Anda di halaman 1dari 23

Laporan Individu

Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Akseptor KB Implant


Periode Praktik 30 Juni s.d 02 Juli 2022

Dosen Pengampu :
Ns. Dwi Kartika Pebrianti, M.Kep

Disusun Oleh :
Aan Diana 202191088

Program Studi Profesi Ners Jalur Khusus


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim
Juni 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah
diberikan nikmat sehat sehingga dapat menyelesaikan Tugas Individu Mata Kuliah
Keperawatan Anak ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Akseptor KB
Implant”.

Tidak lupa kita kirimkan shalawat serta salam kepada Nabi kita Muhammad
SAW. Karena atas berkat dari beliaulah kita dapat merasakan alam dunia yang penuh
ilmu pengetahuan dan teknologi seperti saat ini.

Penulis menyadari dalam menulis laporan ini terdapat kekurangan, oleh karena
itu penulis minta saran buat menyelesaikan laporan buat kedepannya lebih baik lagi.

Jambi, 30 Juni 2022

Aan Diana
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Keluarga Berencana


1. Definisi
KB adalah suatu usaha pasangan suami-istri untuk mengatur jumlah dan
jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud adalah kontrasepsi atau
pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga, prinsip dasar metode
kontrasepsi adalah mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi sel telur
wanita. Selain itu, KB juga merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama bagi wanita (Tresnawati, 2013).

2. Tujuan
Menurut Yuhedi dan Kurniawati (2015), tujuan umum program KB
nasional adalah memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi. Keduanya menyatakan bahwa pelayanan keluaraga
berencana yang berkualitas, berguna dalam menurunkan (AKI) dan (AKB) serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk membentuk keluarga kecil
berkualitas.

3. Langkah-Langkah Dalam Konseling


Memberikan konseling, khususnya bagi calon peserta KB yang baru
hendaknya menerapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci
“SATU TUJU” (Salam, Tanyakan, Uraikan, BanTu, Jelaskan lebih rinci,
Ulangan). Menurut Sulistyawati (2011), uraian mengenai “SATU TUJU” dapat
dilihat pada penjelasan berikut :
a. SA yaitu beri salam, sambut kedatangan dan berikan perhatian
b. T yaitu tanyakan apa masalah dan apa yang ingin dikatakan.
c. U yaitu uraikan mengenai alat-alat KB yang ingin diketahui.
d. TU yaitu bantu mencocokan alat KB dengan keadaan dan kebutuhan.
e. Jelaskan alat KB apa yang akan digunakan
f. Ulangan, sambutlah dengan baik apabila klien perlu konseling ulang.
B. Konsep Kontrasepsi
1. Definisi
Kontrasepsi terdiri dari dua kata, yaitu kontra (menolak) dan konsepsi
(pertemuan antara sel telur yang telah matang dengan sel sperma). Kontrasepsi
dapat diartikan sebagai upaya untuk mencegah atau menolak pertemuan sel telur
dan sel sperma sehingga tidak terjadi pembuahan dan kehamilan. Upaya ini
dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen (Purwoastuti dan
Mulyani, 2015).

2. Syarat Kontrasepsi
Firdayanti (2012), menyatakan bahwa tidak ada satupun alat kontrasepsi
yang sepenuhnya aman dan efektif, masing-masing memilki kesesuaian dan
kecocokan indivudual bagi setiap klien sebagai pemakai. Meskipun demikian
Firdayanti menyatakan bahwa secara umum syarat metode kontrasepsi yang
ideal yaitu aman dan pemakainnya dipercaya, lama kerja dapat diatur menurut
keinginan, tidak banyak efek samping, harganya terjangkau, cara penggunannya
sederhana, tidak menganggu hubungan suami istri, tidak memerlukan kontrol
yang ketat selama pemakaian.

