terganggunya siklus menstruasi (umumnya terjadi pada 3 bulan pertama
pemakaian)
d. Disminore
e. Gangguan pada suami ( sensasi keberadaan benang iud darasakan sakit
atau mengganggu bagi pasangan saat melakukan aktifitas seksual)
f. Inveksi pelvis dan endometrium

11. Menurut Zahra (2008), Efek samping dari penggunaan IUD meliputi,pada
minggu pertama, mungkin ada pendarahan kecil. Ada perempuan-perempuan
pemakai spiral yang mengalami perubahan haid, menjadi lebih berat dan lebih
lama, bahkan lebih menyakitkan. Tetapi biasanya semua gejala ini akan lenyap
dengan sendirinya sesudah 3 bulan. Peralatan Pemasangan IUD
Gambar 2.4 alat untuk memasang IUD (Sunjiantini dan arum : 2009)

Menurut Sujiantini dan arum (2009), Peralatan Pemasangan IUD:


a. Bivalue speculum ( speculum cocor bebek )
b. Tampontang
c. Tenakulum
d. Gunting
e. Mangkuk untuk larutan antiseptic
f. Sarung tangan dan barakscort
g. Duk steril
h. Kapas cebok
i. Cairan antiseptic ( betadin )
12. Perlengkapan Pemasangan IU

Gambar 2.5 Perlengkapan pemasangan IUD (Sujiantini dan arum : 2009)


Menurut Sujiantini dan arum (2009), Perlengkapan Pemasangan IUD:
a. Meja ginekologi
b. Lampu sorot / lampu senter
c. Kursi duduk
d. Tempat klorin 0,5 %
e. Tempat sampah basah

13. Pemasangan IUD


Menurut Prawirohardjo (2008), IUD dapat dipasang dalam keadaan:
a. Sewaktu haid sedang berlangsung
Karena keuntungannya pemasangan lebih mudah oleh karena servik pada
waktu agak terbuka dan lembek. Rasa nyeri tidak seberapa keras,
perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak seberapa
dirasakan, kemungkinana pemasangan IUD pada uterus yang sedang hamil
tidak ada.
b. Sewaktu post partum
Pemasangan IUD setelah melahirkan dapat dilakukan:
1) Secara dini yaitu dipasang pada wanita yang melairkan sebelum
dipulangkan dari rumah sakit
2) Secara langsung yaitu IUD dipasang dalam masa 3 bulan setelah
partus atau abortus
3) Secara tidak langsung yaitu IUD dipasang sesudah masa tiga bulan
setelah partus atau abortus

c. Sewaktu abortus

d. Beberapa hari setelah haid terakhir


14. Kunjungan Ulang Setelah Pemasangan IUD
Kunjungan ulang setelah pemasangan IUD Menurut BKKBN (2003):
a. 1 minggu pasca pemasangan
b. 2 bulan pasca pemasang
c. Setiap 6 bulan berikutnya
d. 1 tahun sekali
e. Bila terlambat haid 1 minggu
f. Perdarahan banyak dan tidak teratur
Menurut Prawirohardjo (2008), pemeriksaan sesudah IUD dipasang dilakukan
pada:
a. 1 minggu pasca pemasangan
b. 3 bulan berikutnya
c. Berikutnya setiap 6 bulan
15. Pemeriksaan Pada Saat Kunjungan Ulang

Menurut Varney, Kriebs dan Gegor (2006), Setelah IUD dipasang seorang klien
wanita, ia harus diarahkan untuk menggunakan preparat spermisida dan
kondom pada bulan pertama. Tindakan ini akan memberi perlindungan penuh
dari konsepsi karena IUD menghambat serviks, uterus, dan saluran falopii
tempat yang memungkinkan pembuahan dan penanaman sel telur dan ini
merupakan kurun waktu IUD dapat terlepas secara spontan. Klien harus
melakukan kunjungan ulang pertamanya dalam waktu kurang lebih enam
minggu. Kunjungan ini harus dilakukan setelah masa menstruasi pertamanya
pasca pamasangan IUD. Pada waktu ini, bulan pertama kemungkinan insiden
IUD lebih tinggi untuk terlepas secara spontan telah berakhir. IUD dapat
diperiksa untuk menentukannya masih berada pada posisi yang tepat. Selain
itu, seorang wanita harus memiliki pengalaman melakukan pemeriksaan IUD
secara mandiri dan beberapa efeksamping langsung harus sudah diatasi.
Kunjungan ulang member kesempatan untuk menjawab pertanyaan dan
member semangat serta meyakinkan klien. Diharapkan, hal ini membuahkan
hasil berupa peningkatan jumlah pengguna IUD. Data-data terkait IUD berikut
dapat diperoleh pada kunjungan ulang ini.
a. Riwayat
1) Masa menstruasi (dibandingkan dengan menstruasi sebelum
menggunakan IUD)
a) Tanggal
b) Lamanya
c) Jumlah aliran
d) Nyeri
2) Diantara waktu menstruasi (dibading dengan
sebelum menggunakan IUD)
a) Bercak darah atau perdarahan: amanya, jumlah
b) Kram: lamanya, tingkat keparahan

