Dosen Pengampu :
Ns. Dwi Kartika Pebrianti, M.Kep
Disusun Oleh :
Aan Diana 202191088
Alhamdulillah Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah
diberikan nikmat sehat sehingga dapat menyelesaikan Tugas Individu Mata Kuliah
Keperawatan Anak ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Akseptor KB
Implant”.
Tidak lupa kita kirimkan shalawat serta salam kepada Nabi kita Muhammad
SAW. Karena atas berkat dari beliaulah kita dapat merasakan alam dunia yang penuh
ilmu pengetahuan dan teknologi seperti saat ini.
Penulis menyadari dalam menulis laporan ini terdapat kekurangan, oleh karena
itu penulis minta saran buat menyelesaikan laporan buat kedepannya lebih baik lagi.
Aan Diana
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Tujuan
Menurut Yuhedi dan Kurniawati (2015), tujuan umum program KB
nasional adalah memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi. Keduanya menyatakan bahwa pelayanan keluaraga
berencana yang berkualitas, berguna dalam menurunkan (AKI) dan (AKB) serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk membentuk keluarga kecil
berkualitas.
2. Syarat Kontrasepsi
Firdayanti (2012), menyatakan bahwa tidak ada satupun alat kontrasepsi
yang sepenuhnya aman dan efektif, masing-masing memilki kesesuaian dan
kecocokan indivudual bagi setiap klien sebagai pemakai. Meskipun demikian
Firdayanti menyatakan bahwa secara umum syarat metode kontrasepsi yang
ideal yaitu aman dan pemakainnya dipercaya, lama kerja dapat diatur menurut
keinginan, tidak banyak efek samping, harganya terjangkau, cara penggunannya
sederhana, tidak menganggu hubungan suami istri, tidak memerlukan kontrol
yang ketat selama pemakaian.
3. Macam-macam Kontrasepsi
Metode kontrasepsi terdapat berbagai macam metode (Armini et al., 2016)
antara lain:
a. Metode KB sederhana
1) Tanpa alat yaitu: pantang berkala, metode kalender, metode suhu badan
basal, metode lendir serviks, metode simpto-termal, coitus interruptus
2) Dengan alat, dibedakan menjadi 2 yaitu
Mekanis (barrier) : Kondom pria, barier intra vaginal antara lain :
diafragma, kap serviks, spons, dan kondom wanita.
Kimiawi Spermisid antara lain : vaginal cresm, vaginal foam,
vaginal jelly, vaginal suppositoria, vaginal tablet, dan vaginal
soluble film.
b. Metode KB Modern
1) Metode KB Hormonal
Metode keluarga berencana hormonal merupakan metode yang dilakukan
melalui pil, suntik hormonal, dan implan. Jenis hormonal yang
digunakan adalah progesteron atau turunan testosterone. Cara kerja
hormon tersebut dapat menekan kelenjar hiposis dan menghambat proses
ovulasi.
2) Metode KB Mekanis
Metode keluarga berencana mekanis merupakan metode yang dilakukan
melalui alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) dan IUD (Intra-Uterine
Device).
3) Metode KB Mantap
Metode keluarga berencana mantap merupakan metode yang dilakukan
melalui metode operasi wanita (MOW) dan metode operasi pria (MOP).
Metode operasi wanita (MOP) yaitu operasi penutupan tuba dan dikenal
dengan istilah tubektomi. Metode operasi pria (MOP) yaitu operasi
penutupan atau memotong vas deferens. Operasi tersebut dinamakan
vasektomi. Vasektomi menyebabkan spermatozoa tidak masuk dalam
cairan sperma saat terjadi ejakulasi
3. Cara Kerja
Cara kerja implan menurut Saifuddin (2010), adalah menekan ovulasi,
menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma, mengurangi
transportasi sprema. Menurut Affandi (2012), mekanisme kerja implan yaitu
implan mencegah terjadinya kehamilan melalui berbagai cara sama halnya
dengan mekanisme kerja kontrasepsi yang mengandung progestin pada
umumnya, mekanisme utamanya adalah menebalkan lendir serviks sehingga
tidak bisa dilewati oleh sperma, perubahan terjadi setelah pemasangan implan
progestin menekan pengeluaran FSH dan LH dari hipotalamus dan hipofisis,
levonogestrel yang terkandung pada kapsul implant menekan lonjakan LH agar
tidak terjadi ovulasi, penggunaan progestin dalam jangka panjang dapat
menyebabkan hipotropisme pada endometrium sehingga dapat menganggu
proses implantasi.