3. Macam-macam Kontrasepsi
Metode kontrasepsi terdapat berbagai macam metode (Armini et al., 2016)
antara lain:
a. Metode KB sederhana
1) Tanpa alat yaitu: pantang berkala, metode kalender, metode suhu badan
basal, metode lendir serviks, metode simpto-termal, coitus interruptus
2) Dengan alat, dibedakan menjadi 2 yaitu
 Mekanis (barrier) : Kondom pria, barier intra vaginal antara lain :
diafragma, kap serviks, spons, dan kondom wanita.
 Kimiawi Spermisid antara lain : vaginal cresm, vaginal foam,
vaginal jelly, vaginal suppositoria, vaginal tablet, dan vaginal
soluble film.
b. Metode KB Modern
1) Metode KB Hormonal
Metode keluarga berencana hormonal merupakan metode yang dilakukan
melalui pil, suntik hormonal, dan implan. Jenis hormonal yang
digunakan adalah progesteron atau turunan testosterone. Cara kerja
hormon tersebut dapat menekan kelenjar hiposis dan menghambat proses
ovulasi.
2) Metode KB Mekanis
Metode keluarga berencana mekanis merupakan metode yang dilakukan
melalui alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) dan IUD (Intra-Uterine
Device).
3) Metode KB Mantap
Metode keluarga berencana mantap merupakan metode yang dilakukan
melalui metode operasi wanita (MOW) dan metode operasi pria (MOP).
Metode operasi wanita (MOP) yaitu operasi penutupan tuba dan dikenal
dengan istilah tubektomi. Metode operasi pria (MOP) yaitu operasi
penutupan atau memotong vas deferens. Operasi tersebut dinamakan
vasektomi. Vasektomi menyebabkan spermatozoa tidak masuk dalam
cairan sperma saat terjadi ejakulasi

C. Konsep Kontrasepsi Implant


1. Definisi
Kontrasepsi yang populer dengan nama susuk KB ini berisi progestin
yang memiliki efektivitas yang cukup tinggi dengan angka kegagalan kurang
dari 1 kegagalan dalam setiap 100 wanita/ tahun untuk 5 tahun pertama (Yuhedi
dan Kurniawati, 2015). Implan adalah alat kontrasepsi yang berbentuk batang
dengan panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat hormon progesteron,
implan ini kemudian dimasukkan di dalam kulit bagian lengan atas (Purwoastuti
dan Mulyani, 2015).
2. Jenis-jenis Kontrasepsi Implant
Kontrasepsi implan dibagi menjadi 2 macam yaitu(Hartanto, 2010):
a. Non Biodegradable Implant
Jenis Non-Biodegradable Implant yang digunakan di Indonesia yaitu
implanon. Implanon terdiri dari 1 batang yang berisi progestin generasi
ketiga yang dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai. Batang
implan terdiri dari EVA ( Ethylene Vinyl Acetate) yang berisi 60 mg 3-
ketodesogestrel dan diselubungi oleh membrane EVA. Panjang batang
implan 4cm dan berdiameter 2mm
b. Biodegradable Implant
Ada dua macam Biodegradable Implant yang masih menjadi uji coba yaitu:
 Capronor
Capronor berupa suatu kapsul biodegradable yang mengandung
levonorgestrel yang dilarutkan dalam minyak ethyl-oleate dengan
diameter <0,24cm dan panjang kapsul 2,5cm. Penelitian pada kelinci dan
kera menunjukkan bahwa proteksi kontrasepsi berlangsung paling sedikit
18 bulan. Namun, penelitian klinis pada wanita usia subur menunjukkan
efektifitas hanya 8-10 bulan, dan diduga karena kecepatan pelepasan
hormone yang tidak tetap/konstan oleh minyak ethyloleate
 Pellets
Pellets berupa bola/peluru yang berisi Norethindrone dan sejumlah kecil
kolesterol. Uji coba pendahuluan menggunakan 4 dan 5 pellets. Sediaan
empat pellets memberikan proteksi kontrasepsi kurang lebih 12 bulan.
Berdasarkan hasil uji coba, lebih dari 50% akseptor pellets mengalami
gangguan pola haid, perdarahan intra- mentsrual atau perdarahan bercak,
dan 4% akseptor mengeluhkan nyeri payudara