c) Nyeri punggung: lokasi, lamanya, tingkat keparahan. Rabas vagina:


lamanya, warna, bau, rasa gatal, rasa terbakar saat berkemih
(sebelum atau setelah urine mulai mengalir)
3) Pemeriksaan benang
a) Tanggal pemeriksaan benang yang terakhir
b) Benang dapat dirasakan oleh pasangan selama melakukan
hubungan seksual
4) Kepuasaan terhadap metode yang digunakan (baik pada wanita
maupun pasangannya)
5) Setiap obat yang digunakan: yang mana, mengapa
6) Setiap kunjungan ke dokter atau keruang gawat darurat sejak
pemasangan IUD: mengapa
7) Penggunaan preparat spermisida dan kondom: kapan, apakah ada
masalah
8) Tanda-tanda dugaankehamilan jika ada indikasi

b. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui adanya nyeri tekan pada
bagian bawah abdomen
2) Pemeriksaan untuk mengetahui adanya nyeri tekan akibat CVA, jika
diindikasikan untuk diagnose banding
3) Tanda-tanda kemungkinan kehamil, jika ada indikasi.
c. Pemeriksaan pelvic
1) Pemeriksaan speculum

a) Benang terlihat

b) Panjang benang: pemotongan benang bila ada indikasi


c) Rabas vagina: catat karakteristik dan lakukan kultur dan apusan
basah bila diindikasikan.
2) Pemeriksaan bimanual
a) Nyeri ketika serviks atau uterus bergerak
b) Nyeri tekan pada uterus
c) Pembesaran uterus
d) Nyeri tekan pada daerah sekitar
e) Tanda-tanda kemungkinan kehamilan bila diindikasikan
d. Laboratorium
1) Hemoglobin atau hematokrit
2) Urinalis rutin sesuai indikasi untuk diagnosis banding
3) Kultur serviks dan apusan basah, jika ada indikasi
4) Tes kehamilan, jika ada indikasi
Apabila hasil pemeriksaan diatas memuaskan, maka klien akan
mendapatkan jadwal untuk melakukan pemeriksaan fisik rutinnya. Pada
kunjungan tersebut bidan akan melakukan hal-hal seperti mengkaji riwayat
penapisan umum yaitu pemeriksaan fisik dan pelvic, pap smear, kultur
klamedia dan gonorea, tes laboratorium rutin lain dan pengulangan
kunjungan ulang IUD seperti dijelaskan diatas. Pengarahan supaya klien
memeriksakan IUD nya, kapan harus menghubungi bila muncul masalah
atau untuk membuat perjanjian sebelum kunjungan tahunnya dapat ditinjau
kembali.

E. Format Pengkajian
NO. MR :
TANGGAL MASUK : 10 Maret 2022
PUKUL : 15.00 WITA

PENGKAJIAN (tanggal/jam: 10 Maret 2022/ 15.00 WITA)


1. Identitas
ISTRI SUAMI
Nama : Ny.P : Tn. D
Umur : 40 tahun : 43 tahun
Agama : Islam : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaan : IRT : Wiraswasta
Alamat : Lawanga : Lawanga