4. Efektifitas
Menurut The NSW Ministry of Health (2013), implan adalah metode
yang sangat efektif untuk mencegah kehamilan lebih dari 99,9% efektif.
Menekan ovulasi, menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi, mengurangi transportasi sperma, lendir serviks menjadi kental
(Tresnawati, 2013).
5. Kelebihan
Saifuddin (2010), menyatakan bahwa keuntungan implan dibagi atas dua
yaitu keuntungan sebagai kontrasepsi dan nonkontrasepsi. Adapun keuntungan
implan sebagai kontrasepsi menurut Yuhedi dan Kurniawati (2013: 105), yaitu
daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun), pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan
pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu kegiatan
senggama, tidak mengganggu ASI, klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada
keluhan, dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan. Keuntungan
nonkontrasepsi yaitu mengurangi rasa nyeri dan jumlah darah haid serta
menurunkan angka kejadian endometriosis (Saifuddin, 2010)
6. Kekurangan
Kerugian implan menurut Tresnawati (2013), yaitu tidak memberikan
efek protektif terhadap penyakit menular seksual, termasuk AIDS,
membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan, akseptor
tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai keinginan
akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan, memiliki semua resiko
sebagai layaknya setiap tindak bedah minor (infeksi, hematoma dan perdarahan),
pada kebanyakan klien dapat menyebabkan terjadinya perubahan pola haid.
Keluhan- keluhan yang mungkin berhubungan dengan pemakaian susuk norplan
seperti peningkatan/penurunan berat badan, dermatitis atau jerawat (Saifuddin,
2010).
7. Indikasi
Indikasi implan menurut Ramauli (2011), adalah wanita usia reproduksi,
wanita nulipara atau yang sudah mempunyai anak atau yang belum mempunyai
anak, wanita yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektivitas yang tinggi, wanita yang setelah keguguran dan setelah melahirkan,
yang menyusui atau tidak menyusui, wanita yang tidak menginginkan anak lagi
tapi menolak untuk sterilisasi, wanita yang tekanan darahnya kurang dari
180/110 mmHg, wanita yang sering lupa meminum pil kontrasepsi.
8. Kontraindikasi
Kontra indikasi menurut Nurhayati (2013), yaitu hamil atau diduga
hamil, perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, kanker payudara
atau riwayat kanker payudara, tidak dapat menerima perubahan pola haid yang
terjadi, menderita mioma uterus, penyakit jantung, hipertensi, diabetes militus,
penyakit tromboemboli, gangguan toleransi glukosa.
9. Efek Samping
Efek samping akibat penggunaaan kontrasepsi implan antara lain :
a. Gangguan menstruasi
Siklus menstruasi dikendalikan oleh kelompok hormon esterogen dan
progesterone. Kedua hormon tersebut diaktivasi oleh rangsangan dari
hipotalamus-pituitary- ovarian axis, follicle stimulating hormone (FSH), dan
luteinizing hormone (LH). Kandungan progestin dalam kontrasepsi
menyebabkan supresi hormon yang berperan dalam siklus mentsruasi
sehingga siklus menstruasi terganggu (Sety, 2013). Ada beberapa gangguan
menstruasi yang muncul akibat penggunaan kontrasepsi implan antara lain
(Purwoastuti & Walyani, 2015):
1) Hiperminora
Hipermenora adalah perdarahan haid yang banyak dan lebih lama dari
normal sekitar 6-7 hari dan ganti pembalur 5-6 kali perhari.