3. Cara Kerja
Cara kerja implan menurut Saifuddin (2010), adalah menekan ovulasi,
menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma, mengurangi
transportasi sprema. Menurut Affandi (2012), mekanisme kerja implan yaitu
implan mencegah terjadinya kehamilan melalui berbagai cara sama halnya
dengan mekanisme kerja kontrasepsi yang mengandung progestin pada
umumnya, mekanisme utamanya adalah menebalkan lendir serviks sehingga
tidak bisa dilewati oleh sperma, perubahan terjadi setelah pemasangan implan
progestin menekan pengeluaran FSH dan LH dari hipotalamus dan hipofisis,
levonogestrel yang terkandung pada kapsul implant menekan lonjakan LH agar
tidak terjadi ovulasi, penggunaan progestin dalam jangka panjang dapat
menyebabkan hipotropisme pada endometrium sehingga dapat menganggu
proses implantasi.

4. Efektifitas
Menurut The NSW Ministry of Health (2013), implan adalah metode
yang sangat efektif untuk mencegah kehamilan lebih dari 99,9% efektif.
Menekan ovulasi, menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi, mengurangi transportasi sperma, lendir serviks menjadi kental
(Tresnawati, 2013).

5. Kelebihan
Saifuddin (2010), menyatakan bahwa keuntungan implan dibagi atas dua
yaitu keuntungan sebagai kontrasepsi dan nonkontrasepsi. Adapun keuntungan
implan sebagai kontrasepsi menurut Yuhedi dan Kurniawati (2013: 105), yaitu
daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun), pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan
pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu kegiatan
senggama, tidak mengganggu ASI, klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada
keluhan, dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan. Keuntungan
nonkontrasepsi yaitu mengurangi rasa nyeri dan jumlah darah haid serta
menurunkan angka kejadian endometriosis (Saifuddin, 2010)

6. Kekurangan
Kerugian implan menurut Tresnawati (2013), yaitu tidak memberikan
efek protektif terhadap penyakit menular seksual, termasuk AIDS,
membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan, akseptor
tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai keinginan
akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan, memiliki semua resiko
sebagai layaknya setiap tindak bedah minor (infeksi, hematoma dan perdarahan),
pada kebanyakan klien dapat menyebabkan terjadinya perubahan pola haid.
Keluhan- keluhan yang mungkin berhubungan dengan pemakaian susuk norplan
seperti peningkatan/penurunan berat badan, dermatitis atau jerawat (Saifuddin,
2010).

7. Indikasi
Indikasi implan menurut Ramauli (2011), adalah wanita usia reproduksi,
wanita nulipara atau yang sudah mempunyai anak atau yang belum mempunyai
anak, wanita yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektivitas yang tinggi, wanita yang setelah keguguran dan setelah melahirkan,
yang menyusui atau tidak menyusui, wanita yang tidak menginginkan anak lagi
tapi menolak untuk sterilisasi, wanita yang tekanan darahnya kurang dari
180/110 mmHg, wanita yang sering lupa meminum pil kontrasepsi.

8. Kontraindikasi
Kontra indikasi menurut Nurhayati (2013), yaitu hamil atau diduga
hamil, perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, kanker payudara
atau riwayat kanker payudara, tidak dapat menerima perubahan pola haid yang
terjadi, menderita mioma uterus, penyakit jantung, hipertensi, diabetes militus,
penyakit tromboemboli, gangguan toleransi glukosa.

9. Efek Samping
Efek samping akibat penggunaaan kontrasepsi implan antara lain :
a. Gangguan menstruasi
Siklus menstruasi dikendalikan oleh kelompok hormon esterogen dan
progesterone. Kedua hormon tersebut diaktivasi oleh rangsangan dari
hipotalamus-pituitary- ovarian axis, follicle stimulating hormone (FSH), dan
luteinizing hormone (LH). Kandungan progestin dalam kontrasepsi
menyebabkan supresi hormon yang berperan dalam siklus mentsruasi
sehingga siklus menstruasi terganggu (Sety, 2013). Ada beberapa gangguan
menstruasi yang muncul akibat penggunaan kontrasepsi implan antara lain
(Purwoastuti & Walyani, 2015):
1) Hiperminora
Hipermenora adalah perdarahan haid yang banyak dan lebih lama dari
normal sekitar 6-7 hari dan ganti pembalur 5-6 kali perhari.
2) Hipomonera
Hipomenora adalah perdarahan haid yang lebih pendek dari normal
sekitar 1-2 hari.
3) Polimenorea
Polimenorea merupakan keadaan dimana wanita mengalami menstruasi
dua kali atau lebih dalam sebulan.
4) Oligomenorea
Oligomenorea merupakan keadaan dimana siklus menstruasi memanjang
lebih dari 25 hari, tetapi jumlah perdarahan tetap sama
5) Amenorea
Amenorea merupakan keadaan tidak terjadi menstruasi pada seorang
wanita.
b. Peningkatan berat badan
Mayoritas pengguna kontrasepsi implan tidak merasakan peningkatan berat
badan diawal pemasangan KB implan. Namun, akseptor KB baru
mengeluhkan perubahan berat badan saat mengalami kenaikan berat badan
yang signifikan sehingga perhitungan status gizi akseptor implan yang
ditemukan dalam kategori overweight atau obesitas. Menurut penelitian
Gallo et al. (2016) menunjukkan bahwa setelah pemasangan KB implan
selama 1 bulan akseptor mengalami kenaikan berat badan 2 kg dan akseptor
KB tidak merasakan kenaikan tersebut karena jumlah kenaikan yang kecil.
c. Efek samping lain akibat dari ketidakseimbangan hormon antara lain
menurunkan kepadatan tulang, menurunkan libido, sakit kepala, mood
change, leukorrhea, hot flushes, timbul permasalahan kulit seperti jerawat,
nyeri payudara, dan nyeri di daerah abdomen (Banafa et al., 2017).
10. Waktu Memulai Menggunakan Implant
Menurut Affandi (2012), adapun waktu yang tepat untuk memulai
menggunakan implan antara lain:
a. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke- 7 tidak diperlukan
metode kontrasepsi tambahan.
b. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan.
Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan
hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari
saja.
c. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini
tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
d. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan. Insersi
dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai
metode kontrasepsi lain.
e. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi
dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksul
selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari.
f. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya
dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien
tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan
benar.
g. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal (kecuali IUD)
dan klien ingin menggantinya dengan implan, insersi implan dapat dilakukan
setiap saat, asal saja yakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai
datangnya haid berikutnya.
h. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah IUD dan klien ingin menggantinya
dengan implan, implan dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien
jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. IUD segera dicabut.
i. Pasca keguguran implan dapat diinsersikan

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Bira dkk. (2012). Buku Panduan Praktis Pelassyanan Kontrasepsi. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Armini, N. K. A. et al. (2016) Buku Ajar Keperawatan Maternitas 2. Surabaya:


Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

Banafa, N. S. et al. (2017) ‘Knowledge and Attitude about Side Effect of Implanon
(Implant) among Women Attend Primary Health Center-Al Mukalla District
Yemen’, Acta Scientific Medical Sciences, Vol 1(Issue 1), pp. 32–37.

Hartanto, H. (2010) Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan.

Purwoastuti, T. E. and Walyani, E. S. (2015) Panduan Materi Kesehatan Reproduksi &


Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Nurhayati, dkk. (2013). Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Tresnawati, Frisca. Asuhan Kebidanan. Jakarta: Pt Prestasi Pustakarya, 2013.

Romauli, Suryati. (2011). Buku Ajar ASKEB 1:Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika,

Sulistyawati, Ari. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta Selatan: Salemba


Medika

Saifuddin, Abdul Bari dkk. (2010). Buku Paduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Yuhedi, Taufika Lucky dan Titik Kurniawati. (2015). Buku Ajar Kependudukan dan
Pelayanan Kb. Jakarta: EGC
LAPORAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN ANC

Nama : Aan Diana Tempat Praktik : PKM Pasar Baru


Mahasiswa
NPM : 202191088 Tanggal Pengkajian : 30 Juni 2022

1. Data Umum Klien


Nama : Ny. E
Usia : 24 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Bangko
Tanggal pengkajian : 30 Juni 2022

Nama suami : Tn. J


Usia : 25 Tahun
Pekerjaan : Guru
Alamat : Bangko

2. Riwayat Keperawatan
A. Keluhan Utama
Ibu mengatakan datang ke Puskesmas Pamenang untuk memasang KB
Implant untuk menjarangkan kehamilannya karna menganggapnya cocok
dan aman untuk dirinya. Ibu belum mengetahui terlalu banyak tentang KB
implant

B. Riwayat Menstruasi
a. Menarche
Ibu mengatakan menstruasi pertama kali pada umur 14 tahun
b. Siklus
Ibu mengatakan jarak menstruasi sekarang dengan menstruasi yang akan
datang adalah 28 hari
c. Lama
Ibu mengatakan biasanya menstruasi selama 6 hari.
d. Banyaknya
Ibu mengatakan biasanya sehari ganti pembalut 2 kali
e. Teratur
Ibu mengatakan menstruasinya teratur
f. Sifat darah
Ibu mengatakan darah menstruasinya biasanya encer dan berwarna
merah segar
g. Disminore
Ibu mengatakan kalau menstruasi kadang merasakan nyeri perut
C. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelum belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

D. Riwayat Obstetri
1) Status Obsetri : G1 P1 A0 H1
2) Riwayat Persalinan dan Kehamilan yang lalu
Kehamilan Persalinan
Umur Jenis
Tahun Anak/bayi
kehamila Penyulit Penolong persalina
n n
9 bulan 10 Tidak Bidan Spontan Bayi lahir dengan kondisi
2021 hari ada sehat dan tidak ada
kelainan/kecatatan fisik.
BB 2.800 gram
PB 46 Cm
JK Perempuan

E. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit apapun, baik
yang menahun seperti hipertensi, jantung, penyakit menurun seperti DM,
asma dan penyakit menular seperti hepatitis, dan TBC. Klien juga
mengatakan tidak pernah mengalami sakit kepala sebelah ataupun
sampai sakit kepala yang sangat berat.

b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Ibu mengatakan dalam 1 tahun terakhir ini ibu tidak pernah mengalami
sakit hingga parah, dan tidak pernah menderita penyakit menahun
seperti
hipertensi, jantung, penyakit menurun seperti DM, Asma dan penyakit
menular seperti hepatitis, dan TBC.
F. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit
menular (TBC, Hepatitis), menahun seperti jantung dan hipertensi, menurun
(DM, Asma)

G. Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi maupun tindakan bedah
apapun

H. Riwayat persalinan
Ibu mengatakan status perkawinannya sah, menikah 1 kali pada umur 23
tahun dengan suami umur 24 tahun, lamanya sudah 1 tahun dan telah
memiliki anak 1 orang

I. Data Psikologi dan Spiritual


Pengambilan keputusan adalah suaminya namun mereka mendiskusikannya
secara bersama terlebih dahulu. Ibu telah membicarakan kepada suami dan
keluarganya untuk keinginannya ber-KB implant. Suami setuju apabila
istrinya menggunakan KB implan untuk menjarangkan kehamilannya.
Keluarga nya sholat 5 waktu dirumah.

J. Pola kesehatan
1) Pola nutrisi dan cairan
Frekuensi makan dalam sehari yaitu 3 kali dengan komposisi nasi, sayur
dan lauk pauk, kadang ada buah dalam porsi yang sedang dan frekuensi
minum air putih dalam sehari yaitu ± 8 gelas. Ibu kadang ngemil
makanan ringan seperti biskuit dan minum teh.

2) Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAK 5-6 kali/hari, warna kuning jernih, dan bau khas
urine, BAB 1kali/hari konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, dan
bau khas feses.

3) Pola aktivitas
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, menyuci,
menyapu, dll secara mandiri di rumah
4) Pola istirahat
Ibu mengatakan tidur siang ±1 jam/hari dan tidur malam ±8 jam/hari.

5) Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 3x/minggu,
dan ganti baju 2x/hari

K. Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda vital
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TB : 150 cm
BB : 50 Kg
TD : 120/90 mmHg
N : 83x/i
RR : 20x/i
S : 36,7ºC
2) Kepala :
a) Rambut : Panjang, lurus, distribusi merata, ketombe (-), lesi (-)
b) Muka : Pucat, tidak oedema.
c) Mata : Simetris kiri dan kanan, sklera putih, konjungtiva merah muda
d) Hidung : Bersih, tidak ada secret, dan tidak ada benjolan.
e) Telinga : Bersih, tidak ada serumen, simetris
f) Mulut : Bersih, mulut tidak ada stomatitis, gigi tidak caries, gusi
tidak berdarah
3) Dada dan axila
Bentuk bulat datar, tidak ada retraksi otot bantu nafas, tidak ada
krepitasi, pergerakan paru-paru kanan dan kiri sama, pernafasan
vasikuler tidak ada suara nafas tambahan

4) Ekstermitas
 Udem : Tidak ada.
 Varises : Tidak ada.
 Reflex patella : (+) kanan dan kiri
5) Abdomen
Tidak ada kelainan, tidak ada bekas operasi, tidak ada benjolan patologis,
tidak distensi, tidak ada pembesaran hati, tidak ada pembesaran limfe,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan kelenjar inguinalis.
6) Pemeriksaan Panggul
 Kesan panggul : Ginekoid.

7) Pemeriksaan genetalia
a) Vulva vagina
 Varises : Tidak ada
 Luka : Tidak ada
 Kemerahan : Tidak ada
 Nyeri : Tidak ada
 Pengeluaran pervagina : Tidak ada
b) Perineum
 Bekas luka : Tidak ada
 Lain-lainnya : Tidak ada
c) Anus
 Hemoroid : Tidak ada
 Lain-lainnya : Tidak ada
ANALISA DATA

DATA Etiologi Problem


DS : Keterbatasan kognitif Defisit pengetahuan
1. Ibu mengatakan datang ke Puskesmas
Pamenang untuk memasang KB
Implant untuk menjarangkan
kehamilannya.
2. Ibu mengatakan ingin memasang KB
implant karna menganggapnya aman
dan cocok untuk dirinya
3. Ibu mengatakan belum terlalu banyak
mengetahui tentang KB implant

DO :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV :
TD 120/90 mmHg
N 83x/i
RR 20x/i
S 36,7ºC
4. TB : 150 Cm
BB : 50 Kg
DAFTAR PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

Defisit pengetahuan b.d keterbatasan kognitif

INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa NOC NIC


keperawatan
1. Defisit Setelah dilakukan tindakan Edukasi kesehatan :
pengetahuan keperawatan selama 1x30 1. Identifikasi kesiapan dan
b.d keterbatasan menit diharapkan masalah kemampuan menerima
kognitif Defisit Pengetahuan dapat informasi
teratasi dengan outcome : 2. Identifikasi faktor-faktor yang
Tingkat Pengetahuan dapat meningkatkan dan
KH : menurunkan motivasi
1. Mampu menjelaskan 3. Sediakan materi dan media
kembali tentang KB penkes
Implant 4. Jadwalkan penkes sesuai yang
direncanakan
5. Berikan kesempatan pasien
untuk bertanya
6. Jelaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan
7. Ajarkan pada keluarga untuk
mengetahui efek samping KB
implant
8. Ajarkan ibu untuk melakukan
cuci tangan dengan 6 langkah
9. Ajarkan strategi yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
cuci tangan dengan 6 langkah
CATATAN PERKEMBANGAN