2. Anamnesa
a. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin menggunakan KB IUD
b. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini perkawinan pertama, menikah umur 25 tahun, lama
perkawinan 15 tahun.
c. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Lama Haid : 7 hari
Siklus : 30 hari
Disminore : tidak ada
Flour albus : tidak ada
d. Riwayat Obstetri
P3 AH3 AB0
No Thn Jenis Penolong H/M Tempat JK BB Komplikasi ket
persalinan
1 1998 Normal Bidan H RB L 3000 - -
2 2001 Normal Bidan H RB L 3000 - -
3 2005 Normal Bidan H RB P 3100 - -

e. Riwayat KB
No Thn Jenis Kontrasepsi Pasang Tempat Lepas Tempat Alasan
1 1998 Suntik Bidan BPS Bidan BPS Gannguan
Haid
2 2002 Implan Bidan BPS Bidan BPS -
3 2005 IUD Bidan BPS Bidan RS Pendarahan
4 2022 Sekarang
   
f. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan baik dari keluarga suami dan ibu tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit diabetes, TBC, asma, hipertensi, dan riwayat persalinan
kembar.
g. Pola Kebutuhan Sehari-hari
1) Nutrisi
Porsi makan sehari-hari : 3kali / hari, 1 piring sedang
Jenis : nasi, sayur, lauk
Makanan pantangan : tidak ada
Pola minum : 6-8 gelas / hari
Jenis : air putih, teh, kopi, jus buah
Keluhan tidak : tidak ada
2) Eliminasi
BAB : frekuensi : 1 kali/ hari, lunak, warna kuning feses, jumlah
sedang
BAK : frekuensi ; 4-5 kali/ hari. Warna jernih kuning, bau khas ,
jumlah sedang.
3) Personal Hygiene
Mandi : 2 kali/ hari
Gosok gigi : 3 kali/ hari
Keramas : 2 kali/ minggu
Potong kuku : 1 kali/ minggu
Ganti pakaian : 2 kali/ hari
4) Pola seksual
Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat melakukan hubungan seksual
5) Keadaan psikologi
a) Pengetahun ibu mengenai alat kontrasepsi
Ibu mengatakan beberapa jenis metode kontrasepsi yang
diketahui antara lain suntik, pli, IUD, susuk/ impalan.
b) Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang dipakai
sekarang.
Ibu mengatakan ingin menggunakan IUD supaya tidak gemuk
seperti penggunaan alat kontrasepsi sebelumnya.
c) Dukungan suami dan keluarga
Hubungan ibu dan suami baik, suami mendukukng ibu
menggunakan IUD karena perlindungan jangka panjang,
3. Pemeriksaan umum
KU : baik
Kesadaran : cosposmentis
TB : 160 cm
BB : 51 kg
VS : TD : 120/70 mmHg N : 82 x/ menit
S : 36°C R : 23 x/ menit
4. Pemeriksaan fisik
Kepala : mesocepal, tidak ada benjolan dan kelainan
Muka : tidak ada kelainan
Mata : simetris, konjungtiva merah muda
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut : tidak ada stomatitis, bibir lembab
Telinga : tidak ada serumen, bersih
Leher : tidak ada pembesaran kalenjar tiroid dan vena jugularis
Payudara : simetris, puting susu menonjol, tidak ada benjolan
Abdomen : tidak ada pembesaran pada uterus, tidak ada nyeri tekan
5. Pemeriksaan dalam/ Ginekologi
Tidak ada
6. Pemeriksaan penunjang
Tidak ada
INTERPRESTASI DATA
1. Diagnosa
Seorang ibu umur 40 tahun, dengan KB IUD kunjungan pertama
Data Dasar
DS:
Ibu mengatakan berusia 40 tahun
Ibu mengatakan ingin menggunakan kontrasepsi IUD
Ibu mengatakan ini adalah kunjungan pertama
DO:
KU : baik
Kesadaran : composmentis
VS : TD : 120/ 70 mmHg
N : 82 x/ menit
S : 36°C
R :23 x/ menit
2. Masalah
Tidak ada
3. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
4. ANTISIPASI MASALAH
Tidak ada
5. PERENCANAAN tanggal/ jam :10 Maret 2022/ 15.10 WITA
a. Menberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
b. Memberikan KIE tentang KB IUD
c. Memasang KB IUD pada ibu
d. Memberitahu jika ada rasa sakit dan pendarahan
e. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang

6. PELAKSANAAN tanggal/ jam : 10 Maret 2022/ 15.15


a. Memberitahu hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan sehat, yaitu KU : baik, VS,
tekanan darah 120/ 70 mmHg, N : 82 X/ menit, S : 36°C, R : 23 x/ menit.
Pemeriksaan fisik semuanya normal dari kepala sampai ekstrimitas. Khususnya
pada genetalia tidak ada kelainan. Kemudian dari data anamnesa tidak ada
kontraindikasi untuk dilakukan pemasangan kontrasepsi IUD.
b. Menjelaskan ibu tentang KB IUD antara lain Intra Uterine Devise merupakan lat
kontrasepsi yang terpasang dalam rahim yang bertujuan untuk menghalangi
pertemuan antara sel telur dan sperma, sehingga pembuahan tidak terjadi atau
dapat dicegah. Sebelum dilakukan pemasangan IUD , uterus diukur terlebih
dahulu kedalamannya dengan ukuran normal yaitu 6,5-8 cm. Dipastikan dengan
tidak memiliki riwayat perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya.
Selanjutnya ibu juga harus mengecek benang IUD setiap saat, agar IUD tetap
pada posisi yang benar dan sesuai. Kontrasepsi IUD dapat digunakan sampai 8
tahun, dengan indikasi yang tepat, usia subur, tidak hamil, dan tidak memiliki
riwayat penyakit yang menurun, penyakit menular, dan penyakit kronis. Agar ibu
tidak mendapatkan masalah setelah pemasangan IUD.
c. Memasang IUD
Pertama lakukan pemeriksaan genetalia dengan spekulum, lakukan
pemeriksaan bimanual, untuk memastikan tidak ada kelainan
1) Cuci tangan
2) Memakai sarungan tangan baru
3) Memasang speculum vagina untuk melihat serviks dengan spekulum
ukuran L, yang digunakan adalah spekulum sims
4) Setelah terpasang usap vagina denganlarutan antiseptik 2-3x
5) Jepit serviks menggunakan tenakulum pada jam 11 dan 13 untuk
meluruskan uterus.
6) Memasukan sonde uterus dengan teknik ( no touch technique)
7) Memastikan ukuran uterus dengan AKDR yang akan dipasang
8) Pasang AKDR dengan teknik widrawal
9) Guting benang dan lepaskan tenakulum, kemudian dep +- 30 dep dan
pelan-pelan keluarkan spekulum
10) Membantu pasien untuk memakai celana
11) Rapikan alat dan pasien
12) Cuci tangan 7 langkah
d. Menjelaskan kepada ibu bila timbul rasa nyeri yang hebat atau pendarahan
segera datang kembali atau datang ke pelayanan medis terdekat, karena efek
samping dari pemasangan IUD yaitu rasa sakit nyeri , pendarahan, infeksi
e. Memberi tahu ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu setelah pemnakaian untuk
mengontrol posisi IUD apakah terpasang dengan benar atau tidak.

7. EVALUASI tanggal/ jam : 10 Maret 2022/ 15.45 WITA


a. Ibu mengtahui tentang hasil pemeriksaan
b. Ibu mengerti tentang proses pemasangan IUD, indikasi dan kontra indikasi dari
IUD
c. Ibu sudah dilakukan pemasangan IUD
d. Ibu bersedia datang kembali jika timbulrasa nyeri dan pendarahan
e. Ibu bersedia melakukna kunjungna ulang 1 minggu kemudian
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Program KB saat ini tidak hanya ditujukan untuk penurunan angka kelahiran
namun dikaitkan pula dengan tujuan untuk pemenuhan hak-hak reproduksi, promosi,
pencegahan dan penanganan masalah-masalah kesehatan reproduksi seksual,
kesehatan, kesejahteraan ibu,bayi serta anak. Salah satu strategi dalam upaya
menurunkan tingkat fertilitas adalah melalui penggunaan kontrasepsi guna mencegah
terjadinya kehamilan diantaranya kontrasepsi yang tepat mencegah kehamilan
terutama untuk jangka panjang adalah IUD (Intra Uterine Device).
Kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang terbuat
dari plastik disertai barium sulfat dan mengandung tembaga, progesterone. Alat ini
dimasukan kedalam ruang endometrium, melalui kanalis, servikalis, serta memiliki
ujung monofilament nilon yang membentang dari serviks ke vagina

Anda mungkin juga menyukai