2) Hipomonera
Hipomenora adalah perdarahan haid yang lebih pendek dari normal
sekitar 1-2 hari.
3) Polimenorea
Polimenorea merupakan keadaan dimana wanita mengalami menstruasi
dua kali atau lebih dalam sebulan.
4) Oligomenorea
Oligomenorea merupakan keadaan dimana siklus menstruasi memanjang
lebih dari 25 hari, tetapi jumlah perdarahan tetap sama
5) Amenorea
Amenorea merupakan keadaan tidak terjadi menstruasi pada seorang
wanita.
b. Peningkatan berat badan
Mayoritas pengguna kontrasepsi implan tidak merasakan peningkatan berat
badan diawal pemasangan KB implan. Namun, akseptor KB baru
mengeluhkan perubahan berat badan saat mengalami kenaikan berat badan
yang signifikan sehingga perhitungan status gizi akseptor implan yang
ditemukan dalam kategori overweight atau obesitas. Menurut penelitian
Gallo et al. (2016) menunjukkan bahwa setelah pemasangan KB implan
selama 1 bulan akseptor mengalami kenaikan berat badan 2 kg dan akseptor
KB tidak merasakan kenaikan tersebut karena jumlah kenaikan yang kecil.
c. Efek samping lain akibat dari ketidakseimbangan hormon antara lain
menurunkan kepadatan tulang, menurunkan libido, sakit kepala, mood
change, leukorrhea, hot flushes, timbul permasalahan kulit seperti jerawat,
nyeri payudara, dan nyeri di daerah abdomen (Banafa et al., 2017).
10. Waktu Memulai Menggunakan Implant
Menurut Affandi (2012), adapun waktu yang tepat untuk memulai
menggunakan implan antara lain:
a. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke- 7 tidak diperlukan
metode kontrasepsi tambahan.
b. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan.
Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan
hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari
saja.
c. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini
tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
d. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan. Insersi
dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai
metode kontrasepsi lain.
e. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi
dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksul
selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari.
f. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya
dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien
tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan
benar.
g. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal (kecuali IUD)
dan klien ingin menggantinya dengan implan, insersi implan dapat dilakukan
setiap saat, asal saja yakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai
datangnya haid berikutnya.
h. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah IUD dan klien ingin menggantinya
dengan implan, implan dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien
jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. IUD segera dicabut.
i. Pasca keguguran implan dapat diinsersikan
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Bira dkk. (2012). Buku Panduan Praktis Pelassyanan Kontrasepsi. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Banafa, N. S. et al. (2017) ‘Knowledge and Attitude about Side Effect of Implanon
(Implant) among Women Attend Primary Health Center-Al Mukalla District
Yemen’, Acta Scientific Medical Sciences, Vol 1(Issue 1), pp. 32–37.
Romauli, Suryati. (2011). Buku Ajar ASKEB 1:Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika,
Saifuddin, Abdul Bari dkk. (2010). Buku Paduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Yuhedi, Taufika Lucky dan Titik Kurniawati. (2015). Buku Ajar Kependudukan dan
Pelayanan Kb. Jakarta: EGC
LAPORAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN ANC
2. Riwayat Keperawatan
A. Keluhan Utama
Ibu mengatakan datang ke Puskesmas Pamenang untuk memasang KB
Implant untuk menjarangkan kehamilannya karna menganggapnya cocok
dan aman untuk dirinya. Ibu belum mengetahui terlalu banyak tentang KB
implant
B. Riwayat Menstruasi
a. Menarche
Ibu mengatakan menstruasi pertama kali pada umur 14 tahun
b. Siklus
Ibu mengatakan jarak menstruasi sekarang dengan menstruasi yang akan
datang adalah 28 hari
c. Lama
Ibu mengatakan biasanya menstruasi selama 6 hari.