No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan
1. Kamis, 30 Juni Defisit Edukasi kesehatan : Jam 10.30 WIB
2022 Jam 10.00 pengetahuan 1. Identifikasi kesiapan dan S :
WIB b.d kemampuan menerima informasi 1. Ibu mengatakan telah dilakukan tindakan
keterbatasan 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat KB implant
kognitif meningkatkan dan menurunkan 2. Ibu mengatakan senang telah diberi
motivasi informasi secara lengkap tentang KB
3. Sediakan materi dan media penkes Implant
4. Jadwalkan penkes sesuai yang O :
direncanakan 1. Ibu kooperatif
5. Berikan kesempatan pasien untuk 2. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang
bertanya KB Implant dengan kalimatnya sendiri
6. Jelaskan faktor risiko yang dapat 3. Ibu dapat melakukan 6 langkah cuci
mempengaruhi kesehatan tangan yang benar dengan arahan
7. Ajarkan pada keluarga untuk perawat
mengetahui efek samping KB A : Masalah defisit pengetahuan teratasi
implant P : (Lakukan kunjungan rumah untuk
8. Ajarkan ibu untuk melakukan cuci melakukan konseling pasca pemasangan)
tangan dengan 6 langkah
9. Ajarkan strategi yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan cuci
tangan dengan 6 langkah
CATATAN PERKEMBANGAN
No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. Jumat, 01 Juli Defisit Edukasi kesehatan : Jam 11.30 WIB
2022 Jam 11.00 pengetahuan b.d S:
WIB keterbatasan 1. Perawatan luka insisi di rumah 1. Ibu mengatakan tidak ada mengalami keluhan
kognitif 2. Mungkin akan terdapat memar, bengkak setelah kemarin di pasang KB Implant
atau sakit di daerah insisi selama 2. Ibu mengatakan kondisinya saat ini baik-baik
beberapa hari, hal ini normal. saja tanpa keluhan kesehatan yang dirasakan
3. Jaga luka insisi tetap kering dan bersih 3. Ibu mengatakan telah memahami perawatan
selama paling sedikit 48 jam. pada daerah bekas ditusuk pemasangan KB
4. Luka insisi dapat mengalami infeksi bila implant
basah saat mandi atau mencuci pakaian. O:
5. Jangan membuka pembalut tekan selama 1. Ibu kooperatif
48 jam dan biarkan bandaid di tempatnya 2. Ibu dapat mengingat dan menjelaskan
sampai luka insisi sembuh (umumnya 3- kembali tentang KB Implant dengan
5 hari). kalimatnya sendiri
6. Klien dapat segera bekerja secara rutin. 3. Ibu dapat melakukan 6 langkah cara cuci
7. Hindari benturan atau luka di daerah tangan yang benar dengan arahan perawat
tersebut atau menambahkan tekanan. A : Masalah defisit pengetahuan teratasi
8. Setelah luka insisi sembuh, daerah P : (Lakukan kunjungan rumah untuk
tersebut dapat disentuh dan dibersihkan mengevaluasi ulang pengetahuan ibu tentang KB
dengan tekanan normal. implant serta ajarkan cara 6 langkah cuci tangan
9. Bila terdapat tanda-tanda infeksi seperti yang benar)
demam, daerah insisi kemerahan dan
panas atau sakit yang menetap selama
beberapa hari, segera kembali ke klinik
CATATAN PERKEMBANGAN
No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. Sabtu, 02 Juli Defisit Edukasi kesehatan : Jam 10.30 WIB
2022 Jam 10.00 pengetahuan S:
WIB b.d 1. Evaluasi kegiatan sebelumnya 1. Ibu mengatakan tidak ada mengalami
keterbatasan 2. Anjurkan ibu untuk tetap jaga keluhan setelah kemarin di pasang KB
kognitif kesehatan dan konsumsi makan- Implant
makanan yang bergizi dan seimbang 2. Ibu mengatakan kondisinya saat ini
serta minum air mineral 8 gelas per baik-baik saja tanpa keluhan kesehatan
hari yang dirasakan
3. Anjurkan ibu untuk ke pelayanan O:
kesehatan jika mengalami keluhan 1. Ibu kooperatif
kesehatan seperti sakit, dll 2. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang
KB implant dengan kalimatnya sendiri
3. Ibu dapat melakukan 6 langkah cara
cuci tangan yang benar dengan mandiri
A : Masalah defisit pengetahuan teratasi
P : (anjurkan ibu untuk jaga kesehatan dan
menerapka 6 langkah cuci tangan yang benar
di kesehariannya)

Anda mungkin juga menyukai