d. Banyaknya
Ibu mengatakan biasanya sehari ganti pembalut 2 kali
e. Teratur
Ibu mengatakan menstruasinya teratur
f. Sifat darah
Ibu mengatakan darah menstruasinya biasanya encer dan berwarna
merah segar
g. Disminore
Ibu mengatakan kalau menstruasi kadang merasakan nyeri perut
C. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelum belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
D. Riwayat Obstetri
1) Status Obsetri : G1 P1 A0 H1
2) Riwayat Persalinan dan Kehamilan yang lalu
Kehamilan Persalinan
Umur Jenis
Tahun Anak/bayi
kehamila Penyulit Penolong persalina
n n
9 bulan 10 Tidak Bidan Spontan Bayi lahir dengan kondisi
2021 hari ada sehat dan tidak ada
kelainan/kecatatan fisik.
BB 2.800 gram
PB 46 Cm
JK Perempuan
E. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit apapun, baik
yang menahun seperti hipertensi, jantung, penyakit menurun seperti DM,
asma dan penyakit menular seperti hepatitis, dan TBC. Klien juga
mengatakan tidak pernah mengalami sakit kepala sebelah ataupun
sampai sakit kepala yang sangat berat.
G. Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi maupun tindakan bedah
apapun
H. Riwayat persalinan
Ibu mengatakan status perkawinannya sah, menikah 1 kali pada umur 23
tahun dengan suami umur 24 tahun, lamanya sudah 1 tahun dan telah
memiliki anak 1 orang
J. Pola kesehatan
1) Pola nutrisi dan cairan
Frekuensi makan dalam sehari yaitu 3 kali dengan komposisi nasi, sayur
dan lauk pauk, kadang ada buah dalam porsi yang sedang dan frekuensi
minum air putih dalam sehari yaitu ± 8 gelas. Ibu kadang ngemil
makanan ringan seperti biskuit dan minum teh.
2) Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAK 5-6 kali/hari, warna kuning jernih, dan bau khas
urine, BAB 1kali/hari konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, dan
bau khas feses.
3) Pola aktivitas
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, menyuci,
menyapu, dll secara mandiri di rumah
4) Pola istirahat
Ibu mengatakan tidur siang ±1 jam/hari dan tidur malam ±8 jam/hari.
5) Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 3x/minggu,
dan ganti baju 2x/hari
K. Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda vital
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TB : 150 cm
BB : 50 Kg
TD : 120/90 mmHg
N : 83x/i
RR : 20x/i
S : 36,7ºC
2) Kepala :
a) Rambut : Panjang, lurus, distribusi merata, ketombe (-), lesi (-)
b) Muka : Pucat, tidak oedema.
c) Mata : Simetris kiri dan kanan, sklera putih, konjungtiva merah muda
d) Hidung : Bersih, tidak ada secret, dan tidak ada benjolan.
e) Telinga : Bersih, tidak ada serumen, simetris
f) Mulut : Bersih, mulut tidak ada stomatitis, gigi tidak caries, gusi
tidak berdarah
3) Dada dan axila
Bentuk bulat datar, tidak ada retraksi otot bantu nafas, tidak ada
krepitasi, pergerakan paru-paru kanan dan kiri sama, pernafasan
vasikuler tidak ada suara nafas tambahan
4) Ekstermitas
Udem : Tidak ada.
Varises : Tidak ada.
Reflex patella : (+) kanan dan kiri
5) Abdomen
Tidak ada kelainan, tidak ada bekas operasi, tidak ada benjolan patologis,
tidak distensi, tidak ada pembesaran hati, tidak ada pembesaran limfe,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan kelenjar inguinalis.
6) Pemeriksaan Panggul
Kesan panggul : Ginekoid.
7) Pemeriksaan genetalia
a) Vulva vagina
Varises : Tidak ada
Luka : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Pengeluaran pervagina : Tidak ada
b) Perineum
Bekas luka : Tidak ada
Lain-lainnya : Tidak ada
c) Anus
Hemoroid : Tidak ada
Lain-lainnya : Tidak ada
ANALISA DATA
DO :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV :
TD 120/90 mmHg
N 83x/i
RR 20x/i
S 36,7ºC
4. TB : 150 Cm
BB : 50 Kg
DAFTAR PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN